BAHASA INDONESIA
DISUSUN OLEH:
SALSABILA EKA RAHMADANI
AISHWARI WARDANI SHIFA
WIDYA ASTUTI
RAYN AQMAR A
MUH ANGGA WIYANTO
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penulis mampu
menyelesaikan makalah dengan judul “ ANGKA DAN BILANGAN”. Di dalam makalah ini,
penulis menjelaskan mengenai pengertian, ruang lingkup, beberapa penulisan kata (gabungan
kata,penggalan kata,kata depan,partikel), singkatan dan akronim serta kata bilangan sesuai
dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Roza Afifah, S.Pd., M.Hum. selaku dosen
mata kuliah bahasa Indonesia atas bimbingan yang diberikan dalam pengerjaan tugas makalah
ini. Tidak lupa pula penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi
lebih baik serta berdaya guna di masa mendatang.
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, danmengidentifikasikan diri , percakapan
( perkataan ) yang baik, tingkah laku yang baik dan sopan santun. Bahasa yang digunakan itu
hendaklah bahasa yang baiksesuai dengan PUEBI sehingga penyampaian maksud dari kalimat
tersebut dapatefektif.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada
dasarnyamerupakan ejaan bahasa Indonesia hasil dari penyempurnaan Pedoman UmumEjaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD. Sebelum PUEBIdiberlakukan di Indonesia
pernah berlaku ejaan Ch. A. Van Ophuysen, ejaanRepublik (ejaan Soewandi) dan ejaan
Malindo.Adapun yang disempurnakan itu bukan bahasa Indonesianya, melainkanejannya yakni
tata cara penulisan yang baku.Selama ini belum semua orang mematuhi kaidah yang tercantum
dalamPUEBI, baik karena belum tahu, enggan mematuhi atau karena ada pedoman yangmereka
pegang selama ini yang mereka anggap pedoman itu sudah tepat. Tindakanseperti ini jelas dapat
mengacaukan perkembangan bahasa Indonesia. Padahaldengan diberlakukannya PUEBI,
seharusnya setiap warga negara Indonesia,termasuk warga pengadilan sebagai pemakai bahasa
Indonesia wajib mengikutidan mematuhi kaidah-kaidah yang tercantum di dalamnya.Untuk
itulah, berdasarkan pemaparan di atas penulis mengangkat
hal tersebut menjadi bahan makalah dengan judul “Pedoman Umum EjaanBahasa Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
1. Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
2. Bagaimana Penulisan Kata yang sesuai dengan Pedoman Umum EjaanBahasa Indonesia
(PUEBI) ?
3. Bagaimana Penulisan Singkatan dan Akronim yang sesuai dengan PedomanUmum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) ?
4. Bagaimana Penulisan Kata Bilangan yang sesuai dengan Pedoman UmumEjaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) ?
C. Tujuan
1. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini iadalahsebagai berikut.
2. Untuk mengetahui, memahami dan mengaplikasikan Penulisan Kata yangsesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
3. Untuk mengetahui, memahami dan mengaplikasikan Penulisan Singkatan danAkronim
yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia(PUEBI).
4. Untuk mengetahui, memahami dan mengaplikasikan Penulisan Kata Bilanganyang sesuai
dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Angka dan Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M
(1.000), V(5.000), M(1.000.000)
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan
5 orang abstain.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100
minibus, dan 250 sedan.
B. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, susunan
kalimatnya diubah
Misalnya:
Panitia mengundang 250 orang peserta
Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.
Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
250 orang peserta diundang panitia.
25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih
mudah dibaca
Misalnya:
Rp5.000,00
US$3,50
£5,10
¥100
5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15 atau
Jalan Tanah Abang I/15
Jalan Wijaya No. 14
Hotel Mahameru, Kamar 169
Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201
6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci. Misalnya
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut
a. Bilangan Utuh
Misalnya:
dua belas (12)
tiga puluh (30)
lima ribu (5.000)
b. Bilangan Pecahan
Misalnya:
setengah atau seperdua (½)
seperenam belas (⅟16)
tiga perempat (¾)
dua persepuluh (²∕₁₀)
tiga dua-pertiga (3⅔)
satu persen (1%) satu permil (1‰)
8.Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
abad XX
abad ke-20
abad kedua puluh
Perang Dunia II
Perang Dunia Ke-2
Perang Dunia Kedua
9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Kelapadua
Kotonanampek
Rajaampat
Simpanglima
Tigaraksa
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kata bilangan merupakan kata yang digunakan untuk menghitung banyaknya sesuatu baik
berupa benda, orang, binatang, barang, maupun konsep.
B. SARAN
Adapun saran penulis yaitu ilmu yang didapatkan dari makalah ini dapat dibagikan lagi kepada
orang lain agar dapat berguna bagi seluruh rakyat Indonesia khusus dalam penulisan angka dan
lambang bilangan dalam pedoman umum ejaan bahasa Indonesia.
Karen penulisan angka dan lambang bilangan sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari,maka
dari itu kita sebagai masyarakat Indonesia Indonesia penting untuk mempelajari tentang penulis
angka dan lambing bilangan dalam pedoman ejaan bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSAKA
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar . Jakarta: PT. Gramedia.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Kemendikbud
Sugiarto, Eko. 2017. Kitab PUEBI Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: ANDI.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Edisi Keempat.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Alwi, Hasan, dkk. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.