Anda di halaman 1dari 7

EFEK KEBIJAKAN FISCAL : PENDEKATAN Y=AE

a. Efek kebijakan fiscal apabila pengangguran berlaku dalam perekonomian dan pertambahan
pengeluaran pemerintah sebesar Δ G dilakukan untuk mengatasi masalah pengangguran:
Y =AE
AE2
E2
AE1

ΔG
E1

Y1 Y2 Y
Keterangan:

Keseimbangan asal pada titik E1 dan pendapatan nasional adalah Y1 dan pada kondisi itu pengangguran
berlaku.
Mengatasi pengangguran :
1. Pertambahan pengeluaran pemerintah (ΔG) , ΔG mengakibatkan AE1 ke AE2, keseimbangan
bergeser dari E1 ke E2 dan pendapatan nasional dari Y1 ke Y2.
2. Akibat pertambahan pengeluaran tersebut telah menambah kesempatan kerja dan
menguranggi pengangguran.

b. Efek kebijakan fiscal apabila perubahan dilakukan melalui penurunan pajak dimana ΔT=ΔG

AE Y=AE

AE2

AE1

ΔC=MPC. ΔT

Yo Y1 Y

Keterangan :

- Keseimbangan awal adalah E1 dan pendapatan nasional Yo


- Pengurangan pajak (ΔT) akan mempengaruhi incame disposable (Yd) dan akan menaikan C.
ΔC= MPC ΔT dan akhirnya ΔY yaitu Y2 dan keseimbangan E2.
- Kenaikan pendapatan akan mengakibatkan perobahan terhadap pendapatan nasional.

1
- Penurunan pajak dapat menurunkan pengangguran.

EFEK KEBIJAKAN FISCAL : PENDEKATAN AD-AS


Kebijakan fiscal kepada keseimbangan PN dan kegiatan pendapatan nasional.
harga AS
E2 E1
P1
P2
Po AD1

Eo AD2

ADo

Yo Y2 Y1 PN riil

Keterangan :
AS = landai menandakan adanya pengangguran
- Keseimbangan awal di Eo yaitu ADo=AS dimana harga=Po dan pendapatan nasional= Yo
- Pada harga Po, penambahan pengeluaran pemerintah menambah pendapatan pada titik A
(kurva Ado ke AD1), jika AD1= AS yaitu ADo ke AD1, jika AD1=AS yaitu Ado ke AD1
mengakibatkan titik keseimbangan ke titik E1 dan harga pada P1 dan pendapatan nasional
sebesar YoY1.
- Efek pengurangan pajak, memindahkan titik keseimbangan dari Eo ke B jika harga tetap pada Po
artinya pengurangan pajak memindahkan Ado ke AD2 dan memotong AS pada E2.
Akibat pengurangan pajak keseimbangan baru pada E2, PN=Y2 dan harga P2.

KEBIJAKAN MONETER DAN MASALAH PENGANGGURAN.


1. Efek kebijakan moneter dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi  pendekatan : menggunakan
grafik Y=AE.
Y=AE
AE

Eo AE1
Eo
AEo

ΔI

Yo Y1 Y

2
Keterangan:
- Pengeluaran aggregate (AE) mula2 yang berlaku adalah AEo dengan pendapatan nasional (Yo)
- Mengatasi pengangguran dan menggalakan ekonomi adalah dengan bank sentral menambah
uang beredar (JUB) dengan cara:
a. Menurunkan tingkat suku bunga -- pengusaha menambah investasi (ΔI)
b. ΔI --- AEo ke AE1
Eo ke E1
Menambah kesempatan kerja dan mengurangi pengguran
Yo ke Y
Harga tetap Po
2. Efek kebijakan moneter dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi  pendekatan : menggunakan
grafik AD-AS
AE
C Y=AE

ΔI B
AD1

A
ADo

Y
Yo Y1

Keterangan:

a. Penawaran aggregate (AS) yang landai dalam perekonomian menandakan banyak


pengangguran.
b. Pengeluaran aggregate (AE) awal digambarkan oleh ADo dengan keseimbangan pada A,
pendapatan nasional =Yo dan harga = Po.
c. Mengatasi pengangguran dan penggalakan ekonomi bank sentral menambah uang beredar
(JUB) dengan cara menurunkan tingkat suku bunga -- penambahan investasi (ΔI) :
- Pengeluaran aggregate (ADo) ke AD1
- ADo ke AD1 - mengakibatkan A ke B yang jaraknya sama dengan YoY
- AD1 memotong AS pada titik C akibatnya pendapatan nasional = Y1 ke Y2, harga = Po ke P1
Perubahan harga yaitu Po ke P1 menyebabkan :
a. Konsumsi riil rumah tangga berkurang
b. Ekspor berkurang
c. Impor bertambah
Akibatnya pendapatan berubah dari Yo ke Y2 tidak Y1
Dimana YoY2 < YoY1 --- YoY2 terjadi perobahan harga Po ke P1

3
MASALAH INFLASI INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Kebijakan Fiskal untuk mengatasi inflasi :
1. Efek kebijakan fiscal menurut pendekatan Y=AE.
Y=AE AE(P1)
E1
AE(P2)
E2
AE(Po)

E0

Yo Yf Y1 PN
Keterangan:
a. Pengeluaran aggregate yang awal : AE(Po) dan mewujudkan keseimbangan di titik Eo dan
pendapatan nasional = Yo dan titik kesempatan kerja penuh hamper di capai .
b. Tanpa kebijakan pemerintah pengeluaran aggregate akan mencapai AE(P1) yaitu harga –harga
juga mengalami kenaikan (P1) akibatnya : Pendapatan nasional =Y1 , harga= P1
-- Y1>Yf- tingkat pengangguran sangat rendah. ( ini terjadi akibat dari kenaikan ekspor yaitu
AE naik.
c. Efek kebijakan fiscal dalam usaha mengatasi inflasi (harga naik Po ke P1) =
Cara yang dilakukan pemerintah yaitu mengurangi pengeluaran pemerintah - pengeluaran
aggregate AE(P1) ke AE(P1) akibatnya:
- Keseimbangan =E2, kesempatan kerja penuh tercapai .
- Pendapatan nasional =Yf
- Tingkat harga lebih rendah dari P1 yaitu P2.
2. Efek Kebijakan fiscal dalam analisis AD-AS

B
P1 AS
C
P2
AD1
P3 AD2

A
ADo

Y
Yo Yf Y1

4
Keterangan:
- Keseimbangan asal dalam perekonomian di titik A , pendapatan nasional =Yo dan harga =Po
- Tanpa pengawasan dan kebijakan pemerintah, pengeluaran aggregate meningkat dari AE(Po) ke
AE(P1) untuk ini ADo ke AD1, dimana keseimbangan pada titik B. Mengakibatkan Po ke P1 dan
pendapatan nasional =Y1 (inflasi sangat tinggi).
- Untuk mengatasi kenaikan harga dari Po ke P1 adalah dengan kebijakan fiscal ( mengurangi
pengeluaran pemerintah) - permintaan aggregate (AD1) ke AD2 dan keseimbangan di capai
pada titik C ( Kesempatan kerja penuh tercapai dan harga turun (P1 ke P2).

KEBIJAKAN MONETER UNTUK MENGATASI INFLASI:

E1

P1 E2
P2
AD1
P3

Eo
O

Yo Yf Y1

Keterangan:

a. Keseimbangan asal pada titik Eo , dimana ADo=ASo, Harga=Po, Pendapatan Nasional


=Yo
b. Perkembangan ekonomi - Ad0 ke AD1, sehingga Titik Keseimbangan E1
- Tidak ada pengawasan dari pemerintah titik keseimbangan E1 dan harga =P1
- Titik harga yang tinggi Po ke P1 diturunkan dg kebijakan moneter (JUB turun)
tingkat suku bunga (r naik) akibatnya:
(a) Perusahaan-perusahaan dan penanaman modal baru mengurangi kegiatan
investasinya.
(b) Mengurangi keinginan rumah tangga membeli barang-barang baru.
(c) Rumah tangga yang punya utang harus membayar lebih mahal/tinggi.
Akibatnya:
Kurva AD1 - Ad2 dan kesempatan kerja penuh tercapai (harga Po ke P2)
jauh lebih rendah dari Po ke P1.

Kebijakan fiscal dan kebijakan moneter haruslah sejalan baik dalam mengatasi pengangguran
maupun inflasi.

5
KEBIJAKAN SEGI PENAWARAN:

1.Stagflasi dan Kebijakan segi Penawaran


AS1

E1 AS2
P1
E2 ASo
P2
Eo
Po

ADo

Y1 Y2 Yo Yf
Keterangan:
- Permintaan dan penawaran aggregate yang awal masing2 adalah ASo dan ADo, keseimbangan =Eo,
PN=Yo dan Harga=Po
- Dalam perekonomian terjadi stagflasi (kenaikan upah kemerosotan nilai mata uang atau kenaikan
harga barang impor)- kurva AS0 ke AS1, akibatnya keseimbangan =E1, harga=P1 dan pendapatan
nasional = Y1
- Mengatasi stagflasi dengan kebijakan segi penawaran yaitu menurunkan biaya produksi perusahaan
(mengurangi pajak atas bahan mentah) dan menggalakan perkembangan tehnologi  akibatnya :
kurva AS1 ke AS2- keseimbangan=E2, harga=P2 dan pendapatan Nasional=Y2.

2.Inflasi dan Kebijakan segi penawaran

ASo
E1
P1 AS1
P2 E2
Po
Eo
o AD1

ADo

Yo Y1 Yf
Keterangan :

a. Keseimbangan awal =Eo, ADo=ASo harga=Po dan PN=Yo


b. Perkembangan ekonomi yang pesat memindahkan permintaan aggregate dari ADo ke AD1--
Keseimbangan baru =E1, harga =P1 dan PN=Y1

6
c. Harga naik dari Po ke P1, mengakibatkan inflasi dan merupakan efek buruk pada kemakmuran
masyarakat . Untuk itu perlu kebijakan untuk mengatasinya.
d. Kebijakan segi penawaran dapat menutunkan biaya pengeluaran perusahaan dan menggalakkan
perkembangan tehnologi - penawaran aggregate ASo ke AS1, maka keseimbangan=E2,
Harga=P2 dan pendapatan nasional=Yf.
e. Masalah inflasi dapat dikurangi keseriusannya.

3. Pengangguran dan Kebijakan Segi Penawaran

ASo
E1
AS1
1
Po

AD1
ADo
Eo

Yo Y1 Yf

Keteranga :

a. Keseimbangan ekonomi dicapai pada Eo, akibatnya harga=Po dan PN=Yo . Pada kondisi ini didalam
perekonomian terdapat pengangguran (Pendapatan Yo < Yf.
b. Mengatasi pengangguran dg kebijakan segi penawaran :
- Kurva ASo- AS1, akibatnya menaikan kesempatan kerja dan pendapatan dan memindahkan
kurva AD0 ke AD1
- Keseimbangan baru =E1, dan tkt harga stabil +Yo dan pendapatan nasional =Y1
c. Kebijakan segi penawaran sangat efektif untuk mengatasi pengangguran.

-------------Terima Kasih---------------

Anda mungkin juga menyukai