22-34
Berkata ibnu hazm rahimahullah taala dalam kitab "akhlak, siar dan mudhwatun
nufus" Jikalau keutaman ilmu itu hanya ketika orang bodoh menghormatimu dan
para ulama menyayangi dan menghormatimu maka itu bisa menjadi alasan
wajibnya menuntut ilmu, bagaimana lagi dengan keutamaan-keutamaan ilmu yang
lain di dunia dan akhirat"
“Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Salah seorang daripadanya mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan (saudaranya) yang lain bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu
kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia”
Hadist ini di bawakan oleh ayahku dalam kitabnya ''sahih al jami''' bahwa hadist ini
sahih ala syarti muslim.
Jika orang yang bekerja saja di berikan rizki oleh allah karna saudaranya yang
menuntut ilmu, bagaimana dengan orang yang mencari ilmu secara langsung.
Dan di riwayatkan oleh ibnu abdil bar dalam kitabnya ''al jami' fi bayanil ilmi
wafadhluhu'' juz pertama no. 221 dari jalan Mush'ab bin Abdillah bin Zubair beliau
berkata: berkata kepada kami ayah kami : carilah ilmu! jika engkau menuntut ilmu
di saat memiliki harta maka ilmu itu akan menambah kemuliaan untukmu dan jika
engkau tidak memiliki harta maka engkau akan mendapatkan harta karnanya. Atsar
ini sahih.
Rizki adalah sesuatu yang bisa membuat orang lelah mencarinya, mengorbankan
segala sesuatu yang mahal dan murah hanya untuk mendapatkanya, maka
seharusnya mereka sayang kepada diri mereka sendiri dan jangan mereka mengira
bahwa ilmu akan menghancurkan masa depan mereka, padahal ilmu itu akan
menjadi dasar dan pondasi yang kuat untuk membangun masa depan. namun
sayangnya kebanyakan manusia terpedaya dengan bisikan-bisikan setan dan tertipu
dengan kesibukan dunia dan lupa menuntut ilmu. Allah taala berfirman : ''Setan
menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat
keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu.
Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.'' (Al-baqarah 268)
Wahai para wanita sholehah berusahalah menjadi orang yang selalu berbekal
dengan ilmu yang bermanfaat agar engkau bisa menambah iman, ilmu,
pemahaman, dan kebaikanmu. karna barang siapa merasakan manisnya ilmu dan
kelezatannya di setiap harinya, maka iapun akan senantiasa bergegas untuk
mencari ilmu sbegaimana pencari dunia yang tidak pernah merasa kenyang dengan
dunianya, begitupula seorang ahli ilmu tidak akan pernah meremehkan ilmu dan
tidak akan pernah merasa kenyang dengannya.
Ayahku menulis satu bab dalam kitabnya ''al jami' as shohih mimma laisa fi
sahihain' tentang hadist no. 56 : seorang pencari imu tdak akan pernah kenyang
dengan ilmu.
Kemudian beliau menyebutkan hadist Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah ﷺbersabda,
“Ada dua orang yang tidak pernah merasa kenyang, (yaitu) penuntut ilmu agama
dan pencari dunia.”(HR. Hakim).
“ Hari ini belajar, besok juga begitu, barang siapa yang mengambil ilmu sedkit-
dikit, niscaya akan mendapatkan darinya hikmah, karena sesungguhnya air yang
melimpah itu terdiri dari tetesan-tetesan.
Dan akan di paparkan kepada pembaca beberapa contoh kisah semangatnya para
salaf yang laki-laki atau perempuan dalam menuntut ilmu.
Telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin Abdullah] berkata, telah
menceritakan kepadaku [Sulaiman] dari ['Amru bin Abu 'Amru] dari [Sa'id Al
Maqburi] dari [Abu Hurairah], bahwa dia berkata: ditanyakan (kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam: "Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling
berbahagia dengan syafa'atmu pada hari kiamat?" Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab: "Aku telah menduga wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada
orang yang mendahuluimu dalam menanyakan masalah ini, karena aku lihat betapa
perhatian dirimu terhadap hadits. Orang yang paling berbahagia dengan syafa'atku
pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas
dari hatinya atau jiwanya".[HR. Bukhari]
Kaum wanita berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Kaum lelaki telah
mengalahkan kami untuk bertemu dengan engkau, maka berilah kami satu hari
untuk bermajelis dengan diri tuan.”
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berjanji kepada mereka satu hari untuk
bertemu mereka; lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberi pelajaran dan
memerintahkan kepada mereka.
Dan di riwayatkan oleh imam bukhari dan muslim dari [Kuraib] Maula Ibnu
Abbas, bahwa Abdullah bin Abbas dan Abdurrahman bin Azhar dan Al Miswar
bin Makhramah mereka mengutusnya agar menemui Aisyah isteri Nabi shallallahu
'alaihi wasallam seraya berpesan, "Sampaikan salam kami kepadanya dan tanyakan
mengenai dua raka'at setelah Ashar kemudian katakanlah bahwa kami telah
mendengar kabar bahwa Anda menunaikannya padahal telah sampai kepada kami
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang dua raka'at itu." Ibnu
Abbas berkata, "Saya dan Umar pernah memukul beberapa orang karena
menunaikan dua raka'at setelah Ashar." Kuraib berkata; Maka saya pun menemui
Aisyah dan menyampaikan pesan-pesan mereka. Lalu Aisyah pun berkata,
"Tanyakanlah kepada [Ummu Salamah]." Akhirnya aku pun kembali kepada
mereka, dan menyampaikan komentar Aisyah. Kemudian mereka kembali
mengutusku untuk menemui Ummu Aisyah dan menanyakan pertanyaan yang
sama. Ummu Salamah menjawab, "Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam melarang shalat dua raka'at sesudah Ashar itu. Namun setelah itu,
saya melihat beliau melakukannya. Dan memang sebelum menunaikannya, terlebih
dahulu menunaikan shalat Ashar. Sesudah itu, beliau masuk menemuiku,
sementara di sisiku terdapat beberapa orang wanita Anshar dari Bani Haram,
kemudian beliau melaksanakan dua raka'at (Setelah Ashar itu). Lalu saya mengutus
seorang budak wanita seraya berkata padanya, "Berdirilah kamu di samping beliau,
dan katakanlah padanya, 'Ummu Salamah berkata; Wahai Rasulullah, saya telah
mendengar tuan melarang dua raka'at ini, namun saya melihat Anda
melakukannya.' Dan jika ia memberi isyarat dengan tangannya, maka mundurlah."
Budak wanita itu pun melakukannya, kemudian beliau memberi isyarat, maka
budak wanita itu pun mundur. Usai menunaikan shalat, beliau bersabda: "Wahai
binti Abu Umayyah, kamu tadi menanyakan tentang dua raka'at setelah Ashar.
Sesungguhnya saya telah didatangi oleh beberapa orang dari Bani Abdul Qais
dengan menyatakan keIslaman kaumnya hingga mereka menyibukkanku untuk
menunaikan dua raka'at setelah Zhuhur, maka dua raka'at ini sebagai
penggantinya."[HR.Muslim]
Dan di riwayatkan oleh imam muslim dalam sahihnya dari hadist Ummu Salamah
dari [Ummu Salamah] istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dia berkata; Aku
mendengar orang-orang membicarakan tentang telaga. Padahal aku belum pernah
mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Namun pada hari itu,
ketika aku sedang disisiri oleh budakku, tiba-tiba aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Wahai sekalian manusia, -Aku (Ummu
Salamah) katakan kepada budakku; - 'Berhentilah dahulu! Budakku menjawab;
Beliau hanya menyeru kaum laki-laki, bukan kaum wanita.' Lalu aku (Ummu
Salamah) katakan kepadanya; Bukankah aku juga termasuk manusia? Lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Aku mendahului kalian di telaga,
maka kemarilah. Pasti nanti akan datang seseorang dari kalian, namun dia akan
ditahan dari telaga tersebut sebagaimana ditahannya seekor unta yang tersesat.'
Lalu aku bertanya; kenapa demikian ya Rabb? Akan dikatakan kepadaku;
'Sesungguhnya kamu tidak tahu apa yang mereka perbuat sepeninggalmu. Maka
aku pun berkata; celakalah! [HR.Muslim]
Kemudian beliau menyebutkan hadist Aisyah bahwa [Aisyah] istri Nabi shallallahu
'alaihi wasallam tidaklah mendengar sesuatu yang tidak dia mengerti kecuali
menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sampai dia mengerti, dan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Siapa yang dihisab berarti dia
disiksa" Aisyah berkata: maka aku bertanya kepada Nabi: "Bukankah Allah Ta'ala
berfirman: "Kelak dia akan dihisab dengan hisab yang ringan" Aisyah berkata:
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya yang dimaksud
itu adalah pemaparan (amalan). Akan tetapi barangsiapa yang didebat hisabnya
pasti celaka". [HR. Bukhari]
Dan telah di riwyatkan juga oleh al khatib dalam kitab ''syarf ashabul hadist''
dengan sanad yang baik dari jalan Muhammad bin Ubaid, saat pengajian Imam al-
A’masy tidak menyukai santri yang duduk terlalu dekat dengan beliau. Saat ada
santri yang mencoba duduk mendekat, beliau akan langsung berhenti ngaji hadis,
lalu pulang. Pada suatu saat, ada seorang santri merasa kesulitan dalam mendengar
hadis. Dia pun mendekat kearah Imam al-A’masy. Dia menyangka Imam al-
A’masy tidak menyadarinya. Sialnya, ternyata sang Imam menyadari kehadiran
santri tersebut di dekatnya. Apa yang dilakukan Imam al-A’masy? Beliau
mengumpulkan dahaknya, lantas meludahkannya kearah santri tersebut. Si santri
pun hanya diam tanpa protes, karena takut memotong hadis yang disampaikan sang
Imam.
Dan di riwayatkan oleh Al Faswi dalam kitab ''alma'rifah wa tarikh'' bahwa imam
syu'bah pernah di sebutkan hadist yang belum bliau dengar beliau langsung berkata
: alangkah sedihnya diri ini.
Dan di riwayatkan pula oleh Abdullah bin Ahmad dalam kitab ''zawaid ilal'' dari
syu'bah beliau berkata : sesungguh di setiap kali aku melupakan hadist maka disaat
itu hatiku terasa sakit''.
Ayahku pernah berkata : jika engkau bisa menjadikan mimpimu di malam hari
dalam menuntut ilmu maka lakukanlah.''
Perhatian : yang di maksud dengan ilmu yang anjurkan adalah ilmu al kitab dan
sunnah.
berkata syaikhul islam ibnu taimiyyah dalam kitab majmu' alfatwa 3/329 "ilmu
yang di anjurkan itu adalah ilmu yang di ajarkan oleh nabi sallallahu alaihi
wasallam.
berkata al-hafidz ibnu hajar dalam kitab fathul bari bab ilmu : yang di maksud ilmu
adalah al-ilmu syar'i yang memberikan pengetahuan kepada seorang hamba untuk
menjalankan ibadah dan muamalahnya, kemudian ilmu tentang allah dan sifatnya
dan bagaimana cara mensucikan allah dari kekurangan.
Allah taala berfirman : Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang
paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan
kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar (QS. Al-isra' :9)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu
adalah sebaik-baik makhluk.Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ´Adn
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang
demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.(QS. Al-
Bayyinah 7-8)
Maka adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka
di dalam taman (surga) bergembira..(QS. Al-Rum 15)
dan masih banyak lagi ayat ayat yang lain yang menjelaskan tentang keutamaan
mengamalkan ilmu.
“Al-Qur’an itu akan menjadi hujjah yang membelamu atau yang akan
menuntutmu” (HR. Muslim no. 223).
- mengamalkan ilmu itu adalah buah dan manfaat dari ilmu sendiri. dan apabila
tidak di amalkan maka ilmu tersebut tidak akan mendatangkan manfaat dunia dan
agama.
para sahabat dan para salaf secara umum adalah orang yang mengagungkan dalil
dalil syari. mereka mempraktekan dan melaksanakan dalil-dalil syari lebih dari
pelaksanaan orang sakit terhadap saran-saran para dokter. mereka mencela siapun
yang tidak mengamalkan ilmu dan mereka takut apabila mereka tidak bisa
mengamalkan ilmu tersebut, dan ada beberapa dalil-dalil hadist yang menunjukan
itu:
Dari Ibnu Umar, sesungguhnya beliau menjumpai Umar bin al Khattab bersama
suatu rombongan. Saat itu Umar bersumpah dengan menyebut nama bapaknya.
Nabipun lantas memanggil rombongan tersebut lalu bersabda, “Ingatlah
sesungguhnya Allah melarang kalian untuk bersumpah dengan menyebut nama
bapak-bapak kalian. Siapa yang hendak bersumpah maka hendaknya bersumpah
dengan Allah atau jika tidak diam saja” (HR Bukhari no 5757).
berkata Umar radhiyallahu anhu : demi allah aku tidak lakukan itu setelah aku
mendengar rasulullah melarang itu.
Dari Abu Sa'īd Al-Khudri -raḍiyallāhu 'anhu- ia berkata, ketika Rasulullah salat
bersama para sahabat, mendadak beliau melepas kedua sandalnya dan
meletakkannya di sebelah kirinya. Saat mereka melihat hal itu, maka mereka
melepaskan sandal mereka. Ketika Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah
selesai salat, beliau bersabda, "Mengapa kalian melepaskan sandal kalian?"
Mereka menjawab, "Kami menyaksikan engkau melepaskan sandal, sehingga kami
pun melepas sandal kami." Maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-
bersabda, "Sesungguhnya Jibril datang kepadaku dan memberitahuku bahwa di
sandalku ada najis atau kotoran." Dan beliau bersabda, "Jika salah seorang diantara
kalian datang ke masjid, maka hendaklah ia perhatikan; jika ia melihat kotoran atau
najis di kedua sandalnya, maka hendaklah mengusapnya dan kemudian salat
memakai kedua sandalnya tersebut."
hadist ini di sahihkan oleh ayahku dalam kitabnya ''al jami' sahih''
dari [Abu Sa'id Al Khudri], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri
menyampaikan khutbah, dan di antara isi khutbah beliau adalah: "Ketahuilah,
jangan sekali-kali seseorang terhalangi untuk menyampaikan kebenaran yang ia
lihat karena takut kepada orang." Abu Nadlrah berkata, "Lalu Abu Sa'id menangis
dan berkata, "Sungguh, demi Allah, kami telah melihat kemungkaran tersebut,
namun kami takut."[Ibnu Majah]
berkata abu said : aku berharap tidak pernah mendengarkan hadist ini
telah di riwayatkan oleh al khatib dalam kitab ''al jami' akhlaq ar rowi''
dari sufyan bin uyaynah beliau berkata : jika aku mengamalkan apa yang aku
ketahui, maka aku adalah orang yang paling berilmu, jika aku tidak mengamalkan
apa yang aku ilmu maka tidak ada orang terbodoh dariku. atsar ini sahih.
orang yang tidak mengamalkan ilmunya di sifati denga kebodohan , allah taala
berfirman :
Sesungguhnya bertobat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang
melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertobat. Tobat
mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana (QS.
An-Nisa' Ayat 17)
dan di riwayatkan juga al khatib al baghdadi dalam kitabnya ''al jami' liakhlak ar
rawi wa adab as sami'''(187) dari abdullah bin muhammad bin abdul aziz beliau
berkata ; aku ingin keluar menemui Suwaid bin Said dan aku berkata kepada imam
Ahmad rahimahullah agar beliau menuliskan bagiku surat rekomendasi maka
imam ahmad pun menulis : "ini adalah orang yang menulis hadist", maka akupun
berkata: wahai abu abdillah, pelayananku akan aku berikan kepadamu jika engkau
menulis "ini adalah ashabul hadist" maka imam ahmad berkata: shahibul hadist
menurut kami adalah yang mengamalkan hadsit tersebut. Atsar ini shahih.
berkata sebagian dari ulama' salaf : diantaranya Ahmad bin Hambal, Ayub bin abi
Tamimah, Hisyam bin Abi Abdillah ad distiwa'iy, Syufyan atsauri, Asya'biy,
Salam bin Salim dan yang lain, sampai Sufyan Atsauri berkata : Aku tidak
mendapati seseorang kecuali ia mengatakan itu (Andaikat aaku bisa selamat
dengan ilmuku, karna aku menahan diri dari sesuatu yang datang dari musuhku dan
sesuatu yang datang dari diriku)
berkata Syu'bah bin Hajjaj rahimahullah : Apabila Hisyam yakni Ad distiwa'i
berkata seperti ini bagaimana dengan kita.
berkata ibnu abi hatim dalam mukoddimah ''jarah wat ta'dil'': Mereka para salaf
merasa khawatir dengan jikan amalan terbaik mereka tidak di terima oleh allah.
dan di riwayatkan juga oleh al khaitb al baghdadi dalaam kitab "al jami'"(848) dari
Ali bin khasram beliau berkata : aku bertanya kepada Waki'; wahai abu syufyan
apaka engaku tau sesuatu yang bisa menguatkan hafalanmu, aku melihat engkau
datang, kemudian beliau mengatakan : meninggalkan maksiat akan membantu
seseorang dalam mengahafal.
berkata Syeikhul islam ibnu taimiyyah dalam kitab ''majmu' fatawa'' 3/333 : amalan
akan menguatkan ilmu sedangkan tidak mengamalkan ilmu akan membuat ilmu itu
lemah, Allah berfirman : Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah
memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang
fasik. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku!
sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu?” Maka ketika mereka berpaling (dari
kebenaran), Allah memalingkan hati mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk
allah juga berfirman : Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan
mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur'an), dan
memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak
beriman kepadanya (Al-Qur'an), dan Kami biarkan mereka bingung dalam
yang di maksud dengan sunnah : sunnah rasulullah sallallahu alaihi wasallam; yang
kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dan janganlah kamu merusakkan segala
berpegang teguh dengan apa yang datang dari Nabi sallallahu alaihi wasallam
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-
"Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak
allah juga berfirman : Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul
dan di riwayatkan oleh Imam ad darimiy dalam kitab "mukoddimah sunan" (97)
dari imam az zuhri beliau berkata : dahulu para ulama kami pernah berkata :
berpegang teguh dengan sunnah adalah keselamatan, dan ilmu akan di cabut (akhir
zaman) olehkarnanya hidupnya ilmu faktot hidupnya agama dan dunia ini, dan
berpegang dengan sunnah adalah petunjuk yang di berikan kepada kami, allah
berfirman : Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul; jika
apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu hanyalah apa yang
jelas.”(QS. an-nur : 54), Allah juga berfirman : Dan demikianlah Kami wahyukan
kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah
mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman
itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia
kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.(Yaitu) jalan Allah
yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman
kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia,
Ayat-ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa berpeganf teguh kepada sunnah
barangsiapa yang mencari petunjuk dari selain sunnah rasulullah maka ia akan
kelompok semapalan dan turunnya kehinanaa kepada mereka kecuali karna mereka
tidak berpegang dengan risalah (sunnah) yang di bawa oleh Nabi mereka sallallahu
Berpegang teguh dengan sunnah adalah jalan menuju syurga allah, sebagaimana
yang di riwayatkan dalam hadist Bukhari rahimahullah dalam sahihnya dari jalan
sahabat Abu hurairah radhiyallahu anhu dari nabi sallallahu alaihi wasallam beliau
bersabda :
''Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan. Mereka bertanya: Wahai
Rasulullah, lantas siapa yang enggan? Beliau menjawab: Siapa yang taat kepadaku
akan masuk surga dan siapa yang membangkang kepadaku berarti ia enggan.''
Berpegang teguh dengan sunnah akan menjaga dan menjadi solusi seseorang dari
fitnah dan sunnah juga bisa mengeluarkan seseorang yang terjatuh kedalam suatu
kesesatan.
dan di riwayatakan dari al imam at-timidzi rahimahullah dalam hadist Abu Najih
Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam pernah memberikan nasehat kepada kami dengan sebuah nasehat yang
menyebabkan hati bergetar dan air mata berlinang, lalu kami berkata: ‘Ya
Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat orang yang akan berpisah, maka berilah
kami wasiat!
Beliau bersabda: ”Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah,
mendengar dan taat (kepada penguasa) meskipun kalian diperintah oleh seorang
budak Habasyi. Dan sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup
sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas
kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin
yang mendapatkan petunjuk. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian,
dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena setiap bid`ah adalah
sesat.” ( HR. Tirmidzi dan dia berkata bahwa hadits ini hasan shahih)''
alaihi wasallam maka engaku akan selamat, janganlah engkau sia-siakan umurmu
dari satu waktu ke waktu yang lain sedangkan engkau dalam satu kelompok (yang
tidak mendatangkan manfaat ukhrowi), maka ini adalah kerugian dan menyia-
''diantara tanda kebahagiaan orang arab dan a'jami adalah ketika allah mudahkan
wahai wanita sholihah jadilah orang yang qona'ah dan yakin bahwa manhaj
berpegang teguh dengan sunnah dan pemahaman para sahabat adalah kebenaran,
dan apa yang selain dari itu adalah kesesatan yang nyata. Alah berfirman : Maka
itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada setelah kebenaran itu
Yunus : 32)
dan meragukan manhaj ini adalah kehinaan dan akan menjauhkan seseorang dari
kemudahan (tsabat) untuk menjawab pertanyaan dua malaikat Allah di alam kubur.
telah di riwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim rahimahumullah dari jalan
Asma' binti Abu Bakar radhiyallahu anhuma beliau berkata : Aku pernah menemui
‘Aisyah, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika terjadi gerhana matahari.
Saat itu orang-orang sedang melaksanakan shalat dan saat itu iapun berdiri shalat.
Setelah itu aku katakan kepadanya, Apa yang dilakukan orang-orang? Aisyah lalu
memberi isyarat dengan tangannya ke arah langit seraya berkata, Maha suci Allah.
Aku lalu berkata, Satu tanda kekuasaan Allah. Lalu dia mengiyakan dengan
memberi isyarat. Maka akupun ikut shalat sementara timbul perkara yang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan puja dan puji kepada Allah,
kemudian beliau bersabda: Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku,
kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini hingga surga dan neraka. Dan telah
diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan terkena fitnah dalam qubur kalian
seperti, atau hampir serupa dengan fitnah Dajjal yang aku sendiri tidak tahu fitnah
apakah itu. Asma` berkata, Setiap salah seorang dari kalian akan didatangkan
(dalam sidang), lalu dikatakan kepadanya, ‘Apa yang kamu ketahui tentang laki-
laki ini (Rasulullah)? ‘ Adapun orang beriman atau orang yang yakin -aku tidak
tahu mana yang Asma’ ucapkan-, lalu orang tersebut akan menjawab, ‘Dia adalah
kepada orang itu dikatakan, ‘Tidurlah kamu dengan baik, sungguh kami telah
mengetahui bahwa kamu adalah orang beriman.’ Adapun Munafik atau pelaku
dosa besar -Aku tidak tahu mana yang diucapkan Asma’- akan menjawab, ‘Aku
tidak tahu siapa dia, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu maka aku
berikan kepada seorang hamba setelah keyakinan melainkan Al-'fiyah. dan Atsar
ini telah tsabit dari beliau radhiyallahu anhuma dan di sebutkan dalam kitab
Dengan yakin dan kesabaran seseorang akan menjadikan imam dalam agama ini,
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka
dengan penuh kelembutan dan kesopanan agar engaku bisa mencontoh cara
rasulullah sallallahu alaihi wasallam sebagaimana yang di jelaskan oleh Imam At-
tirmidziy rahimahullah dalam kitabnya ''Sunanuhu'' dari hadist sahabat yang mulia
Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu dari nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda :
berapa banyak para pembawa fikih, ada yang lebih faham lagi darinya”.
adalah ''allah memberikan nikmat kepadanya'' yang makna dasarnya adalah ''wajah
yang indah'' namun yang di maksudkan dalam hadist tersebut adalah kebaikan
selalu berpegang teguh dengan sunnah maka allah pasti akan menolongmu, Allah
berfirman : Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah,
7)
Allah juga berfirman : (yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya
tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah.”
ibadah Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya.