Anda di halaman 1dari 11

Teori Studi Sanad Hadis

1
Haya Karima Alfitri

2
Andree Tiono Kurniawan,M.Pd.I

1
Pendidikan Guru Mdrasah Ibtida’iyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

UIN Raden Intan Lampung

Dosen Pengampu Mata Kuliah Al-Qur’an Hadis

Email : hayafitri2@gmail.com

Abstrak

Hadis Nabi SAW. adalah sumber hukum kedua setelah al-Qur’an sebagai dasar dan pokok ajaran
Islam. Nabi SAW. bersabda dalam sebuah hadis yang menyatakan bahwa mayoritas penghuni
surga adalah perempuan. Dalam kesempatan lain, baginda Rasulullah juga menyatakan bahwa
mayoritas penghuni neraka adalah perempuan. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
kuantitas dan kualitas sanad, matan dan pandangan para ulama hadis tentang perempuan sebagai
mayoritas penghuni neraka. Metode yang digunakan oleh penulis adalah telaah pustaka dengan
sumber data primer yaitu: al-kutub al-Tis’ah, Fathu al-Bari li Ibni Hajar al-Asqalani, Syarah
Shahih Muslim li An-Nawawi, Syarah Tuhfah al-Ahwadz Sunan atTirmidzi, serta kamus hadis
al-Mu’jam al-Mufahras li Alfadh al-Hadis alNabawi. Selain itu kajian ini juga menggunakan
metode deskriptif analisis yang mencoba untuk menyistematisasikan keterangan atau data yang
telah terkumpul dalam sebuah penjelasan yang terperinci disertai dengan analisis yang
dikemukakan oleh penulis.

Kata Kunci: Hadis, Perempuan, Penghuni Neraka


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hadis Nabi SAW. adalah dasar dan pokok ajaran serta panduan hidup umat Islam. Umat
Islam wajib mentaati perintah Allah dan mengikuti ajaran yang dibawa Rasulullah SAW.
kedalam kehidupan sehari-hari. Otoritas hadis bersumber dari pernyataan eksplisit di dalam al-
Qur’an dan terkait dengan realitas sosial. Pembukuan hadis secara resmi jaraknya begitu jauh
dari masa Rasulullah SAW.. Jaraknya kurang lebih seratus tahun setelah kodifikasi al-Qur’an.
Situasi tersebut menimbulkan keraguan sebagian orang terhadap keotentikan hadis. Musibah
dalam sejarah periwayatan hadis ditandai dengan adanya pemalsuan hadis, sehingga menambah
keraguan orang terhadap hadis.1

Keberadaan hadis menjadi pelengkap dan menyempurnakan supaya umat tidak salah
paham dalam memaknai setiap ayat atau ajaran agama. Saat umat mempertanyakan hal baru dan
belum terdapat di AlQuran serta hadis, maka diambil dari Ijma'. Kemudian berlanjut baru
dijelaskan dan diperkuat dengan adanya Qiyas.

PEMBAHASAN

Hadis Pertama

Dan diantara para ulama pakar hadits yang telah diakui kemampuannya dan sangat besar
jasanya, ada satu nama yang sudah cukup dikenal oleh kita semua yaitu Imam Muslim dengan
kitab haditsnya yang terkenal yaitu Kitab Shahih Muslim.
Kitab Shahih Muslim dikatakan oleh Imam An Nawawi sebagai salah satu kitab yang
paling shahih -setelah Al Qur’an- yang pernah ada. Sampai-sampai ketika seseorang menuliskan
hadits yang ada di kitab tersebut, atau dengan tanda pada akhir hadits berupa perkataan: “Hadits
riwayat Muslim”, orang yang membaca merasa tidak perlu mengecek kembali atau meragukan
keshahihan hadits tersebut.

1
Endang Soetari, Ilmu Hadis: Kajian Riwayah Dan Dirayah (Bandung: Mimbar Pustaka, 2012).Hal. 2.
Imam Muslim rahimahullah berkata:

Telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Yahya, dia berkata: Saya membaca hadis di hadapan
Malik, dari Nafi’, dari Ibn Umar, bahwa Rasulullah saw bersabda: Apabila kamu bertiga, maka
janganlah yang dua orang berbisik tanpa yang ketiga.2

Pesan-pesan hadis:

1. Islam mengajarkan ummatnya untuk menghormati orang lain.

2. Salah satu bentuk penghormatan adalah tidak mengucilkan orang.

3. Islam juga menyuruh untuk menjaga perasaan orang lain.

Hadis Kedua

Imam Muslim rahimahullah berkata:

2
Sahih Muslim, hadis no. 4052.
Telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Yahya, dia berkata: Saya membaca hadis di hadapan
Malik, dari Nafi’, dari Ibn Umar, bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Shalat berjama’ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian sejumlah dua puluh tujuh derajat”.

Pesan-pesan hadis:

1. Shalat jama’ah lebih baik dibanding shalat sendiri.

2. Perbandingan keduanya adalah 27:1.

3. Karena lebih baik, maka disarankan kepada ummat untuk selalu shalat fardu berjama’ah.3

Hadis ketiga

Imam Muslim rahimahullah berkata:

Dan telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Yahya, dia berkata: Saya membaca hadis di
hadapan Malik, dari Nafi’, dari Ibn Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda: Orang yang
kehilangan shalat ashar, seperti orang yang kehilangan keluarga dan hartanya.

Pesan-pesan hadis:

1. Karena sangat pentingnya shalat ashar, orang yang meninggalkan shalat ashar
diumpamakan seperti orang meninggalkan keluarga dan hartanya.
2. Keluarga dan harta merupakan sesuatu yang sangat berharga buat setiap individu, karena
itu shalat ashar juga merupakan sesuatu yang sangat berharga buat semua orang.

3
Ahmad Lutfi. 40 Hadis Mudah Di Hafal. Al-Mughni Press. 2016. Hal.26
3. Ketika semua orang takut kehilangan keluarga dan hartanya, maka sepatutnya semua
orang juga takut meninggalkan shalat asharnya.

Hadis Keempat

Imam Muslim rahimahullah berkata:

Telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Yahya, dia berkata: Saya membaca hadis di hadapan
Malik, dari Nafi’, dari Ibn Umar, bahwa Rasulullah saw bersabda: Janganlah kamu menunggu-
nunggu waktu shalat sehingga mengerjakan shalat ketika matahari terbit, dan jangan pula pada
waktu matahari terbenam.4

Pesan-pesan hadis:

1. Tidak disarankan seseorang untuk shalat sunnah ketika matahari baru terbit.
2. Dan tidak juga disarankan seorang muslim untuk shalat sunnah ketika matahari akan
tenggelam.
3. Larangan shalat di waktu terlarang dimaksudkan untuk menjaga kemurnian iman
seseorang.

4
Ahmad Lutfi. 40 Hadis Mudah Di Hafal. Al-Mughni Press. 2016. Hal.27
Hadis Kelima

Imam Muslim rahimahullah berkata:

Telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Yahya, dia berkata: Saya membaca hadis di hadapan
Malik, dari Nafi’, dari Ibn Umar, dia berkata: Rasulullah saw bersabda: Jika seeorang di antara
kalian diundang ke pesta perkawinan, maka hendaklah ia menghadirinya.5

Pesan-pesan hadis:

1. Prosesi pernikahan merupakan peristiwa penting dalam Islam.


2. Karena itu ummatnya untuk memenuhi undangan walimah, jika tidak ada uzur
3. Hikmah di balik itu agar tidak terjadi fitnah ketika suami istri baru ini jalan atau tinggal
bersama.

5
Ahmad Lutfi. 40 Hadis Mudah Di Hafal. Al-Mughni Press. 2016. Hal.28
Hadis Keenam

Imam Muslim rahimahullah berkata:

Telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Yahya, dia berkata: Saya membaca hadis di hadapan
Malik, dari Nafi’ dan ‘Abdullah ibn Dinar dan Zaid ibn Aslam mereka semua mengabarkannya:
dari Ibn Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda: Allah tidak akan melihat orang yang
memanjangkan pakaiannya karena sombong.

1. Pesan-pesan hadis:
2. Larangan untuk berperilaku sombong.
3. Kehormatan dan kemuliaan seseorang bukan ditentukan oleh bentuk luarnya saja
4. Allah lebih menilai orang dari batinnya, bukan zahirnya.

Hadis Ketujuh

Imam Muslim rahimahullah berkata:


Telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Yahya, dia berkata: Saya membaca hadis di hadapan
Malik, dari Nafi’, dari Ibn Umar, bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa membawa pedang
untuk menyerang kami, maka ia bukan dari golongan kami.6

Pesan-pesan hadis:

1. Islam menjadikan sesama muslim adalah bersaudara.


2. Islam melarang seorang muslim menyakiti dan menzalimi orang islam lainnya
3. Karena itu orang yang mengancam atau memusuhi atau memerangi kaum muslimin,
mereka dapat dikategorikan bukan lagi muslim

Hadis Kedelapan

Imam Muslim rahimahullah berkata:

Telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Yahya, dia berkata: Saya membaca hadis di hadapan
Malik, dari Nafi’, dari Ibn Umar, bahwa Rasulullah saw bersabda: Dua orang yang bertransaksi,
maka masing-masing dari keduanya boleh memilih atas partnernya selama keduanya belum
berpisah, kecuali jual beli yang sudah disepakati pilihannya. 7

Pesan-pesan hadis:

1. Islam mengatur sistem yang adil dalam jual beli.


2. Karena itu pembeli dan penjual diberikan hak yang sama.

6
Ahmad Lutfi. 40 Hadis Mudah Di Hafal. Al-Mughni Press. 2016. Hal.28-29
7
Ahmad Lutfi. 40 Hadis Mudah Di Hafal. Al-Mughni Press. 2016. Hal.30
3. Pembeli dan penjual sama-sama diberi hak menentukan jadi dan tidaknya transaksi dalam
waktu dan tempat yang adil.

Hadis Kesembilan

Imam Muslim rahimahullah berkata:

Telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Yahya, dia berkata: Saya membaca hadis di hadapan
Malik, dari Nafi’, dari Ibn Umar, bahwa Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang membeli
makanan, hendaknya tidak menjual kembali sampai ia memilikinya dengan sempurna.

Pesan-pesan hadis:

1. Islam membolehkan jual beli atau perdagangan.


2. Islam tidak memperbolehkan seseorang menjual barang yang belum menjadi haknya.
3. Satu dari beberapa cara pemindahan hak adalah ketika pembeli sudah memenuhi
persyaratan jual beli yang sempurna.
Hadis Kesepuluh

Imam Muslim rahimahullah berkata:

Telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Yahya, dia berkata: Saya membaca hadis di hadapan
Malik, dari Nafi’, dari Ibn Umar, bahwa Rasulullah saw bersabda: Janganlah sebagian kalian
menjual barang yang telah dijual oleh saudaranya.8

Pesan-pesan hadis:

1. Islam melindungi hak setiap orang.


2. Setiap orang tidak boleh mengambil hak orang lain
3. Islam tidak hanya mengatur soal ibadah akan tetapi juga mu’amalah juga

KESIMPULAN

Syarat kesahihan hadis menurut Imam Muslim yang berbeda dengan Imam Bukhari
terletak pada kemuttashilan sanad (ketersambungan sanad). Imam Bukhari belum menilai suatu
hadis sebagai hadis sahih, jika periwayatnya tidak pernah bertemu dengan periwayat terdekat
sebelumnya. Pertemuan (‫ )اللقاء‬antara periwayat merupakan syarat mutlak yang bisa dipercaya
dalam kemuttashilan sanad. Hidup semasa (‫ )المعاصرة‬saja tidak cukup untuk membuktikan
kebenaran bahwa periwayat yang semasa dengan periwayat sebelumnya benar-benar telah
menerima riwayat dari periwayat di atasnya. Sedangkan Imam Muslim mencukupkan semasa
saja, tidak perlu pertemuan. Semasa telah dapat memberi keyakinan bahwa seorang periwayat

8
Ahmad Lutfi. 40 Hadis Mudah Di Hafal. Al-Mughni Press. 2016. Hal.32
dapat dipercaya telah menerima suatu hadis dari periwayat sebelumnya. Dalam hal ini, sanadnya
telah dapat dikatakan bersambung (Muttashil).

Dengan membandingkan kedua Imam besar hadis ini, maka syarat kesahihan hadis
menurut Imam Muslim tampak tidak lebih ketat dari Imam al-Bukhari. Syarat pertemuan (al-
Liqa’) yang harus ada dalam Ittishal Sanad, dengan sendirinya semasa (al-Mu’asharah) tercakup
juga di dalam al-Liqa’. Terlepas dari perbedaan tersebut, hadis-hadis yang terdapat dalam kitab
Shahih Muslim, semuanya sahih. Bahkan Ibnu al-Shalah (W. 642 H/1244 M) menyatakan bahwa
seorang Hafizh di al-Naysaburi, yaitu Abu ‘Ali al-Naysaburi salah seorang guru Imam al-Hakim
Abi Abdillah al-Naysaburi berkata: ‫ ما تحت أديم السماء كتاب أصح من كتاب مسلم بن الحخاج‬Artinya: “Tidak
ada kitab yang lebih sahih dari kitab Muslim bin al-Hajjâj di bawah kolong langit ini”.
Pernyataan ini menurut Ibnu al-Shalah bahwa kitab Shahih Muslim merupakan kitab hadis yang
di dalamnya tidak terdapat hadis-hadis yang berkualitas tidak sahih. Dan bukan berarti bahwa
kitab Shahih Muslim lebih tinggi kualitasnya dari kitab Shahih al-Bukhari.9

REFERENSI

Lutfi, Ahmad. 40 Hadis Mudah Di Hafal. Al-Mughni Press. 2016.

Muhyi al-Din Abu Zakariya Yahya bin Syarf al-Syafi’î al-Nawawi, Shahih Muslim bi Syarh al-
Nawawi, Jil. I, Qahirah: Dâr al-Hadits, 1415 H/1994 M. Muhammad Ajjaj al-Khathib,
Ushul al-Hadîs: ‘Ulumuhu wa Mushthalahuhu (Bairut: Dar al-Fikr, 1989. Abu Bakar
Muhammad bin Musa al-Hazimi, Syuruth al-A’immah al-Khamsah, Bairut: Dar al-
Kutub al-Ilmiyyah, 1357 H.

Soetari, Endang. Ilmu Hadis: Kajian Riwayah Dan Dirayah (Bandung: Mimbar Pustaka, 2012).

9
Muhyi al-Din Abu Zakariya Yahya bin Syarf al-Syafi’î al-Nawawi, Shahih Muslim bi Syarh al-Nawawi, Jil. I, Qahirah:
Dâr al-Hadits, 1415 H/1994 M. Muhammad Ajjaj al-Khathib, Ushul al-Hadîs: ‘Ulumuhu wa Mushthalahuhu (Bairut:
Dar al-Fikr, 1989. Abu Bakar Muhammad bin Musa al-Hazimi, Syuruth al-A’immah al-Khamsah, Bairut: Dar al-Kutub
al-Ilmiyyah, 1357 H.

Anda mungkin juga menyukai