Anda di halaman 1dari 7

1.

Pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan

Paving block plastik menggunakan pasir beton dan sampah plastik sebagai bahan pengikat. Studi ini
bertujuan

menghitung potensi pengurangan sampah plastik di alam jika paving block diproduksi massal.
Pembelajaran

dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen, dengan menggunakan laboratorium sebagai


tempat pengujian. Jika pengurangan

sampah plastik dipertimbangkan, variasi 60% plastik:40% pasir beton dengan nilai kuat tekan

sebesar 13,92 MPa termasuk dalam grade C. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemanfaatan sampah
plastik untuk

pembuatan paving block plastik dengan job mix plastik 60%.:40% pasir sebanyak 1 m3 sebanyak 1,225.6

kg/m3 atau dapat mengurangi sampah plastik sebesar 0,098 %/m3/hari dan jika produsen memproduksi
10 m3 dalam sehari, maka

potensi pengurangan sampah plastik sebesar 7,3536 ton/hari.

2. Pengaruh Konsentrasi Gelatin dan Asam Sitrat Terhadap Kimia

dan Sifat Organoleptik Jeli Jeruk

Permen jelly merupakan salah satu jenis permen lunak yang diminati oleh semua kalangan usia
khususnya

anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi yang optimal antara gelatin dan asam
sitrat

konsentrasi dalam memproduksi permen jelly dari jeruk keprok (Citrus reticulata var. Siam Banjar)

berdasarkan sifat organoleptiknya. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial,

menggunakan konsentrasi gelatin dan asam sitrat sebagai faktor, masing-masing terdiri dari 3 taraf
perlakuan, yaitu:

adalah: 6% b/v, 8% b/v, 10% b/v untuk konsentrasi gelatin dan 0,2% b/v, 0,4% b/v, 0,6% b/v untuk

konsentrasi asam sitrat dan setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Organoleptik

pengujian warna, aroma, tekstur, rasa, dan daya terima keseluruhan dari permen jelly jeruk. Data

dianalisis secara statistik dengan Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney pada
tingkat 5% jika ada perbedaan nyata. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan
pada warna dan

aroma permen jelly, namun berpengaruh nyata terhadap tekstur, rasa, dan daya terima secara
keseluruhan. Itu

permen jelly jeruk menggunakan 10% gelatin mempengaruhi tekstur dan menentukan panelis

Pilihan. Untuk penerimaan keseluruhan, panelis lebih menyukai permen jelly dengan kombinasi 10%

gelatin dan konsentrasi asam sitrat 0,6%.

3. Teknologi Budidaya untuk Mitigasi Stres Kekeringan pada tanaman Teh

Teh merupakan salah satu tanaman minuman yang memiliki nilai ekonomi dan peluang yang tinggi

untuk meningkatkan produksinya. Hasil dan kualitas tanaman teh sangat dipengaruhi oleh

keadaan lingkungan. Pemanasan global diikuti oleh perubahan iklim, yang mengakibatkan

perubahan pola curah hujan dan peningkatan suhu udara. Perubahan pola curah hujan

mempengaruhi kekeringan yaitu terjadinya 3 bulan kering berturut-turut. Suhu udara memiliki

meningkat selama 100 tahun terakhir. Suhu udara di permukaan bumi telah meningkat

dengan rata-rata 0,74 C. Pergeseran kondisi iklim sebagai akibat dari perubahan iklim dapat
menyebabkan

pertumbuhan dan hasil tanaman teh menjadi terganggu. Tanaman teh bisa menderita sementara

layu, layu menahun, daun rontok, pucuk dan ranting muda mengering, dan mati

ranting, cabang utama, dan batang akibat kekeringan yang berkepanjangan. Kekeringan menyebabkan
kerusakan

tanaman teh, yang mengakibatkan penurunan hasil sebesar 53%. Untuk mengatasinya, teknologi
budidaya

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) penanaman klon toleran; (2) pemupukan; (3)

mulsa dan penanaman pohon peneduh; (3) pemangkasan; dan (4) pemanenan air hujan dan irigasi

sistem.
4. Dampak Perubahan Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah tentang Hukum Laut Nasional

Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah perairan pedalaman
sebesar

3,11 juta km2 dan wilayah laut teritorial 290.000 km2. Indonesia juga memiliki 17.504 pulau, 34 provinsi,

dan 514 kota/kabupaten. Untuk tertib administrasi, pemerintah dan DPR menetapkan UU No.

32 Tahun 2004 diubah dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam kedua hukum, ada sedikit

peraturan tentang pengelolaan wilayah laut di provinsi dan kabupaten/kota. Sejak UU No. 32 tahun

Tahun 2004 tentang perubahan menjadi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, muncul beberapa
permasalahan yaitu acuan vertikal,

kewenangan pengelolaan, dan provinsi kepulauan atau kabupaten/kota. Makalah ini menjelaskan
masalah

dan alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh amandemen UU No. 32/2004
menjadi UU

tidak. 23/2014. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan acuan vertikal yang digunakan
oleh UU No. 32/2004 yaitu LWL

dengan Hukum. Nomor 23/2014 yaitu HWL. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar kembali ke
vertikal

acuan yang digunakan harus dikembalikan ke HWL berdasarkan UNCLOS 1982. Selain itu, kewenangan
pengelolaan kelautan

daerah juga harus dikembalikan kepada pemerintah kabupaten dan kota dan ada pengakuan
kabupaten/kota

dan provinsi kepulauan yang tidak dipisahkan oleh laut. .

5. Respon agronomi tanaman kangkung khas LombokPulau dengan sistem hidroponik yang dirawat
dengan Trichoderma

bionutrien

Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk) adalah kangkung khas Lombok

Pulau, Indonesia dengan tekstur yang renyah dan rasa yang khas. Sangat mudah untuk dibudidayakan
di pekarangan rumah secara organik di media tanah, juga bisa ditanam secara hidroponik dan

secara akuaponik. Budidaya sistem hidroponik adalah budidaya tanaman dengan memanfaatkan air

tanpa menggunakan tanah dengan penekanan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman. salah satu
dari

nutrien yang memiliki prospek yang baik adalah bionutrient Trichoderma yang terbuat dari

campuran bioaktivator dan biourin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan

Respon agronomi tanaman kangkung khas pulau lombok dengan hidroponik

sistem diobati dengan bionutrien Trichoderma. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dilakukan di rumah plastik dengan sistem hidroponik. Penelitian ini menggunakan sepenuhnya

Rancangan Acak dengan perlakuan nutrisi hidroponik yang terdiri dari 6 taraf yaitu :

tanpa bionutrien, dengan bioaktivator bionutrien, dengan bionutrien biourin, dengan campuran

bioaktivator dan biourin, dengan nutrisi campuran AB, dengan campuran Trichoderma

bionutrien dan nutrisi campuran Ab. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat

24 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan campuran bionutrien

dengan campuran bioaktivator dan Trichoderma biourin sama baiknya dengan nutrisi campuran AB di

meningkatkan pertumbuhan dan bobot basah kangkung khas Pulau Lombok.

6. Perubahan luas padang lamun di Beralas Pasir dan Beralas Bakau Pulau yang diamati dari Satelit
Sentinel-2 dan diverifikasi oleh Kendaraan Permukaan Tak Berawak (USV)

Saat ini, luas ekosistem lamun di Indonesia diperkirakan telah menyusut

secara signifikan. Pulau Bintan memiliki kawasan ekosistem lamun yang cukup luas. Bersama dengan

pengembangan teknologi satelit, pemantauan kondisi dan perubahan pesisir

ekosistem dapat dilakukan secara efektif melalui teknologi penginderaan jauh. Satu citra satelit

yang relatif baru dan memiliki kualitas spasial yang baik adalah Sentinel-2 dengan nilai resolusi spasial

10x10 m² / piksel. Pengambilan data lapangan difasilitasi oleh penggunaan Kendaraan Permukaan Tak
Berawak

(USV). Penelitian ini melalui beberapa tahapan seperti pra-pemrosesan citra, kolom air
koreksi, penyembunyian, klasifikasi tanpa pengawasan, dan deteksi perubahan luas padang lamun. Itu

data yang diperoleh dari USV menjadi data untuk uji akurasi di supervisi

klasifikasi. Luas padang lamun yang diperoleh di Beralas Pasir dan Pulau Beralas Bakau adalah 84,27 ha

(2016), 81,3 ha (2019) dan 77,4 ha (2021). Deteksi perubahan luas padang lamun menjadi bukan lamun

menghasilkan 31,35 ha (2016-2019) dan 30,91 ha (2019-2021). Di sisi lain non-lamun untuk

luas padang lamun adalah 24,84 ha (2016-2019) dan 27,98 ha (2019-2021). Tes akurasi 2019

klasifikasi citra dan data Unmanned Surface Vehicle menghasilkan akurasi keseluruhan sebesar 62,20%.

7. Pengaruh luas tanam dan paket pemupukan terhadap produktivitas dan tingkat produktifitas varietas
jagung. Sinha 1

Kajian bertujuan untuk menentukan sistem tanam dan paket pemupukan yang memberikan

hasil terbaik pada produktivitas dan tingkat produktifitas Jagung dilakukan. Varietas jagung Sinhas 1

ditanam dengan tiga sistem tanam untuk merancang ruang tanam yang berbeda antara dan di dalam

baris. Sistem tanam Legowo digunakan dengan dua model yaitu. Legowo (50+100) x 20 cm

dan Legowo (50+100) x 18 cm, menghasilkan total 66.667 dan 74.074 populasi per hektar,

masing-masing. Jarak tanam normal 75 x 20 cm digunakan sebagai kontrol dengan total populasi

dari 66.667 tanaman per hektar. Empat paket pemupukan yang digunakan terdiri dari N:P:K=

225:100:75; N:P:K= 200:100:60 + KNO3 10 kg; N:P:K= 225:100:75 + Ecofarming 5cc/L; dan

N:P:K= 200:100:50 + KNO3 10 kg + Ecofarming 5 cc/L. Rancangan percobaan petak terbagi adalah

dipekerjakan. Hasil menunjukkan bahwa sistem tanam legowo dan paket pemupukan signifikan

meningkatkan produktivitas dan tingkat produksi jagung. Kerapatan Tanam Legowo

(50+100) x 20 cm diaplikasikan dengan N:P:K = 200:100:50 + KNO3 10 kg + Ecofarming 5cc/L dihasilkan

pada produktivitas tertinggi sebesar 10,43 t ha-1 dengan persentase produktifitas sebesar 73,36%.

8.Ekstraksi Gambir Katekin Ramah Lingkungan Menggunakan Mandi ultrasonik

Gambir merupakan ekstrak dari tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb.) yang memiliki khasiat tinggi
nilai ekonomi dan potensi untuk dikembangkan. Di Indonesia, penghasil gambir terbesar

wilayah Sumatera Barat yang masih menggunakan cara tradisional untuk proses panen,

pengukusan, pengepresan, penggumpalan, penirisan, pencetakan, dan pengeringan. Gambir yang diolah
secara tradisional

produk umumnya memiliki berbagai katekin yang perlu dihilangkan untuk meningkatkan kemurnian. Di

penelitian ini, berbagai perawatan dicoba untuk melakukan ini dengan menggunakan peralatan yang
tersedia dan tidak ada

bahan kimia berbahaya sehingga mudah digunakan oleh petani setempat. Diharapkan bahwa

perlakuan yang tepat akan menghasilkan kualitas gambir yang lebih tinggi yang dapat dijual dengan
harga yang lebih tinggi. Itu

aktivitas antioksidan tertinggi (1,8940 mg/ml) dan kadar katekin (933,45 g/mg) diperoleh

menggunakan proses ekstraksi ultrasonik selama 90 menit. Kandungan polifenol tertinggi ditemukan

pada gambir tanpa perlakuan ultrasonik sebesar 5,0776 mg/ml

9. Pemanfaatan varietas padi super hijau dan limbah panen di pertanian padi berkelanjutan di lahan
pasang surut

Praktik peningkatan produktivitas padi di lahan rawa pasang surut berpedoman pada:

budidaya sinergis melalui pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Tujuan studi

adalah untuk meningkatkan teknologi melalui pemanfaatan sisa tanaman dan meningkatkan
produktivitas padi di pasang surut

tanah. Varietas unggul dari kelompok Green Super Rice (GSR) yang digunakan adalah Inpari 42 dan 43,

dikombinasikan dengan jerami yang tersisa di tanah, pemupukan spesifik lokasi, dan aplikasi dolomit. Itu

penelitian dilakukan pada bulan April 2017 sampai September 2018 di lahan pasang surut Belanti Siam

Desa. Metode partisipatif on farm dan kegiatan petani melibatkan 10 petani di

luas 10ha. Hasil penelitian membuktikan bahwa aplikasi 5 t ha-1 limbah jerami tetap berada di

lahan setelah panen, dan penambahan 0,5 hingga 1 t ha-1

, dolomit, mampu meningkatkan pH tanah


dari 4.0 ke 4.2. Aplikasi limbah jerami, produktivitas padi meningkat 32% (4,8 t ha-1

setelah aplikasi pertama dan selanjutnya 21% (5,1 t ha-1) setelah aplikasi kedua untuk Inpari

42 variasi. Tingkat produktivitas varietas Inpari 43 meningkat 112% (4,8 t ha-1

) dan 16% (5.6

t ha-1

) setelah aplikasi pertama dan kedua, masing-masing

10. Potensi kakao fermentasi kering (Theobroma cacao L.) berbagai kulit kacang Lindak diperlakukan
pada derajat yang berbeda dari memanggang sebagai makanan fungsional

Cangkang biji kakao merupakan limbah dari industri pengolahan cokelat yang belum diolah

dimanfaatkan secara optimal dan masih mengandung 5,78% polifenol yang berpotensi sebagai sumber
alami

senyawa antioksidan. Cokelat diproses di industri dengan light, medium dan high

pemanggangan, berdasarkan produk yang diinginkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan

kandungan polifenol dan aktivitas antioksidan kulit kakao kering fermentasi sebagai hasil dari

derajat pemanggangan terbaik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
menggunakan a

Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan penyangraian biji kakao fermentasi kering

Varietas lindak dengan menggunakan derajat pemanggangan yang berbeda (Tanpa pemanggangan;
pemanggangan rendah (110 °C .)

selama 35 menit), pemanggangan sedang (140°C selama 30 menit), dan pemanggangan tinggi (190°C
selama 15

menit)) dan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan kulit kakao fermentasi kering Lindak

varietas dengan perlakuan pemanggangan tinggi memiliki total fenolik terbaik (5,24%) dan aktivitas
antioksidan

(37,92 ppm).

Anda mungkin juga menyukai