Anda di halaman 1dari 17

PENDAPATAN / PENGHASILAH DAERAH

BANDAR LAMPUNG

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Aplikasi Komputer

Oleh : Ridho Nurdiansyah

Npm : 21220010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

2022 M

1
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penilitian ini dengan tepat waktu. Dengan
pembuatan karya tulis ilmiah ini bermaksud untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar
Aplikasi Komputer yang diajukan oleh Bapak Apip Alan S.M.AK., CAPM.

Dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah
membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Kami menyadari bahwa karya tulis ilmiah
ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki pembuatan karya tulis selanjutnya.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini .Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini .Akhir kata ,
semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca .

Bandar Lampung, 27 mei 2022

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................................ 2

Daftar Isi................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................... 4
B. Tujuan Makalah.................................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah................................................................................................. 6

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Pendapatan Asli Daerah........................................................................................ 7


a. Defenisi Pendapatan Daerah .......................................................................... 7
b. Sumber Sumber Pendapatan Asli Daerah ...................................................... 7
c. Dasar Hukum Pendapatan Asli Daerah........................................................... 8
d. Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah............................................................. 8
e. Indikator Pendapatan Asli Daerah ................................................................. 9

2. Pajak..................................................................................................................... 9
a. Defenisi Pajak................................................................................................. 9
b. Fungsi Pajak.................................................................................................. 10
c. Syarat Pemungutan pajak.............................................................................. 11

3. Pajak Hotel........................................................................................................... 11
a. Defenisi Pajak Hotel....................................................................................... 11
b. Subjek Pajak Hotel......................................................................................... 12
c. Wajib Pajak Hotel.......................................................................................... 12
d. Objek Pajak Hotel.......................................................................................... 13
e. Dasar Pengenaan Pajak Dan Besarnya Tarif
Pajak Hotel.................................................................................................... 14
f. Indikator Pajak hotel..................................................................................... 14
g. Contoh Kasus................................................................................................ 14

4. Pajak Restaurant................................................................................................. 15

5. Bagi Hasil Pajak Provinsi kepada Kabupaten/Kota........................................... 15

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan...............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendapatan asli daerah adalah bagian dari pendapatan daerah yang bersumber dari
potensi daerah itu sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah tersebut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan undang-undang tentang keuangan negara, kekuasaan atas pengelolaan


kekayaan negara yang dipisahkan dilaksanakan oleh wakil pemerintah dalam kepemilikan
kekayaan negara yang dipisahkan yaitu dikuasakan kepada Menteri Keuangan. Sedangkan
pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan yang dananya bersumber dari APBD,
diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku kepala pemerintahan daerah.

Di era otonomi daerah seperti sekarang ini, daerah mendapat kewenangan yang lebih
besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Salah satu ciri dari kemapanan
suatu daerah dalam berotonomi adalah terletak pada kemampuan keuangannya. Untuk itu,
daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber
keuangannya sendiri, mengelola dan menggunakannya untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintah dan pembangunan daerahnya.

Pendapatan asli daerah memiliki peran terhadap pendapatan suatu daerah di dalam
negeri untuk menjalankan otonomi daerah. Dapat diketahui bahwa suatu daerah harus mampu
mengurus sendiri urusan daerahnya agar menjadi daerah yang mandiri dan salah satu upaya
untuk mencapai kemandirian daerah, peningkatan pendapatan asli daerah menjadi salah satu
instrumen fiskal yang tidak dapat dihindari dalam membangun perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.7

Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan perundang undangan, guna keperluan daerah yang bersangkutan dalam
membiayai kegiatannya. Pendapatan asli daerah merupakan salah satu sumber pendapatan
yang penting bagi daerah. Untuk daerah yang berhasil meningkatkan pendapatan asli
daerahnya secara nyata, mengindikasikan bahwa daerah tersebut telah dapat memanfaatkan
potensi yang ada secara optimal.8

4
Pendapatan asli daerah dapat dihasilkan melalui beberapa sumber penerimaan, yang
terdiri dari hasil pajak daerah (pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota), hasil retribusi
daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.9

Di kota Bandar Lampung hotel/jasa akomodasi lainnya menjadi sarana pendukung


beberapa objek wisata utama seperti Puncak Mas, Pantai Hiburan Duta Wisata, Pantai
Ringgung, Sarana Snorkling, Rumah Adat Lampung Olok Gading, Pantai Hiburan Tirtayasa,
Pulau Kubur, Air Terjun Sukadana Ham, Taman Hutan Raya Wan Abdul Rahman, Taman
Wisata Batu Putuk, dan masih banyak tempat wisata lainnya yang berada di seputaran Kota
Bandar Lampung.

Hotel dan akomodasi lainnya di kota Bandar Lampung dari tahun 2015-2019
terhitung memberikan peningkatan jumlah hotel, hotel-hotel ini tidak lepas dari kunjungan
pariwisata yang datang ke kota Bandar lampung tersebut.

Tabel
Jumlah hotel

Jumlah Tahun
Hotel 2015 2016 2017 2018 2019
Berbintang 17 17 15 24 21
Non berbintang 48 48 51 62 91
Jumlah 65 65 66 86 102
Sumber: Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung.

Target dan realisasi pajak hotel di kota Bandar Lampung dari tahun 2015-2019, yaitu
sebagai berikut:

5
Tabel

Target dan realisasi penerimaan pajak hotel kota Bandar


Lampung tahun 2015-2019

Tahun Target Pajak Hotel Realisasi Penerimaan Pajak


Hotel

2015 20.000.000.000,00 15.243.130.946,00


2016 21.000.000.000,00 18.586.994.392,00
2017 22.000.000.000,00 20.726.154.355.00
2018 22.500.000.000,00 27.229.417.356.00
2019 42.000.000.000,00 33.460.819.390.00
Sumber: Badan Pengelolaan Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Bandar Lampung 2020.

Pada makalah ini akan dibahas lebih jauh dan terperinci mengenai Pendapatan Asli
Daerah Dan serta kasus-kasus yang terjadi dan keselarasannya pada teori yang ada.

Tujuan Makalah

Sebagai masyarakat yang menginginkan agar aspirasinya didengarkan melalui


perwakilannya dalam struktur kepemerintahan atau dimana otonomi daerah diberlakukan
sehingga kita sepatutnya memiliki pemahaman mengenai kegiatan keungan pemerintah
daerah dalam Pendapatan Asli Daerah Bandar Lampung. Makalah ini disusun dengan tujuan
untuk memperoleh gambaran mengenai Pendapatan Asli Daerah. Disamping itu, makalah ini
disusun untuk melengkapi syarat penilaian Mata Kuliah pengantar Aplikasi komputer.

Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah, yaitu sebagai
berikut:

1. Bagaimana kontribusi pajak terhadap pendapatan asli daerah kota Bandar


Lampung?
2. Bagaimana pemerintah mengoptimalisasikan pendapatan asli daerah ?

6
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)


a. Defenisi Pendapatan Asli daerah

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004


pendapatan asli daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu penerimaan yang
diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut
berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan
yang berlaku.25

Menurut Halim pendapatan asli daerah (PAD) merupakan semua


penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya
sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peaturan
perundang-undangan yang berlaku.Sektor pendapatan daerah memegang
peranan yang sangat penting, karna melalui sektor ini dapat dilihat sejauh
mana suatu daerah dapat membiayai kegiatan pemerintah dan pembangunan
daerah.

b. Sumber Sumber Pendapatan asli daerah

Menurut Undang-Undang No 23 tahun 2014 pasal 285 ayat 1 tentang


sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari: .29

1) Hasil Pajak Daerah


2) Hasil Retribusi Daerah
3) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan
Daerah lainnya yang dipisahkan
4) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah (antara lain: hasil penjualan
asset tetap daerah dan jasa giro).

Menurut Mardiasmo pendapatan asli daerah (PAD) adalah penerimaan


daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik

7
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lainlain
pendapatan asli daerah (PAD) yang sah.30

c. Dasar Hukum Pendapatan Asli Daerah

Dasar hukum pendapatan asli daerah terdapat dalam Undang- Undang


No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.

Pengertian pendapatan asli daerah terdapat dalam Pasal 1 Undang-


Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yaitu pendapatan asli daerah,
selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang
dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

d. Optimalisasi Pendapatan Daerah


Untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian daerah serta
memperkuat struktur penerimaan daerah, mau tidak mau peranan pendapatan
asli daerah harus ditingkatkan, karena merupakan salah satu tolak ukur
kemampuan dan cerminan kemandirian daerah.Pendapatan asli daerah
merupakan salah satu sumber pembiayaan daerah yang utama dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.41

Upaya optimalisasi pendapatan asli daerah yang dapat dilakukan antara


lain sebagai berikut:45

1) Penyesuaian tarif pajak dan retribusi daerah sesuai perkembangan


harga dan tingkat inflasi. Hal ini perlu dilakukan mengingat banyak
sekali tarif pajak daerah tersebut telah diteatpkan sejak lama dan tidak
perna dirubah. Akibatnya penetapan tarif tersebut terlalu rendah
dibandingkan dengan perkembangan harga.

8
2) Penetapan tarif pajak baru sesuai dengan UU yang berlaku terhadap
beberapa potensi wajib pajak baru yang ada di daerah yang
bersangkutan.

3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendapatan asli


daerah dengan melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan objek pajak
tertentu.

4) Menciptakan lingkungan dan iklim yang kondusif bagi pengembangan


investasi dan perekonomian kota serta memfasilitasi investor domestik
dan asing bagi pelaksanaan investasi di daerah.

5) Meningkatkan sistem insentif bagi pejabat dan seluruh personil yang


terkait dalam mengelola pendapatan yan dilakukan.

e. Indikator Pendapatan Asli daerah

Adapun indikator pendapatan asli daerah menurut ketentuan (Purnomo,


2009) adalah sebagai berikut:

1) Hasil pajak daerah

2) Hasil retribusi daerah

3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

4) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

2. Pajak
a. Defenisi Pajak
Definisi pajak menurut UU No 16 tahun 2009 tentang perubahan
keempat atas UU No 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan UndangUndang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

9
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.62

b. Fungsi Pajak

Fungsi pajak berarti kegunaan pokok, manfaat pokok pajak itu sendiri.
Adapun fungsi pajak secara umum adalah:65

1). Fungsi Budgeter

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai


pengeluaran-pengeluarannya. Oleh karena itu fungsi ini sering pula dianggap
sebagai fungsi yang berusaha memasukkan uang sebanyak banyaknya ke
dalam kas negara.

2). Fungsi Reguletory (Pengaturan)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan


pemerintah dalam dalam bidang sosial dan ekonomi.

3). Fungsi Stabilitas

Sebagai alat penjaga stabilitas, pajak memiliki cakupan yang sangat


luas, seperti: stabilitas nilai tukar rupiah, stabilitas moneter bahkan bisa juga
stabilitas keamanan.

4) Fungsi Redistribusi

Pendapatan Pajak juga melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan


dari masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi
kepada masyarakat yang kemampuannya lebih rendah.

10
c. Syarat Pemungutan pajak

Sistem pemungutan pajak di Indonesia baik pajak pusat maupun pajak


daerah menganut tiga sistem pemungutan antara lain:67

1) Official Assesment System

Official Assesment System adalah sistem pemungutan pajak yang


memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri sistem pemungutan pajak ini adalah:

a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada


fiskus.

b) Wajib pajak bersifat pasif.

c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh


fiskus.

2) Self-assesment System

Self-Assesment System adalah sistem pemungutan pajak yang


memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya
pajak yang harus dibayar.

3) Withholding System

Withholding System adalah sistem pemungutan pajak yang memberi


wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya
pajak yang terutang oleh wajib pajak.

3. Pajak Hotel
a. Difinisi Pajak Hotel

Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Pengertian hotel di sini
termasuk juga rumah penginapan yang memungut pembayaran. Pengenaan
pajak hotel tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten/kota yang ada di

11
Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada
pemerintah kabupaten/kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu
jenis pajak kabupaten/kota.68

Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011, pajak hotel adalah pajak atas


pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa
penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan
dan kenyamanan.

Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk


jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel,
losmen, gubuk pariwisata, wisma parwisata, pesanggrahan, rumah penginapan
dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

Jasa penunjang adalah fasilitas ruang pertemuan atau seminar, ruang


resepsi perkawinan, sarana dan alat telekomunikasi, sarana perlengkapan
pertemuan/alat tulis kantor dan sejenisnya, pelayanan cuci, seterika,
transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel,
tetapi tidak termasuk fasilitas tempat olahraga dan hiburan atau jasa jamuan
hidangan/catering yang disediakan hotel, sebagaimana diatur dalam peraturan
daerah yang mengaturnya secara khusus tentang pajak hiburan dan pajak
restoran.

b. Subjek Pajak Hotel

Dalam melakukan pungutan atas pajak hotel, terdapat subjek pajak,


wajib pajak dan objek pajak hotel. Pada pajak hotel, yang menjadi subjek
pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas
pelayanan hotel.

Secara sederhana yang menjadi subjek pajak adalah konsumen yang


menikmati dan membayar pelayanan yang diberikan oleh pengusaha hotel.

c. Wajib Pajak Hotel

Yang menjadi wajib pajak adalah pengusaha hotel, yaitu orang pribadi
atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam lingkungan perusahaan atau
pekerjaannya melakukan usaha di bidang jasa penginapan.

12
d. Objek Pajak Hotel

objek pajak disini antara lain :

1) Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek. Dalam


pengertian rumah penginapan termasuk rumah kos dengan jumlah
kamar sepuluh atau lebih yang menyediakan fasilitas seperti rumah
penginapan. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek
antara lain: gubuk pariwisata (cottage), motel, wisma pariwisata,
pesanggrahan (hostel), losmen dan rumah penginapan.

2) Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau


tempat tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan
dan kenyamanan. Pelayanan penunjang antara lain telepon, faksimile,
teleks, fotokopi, pelayanan cuci, setrika, taksi dan pengangkutan
lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.

3) Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu


hotel, bukan untuk umum.

4) Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.

Dan yang tidak termasuk objek pajak adalah:

1) Jasa tempat tinggal asrama yang diselengarakan oleh pemerintah atau


pemerintah daerah

2) Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya

3) Jasa tempat tinggal dipusat pendidikan atau kegiatan keagamaan

4) Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti
asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis

5) Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh


hotel yang dapat dimanfaatkan

13
e. Dasar pengenaan pajak dan tarif pajak hotel

Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaraan yang


diterima atau seharusnya diterima hotel. Besar tarif pajak hotel adalah 10%
(sepuluh persen) dari pembayaran.
f. Indikator pajak hotel
Indikator pajak hotel dilihati dari pendapatan pajak hotel pertahun.

g. Contoh Kasus :

Seseorang menginap di Hotel “ABC” dengan harga/tarif kamar


Rp.200.000,00 sebelum discount. Pada saat keluar (check out time) yang
bersangkutan melakukan pembayaran atas:

Jasa sewa kamar                             Rp           200.000,-

Discount 50%                                 Rp           100.000,- (-)

Rp           100.000,-

Jasa binatu (laundry)                      Rp             50.000,-

Jasa makanan (restoran)              Rp           100.000,-

Jasa karaoke(hiburan)                    Rp           150.000,-

Jasa telepon                                     Rp           100.000,- (+)

Rp           400.000,-

14
Perhitungan Pajak Hotel adalah sebagai berikut :

Pajak Terutang  = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran yang dilakukan kepada hotel

= 10% x Rp.600.000

= Rp 60.000 (Enam Puluh Ribu Rupiah)

Dengan kata lain bahwa dalam hal ini perhitungan Pajak Hotel diskon
dinyatakan bukan komponen pengurang besarnya pajak terhutang.

4. Pajak Restoran

Pajak restoran adalah suatu jenis pajak yang dikenakan kepada orang pribadi
atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan yang dilakukan oleh restoran.
Pengelola restoran selaku wajib pajak berkewajiban memungut pajak ini yang tarif
setinggi-tingginya sebesar 10% yang ditetapkan melalui peraturan daerah. Tarif pajak
restoran sebesar 10%.

5. Bagi Hasil Pajak Provinsi kepada Kabupaten/Kota

Hasil penerimaan pajak provinsi sebagian diperuntukan bagi daerah


kabupaten/kota di wilayah provinsi yang bersangkutan dengan ketentuan sebagi
berikut:

 Hasil penerimaan pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas aair dan
bea daerah kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan paling sedikit 30%.

 Hasil penerimaan pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan pajak


pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan diserahkan
kepada daerah kabupaten/kota diprovinsi yang bersangkutan paling sedikit
70%.

15
 Bagian daerah kabupaten/kota ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan daerah
provinsi dengan memeperhatikan aspek pemerataan dan potensi antardaerah
kabupaten/kota.
 Penggunaan bagian daerah kabupaten/kota ditetapkan sepenuhnya oleh daerah
kabupaten/kota yang bersangkutan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Salah satu sumber pendapatan daerah adalah PendapatanAsli Daerah (PAD). Yang
dimaksud dengan PAD adalah hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun bersangkutan.

PAD merupakan bagian dari pendapatan daerah yang bersumber dari potensi daerah
itu sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah tersebut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Selain PAD, pendapatan daerah bersumber dari
Pendapatan Daerah Lainnya.

Setiap daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur keuangannya sendiri yang


bersumber dari pendapatan asli daerah dan pendapatan daerah lainnya, apabila suatu daerah
memiliki kemampuan untuk mengelola keuangannya sendiri menceriminkan daerah tersebut
mempunyai kemapanan dalam melaksanakan otonomi daerah.

Untuk mengoptimalkan keuangan daerahnya diperlukan keikutsertaan masyarakat


dengan cara membayar pajak dan retribusi kepada pemerintah daerah. Selain itu peran
pemerintah dalam mengelola keuangan daerahnya harus efektif dan efisien agar mendukung
pelaksanaan pembangunan daerah.

16
DARTAR PUSTAKA

Abid Muhtarom,”Analisis PAD (Pendapatan Asli Daerah) Terhadap Kesejahteraan

Masyarakat Kabupaten Lamongan Periode Tahun 2010-2015”, Jurnal Ekonomi,


Vol.13,No.1, Tahun 2015, h. 661. (30)

Betty Rahayu, “Analisis Potensi Pajak Hotel Terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Di

Kabupaten Gunungkidul”,(Skripsi: Program Sarjana Fakultas Ekonomi UNDIP,


2011), H.40. (68)

Carunia Mulya Firdausy, Kebijakan Dan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Dalam Pembangunan, (Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018), h.2. (7)

Irma Yuliani, Pengaruh Belanja Dan Investasi Terhadap Kemandirian Dan Pertumbuhan

Ekonomi Daerah, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), h.64. (8)

Marsyahrul, Tony. 2004. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Grasindo.

Muhammad Fauzan, Hukum Pemerintahan Daerah, Kajian Tentang Hubungan Keuangan

Antara Pusat Dan Daerah, (Yogyakarta: UII Press 2006), h.235.(9)

Phaureula Artha Wulandari Dan Emy Iryanie, Pajak Daerah Dalam Pendapatan Asli Daerah,

(Yogyakarta: Deepublish, 2018), H.23. (25)

Sri Narwanti, Perpajakan (Yogyakarta: Istana Media, 2018), h.1.,h29 (62 , 65)

Thomas Sumarsan, Perpajakan Indonesia: Pedoman Perpajakan Yang Lengkap Berdasarkan

Undang-Undang Terbaru Edisi Kelima, (Jakarta: Indeks, 2017), H.13. (67)

Undang-Undang RI No 23 Tahun 2014 Pasal 285 Ayat 1. (29)

Windhu Putra,Tata Kelola Ekonomi Keuangan Daerah, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada,

2008), h.161. (41,45)

17

Anda mungkin juga menyukai