Anda di halaman 1dari 26

nta ng an , Ci

Ta ta-
n, c
a Kelompok 2 i
ah

ta
sal

Re
Perma

maja
Anggota:
Fieza Aqilla (0603521901)
Alisha Aufa Nailah (0603521072)
Moza fatimah tuzahra (0603521087)
Annisa Putri Damayanti (0603521073)
Ryan Adam Camilaode(0605321091)
Rahul Achmad (0603521047)
Achmad Aqiel Saied (0603521070)
REMAJA
Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak
dan dewasa. Pada masa remaja harus menerima tubuhnya
yang dewasa, memperoleh cara berpikir yang dewasa,
mencapai kemandirian yang lebih besar dari keluarganya,
mengembangkan cara yang lebih dewasa dalam berhubungan
dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin, dan mulai
membangun identitas rasa aman tentang siapa dirinya dalam
istilah seksual, kejuruan, moral, etnis, agama, dan nilai-nilai
dan tujuan hidup lainnya.
Remaja Dan
Pemasalahannya

A. Masalah Fisik Pada Remaja


Datangnya pubertas membawa masalah kesehatan baru terkait dengan
upaya remaja untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis. Ketika
remaja mencapai otonomi yang lebih besar, pengambilan keputusan
pribadi mereka menjadi penting, baik dalam bidang kesehatan maupun
bidang lainnya. ada beberapa masalah kesehatan seperti maslah
kebutuhan gizi mereka, Gangguan makan, dan SEX.
1. Kebutuhan Gizi
Banyak remaja mungkin melewatkan sarapan (takut obesitas), makan sambil berlari,
dan mengonsumsi kalori kosong. remaja juga lebih sering mengkonsumsi cepat saji
dan mengkonsumsi makanan tidak sehat. Seperti: snack, minuman kaleng dll.
Masalah gizi remaja yang paling umum adalah kekurangan zat besi. hal ini dikarenakan
kebutuhan zat besi meningkat secara maksimal selama percepatan pertumbuhan dan
tetap tinggi pada anak perempuan. Seorang remaja yang cepat lelah, mudah
tersinggung, kurangnya kebahagiaan mungkin lebih sering terkena anemia dan harus
menjalani pemeriksaan kesehatan. Sebagian besar remaja tidak mendapatkan cukup
kalsium dan juga kekurangan riboflavin (vitamin B2) dan magnesium, yang keduanya
mendukung metabolisme.
2. Gangguan Makan
Banyak remaja yang mencapai pubertas lebih awal, dan mereka tidak puas dengan
citra tubuh mereka terutama pada peremupuan, mereka Insecure atau tidak percaya
diri terhadap berat badan dan tinggi badan dan mereka akan melakaukan diet tidak
sehat tentu akan berisiko mengalami masalah pada pola makan. Pola makan yang
parah merupakan prediktor terkuat timbulnya gangguan makan pada masa remaja
(Lock & Kirz, 2008). Dua yang paling serius adalah anoreksia nervosa dan bulimia
nervosa
ANOREKSA NERVOSA
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang tragis di mana remaja membuat
diri mereka sendiri kelaparan karena rasa takut kompulsif menjadi gemuk. Dalam
upaya mereka untuk mencapai kelangsingan yang "sempurna".
Penderita anoreksia kehilangan antara 25 dan 50 persen dari berat badan mereka.
Akibatnya: Karena siklus menstruasi yang normal membutuhkan sekitar 15 persen
lemak tubuh, menarche tidak terjadi atau periode menstruasi berhenti.
Malnutrisi menyebabkan kulit pucat, kuku rapuh, rambut hitam halus di sekujur
tubuh, dan sangat sensitif terhadap dingin. Jika terus berlanjut, otot jantung bisa
menyusut, gagal ginjal, dan kerusakan otak permanen serta hilangnya masa
pertumbuhan tulang . Sekitar 6 persen individu dengan anoreksia meninggal
karena gangguan tersebut, akibat komplikasi fisik atau bunuh diri
BULIMIA NERVOSA
Bulimia nervosa, terjadi pada anak muda (terutama perempuan, tetapi laki-laki gay
dan biseksual juga rentan) mereka melakukan diet ketat dan olahraga berlebihan
disertai dengan pesta makan, sering diikuti dengan sengaja muntah dan
membersihkan dengan obat pencahar. Bulimia dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Penderita Bulimia mereka cemas tentang kenaikan berat badan, dan orang tua
mereka tidak terlibat, tidak tersedia secara emosional dan tidak mengontrol
mereka. Berbeda dengan anak muda penderita anoreksia, penderita bulimia biasanya
merasa tertekan dan bersalah atas kebiasaan makannya yang tidak normal dan
sangat membutuhkan bantuan orang lain.
Bulimia biasanya lebih mudah diobati daripada anoreksia, melalui kelompok
pendukung, pendidikan nutrisi, pelatihan dalam mengubah kebiasaan makan, dan obat
anti-kecemasan, antidepresan, dan pengontrol nafsu makan.
3. Sexualitas
Pada masa remaja keinginan memiliki pasangan dan takut kehilangan itu hal wajar, berikut ini
contohnya: Louis dan pacarnya Cassie, tidak berencana untuk melakukan hubungan intim dan
tidak ingin hal itu “terjadi begitu saja”. Tetapi sebelum dan sesudah, banyak hal terlintas dalam
pikiran mereka. Setelah mereka berkencan selama tiga bulan, Cassie mulai bertanya- tanya,
“Apakah Louis akan menganggapku normal jika aku tidak berhubungan seks dengannya? Jika
dia mau dan saya mengatakan tidak, apakah saya akan kehilangan dia?. Setelah Orang tua
mereka mengetahui hubungan itu, mereka berbicara kepadanya Loius dan Cassie) tentang
pentingnya menunggu dan bahaya kehamilan dini. Tentu dari contoh diatas, Orang tua dan
lingkungan sekitar wajib memberi bimbingan tentang SEX terhadap remaja agar mereka
menjadi sangat peduli dalam mengelola seksualitas dalam hubungan sosial. Dikarenakan Sikap
budaya akan sangat mempengaruhi cara para remaja muda ini, yang baru mulai mengeksplorasi
ketertarikan seksual mereka satu sama lain, belajar mengelola seksualitas dalam hubungan
sosial.
Remaja Dan
Pemasalahannya

B. Masalah Emosional Pada Remaja


Perubahan emosional pada remaja menjadi pemicu timbulnya
permasalahan baru. hal ini disebabkan karena pada masa remaja kondisi
emosionalnya menjadi tidak stabil akibat dari proses transisi yang
terjadi.
1. Depresi
Perasaan sedih, frustrasi, dan putus asa tentang hidup, disertai dengan hilangnya
kesenangan dalam sebagian besar aktivitas dan gangguan tidur, nafsu makan,
konsentrasi, dan energi. Jika dibiarkan berlanjut, depresi akan merusak fungsi sosial,
akademik, dan kejuruan.
Faktor:
Gen dapat menyebabkan depresi dengan memengaruhi
keseimbangan neurotransmiter di otak.
Pengalaman juga dapat mengaktifkan depresi.
2. Bunuh Diri
Remaja Perempuan lebih sering Bunuh diri cenderung terjadi pada
melakukan upaya bunuh diri yang 2 tipe anak muda: (a)Remaja yang
gagal (Overdosis Obat Tidur/ sangat cerdas tetapi menyendiri,
Narkoba) (b)Remaja antisosial dan
Remaja Laki-laki melakukan upaya mengungkapkan ketidakbahagiaan
bunuh diri yang seketika mereka melalui hal negativ.
(Pistol/Benda Tajam) Faktor: (a)Masalah Keluarga,
(b)Ekonomi, (c)Sosial
3. Kenakalan
Anak nakal adalah anak-anak atau remaja yang melakukan perbuatan melawan
hukum. Perilaku antisosial meningkat di kalangan remaja sebagai akibat dari
pencarian hadiah yang meningkat dan keinginan untuk mendapatkan persetujuan
teman sebaya.

Remaja yang cenderung sering dikekang oleh orang tuanya biasanya ia akan
mencoba mengekspresikan diri mereka melalui kenakalan-kenakalan yang di
lakukan
Pada Rem
at a
in

ja
M
1. Minat Rekreasi
Permainan dan OlahRaga, Bersantai, Berpergian Hobi, Dansa, Membaca, Menonton, Radio
dan Karet, Televisi, Melamun.
2. Minat Sosial
Pesta, Minum-minuman keras, Obat-obatan terlaran, Percakapan, Menolong Orang lain,
Peristiwa Dunia, Kritik dan Pembaharuan.
3. Minat Pribadi
Minat pada penampilan diri, Minat pada pakaian, Minat pada prestasi, Minat pada
kemandirian, Minat pendidikan, Minat pada pekerjaan, Minat pada agama, Minat pada
simbol status.
4. Minat Pada Pendidikan
Tingkat minat remaja terhadap pendidikan dipengaruhi oleh minat mereka terhadap pekerjaan.
Ketika remaja mencari pekerjaan yang membutuhkan pendidikan tinggi, maka pendidikan dipandang
sebagai patokan agar bisa memperoleh pekerjaan tersebut.

5. Minat Pada Pekerjaan


Pada masa ini ketertarikan terhadap karier antara laki-laki dan perempuan berbeda. Laki-laki
cenderung lebih tertarik terhadap pekerjaan yang memiliki tantangan karena dianggap lebih
menarik. Seperti; dokter, montir dll. Sedangkan perempuan biasanya cenderung lebih tertarik pada
pekerjaan yang aman dan nyaman. Seperti; guru, juru masak dll.

6. Minat Agama
Minat Agama pada remaja dapat terbentuk melalui pembahasan-pembahasan keagaman bersama
orang tua serta pelajaran keagamaan yang dibahas di sekolah.
Dari minat-minat inilah yang membantu remaja untuk
menentukan cita-cita atau impian mereka. Selain itu, faktor yang
membentuk cita-cita di masa remaja adalah berasal dari apa
yang mereka lihat, baca dan dengarkan di keseharian mereka.
Cita-cita di masa remaja cenderung berganti-ganti. Hal ini di
karenakan kondisi emosional mereka yang belum stabil serta
kognisi mereka yang selalu berkembang.
Selain itu cita-cita juga dapat melatih atau membuat sesorang
untuk menggali potensi yang berada di dalam dirinya secara
maksimalserta memunculkan daya juang dalam meraih sebuah
harapan. Langkah awal untuk memunculkan cita-cita pada anak
yaitu dengan cara memperkenalkan berbagai ragam jenis profesi.
Profesi merupakan bidang pekerjaan yang memiliki keahlian
khusus tertentu yang berperan di masyarakat sebagai mata
pencarian tetap seseorang.
TANTANGAN DI MASA
PERTUMBUHAN
REMAJA
Interaksi Teman Sebaya
Interaksi di antara teman sebaya yang menghadirkan sudut pandang
berbeda meningkatkan pemahaman moral. Adanya tekanan dari lingkungan
sekitar yang mengharuskan kesempurnaan/ bullying

Sexualitas
ketertarikkan dengan lawan jenis yang terkadang membuat salah tingkah,
karena di masa remaja organ reproduksi seseorang mulai aktif yang
membuat hasrat sex remaja menjadi meningkat
Tantangan Di Lingkungan Keluarga

Pengaruh Keluarga Emosional


Pengaruh keluarga remaja yang orang kurang percaya diri karena adanya
tuanya mendorong anaknya untuk perubahan bentuk tubuh, bingung
membentuk kepribadian menjadi memikirkan tentang jati diri, adanya
sesuai ekspetasi orang tuanya perasaan takut salah
sehingan membuat anak menjadi
tertekan.
Tantangan di lingkungan pertemanan

Pengaruh lingkungan pertemanan di masa remaja sangatlah penting karena di fase


ini lah kepribadian dan sifat anak remaja terbentuk dan juga menjadikan remaja
untuk bisa jadi lebih baik atau menjadi lebih buruk oleh karena itu anak anak
remaja sering kali dihadapi masalah kecemasan terhadap lingkungan yang
membuat mereka menjadi susah bergaul dan berinteraksi.
Tantangan hubungan anak dan orang tua
Ketidaksepakatan orang tua-remaja sebagian besar berfokus pada masalah sehari-
hari seperti mengemudi, pasangan kencan, dan jam malam.
Semakin besar kesenjangan antara pandangan orang tua dan remaja tentang kesiapan
remaja untuk tanggung jawab baru, semakin mereka bertengkar.
Konflik orang tua-anak perempuan cenderung lebih intens daripada konflik dengan
anak laki-laki, mungkin karena orang tua lebih membatasi anak perempuan Tetapi
sebagian besar perselisihan bersifat ringan dan berkurang pada akhir masa remaja.
Orang tua dan remaja menampilkan konflik dan kasih sayang, dan mereka biasanya
setuju pada nilai-nilai penting, seperti kejujuran dan pentingnya pendidikan. Dan saat
masa remaja berakhir, interaksi orang tua-remaja kurang hierarkis, mengatur
panggung untuk hubungan yang saling mendukung di masa dewasa
Ketergantungan Pada Teknologi
Para orang tua harus bisa membatasi penggunaan teknologi pada remaja. Hal yang bisa
dilakukan pun beragam, salah satu caranya mungkin yaitu dengan cara melarang
penggunaan gadget apabila anak belum mengerjakan tugas sekolah.
Dengan begitu, anak akan menyadari kewajiban mereka yang harus dikerjakan dahulu
sebelum mereka bermain gadget
Dampak positif dari perkembangan teknologi bagi remaja antara lain : Dengan adanya
internet para remaja dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
Dengan adanya internet sebagai media pertukaran data, dengan menggunakan email para
remaja dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
Adapun dampak negatif teknologi juga tidak sedikit dirasakan oleh remaja salah satunya
terjadi kasus pencurian data, penipuan dan kejahatan dunia maya lainnya. Adanya
teknologi di era digital saat ini memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam menambah
wawasan pengetahuan namun juga membawa pengaruh buruk.
TANTANGAN MEMILIH MASA DEPAN

Dapat memilih kearah mana diri kita akan melanjutkan kehidupan


adalah hak diri kita.

TANTANGAN HARGA DIRI

Jaga nama baik diri sendiri, jaga nama baik agama dan jaga
nama baik keluarga
hank You
T

Anda mungkin juga menyukai