Anda di halaman 1dari 4

NAMA: FIKI PANJAGO

NIM: 20511146

TUGAS KULIAH 14 PONDASI II

APLIKASI PONDASI TIANG DALAM PENANGANAN ATAUPUN


PENCEGAHAN BENCANA DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL
KHUSUNYA GEOTEKNIK (Teknik Tanah)

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh factor alam atau factor
non alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Salah satu kerusakan yang timbul akibat bencana adalah kegagalan struktur. Dan salah satu
yang termasuk adalah kerusakan pondasi diantaranya:

1. Kondisi tak stabil


2. Kerusakan kondisi tanah (kadar air tanah, perembesan air, air permukaan, air tanah,
tanah miring, pasang surut, banjir.
3. Gerakan-gerakan tanah (akibat kesalahan geologis, vibrasi, unequal settlement:
akar tanaman, retak-retak tanah liat, endapan mineral).
4. Reaksi kimia

Elemen-elemen struktur terbagi menjadi dua kelas besar, sesuai dengan letak dan tugasnya.
Bagian pertama merupakan elemen struktur yang berada di bawah tanah, yang biasa disebut
pondasi. Sedangkan bagian yang lain adalah elemen-elemen struktur yang berada di atas tanah.

Pondasi merupakan bagian dari elemen bangunan yang berfungsi meletakkan dan meneruskan
seluruh beban dari bangunan ke dasar tanah yang keras sehingga kuat mengimbangi dan
mendukung (merespon) serta dapat menjamin kestabilan bangunan, paling tidak terhadap
beratnya sendiri, beban yang bekerja serta beban gempa (Noorlaelasari, 2010).

Untuk menjaga kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang besar, dasar
pondasi harus diletakkan lebih dari 50 cm di dalam permukaan tanah sampai mencapai lapisan
yang keras. Lebar galian tanah pondasi dibuat secukupnya asal bisa untuk memasang pondasi,
karena tanah yang sudah terusik akan berubah sifat maupun kekuatannya.

Secara garis besar kondisi tanah dikelompokkan menjadi 2 tipe:


a. Jenis tanah bersifat “Stabil”
b. Jenis tanah bersifat “Labil” atau tidak stabil
Tanah dikatakan stabil apabila tanah tersebut tidak mengalami perubahan dalam musim
kemarau maupun musim penghujan. Maksud tidak mengalami perubahan ini adalah tidak
terjadinya gerakan-gerakan tanah ke atas, ke bawah dan ke samping.

Dalam kaca mata profesi Teknik sipil fungsi utama bangunan adalah memikul beban- beban
dan pengaruh lingkungan luar. Jadi bangunan yang gagal adalah jika tidak mampu memikul
beban atau rusak akibat pengaruh lingkungan luar.

Konsekuensi dari kegagalan struktur bangunan selain rusaknya bangunan tetapi juga dapat
menyebabkan kecelakaan yang timbulnya korban jiwa, cedera dan lainnya yang disebabkan
oleh jatuhnya material. Kegagalan bangunan dapat berupa bagian dari bangunan yang retak,
misalnya struktur beton bertulang yang suatu waktu bisa saja mengalami keretakan yang serius
atau lebih besar dan menyebabkan robohnya suatu bangunan. Misalnya hal yang buruk akan
terjadi yang mengakibatkan korban jiwa akbat sebuah bangunan tinggi mengalami kegagalan
struktur.

Selain itu, kerusakan propertis bekas keruntuhan bangunan perlu menghabiskan waktu untuk
membersihkan, memperbaiki dan memerlukan biaya untuk mengembalikan seperti normalnya.

Cacat konstruksi merupakan suatu kondisi penyimpangan atau ketidak sempurnaan hasil dan
atau proses pekerjaan konstruksi yang masih dalam batas toleransi. Artinya belum atau tidak
membahayakan konstruksi secara keseluruhan. Kegagalan konstruksi adalah suatu kondisi
penyimpangan, kesalahan dan atau kerusakan hasil pekerjaan konstruksi yang dapat
mengakibatkan keruntuhan konstruksi.

Salah satu kasus bencana terkait dengan kegagalan pondasi pada bangunan sipil antara lain:

Konstruksi lepas pantai (offshore) berbeda di dalam perencanaanya dengan kontruksi di


daratan (onshore) dan konstruksi di dekat pantai (near shore) dan merupakan sebuah anjungan
besar yang menyediakan fasilitas seperti pelabuhan. Pembangunan pelabuhan memegang
peranan penting seperti administrative, perkembangan, industrial dan komersial. Pelabuhan
mencakup struktur dermaga yang merupakan fasilitas tempat kapal keluar masuk dan transfer
muatan yang umumnya terletak pada tepi laut, sungai, maupun danau. Struktur pada dermaga
didukung oleh pondasi yang meneruskan beban yang dipikul ke dalam lapisan tanah. Tanah
harus mampu memikul beban tanpa mengalami kegagalan. Pondasi yang umumnya digunakan
adalah pondasi tiang. Pada tahap perencanaan, daya dukung pondasi perlu diperhatikan secara
saksama karena kegagalan konstruksi dapat terjadi apabila pondasi tidak mampu menahan
beban yang dipikul. Kegagalan yang terjadi pada tiang pancang konstruksi dermaga pada salah
satu kawasan pulau di Indonesia merupakan suatu kasus nyata yang menimbulkan
permasalahan pada struktur dermaga dan trestle. Kegagalan terjadi pada podasi tiang pipa baja
konstruksi dermaga yang disebabkan karena kesalahan dalam mendisain struktur dermaga dan
trestle, yaitu salah dalam menentukan posisi pelabuhan yang terletak di muara yang yang
membawa endapan sehingga menurunkan kapasitas pondasi, ujung tiang yang tidak bersandar
pada tanah keras, tidak mempertimbangkan beban siklik dan efek Scouring.

Penyebab utama kegagalan sebagian besar di perkirakan adalah kualitas bahan dan
kuantitas pekerjaan (quality control) yang kurang baik. Perlu di cermati lagi dalam pemilihan
bentuk pondasi yang akan digunakan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, antara
lain:

a. Keadaan tanah pondasi


b. Batasan Batasan akibat konstruksi di atsnya
c. Batasan Batasan dari sekelilingnya
d. Waktu dan biaya pekerjaan
Bila keadaan tersebut ikut di pertimbangkan, maka kita dapat memilih jenis jenis pondasinya
yaitu sebagai berikut:
a. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah 1 meter di bawah
permukaan tanah, dalam hal ini pondasinya adalah pondasi dangkal
b. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah, dalam hal ini pondasinya
adalah pondasi telapakBila tanah pendukung terletak pada kedalaman sekitar 10 M di
bawah permukaan tanah, dalam hal ini di gunakan pondasi tiang apung (floating pile
foundation)
c. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di bawah
permukaan tanah, dalam hal ini tergantung dari penurunan yang diizinkan, dapat di
pakai jenis pondasi tiang pancang.
d. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di bawah
permukaan tanah biasanya di pakai beton koison terbuka, tiang baja, atau tiang baja,
atau tiang yang di cor di tempat
e. Bila tanah pendukung terletak pada kedalaman lebih dari 40 meter di permukaan tanah
dalam hal ini yang paling banyak digunakan adalah tiang baja dan tiang beton yang
dicor di tempat.
Review:
Pondasi yang berada di tanah ekspansif harus dilakukan modifikasi atau perbaikan
tanah baik secara fisik maupun secara kimia. Disaster manajement merupakan serangkaian
upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, Pada saat
pemulihan (Recovery) yang merupakan proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang
terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula.
Rehabilitasi merupakan upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untu membantu
masyarakat yang tertimpa musibah ataupun bencana akibat kegagaln struktur. Rekonstruksi
yaitu program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik bangunan baik itu
membangun baru atau melakukan retrofitting. Bencana dalam Teknik sipil salah satunya adalah
gempa dapat menyebabkan banyak bangunan rusak dan juga dapat menyebabkan keruntuhan.
Setelah terjadi gempa, banyak bangunan yang rusak tersebut dirubuhkan atas saran dari pakar,
konsultan maupun pihak pemangku kepentingan, sementara sebenarnya bangunan tersebut
masih bisa diperbaiki dan dilakukan perkuatan sehingga bangunan tersebut dapat digunakan
Kembali.

Anda mungkin juga menyukai