Anda di halaman 1dari 4

MATERI KULIAH

ADABUL FATWA WAL MUFTI WAL MUSTAFTI

Oleh:
1. Abu Ma’shum al Lathifi
2. Najib Ali

Ma’had Aly Pesantren Maslaku Huda fi Ushul al-Fiqh


Kajen Margoyoso Pati
2022/2023 M.

1
Tata cara fatwa orang yang berfatwa dan orang yang meminta fatwa
Ketahuilah bahwa bab ini sangat penting sekali ,jadi saya senang mendahulukan bab
ini karena menjadi kebutuhan umum ,dan saya mengarang kitab ini mengumpulkan dari
argumen teman teman saya ,diantaranya adalah Abu al-Qasim al-Simari, syekh Sahib al-
Hawi. Kemudian Al-Khatib Abu Bakr Al-Hafiz Al-Baghdadi, lalu Syekh Abu Amr Ibn Al-
Salah ; masing masing dari mereka menyebutkan hal hal penting atau berharga yang tidak
disampaikan dua lainnya,dan saya meninjau ketiga bukunya ,dan saya merangkum dari ketiga
buku tersebut menjadi rangkuman yang mengandung hal hal penting yang disebutkannya ,
dan saya mengumpulkan hal hal yang berharga dari perbedaan pendapatnya.
Pendahuluan
Pentingnya berfatwa, besarnya bahaya berfatwa,
dan keutamaan berfatwa
Ketahuilah bahwa berfatwa memiliki bahaya besar, banyak keutamaan; karena orang
yang berfatwa adalah pewaris para nabi, dan pelaksanaanya fardhu kifayah ;tetapi orang yang
berfatwa dapat menimbulkan kesalahan, itulah sebabnya meraka berkata : orang yang
berfatwa adalah otoritas allah swt.
Kami meriwayatkan dari Ibn al-Munkadir, yang mengatakan: orang yang berilmu
berada diantara allah dan ciptaannya ,maka lihatlah bagaimana dia bisa masuk diantaranya.
Kami meriwayatkan dari ulama Salaf dan Para Penerus yang menahan diri dari
memberikan fatwa tentang banyak hal yang terkenal, di antaranya kami akan menyebutkan
surat yang diberkahi :
Kami meriwayatkan dari Abd al-Rahman bin Abi Laila, beliau berkata: Saya
menemukan seratus dua puluh kaum Ansar dari para sahabat Rasulullah, semoga Allah
memberkati dia dan memberinya kedamaian, yang ditanyai dari salah satu mereka tentang
suatu masalah, dan mengembalikan masalah ini untuk ini, dan ini untuk ini, sampai kembali
ke yang pertama.
Dan ada satu riwayat : tidak ada dari sahabat anshor yang berbicara tentang kejadian
baru kecuali kecintaan kepada saudaranya saja . dan tidak ada yang meminta fatwa atas suatu
perkara kecuali terhadap kecintaan pada saudaranya dan fatwa fatwa dari saudaraya sudah
cukup .
Diriwayatkan dari Ibn Masoud dan Ibn Abbas, semoga Allah meridhoi mereka:
Seseorang yang memberikan fatwa dalam segala hal yang ditanyakan, dia gila.
Diriwayatkan dari Al-Sha’bi, Al-Hassan, dan Abu Husain – Al-Tabi'in, mereka
berkata: Jika salah satu dari Anda mengeluarkan fatwa tentang suatu masalah , dan bahkan
jika masalah itu datang ke Omar Ibn Al-Khattab, ra dengan dia, dia akan mengumpulkannya
orang Badar.

2
Dan diriwayatkan dari Ata' bin Al-Sa'ib Al-Tabi'i: Saya menemukan orang-orang
bertanya tentang sesuatu dan dia berbicara sambil bergemuruh.
Dan diriwayatkan dari ibnu abbas dan muhammad bin ajlan : ketika ada orang yang
berilmu dia ditanyai dan menjawab "saya tidak tahu" maka dikenai atau diperbolehkan
memerangi orang tersebut .
Diriwayatkan dari Sufyan bin Uyaynah dan Sahnun: orang orang yang berani untuk
fatwa adalah yang paling sedikit ilmunya .
Dan dari imam Syafi'i, beliau pernah ditanyai oleh seseorang atas suatu masalah dan
beliau tidak menjawabnya,dan beliau berkata pada orang tersebut ; sampai aku tahu yang
lebih itu diam atau menjawab .

Dan dari Asrom ; Aku mendengar dari imam ahmad bin hambal beliau
memperbanyak mengucapkan "saya tidak tahu" dan jawaban itu beliau lontarkan pada
permasalahan yang sudah diketahui qoul qoul tentang permasalahan itu .

Dan dari Haitsam bin jamil ; Saya melihat imam malik ditanyai 48 permasalahan dan
pada 32 permasalahan beliau menjawab "saya tidak tahu"

Dan dari imam malik lagi, ketika beliau ditanyai 50 permasalahan,dan beliau tidak
menjawab satu pun dari pertanyaan tersebut ,dan beliau berkata ; barang siapa yang ingin
menjawab suatu permasalahan maka hendaknya sebelum menjawab dia membentankan
dirinya antara surga dan neraka, dan bagaimana jelasnya kemudian baru menjawab .
Dan dari beliau ( Iman malik ) ditanyai suatu permasalahan,kemudian beliau
menjawab : saya tidak tahu ! ,kemudian orang yang bertanya berkata : ini kan permasalahan
yang mudah dan remeh ,kemudian imam malik marah dan berkata : tidak ada dalam ilmu
sesuatu yang remeh .
Imam Syafi'i berkata ; Aku tidak pernah mengetahui seorangpun yang Allah telah
mengumpulkan/ menganugrahi dalam diri seseorang alat-alat fatwa seperti pada Ibnu
uyainah, yang memilih diam saat dimintai fatwa.
Abu hanifah berkata ; kalau bukan karena takut Ilmuku dihilangkan Allah maka aku
tidak akan berfatwa ; karena fatwa bisa menjadikan kenyamanan bagi banyak orang, dan
menjadikan beban untuk diriku.
Dan ucapan mereka tentang ini sudah terkenal.
Imam Assoymari dan Imam Al khotib berkata ; Sedikit sekali orang yang sangat ingin
berfatwa, dan berlomba-lomba berfatwa, dan tekun dalam berfatwa ; kecuali sedikitnya taufiq
(dari Allah), dan kecemasan dalam setiap urusannya ; jika dia tidak suka pada hal-hal
tersebut, tidak memperdulikan tuntutan fatwa, dan menyerahkan suatu permasalahan pada
orang lain, maka pertolongan Allah kepadanya sangat banyak, dan kebenaran dalam
jawabannya lebih dominan.

3
Mengambil dalil dari ucapan rosulullah dalam hadist shohih : (( Janganlah kamu
meminta jabatan, sebab jika kamu diberinya karena meminta, maka kamu akan dipikulkan
tanggung jawab sepenuhnya, dan jika kamu diberi (jabatan) tanpa meminta, maka kamu akan
ditolong)).

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai