Anda di halaman 1dari 2

Halaman 3.26-3.

30

C. PERSPEKTIF KRITIS

Para Ilmuwan perspektif kritis menganggap bahwa organisasi sebagai alat privalise atau alat
penindasan. Perhatian mereka terfokus pada hubungan pemerasan oleh kelas privilase atau kelas
tertindas. Kelompok privilase dalam organisasi terdiri dari para pemilik, para eksekutif, kaum
etit secara politis dan aliran pemikiran dominan, seperti penawaran maskulin. Kaum tertindas
terdiri atas kaum pekerja, perempuan, minoritas, dan kelompok-kelompok terampas hak-haknya
dalam kehidupan organisasi.

Perspektif Kritis menentang perspektif interpretatif. Seorang ilmuwan kritis dalam komunikasi
organisasi menulis sebagai berikut :

Kajian interpretatif menunjukan bahwa realitas organisasi secara fundamental pada


hakikatnya adalah simbolis, tetapi tidak menyinggung proses struktur dalam (deep structure)
yang memunculkan realitas-realitas organisasi tertentu itu mengguncang pandangan dunia
yang saling bertentangan.

D. STATUS TERKINI

Hikmah dari ketiga perspektif ini dalam perkembangan disiplin akademis atau bidang studi
komunikasi organisasi :

1. Perspektif fungsional pada dasarnya muncul sebagai penghimpun serta pemandu konsep-
konsep dan teori-teori tentang komunikasi organisasi yang muncul di beberapa disiplin
ilmu yang lebih mapan, seperti sosiologi, psikologi, manajemen, antropologi, dan bahkan
filsafat.
2. Muncul kritikan tentang condong ke manajemen (managerially mentbiased) karena
perhatian terpusat pada pengelolaan kerja dan hubungan komunikasi dan efektivitas
organisasi.

Kesimpulan dari beberapa perspektif diatas adalah bahwa tidak ada satupun perspektif yang
mendominasi bidang studi komunkaasi organisasi. Sebagai salah satu bidang ilmu social,
komunikasi organisasi tidak mengenal perspektif yang paling benar dan perspektif interpretif
hanya merupakan salah satu alternative bidang yang pada hakikatnya berorientasi pada
pluralistis.

Anda mungkin juga menyukai