Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Karyawanmemilikiperanpentingdalamkeberlangsunganaktivitasperusahaan.Ki

nerjasumberdayamanusiaataukaryawanjugaakandidukungdenganditerapkannyas

istemakuntansipadaperusahaan.Karyawandalammemberikontribusinyakepadape

rusahaanberhakmendapatkompensasisebagaibentukpenghargaantashasilkerjany

a.Kompensasiyangditerimakaryawandariperusahaanadalahberupagajidanupah.G

ajidanupahtermasukbiayatnagakerjangemerlukanketelitiandalampenghitungan,pe

ncatatandanpembayarannya.

Salahatuhakyangdimilikiadalahuntukmendapatkangajiyanmemadaisesuai

keahlian.MenurutMulyadi ( 2014 :

373 )gajiadalahpembayaranataspenyerahanjasayangdilakukanolehkaryawanadm

inistrasiatau

yangmempunyaijenjangjabatanmanajeryangpadaumumnyadibayarkansecarateta

pperbulan .

Gajimempunyaiartipentingbagikaryawansebagaiividuarenabesarnyagajim

encerminkankurannilaikaryamerekadiantaraparakaryawanitusendiri,keluarga,dan

masyarakat.Gajimerupakansalahsatupengeluaranterbesarbagiperusahaansehing

gamemerlukanketelitiandalampencatatan,penetapan,penggolongansertapembay

arannya.Banyakpermasalahanyangmunculterkaidengankegiatanpembayarangaji,

seringkaliterjadipenyalahgunaanolehpihakertentusehingga muncul kecurangan

atau Fraud dan penyelewengan yang akan menimbulkan kerugian besar bagi

perusahaan. Perusahaan membutuhkan sistem akuntansi penggajian yang baik


yang merupakan bagian dari sistem akuntansi penggajian dan pengupahan

untuk dapat melakukan pengelolahan gaji dan upah secara efektif dan efisien.

PT.BettsIndonesia adalah sebuah perusahaan Produsen kemasan kosmetik Compact,

Lipstik, Lip Cream, Bottle, Tube, Jar, Face Powder Case, Pump,Beauty Accessories, Kemasan

Dengan Formula Lainnya.

Adabeberapacaralam pencatatan absensi karyawan pada PT. Betts Indonesia yaitu

dengan cara manualaldandenganmenggunakan sistem berupamesin absensi (fingerprint). Absensi

atau kartu jam hadir adalah dokumen yangmencatatjam hadir setiap karyawan di perusahaan.

Catatanamhadir karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa dapat pula berbentuk kartu

hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktuPekerjaan mencatat waktu pada dasarnya dapat

dipisahkan menjadidua bagian yaitu pencatat waktu hadir (attendance time keeping) dan pencatatan

waktu kerja (shoptime keeping). Pencatatan jam hadir pada kartu jam hadir yang dilakukan oleh

setiap pegawai bisa mempengaruhi gaji bersih (take home pay) yang akan diterima oleh pegawai

setiap bulannya. Karena apabila pegawai lupa atau tidak mencatatkan jam hadirnya pada kartu jam

hadir akan mempengaruhi komponen komponen yang ada pada gaji, terutama sekali pada pos

tunjangan, karena tunjangan yang diberikan perusahaan kepada setiap pegawai tergantung dari

beberapa banyak pegawai hadir pada jam kerja.

Sistem penggajian pada PT. Betts Indonesia sendiri saat ini sudah terkomputerisasi

(Sistem) sesuai dengan perkembangan jaman tetapi Sistem di PT Betts Indonesia Belum bisa

Mengidentifikasi Jam Lembur Karyawan. Di PT Betts Indonesia juga Masih Ada Laporan yang

masih Dikerjakan ManualBelum tercover oleh Sistem. Laporan yang masih manual ini dapat

mengakibatkan terjadinya kecurangan yang di lakukan oleh pengendalian Internl yang dapat

merugikan Kas Perusahaan. Penggunaan sistem penggajian yang sudah terkomputerisasi

bertujuan untuk menghindari timbulnya kecurangan maupun kesalahan dalam pencatatan,

perhitungan dan pembayaran gaji. Meskipun sistem akuntansi penggajian pada PT. Betts Indonesia
sudah terkomputerisasi, masih tetap diperlukan analisis dan evaluasi dari segi penerapan sistem

penggajiannya.

Berdasarkanteori yang dikemukakan olehMulyadi

(2016:317)dijelaskanbahwaprosespenggajiankaryawandalam perusahaan harus

melibatkanbeberapa fungsi diantaranya adalah fungsikepegawaian, fungsi pencatat waktu, fungsi

pembuatdaftar gaji fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Suatperusahaansebaiknya mempunyai

sistem informasi penggajian yang baik, karena bila perusahaan tersebut tidak memiliki suatu sistem

informasi penggajian yang baik akan menyebabkan terjadinya penyelewenganataupenyimpangan

dalamelksanakan tanggng jawab masin-masing. Pencegahn penyeleengan daat dilakukan dengan

adanya pemisahantugas aau fungsi yangtegas antara fungsi operasional, fungsi otorisasi, dan fungsi

pencatatan”.

Penerapan sistemakuntansi penggajian yang menggunakansistem akan membantu

meringankantugasPayroll di PT. Betts Indonesia. Selain itu, sistem akuntansi penggajian

terkomputerisasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan mampu mengatasi

kelemahan-kelemahan yang terjadi pada sistem kuntansi penggajian secara manual.

Dengan sistem akuntansi penggajian terkomputerisasi, semua hal yang berhubungan

dengan penggajian dapat ditangani dengan menggunakan komputer seperti: presensi, rekap

presensi, pembuatan laporan penggajian, dan pengelolaan data karyawan yang terdapat dalam

sistem akuntansi penggajian diperusahaan yang terkait.

Penelitianlain dilakukan olehNiaKurniarsih(2015) yaitu tentangAalisisistemInformasi

Akuntansi Pengajian Karyawan untuk meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern Pengajian Pada

CVPratamaMobilindoPalembang. Hasil Penelitian nya menunjukan bahwastem informasi akuntansi

penggajian yang dihasilkan belum sesuai atau efektiv karena dari semua indikaor dari sistem inforasi

akuntansi pnggajian tersebut masih belum lengkap seperti pada kompenen dokumen pencatatan,

catatan auntansi , fungsi - fungsi yang terkait dan jaringan prosedur yang ada. Dan juga pada
pencapaian efektivitas pengendalian intern belum tercapai secara efektiv di karena kan belum

adanya upaya maksimal dari lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian dan pengawasan

atas sistem informasi akuntansi penggajian di CV. Pratama Mobilindo Palembang .

PenelitianLain uga DilaukanOleh AndryPrasetya, Moch. Dzulkirom AR, Zahroh Z.A yaitu

tentang Analisis Sisem Auntansi Penggajan dan Pengpahan dala upaya menngkatkan efektifitas

Pengendalian Intern (Studi Kasus padaPTSelecta Kota Batu). Hasil penelitannya menunjukan

bahwa terdapat penumpukan tugas pada fungsi personalia pada sistem akuntansi penggajian dan,

pengupahan serta karyawanyangbelumsesuaidengananggung jwabnya, dimana tingat pendidikan

tidak sesuai denganjabatan.

Penelitian kali ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena penelitian kali ini akan

berfokus pada Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Karyawan dan apakah sistem

Informasi Akuntansi yang di terapkan dapat mempengaruhi efektititas pengendalian internal

perusahaan. Subjek yang akan diteliti adalah Karyawan dari Departemen Penggajian di PT Betts

Indonesia.

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas melihat pentingnya pengembangan sistem

informasi akuntansi penggajian maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang sistem informasi

akuntansi penggajian dan pengupahan maka penelitian ini berjudul “Analisis Sistem Informasi

Akuntansi Penggajian Karyawan dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern pada

PT. Betts Indonesia”.

B. RumusanMasalah

BerdasarkanLatarBelakangdiatas,MakapenulisdapatmerumuskanMasalahsebagaiberikut :

1. BagaimanapenerapanSistemInformasiAkuntansiPengajianKaryawanpadaPTBettsIndone

sia ?
2. ApakahsistemInformasiAkuntansiPenggajianKaryawandapatmeningkatkanEfektifitasPeng

endalianInternPadaPTBettsIndonesia?

C. TujuanPenelitian

PenelitianInibertujuanUntuk :

1. UntukMengetahui

bagaimanaPenerapanSistemInformasiPenggajianKaryawanyangditerapkan pada PT

Betts Indonesia

2. Untukmenganalisisdanmengetahui

apakahsisteminformasiakuntansipenggajianyangditerapkandapat Meningkatkan

efektivitaspengendalian internpadaPTBettsIndonesia.

D. ManfaatPenelitian

Penelitin ini dihaapkan dapa membeikan manaat unuk berbaai piak dintaranya:

1. Teoritis

Hasilpenelitianiniharapkan dapatmenjadireferensibagi penelitian selanjutnya,

khususnyamahasiswa akuntansiyang akan meneliti berkaitan dengan sistem Informasi

akuntansipenggajian.

2. Praktis

SecaraPraktisPenelitian ini bermafaat bagi :

a. Bagi PenulisdanMahasiswa

Penelitiandiharapkan mampu menambah wawasan bagi peneliti dan mahasiswa

yangmembaca praktik sistem informasi akuntansi penggajian pada PT Betts Indonesia .

b. BagiPerusahaan

Penelitianinidiharapkanmemberikanambaran tentang penerapan sistem dan prosedurpenggajian

dalam usaha mendukung efektivitas pengendalian internal, sehingga dapatmenjadi evaluasi dan
masukan bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya khususnya yang berkaitan dengan

bidang akuntansi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Beberareferensiberkaitadengananalisissistemakuntansipenggajiandanpen

gupahandalamupaya mendukung pengendalian intern dapat dilihat padatable

berikut ini :
B. Kajian Teori

1. Sistem

a) Pengertian Sistem

Mulyadi(2013: 2)Mengatakanbahwasistemadalah sekelompok unsur

yangerat hubungannya satu dengan yang lainnya, berfungsi bersama-samauntuk

mencapaitujuantertentu.Dari definisi ini daat dirinci lebih lanjut pengertian umum

mengenai sistem sebagai berikut:

1) Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Unsur-unsur suatu sistem terdiri

dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri dari kelompok unsur

yangmembentuk subsistem tersebut.

2) Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang

bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan lainnya

dan sifat serta kerja sama antar unsur sistem tersebut mempunyai

bentuktertentu.

3) Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.

Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu.

4) Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

Menurut SepridaHanumHrp dan Surya Sanjaya(2016:1)Sistem

adalahsekelompok usur-usur yang sangaterathubungannyaanatara satu

danlainnya,berfungsi dan bertugas bersama-sama untuk mencapi satu

tujuantertentu dimana setiap kegiatan yang dilakukan pada sistem tersebut

tidakterlepas dari suatu prosedur, sehingga dapat dikatakan bahwa unsur-

unsurtersebut tidak terlepas pada suatu prosedur. Sistemjuga

merupakankesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada

dalamsuatu elemen-elemen serta memiliki item-item penggerak.


Berdasarkanbeberapapendapattersebut,makadapatdisimpulkanbahwasua

tu sistem merupakan jaringan prosedur yang

salingberhubungananmembentukserangkaiankomponenyangdikoordinasikanuntu

kmelaksanakan kegiatan

pokokperusahaan,sedangkanprosedurmerupakanrangkaian

kegiatanyangdiatursecaraberurutangunamenjamin

penanganansecaraseragamatastransaksidalamperusahaanyang terjadi

berulangulangdarisuatusistem.

2. Informasi

a) Pengertian Informasi

Perusahaan membutuhkan informasi

yangakurat,epatdantepatdalammenjalankan segala kegiatan

didalamnya,baikdalam pengambilan keputusan oleh

pihakmanajamenmaupunkegiatan yangbersifat operasional.Bahkan

informasiyang cepat dan akurat ugadibutuhkan oleh pihak luar

manajemenseperti investor untukpengambilankeputusan.Yang menjadi sumber

dari informasi adalah data,didalammenguraikan informasi harus dikaitkan dengan

pengertian data. Data adalahkenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-

kejadian dankesatuannyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang

terjadi padasaattertentu. Didalam dunia usaha, kejadian-kejadian yang sering

terjadi adalaperubahan suatu nilai yang disebuttransaksi.

Bodnar(2010:3),mengatakanbahwadefenisidariinformasiadalah“Informasi

merupakansuatudatayuangdiorganisasiyangdapatmendukungketepatanpengamb

ilan keputusan”.
Pengertian menurut Krismiaji (2015 : 14)

Informasiadalahdatayangtelahdiorganisasi

dantelahmemilikikegunaandanmanfaat.

Sedangkan menurut Suryantara (2014:3)

defenisiInformasiadalah“Datayang diolah dan berguna bagi si pemakai”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa

informasimerupakadatayangbergunabagipenerimanyadalamsuatuorganisasimap

un pihak luar organisasi baik dalapengambilankeputusanatau manfaat lainnya.

3. Akuntansi

a) Pengertian Akuntansi

Akuntansi menjadi yang terdepan dan berperanpentingdalammenjalankan

ekonomi dan sosial. Keputusan-keputusan yang diambil

olehindividuindividu,pemerintah, badan usaha lain ditentukan dalam

penggunaannya pada

sumberdayayangdimilikisuatubangsa.Tujuanutamaakuntansiadalahuntukmencaat

,melaporkan, dan menginterprestasikan dandatadataekonomiuntukdigunakan

sebagai pengambil keputusan.

Menurut Kieso, et al. (2016 : 2) Akuntansi terdiri dari

tigakegiatanyangmendasar yaitu identifikasi, pencatatan, dan pengkomunikasian

peristiwaekonomisuatuorganisasi kepada pihak yangberkepentingan.Perusahaan

mengidentifikasiperistiwaekonomisesuaidengankegiatan usahanya dan mencatat

peristiwa tersebut untukmenyediakancatatan kegiatan keuangan. Pencatatan

dilaksanakanaecarasistematis,kronologis setiap peristiwa, dalam satuan

matauang.Ahkirnya pada pengkomunikasian kumpulaninformasitersebut kepada


pihak yang berkepentingan dalam bentuk laporanakuntansiataudikenal dengan

laporan keuangan.

Secara umum terdapat tiga aktivitas dalam akuntansi, yaitu sebagai berikut:

1) Aktivitas identifikasi transaksi, dalam aktivitas ini akan dilakukan identifikasi

terhadap transaksi yang terjadi dalam suatu entitas. Dalam proses ini akan

dapat diklasifikasikan apakah suatu transaksi merupakan transaksi

ekonomi/keuangan atau non ekonomi.

2) Aktivitas pencatatan, dalam aktivitas ini semua transaksi ekonomi yang telah

diidentifikasi pada tahap pertama akan dicatat secara kronologis dan

sistematis dengan ukuran nilai moneter tertentu.

3) Aktivitas komunikasi, dalam aktivitas ini akan dilakukan pelaporan dan

distribusi terhadap informasi akuntansi yang berupa pelaporan keuangan

kepada para pemakai laporan keuangan.

4. Sistem Informasi Akuntansi

a) Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

MenurutKrismiaji2015:

4)sisteminformasiakuntansiadalahsebuahsistemyangmemprosesdatadantransaks

igunamenghasilkaninformasiyangbermanfaatuntukmerencanakan,mengendalikan

danmengoperasikanbisnis.Untukdapatmenghasilkaninformasiyangdiperlukanolep

ara pembuat keputusan.

AzharSusanto( 2013 :

72),Mengatakanbahwsisteminformasiakuntansiadalah kumpulan atau group dari

sybsistem / komponen / bagian apapun baik phisik / non phisik yang

salingberhubungansatu dengan yang lain dan bekerja sama secara harmonis


untukmengolah data transaksiyang berkaitan dengan masalah keuanganmenjadi

informasi keuangan..

5. Sistem Informasi Akuntansi Pengajian

a) Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Pengajian

Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan

sangatdiperlukandalamsuatu perusahaan karena berhubungan

langsungdengankaryawan. Dalam perusahaan manufaktur, pembayaran

kepadakaryawanbiasanya dibagi menjadi dua golongan: gaji dan upah.

Gajiumumnyamerupakanpembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan

olehkaryawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer sedangkan

upahumumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan

oleh karyawapelaksana(buruh).

Soemarso(2014:

288),menyimpulkanistilahgajibiasanyadigunakanuntukpembayarankepadapegaw

ai yangdiberitugas-tugasadministratif dan pimpinan, pada

umumnyjumlahgajiditetapkansecara bulanan atau tahunan

Rivai (2010: 762) Menjelaskan Bahwa gaji adalah

balasjasadalambentukuang yang diterima karyawan sebagai

konsekuensidaristatusnya sebagai seorang karyawan yang

memberikankonstribusi dalam mencapai tujuan perahaan danpah adalah

balasjasa yang adil dan layiberikan kepada para pekerja atas jasa jasanya

dalammencapaitujuan organisasi. Upah merupakan

imbalanfinanciallangsungyangdibayarkankepadakaryawan berdasarkan

jamkerja,jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang

diberikan..
Pada dasarnya siklus penggajian memiliki enam aktifitas dasar yang

dilakukan dalam siklus penggajian. Keenam aktifitas siklus penggajian yaitu

sebagai berikut:

1) Perbarui file induk pegawai Aktivitas ini melibatkan pembaruan file induk

penggajian untuk mencerminkan berbagai jenis perubahan penggajian

seperti memperkerjakan orang baru, pemberhentian, perubahan tingkat gaji,

atau perubahan dalam pengurangan diskresi.

2) Perbarui tarif dan pemotongan pajak Aktivitas kedua dalam siklus penggajian

adalah memperbarui informasi mengenai tarif dan pemotongan pajak

lainnya. Bagian penggajian membuat perubahan-perubahan ini, tetapi

perubahan jarang terjadi.

3) Validasi data kehadiran dan waktu Langkah ini memvalidasi setiap data

waktu dan kehadiran pegawai Informasi ini datang dalam berbagia bentuk,

bergantung pada status pembayaran pegawai. Bagi para pegawai yang

dibayar per jam, banyak perusahaan menggunakan kartu waktu untuk

mencatat waktu kedatangan pegawai dan waktu keluar.

4) Siapkan penggajian Langkah ini mempersiapkan penggajian. Tempat

pegawai bekerja akan memberikan data mengenai jam yang dihabiskan dan

seorang supervisor biasanya akan mengkonfirmasi data tersebut.Informasi

tingkat gaji didapat dari file induk penggajian. Prosedur penggajian yang

pertama yaitu file transaksi penggajian diurut berdasarkan nomor pegawai,

agar berada dalam urutan ayang sama dengan yang berada dalam file induk

penggajian. Apabila organisasi tersebut memproses penggajian dari

beberapa divisi, file transaksi penggajian setiap divisi harus digabungkan.

File data yang diurutkan kemudian digunakan untuk membuat cek gaji
pegawai. Bagi setiap pegawai, catatan file induk penggajian data catatan

transaksi terkait akan dibaca dan gaji kotor akan dihitung. Bagian para

pegawai yang dibayar per jam, jumlah jam yang dihabiskan akan dikali

dengan tingkat upah dan kemudian tambahan untuk lembur atau bonus akan

ditambahkan.

5) Keluarkan dana penggajian Langkah selanjutnya adalah pembayaran yang

sesungguhnya atas cek gaji ke pegawai. Sebagian besar pegawaidibayar

dengan menggunakan cek atau dengan penyimpanan langsung gaji bersih

ke rekening bank pribadi mereka. Setoran langsung adalah salah satu untuk

meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya pemrosesan penggajian.

Hitung kompensasi dan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan Perusahaan

membayar beberapa pajak penghasilan dan kompensasi pegawai secara

langsung. Contohnya, perusahaan harus membayar pajak jaminan sosial,

sebagai tambahan dari jumlah yang ditahan dari cek gaji pegawai.Sebagai

tambahan, perusahaan sering kali memberikan kontribusi atau menanggung

keseluruhan pembayaran permi asuransi kesehatan, cacat, dan jiwa untuk

para pegawai.

6) Pengeluaran dana pajak penghasilan dan potongan lain-lain Aktivitas

terakhir dalam proses penggajian adalah membayar kewajiban pajak

penghasilan dan potongan sukarela lainnya dari setiap pegawai. Organisasi

harus secara periodik membuat cek atau menggunakan transfer dana secara

elektronis untuk membayar berbagai kewajiban pajak yang terjadi.

Mulyadi (2016: 374)

MenyatakanbahwaDokumeyangdigunakandalamsikluspenggajiandan

pengupahanyaitu:
1) Dokumenpendukungerubahan gaji danupah

2) KartuJamHadir

3) Kartujamkerja.

4) Daftargajidanupah.

5) Rekap dftar gajidan rekp daftarupah.

6) Surat prnyataan gaji dn upa.

7) Amlop gaji dn uah.

8) Buti kas kelar.

Berikut adalah Flowcart Penggajian Menurut Marshall dan Steinbart ( 2014 : 69)
9) Gambar 2.1 : Flowcart atau Bagan Alir
Lanjutan Gambar 2.1
Lanjutan Gambar 2.1
Lanjutan Gambar 2.1

Penjelasan Flowcart Penggajian

Mulai dari bagian pencatatan gaji dan upah Awal Sumber daya manusia

Melakukan perubahan data karyawan termasuk karyawan baru, Melakukan dan


memperbarui file karyawan / penggajian menyimpan formulir dalam file dan

disimpan berdasarkan alphabet atau berdasarkan tanggal. Departemen –

departemen dalam perusahaan menyiapkan kartu waktu atau kartu absensi dari

kartu absensi tersebut departemen mempersiapkan cek pembayaran dan resister

pengajian dan memperbarui file, lalu departemen membuat Berbagai salinan

dokumen kertas seperti kartu waktu, Register penggajian dan cek karyawan,

Dokumen – dokumen tersebut disimpan secara urut alphabet atau berdasarkan

tanggal, Departemen tersebut mempersiapkan laporan penggajian secara

manual pada setiap periode pembayaran lalu melakukan menyiapkan dokumen

laporan penggajian dan di simpan secara Alfabet. HRD mempersiapkan laporan

pajak bulanan secara manual lalu berbagai salinan dokumen laporan pajak

bulanan tersebut disimpan secara Alfabet dan berdasarkan tanggal. Departemen

penggajian memproses laporan penggajian setiap periode secara manual lalu

laporan tersebut dicetak dalam bentuk dokumen kertas.

Bagian Utang Membuat dokumen kertas register penggajian lalu menyiapkan

Cek gaji, Voucher Pengeluaran Kas yang diproses secara manual sehingga

mengeluarkan output Voucher pengeluaran kas dan Cek penggajian dalam

bentuk dokumen kertas. Lalu dokumen – dokumen tersebut disimpan

berdasarkan tanggal dokumen. Bagian utang mendapatkan laporan pajak dari

HRD lalu menyiapkan secara manual Pembayaran Pajak dan Voucher

Pengeluaran Kas, Setelah itu bagian utang mengeluarkan laporan pajak, voucher

pengeluaran kas dan cek pembayaran pajak dalam bentuk dokumen Kertas.

Bagian Manajemen Mendapatkan Laporan Voucher pengeluaran kas pajak gai,

cek pembayaran pajak dan laporan pajak dari bagian utang, manajemen juga

mendapatkan laporan voucher pengeluaran kas gaji dan cek penggajian dari
bagian utang, Bagian pencatatan gaji dan upah juga melaporkan laporan

penggajian dan cek karyawan ke manajemen. Laporan – laporan tersebut lalu di

setujui dan ditanda tangani oleh pihak manajemen. Selanjutnya manajemen

mengeluarkan laporan Voucher Pengeluaran Kas Pajak Gaji , Cek pembayaran

pajak yang ditanda tangani, dan Laporan pajak setelah itu melaporkannya ke

badan Pemerintah. Manajemen juga mengeluarkan voucher pengeluaran kas

pengajian dan cek pengajian dan disetor ke bank. Yang terahkir manajemen

Membuat laporan penggajian dan cek pengajian yang ditanda tangani Karyawan.

Bagian Buku Besar, bagian ini mendapatkan laporan Vocher Pengeluaran kas

Pajak Gaji dan Vocher Pengeluaran kas Pengajian dalam bentuk dokumen

kertas lalu di Posting Ke Buku Besar & tandai Voucher yang di posting, Dokumen

– dokumen tersebut diposting masing – masing akun yang ada di buku besar.

setelah diposting di buku besar Vocher Pengeluaran kas Pajak Gaji dan Vocher

Pengeluaran kas Pengajian disimpan secara urut berdasarkan Numberik.

6. Prosedur yang membentuk Sistem Informasi Akuntansi Pengajian

MenurutMulyadi(2013:385)Prosedurmerupakanrangkaiankegiatanyangsal

ingberhubungansatudenganyanglainnyaprosedurbiasanyamelibatkanbeberapaor

angdalamsuatudepartemen.Proseduinidibuatuntukmenjaminpenanganansecarae

ragamtransaksiperusahaanyangterjadiberulang-ulang.

Sistem penggajian terdiri dari jaringan prosedur sebagai berikut:

1) Proedusr penctatan waktu hadir

2) Prosdur pembuaan daftar gaji

3) Posedur disribusi biya gaji.

4) Prosedur pembatan bukti kas keluar.

5) Prosdur pemayaran gaji.


Penjelasan dariprosedur – prosedur diatas adalah sebagai berikut :

1) Prosedur Pencatatan Waktu Hadir

Prosedurinibertujuanuntukmencatatwakthadirkaryawan.Pencatatanwaktu

hadir ini diselenggarakan olehfungsipencatatwaktudengan menggunkan daftar

hadir pada pintu masukkantor administrasi atau pabrik. Pencatatan waktu hadir

dapatmenggunakan daftar hadir biasa, yang karyawan harusmenandatanganinya

setiap hadir dan pulang dariperusahaan atau dapat menggunakan kartu hadir

(berupa clock card) yang diisi secara otomatis dengan menggunakan

mesinpencatat waktu (time recorded mechine).Bagi karyawan yang digaji

bulanan, daftar hadir digunakan untuk menentukan apakah karyawan

dapatmemperoleh gaji penuh atau harus dipotong akibat ketidakhadiran mereka.

Daftarhadirinijugadigunakan untuk menentukan apakah karyawan bekerja di

perusahaandalam jam

biasaataujamlembur,sehinggadapatdigunakanuntukmenentukanapakahkaryawaa

kan menerima gaji saja atau menerima tunjungan lembur.

2) Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah

Didalam prosedur ini, fungsi pembuatadaftargajidanupamembuatdaftagaji

dan upah karyawan.Data yang dipakai sebagai dasar pembuatandaftar

gajiadalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan

barukenaikapangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat,daftar

gajibulan sebelumnya, dan daftar gaji.

3) Prosedur distribusi biaya gaji dan upah

Dalam prosedur distribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga

kerjadidistribusikankepadadepartemendepartemenyangmenikmatimanfaatenagke
rja. Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya

danperhitungan

4) Prosedur pembuatan bukti kas keluar

Pada prosedur ini daftar gaji, rekapgajiditerimaolehbagianutangdaribagian

gaji dan upah. Proseduinidilakukanoleh bagian utang

kemudiannmenyerahkanrekap gaji tersebut kebagian jurnal.

5) Prosedur pembayaran gaji

Didalamproseduini,.Fungsiakuntansimembuatperintapengeluarankaskepadaf

ungsikeuanganuntukmenuliscekgunapembayarangajidanupah.Fungsikeuangan

mencairkan cek tersebut ke bank dan memasukkan uang ke amplop gaji dan

upah.

7. Unsur-Unsur Sistem Akuntansi Pokok dan Sistem Akuntansi

Penggajian

MenurutMulyadi(2016:

3)unsursuatusistemakuntansipokokadalahformulir,catatanyangterdiridarijurnalbuk

ubesadanbukupembantu,serta laporan.

a. Formulir

Mulyadi (2016:

59)Menyatakan,formulirsecaraumumadalahsecarikkertasyangmemilikiruanguntud

iisi.Formulirseringdisebutsebagaidokumen,karenadenganformulirdapatmerekama

taumendokumentasikanperistiwyangterjadidi atas secarik kertas. Semakin

berkembangnya teknologi dalam dunia bisnis, formulir tidak hanya dapat diisi

diatas secarik kertas, melainkan dapat diisi

menggunakankomputeryanglebihdikenadenganformulirelektronik.Dalamerusahaa

n, formulir bermanfaat untuk :


1) Menetapkan tanggungjawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan.

2) Merekam data transaksi bisnis perusahaan

3) Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua

kejadiandalam bentuk tulisan.

4) Menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang yang lain di dalam

organisasi yang sama atau ke organisasi lain.

Dokumen sumber adalah dokumen yang dipakai sebagai dasar

pencatatan ke dalam jurnal atau buku pembantu, sedangkan dokumen

pendukung adalah dokumen yang melampiri dokumen sumber sebagi bukti

sahnya transaksi yang direkam dalam dokumen sumber.

b. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Mulyadi(2016 :

79)BerkatabahwaJurnalmerupakancatatanakuntansipermanenyangpertama,yang

digunakanuntukmencatattransaksikeuanganperusahaan. Karena jurnal adalah

catatan akuntansi yang pertama dilakukan dalam proses akuntansi, maka dalam

sistem akuntansi, jurnal harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak akan

terjadi transaksi yang tidak dicatat. Karena pembayaran gaji merupakan transaksi

yang menyebabkan pengeluaran kas. Catatan akuntansi yang terakhir dalam

sistem akuntansi pokok adalah buku besar dan buku pembantu. Buku besar

berisi ringkasan data yang sudah diklarifikasikan, yang berasal dari jurnal.

Setelah data dari jurnal diringkas dalambuku besar, tidak ada lagi proses

pencatatan dalam catatan akuntansi yang dilakukan untuk menghasilkan laporan

keuangan.

Buku pembantu yang merupakanperluasan lebih lanjut dari akun-akun

tertentu dalam buku besar juga menjadi catatan akuntansi terakhir karena
setelah data yang direkam dalam dokumen sumber atau diringkas atau

diklarifikasikan dalam

jurnaldibukukandalambukupembantutidakadalagiprosespencatatan akuntansi

yang dilakukanuntukmenghasilkanaporankeuangan Mulyadi, 2016: 95).

c. Laporan

Hasil akhir dari proses akntansi adalah laporan keuangan berupa laporan

posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, laporan harga

pokok produksi, laporan beban pemasaran, laporan beban pokok penjualan,

daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan

yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran

(output) sistem akuntansi. Berikut adalah Tabel Isi dan Tujuan dari Laporan

MSDM / Penggajian yang biasa digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi

Penggajian dan pengupahan karyawan menurut Romney dan Steinbart

(2014:561).
8. Sistem Pengendalian Internal

a) Pengertian Pengendalian Internal

Mulyadi,

(2013:163)Mendefinisikanbahwa“Definisisistempengendalianinterntersebutmenek

ankantujuanhendakdicapai,danbukanpadaunsurunsuryangmembentuksistemters

ebut”.Dengandemikian,pengertianpengendalianinterntersebutdiatasberlakubaikd

alamperusahaanyangmengolahinformasinyasecaramanual,denganmesinpembuk

uan,maupundengansemuarenanaorganisasional,metode,denganpengukuranyan

gdipiliholehsuatukegiatanusahauntukmengamankanhartakekayaannya,mengece

kkeakuratandankeandalandataakuntansiusahatersebut,meningkatkanefisiensiop

erasional,danmendukungdipatuhinyakebijakanmanajerialyangtelahdittapkan.

MenurutSepridaHanumHrp(2017:92),Sistempengendalianinternaladalahs

emuarencanaorganisasionalmetodedanpengukuranyangdipiliholehsuatuegiatanu

sahauntukmengamankanhartakekayaannya,mengecekkeakuratadankeandaland

ataakuntansiusahatersebut,meningkatkanefisiensiopeasional,danmendukungdipa

tuhinyakebijakanmanajerialyangtelahditetapkan.

9. Arti Penting Struktur Pengendalian Intern Pengajian

Suatu perusahaan yang telah beroperasi tidak terlepas dari suatu

kebutuhan untuk memonitoring kegiatan dan hasil-hasil yang diperolehnya. Pihak

manajemen dituntut untuk mempunyai pandangan dan sikap yang berprofesional

untuk memajukan dan meningkatkan hasil-hasil yang telah dicapainya. Dalam hal

ini manajemen perlu melakukan analisis dan pemeriksaan yang terus-menerus

dan berkesinambungan atas laporan-laporan yang merefleksikan kondisi terkini

perusahaan. Adanya suatu pemeriksaan yang berkesinambungan atas laporan-

laporan dan catatan-catatan inilah yang disebut sebagai pengendalian intern.


Strukturpengendalianinternterhadapakuntansipenggajiandanpengupahan

dimulaisejakpenarikankerja,penempatannya,pengawsanaktivitaskerjanya sampai

dengan pembayaran gaji dan upah. Arens danLoebbecke(1999:

573)memandangperlunyadilakukanauditatastransaksipenggajiandanpengupahan

untuk menguji:

a. Pembayaran gaji yang dicatat adalah untuk pekerjaan yang secara aktual

dilaksanakan oleh pegawai non fiktif (keberadaan).

b. Transaksi penggajian yang ada telah dicatat (kelengkapan).

c. Transaksi penggajian yang dicatat adalah jumlah waktu kerja actual dan

tingkat upah yang semestinya, pemotongan dihitung dengan semestinya

(akurasi)

d. Transaksi penggajian diklarifikasikan dengan memadai (klarifikasi)

e. Transaksi penggaian dicatat pada waktu yang tpat (tepat waktu)

f. Transaksi penggajan diasukkan dalam berkas induk penggajian dengan

seestinya, dan diikhtisrkan dengan semstinya (posting dan pengikhtiaran).

10. Unsur – Unsur Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2013: 164) unsur-unsur sistem

pengendalianinternyangbaikmeliputi:

a) Struktur yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

Struktur organisasi merupakan kerangka (frame work) dalam pembagian

tanggung jawab fungsional pada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan utama perusahaan. Pembagian

tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada 2 prinsip

berikut ini:
a. Harus dipisahkan antara fungsi-fungsi operasi dan penyimpangan dari

fungsi akuntansi . Fungsi operasi adalah fungsi yangmemiliki wewenang

dalam melaksanakan suatu kegiatan contohnya pembelian. Fungsi

penyimpanan adalah fungsi yang mempunyai wewenang untuk

menyimpan aktiva perusahaan.fungsi akuntansi memiliki fungsi untuk

mencatat semua peristiwa keuangan.

b. Suatu fungsi tidak boleh diberikan tanggung jawab secara penuh untuk

melaksanakan semua tahap pada suatu transaksi.

b) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan upaya

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, uang, pendapatan dan

biaya.Dalam suatu organisasi, setiap transaksi biaya hanya terjadi atas

dasar otorisasi dari pihak yang memiliki wewenang untuk menyetujui

terjadinyatransaksi tersebut. Sehingga dalam organisasi harus dibuat

suatu sistemyang mengatur pembagian wewenang untuk setiap otorisasi

atas terlaksananya setiap transaksi.

c) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi. Pada pembagian wewenang tanggung jawab fungsional dan

pada sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan

tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk

menjamin praktik-praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.

Berikut ini cara-cara yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam

melaksanakan praktik yang sehat adalah:

1) Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus di

pertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

2) Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak.


3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh

satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang

atau unit organisasi lain.

4) Pemeriksaan mendadak (surprised audit) dengan jadwal yang tidak

teratur.

5) Perputaran jabatan (job rotation) yang diadakan secara rutin yangakan

menghindari persekongkolan para pejabat dalam melaksanakan

tugasnya.

6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya,

untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan

keandalan catatan akuntansi.

7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas

unsur-unsur SPI yang lain.

d) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung

jawabnya.Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan

prosedur pencatatan serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong

praktik yang sehat perlu ditunjang dengan sumberdaya manusia yang

melaksanakan. Unsur mutu karyawan merupakan unsur pengendalian yang

sangat penting. Cara organisasi untuk mendapat karyawan yang kompeten

dan dapat dipercaya, bisa diatasi ditempuh dengan cara berikut :

1) Seleksi calon karyawan berdasarkan kriteria persyaratan yang dituntut

oleh jenis pekerjaannya.

2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan

perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.


11. Efektivitas Pengendalian Intern dalam Sistem

Penggajian

Almasdi(2006:66)yangjugamenyatakanbahwapengertianefektivitasadalah

ketepatansuatutindakanataukesempurnaan(jaminan)hasilsuatupekerjaanitusendir

i.

SedangkanpengertianefektivitasmenurutFathoni(2006:92)adalahpemanfaata

n sumber daya, sarana dan prasarana dalamjumlahertentuyangsecara sadar

ditetapkansebelumnyauntukmenghasilkansejumlahpekerjaantepatpada

waktunya. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

efektivitas dalam kaitannya dengan pengendalian intern dalam sistem penggajian

dan pengupahan merupakan ketepatan suatu tindakan dengan cara yang benar

dalam mencapai tujuan pengendalian intern sistem penggajian dan pengupahan.

Efektivtas adalah hal yang berhubungan denganpenentuan apah tuuan

perusaaan yang ditetapkantelahtercapai(Tunggal,2003:

12).Kriteriaefektivitasdalamfungsipenggajiandanpengupahanadalah:

a) Adanya Analisis Pekerjaan

Maksunya adalah perlu disusun deskripsi jabatan, uraian pekerjaan,

standar pekerjan yang terdapat dalam suatu organisasi.

b) Melaukan Penilaian Pekrjaan Dikaitkan Dengan Keadaan Internal

Dalam menentukan penilaian pekerjaan, diusahakan agar urutan

peringkat pekerjaan tersusun dengan baik.

c) Adnya Pemisahn Funsi

Maksudnya perlu dissun fungsi-fungsi dalam suatu organisasi beserta

dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing.


C. Kerangka Pikir Penelitian
Terlasananya unur-usur yng membetuk
rangkaianprosedurdalamsistemakuntansipenggajianpadaumumnyabertujuanuntu
kmenjagaagarpelaksanapenggajiantidakterjadiKecuranganatauFraud.Sehinggasi
steminformasiakuntansipenggajianyangbaikakanmendukungterciptanyapengend
alianinternyangefektif.
HalinidijelaskanolehHarmanto(2012:102)bahwa “Salah satu manfaat
sistem akuntansi adalah untuk mengamankan harta perusahaan dimana harta
perusahaan, salah satu diantaranya adalah gaji dan upah karyawan.Gaji dan
upah karyawan merupakan pos akuntansi yang memerlukan pengawasan yang
baik agar terhindar dari penyelewengan, penyalahgunaan serta ketidakefisienan
dari penerapannya, maka alat yang tepat untuk menjaganya yaitu dengan
menerapkan sistem akuntansi gaji dan upah yang efektif dan efisien”.
“Aktivitas operasi perusahaan atau organisasi sangat bergantung
“padasumberdayamanusiayangbekerjadiperusahaan.TidakterkecualipadaPT.Bett
sIndonesia. Agar dapat semakin berkembang, maka diperlukan Pengendalian
Intern yang berkualitas dan untuk Menghindari Kecurangan atau Fraud yang
Kemungkinan Bisa terjadi maka pengendalian Intern harus sudah melaksanakan
Pemisahan Fungsi, Pencatatan dan pelaporan.
“Adapun alur kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini”:

PT. Betts Indonesia

Sistem Informasi Akuntansi Pengajian

Jaringan dan Catatan


Dokumen Fungsi
Prosedur Sistem Akuntansi gaji Bagan Alir SIA
yang yang
Informasi yang Penggajian
Digunakan Terkait
Penggajian digunakan

Pengendalian Intern

Gambar 2.2 : Kerangka Pikir Penelitian


Sumber : Di Olah Peneliti (2020)
BAB IV

HASILPENELITIANDANPEMBAHASANPENELITIAN

A. TemuaHasiPenelitian

1. SejarahPTBettsIndonesia

a) Profil PT Betts Indonesia

“Albéa Indonesia adalah produsen kosmetik halal global No.1 didunia

yang memproduksi kemasan kosmetik dan yang memberikan solusi terbaik untuk

pelanggan baik merek local maupun merek global, merek-merek ternama dan

baru, merek independen dan siap menjadi pemimpi pasar, merek kecil dan

besar, local dan internasional”.

“Albea Indonesia memiliki berbagai keunggulan yaitu menyediakan

bermacam solusi produk-produk kemasan, pemimpin pasar di Industri kemasan

kosmetik, Kami menjangkau baik global maupun lokal - disertai dengan tanggung

jawab sosial.  Albea Indonesia merupakan produsen kemasan yang

memiliki keuntungan dengan akses yang sangat mudah, Albea hadir di tiga kota

besar yaitu di Semarang, Surabaya- Rungkut dan Surabaya-Ngoro”.

“PT. Betts Indonesia, dikenal sebagai Albea Tube Surabaya telah berdiri

sejak tahun 1994 memproduksi laminate tubes yang menjangkau berbagai

macam segmen pasar seperti oral care, industri farmasi, skin care, beauty

care dan hair care maupun untuk kosmetik baik untuk pasar lokal maupun untuk

pasar export. Albea Tube Surabaya menawarkan kemampuan

kualitas printing yang setara dengan kualitas photographic dan menggunakan

tinta UV yang ramah lingkungan karena bebas dari solvent, ditambah dengan


kemampuan untuk printing menggunakan foil yang memberikan efek metalic.

Albea Tube Surabaya juga dilengkapi dengan mesin pembuat tube dari Swiss

yang dikenal dengan output yang cepat dan efisien. Sudah lebih dari 20 Tahun

PT. Betts Indonesia mampu bersaing di era globalisasi ini dan terbukti tetap eksis

di tengah persaingan yang semakin ketat di industri packaging”.

b) Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan

Menjadi Perusahaan Kemasan Kualitas Dunia

Misi Perusahaan

1. Menjadi Perusahaan Kemasan yang mampu bersaing.

2. Menjadikan pelanggan Bagian dari proses yang sesuai terhadap kualitas atas

hasil Produksi.

3. Memberikan nilai tambah bagi Pemegang Saham dan Karyawan.

c) Struktur Organisasi Perusahaan


GENERAL MANAGER
Dedy Ardian

Finance and Manufacturing


Technical Manager & CI Sales Manager SCM Manager HR Manager
Accounting Manager
Dwi Kurniawan Andre Haryanto Eko Sabar Utomo Oktavia Darmawati Aminudin Arya Darmawan

Purchasing
IE Manager
Manager
Munawar Rudi Cahyo Basuki

NPD Manager Quality Manager


David Triyono Muhammad Yasin

EHS Section Maintenance Printing


IT Section Head
Head Section Head Section Head
Gambar 4.1 Sturktur
Indra Organisasi Eko
N Perusahaan
Wibowo F.
Noor Sakti
Misnaki
Bismawan Azhar
Sumber : PT Betts Indonesia
Tubing Section INJ Moulding
Section Head Spv
Vacant Ikhwan Efendi
Job Descrption Struktur Organisasi

1. General Manager
Adalah kepala manajer yang memiliki tanggung jawab kepada seluruh

bagian / fungsional pada suatu perusahaan atau organisasi. General

manager memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai

beberapa atau seluruh manager fungsional.

2. Technical & CI Manager

Adalah manager yang mengatur dan bertugas merencanakan,

mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan teknik sehingga dapat menjamin

kelancaran operasional mesin produksi dan sarana penunjang

3. Sales Manager

Adalah manajer yang mengatur segala hal tentang penjualan pemasaran

dan menjaga hubungan dengan customer.

4. SCM Manager

Adalah manajer yang mengatur segala urusan mengenai warhouse, logistic

dan distribution

5. Finance & Accounting Manager

Adalah manajer yang bertanggung jawab mengatur dan merencanakan

segala tentang keuangan perusahaan

6. HR Manager

Adalah manajer yang berperan dalam merencanakan, mengarahkan dan

mengkordinasikan fungsi administrasi suatu organisasi.

7. NPD Manager

Adalah manajer yang mengurusi semua tentang development produk

8. Purchasing Manager
Adalah manajer yang mengurusi dan bertanggung jawan dengan semua

hal tentang pembelian dan permintaan (purchase order atau request order)

9. Quality Manajer

Adalah manajer yang bertanggung jawab atas penjamin semua produk

atas kualitas dan juga bertanggung jawab atas segala sertifikasi yang ada pada

perusahaan.

2. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian pada PT Betts Indonesia

“Sistem infomasi akutansi penggajian untuk kebanyakan

perusahaan/organisasi yaitu suatu sistem, prosedur dan catatan atau formulir

yang digunakan untuk menetapkan secara tepat dan akurat berapa gaji yang

harus diterima oleh setiap karywannya, berapa gaji yang harus dipotong

misalnya untuk pajak penghasilan karyawan, pinjaman karyawan

padaperusahaan dan potongan untuk BPJS sertasisa gaji yang

benarbenardibayarkan kepada karyawan”.

“Sistem informasi akuntansi penggajian dirancang manajemen untuk

menyajikan informasi keuangan bagi kepentingan perusahaan dan pertanggung

jawaban keuangan kepada pihak luar perusahaan .Yang pada tujuan khususnya

untuk masalah ini, sistem ini juga dirancang untuk menangani transaksi-transaksi

gaji dan pembayarannya diantaranya sistem ini digunakan perusahaan untuk

mencatat daftar hadir, mencatat transaksi kedalam jurnal, memposting kedalam

buku besar serta menyiapkan laporan keuangan. Rangkaian kegiatan ini terdiri

dari proses pemasukan data, penyimpanan, pengolahan, proses menghasilkan

laporan, dan pengendalian”.


3. Aktivitas dalam Sistem Penggajian di PT Betts Indonesia

“Berikut adalah Aktivirtas dalam Sistem Penggajian di PT Betts Indonesia


ada lima aktivitas penggajian yaitu”:
a) Pembaruan File Data Induk Penggajian

“Proses bisnis lengkap termasuk proses penggajian pada PT Betts

Indonesia sudah menggunakan sistem terkomputerisasi. Aktivitas yang pertama

dilakukan dalam sistem penggajian adalah pembaruan file, seperti :

pengangkatan karyawan baru, pemberhentian karyawan, perubahan tarif gaji

atau potongan-potongan terhadap gaji. Pembaharuan file data induk penggajian

dilakukan oleh departemen HR, pada saat surat perubahan informasi tersebut

diturunkan. Pada saat itu juga pegawai memasukkan data yang terbaru secara

online / database Karyawan, agar pada pembayaran gaji berikutnya sudah

berdasarkann data yang terbaru. Jika, ada karyawan yang berhenti bekerja

datanya tidak langsung dihapus, karena data karyawan yang berhenti bekerja

tersebut masih diperlukan untuk lapora”.

b) Memvalidsi Data Waktu dan Kehdiran

“Data waktu kerja dan kehadiran adalah pokok utama dari proses

penggajian. Karena, gaji akan dibayarkan sesuai dengan lamanya karyawan

bekerja dan sesuai dengan kehadiran karyawan. Karyawan PT Betts Indonesia

bekerja selama 8 jam untuk yang non shift selama 5 hari kerja dan 2 hari

libur.dan 8 jam kerja selama 6 hari dan 2 hari libur atau bekerja 40 jam dalam 1

minggu. Jika ada tambahan waktu kerja maka akan ada surat perintah kerja

lembur (SPKL). Pada PT Betts Indonesia, lamanya jam kerja dan kehadiran

karyawan diketahui dari fingerprint yang langsung terintegrasi dengan sistem

penggajian yang dikelola oleh fungsi absensi didivisi human capital. Jika

karyawan bekerja tidak sesuai dengan ketentuan perusahaan, maka akan ada
potongan jam hilang. Potongan jam hilang tersebut biasanya karena

keterlambatan atau karyawan pulang lebih awal dari jam yang ditetapkan

perusahaan. Selain itu, untuk mengatasi data fingerprint yang tidak masuk dalam

data absensi karena alat fingerprint error”.

c) Menyiapkan Pegajian

“Menyiapkan dan membuat daftar gaji sesuai yang seharusnya diterima

oleh karyawan adalah tugas dari Departemen HR Tarif gaji tersebut diperoleh

dari file induk gaji. Data mengenai tarif gaji hanya diperbarui oleh Departemen

HR Sedangkan, pemeliharaan file dilaksanakan oleh karyawan lain yang tidak

bertanggungjawab terhadap pemrosesan transaksi. Hal tersebut dilakukan untuk

mencegah pembayaran diberikan kepada karyawan fiktif. Cek hanya dibuat untuk

karyawan yang tercantum dalam file induk gaji”.

d) Mengeluarkan Penggajian

“Sebelum melakukan pembayaran gaji, terlebih dahulu departemen HR

menghitung gaji setiap karyawan beserta potongan -potongan, tambahan dan

gaji kotor maupun gaji bersih yang diterima oleh masing – masing karyawan”.

“Perhitungan tersebut menggunakan sistem terkomputerisasi sehingga

perhitungan gaji karyawan beserta rinciannya tidak memakan waktu lama, efektif

dan efisien. Lalu, semua perhitungan tersebut di verifikasi oleh departemen

pendanaan dan perbendaharaan sebelum melakukan transfer ke bank”.

“Sistem informasi penggajian akan menghasilkan file berupa daftar yang

berisi nama karyawan, nomor rekening bank, dan jumlah rupiah yang di transfer

ke masing-masing rekening karyawan”.

e) Membyar Pajk dan Potogan Lain – Lain


“Pajak adalah hukum pemerintah, dimana semua masyarakat harus patuh

terhadap aturan pajak yang berlaku”.”Setiap atasan harus mengkontribusikan

persentase tertentu dari setiap gaji kotor pegawai sampai dengan batas tahunan

maksimum. Selain itu para atasan juga bertanggungjawab untuk memastikan

bahwa beban pajak telah dikurangkan dari cek gaji pegawai dihitung dengan

benar dan dibayarkan secara tepat waktu. Pembayaran pajak pada PT Betts

Indonesia dilakukan oleh departemen perbendaharaan dan pendanaan,

Sedangkan utang PPh di catat oleh bagian akuntansi. Penginputan data induk

penggajian, juga digunakan sampai pembayaran pajak. Jika data yang

dimasukkan salah, otomatis akan menyebabkan perhitungan pajak yang

dibebankan oleh karyawan juga salah. Oleh karena itu, dalam penginputan data

induk karyawan harus sangat teliti dan berhati-hati”.

4. Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Penggajian yang digunakan

dalam PT Betts Indonesia

“Ada beberapa prosedur yang dilakukan dalam sistem Penggajian di PT Betts


Indonesia. Prosedur di atas adalah sebagai berikut:
a) Prosedur Pencatatan Waktu Hadir Karyawan

“Prosedur pencatatan waktu hadir dimulai dari karyawan melakukan

fingerprint pada saat datang dan melakukan finger print kembali pada saat

pulang. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu

atau bagian personalia/kepegawaian dengan menggunakan kartu hadir (berupa

clokcard) yang diisi secara otomatis dengan menggunakan fingerprint.Tetapi

pada prosedur pencatatan waktu hadir pada PT. Betts Indonesia juga

menggunakan absensi manual”.

b) Prosedur Pembuatan Gaji Karyawan


“Prosedur ini dilakukan oleh Departemen HR. Daftar gaji berisi jumlah gaji

dan upah bruto setiap karyawan, dikurangi potongan-potongan seperti BPJS

kesehatan, ketidakhadiran, keterlambatan yang dilakukan karyawan dan lain

sebagainya yang dibuat berdasarkan rekap absensi yang dibuat oleh bagian

personalia/kepegawaia”.

c) Prosedur Distribusi Biaya Gaji

“Dalam prosedur ini, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada

departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja. Distribusi tenaga

kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan perhitungan harga pokok

produk”.

d) Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar

“Prosedur Pembuatan bukti kas keluar ini dilakukan oleh Fungsi

Akuntansi di PT Betts Indonesia”.

e) Prosedur Pembayaran Gaji Karyawan

“Prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi dan keuangan. Fungsi

akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk

menulis sejumlah uang yang akan ditransfer guna pembayaran gaji dan upah.

Fungsi akuntansi juga membuat surat permohonan pembayaran yang ditujukan

kepada General Manager. Fungsi keuangan kemudian melakukan pembayaran

gaji dan upah melalui transfer”.

“Prosedur penggajian pada PT. Betts Indonesia yaitu dimulai dari

prosedur penerimaan karyawan kemudian ke bagian HRD/administrasi untuk

melihat catatan waktu hadir karyawan yang diberikan ke bagian keuangan untuk

membuat perhitungan gaji yang berisi gaji pokok, tunjangan, potongan pajak

penghasilan, dan lainnya. Pembayaran gaji melalui payroll, dan transfer.Jadi


bagian keuangan juga bertugas untuk mendistribusikan pembayaran gaji

tersebut lewat bank dan mencatat gaji yang keluar serta pelaporan”.

5. Dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi penggajian

pada PT. Betts Indonesia.:

a) “Daftar Hadir (Kartu Absensi), dokumen yang digunakan untuk mencatat

kehadiran karyawan. Daftar hadir dalam perusahaan telah menggunakan

mesin sensor sidik jari (fingerprint) sehingga jam kerja karyawan tidak

dihitung secara manual tetapi terlihat oleh mesin”.

b) “Daftar Gaji Karyawan, dokumen yang berisi jumlah gaji setiap karyawan”.

c) “Rekap Daftar Gaji, dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji

bersamaan dengan pembuat daftar gaji yang berisi rincian besarnya gaji

beserta potongan yang menjadi beban setiap karyawan”.

d) “Surat Pertanyaan Gaji, dokumen yang ditunjukan untuk menerangkan

rincian gaji karyawan. Surat ini dibuat di bagian Personalia”.

e) “Bukti Kas Keluar, menyangkut bukti kas keluar ini merupakan perintah

pengeluaran uang yang dibuat oleh fungsi akuntansi”.

6. Fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penggajian pada

PT Betts Indonesia

“Fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penggajian pada

PT Betts Indonesia adalah sebagai berikut”:

a) “Fungsi pencatat waktu, bertugas menghimpun kehadiran setiap individu

karyawan perusahaan. Fungsi ini berada di dalam divisi human capital”.

b) “Fungsi administrasi remunerasi, menyediakan data gaji dan uang

lembur/shift untuk karyawan secara tepat waktu dan akurat. Fungsi


administrasi remunerasi berada di dalam divisi human capital,

departemen kesejahteraan SDM dan hubungan internal”.

c) “Fungsi perbendaharaan, bertanggungjawab untuk mengisi cek guna

pembayaran gaji melalui rekening masing-masing karyawan”.

d) “Fungsi akuntansi, bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang

timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji, misalnya utang gaji,

gaji karyawan, utang pajak, utang dana pension dan lain sebagainya”.

e) “Fungsi penyelenggara keamanan, memastikan bahwa karyawan yang

telah melaksanakan kerja lembur/shift sesuai waktu yang ditetapkan

dalam surat perintah lembur/shift”.

f) “Fungsi akuntansi biaya, merekam biaya gaji dan lembur setiap individu

karyawan dalam rangka menyusun laporan keuangan sesuai dengan

PSAK untuk tujuan pihak-pihak yang bersangkutan, terutama

manajemen”.

g) “Fungsi verifikasi, mengotorisasi bukti kas keluar untuk pembayaran gaji”.

7. Catatan Akuntansi Penggajian yang digunakan dalam PT Betts

Indonesia.

a) Jurnal Umum

“Digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja dalam tiap

departemen dalam perusahaan, misalnya gaji untuk deprtemen produksi dll”.

b) Buku Besar

“Buku Besar digunakan untuk Memposting Transaksi - transaksi dari

Jurnal Umum sebelumnya”.

c) Slip Gaji
“Slip gaji dibuat oleh departemen kesejateraan SDM dan hubungan

internal. Sebelum dibayarkan kepada karyawan, terlebih dahulu diverifivikasi oleh

dahulu oleh departemen pendanaan dan pembendaharaan. Selanjutnya pihak

bank mentransfer ke masing-masing rekening karyawan”.

8. Bagan Alir Penggajian PT Betts Indonesia

Berikut bentuk dari bagan alir (flowchart) pada PT. Betts Indonesia :

Gambar 4.2 Flowcart Penggajian PT Betts Indonesia.


Sumber : PT Betts Indonesia

Penjelasan Flowcart Penggajian PT Betts Indonesia

Sistem penggajian Di PT Betts Indonesia dimulai dari :

1. Departemen Payroll Staff


2. Payroll Staff menginput data absensi secara manual, data absensi manual

ini digunakan pada beberapa karyawan yang tinggalnya tidak menetap di

sekitar pabrik dan dinasnya di Surabaya.

3. Dilanjutkan dengan mengupload data finger / absensi karyawan by sistem

data dari mesin finger di download kemudian ditarik di sistem payroll.

4. Kemudian Collect formulir overtime maksudnya dokumen atau formulir

overtime dari beberapa departemen harus terkumpul di HRD.

5. Selanjutnya input data OT non sistem maksudnya adalah ada beberapa jam

overtime yang tidak tercover sistem dan harus di input secara manua.

6. Kemudian Generate Presensi maksudnya adalah menarik semua absensi

yang sudah di upload termasuk data – data Overtime

7. Output dari Generate Presensi

8. Laporan Presensi adalah Output dari Generate Presensi,

9. Hasil laporan yang dikerjakan Staff Payroll akan dikirim ke bagian

personalia.

10. Laporan tersebut di verifkasi atau di croscek Oleh Personalia

11. Input data Correction maksudnya adalah apabila ada kurang bayar,

potongan gaji, potongan koperasi di input atau di upload ke sistem tersebut.

12. HR Manager Mengkalkulasi atau Mengenerate Laporan Gaji

13. Sebelum data final laporan gaji Kembali di Validasi atau di croscek oleh HR

Manager.

14. Lalu di terbitkan laporan Penggajian yang kemudian diserahkan ke bagian

Finance Accounting.

15. Setelah di laporkan nya Laporan Penggajian Diterbitkanlah Slip gaji

Karyawan.
9. Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penggajian di

PT Betts Indonesia.

a) Pemishan Taggung Jawab atau Fungsi

Di PT Betts Indonesia Pemisahan Fungsi Terdiri dari :

1) “Fungsi Pencatatan Waktu hadir karyawan dilakukan oleh bagian

Kepegawaian atau bagian Personalian”

2) “Fungsi Pembuatan daftar gaji dilakukan oleh Bagian Akuntansi”

b) Sistem Otorsasi

1) “Kartu jam hadir dari mesin pencatat waktu diotorisasi oleh fungsi

Pencatat Presensi Karyawan”.

2) “Perintah lembur diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang

bersangkutan”.

3) “Daftar gaji dan upah diotorisasi oleh fungsi keuangan”.

4) “Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah diotorisasi oleh

fungsi akuntansi”.

5) “Fungsi akuntansi membuat surat permohonan pembayaran gaji

kepada General Manager”.

c) Prosedur Pencatatan

1) “Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi

dengan daftar gaji dan upah”.

2) “Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi

ketelitiannya oleh HR Manager”.

d) Praktik yang Sehat

1) “Seleksi karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh bidang

pekerjaannya. Seleksi karyawan mulai dari surat lamaran, tes seleksi.


Seleksi surat lamaran untuk jenjang manajerial dilakukan dengan melihat

apakah jenis pendidikan dan keahlian, sesuai dengan kriteria dan

kebutuhan bidang pekerjaan di PT. Betts Indonesia . Tes seleksi

diselenggarakan oleh bagian personalia baik secara tertulis maupun

wawancara langsung. Tujuan dari tes seleksi ini adalah mendapatkan

karyawan yang bermutu dan juju”.

2) “Pembuatan daftar gaji dan upah diverifikasi kebenaran dan ketelitian

perhitungannya oleh HR Manager sebelum dilakukan pembayaran”.

3) “Pembayaran gaji pokok karyawan dilakukan dengan mentransfer uang

gaji ke rekening masing – masing karyawan oleh bagian keuangan”.

4) “Absensi fingerprint kedalam mesin pencatat waktu harus diawasi

olehfungsi pencatat waktu. Fungsi pencatat waktu hadir pada PT. Betts

Indonesia dilaksanakan oleh bagian personalia. Tujuan dari pengawasan

ini adalah untuk menghindari pencatatan waktu hadir fiktif oleh karyawan

yang sesungguhnya tidak hadir/tidak masuk kerja”.

B. Pembahasan

1. Analisis sistem informasi akuntansi penggajian PT Betts Indonesia.

“Penggajian bagi para karyawan di PT. Betts Indonesia didasarkan pada

kemampuan suatu lembaga sebagai standar gaji pokoknya, kemudian ditambah

tunjangan/bonus, upah lembur, dan uang service selanjutnya dikurangi dengan

potongan gaji seperti biaya BPJS kesehatan, ketidakhadiran dan potongan

keterlambatan. Pada PT. Betts Indonesia komputer digunakan dalam

prosespengolahan data gaji karyawan. Proses pengolahan data penggajian di

PT. BettsIndonesia menggunakan Sistem Online tetapi ada beberapa Dokumen

yang diproses menggunakan Microsoft word dan


excelmeskipunmasihadakelemahankelemahan yang terjadi, tetapi sudah

lebihbaikdibandingkanmenggunakanproses manual yang masih menggunakan

catatan buku yang kurang efisien”.

a) Aktivitas Dalam Sistem Informasi Penggajian PT Betts Indonesia.

Berdasarkanteoriyangdikemukakan olehRoomeydanSteinbart(2014: 550)

“aktivitas dalam sistem penggajian meliputi memperbarui data induk gaji,

memvalidasi data waktu kehadiran, menyiapkan penggajian, mengeluarkan

penggajian, membayar pajak gaji dan potongan-potongan lain”.

“Dari hasil penelitian di atas, berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan

Staff Penggajian dan dibuktikan melalui Obervasi Peneliti di Lapangan. Maka

dapat diketahui bahwa aktivitas - aktivitas dalam sistem penggajian di PT Betts

Indonesia sudah sesuai dengan teori yang dipaparkan. Aktivitas-aktivitas sistem

penggajian di PT Betts Indonesia meliputi memperbarui data induk, memvalidasi

data waktu kehadiran, menyiapkan penggajian, mengeluarkan penggajian,

membayar pajak gaji dan potongan lain-lain”.

b) Prosedur Sistem Informasi Penggajian di PT Betts Indonesia

BerdasarkanteoriyangdikemukakanolehMulyadi(2016: 385)”dijelaskan bahwa

dalam proses penggajian dan pengupahan karyawan dalam perusahaan ada

beberapa jaringan prosedur”.”Jaringan prosedur penggajian terdiri dari prosedur

pencatatan waktu hadir, prosedur pencatatan waktu kerja, prosedur distribusi

biaya gaji dan upah, prosedur pembayaran gaji dan upah. Jaringan prosedur

penggajian yang ada di PT. Betts Indonesia yaitu prosedur pencatatan waktu

hadir, prosedur Pembuatan Gaji , prosedur distribusi biaya gaji, Dan Prosedur

Pembayaran Gaji Karyawan”.


“Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Betts Indonesia dapat dikatakan

bahwa prosedur yang membentuk sistem dapat mendukung efektivitas

pengendalian intern, hal ini dapat dilihat dari absensi yang dilakukan masih

karyawan yang datang dan Absen dengan Finggerprint tepat waktu”.

“Tetapi Prosedur pembuatan daftar gaji belum dilakukan dengan baik, karena

adanya perangkapan tugas yang dilakukan oleh fungsi pencatatatan waktu hadir

dengan fungsi pembuatan daftar gaji, Karena fungsi pencatatan waktu hadir dan

fungsi pembuatan daftar gaji dilakukan oleh Staff Payroll. Daftar gaji yang telah

dibuat selanjutnya diperiksa oleh fungsi akuntansi yang akan diminta persetujuan

kepada General Manager dengan membuat surat permohonan pembayaran.

Prosedur pembayaran gaji oleh fungsi keuangan/kasir, yang dilakukan dengan

mentransfer ke rekening karyawan”.

c) Dokumen yang digunakan dalam Penggajian di PT Betts Indonesia

MenurutMulyadi(2016: 310)”dokumen yang digunakan dalam sistem

akuntansi penggajian adalah dokumen perubahan pendukung gaji dan upah,

kartu jam hadir, kartu jam kerja, daftar gaji, rekap daftar gaji, surat pernyataan

gaji, amplop gaji, dan bukti kas keluar”.

“Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Staff HR di PT Betts

Indonesia. Maka dapat diketahui, bahwa dokumen yang digunakan dalam proses

penggajian ada beberapa Perbedaan antara dokumen yang digunakan sesuai

teori dengan dokumen yang digunakan pada PT Betts Indonesia. Hal ini

disebabkan karena dalam teori masih menggunakan proses penggajian secara

manual, sedangkakan di PT Betts Indonesia sudah menggunakan sistem

terkomputerisasi. Sehingga beberapa dokumen yang dihasilkan pada PT Betts

tidak ditulis atau di cetak di kertas, tetapi disimpan di dalam database”.


d) Fungsi yang Terkait dalam Penggajian di PT Betts Indonesia

Berdasrkan teori yng dikemukakanolehMulyadi (2016: 317)”dijelaskan bahwa

proses penggajian karyawan dalam perusahaan harus melibatkan beberapa

fungsi diantaranya fungsi kepegawaian, fungsi pencatat waktu, fungsi pembuat

daftar gaji, fungsi akuntansi dan fungsi keuangan”.”Berdasarkan hasil wawancara

dengan Staff HR di PT Betts Indonesia dapat diketahui bahwa fungsi-fungsi yang

berkaitan dengan proses penggajian berbeda dengan teori yang di kemukakan

oleh Mulyadi, Hal ini dikarenakan Fungsi yang dikemukakan Mulyadi masih

menggunakan Sistem Manual Sedangkan Sistem Penggajian di PT Betts

Indonesia Sudah Terkomputerisasi. Fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi

penggajian di PT Betts Indonesia adalah Fungsi Pencatatan Waktu , Fungsi

Administrasi Remunerasi, Fungsi Perbendaharaan, Fungsi Akuntansi, Fungsi

Penyelenggara Keamanan, Fungsi Akuntansi Biaya, Fungsi Verifikasi”.

e) Catatan Akuntansi yang digunakan dalam PT Betts Indonesia

Berdasrkan teori yng dikemuakan olehMulyadi (2016: 382)”catatan akuntansi

yang digunakan dalam sistem penggajian meliputi jurnal umum, kartu harga

pokok produk, kartu biaya, dan kartu penghasilan karyawan”.”Sedangkan catatan

akuntansi yang digunakan dalam pencatatan gaji di PT Betts Indonesia menurut

staff HR di PT Betts Indonesia berbeda dengan teori tersebut”.

“Hal ini disebabkan karena dalam Teori yang dikemukakan masih Bersifat

Manual Sedangan Penggajian di PT Betts Indonesia Sudah Terkomputerisasi

Sistem. Ada perbedaan Catatan Akuntansi yang digunakan di PT Betts Indonesia

dengan yang ada di Teori. Catatan Akuntansi tersebut Meliputi : Jurnal Umum,

Buku Besar, dan Slip Gaji”.

f) Bagan Alir atau Flowcart Penggajian Di PT Betts Indonesia.


“Bagan Alir (Flowcart) Penggajian yang ada di PT Betts dibandingkan dengan

Bagan Alir (Flowcart) Menurut Marshall dan Steinbart ( 2014 : 69)”dalam Buku

Sistem Informasi Akuntansi. Bagan Alir (Flowcart) Penggajian PT Betts Indonesia

lebih sederhana dan tidak Kompleks”.

2. Analisis Pengendalian Internl Penggajian Karyawan di PT Betts

Indonesia.

Berdasrkan teori yng dikemkakanMulyadi ( 2001 : 164)”Bahwa unsur

pokok sistem pengendalian Intern ada empat yaitu : Satu Struktur Organisasi

yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, Dua Sistem

wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup

terhadap aktiva, utang, pendapatan, dan biaya, Tiga Praktik yang sehat dalam

melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, empat Karyawan bermutu

sesuai tanggung jawabnya”.

“Berdasarkan Wawancara Staff PT Betts Indonesia bahwa Pengendalian

Internl di PT Betts Menerapkan Beberapa hal yaitu Sistem Otorisasi, Prosedur

Pencatatan dan Praktik yang Sehat”.

Dalam Hal ini Pengendalian Internl Di PT Betts Indonesia belum

menerapkan Pemisahan Fungsi Karena Pencatatan Daftar hadir karyawan

dilakukan oleh satu staff Yaitu Staff Payroll yang seharusnya pencatatan daftar

hadir dilakukan oleh fungsi Pencatatan Waktu.

“Berdasarkan Hasil Penelitian di PT Betts Indonesia sudah menerapkan

praktik yang sehat dalam kegiatan penggajian. Hal ini dapat dilihat melalui

pembuatan daftar gaji diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh

fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran, perhitungan pajak penghasilan


karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji karyawan, serta fungsi pembuat daftar

gaji menyimpan soft file dokumen daftar gaji karyawan”.

C. Implementasi Penelitian

Tabel 4.1 Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Penggajian PT Betts

Indonesia

Anda mungkin juga menyukai