Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PPL 1 PPG PRAJABATAN


DI SMP NEGERI 21 SEMARANG

Diajukan guna melengkapi salah satu syarat penyelesaian PPL 1 PPG Prajabatan

disusun oleh:
Dwi Prasetyoningsih
NIM. 4001022034

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2022

1
ii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pelaksanaan PPL 1 PPG Prajabatan ini telah disetujui dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Lapangan, Guru Pamong,

Arif Widiyatmoko, Ph.D. in Edu Dra. Rachayuni, M.Pd


NIP.198412152009121006 NIP.196710071999032005

ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya. Sehingga,
mahasiswa praktikan dapat menyelesaikan kegiatan Observasi PPL 1 PPG Prajabatan
di SMP Negeri 21 Semarang dengan baik. Dalam pelaksanaan program dan penulisan
laporan observasi PPL 1 ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. S Martono, M. Si. selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Kepala Pusat Pengembang PPL Bapak Dr. Soedjatmiko S.Pd.,M.Pd.
3. Koordinator Dosen Pembimbing Lapangan Bapak Khoirul Anwar, S.Pd., M.Pd.
4. Arif Widiyatmoko, Ph.D. in Edu
5. Kepala SMP N 21 Semarang Bapak Didik Teguh Prihanto, M.Pd.
6. Koordinator Guru Pamong Ibu Triyana, M.Pd.
7. Dra. Rachayuni, M.Pd
8. Bapak/Ibu guru, karyawan, dan seluruh peserta didik SMP Negeri 21 Semarang
yang telah bersedia memberikan waktu serta kesempatan untuk pelaksanaan
PPL.
9. Teman-teman mahasiwa PPL di SMP Negeri 21 Semarang.
Kritik dan saran penulis harapkan untuk perbaikan laporan observasi PPL PPG
Prajabatan. Demikian laporan ini penulis susun dengan harapan dapat memberikan
manfaat bagi pembaca. Terima kasih.
Semarang, November 2022
Mahasiswa Praktikan,

Dwi Prasetyoningsih

iii
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii


KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................ 3
C. Manfaat .............................................................................................................. 4
D. Sasaran ............................................................................................................... 5
BAB II
HASIL OBSERVASI .................................................................................................. 6
A. Hasil Observasi .................................................................................................. 6
1. Akademik ....................................................................................................... 6
2. Non-akademik ................................................................................................ 7
B. Analisis Hasil Observasi .................................................................................... 8
1. Akademik ....................................................................................................... 8
2. Non-Akademik ............................................................................................. 14
C. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Observasi ........................... 22
BAB III
PENUTUP .................................................................................................................. 25
LAMPIRAN ................................................................... Error! Bookmark not defined.

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pratik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah mata kuliah inti yang harus
ditempuh oleh mahasiswa PPG Prajabatan untuk mengembangkan dan
memperkuat kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik
profesional di sekolah. Proses pengembangan kemampuan mengajar para calon
guru ditempuh dengan menerapkan prinsip pemikiran yang diajarkan Ki Hajar
Dewantara, antara lain niteni (mengamati), nirokke (menirukan), dan nambahi
(mengembangkan). Mahasiswa PPG belajar mengembangkan identitas guru dan
proses pembelajarannya dengan mengintergrasikan pemahaman analytical,
konteks, satuan pendidikan tertentu dengan konsep dan praktik mata kuliah inti
lainnya. Pengalaman praktik mahasiswa PPG dirancang sebagai proses perbaikan
berkelanjutan melaluli format lesson study dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Sesuai dengan Permenristekdikti No. 55 Tahun 2017 tentang Standar
Pendidikan Guru, dalam pasal 1 ayat 9 dijelaskan bahwa PPL adalah kegiatan
mahasiswa peserta Program PPG untuk mempraktikkan kemampuannya dalam
pembelajaran di sekolah mitra. PPL dilaksanakan selama dua semester, dimana
pada Semester I dilaksanakan PPL I (PPL Terbimbing) selama 36 hari dan pada
Semester II dilaksanakan PPL II (PPL Mandiri) selama 60 hari.
PPL PPG Prajabatan ini disusun dan dilaksanakan dengan beberapa acuan.
(1). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2).
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (3). Peraturan
Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, (4). Permenristekdikti Nomor 55
Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru, (5). Permendikbud No 3 Tahun 2020
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, dan (6). Perdirjen GTK Nomor

1
2

2182/B/PD.00.02/2022 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program


Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
Secara umum, PPL bertujuan agar mahasiswa PPG memiliki pengalaman nyata
dan kontekstual dalam menerapkan seperangkat pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
penguasaan materi bidang studi secara utuh. Secara khusus, tujuan PPL yang
dirumuskan dalam bentuk Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK).
CPMK PPL I adalah agar mahasiswa: 1) Terampil mengidentifikasi
karakteristik peserta didik, lingkungan belajar, dan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah secara mandiri dan bertanggung jawab (S1, KU1), 2) Mampu
mengevaluasi secara kritis karakteristik peserta didik, lingkungan belajar, dan
pelaksanaan pembelajaran di sekolah, secara kolaboratif dengan teman sejawat,
guru sekolah, kepala sekolah, dan dosen pembimbing (S1, KU4, KU6), 3) Terampil
memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru di sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah (S1, KK2), 4) Terampil menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan standar kompetensi yang
akan dicapai dengan mengadaptasi karakteristik 4 peserta didik, lingkungan belajar
serta tahapan belajar yang sesuai dengan karakteristik bidang ilmu dan teknologi
yang dilakukan secara kolaboratif dengan teman sejawat, guru pamong, dan dosen
pembimbing) (S1, KU6, KK2, KK3), 5) Terampil melakukan praktik pembelajaran
secara terbimbing sesuai dengan RPP yang disusun secara bertanggung jawab
dengan mengedepankan nilai etika profesi guru (S1, KK2, KK3), 6) Terampil
melakukan penilaian hasil belajar (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) peserta
didik sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian (S1, KK2, KK3).
Pada dasarnya PPL dapat dikembangkan secara mandiri oleh masing-
masing penyelenggara PPG dengan berpijak pada prinsip enam prinsip di bawah
ini, 1) PPL dikembangkan secara bertahap, yakni: a) Observasi terhadap peserta
didik dan lingkungan belajar, b) Praktik pembelajaran terbimbing, c) Praktik
3

pengajaran mandiri, d) Studi kasus terhadap seorang atau sekelompok peserta didik
yang bermasalah dalam pembelajaran (case study/case reasoning). Aktivitas di
semua tahapan dicatat di dalam Jurnal Harian; 2) Praktik pembelajaran dilakukan
dengan siklus: menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
melakukan evaluasi dan refleksi pelaksanaan pembelajaran, dan menyusun rencana
tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya; 3) Pelaksanaan praktik pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri yang sesuai dengan konteks
belajar peserta didik; 4) PPL dilakukan dengan menggunakan pendekatan reflektif
terhadap seluruh tahapan PPL. Pendekatan reflektif adalah proses memikirkan dan
merenungkan tindakan dan proses berpikir yang telah dilaluinya. Sehingga melalui
proses tersebut seseorang melakukan proses belajar secara berkelanjutan. Dalam
PPL, dosen dan guru pamong memberikan tugas dan pertanyaan-pertanyaan
kepada mahasiswa PPG agar mahasiswa belajar dari pengalamannya. Proses
reflektif tidak hanya terbatas pada aspek kognitif melainkan juga mencakup aspek
emosi seperti minat terhadap profesi guru dan komitmen untuk terus
mengembangkan diri; 5) Beban belajar PPL I dan PPL II dilakukan dengan tahapan
observasi, asistensi mengajar, dan tiga siklus pembelajaran terbimbing.

B. Tujuan
Tujuan dari diselenggarakannya kegiatan observasi ini adalah memberikan
wawasan kepada mahasiswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama dalam program pendidikan profesi
guru untuk mengetahui dan memahami proses pembelajaran dan asesmen yang
efektif. Kegiatan observasi bertujuan agar mahasiswa memiliki beberapa
pengetahuan dan keterampilan, seperti:
1. Mengidentifikasi karakteristik peserta didik dan lingkungan pembelajaran.
2. Mengevaluasi karakteristik peserta didik dan lingkungan belajar.
3. Memecahkan masalah pembelajaran.
4

4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan modul ajar.


5. Menyusun asesmen pembelajaran yang efektif.
6. Mengetahui kondisi manajemen sekolah dan lingkungan belajar.

C. Manfaat
Dengan diadakannya kegiatan observasi diharapkan mampu bermanfaat bagi:
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menyusun dan mengembangkan proses pembelajaran dan
asesmen yang efektif, berkualitas, dan dapat mengukur kemampuan yang telah
dimiliki peserta didik. Sehingga nantinya siap untuk menjadi pendidik serta
memangku jabatannya sebagai seorang guru. Mahasiswa juga dapat menyusun
perencanaan pembelajaran yang sesuai dan menjadi tahu bagaimana manajemen
sekolah dan lingkungan belajar diatur.
2. Bagi Sekolah
Kegiatan observasi bisa untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
administrasi yang telah ada di sekolah sehingga dapat mengembangkan
perangkat administrasi yang memiliki nilai bobot yang tinggi dan bermutu.
Selain itu kegiatan observasi bermanfaat untuk menjalin koordinasi dan
kolaborasi antara mahasiswa PPL dan pihak sekolah. Selain itu, guru menjadi
termotivasi untuk selalu tetap berusaha meningkatkan profesionalitasnya.
3. Bagi Peserta Didik
Peserta didik mendapatkan pengalaman baru dengan hadirnya mahasiswa PPL
sebagai bentuk proses pembelajaran di kelas. Memberikan semangat belajar
yang baru bagi mereka sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan
menyenangkan.
4. Bagi Guru
Sebagai ajang kolaborasi dengan mahasiswa untuk menyusun perangkat
administrasi dan asesmen yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru
5

juga dapat mengetahui kekurangan dalam mengembangkan perencanaan proses


pembelajaran dan asesmen yang efektif.

D. Sasaran
Sasaran observasi adalah peserta didik, guru, lingkungan belajar, wakil kepala
dan kepala sekolah.
BAB II

HASIL OBSERVASI
A. Hasil Observasi
Hasil observasi meliputi dua hal, yaitu pada aspek akademik dan non-
akademik. Aspek akademik meliputi karakteristik peserta didik, rancangan
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan aspek
non-akademik meliputi manajemen sekolah dan lingkungan belajar di sekolah.
Masing-masing aspek akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Akademik
a. Karakteristik Peserta Didik
Setiap peserta didik SMP Negeri 21 Semarang memiliki karakteristik
yang berbeda antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya. Hal
tersebut tidak mempengaruhi ciri khas SMP Negeri 21 Semarang yang
memiliki predikat dan penanaman karakter yang baik. Hal ini dapat
tercermin dari berbagai prestasi yang didapatkan oleh SMP N 21 Semarang
baik akademik maupun non akademiknya, selain itu SMP N 21 Semarang
juga mendapatkan predikat sekolah ramah anak, ini terbukti dengan suasana
sekolah yang menyenangkan sehingga menjadi faktor pendukung yang
optimal bagi kegiatan pembelajaran.
b. Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi, SMP N 21 Semarang menggunakan dua
jenis perangkat pembelajaran. Kelas 7 menggunakan perangkat
pembelajaran modul ajar, sedangkan kelas 8 dan 9 masih menggunakan RPP.
c. Pelaksanaan Pembelajaran
Proses pembelajaran di SMP N 21 Semarang dilaksanakan dengan
mengedepankan konsep student centered, peserta didik lebih ditekankan

6
7

untuk aktif dalam pembelajaran baik kelompok, maupun individu.


Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan menggunakan acuan jam pelajaran
yang mana setiap jam pelajaran durasinya 40 menit. Terdapat pembelajaran
P5 dalam penguatan karakter peserta didik yang dilaksanakan selama 10 jam
pelajaran tiap minggunya. Secara keseluruhan karakteristik peserta didikdi
SMP N 21 Semarang sangat aktif dan kondusif dalam proses pembelajaran,
guru jadi lebih bisa menghandle dengan mudah ketika sedang mengajar.
Selain itu proses pembelajaran yang dilaksanakan sudah sangat variatif
dengan menggunakan beberapa model pembelajaran seperti Problem Based
Learning, Project Based Learning, serta masih banyak lagi, yang mana
beberapa model tersebut menuntut peserta didik untuk berkolaborasi dengan
sesama teman yang lain agar aktif dan mendukung kreatifitas peserta didik.
Penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru juga sudah beragam,
mulai dari media elektronik, paper based, dadu, kuadran, permainan-
permainan, serta masih banyak lagi. Dari beberapa hal tersebut menjadikan
peserta didik di SMP N 21 Semarang menjadi aktif dan komunikatif dalam
proses pembelajaran.

2. Non-akademik
Hasil observasi pada aspek non-akademik dijelaskan sebagai berikut.
a. Manajemen Sekolah
SMP N 21 Semarang sudah menjalankan manajemen sekolah
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing manajemen
memiliki tanggung jawab yang sudah sesuai. Terbukti dengan regulasi
sekolah sudah diatur dengan baik sehingga kegiatan sekolah bisa
berjalan sesuai peraturan yang dibuat. Tidak adanya tanggung jawab
yang tumpang tindih dari masing-masing manajemen, karena masing-
masing manajemen memiliki penanggung jawab sendiri.
8

b. Lingkungan Belajar di Sekolah


Lingkungan belajar di sekolah dilihat dari aspek sosial-ekonomi
murid, kualitas pembelajaran di kelas, refleksi dan perbaikan
pembelajaran oleh guru, kepemimpinan instruksional, iklim keamanan,
iklim kebinekaan, iklim kesetaraan gender, iklim inklusivitas, dan
dukungan orangtua murid terhadap program satuan pendidikan sudah
berjalan dengan baik.

B. Analisis Hasil Observasi


Terdapat dua analisis hasil observasi, yaitu dalam aspek akademik dan
non-akademik, yang masing-masing aspek akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Akademik
Analisis hasil observasi akademik meliputi karakteristik peserta didik,
rancangan pelaksanaan pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah. Masing-masing poin akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Karakteristik Peserta Didik
Analisis hasil observasi karakteristik peserta didik meliputi
budaya sekolah, budaya kelas, keterlibatan peserta didik, identifikasi
kesiapan peserta didik, perkembangan emosi, perkembangan sosial,
dan perkembangan moral atau spiritual. Masing-masing poin akan
dijelaskan sebagai berikut.
1) Budaya Sekolah
SMP N 21 mendapatkan predikat sebagai sekolah ramah
anak. Hal ini terbukti dengan suasana sekolah yang menyenangkan
sehingga menjadi faktor pendukung yang optimal bagi kegiatan
pembelajaran. Predikat ramah anak sendiri sudah ditetapkan oleh
Wali Kota Semarang yang bertanda tangan di papan pengesahan,
Hal itu menunjukkan bahwa SMP N 21 Semarang menerapkan
atmosfer yang positif dan mendukung perkembangan peserta didik
9

dalam dunia pendidikan. SMP N 21 sudah melaksanakan


kurikulum merdeka, setiap senin s.d jumat sekolah melaksanakan
pembiasan pagi untuk menghidupkan profil pelajar Pancasila.
Pembiasaan pagi tidak hanya diikuti oleh peserta didik kelas VII,
namun semua peserta didik yang ada di sekolah juga mengikuti
kegiatan pembiasaan pagi. Untuk peserta didik kelas VII terdapat
jam pelajaran khusus untuk menginterpretasikan profil pelajar
Pancasila. Meskipun Kurikulum Merdeka baru diterapkan pada
pembelajaran kelas VII, tetapi pendidikan karakter pelajar pacasila
melalui pembiasaan setiap hari dilaksanakan untuk semua jenjang
kelas, yang mana hal tersebut bertujuan untuk menanamkan
kebiasaan baik bagi para peserta didik.
2) Budaya Kelas
Guru dan peserta didik SMP N 21 membuat kesepakatan pada
awal masuk sekolah. Kesepakatan kelas dibuat dengan
musyawarah antara guru dan peserta didik. Namun, untuk kondisi
dan kegiatan tertentu seperti pelaksanaan asesmen, guru dan
peserta didik menambahkan kesepakatan sesuai dengan kebutuhan
kegiatan yang dilakukan. Kesepakatan tersebut bertujuan untuk
menyamakan persepsi antara peserta didik dan juga guru, dimana
hal tersebut juga diketahui oleh para wali murid dan juga
paguyuban wali murid. Guru memberikan aktivitas kepada siswa
untuk bisa saling memahami perasaan, kebutuhan, dan kesulitan
antar teman di kelas dengan menggunakan benang wol yang
kemudian membentuk jaring – jaring. Guru dan peserta didik juga
selalu merefleksikan kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Selain itu, SMP N 21 juga sudah melaksanakan 5P sebagai bentuk
pelaksanaan profil pelajar pancasila. Penanaman karakter bersifat
secara langsung melalui praktek-praktek pembelajaran 5P.
10

3) Keterlibatan Peserta Didik


Peserta didik SMP N 21 terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran, peserta didik dengan antusias menyimak penjelasan
materi maupun pemaparan video yang diberikan oleh guru. Peserta
didik juga semangat dalam menyelesaikan worksheet yang
disiapkan oleh guru. Diskusi kelompok dan presentasi juga
dilakukan peserta didik dengan terampil dan keren. Peserta didik
dengan penyampaian yang baik dalam setiap presentasi ataupun
penampilan-penampilan sebuah karya menunjukkan bahwa
penanaman kepercayaan diri peserta didik sudah sangat kuat. Guru
SMP N 21 memberikan pembelajaran dengan model dan media
pembelajaran yang menyenangkan. Guru juga memberikan reward
berupa support dan poin tambahan kepada peserta didik. Hal itu
dilakukan untuk memperkuat karakter peserta didik serta
memberikan feedback yang baik terhadap usaha peserta didik
dalam proses pembelajaran.
Peserta didik SMP N 21 antusias dalam melaksanakan
pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru melaksanakan
pembelajaran yang menyenangkan. Guru juga menggunakan
media yang berbasis teknologi. Akses pembelajaran peserta didik
sebagian besar sudah berbasis teknologi sehingga para guru dapat
memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Peserta didik
aktif dalam mengikuti diskusi dengan guru, saling bertanya dan
menjawab pertanyaan sesama teman membuat peserta didik aktif
mengikuti proses pembelajaran.
4) Kesiapan Peserta Didik
Pada awal kegiatan pembelajaran di SMP N 21 Semarang,
guru senantiasa memeriksa kesiapan peserta didik baik dimulai
dari memberi salam, meminta salah satu peserta didik untuk
11

memimpin do’a, kemudian memeriksa kesiapan fisik dan psikis


peserta didik dan kesiapan belajar peserta didik. Hal ini bertujuan
untuk membiasakan hal-hal baik terhadap peserta didik agar
menjadi sebuah kebiasaan baik. Guru SMP N 21 Semarang
mengajukan beberapa pertanyaan awal terkait dengan materi untuk
memastikan pengetahuan awal peserta didik. Pada awalan
pembelajaran dilakukan apersepsi dan juga kesiapan peserta didik
terhadap proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru SMP
N 21 Semarang menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat
kegiatan yang akan dilakukan kepada peserta didik, kemudian guru
melakukan diagnosa kepada peserta didik untuk mengetahui
karakteristik sehingga pembelajaran yang dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan pembelajaran tercapai.
Penyampaian tujuan pembelajaran menjadikan peserta didik
mengetahui terhadap hal-hal apa saja yang hendak dipelajari dalam
proses pembelajaran agar tercapai proses pembelajaran yang
efektif.
5) Perkembangan Emosi
Setiap kelas dan ruang pembelajaran peserta didik SMP N 21
Semarang memiliki fasilitas yang mampu menunjang kegiatan
pembelajaran dan menjadi ruang ekspresi bagi peserta didik.
Fasilitas di dalam kelas meliputi LCD, proyektor, AC, papan tulis,
dll sudah sangat memadai sehingga peserta didik tidak mengalami
kendala terkait fasilitas untuk mengekspresikan diri yang sehat.
Koneksi internet berupa wifi juga tersedia di berbagai ruangan,
yang mana hal tersebut membuat siswa semakin mudah mengakses
proses pembelajaran. Guru SMP N 21 Semarang senantiasa
memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik.
Kaitannya dengan peserta didik yang belum bisa mengekspresikan
12

diri dengan tepat, guru selalu memberikan respon dengan cara


yang positif berupa pengarahan yang nantinya diharapkan peserta
didik mampu mengekpresikan diri dengan tepat. Peserta didik
yang mampu mengekspresikan diri dengan tepat tersebut
diharapkan dapat menjadi lebih maju dan juga dapat percaya diri
seperti teman-temannya yang lain.
6) Perkembangan Sosial
Guru SMP N 21 Semarang menerapkan kegiatan habituasi
kepada peserta didik untuk membangun karakter peserta didik
yang berlandaskan pada profil pelajar Pancasila. Kemudian
mengimplementasikan 4C dalam pembelajaran yaitu Critical
Thingking, Creativity, Collaboration, dan Communication, guna
menunjang kemajuan berpikir peserta didik dan juga kompetisi di
dunia global yang semakin maju. Guru SMP N 21 Semarang
memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan keterampilan
sosial dengan pembelajaran kelompok agar peserta didik dapat
berkolaborasi untuk mengerjakan proyek bersama sehingga
peserta didik akan mampu beradaptasi dan saling berinteraksi dan
terwujud kerja sama antar peserta didik dalam pembelajaran.
Suasana kolaborasi yang baik diterapkan pada masing-masing
jenjang kelas yang mana didukung oleh setiap aspek yang terlibat
dalam proses pembelajaran.
7) Perkembangan Moral/Spiritual
Guru SMP N 21 Semarang dalam upaya membangun nilai-
nilai integritas dan spiritual peserta didik dilakukan dengan
pembentukan karakter melalui habituasi yang berdasar pada profil
pelajar Pancasila yaitu Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia, Berkebinekaan global, Mandiri, Bergotong
royong, Bernalar kritis, dan Kreatif. Pembiasaan tersebut
13

dilakukan terhadap peserta didik dengan tujuan membangun


karakter yang baik.

b. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Berdasarkan hasil observasi, SMP N 21 Semarang menggunakan dua
jenis perangkat pembelajaran. Kelas 7 menggunakan perangkat
pembelajaran modul ajar, sedangkan kelas 8 dan 9 masih menggunakan
RPP. Peserta didik kelas 7 yang menggunakan perangkat pembelajaran
modul ajar terdapat program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
yang dilaksanakan sebanyak 10JP dalam satu minggu. Kemudian pada
akhir semester, peserta didik kelas 7 mengadakan gelar karya hasil
implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

c. Pelaksanaan Pembelajaran
Proses pembelajaran di SMP N 21 Semarang dilaksanakan dengan
mengedepankan konsep student centered, peserta didik lebih ditekankan
untuk aktif dalam pembelajaran baik kelompok, maupun individu.
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan menggunakan acuan
jampelajaran, yang mana setiap jam pelajaran durasinya 40 menit. Terdapat
pembelajaran P5 dalam penguatan karakter peserta didik yang
dilaksanakan selama 10 jam pelajaran tiap minggunya. Secara keseluruhan
karakteristik peserta didikdi SMP N 21 Semarang sangat aktif dan kondusif
dalam proses pembelajaran, guru jadi lebih bisa menghandle dengan
mudah ketika sedang mengajar. Selain itu proses pembelajaran yang
dilaksanakan sudah sangat variatif dengan menggunakan beberapa model
pembelajaran seperti Problem Based Learning, Project Based Learning,
serta masih banyak lagi, yang mana beberapa model tersebut menuntut
peserta didik untuk berkolaborasi dengan sesama teman yang lain agar aktif
14

dan mendukung kreatifitas peserta didik. Penggunaan media pembelajaran


yang digunakan guru juga sudah beragam, mulai dari media elektronik,
paper based, dadu, kuadran, permainan-permainan, serta masih banyak
lagi. Dari beberapa hal tersebut menjadikan peserta didik di SMP N 21
Semarang menjadi aktif dan komunikatif dalam proses pembelajaran.

2. Non-Akademik
Analisis hasil observasi non-akademik meliputi manajemen sekolah dan
lingkungan belajar di sekolah. Masing-masing poin akan dijelaskan sebagai
berikut.
a. Manajemen Sekolah
Manajemen sekolah meliputi manajemen kesiswaan, kurikulum,
Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dam prasarana, anggaran sistem
informasi, serta ketatalaksanaan. Masing-masing manajemen akan
dijelaskan sebagai berikut.
1) Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan upaya pelayanan yang
diberikan oleh sekolah kepada peserta didik mulai dari pertama
kali peserta didik berada di lembaga pendidikan sampai peserta
didik meninggalkan lembaga pendidikan. Manajemen kesiswaan
sangat penting dalam lembaga sekolah sebab mampu mewujudkan
program pendidikan yang baik. Manajemen sekolah mampu
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Sebab,
peserta didik tidak hanya mengembangkan potensi lewat
pembelajaran di kelas namun melalui kegiatan-kegiatan di luar
pembelajaran kelas.
Manajemen kesiswaan di SMP N 21 Semarang menjadi
prioritas dalam mengembangkan bakat serta minat sesuai potensi
15

yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. Sehingga dapat


dikatakan bahwa SMP N 21 Semarang sangat memperhatikan
potensi dan bakat yang dimiliki masing-masing peserta didik. Hal
tersebut membantu peserta didik untuk bisa mengembangkan
potensi dan bakat yang dimilkinya. Peserta didik menjadi lebih
percaya diri akan bakat yang dimilikinya. Kebutuhan peserta didik
yang diberikan oleh satuan pendidikan di SMP N 21 Semarang
bisa dilihat melalui upaya yang sudah di berikan pada
ekstrakulikuler dengan 16 jenis yang berbeda, diantaranya
olahraga, seni, agama serta teknologi yang bisa diikuti oleh peserta
didik untuk mengembangkan potensi bakatnya. Selain itu, SMP N
21 Semarang juga memfasilitasi peserta didik yang mengikuti
berbagai jenis kegiatan di sekolah untuk mengikuti perlombaan
agar lebih mengembangkan potensinya di luar sekolah. Sekolah
sudah memberikan ekstrakulikuler yang bisa membantu
menunjang pengembangan bakat peserta didik.
Manajemen kesiswaan juga mengelola kebutuhan peserta
didik dengan melihat karakteristik satuan pendidikan. SMP N 21
Semarang mempunyai karakteristik yang beragam sehingga
manajemen kesiswaan berupaya untuk memberikan kegiatan
ekstrakulikuler yang bisa diikuti oleh peserta didik sesuai bakatnya
masing-maisng. Menjadikan ekstrakulikuler sebagai fasilitas untuk
peserta didik dalam mengetahui karakteristik pada diri sendiri
sehingga bisa melihat bakat serta minat yang dimiliki peserta didik.
dari 16 jenis esktrakulikuler tersebut memiliki program yang
berbeda-beda sehingga peserta didik bisa memilih sesuai dengan
bakatnya. Manajemen kesiswaan mampu memberikan kebutuhan
peserta didik melalui tujuan satuan Pendidikan dengan program
yang bisa mencetak peserta didik yang memiliki prestasi di bidang
16

akademik maupun non akademik agar lebih meningkatkan kualitas


dalam satuan pendidikan tersebut. Sehingga adanya kegiatan
ekstrakuliker ini sangat membantu sekolah untuk mencetak peserta
didik yang berprestasi tidak hanya di bidang akademik namun bisa
melalui non akademik. Fasilitas kegiatan akademik bisa dilihat
melalui prestasi dalam kegiatan belajar mengajar serta kegiatan
tambahan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
2) Manajemen Kurikulum
Dalam satuan pendidikan manajemen kurikulum menjadi inti
yang harus ada serta dilaksanakan di sekolah. Manajemen
kurikulum harus bisa mengikuti keadaan sesuai dengan tantangan
zaman yang berubah-ubah. Sehingga, proses pembelajaran bisa
berjalan dengan lancar serta menjadi tolok ukur pencapaaian
tujuan oleh peserta didik dan mendorong guru agar bisa
menyempurnakan strategi pembelajarannya.
SMP N 21 Semarang melalui manajemen kurikulum mampu
mengelola pembelajarannya dengan menyusun 2 KTSP yang
digunakan dalam sekolah. Sebab, saat ini kurikulum yang
digunakan di SMP N 21 Semarang yaitu kurikulum 2013 yang
diterapkan di kelas 9 dan kelas 8, serta Kurikulum Merdeka yang
diterapkan di kelas 7. Pengelolaan dua kurikulum tersebut tentunya
berbeda. Misalnya pada jadwal pelajaran yang dibutuhkan masing-
masing kurikulum. Seperti halnya di Kurikulum 2013 jam
pembelajarannya terfokus pada intrakulikuler, sementara
Kurikulum Merdeka waktu yang dibutuhkan untuk pembelajran
intrakulikuler 75% serta pembelajaran untuk P5 25%. Pada jam
pelajaran K13 diatur per minggu dengan alokasi waktu rutin
mingguan tiap semester sehingga peserta didik mendapat nilai
hasil belajar tiap mata pelajaran di akhir semester. Kemudian pada
17

aloaksi waktu untuk kurikulum merdeka di atur per tahun sehingga


alokasi waktunya untuk mencapai jam pelajaran bisa fleksibel.
Proses perencanaan dan desain kurikulum di SMP N 21
Semarang mengacu pada panduan kurikulum yang telah ditetapkan
oleh pemerintah serta pengawas. Panduan-panduan yang
digunakan tersebut mengacu pada Buku 1 (Kurikulum), Buku 2
(Silabus), dan Buku 3 ( RPP atau modul). SMP N 21 Semarang
sudah rutin melakukan monitoring terhadap pelaksanaan
kurikulum. Dalam pelaksanaan monitoring kurikulum, dilakukan
oleh pengawas setiap beberapa bulan sekali untuk mengetahui
seberapa jauh SMP N 21 Semarang menerapkan kurikulum
merdeka ataupun kurikulum K13. Serta untuk mengetahui apakah
ada kesulitan yang dihadapi dalam penerapan kedua kurikulum
tersebut di sekolah. Selain pengawas, monitoring juga dilakukan
oleh kepala sekolah serta guru senior yang berguna untuk menilai
apakah pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan kurikulum
atau belum. Penggunaan data dalam proses refleksi kurikulum di
SMP N 21 Semarang memiliki banyak data yang berguna untuk
merefklesikan dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah,
kemudian data-data tersebut berguna dalam penilaian lain untuk
mengukur ketercapaian pembelajaran di sekolah.
3) Manajemen Sumber Daya Manusia
Penerimaan guru yang dilakukan di SMP Negeri 21
Semarang melalui rekrutmen serentak secara nasional meliputi
CPNS dan PPPK. Selain itu, sekolah juga melakukan penerimaan
Guru Tidak Tetap (GTT) atas izin Pemerintah Kota Semarang
dikarenakan sekolah sangat membutuhkan guru yang pada saat itu
mengalami kekosongan. Beberapa kegiatan dilakukan untuk
membekali guru baru agar kedepannya dapat menyesuaikan
18

dengan lingkungan sekolah. SMP Negeri 21 Semarang


menyelenggarakan beberapa kegiatan guna meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang ada. Kegiatan tersebut antara lain
seperti IHT. IHT merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kompetensi guru professional.
4) Manajemen Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di SMP Negeri 21 Semarang dapat
dibilang cukup lengkap. Berbagai kegiatan sekolah sudah
memanfaatkan sarana prasarana yang ada. Sarana prasarana yang
ada juga sudah mendukung keseluruhan kegiatan belajar mengajar
di SMP Negeri 21 Semarang. Perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan di SMP Negeri 21 Semarang dilakukan melalui
berbagai tahap yaitu survei untuk melihat kebutuhan yang ada,
kemudian melakukan pencatatan barang kedalam daftar inventaris,
lalu melakukan penyusunan program, dan yang terakhir pendanaan
sarana prasaranan dilakukan dari dana BOS.
5) Manajemen Anggaran
SMP Negeri 21 Semarang dalam memanajemen anggaran
sekolah dengan membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah). RKAS tersebut digunakan untuk merencanakan,
melaksanakan, memonitoring anggaran dan penggunaannya.
RKAS dibuat untuk satu tahun anggaran dan terintegrasi serta
terhubung dengan dinas pendidikan setempat untuk mempermudah
memonitoring anggaran dan pengeluaran sekolah.
6) Manajemen Sistem Informasi
Sistem informasi yang ada di SMP Negeri 21 Semarang dapat
diisi dan diakses melalui tautan yang telah disediakan. Sistem
infromasi tersebut berisikan data pribadi peserta didik yang
dihubungkan dengan dapodik. Data tersebut biasanya digunakan
19

untuk membuat kartu OSIS. Informasi atau data peserta didik


tersebut juga diberikan kepada masing-masing wali kelas dan guru
mata pelajaran untuk digunakan sesuai kebutuhan. Dalam
mengakses data peserta didik, guru juga diberikan keleluasaan
untuk menunjang kelancaran dalam proses pembelajaran.
7) Manajemen Ketatalaksanaan
Setiap satuan pendidikan pasti mempunyai sistem
administrasi, seperti halnya di SMP Negeri 21 Semarang. Sistem
administrasinya sudah lengkap meliputi administrasi kepegawaian,
kurikulum, kesiswaan, dan lain sebagainya. Sistem adminitrasi
tersebut juga sudah sesuai dengan fungsinya masing-masing guna
mempermudah dalam mengendalikan dan mengurus proses
berlajar mengajar sehingga diharapkan dapat berjalan dengan baik.

b. Lingkungan Belajar di Sekolah


Lingkungan belajar di sekolah meliputi latar belakang sosial
ekonomi murid, kualitas pembelajaran di kelas, refleksi dan perbaikan
pembelajaran oleh guru, kepemimpinan instruksional, iklim keamanan
di satuan pendidikan, iklim kebinekaan di satuan pendidikan, iklim
kesetaraan gender, iklim inklusivitas, dan dukungan orang tua dan
murid terhadap program satuan pendidikan. Masing-masing
lingkungan belajar akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Latar Belakang Sosial-Ekonomi Murid
Latar belakang ekonomi peserta didik pada awal tahun ajaran
baru diketahui melalui pengisian data A1 yang berisi biodata
hingga keadaan ekonomi peserta didik. Kemudian melalui data
pokok peserta didik dapat dilihat keadaan ekonominya, pada data
NIK sudah termuat data mengenai sosial ekonomi peserta didik.
Peserta didik yang kurang mampu memiliki tanda khusus yang
20

memudahkan sekolah untuk mengetahui. Berdasarkan hal tersebut


sekolah dapat menindaklanjuti dengan memberikan beasiswa
afirmasi kepada peserta didik yang kurang mampu. Kemudian
guru melakukan pengamatan di lingkungan sekolah serta
koordinasi dari paguyuban yang selanjutnya akan ditindaklanjuti
sekolah untuk memanggil peserta didik yang mengalami kendala
ekonomi secara khusus.
2) Kualitas Pembelajaran di Kelas
Kualitas pembelajaran di kelas dilihat dari beberapa aspek
yaitu perangkat pembelajaran setiap mata pelajaran yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. RPP
berdiferensiasi saat ini diterapkan oleh guru di SMP Negeri 21
Semarang.
3) Refleksi dan Perbaikan Pembelajaran oleh Guru
Refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru salah satunya
dilakukan dengan supervisi berupa penilaian oleh kepala sekolah
dan pengawas sekolah. Sehingga setelah supervise, guru dapat
melakukan refleksi mengenai hasil kinerjanya yang nantinya dapat
diperbaiki. Kemudian dilakukan melalui penilaian antar rekan
sesama guru di SMP Negeri 21 Semarang.
4) Kepemimpinan Instruksional
Kepala satuan pendidikan dalam upaya menyusun visi, misi,
dan program melakukan tinjauan visi misi yang sudah ada
sebelumnya setiap satu tahun sekali. Visi misi sekolah disusun
berdasarkan kondisi lingkungan belajar sekolah, input peserta
didik, penilaian orang tua, dan sarpras. Visi misi ditinjau dari
relevansi dengan keadaan saat ini, apabila ada perubahan maupun
tidak pada saat koordinasi ditulis pada berita acara. Kemudian
21

dalam mendukung guru meningkatkan mutu pembelajaran


dilakukan melalui IHT (In House Training).
5) Iklim Keamanan di Satuan Pendidikan
SMP N 21 Semarang memiliki kebijakan, pemahaman, dan
program terkait dengan perundungan terbukti dengan
keikutsertaannya dalam program sekolah anti perundungan. Selain
itu banyak ditemukan poster yang mengedukasi terkait dengan
dampak bullying. Hukuman fisik, kekerasan seksual, dan narkotika
tidak ditemukan di lingkungan sekolah. Iklim keamanan di satuan
pendidikan sudah membuat seluruh warga sekolah merasa aman
baik secara fisik maupun psikologis.
6) Iklim Kebinekaan di Satuan Pendidikan
SMP Negeri 21 Semarang memiliki keragaman agama
maupun sosial budaya. Agama yang beragam bisa dilihat ketika
kegiatan pembiasaan di hari rabu (religi). Pembiasaan diisi dengan
kajian religi dari masing-masing agama. Kegiatan kedua yaitu pada
hari jum’at peserta didik muslim laki-laki melakasanakan sholat
jum’at sedangkan peserta didik perempuan melaksanakan kegiatan
keputrian. Sedangkan agama selain Islam melakukan kajian sesuai
dengan agama masing-masing. Lingkungan sekolah memiliki
keberagaman agama maupun sosial budaya yang mampu
menumbuhkan rasa toleransi. Peserta didik memiliki hak memeluk
agama masing-masing dan disediakan program sesuai dengan
agama yang ada di SMP N 21 Semarang sehingga masing-masing
agama memiliki kesetaraan yang sama.
7) Iklim Kesetaraan Gender
Iklim kesetaraan gender di SMP N 21 Semarang sudah
terlihat adil dan memberikan kesempatan yang sama baik laki-laki
maupun perempuan. Misalnya saja pemilihan ketua kelas tidak
22

harus laki-laki yang memimpin, kegiatan ekstrakulikuler dan


intrakulikuler yang bisa diikuti oleh semua peserta didik tanpa
memandang gender. Semua peserta didik mendapatkan hak yang
sama tanpa memandang gender. Tidak ada perundungan yang
menyudutkan salah satu gender.
8) Iklim Inklusivitas
SMP N 21 Semarang menerima peserta didik inklusi (slow
learner) yang tidak dibeda-bedakan dengan peserta didik yang
lain. Guru mendukung dengan cara membuat kurikulum campuran
sehingga peserta didik tersebut bisa belajar sesuai kemampuannya.
Iklim inklusivitas sudah berjalan baik dengan tidak membeda-
bedakan antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lain.
9) Dukungan Orang Tua dan Murid terhadap Program Satuan
Pendidikan
Dukungan orang tua dan murid terhadap program satuan
pendidikan sudah berjalan dengan baik. Terlihat ketika kegiatan
bazar dan panen karya yang diikuti oleh peserta didik. Orang tua
juga berpartisipasi dengan membantu menyiapkan serangkaian
acara. Dukungan orang tua terlihat dengan adanya paguyuban
orangtua yang berguna untuk koordinasi seluruh wali murid ketika
ada kegiatan di satuan pendidikan.

C. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Observasi


Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) PPG Prajabatan sudah
berlangsung selama dua minggu sejak penerjunan dan selama itu kami sebagai
peserta PPL sudah melakukan observasi di SMP Negeri 21 Semarang. Selama
itu pula kami mengalami beberapa hambatan saat mengumpulkan data
observasi. Meskipun mengalami beberapa hambatan, tetapi kami tetap bisa
mencari solusi agar hambatan tersebut dapat teratasi. Beruntungnya, mahasiswa
23

PPL mendapatkan dukungan penuh dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala


Sekolah, Guru, dan seluruh warga sekolah guna melengkapi data observasi.
Mahasiswa PPL yang terdiri atas beberapa program studi mengalami
kesulitan saat membagi tugas untuk mengerjakan laporan observasi. Namun,
hal tersebut bisa teratasi dengan beberapa kali musyawarah untuk membagi
tugas. Pada saat observasi, situasi di beberapa kelas cenderung ramai dan
sedikit sulit diatur. Hal tersebut dapat teratasi karena kami didampingi oleh
guru yang sudah banyak memiliki pengalaman dalam mengelola kelas dengan
berbagai kondisi. Selain itu, guru juga disibukkan dengan pembagian rapor PTS
kelas VII, serta mempersiapkan kegiatan panen karya program P5, dan HUT
SMP Negeri 21 Semarang. Sehingga, mahasiswa PPL belum bisa maksimal
dalam melakukan observasi. Namun, kami berinisiatif untuk melakukan
observasi secara mandiri dengan mengamati lingkungan sekolah dan peserta
didik di kelas. Kami juga sempat kesulitan dalam pembagian jam mengajar
dikarenakan pada hari senin s.d selasa kelas diisi oleh guru pamong, sedangkan
hari rabu s.d jumat kelas diisi oleh mahasiswa PPL. Hal tersebut dapat teratasi
dengan koordinasi dan komunikasi yang baik antara guru pamong dengan
mahasiswa PPL.
Faktor pendukung ketika mengumpulkan data sebagai bahan laporan
observasi adalah pada saat kegiatan orientasi di sekolah. Kami diberi gambaran
oleh Wakil Kepala Sekolah mengenai kurikulum yang dipakai sekolah tersebut,
penjelasan cara menyusun CP dan ATP, sistem penilaian, kalender pendikan,
program sekolah dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, kami juga dilibatkan
secara langung di lapangan saat kegiatan HUT SMP Negeri 21 Semarang dan
acara panen karya. Hal tersebut bertujuan agar kami dapat memiliki
pengalaman mengobservasi secara langsung. Kami dibantu oleh guru pamong
sebagai pembimbing saat PPL dengan memberikan dan mengajari cara
membuat Perangkat Pembelajaran. Saat asistensi di kelas, guru pamong selalu
24

mengajari kami tentang cara menguasai kelas dengan baik diberbagai kondisi
kelas dengan berbagai karakteristik peserta didik yang unik.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan Hasil Observasi


Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP N 21 Semarang
dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan observasi praktek pengalaman lapangan merupakan proses
pengamatan dan pengenalan program serta lingkungan sekolah.
2. Hasil obesrvasi dapat digunakan calon guru sebagai acuan dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
3. Hasil observasi menunjukkan bahwa SMP N 21 Semarang sudah
memenuhi sebagian besar komponen yang terdapat pada lembar observasi.

B. Refleksi
Setelah melakukan observasi di SMP N 21 Semarang, mahasiswa
praktikan mengenal dan memahami program serta lingkungan sekolah di SMP
N 21 Semarang. Mahasiswa praktikan dapat merencanakan pelaksanaan
pembelajaran di kelas berdasarkan hasil observasi tersebut. SMP N 21
Semarang sudah memenuhi Sebagian besar komponen yang ada pada lembar
observasi, namun terdapat beberapa catatan pada bagian perangkat
pembelajaran seperti, belum adanya lampiran kegiatan remedial dan
pengayaan.

C. Rencana Tindak Lanjut


Berdasarkan refleksi diatas, mahasiswa praktikan dapat membuat
perangkat pembelajaran yang dilengkapi dengan lampiran kegiatan remedial
dan pengayaan.

25
26

Anda mungkin juga menyukai