Anda di halaman 1dari 19

TERJEMAHAN HAL.

22-34

SIFATUL MAR'AH SHALIHAH

Berkata ibnu hazm rahimahullah taala dalam kitab "akhlak, siar dan mudhwatun
nufus" Jikalau keutaman ilmu itu hanya ketika orang bodoh menghormatimu dan
para ulama menyayangi dan menghormatimu maka itu bisa menjadi alasan
wajibnya menuntut ilmu, bagaimana lagi dengan keutamaan-keutamaan ilmu yang
lain di dunia dan akhirat"

Ilmu adalah kunci dari berbagai jenis kunci rezeki seseorang.

Allah taala berfirman : Artinya: “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah,


niscaya diberi-Nya kelapangan dan diberi-Nya rezeki yang tidak diduga-duga.
Siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya dijamin-Nya, sesungguhnya Allah
sangat tegas dalam perintah-Nya dan Dialah yang mentakdirkan segala s suatu.”
(At thalaq : 2-3) ilmu adalah ketaqwaan paling agung di sisi allah.

Di riwayatkan dari al imam at tirmidzy rahimahullah dari Anas bin Malik


Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ia berkata.

“Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Salah seorang daripadanya mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan (saudaranya) yang lain bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu
kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia”

Hadist ini di bawakan oleh ayahku dalam kitabnya ''sahih al jami''' bahwa hadist ini
sahih ala syarti muslim.

Jika orang yang bekerja saja di berikan rizki oleh allah karna saudaranya yang
menuntut ilmu, bagaimana dengan orang yang mencari ilmu secara langsung.

Dan di riwayatkan oleh ibnu abdil bar dalam kitabnya ''al jami' fi bayanil ilmi
wafadhluhu'' juz pertama no. 221 dari jalan Mush'ab bin Abdillah bin Zubair beliau
berkata: berkata kepada kami ayah kami : carilah ilmu! jika engkau menuntut ilmu
di saat memiliki harta maka ilmu itu akan menambah kemuliaan untukmu dan jika
engkau tidak memiliki harta maka engkau akan mendapatkan harta karnanya. Atsar
ini sahih.
Rizki adalah sesuatu yang bisa membuat orang lelah mencarinya, mengorbankan
segala sesuatu yang mahal dan murah hanya untuk mendapatkanya, maka
seharusnya mereka sayang kepada diri mereka sendiri dan jangan mereka mengira
bahwa ilmu akan menghancurkan masa depan mereka, padahal ilmu itu akan
menjadi dasar dan pondasi yang kuat untuk membangun masa depan. namun
sayangnya kebanyakan manusia terpedaya dengan bisikan-bisikan setan dan tertipu
dengan kesibukan dunia dan lupa menuntut ilmu. Allah taala berfirman : ''Setan
menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat
keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu.
Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.'' (Al-baqarah 268)

Wahai para wanita sholehah berusahalah menjadi orang yang selalu berbekal
dengan ilmu yang bermanfaat agar engkau bisa menambah iman, ilmu,
pemahaman, dan kebaikanmu. karna barang siapa merasakan manisnya ilmu dan
kelezatannya di setiap harinya, maka iapun akan senantiasa bergegas untuk
mencari ilmu sbegaimana pencari dunia yang tidak pernah merasa kenyang dengan
dunianya, begitupula seorang ahli ilmu tidak akan pernah meremehkan ilmu dan
tidak akan pernah merasa kenyang dengannya.

Ayahku menulis satu bab dalam kitabnya ''al jami' as shohih mimma laisa fi
sahihain' tentang hadist no. 56 : seorang pencari imu tdak akan pernah kenyang
dengan ilmu.

Kemudian beliau menyebutkan hadist Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

“Ada dua orang yang tidak pernah merasa kenyang, (yaitu) penuntut ilmu agama
dan pencari dunia.”(HR. Hakim).

Seorang penyair bernama Ibnu an-Nuhas rahimahullah juga pernah


mengisayaratkan tahapan dalam menuntut ilmu, beliau berkata:

“ Hari ini belajar, besok juga begitu, barang siapa yang mengambil ilmu sedkit-
dikit, niscaya akan mendapatkan darinya hikmah, karena sesungguhnya air yang
melimpah itu terdiri dari tetesan-tetesan.

Dan akan di paparkan kepada pembaca beberapa contoh kisah semangatnya para
salaf yang laki-laki atau perempuan dalam menuntut ilmu.
Telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin Abdullah] berkata, telah
menceritakan kepadaku [Sulaiman] dari ['Amru bin Abu 'Amru] dari [Sa'id Al
Maqburi] dari [Abu Hurairah], bahwa dia berkata: ditanyakan (kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam: "Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling
berbahagia dengan syafa'atmu pada hari kiamat?" Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab: "Aku telah menduga wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada
orang yang mendahuluimu dalam menanyakan masalah ini, karena aku lihat betapa
perhatian dirimu terhadap hadits. Orang yang paling berbahagia dengan syafa'atku
pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas
dari hatinya atau jiwanya".[HR. Bukhari]

Dan beliau{imam Bukhari) rahimahullah membuat bab dalam sahihnya ''bab


apakah seorang wanita memilih satu hari untuk belajar ilmu agama. kemdian
beliau menyebutkan hadist dari Abu Sa’id Al Khudri:

Kaum wanita berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Kaum lelaki telah
mengalahkan kami untuk bertemu dengan engkau, maka berilah kami satu hari
untuk bermajelis dengan diri tuan.”

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berjanji kepada mereka satu hari untuk
bertemu mereka; lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberi pelajaran dan
memerintahkan kepada mereka.

Di antara yang disampaikannya adalah: “Tidak seorangpun dari kalian yang


didahului oleh tiga orang dari anaknya kecuali akan menjadi tabir bagi dirinya dari
neraka”.

Berkata seseorang: “Bagaimana kalau dua orang?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Juga dua.”(HR. Bukhari &


Muslim)

Dan di riwayatkan oleh imam bukhari dan muslim dari [Kuraib] Maula Ibnu
Abbas, bahwa Abdullah bin Abbas dan Abdurrahman bin Azhar dan Al Miswar
bin Makhramah mereka mengutusnya agar menemui Aisyah isteri Nabi shallallahu
'alaihi wasallam seraya berpesan, "Sampaikan salam kami kepadanya dan tanyakan
mengenai dua raka'at setelah Ashar kemudian katakanlah bahwa kami telah
mendengar kabar bahwa Anda menunaikannya padahal telah sampai kepada kami
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang dua raka'at itu." Ibnu
Abbas berkata, "Saya dan Umar pernah memukul beberapa orang karena
menunaikan dua raka'at setelah Ashar." Kuraib berkata; Maka saya pun menemui
Aisyah dan menyampaikan pesan-pesan mereka. Lalu Aisyah pun berkata,
"Tanyakanlah kepada [Ummu Salamah]." Akhirnya aku pun kembali kepada
mereka, dan menyampaikan komentar Aisyah. Kemudian mereka kembali
mengutusku untuk menemui Ummu Aisyah dan menanyakan pertanyaan yang
sama. Ummu Salamah menjawab, "Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam melarang shalat dua raka'at sesudah Ashar itu. Namun setelah itu,
saya melihat beliau melakukannya. Dan memang sebelum menunaikannya, terlebih
dahulu menunaikan shalat Ashar. Sesudah itu, beliau masuk menemuiku,
sementara di sisiku terdapat beberapa orang wanita Anshar dari Bani Haram,
kemudian beliau melaksanakan dua raka'at (Setelah Ashar itu). Lalu saya mengutus
seorang budak wanita seraya berkata padanya, "Berdirilah kamu di samping beliau,
dan katakanlah padanya, 'Ummu Salamah berkata; Wahai Rasulullah, saya telah
mendengar tuan melarang dua raka'at ini, namun saya melihat Anda
melakukannya.' Dan jika ia memberi isyarat dengan tangannya, maka mundurlah."
Budak wanita itu pun melakukannya, kemudian beliau memberi isyarat, maka
budak wanita itu pun mundur. Usai menunaikan shalat, beliau bersabda: "Wahai
binti Abu Umayyah, kamu tadi menanyakan tentang dua raka'at setelah Ashar.
Sesungguhnya saya telah didatangi oleh beberapa orang dari Bani Abdul Qais
dengan menyatakan keIslaman kaumnya hingga mereka menyibukkanku untuk
menunaikan dua raka'at setelah Zhuhur, maka dua raka'at ini sebagai
penggantinya."[HR.Muslim]

Dan di riwayatkan oleh imam muslim dalam sahihnya dari hadist Ummu Salamah
dari [Ummu Salamah] istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dia berkata; Aku
mendengar orang-orang membicarakan tentang telaga. Padahal aku belum pernah
mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Namun pada hari itu,
ketika aku sedang disisiri oleh budakku, tiba-tiba aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Wahai sekalian manusia, -Aku (Ummu
Salamah) katakan kepada budakku; - 'Berhentilah dahulu! Budakku menjawab;
Beliau hanya menyeru kaum laki-laki, bukan kaum wanita.' Lalu aku (Ummu
Salamah) katakan kepadanya; Bukankah aku juga termasuk manusia? Lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Aku mendahului kalian di telaga,
maka kemarilah. Pasti nanti akan datang seseorang dari kalian, namun dia akan
ditahan dari telaga tersebut sebagaimana ditahannya seekor unta yang tersesat.'
Lalu aku bertanya; kenapa demikian ya Rabb? Akan dikatakan kepadaku;
'Sesungguhnya kamu tidak tahu apa yang mereka perbuat sepeninggalmu. Maka
aku pun berkata; celakalah! [HR.Muslim]

Kemudian beliau menyebutkan hadist Aisyah bahwa [Aisyah] istri Nabi shallallahu
'alaihi wasallam tidaklah mendengar sesuatu yang tidak dia mengerti kecuali
menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sampai dia mengerti, dan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Siapa yang dihisab berarti dia
disiksa" Aisyah berkata: maka aku bertanya kepada Nabi: "Bukankah Allah Ta'ala
berfirman: "Kelak dia akan dihisab dengan hisab yang ringan" Aisyah berkata:
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya yang dimaksud
itu adalah pemaparan (amalan). Akan tetapi barangsiapa yang didebat hisabnya
pasti celaka". [HR. Bukhari]

Dan telah di riwyatkan juga oleh al khatib dalam kitab ''syarf ashabul hadist''
dengan sanad yang baik dari jalan Muhammad bin Ubaid, saat pengajian Imam al-
A’masy tidak menyukai santri yang duduk terlalu dekat dengan beliau. Saat ada
santri yang mencoba duduk mendekat, beliau akan langsung berhenti ngaji hadis,
lalu pulang. Pada suatu saat, ada seorang santri merasa kesulitan dalam mendengar
hadis. Dia pun mendekat kearah Imam al-A’masy. Dia menyangka Imam al-
A’masy tidak menyadarinya. Sialnya, ternyata sang Imam menyadari kehadiran
santri tersebut di dekatnya. Apa yang dilakukan Imam al-A’masy? Beliau
mengumpulkan dahaknya, lantas meludahkannya kearah santri tersebut. Si santri
pun hanya diam tanpa protes, karena takut memotong hadis yang disampaikan sang
Imam.

Dan di riwayatkan oleh Al Faswi dalam kitab ''alma'rifah wa tarikh'' bahwa imam
syu'bah pernah di sebutkan hadist yang belum bliau dengar beliau langsung berkata
: alangkah sedihnya diri ini.

Dan di riwayatkan pula oleh Abdullah bin Ahmad dalam kitab ''zawaid ilal'' dari
syu'bah beliau berkata : sesungguh di setiap kali aku melupakan hadist maka disaat
itu hatiku terasa sakit''.
Ayahku pernah berkata : jika engkau bisa menjadikan mimpimu di malam hari
dalam menuntut ilmu maka lakukanlah.''

Perhatian : yang di maksud dengan ilmu yang anjurkan adalah ilmu al kitab dan
sunnah.

berkata syaikhul islam ibnu taimiyyah dalam kitab majmu' alfatwa 3/329 "ilmu
yang di anjurkan itu adalah ilmu yang di ajarkan oleh nabi sallallahu alaihi
wasallam.

berkata al-hafidz ibnu hajar dalam kitab fathul bari bab ilmu : yang di maksud ilmu
adalah al-ilmu syar'i yang memberikan pengetahuan kepada seorang hamba untuk
menjalankan ibadah dan muamalahnya, kemudian ilmu tentang allah dan sifatnya
dan bagaimana cara mensucikan allah dari kekurangan.

ILMU DAN AMAL

Allah taala berfirman : Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang
paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan
kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar (QS. Al-isra' :9)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu
adalah sebaik-baik makhluk.Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ´Adn
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang
demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.(QS. Al-
Bayyinah 7-8)

Artinya: “Demi masa.Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-


orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk
kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."(QS. al-ashr 1-3)

Maka adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka
di dalam taman (surga) bergembira..(QS. Al-Rum 15)

Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Allah akan


menyempurnakan pahala bagi mereka dan menambah sebagian dari karunia-Nya.
Sedangkan orang-orang yang enggan (menyembah Allah) dan menyombongkan
diri, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih.(QS. An-Nisa'
173)

dan masih banyak lagi ayat ayat yang lain yang menjelaskan tentang keutamaan
mengamalkan ilmu.

- Ilmu adalah hujjah atas pemiliknya apabila tidak di amalkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Al-Qur’an itu akan menjadi hujjah yang membelamu atau yang akan
menuntutmu” (HR. Muslim no. 223).

- mengamalkan ilmu itu adalah buah dan manfaat dari ilmu sendiri. dan apabila
tidak di amalkan maka ilmu tersebut tidak akan mendatangkan manfaat dunia dan
agama.

keindahan ilmu ada pada pengamalannya.

berkata ibnul wardi dalam lamiyyahnya :

mengamalkan ilmu adalah ketetapan dan keselamatan ketika mengalami sekarat, di


dalam kubur, di hari kiamat, ketika melewati shirat dan keselamatan dari kengerian
neraka. semoga allah melindungi kita dari keburukan neraka.

para sahabat dan para salaf secara umum adalah orang yang mengagungkan dalil
dalil syari. mereka mempraktekan dan melaksanakan dalil-dalil syari lebih dari
pelaksanaan orang sakit terhadap saran-saran para dokter. mereka mencela siapun
yang tidak mengamalkan ilmu dan mereka takut apabila mereka tidak bisa
mengamalkan ilmu tersebut, dan ada beberapa dalil-dalil hadist yang menunjukan
itu:

Dari Ibnu Umar, sesungguhnya beliau menjumpai Umar bin al Khattab bersama
suatu rombongan. Saat itu Umar bersumpah dengan menyebut nama bapaknya.
Nabipun lantas memanggil rombongan tersebut lalu bersabda, “Ingatlah
sesungguhnya Allah melarang kalian untuk bersumpah dengan menyebut nama
bapak-bapak kalian. Siapa yang hendak bersumpah maka hendaknya bersumpah
dengan Allah atau jika tidak diam saja” (HR Bukhari no 5757).
berkata Umar radhiyallahu anhu : demi allah aku tidak lakukan itu setelah aku
mendengar rasulullah melarang itu.

Diriwayatkan dari Ummul Mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata,


“Semoga Allah merahmati para wanita generasi pertama yang ikut melakukan
hijrah, manakala turun ayat, “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung
ke dada mereka”, mereka segera merobek baju mantel mereka, untuk kemudian
menjadikannya sebagai penutup muka mereka”. (HR. imam Bukhari, Abu Daud,
Ibnu Jarir dalam kitab tafsirnya, Hakim, Baihaqi dan yang lainnya).

Dari Abu Sa'īd Al-Khudri -raḍiyallāhu 'anhu- ia berkata, ketika Rasulullah salat
bersama para sahabat, mendadak beliau melepas kedua sandalnya dan
meletakkannya di sebelah kirinya. Saat mereka melihat hal itu, maka mereka
melepaskan sandal mereka. Ketika Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah
selesai salat, beliau bersabda, "Mengapa kalian melepaskan sandal kalian?"
Mereka menjawab, "Kami menyaksikan engkau melepaskan sandal, sehingga kami
pun melepas sandal kami." Maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-
bersabda, "Sesungguhnya Jibril datang kepadaku dan memberitahuku bahwa di
sandalku ada najis atau kotoran." Dan beliau bersabda, "Jika salah seorang diantara
kalian datang ke masjid, maka hendaklah ia perhatikan; jika ia melihat kotoran atau
najis di kedua sandalnya, maka hendaklah mengusapnya dan kemudian salat
memakai kedua sandalnya tersebut."

hadist ini di sahihkan oleh ayahku dalam kitabnya ''al jami' sahih''

dari [Abu Sa'id Al Khudri], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri
menyampaikan khutbah, dan di antara isi khutbah beliau adalah: "Ketahuilah,
jangan sekali-kali seseorang terhalangi untuk menyampaikan kebenaran yang ia
lihat karena takut kepada orang." Abu Nadlrah berkata, "Lalu Abu Sa'id menangis
dan berkata, "Sungguh, demi Allah, kami telah melihat kemungkaran tersebut,
namun kami takut."[Ibnu Majah]

berkata abu said : aku berharap tidak pernah mendengarkan hadist ini

telah di riwayatkan oleh al khatib dalam kitab ''al jami' akhlaq ar rowi''
dari sufyan bin uyaynah beliau berkata : jika aku mengamalkan apa yang aku
ketahui, maka aku adalah orang yang paling berilmu, jika aku tidak mengamalkan
apa yang aku ilmu maka tidak ada orang terbodoh dariku. atsar ini sahih.

orang yang tidak mengamalkan ilmunya di sifati denga kebodohan , allah taala
berfirman :

Sesungguhnya bertobat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang
melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertobat. Tobat
mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana (QS.
An-Nisa' Ayat 17)

dan syeikhul islam menjelaskan kandungan ini sebagaimana yang di jelaskan di


atas dalam kitab beliau ''Majmu' fatawa' 7/538.

dan di riwayatkan oleh imam ad darimi rahimahullah dalam kitabnya


''Mukoddimatu sunanihi''(588) dari hasan al bashri berkata: aku mendapati orang-
orang dan yang melakukan ibadah haji ketika mereka melakukan ibadah haji
mereka tidak di kenal dari daerah asal mereka namun mereka di kenal dari
keilmuan mereka. maka itulah yang di maksud dengan ilmu yang brmanfaat. Atsar
ini shahih.

dan di riwayatkan juga al khatib al baghdadi dalam kitabnya ''al jami' liakhlak ar
rawi wa adab as sami'''(187) dari abdullah bin muhammad bin abdul aziz beliau
berkata ; aku ingin keluar menemui Suwaid bin Said dan aku berkata kepada imam
Ahmad rahimahullah agar beliau menuliskan bagiku surat rekomendasi maka
imam ahmad pun menulis : "ini adalah orang yang menulis hadist", maka akupun
berkata: wahai abu abdillah, pelayananku akan aku berikan kepadamu jika engkau
menulis "ini adalah ashabul hadist" maka imam ahmad berkata: shahibul hadist
menurut kami adalah yang mengamalkan hadsit tersebut. Atsar ini shahih.

berkata sebagian dari ulama' salaf : diantaranya Ahmad bin Hambal, Ayub bin abi
Tamimah, Hisyam bin Abi Abdillah ad distiwa'iy, Syufyan atsauri, Asya'biy,
Salam bin Salim dan yang lain, sampai Sufyan Atsauri berkata : Aku tidak
mendapati seseorang kecuali ia mengatakan itu (Andaikat aaku bisa selamat
dengan ilmuku, karna aku menahan diri dari sesuatu yang datang dari musuhku dan
sesuatu yang datang dari diriku)
berkata Syu'bah bin Hajjaj rahimahullah : Apabila Hisyam yakni Ad distiwa'i
berkata seperti ini bagaimana dengan kita.

berkata ibnu abi hatim dalam mukoddimah ''jarah wat ta'dil'': Mereka para salaf
merasa khawatir dengan jikan amalan terbaik mereka tidak di terima oleh allah.

dan di riwayatkan juga oleh al khaitb al baghdadi dalaam kitab "al jami'"(848) dari
Ali bin khasram beliau berkata : aku bertanya kepada Waki'; wahai abu syufyan
apaka engaku tau sesuatu yang bisa menguatkan hafalanmu, aku melihat engkau
datang, kemudian beliau mengatakan : meninggalkan maksiat akan membantu
seseorang dalam mengahafal.

berkata Syeikhul islam ibnu taimiyyah dalam kitab ''majmu' fatawa'' 3/333 : amalan

akan menguatkan ilmu sedangkan tidak mengamalkan ilmu akan membuat ilmu itu

lemah, Allah berfirman : Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah

memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang

fasik. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku!

Mengapa kamu menyakitiku, padahal kamu sungguh mengetahui bahwa

sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu?” Maka ketika mereka berpaling (dari

kebenaran), Allah memalingkan hati mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk

kepada kaum yang fasik.(QS.as-shaf : 5).

allah juga berfirman : Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan

mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur'an), dan

Kami biarkan mereka bingung dalam kesesatan.Dan (begitu pula) Kami

memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak
beriman kepadanya (Al-Qur'an), dan Kami biarkan mereka bingung dalam

kesesatan. (QS. al an'am : 110)

BERPEGANG TEGUH DENGAN SUNNAH

yang di maksud dengan sunnah : sunnah rasulullah sallallahu alaihi wasallam; yang

demikian karna allah memerintahkan : “Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah

kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dan janganlah kamu merusakkan segala

amalmu.”(QS: Muhammad : 33)

berpegang teguh dengan apa yang datang dari Nabi sallallahu alaihi wasallam

adalah keselematan, Allah taala berfirman: Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu

mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-

dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad),

"Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak

menyukai orang-orang kafir." (QS: alimran 31-32)

allah juga berfirman : Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul

(Nabi Muhammad) agar kamu dirahmati.(QS. annur : 56)

dan di riwayatkan oleh Imam ad darimiy dalam kitab "mukoddimah sunan" (97)

dari imam az zuhri beliau berkata : dahulu para ulama kami pernah berkata :

berpegang teguh dengan sunnah adalah keselamatan, dan ilmu akan di cabut (akhir
zaman) olehkarnanya hidupnya ilmu faktot hidupnya agama dan dunia ini, dan

hilangnya ilmu adalah hilangnya segala-galanya. Atsar ini sahih.

berpegang dengan sunnah adalah petunjuk yang di berikan kepada kami, allah

berfirman : Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul; jika

kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban Rasul (Muhammad) itu hanyalah

apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu hanyalah apa yang

dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat

petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan

jelas.”(QS. an-nur : 54), Allah juga berfirman : Dan demikianlah Kami wahyukan

kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah

mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman

itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia

siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya

kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.(Yaitu) jalan Allah

yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.

Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan.(QS.Asyura : 52-53), dan

Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu

semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan

(yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka

berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman
kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia,

supaya kamu mendapat petunjuk".(QS. al a'araf : 158).

Ayat-ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa berpeganf teguh kepada sunnah

adalah petunjuk ke jalan kebenaran, petunujuk untuk melakukan kebaikan, dan

barangsiapa yang mencari petunjuk dari selain sunnah rasulullah maka ia akan

mendapatkan kesesatan yang nayata.

dan tidaklah manusia di sesatkan oleh fitnah, terpecah menjadi kelompok-

kelompok semapalan dan turunnya kehinanaa kepada mereka kecuali karna mereka

tidak berpegang dengan risalah (sunnah) yang di bawa oleh Nabi mereka sallallahu

alaihi wasalam. semoga allah memberikan pertolongan kepada kita.

Berpegang teguh dengan sunnah adalah jalan menuju syurga allah, sebagaimana

yang di riwayatkan dalam hadist Bukhari rahimahullah dalam sahihnya dari jalan

sahabat Abu hurairah radhiyallahu anhu dari nabi sallallahu alaihi wasallam beliau

bersabda :

''Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan. Mereka bertanya: Wahai

Rasulullah, lantas siapa yang enggan? Beliau menjawab: Siapa yang taat kepadaku

akan masuk surga dan siapa yang membangkang kepadaku berarti ia enggan.''
Berpegang teguh dengan sunnah akan menjaga dan menjadi solusi seseorang dari

fitnah dan sunnah juga bisa mengeluarkan seseorang yang terjatuh kedalam suatu

kesesatan.

dan di riwayatakan dari al imam at-timidzi rahimahullah dalam hadist Abu Najih

Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wa sallam pernah memberikan nasehat kepada kami dengan sebuah nasehat yang

menyebabkan hati bergetar dan air mata berlinang, lalu kami berkata: ‘Ya

Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat orang yang akan berpisah, maka berilah

kami wasiat!

Beliau bersabda: ”Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah,

mendengar dan taat (kepada penguasa) meskipun kalian diperintah oleh seorang

budak Habasyi. Dan sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup

sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas

kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin

yang mendapatkan petunjuk. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian,

dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena setiap bid`ah adalah

sesat.” ( HR. Tirmidzi dan dia berkata bahwa hadits ini hasan shahih)''

Wahai wanita sholihah berpegang terguhlah dengan sunnah rasulullah sallallahu

alaihi wasallam maka engaku akan selamat, janganlah engkau sia-siakan umurmu
dari satu waktu ke waktu yang lain sedangkan engkau dalam satu kelompok (yang

tidak mendatangkan manfaat ukhrowi), maka ini adalah kerugian dan menyia-

nyiakan waktu. berkata Ayyub bin Abi Tamimah Asiktiyani rahimahullah :

''diantara tanda kebahagiaan orang arab dan a'jami adalah ketika allah mudahkan

langkah mereka dari awal untuk mengenal sunnah''

wahai wanita sholihah jadilah orang yang qona'ah dan yakin bahwa manhaj

berpegang teguh dengan sunnah dan pemahaman para sahabat adalah kebenaran,

dan apa yang selain dari itu adalah kesesatan yang nyata. Alah berfirman : Maka

itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada setelah kebenaran itu

melainkan kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling (dari kebenaran)? (QS.

Yunus : 32)

dan meragukan manhaj ini adalah kehinaan dan akan menjauhkan seseorang dari

kemudahan (tsabat) untuk menjawab pertanyaan dua malaikat Allah di alam kubur.

telah di riwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim rahimahumullah dari jalan

Asma' binti Abu Bakar radhiyallahu anhuma beliau berkata : Aku pernah menemui

‘Aisyah, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika terjadi gerhana matahari.

Saat itu orang-orang sedang melaksanakan shalat dan saat itu iapun berdiri shalat.

Setelah itu aku katakan kepadanya, Apa yang dilakukan orang-orang? Aisyah lalu

memberi isyarat dengan tangannya ke arah langit seraya berkata, Maha suci Allah.
Aku lalu berkata, Satu tanda kekuasaan Allah. Lalu dia mengiyakan dengan

memberi isyarat. Maka akupun ikut shalat sementara timbul perkara yang

membingungkanku, hingga aku siram kepalaku dengan air. Selesai shalat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan puja dan puji kepada Allah,

kemudian beliau bersabda: Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku,

kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini hingga surga dan neraka. Dan telah

diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan terkena fitnah dalam qubur kalian

seperti, atau hampir serupa dengan fitnah Dajjal yang aku sendiri tidak tahu fitnah

apakah itu. Asma` berkata, Setiap salah seorang dari kalian akan didatangkan

(dalam sidang), lalu dikatakan kepadanya, ‘Apa yang kamu ketahui tentang laki-

laki ini (Rasulullah)? ‘ Adapun orang beriman atau orang yang yakin -aku tidak

tahu mana yang Asma’ ucapkan-, lalu orang tersebut akan menjawab, ‘Dia adalah

Muhammad utusan Allah. Ia datang kepada kami membawa penjelasan dan

petunjuk. Kami lalu menyambutnya, beriman dan mengikuti seruannya.’ Maka

kepada orang itu dikatakan, ‘Tidurlah kamu dengan baik, sungguh kami telah

mengetahui bahwa kamu adalah orang beriman.’ Adapun Munafik atau pelaku

dosa besar -Aku tidak tahu mana yang diucapkan Asma’- akan menjawab, ‘Aku

tidak tahu siapa dia, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu maka aku

pun mengikuti ucapan tersebut’.


dan Abu Bakar Asiddik pernah mengatakan : tidak ada anugrah terbaik yang allah

berikan kepada seorang hamba setelah keyakinan melainkan Al-'fiyah. dan Atsar

ini telah tsabit dari beliau radhiyallahu anhuma dan di sebutkan dalam kitab

''Ashohih Al-Musnid'' yang di tulis oleh ayahku rahimahullah.

Dengan yakin dan kesabaran seseorang akan menjadikan imam dalam agama ini,

Allah berfirman : Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin

yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka

meyakini ayat-ayat Kami.(QS. As-sajdah : 24)

wahai wanita shalihah, berdakwahlah di jalan sunnah sesuai kemampuan dan

kapasitasmu dalam lingkungan rumahmu, anak-anakmu, dan saudara-saudaramu

dengan penuh kelembutan dan kesopanan agar engaku bisa mencontoh cara

rasulullah sallallahu alaihi wasallam sebagaimana yang di jelaskan oleh Imam At-

tirmidziy rahimahullah dalam kitabnya ''Sunanuhu'' dari hadist sahabat yang mulia

Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu dari nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda :

Allah akan memberikan “Nadhrah” kepada seseorang yang telah mendengarkan

ucapanku, lalu dia memahaminya, menghafalnya dan menyampaikannya, karena

berapa banyak para pembawa fikih, ada yang lebih faham lagi darinya”.

(Diishahikan oleh Albani dalam Shahihul Jami’: 2309)


Berkata Imam Ibnu Atsir rahimahullah dalam kitabnya ''An-Nihayah'' makna ''‫''نضر‬

adalah ''allah memberikan nikmat kepadanya'' yang makna dasarnya adalah ''wajah

yang indah'' namun yang di maksudkan dalam hadist tersebut adalah kebaikan

akhlaknya dan sadar diri atas kapasitasnya.

selalu berpegang teguh dengan sunnah maka allah pasti akan menolongmu, Allah

berfirman : Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah,

niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.(QS. Muhammad:

7)

Allah juga berfirman : (yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya

tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah.”

Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian

yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah

ibadah Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya.

Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa.(QS. Al-haj : 40)

Anda mungkin juga menyukai