Anda di halaman 1dari 29

3.1.

Simulasi Antena di CST STUDIO SUITE 2015


Dalam merancang antena LPDA 7 elemen, kita dapat mensimulasikan terlebih dahulu
antena yang akan dibuat menggunakan software CST Studio Suite 2015. Berikut
adalah langkah-langkah perancangan antena menggunakan CST Studio Suite 2015 :
1. Membuka CST Studio Suite 2014 dan pilih Create Project, seperti Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Create Project

2. Memilih MW & RF & OPTICAL, kemudian pilih Antenas, seperti Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Menu Select Template Anntenas


3. Memilih template Waveguide, seperti Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Menu Select Template Wire

4. Memilih Time Domain, seperti Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Menu Solvers


5. Mengatur dimensi satuan menjadi mm dan mengatur frekuensi menjadi MHz,
seperti Gambar 3.7.

Gambar 3.7. Menu Set Units

6. Memasukkan nilai frekuensi minimum dan frekuensi maksimum, dan mencentang


hasil yang ingin dilihat, yaitu E-Field, H-Field, dan Farfield, seperti Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Menu Settings


7. Setelah mengatur Antenas, Wire, Solvers, Units, Settings maka akan muncul
tampilan hasil pengaturan yang telah dilakukan, jika sudah sesuai klik finish
seperti Gambar 3.9.

Gambar 3.9. Review

8. Muncul tampilan Workspace dalam 3 dimensi pada layar. Untuk memulai simulasi
dapat mengatur titik koordinatnya pada menu Modelling, dengan fitur WCS lalu
pilih Local WCS, seperti Gambar 3.10.

Gambar 3.10. Local WCS


9. Memaasukkan nilai parameter yang telah dihitung sebelumnya pada kolom
Parameter List untuk memudahkan dalam membuat komponen antena, seperti
Gambar 3.11.

Gambar 3.11. Parameter List

10. Membuat Boom pertama. Pada menu Modelling, pilih icon Cylinder kemudian
menekan esc pada keyboard untuk memunculkan Dialog Box Cylinder, memilih
orientasi menjadi V, Outer Radius diisi RB dan Inner Radius diisi RB/2 , Vmin
diisi dengan -PB, dan memilih material menjadi Aluminum, seperti Gambar 3.12.

Gambar 3.12. Membuat Boom 1


11. Memindahkan WCS dengan Align WCS. Mengarahkan kursor pada sisi paling
pinggir boom dan mengklik mouse dua kali, seperti Gambar 3.13.

Gambar 3.13. Memindahkan WCS

12. Menggeser WCS dengan Transform WCS. Pilih move, dan mengisi DV dengan
- RL, seperti gambar 3.14.

Gambar 3.14. Menggeser WCS


13. Membuat elemen antena dimulai dari L1. Pilih icon Cylinder kemudian menekan
esc pada keyboard untuk memunculkan Dialog Box Cylinder, memilih orientasi
menjadi U, Outer Radius diisi RL dan Inner Radius diisi RL/2, Umax diisi dengan
L1/2 dan memilih material menjadi Aluminum, seperti Gambar 3.15.

Gambar 3.15. Membuat Elemen L1

14. Memberikan spasi antara L1 dengan L2. WCS harus dipindahkan dengan memilih
menu Transform WCS lalu mengisi DU sebesar –(2*RB), dan DV sebesar -d1,
seperti Gambar 3.16.

Gambar 3.16. Membuat Spasi d1


15. Membuat elemen L2. Pilih icon Cylinder kemudian menekan esc pada keyboard
untuk memunculkan Dialog Box Cylinder, memilih orientasi menjadi U, Outer
Radius diisi RL dan Inner Radius diisi RL/2, Umin diisi dengan –(L2/2) dan
memilih material menjadi Aluminum seperti Gambar 3.17.

Gambar 3.17. Membuat Elemen L2

16. Memberikan spasi antara L2 dengan L3. WCS harus dipindahkan dengan memilih
menu Transform WCS lalu mengisi DU sebesar 2*RB, dan DV sebesar –d2, seperti
Gambar 3.18.

Gambar 3.18. Membuat Spasi d2


17. Membuat elemen L3. Pilih icon Cylinder kemudian menekan esc pada keyboard
untuk memunculkan Dialog Box Cylinder, memilih orientasi menjadi U, Outer
Radius diisi RL dan Inner Radius diisi RL/2, Umax diisi dengan L3/2 dan memilih
material menjadi Aluminum, seperti Gambar 3.19.

Gambar 3.19. Membuat Elemen L3

18. Memberikan spasi antara L3 dengan L4. WCS harus dipindahkan dengan memilih
menu Transform WCS lalu mengisi DU sebesar –(2*RB), dan DV sebesar –d3,
seperti Gambar 3.20.

Gambar 3.20. Membuat Spasi d3


19. Membuat elemen L4. Pilih icon Cylinder kemudian menekan esc pada keyboard
untuk memunculkan Dialog Box Cylinder, memilih orientasi menjadi U, Outer
Radius diisi RL dan Inner Radius diisi RL/2, Umin diisi dengan –(L4/2) dan
memilih material menjadi Aluminum seperti Gambar 3.21.

Gambar 3.21. Membuat Elemen L4

20. Memberikan spasi antara L4 dengan L5. WCS harus dipindahkan dengan memilih
menu Transform WCS lalu mengisi DU sebesar RB*2, dan DV sebesar –d4, seperti
Gambar 3.22.

Gambar 3.22. Membuat Spasi d4


21. Membuat elemen L5. Pilih icon Cylinder kemudian menekan esc pada keyboard
untuk memunculkan Dialog Box Cylinder, memilih orientasi menjadi U, Outer
Radius diisi RL dan Inner Radius diisi RL/2, Umax diisi dengan L5/2 dan memilih
material menjadi Aluminum, seperti Gambar 3.23.

Gambar 3.23. Membuat Elemen L5

22. Memberikan spasi antara L5 dengan L6. WCS harus dipindahkan dengan memilih
menu Transform WCS lalu mengisi DU sebesar –(2*RB), dan DV sebesar –d5,
seperti Gambar 3.24.

Gambar 3.24. Membuat Spasi d5


23. Membuat elemen L6. Pilih icon Cylinder kemudian menekan esc pada keyboard
untuk memunculkan Dialog Box Cylinder, memilih orientasi menjadi U, Outer
Radius diisi RL dan Inner Radius diisi RL/2, Umin diisi dengan –(L6/2) dan
memilih material menjadi Aluminum seperti Gambar 3.25.

Gambar 3.25. Membuat Elemen L6

24. Memberikan spasi antara L6 dengan L7. WCS harus dipindahkan dengan memilih
menu Transform WCS lalu mengisi DU sebesar RB*2, dan DV sebesar –d6, seperti
Gambar 3.26.

Gambar 3.26. Membuat Spasi d6


25. Membuat elemen L7. Pilih icon Cylinder kemudian menekan esc pada keyboard
untuk memunculkan Dialog Box Cylinder, memilih orientasi menjadi U, Outer
Radius diisi RL dan Inner Radius diisi RL/2, Umin diisi dengan L7/2 dan memilih
material menjadi Aluminum seperti Gambar 3.27.

Gambar 3.27. Membuat Elemen L7

26. Menggabungkan semua elemen dengan Boom 1. Tekan ctrl pada keyboard,
kemudian klik Boom 1 sampai L7 kemudian pilih menu add pada Boolean, seperti
Gambar 3.28.

Gambar 3.28. Menggabungkan Semua Elemen


27. Memindahkan WCS untuk membuat Boom 2. Melihat bentuk antena dari posisi
atas, dengan memilih Top pada menu Perspective, kemudian memindahkan WCS
ke posisi seperti Gambar 3.29. menggunakan Align WCS.

Gambar 3.29. Memindahkan WCS pada Sisi Kanan Boom1

28. Menggeser WCS ke tengah Boom1 menggunakan menu Transform WCS, seperti
Gambar 3.30.

Gambar 3.30. Menggeser WCS ke Bagian Tengah Boom1


29. Membuat Boom 2 dengan menu Transform. Klik Boom 1 pada bagian
Components. Pada menu Transform, Pilih Rotate, centang Copy, kemudian pada
bagian Rotation Angles isikan 180 pada sumbu V, seperti Gambar 3.31.

Gambar 3.31. Membuat Boom 2

30. Mengubah nama Boom yang telah digandakan menjadi Boom 2. Klik kanan pada
nama komponen, kemudian pilih Rename, seperti Gambar 3.32.

Gambar 3.32. Mengubah Nama menjadi Boom2


31. Menggeser Boom 2 menggunakan menu Transform. Pilih Translate, pada bagian
Translation Vector, isikan JB+X pada sumbu W, seperti Gambar 3.33.

Gambar 3.33. Menggeser Boom2

32. Memindahkan WCS untuk membuat Port. Melihat bentuk antena dari posisi
bawah, dengan memilih Bottom pada menu Perspective, kemudian memindahkan
WCS ke posisi seperti Gambar 3.34. menggunakan Transform WCS.

Gambar 3.34. Memindahkan WCS ke Sisi Atas


33. Membuat Port menggunakan Discrete Ports pada menu Simulation. Pilih S-
Parameter kemudian isi jarak port ke arah sumbu W sebesar JB, seperti Gambar
3.36.

Gambar 3.36. Membuat Port

34. Mengatur Range Frekuensi yang akan digunakan. Memilih menu Frequency pada
Simulation, kemudian mengisi Frekuensi sesuai dengan perhitungan, seperti
Gambar 3.37.

Gambar 3.37. Mengisi Range Frekuensi


35. Mengatur Field Monitor. Untuk menampilkan Farfield yaitu jarak pancaran
terjauh antena yang masih bekerja dengan baik dan untuk menampilkan frekuensi
tengah, pilih Field Monitor dan pilih Farfield/RCS, seperti Gambar 3.38.

Gambar 3.38. Mengatur Field Monitor

36. Memulai Simulasi. Setelah selesai merancang bentuk antena, maka dapat dilakukan
simulasi. Pilih Setup Solver dan Start, seperti Gambar 3.39.

Gambar 3.39. Memulai Simulasi


37. Aplikasi sedang mensimulasikan hasil dari antena yang dirancang, seperti Gambar
3.40.

Gambar 3.40. Simulasi sedang berjalan

38. Melihat S-Parameter dan VSWR dari antena yang telah dibuat dengan memilih
menu pada sebelah kiri

Gambar 3.41. VSWR


Gambar 3.42. S-Parameter
BAB IV
HASIL SIMULASI DAN ANALISA

4.1. HASIL SIMULASI


Setelah beberapa kali melakukan optimasi, maka didapat hasil S-Parameter dan VSWR
minimum berada pada frekuensi kerja, yaitu dengan mengubah spasi pertama menjadi
82.5 mm.

ANTENA YANG TELAH DI OPTIMASI (TAMPAK DEPAN)


ANTENA YANG TELAH DI OPTIMASI (TAMPAK SAMPING)
Gambar 4.1. Optimasi Manual

Gambar 4.2. VSWR minimum di Frekuensi Kerja

Gambar 4.3. S-Parameter minimum di Frekuensi Kerja


Gambar 4.4. Farfield 3D

Gambar 4.5. Polar


4.2. ANALISA
 Pada tugas ini dilakukan perancangan sebuah antenna, antenna yang dirancang
yaitu antenna Log Periodik Dipole Array (LPDA) 7 elemen dengan menggunakan
software CST Studio Suite 2015.
 Dalam merancang sebuah antenna LPDA ada beberapa langkah. Langkah pertama
yang harus dilakukan yaitu menentukan frekuensi kerja, dan gain. Pada
perancangan ini digunakan frekuensi kerja sebesar 400 MHz hingga 880 MHz dan
gain sebesar 8 dB. Setelah menentukan frekuensi kerja dan gain, hitunglah untuk
menentukan panjang elemen yang lain dan spasi antar elemen yang diperlukan
untuk mengisi parameter-parameter yang akan dimasukkan ke dalam software
CST yang telah didapatkan dari perhitungan dengan rumus antena LPDA. Setelah
mendapatkan semua nilai parameter dari perhitungan, sesuaikan nilai satuan yang
akan digunakan.
 Dalam perancangan ini digunakan 2 buah boom yang saling berhadapan dan saling
terhubung. Pada tiap boom terdapat 7 buah elemen dipole yang tiap elemen
berbeda-beda panjangnya.
 Dalam perancangan ini boom dan elemen terbuat dari bahan alumunium karena
memiliki sifat penghantar listrik dan panas yang baik bagi antena. Dalam
perancangan ini ukuran boom berbentuk silinder dengan diameter berukuran
sebesar 8 mm, dan diameter elemen dipole dibuat sebesar 1 mm dan jarak antar
boom diatur sebesar 1 mm. Nilai parameter tersebut adalah nilai parameter terbaik
yang ditemukan setelah optimasi beberapa kali.
 Dalam prosesnya, jika diameter boom semakin besar maka akan berpengaruh
terhadap nilai VSWR yang didapatkan yaitu akan semakin besar dan jika diameter
boom semakin kecil maka VSWR yang didapatkan akan semakin kecil.
 Jika diameter elemen semakin besar maka akan berpengaruh terhadap nilai VSWR
yang didapatkan yaitu akan semakin besar dan jika diameter elemen semakin kecil
maka VSWR yang didapatkan akan semakin kecil.
 Jika jarak antar boom semakin jauh maka akan berpengaruh terhadap nilai VSWR
yang didapatkan yaitu akan semakin besar dan jika jarak antar boom semakin
dekat, maka VSWR yang didapatkan akan semakin kecil.
 Jika ukuran panjang elemen semakin panjang maka akan berpengaruh terhadap
nilai VSWR dan besarnya gain, dimana nilai VSWR yang didapatkan akan
semakin besar dan besarnya gain akan semakin besar juga, dan jika ukuran
panjang elemen
semakin pendek maka akan didapatkan nilai VSWR yang semakin besar dan
besarnya gain akan semakin kecil juga.
 Jika spasi antara elemen pertama dengan elemen kedua dibuat semakin dekat
maka akan berpengaruh terhadap nilai VSWR, dimana nilai VSWRnya akan
mudah jatuh di frekuensi kerja dengan nilai VSWR dibawah 2.
 Penempatan port juga berpengaruh terhadap nilai VSWR, jika penempatan port
diletakkan pada elemen terpanjang maka nilai VSWR akan besar. Penempatan
port harus diletakkan pada elemen terpendek, jika port diletakkan pada elemen
terpendek maka nilai VSWR akan baik.
 Jumlah dari elemen akan berpengaruh terhadap besarnya gain dari antenna LPDA,
karena semakin banyak jumlah elemen maka besarnya gain dari antenna tersebut
akan semakin baik.
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil perancangan antena LPDA (Low Periodic Dipole Array) yang bekerja pada
frekuensi 400 – 880 MHz sebagai Receiver Gelombang UHF TV, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Antenna LPDA dapat dioperasikan pada sinyal UHF dan VHF serta distimulasikan
menggunakan program CST Studio Suite yang menyediakan kebutuhan antenna
broadband.
2. Parameter antena yang dihitung sesuai rumus belum tentu ukuran terbaik untuk membuat
suatu antena, maka dari itu dapat dilakukan optimasi, baik dilakukan secara otomatis
maupun manual.
3. Diameter boom, diameter elemen, panjang elemen, jarak antar boom, spasi anter elemen
merupakan parameter yang mempengaruhi nilai VSWR dan return loss dari sebuah
antenna LPDA.
4. S-Parameter (Return Loss) yang baik paling minimum bernilai -10 dB sedangkan antenna
yang idela memiliki VSWR = 1.
5. Pola radiasi antenna LPDA adalah Unidirectional, jadi sebisa mungkin untuk
memperkecil minorlobe dan meniadakan sidelobe.
6. Semakin banyak elemen antena, semakin besar pula gain yang dihasilkan
DAFTAR PUSTAKA

1. Hermawan, Ilham Setya. (2014). Antena Log Periodik.


http://ilhamsetyahermawan.blogspot.co.id/2012/06/antena-log-periodik.html
2. Wikipedia. Log-periodic antenna https://en.wikipedia.0rg/.../log-periode-antenna
3. Log periodic dipole Array Antenna – Antenna Theory www.antenna-theory.com
4. http://www.radio-electronics.com/info/antennas/log_p/log_periodic.php

Anda mungkin juga menyukai