Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan sebagai negara produsen dan eksportir

Gula adalah suatu karbohidrat terbesar memproduksi gula lebih


sederhana yang menjadi sumber energi dan sedikit. Demikian pula dengan
komoditi perdagangan utama. Gula paling pertumbuhan ekspor gula asal
banyak diperdagangkan dalam bentuk Brazil, melambat pada tahun
kristal sukrosa padat. Gula digunakan 2000. Kenaikan harga minyak telah
untuk mengubah rasa menjadi manis pada menyebabkan pengalihan gula ekspor ke
makanan atau minuman. Gula sederhana, pasar domestik. Sebagian besar permintaan
seperti glukosa (yang diproduksi dari impor bukan berasal dari negara dengan
sukrosa dengan enzim atau hidrolisis tingkat pendapatan yang tinggi, tetapi dari
asam), menyimpan energi yang akan negara dengan tingkat pendapatan yang
digunakan oleh sel. rendah. Kenaikan harga akan
Dalam dua dasawarsa terakhir menyebabkan pengurangan pembelian atau
indeks harga komoditas non energi di bahkan menghentikan pembelian.
pasar internasional, termasuk Konsumsi gula dunia pada periode 1996 -
gula, cenderung menurun. Hal ini terutama 2000 menunjukkan peningkatan walaupun
karena produksi cenderung meningkat, dan pada tahun 1999/2000 laju peningkatan
peningkatannya lebih besar daripada hanya sebesar 1,76%. Penurunan terjadi
peningkatan konsumsi . Peningkatan karena adanya perubahan kebijakan impor
produksi karena pada umumnya negara pada negara importir gula seperti
produsen komoditas tersebut adalah negara Indonesia, India, dan Rusia. Secara
sedang berkembang dan masih memiliki kuantitas, jumlah gula yang dikonsumsi
peranan yang penting dalam ekonomi, baik jauh dibawah jumlah gula yang
sebagai sumber devisa, sumber pendapatan diproduksi. Hal ini mengakibatkan
pajak pemerintah, maupun sebagai semakin membesarnya jumlah stok gula
penyedia lapangan kerja. Akibat dari dunia.
keadaan ini adalah keadaan stok cenderung Kondisi pasar gula domestik sangat
membesar yang pada gilirannya penawaran sensitif terhadap pasokan gula impor dan
meningkat dan harga menjadi tertekan. terutama dari sisi penawaran. Dari sisi
Kondisi alam sangat mempengaruhi penawaran diketahui bahwa produksi gula
jumlah produksi. Penurunan produksi lokal sulit ditingkatkan dan sulit bersaing
dalam jumlah besar di Australia terjadi dengan gula impor, selain impor gula
sebagai akibat dari angin badai yang cenderung semakin meningkat dengan
merusak tanaman. Penurunan produksi tingkat harga yang cenderung
juga terjadi di beberapa negara Asia akibat rendah. Sementara itu dengan pertambahan
dari kemarau yang panjang. Perubahan penduduk akan terjadi peningkatan
produksi mengakibatkan perubahan demand terhadap gula.
penawaran yang pada akhirnya dalam Keadaan ini sudah barang tentu
periode tersebut akan menekan harga akan mengancam produksi ruang gerak
dunia. FAO, baik daripada tingkat secara lokal
Industri olahan berbahan baku gula adalah ataupun bentuk yang bahkan secara global.
industri yang relatif besar dan berkembang Adapun misi daripada FAO antara lain,
dengan baik. Industri makanan dan membantu sebuah negara dalam mengatur,
minuman merupakan industri berbahan mencegah, dan juga melalkukan
baku gula yang sangat prospektus.  pengurangan daripada risiko serta turut
Produksi gula dunia dalam periode serta dalam mendukung mereka untuk
1996 - 2000 menunjukkan kecenderungan mempersiapkan dan juga menghadapi
yang meningkat, walaupun pada tahun ancaman daripada bencana tersebut.
1999/2000 hanya meningkat dengan laju Indonesia sendiri pada dasarnya
0,9% . Pada periode tersebut, Brazil telah menjadi anggota FAO dari tahun
1948. Hingga saat ini, lebih dari 650 tulisan ini adalah memberikan informasi
proyek dan program cakupan FAO yang terkait kondisi actual komoditas gula di
sudah dilaksakan di seluruh Indonesia pasar global sehingga dapat menentukan
dengan tenaga bantuan lebih dari 1600 ahli arah kebijakan yang tepat terkait masalah
FAO dan juga termasuk daripada perdagangan komoditas gula.
konsultan, baik konsultan nasional maupun
konsultan internasional.
Adapun jenis keanggotaan
Indonesia dalam wadah FAO tentunya
merupakan sebuah kesempatan yang
sangat besar bagi Indonesia dalam bentuk
upaya memperjuangkan kepentingan
Indonesia dalam meningkatkan beragam
kesejahteraan terutama kesejahteraan pada
bidang ketahanan pangan.
Dari proyeksi yang dibuat tampak
bahwa pada tahun 2001 akan terjadi
kekurangan gula, jika impor dan produksi
dalam negeri berjalan seperti trend yang
terjadi selama 10 tahun terakhir. Untuk
mencukupi kebutuhan gula dalam negeri
tidak mungkin mengandalkan produksi
sendiri yang relatif sulit ditingkatkan. Jika
produksi gula dalam negeri tidak mampu
meningkat, maka setelah tahun 2001
jumlah impor akan lebih besar
dibandingkan produksi dalam negeri.
Keadaan yang paling mungkin
dilakukan adalah menurunkan impor
sampai tingkat kebutuhan gula untuk
industri tercukupi. Dengan kondisi
proyeksi ini berarti produksi gula dalam
negeri harus mampu meningkat 15% per
tahun . Atas dasar proyeksi di atas adalah
suatu keharusan untuk terus berupaya
mengembangkan industri gula
nasional, terlepas dari kenyataan tidak
menentunya arah perkembangan harga
gula di pasar dunia. Efisiensi harus
menjadi acuan utama dalam membangun
dan mengembangkan industri gula di
Indonesia. Melalui restrukturisasi
diharapkan akan meningkatkan efisiensi
dan akan menekan biaya
produksi, sehingga industri gula Indonesia
dapat bertahan dan bahkan mampu
bersaing dalam era pasar bebas.
Tujuan dari tulisan ini yaitu
mengetahui kondisi komoditas gula di
negara-negara anggota FAO. Manfaat dari

Anda mungkin juga menyukai