Anda di halaman 1dari 11

UJIAN TENGAH 

SEMESTER
TAHUN AKADEMIK
2022 - 2023
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Mata Kuliah : KEMUHAMMADIYAHAN( AIK 3 )


Prodi /Semester : TEKNIK INFORMATIKA (TI) / III (tiga)
Mahasiswa : Ade anugerah 211220042
Hari/Tgl : 03 Nopember 2022
Sifat : Take Home

PETUNJUK MENGERJAKAN SOAL


1.  Jawaban UTS diketik di file word dengan 1,5 spasi ukuran kertas A4
2.  Dikerjakan secara urut
3.  File jawaban diserahkan paling lambat tgl. 8 Nopember 2022, pukul 23.00
dalam bentuk file word, di upload ke google class room (pada slot UTS)
4. Dilarang keras copypaste, jika ditemukan,mahasiswa yang memberi dan yang
menerima KOPIAN sama-sama tidak mendapatkan nilai (diskualifikasi)
5. Tulis nama dan NIM pada lembar jawaban ananda
6. BERDOALAH terlebih dahulu sebelum mengerjakan/menjawab soal
Soal :

1. Jelaskan pengertian dan ruang lingkup pembaharuan dalam Islam


2. Jelaskan gagasan pembaharuan dari para pembaharu masa klasik sampai kontemporer
3. Bandingkan ide-ide pembaharuan dari para tokoh-tokoh pembaharu dalam Islam
4. Gerakan pembaharuan di Indonesia terwadahi antara lain perkumpulan Al Irsyad,
Sarekat Islam, Persatuan Islam dan Muhammadiyah, jelaskan letak perbedaan gerakan
pembaharuan 4 (empat) organisasi gerakan pembaharuan Islam tersebut di atas.
5. Jelaskan setting realitas keumatan bangsa Indonesia sebelum Muhammadiyah berdiri
6. Jelaskan realitas pendidikan dan politik bangsa Indonesia sebelum Muhammadiyah
didirikan
dan bagaimana proses berdirinya muhammadiyah.
7. Jelaskan maksud dan tujuan Muhammadiyah sejak berdiri hingga sekarang
8. Jelaskan kondisi sosial, ekonomi, politik, budaya, dan keagamaan bangsa Indonesia
sebelum
berdirinya Muhammadiyah!
9. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya
Muhammadiyah!
10.Dalam “Kepribadian Muhammadiyah” ada pertanyaan tentang apa itu
Muhammadiyah?
a. Mengapa muncul pertanyaan tersebut? Jelaskan latar belakang sejarah lahirnya
Kepribadian Muhammadiyah!
b. Apa yang dimaksud Muhammadiyah itu sendiri? Jelaskan secara etimologis dan
terminologis!
11. Jelaskan bagaimana pandangan Muhammadiyah terkait hidup dan kehidupan ini?
Dalam pandanganMuhammadiyah, bagaimana seharusnya setiap muslim
menjalankan
hidup dan kehidupannya di dunia?
12. Menurut Muhammadiyah, hukum berorganisasi dalam kegiatan dakwah itu wajib.
Jelaskan pendapatSaudara mengenai pernyataan ini?
13. Salah satu sifat Muhammadiyah adalah lapang dada dan luas pandangan dengan tetap
berpegang teguh kepada ajaran Islam. Jelaskan makna pernyataan ini, kaitkan dengan
model
dakwah Muhammadiyah yang berprinsip pada musyawarah atas dasar taqwa?
14. Isi pokok yang ke 3 dari matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah
(MKCHM)
adalah: Muhammadiyah dalam mengamalkan islam berdasarkan : Al-qur’an dan
sunnah
rasul, Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh nabi
Muhammad SAW.Dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
Jelaskan maksud menggunakan akal pikiran sesuai dengan ajaran islam.

JAWAB

1) Ruang Lingkup Pembaharuan


-  Pra Modernis
Kelompok pembaharu pra modernis dan yang se-ide dengannya lebih menekankan
pada aspek pemurnian ajaran Islam dalam bidang akidah, syariah, dan akhlaq dari
subversi ajaran yang bukan Islam dan tidak dapat di-Islamkan. Meskipun demikian
mereka tidak melupakan aspek politik dan sosial ekonomi.
-  Modernis Klasik
Kelompok modernis klasik sudah lebih jauh me-langkah dari apa yang diperjuangkan
oleh kekom-pok pra-modernis. Mereka bukan hanya sekedar mere-kontruksi bidang
teologi, akidah, dan ibadah, akan teta-pi sudah sampai pada tahap membicarakan
mana yang disebut ajaran dasar dan pokok dan mana pula yang tidak dasar atau hanya
furu’. Mereka melakukan reaktuali-sasi penafsiran dan pemahaman Kitab suci dan
juga melakukan kritik tentang keotentikan suatu hadis secara tajam. Di antara mereka
ada yang bersikap hati-hati terhadap penerimaan hadis sebagai hujjah, seperti
Muhammad Abduh misalnya, dan ada yang meno-lak sama sekali hadis untuk
dijadikan hujjah. Dari kalangan mereka muncullah yang disebut golongan Quraniyah,
seperti Sayyid Ahmad Khan. Kelompok modernis ini berbicara banyak tentang
masalah eko-nomi, kenegaraan, penafsiran kontekstual dan mengam-bil metode
modern dalam kalian-kajiannya.
- Pasca Modernis
Pasca modernis dapat pula kita katakan sebagai neo revivalisme yang menekankan
pembaharuan pada bidang politik dan pendidikan. Mereka, para pembaharu ini ingin
agar adanya identitas khusus yang Islami; mereka berbeda dengan kaum modern
klasik dan pra modernis.
Demikianlah pembaharuan dalam Islam, dengan berbagai variasinya dapat
membangkitkan umat Islam dari kevakinan Intelektual dan kerusakan akidah.
Pembaharuan yang dimulai di dunia Arab menghembuskan angin segar ke seantero
dunia Islam, sehingga kaum muslimin menemukan kembali identitas dirinya dan
mampu pula membebaskan dirinya dari penjajahan dan kolonialisme Barat.
Ruang Lingkup Pembaharuan Dalam Dunia Islam
-Dibidang aqidah dan ibadah, pembaharuan di maksudkan untuk memurnikan ajaran
islam dari unsur-unsur asing dan kembali kepada ajaran yang murni dan utuh,
sehingga iman menjadi suci karena terus diperbaharui. Ini sesuai dengan hadis Nabi :
Dari Abu Hurairah, bahwasannya Nabi Saw bersabda, Tuhanmu berfirman : “Jaddidu
manakum” yang bermakna perbaharuilah imanmu (Hadist riwayat Ahmad). 
- Di bidang muamalah duniawiyah, pembaharuan dimaksudkan sebagai upaya
modernisasi atau pengembangan dalam aspek social, ekonomi, politik, pendidikan,
budaya dan lain-lain sepanjang tidak bertentangan dengan dan di bawah panduan Al-
Qur’an dan Hadis. Di sini umat islam bebas melakukan kreasi, inovasi, dan reformasi
kehidupan masyarakat muslim dengan berbagai metode dan pendekatan.
2) Periode Klasik
Periode klasik merujuk pada masa kemajuan dan kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua
fase, yakni fase ekspansi, integrasi dan kemajuan (650–1000 M) dan fase disintegrasi (1000–
1250 M).
Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani Umayyah, Islam
mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam meluas dari Afrika Utara sampai ke
Spanyol di belahan Barat, dan melalui Persia hingga ke India di belahan Timur. Daerah-
daerah itu tunduk di bawah kekuasaan Islam.
Ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol yang didiami oleh umat
Islam seperti Cordoba dan Granada. Sistem penerangan jalan dan sistem saluran air sangat
baik. Bangunan dengan arsitektur mengagumkan juga dibangun pada masa itu, seperti istana
Az Zahra Cordoba dan istana Alhambra Granada.
Sejumlah ulama besar juga bermunculan di fase ini. Seperti Imam Malik, Imam Abu Anifah,
Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Ada juga Imam al-Asya’ri, Imam al-
Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-Nazzam dan Al-Jubba’i dalam bidang Teologi.
Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan alHallaj dalam bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-
Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam bidang Falsafat. Lalu, ada Ibn Hayyam, al-
Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan dalam bidang agama dan non agama mengalami perkembangan pesat saat
itu. Ini disebabkan karena peradaban Islam saat itu sangat menjunjung tinggi akses ilmu
pengetahuan yang terbuka dari berbagai sumber. Mereka menghargai para ilmuwan lain
meskipun berasal dari kelompok berbeda seperti Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster
(Majusi). Mereka sama-sama berkontribusi mengembangkan ilmu untuk menjadikan dunia
lebih baik.
Sayangnya, pada fase disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah.
Baghdad dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258.
Selain itu, jika sebelumnya secara politik daerah-daerah Islam tunduk pada kekhalifahan
pusat, kekhalifahan sebagai simbol keutuhan politik mulai runtuh dan digantikan
pemerintahan otonom di berbagai kawasan.
Periode Pertengahan
Periode pertengahan sejarah peradaban Islam juga dibagi dalam dua fase, yaitu fase
kemunduran dan fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran (1250 – 1500 M),
desentralisasi dan disintegrasi meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara
Arab dan Persia semakin bertambah nyata.
Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari Arabia, Irak, Suriah,
Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara itu, bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri
dari Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah.
Fase kedua adalah tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800
M). Tiga kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di
Persia, dan kerajaan Mughal di India. Perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat kurang di
masa ini. Hasilnya, umat Islam semakin mundur saat tiga kerajaan tersebut mendapat banyak
tekanan.
Kekuatan militer dan politik menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan
bangsa Afghan, Kerajaan Mughal diserang raja-raja India, Kerajaan Usmani terpukul di
Eropa, sementara Mesir dikalahkan Prancis (Napoleon Bonaparte). Tentara muslim yang
kalah harus angkat kaki dari benua Eropa dan kerajaan-kerajaan barat bersatu dan mengusir
Islam dari Eropa.
Periode Modern
Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Umat Islam
mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi. Raja-raja dan para
pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam
kembali.
Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan awal (1800-
1967) dan kebangkitan kedua (1967- sekarang). Pada periode kebangkitan awal, muncul
kesadaran pentingnya pembaharuan dalam Islam, baik secara politik, militer, sosial, dan
budaya.
Sementara itu, pada kebangkitan kedua, kekalahan Arab oleh Israel tahun 1967 menjadi titik
yang menggugah umat. Kemudian berkembanglah pemikiran-pemikiran filosofis dan
metodologis dalam rangka pembaharuan Islam di era kontemporer.
(ERA)
3) a. Muhammad Ali Pasha (1789-1807 M) Menurut pandangan Muhammad Ali Pasha, salah
satu gagasan yang paling tepat untuk memajukan umat Islam adalah dengan gerakan
penerjemahan. Gerakan penerjemahan di abad ke-19 ini terjadi ketika barat dalam keadaan
maju, sedangkan Islam dalam masa kemunduran. Dengan penerjemahan buku buku Eropa itu,
akhirnya orang-orang Mesir mulai mengenal barat. Mereka juga mengenal filsafat Yunani
dan adat istiadat barat yang berlainan jauh. Penerjemahan menjadi gerbang bagi orang-orang
Mesir mengenali barat. Tidak hanya dengan membuat gerakan penerjemahan, Muhammad
Ali Pasha juga mengundang orang-orang Eropa untuk melatih milternya. Ia juga mendirikan
Sekolah Militer tahun 1815 M, Sekolah Teknik tahun 1816 M, Sekolah Kedokteran tahun
1827 M, Sekolah Pertanian dan Apoteker tahun 1829 M, Sekolah Pertambangan tahun 1834
M dan Sekolah Penerjemah tahun 1839 M. Selain itu, ia juga banyak mengirim pelajar ke
Prancis untuk belajar pengetahuan berupa sains dan teknologi barat di Prancis.
b. Al-Tahtawi. Diantara ide dan gagasan Al-Tahtawi adalah terkait pendidikan. Menurutnya
pendidikan bersifat universal. Artinya, pendidikan hendaklah menjadi hak semua golongan,
baik kaum lelaki maupun perempuan. Dan, masyarakat yang terdidik lebih mudah dibina dan
dapat menghindari pengaruh negatif. Selain itu, pendidikan bukan hanya terbatas pada
kegiatan belajar mengajar, melainkan juga membentuk kepribadian dan menanamkan
patriotisme. Bagi Al-Tahtawi, patriotisme adalah dasar yang kuat untuk mendorong orang
mendirikan suatu masyarakat yang berperadaban.
c. Jamaluddin Al-Afghani. Diantara gagasan Al-Afghani adalah bahwa Islam mundur bukan
karena Islam tidak sesuai dengan perkembangan zaman, sebagaimana anggapan orang. Umat
Islam mundur justru karena meninggalkan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya dan
mengikuti ajaran-ajaran yang datang dari luar Islam. Ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya,
menurut Al-Afghani tinggal di atas kertas. Selain itu, lemahnya persaudaraan antar umat
Islam juga termasuk penyebab terbesar dari kemunduran umat Islam. Tidak hanya di
kalangan awam, bahkan di kalangan alim ulama, persaudaraan antar sesama muslim hampir
hilang. Oleh sebab itu, menurut Al-Afghani, persatuan umat Islam mesti diwujudkan kembali
untuk mencapai kemajuan. Hanya dengan bersatu dan bekerja sama satu sama lain, Islam
akan meraih kembali kemajuannya.
d. Muhammad Abduh. Muhammad Abduh berpandangan bahwa penyakit yang melanda
negaranegara Islam adalah kerancuan pemikiran agama umat Islam akibat datangnya
peradaban barat dan adanya tuntutan modernisasi. Kaum Muslimin menghadapi kemunduran
yang berkepanjangan sehingga mereka tidak siap menghadapi modernisasi. Ia berpendapat
bahwa sebab kemunduran umat Islam adalah sikap jumud di tubuh umat Islam. Jumud yaitu
keadaan statis sehingga umat tidak siap menerima perubahan. Sikap itu akhirnya membawa
umat pada kemunduran umat.
e. Rasyid Ridha. Diantara gagasan pembaharuannya adalah reformasi dunia pendidikan yakni
dengan menambahkan kurikulum baru dalam sekolah-sekolah Islam. Kurikulum tersebut
seperti teologi, sosiologi, filsafat, ilmu bumi, sejarah, ekomoni, ilmu kesehatan, dan bahasa
asing. Bukti konkret Rasyid Ridha dalam menuangkan pembaharuannya dalam Islam,
dituangkan dalam sebuah tafsir yang terkenal yaitu Tafsir Al-Manar. f. Sultan Mahmud II.
Perubahan penting yang dilakukan Sultan Mahmud II dan yang kemudian berpengaruh besar
pada pembaharuan dalam Islam adalah perubahan dalam dunia pendidikan. Sehingga, Sultan
Mahmud II menginstruksikan agar dalam madrasah-madrasah ditambah dengan kurikulum
umum. Bahkan, secara khusus Sultan Mahmud II mendirikan Sekolah Umum (Mekteb-I
Ma’arif) dan Sekolah Sastra (Mekteb-I Ulum-u Edibiye). Ia bahkan mendirikan Sekolah
Kedokteran, Sekolah Militer, Sekolah Tehnik dan Sekolah Pembedahan.

g. Muhammad Iqbal. Secara ringkas ide-ide pembaharuan Muhammad Iqbal adalah sebagai
berikut:
1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan Islam, dan pintu ijtihad tidak
tertutup. 2. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dalam berpikir. 3. Perhatian
yang berlebihan terhadap zuhud membuat masyarakat kurang memperhatikan masalah-
masalah dunia dan kemasyarakatan. 4. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang
dimiliki barat. Untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi Umat Islam, maka
Muhammad Iqbal menawarkan konsep dinamisme Islam. Sehingga, umat Islam harus
membangkitkan kembali tradisi keilmuan dengan membuka pintu ijtihad. Hukum Islam
tidaklah bersifat statis, tetapi dinamis dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Oleh karena itu, pintu ijtihad tidak pernah tertutup. Di dalam ijtihad, terdapat aspek
perubahan. Dan, dengan adanya perubahan itulah, dinamika umat manusia berasal. Paham
dinamisme Islam inilah yang membuat Iqbal mempunyai kedudukan penting dalam
pembaruan Islam.
2. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dalam berpikir. 3. Perhatian yang
berlebihan terhadap zuhud membuat masyarakat kurang memperhatikan masalah-masalah
dunia dan kemasyarakatan. 4. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki
barat. Untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi Umat Islam, maka Muhammad
Iqbal menawarkan konsep dinamisme Islam. Sehingga, umat Islam harus membangkitkan
kembali tradisi keilmuan dengan membuka pintu ijtihad. Hukum Islam tidaklah bersifat
statis, tetapi dinamis dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu,
pintu ijtihad tidak pernah tertutup. Di dalam ijtihad, terdapat aspek perubahan. Dan, dengan
adanya perubahan itulah, dinamika umat manusia berasal. Paham dinamisme Islam inilah
yang membuat Iqbal mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam.

4) Abduhpun melepaskan diri dari aliran-aliran dan mazhab, sedangkan Ridha masih terikat


pada aliran dan mazhab. Meskipun demikian, secara garis Ridha masih mengikuti ide
pembaharuan gurunya itu. Mu'tazilah. Sedangkan faham-faham yang dimiliki Muhammad
Rasyid Ridha lebih dekat dengan faham-faham ahl al-Sunnah.

5) Kondisi sosial, ekonomi, politik, budaya, dan keagamaan sebelum berdirinya


Muhammadiyah ialah banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran nenek moyang dan campur
tangan pemerintah Belanda. Lebih jelasnya dibahas sebagai berikut

Pembahasan

1. Politik

Realitas politik, terutama politik Islam, sebelum berdirinya Muhammadiyah sangat


dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda melalui
perwakilannya yaitu Snouck Hurgronje. Snouck Hurgronje yang menjabat sebagai penasihat
pemerintah belanda dalam hal urusan pribumi di Indonesia, memberikan sedikit kelonggaran
terhadap perkembangan Islam daripada periode sebelumnya.

namun, hal itu dianggap belum cukup bagi tokoh pendiri Muhammadiyah. Sehingga kondisi
ini dianggap tidak adil dan diperlukan perubahan melalui pembentukan organisasi
Muhammadiyah.

2. Sosial-budaya

masyarakat Jogjakarta pada masa sebelum berdirinya organisasi Muhammadiyah sangat jawa
sentris dan mengikuti kebudayaan nenek moyang pendahulu mereka.  

Perilaku sosial yang penuh nilai-nilai kesopanan dan kelembutan tetap mereka lestarikan.
Begitu juga dengan kebudayaan masyarakat yang sangat kental akan kegiatan mistis dan
ritual-ritual yang di ajarkan secara turun-temurun.

3. Keagamaan
Kondisi keagamaan cenderung mengarah pada kegiatan bid'ah, khurafat, dan takhayul.
Kegiatan-kegiatan ini cenderung melenceng dari ajaran Islam yang seharusnya bersih dari
hal-hal semacam itu. Sehingga diperlukan adanya pemurnian ajaran Islam yang terbebas dari
bid'ah, khurafat, dan takhayul.

6)- Pendidikan sebelum Muhamaddiyah masuk ke indonesia


Gagasan K. H. Ahmad Dahlan tentang pendidikan berawal dari ketidakpuasan dirinya ketika
melihat adanya dualisme sistem pendidikan, yaitu sistem pendidikan Islam yang berbasis
di pesantren-pesantren dan sistem pendidikan sekuler
- Politik sebelum Muhamaddiyah masuk ke indonesia

Realitas politik, terutama politik Islam, sebelum berdirinya Muhammadiyah sangat


dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda melalui
perwakilannya yaitu Snouck Hurgronje. Snouck Hurgronje yang menjabat sebagai penasihat
pemerintah belanda dalam hal urusan pribumi di Indonesia, memberikan sedikit kelonggaran
terhadap perkembangan Islam daripada periode sebelumnya.

namun, hal itu dianggap belum cukup bagi tokoh pendiri Muhammadiyah. Sehingga kondisi
ini dianggap tidak adil dan diperlukan perubahan melalui pembentukan organisasi
Muhammadiyah.

Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 di Desa Kauman, Yogyakarta.


Organisasi ini didirikan tepat setelah KH. Ahmad Dahlan tiba dari Tanah Suci, Mekkah. Di
Mekkah, pria bernama asli Muhammad Darwis ini mewarisi ilmu yang didapatnya dari
belajar agama dan tinggal bersama ulama setempat
7) Maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

8) Kondisi sosial, ekonomi, politik, budaya, dan keagamaan sebelum berdirinya


Muhammadiyah ialah banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran nenek moyang dan campur
tangan pemerintah Belanda. Lebih jelasnya dibahas sebagai berikut

Pembahasan

1. Politik

Realitas politik, terutama politik Islam, sebelum berdirinya Muhammadiyah sangat


dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda melalui
perwakilannya yaitu Snouck Hurgronje. Snouck Hurgronje yang menjabat sebagai penasihat
pemerintah belanda dalam hal urusan pribumi di Indonesia, memberikan sedikit kelonggaran
terhadap perkembangan Islam daripada periode sebelumnya.
namun, hal itu dianggap belum cukup bagi tokoh pendiri Muhammadiyah. Sehingga kondisi
ini dianggap tidak adil dan diperlukan perubahan melalui pembentukan organisasi
Muhammadiyah.

2. Sosial-budaya

masyarakat Jogjakarta pada masa sebelum berdirinya organisasi Muhammadiyah sangat jawa
sentris dan mengikuti kebudayaan nenek moyang pendahulu mereka.  

Perilaku sosial yang penuh nilai-nilai kesopanan dan kelembutan tetap mereka lestarikan.
Begitu juga dengan kebudayaan masyarakat yang sangat kental akan kegiatan mistis dan
ritual-ritual yang di ajarkan secara turun-temurun.

3. Keagamaan

Kondisi keagamaan cenderung mengarah pada kegiatan bid'ah, khurafat, dan takhayul.
Kegiatan-kegiatan ini cenderung melenceng dari ajaran Islam yang seharusnya bersih dari
hal-hal semacam itu. Sehingga diperlukan adanya pemurnian ajaran Islam yang terbebas dari
bid'ah, khurafat, dan takhayul.

9) 1. Faktor subyektif

Faktor Subyektif yang sangat kuat, bahkan dikatakan sbagai faktor utama dan faktor penentu
yang mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah hasil pendalaman KHA. Dahlan terhadap
Al Qur'an dalam menelaah, membahas dan meneliti dan mengkaji kandungan isinya. Sikap
KHA. Dahlan seperti ini sesungguhnya dalam rangka melaksanakan firman Allah
sebagaimana yang tersimpul dalam dalam surat An-Nisa ayat 82 dan surat MUhammad ayat
24 yaitu melakukan taddabur atau memperhatikan dan mencermati dengan penuh ketelitian
terhadap apa yang tersirat dalam ayat. Sikap seperti ini pulalah yang dilakukan KHA. Dahlan
ketika menatap surat Ali Imran ayat 104 :

"Dan hendaklah ada diantara kamu sekalian segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-
orang yang beruntung ".

Memahami seruan diatas, KHA. Dahlan tergerak hatinya untuk membangan sebuah
perkumpulan, organisasi atau persyarikatan yang teratur dan rapi yang tugasnya berkhidmad
pada melaksanakan misi dakwah Islam amar Makruf Nahi Munkar di tengah masyarakat kita.

2. Faktor Obyektif

Ada beberapa sebab yang bersifat objektif yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah,
yang sebagian dapat dikelompokkan dalam faktor internal, yaitu faktor-faktor penyebab yang
muncul di tengah-tengah kehidupan masyarakat Islam Indonesia, dan sebagiannya dapat
dimasukkan ke dalam faktor eksternal, yaitu faktor-faktor penyebab yang ada di luar tubuh
masyarakat Islam Indonesia.
Faktor obyektif yang bersifat internal

a. Ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya Al-Quran dan as-Sunnah sebagai
satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat Islam Indonesia

b. Lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu menyiapkan generasi yang
siap mengemban misi selaku ”Khalifah Allah di atas bumi”

Faktor obyektif yang bersifat eksternal

a. Semakin meningkatnya Gerakan Kristenisasi di tengah-tengah masyarakat Indonesia

b. Penetrasi Bangsa-bangsa Eropa, terutama Bangsa Belanda ke Indonesia

c. Pengaruh dari Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam.

10)

a) Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah dilatar belakangi oleh kebutuhan


persyarikatan akan adanya rumusan yang dapat dijadikan pedoman bagi persyarikatan
Muhammadiyah.

b) Secara etimologis=lughafan, Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab yang berarti


pengikut-pengikut Muhammad SAW, sedangkan peninjauan terminologinya = istilah,
mengingat, sifat watak dan tujuannya, Muhammad menghimpun ummat Islam untuk
mengikuti jejak langkah nabi Muhammad SAW.

11) Muhammadiyah memandang bahwa Islam dalam pergumulan dengan kehidupan


sepanjang zaman harus diwujudkan dalam amal. Islam sangat menjunjung tinggi amal sejajar
dengan iman dan ilmu, sehingga Islam hadir dalam paham keseimbangan sekaligus membumi
dalam kehidupan. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam maupun warga Muhammadiyah
sebagai muslim benar-benar dituntut keteladanannya dalam mengamalkan Islam di berbagai
lingkup kehidupan, sehingga Muhammadiyah secara kelembagaan dan orang-orang
Muhammadiyah secara perorangan dan kolektif sebagai pelaku da’wah menjadi rahmatan lil
`alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.

12)Saya sangat mendukung pendapat Muhamaddiyah tersebut,Karena sesuai dengan tuntunan


Al-Quran,yang berbunyi: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh.” (QS. Ash Shof : 4).

13) "Lapang Dada, Luas Pandangdan Dengan Memectanct Teguh Ajaran Islam"
Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam masyarakat,
apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia. Tanpa adanya lapang
dada, kehidupan akan goncang. Dan prinsip "Memperbanyak Kawan" tentu berubah menjadi
"Memperbanyak Musuh". Namun bagaimana, pun dalam berlapang dada, kita tidak boleh kehilangan
identitas sebagai warga Muhammadiyah yang harus tetap memegang teguh ajaran Islam. Dengan
demikian, bebas tetapi tetap terkendali.

14) Manusia diberi akal oleh Allah agar dapat memilih dan membedakan mana yang benar
dan salah, mana yang baik dan buruk. Jika pilihannya sesuai dengan kehendak Allah,
mendapat pahala. Sebaliknya, jika tidak pada jalan Allah, mendapat dosa.

Anda mungkin juga menyukai