Anda di halaman 1dari 3

Bismillahirahmanirahim,

Assalamualaikum, warahmatullahi wabarakatuh

Sahabatku, semua...

Kali ini saya ingin membaca catatan sejarah tentang keteladanan antara murid dan guru yaitu.

IMAM MALIK DAN IMAM SYAFI’I

Yang berjudul :

Tertawanya seorang Guru dan murid karena berbeda pendapat

Dikisahkan Imam Malik (guru Imam Syafii) dalam sebuah majlis menyampaikan :

Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab,

cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah

niscaya Allah akan meberikan Rezeki.

Lakukan yang menjadi bagianmu,

selanjutnya biarkan Allah mengurus lainnya.

Sementara #Imam_Syafii ( sang murid berpendapat lain) :

Seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya,

bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rezeki.

Kemudian Guru dan murid bersikukuh pada pada pendapatnya masing-masing.

Suatu saat tengah meninggalkan pondok,

Imam Syafii berjalan disuatu tempat yang dimana,

ditempat itu melihat serombongan petani tengah memanen anggur.


Kemudian Imam Syafi'i inisiatif untuk membantu petani yang sedang panen buah Anggur.

Setelah pekerjaan selesai, Imam Syafii diberikan beberapa ikat anggur sebagai balas jasa.

Imam Syafii merasa kegirangan,

bukan karena mendapatkan anggur,

tetapi pemberian itu telah menguatkan pendapatnya.

Jika burung tak terbang dari sangkar,

bagaimana ia akan mendapat rezeki.

Seandainya dia tak membantu memanen,

niscaya tidak akan mendapatkan anggur.

Kemudian bergegaslah dia menjumpai Imam Malik sang guru dan hendak memberikan anggur itu untuk
gurunya,

Sambil menaruh seluruh anggur yang didapatnya,

dia bercerita. . Imam Syafii sedikit mengeraskan bagian kalimat

“seandainya saya tidak keluar pondok dan melakukan sesuatu (membantu memanen), tentu saja anggur
itu tidak akan pernah sampai di tangan saya.”

Mendengar itu Imam Malik tersenyum,

seraya mengambil anggur dan mencicipinya.

Imam Malik berucap pelan.

“Sehari ini aku memang tidak keluar pondok...

hanya mengambil tugas sebagai guru,

dan sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur. .....

Tiba-tiba engkau datang sambil membawakan beberapa ikat anggur untukku.

Bukankah ini juga bagian dari rezeki yang datang tanpa sebab.

Cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan Rezeki.
Lakukan yang menjadi bagianmu,

selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.”

Guru dan murid itu kemudian tertawa bersama.

Dua Imam madzab mengambil dua hukum yang berbeda dari hadits yang sama.

Begitulah cara Ulama bila melihat perbedaan, bukan dengan cara menyalahkan orang lain dan hanya
membenarkan pendapatnya saja..

Semoga dapat menjadi pelajaran buat kita semua..

Silahkan di share semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai