Anda di halaman 1dari 11

KONGRES NASIONAL VIII

IKATAN WIDYAISWARA INDONESIA


TAHUN 2020

KEPUTUSAN
KONGRES VIII IKATAN WIDYAISWARA INDONESIA (IWI)
NOMOR : 01A/Kongres/VIII/IWI/2020

TENTANG

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR


IKATAN WIDYAISWARA INDONESIA (IWI) MENJADI ANGGARAN DASAR
ASOSIASI PROFESI WIDYAISWARA INDONESIA (APWI)

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres VIII Ikatan Widyaiswara Indonesia (IWI)
setelah :
Menimbang : a. bahwa untuk memberi jaminan landasan konstitusional keberadaan
organisasi profesi Ikatan Widyaiswara Indonesia (IWI) sebagai wadah
perhimpunan Jabatan Fungsional Widyaiswara, dipandang perlu untuk
mengesahkan Perubahan Anggaran Dasar Ikatan Widyaiswara Idonesia
(IWI) menjadi Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (APWI);

b.bahwa perubahan tersebut diperlukan dalam rangka pengajuan


pengesahan Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia yang disingkat
APWI / sebagai pengganti nama Ikatan Widyaiswara Indonesia (IWI)
setelah terdaftar dan disahkan statusnya menjadi badan hukum
perkumpulan di Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia
berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan
Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar
Perkumpulan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
dan huruf b, Kongres VIII Ikatan Widyaiswara Indonesia (IWI) perlu
menetapkan/memutuskan Perubahan nama menjadi Asosiasi Profesi
Widyaiswara Indonesia yang disingkat APWI
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 22 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional
Widyaiswara dan Angka Kreditnya;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 13 tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan,
dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil,
Memperhatikan : Pendapat yang berkembang dalam Rapat Komisi Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Kongres VIII telah menyepakati
adanya Perubahan Anggaran Dasar Ikatan Widyaiswara Indonesia
(IWI) menjadi Anggaran Dasar Asosiasi Profesi Widyaiswara
Indonesia (APWI);

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES VIII IKATAN WIDYAISWRA


INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
IKATAN WIDYAISWARA INDONESIA (IWI) MENJADI
ANGGARAN DASAR ASOSIASI PROFESI WIDYAISWARA
INDONESIA (APWI)

MUKADDIMAH

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia
(APWI), sebelumnya bernama Ikatan Widyaiswara Indonesi (IWI) adalah wadah satu-satunya
organisasi profesi Widyaiswara di Indonesia, telah menjalankan kiprahnya sejak didirikan di
Yogyakarta 21 September tahun 2000, dalam mengisi kemerdekaan sebagaimana tercantum
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu
“mencerdaskan kehidupan bangsa” membangun Sumber Daya Manusia Indonesia yang
memiliki kemampuan dan integritas yang tinggi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Untuk itu, diperlukan upaya pembaharuan dan perubahan yang terus menerus, baik secara
perorangan, maupun kelompok, dan mendorong kerjasama sesama porofesi lainnya dalam
mengisi dan mengawal pembangunan Indonesia.

Hal ini sejalan dengan Paradigma pembangunan masyarakat Indonesia yang berkembang
begitu pesat, menuntut Aparatur Sipil Negara untuk peka dalam pola pikir dan/atau kerangka
pikir dalam melakukan suatu proses pembangunan yang meliputi kerangka aspek sosial,
politik, hukum, ekonomi sosial dan budaya, pendidikan dan teknologi, serta aspek lainnya,
guna memenuhi kewajiban dasar sebagai aparatur dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Widyaiswara sebagai insan Aparatur Pemerintah, ikut bertanggung jawab untuk
mengembangkannya melalui pengayaan ilmu pengetahuan dan teknologi secara profesional
yang selaras dengan nilai moral dan etika bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, Widyaiswara Indonesia sadar dan perlu bersatu dalam satu wadah organisasi
profesi yang mandiri dan independen untuk ikut serta dalam pembangunan Bangsa dan Negara,
melalui Organisasi Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (APWI) yang berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Untuk memberi jaminan landasan yang kuat akan keberadaan organisasi Asosiasi Profesi
Widyaiswara Indonesia (APWI) sebagai satu-satunya wadah organisasi profesi berhimpunnya
Pejabat Fungsional Widyaiswara, perlu adanya dasar hukum yang kuat dan konstitusional
berupa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Profesi Widyaiswara
Indonesia (APWI) sebagai landasan operasional organisasi dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya serta menetapkan kebijakan organiasi.
BAB I
NAMA, KEDUDUKAN, DAN WAKTU

Pasal 1
Nama

Organisasi profesi ini bernama ASOSIASI PROFESI WIDYAISWARA INDONESIA


disingkat APWI yang berbentuk perkumpulan dan berbadan hukum.

Pasal 2
Tempat Kedudukan

Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia berkedudukan di Ibukota


Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 3
Legalitas dan Waktu

(1) APWI adalah organisasi yang diputuskan dalam Kongres VIII IWI pada tanggal 19
September 2020 sebagai pengganti nama IWI yang didirikan di Yogyakarta sebagai hasil
Kongres Nasional Pertama pada tanggal 21 September 2000 .
(2) APWI didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

BAB II
AZAS, SIFAT, DAN STATUS

Pasal 4
Azas

Assosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (APWI) berazaskan Pancasila dan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pasal 5
Sifat

APWI adalah organisasi profesi independen yang menjunjung tinggi integritas, moral, dan etika
dalam tugas dan fungsinya dibidang pendidikan, pengajaran dan pelatihan, penelitian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan serta pengabdian masyarakat bagi sebagai Aparat Sipil Negara
(ASN). penyelenggara negara, serta masyarakat.

Pasal 6
Status

APWI adalah satu-satunya organisasi profesi Widyaiswara yang diakui keberadaannya di


Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB III
Pasal 7
KEDAULATAN ORGANISASI

APWI berada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya melalui kongres Asosiasi
Profesi Widyaiswara Indonesia.
BAB IV
TUJUAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN

Pasal 8
Tujuan

APWI bertujuan :
(1) Meningkatkan dan mempererat jalinan kerjasama sesama anggota secara khusus, dan
organisasi secara umum dalam bidang pendidikan, pelatihan, dan pengabdian masyarakat
baik di dalam maupun di luar negeri;
(2) Meningkatkan profesionalisme, tanggung jawab, dan kompetensi para anggotanya dalam
menjalankan tugasnya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
mencerdaskan bangsa;
(3) Membina anggota dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan peran, serta tanggung jawabnya
sesuai kode etik dan kode perilaku;
(4) Melindungi dan memberikan bantuan, advokasi, dan konsultasi hukum bagi anggota;
(5) Mengupayakan peningkatan kesejahteraan anggota;
(6) Berperan aktif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Aparatur Sipil Negara
dan non Aparatur Sipil Negara, serta kinerja kelembagaan pemerintahan di segala bidang;
dan
(7) Memperjuangkan kepentingan dan keberadaan Widyaiswara dalam melaksanakan tugas,
fungsi, dan peran, serta tanggung jawabnya.

Pasal 9
Program dan Kegiatan

(1) Program APWI terdiri dari atas :


a. Program Utama; dan
b. Program Umum.
(2) Program utama meliputi berbagai kegiatan yang direncanakan dengan kriteria yang
ditetapkan sesuai tujuan organisasi;
(3) Program umum meliputi kegiatan-kegiatan yang tidak termasuk dalam Program Utama;

(4) Program umum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga.

BAB V
ORGANISASI

Pasal 10
Susunan Organisasi

(1) Susunan Organisasi APWI Tingkat Pusat, terdiri atas :


a. Pelindung;
b. Dewan Pembina Pusat;
c. Dewan Pembina K/LNK;
d. Dewan Pakar APWI;
e. Majelis Pertimbangan dan Kehormatan APWI;
f. Senat APWI;
g. Dewan Pimpinan Pusat APWI;
h. Badan Audit Keuangan APWI
i. Dewan Pimpinan K/LNK APWI;
(2) Susunan Organisasi APWI Tingkat Daerah, terdiri atas :
a. Pelindung
b. Dewan Pembina Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota;
c. Dewan Pimpinan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota APWI.

Pasal 11
Kepengurusan

(1) Kepengurusan APWI terdiri atas :


a. Dewan Pimpinan Pusat APWI;
b. Dewan Pimpinan K/LNK APWI; dan
c. Dewan Pimpinan Daerah APWI:
(2) Prinsip Kepemimpinan di DPP menggunakan Kepemimpinan kolektif kolegial.
(3) Pergantian Antar Waktu Ketua (I/II/III/IV) menjadi kewenangan pimpinan Kolektif
Kolegial
(4) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APWI adalah Pengurus APWI di tingkat Pusat yang
dibentuk dan disusun melalui formatur oleh Ketua Umum terpilih;
(5) DPP APWI dilantik dan dikukuhkan oleh Lembaga Administrasi Negara sebagai instansi
pembina organisasi profesi Widyaiswara;
(6) Dewan Pimpinan K/LNK yang disingkat DPK/L adalah Pengurus APWI pada masing-
masing Instansi K/LNK yang dibentuk dan disusun oleh masing-masing Ketua DPK/L
APWI K/LNK, serta dilantik dan dikukuhkan oleh Ketua Umum DPP APWI;
(7) Ketua DPD Provinsi/Kabupaten/Kota APWI dipilih melalui musyawarah DPD APWI di
Provinsi/Kabupaten/Kota bersangkutan;

Pasal 12
Susunan Pengurus

(1) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APWI paling sedikit terdiri atas :
a. Ketua Umum
b. Ketua (I,II,III,IV)
c. Sekretaris Jenderal
d. Bendahara Umum
e. Departemen-departemen
(2) Dewan Pimpinan Kementerian/Lembaga (DPK/L) APWI paling sedikit terdiri atas :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Bidang-bidang
(3) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Provinsi/Kabupaten/Kota APWI paling sedikit
terdiri atas :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Bidang-bidang

(4) Dalam hal Widyaiswara di Provinsi/Kabupaten/Kota dan Unit Diklat yang jumlahnya
terbatas, bergabung dan berintegrasi dengan APWI Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
terdekat sesuai kondisi daerahnya;dan
(5) Persyaratan untuk membentuk Kepengurusan baik tingkat Daerah Provinsi maupun
Daerah/Kabupaten/Kota, jumlah Widyaiswara di Provinsi/Kabupaten/Kota paling kurang
berjumlah 10 orang;
(6) Dalam hal Widyaiswara K/LNK jumlahnya kurang dari 5 orang, Kepengurusan
disesuaikan dengan kebutuhan organisasinya.

Pasal 13

Masa Kerja,Tugas, dan Kewajiban DPD Provinsi/Kabupaten/Kota APWI


(1) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Provinsi/Kabupaten/Kota APWI di Kabupaten/Kota
disahkan dan/atau dilantik/dikukuhkan oleh Ketua DPP APWI dengan masa jabatan
paling lama 4 ( empat) tahun;
(2) Tugas dan kewajiban pengurus DPD Provinsi/Kabupaten/Kota APWI adalah sebagai
berikut :
a. Melaksanakan AD dan ART organisasi;
b. Melaksanakan kewajiban dan program yang ditetapkan Kongres APWI Pusat;
c. Melaksanakan kewajiban dan program yang ditetapkan DPD-APWI di tingkat
Kabupaten /Kota.

BAB VI
DEWAN PAKAR, MPK, SENAT, DAN BADAN AUDIT KEUANGAN

Pasal 14
Dewan Pakar APWI

(1) Dewan Pakar APWI terdiri dari individu yang memiliki kompetensi, profesionalisme, dan
kepedulian untuk memajukan profesi Widyaiswara Indonesia; yang dibentuk oleh Ketua
Umum Dewan Pimpinan Pusat APWI;
(2) Dewan Pakar APWI mempunyai tugas:
a. Memperkuat kinerja Dewan Pimpinan Pusat APWI terutama dalam hal-hal yang
sifatnya strategis.
b. Mmemberikan sumbangsih pemikiran kepada Dewan Pimpinan Pusat APWI dalam
rangka mendukung pencapaian tujuan APWI;
c. Memberikan pembinaan dan nasehat perihal kegiatan yang terkait dengan tugas dan
profesi kewidyiswaraan;

Pasal 15
Majelis Pertimbangan dan Kehormatan APWI

(1) Majelis Pertimbangan dan Kehormatan Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia,


adalah lembaga yang dapat memberikan pertimbangan kebijakan pada Pengurus Pusat
Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia;
(2) Majelis Pertimbangan dan Kehormatan Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia
adalah penegak kode etik organisasi yang berkaitan dengan etika profesi dan moral;
(3) Susunan Majelis Pertimbangan dan Kehormatan terdiri :
a) Ketua
b) Wakil Ketua
c) Sekretaris
d) Anggota
(4) Ketua dan anggota Majelis Pertimbangan dan Kehormatan Asosiasi Profesi
Widyaiswara Indonesia dipilih oleh Kongres.
(5) Ketua dan anggota MPK APWI terpilih dilantik dan dikukuhkan oleh Lembaga Administrasi
Negara sebagai instansi pembina organisasi profesi Widyaiswara;

Pasal 16
Senat APWI

Senat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia adalah lembaga yang memberikan


pertimbangan untuk jenjang tertinggi profesi jabatan fungsional widyaiswara Indonesia yang
dibentuk oleh Ketua Umum

Pasal 17
Badan Audit Keuangan

Badan Audit Keuangan adalah lembaga yang bertugas melakukan audit pengelolaan keuangan
organisasi termasuk dana penyelenggaraan kongres yang dibentuk oleh Ketua Umum.

BAB VII
KEANGGOTAAN DAN KARTU ANGGOTA

Pasal 18
Anggota

(1) Anggota Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia adalah Widyaiswara


berkewarganegaraan Indonesia.
(2) Keanggotaan Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia dibagi dalam:
a. Anggota Biasa adalah setiap Widyaiswara yang masih berstatus PNS/ASN;
b. Anggota Luar Biasa adalah Widyaiswara purnabakti yang menyatakan dirinya bersedia
menjadi anggota;
c. Anggota Kehormatan Luar Biasa adalah setiap warga negara Indonesia yang berjasa
terhadap Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia dan bersedia menjadi anggota.

Pasal 19
Kartu Anggota

(1) Kartu anggota Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia adalah bukti keanggotaan Asosiasi
Profesi Widyaiswara Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan Pimpinan Pengurus Pusat
Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia; dan
(2) Kartu anggota Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia berisikan Nama, Nomor Registrasi
Anggota Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia/Nomor Induk Pegawai/Nomor Induk
Widyaiswara Nasional.

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN

Pasal 20
Jenis Persidangan dan Rapat

(1) Persidangan, terdiri atas:


a. Kongres;
b. Kongres Luar Biasa;
(2) Rapat, terdiri atas:
a. Rapat Kerja Nasional;
b. Rapat Pleno Lengkap Organisasi;
c. Rapat Kerja K/LNK/Daerah;
d. Rapat Pleno Pengurus;
e. Rapat Harian;
f. Rapat Koordinasi;
g. Rapat Majelis Pertimbangan dan Kehormatan Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia.

Pasal 21
Kongres

Kongres adalah musyawarah tertinggi organisasi yang diadakan 4 (empat) tahun sekali
dan dihadiri Pengurus/Anggota Pusat, K/LNK, dan Daerah Asosiasi Profesi
Widyaiswara Indonesia.

. Pasal 22
Kewenangan Kongres

(1) Mengevaluasi laporan pertanggungjawaban Ketua Umum sebelumnya;


(2) Menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Tata Tertib Kongres;
(3) Menetapkan Kode Etik;
(4) Menetapkan Program Umum Organisasi;
(5) Mengeluarkan Rekomendasi;
(6) Memilih dan menetapkan Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota Majelis
Pertimbangan dan Kehormatan Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia; dan
(7) Memilih dan menetapkan Ketua Umum;

Pasal 23
Pengesahan Keputusan Kongres

(1) Pengambilan keputusan Kongres dilakukan secara musyawarah dan mufakat;


(2) Apabila keputusan tidak dapat tercapai dengan musyawarah mufakat, keputusan dicapai
dengan pemungutan suara; dan
(3) Kongres dalam kepentingan tertentu dapat membentuk tim khusus dan keputusannya
tidak terpisahkan dari hasil Kongres.

Pasal 24
Kongres Luar Biasa

(1) Kongres Luar biasa dilakukan apabila Ketua Umum berhalangan tetap;
(2) Kongres Luar Biasa dapat dilakukan apabila terjadi pelanggaran konstitusi organisasi dan
atas permintaan secara tertulis 2/3 dari pengurus pusat, K/LNK dan Daerah serta mendapat
persetujuan Majelis Pertimbangan dan Kehormatan Asosiasi Profesi Widyaiswara
Indonesia; dan
(3) Segala ketentuan yang berlaku di Kongres berlaku juga di Kongres Luar Biasa.
BAB IX
ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 25
Lambang, Lagu, dan atribut

Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia; memiliki lambang, lagu dan atribut lainnya yang diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB X
PERBENDAHARAAN

Pasal 26
Sumber Dana
Sumber dana organisasi diperoleh dari:
a. Iuran anggota;
b. Bantuan;
c. Sumbangan yang tidak mengikat; dan
d. Hasil usaha organisasi yang sah.

Pasal 27
Pertanggungjawaban Keuangan

(1) Badan Pengurus Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia bertanggung jawab atas
penggunaan dan pengelolaan harta kekayaan organisasi;
(2) Bendahara secara rutin setiap 6 (enam) bulan sekali memberikan laporan
pertanggungjawaban pada rapat pengurus; dan
(3) Khusus untuk dana penyelenggaraan Kongres, baik pemasukan dan pengeluaran keuangan
harus dipertanggungjawabkan kepada Badan Pengurus berikutnya oleh panitia setelah
verifikasi yang dilakukan oleh Badan Audit Keuangan.

BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 28
Perubahan Anggaran Dasar

Anggaran Dasar hanya dapat dirubah oleh Kongres dengan persetujuan sekurang-kurangnya
50% ditambah satu dari jumlah peserta yang hadir atau sesuai rekomendasi Kongres.

Pasal 29
Pembubaran Organisasi

(1) Pembubaran organisasi APWI hanya dapat dilakukan oleh Kongres atas permintaan tertulis
sekurang-kurangnya dari 50% ditambah 1 (satu) orang Pengurus APWI Pusat dan Daerah.
(2) Kongres sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sekaligus mengatur pengalihan aset
organisasi.
BAB XII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 30

(1) DPP mendorong pembentukan Pengurus K/LNK, dan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota


APWI
(2) DPP dapat mengambil kebijakan Pembekuan Pengurus K/LNK, Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota APWI apabila ditemukan pelanggaran konstitusi organisasi
APWI;
(3) Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipertanggungjawabkan pada Rapat
Pleno Lengkap Kepengurusan atau Kongres.
(4) DPP, DPK/L, dan DPD Provinsi/Kabupaten/Kota APWI wajib melaksanakan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga APWI sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
organisasi.
(5) Anggaran Rumah Tangga APWI merupakan penjabaran lebih lanjut dari Anggaran
Dasar

BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 31

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga; dan
(2) Dalam keadaan luar biasa, Dewan Pimpinan Pengurus Pusat dapat melaksanakan
perubahan susunan kepengurusan, setelah mendapat rekomendasi Majelis Pertimbangan
dan Kehormatan Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia.

BAB XIV
PENUTUP

Pasal 32

(1) Anggaran Dasar ini merupakan hasil penyempurnaan yang dilakukan oleh tim Sidang
Komisi AD-ART yang beranggotakan 18 orang yang diamanatkan oleh Kongres VIII
Ikatan Widyaiswara Indonesia tahun 2020 dan hasil keputusannya mempunyai kekuatan
hukum yang tetap; dan
(2) Anggaran Dasar ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di: Jakarta
Pada tanggal: 19 September 2020

Pimpinan Sidang Kongres


Ikatan Widyaiswara Indonesia

Ketua Merangkap Anggota

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E.

Sekretaris Merangkap Anggota Anggota

Dr. Lalu Hendry Yujana, S.E, Ak, M.M, CA Dr. Bambang Sugiyono, S.E, M,Si

Anggota Anggota

Ir. Muhammad Maliki Moersid, M.C.P. Jamaluddin Al Afgani, S.Pd, MP.

Anda mungkin juga menyukai