Anda di halaman 1dari 4

4.1.

1 Pemilihan

Pemilihan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan dilakukan berdasarkan
formularium rumah sakit yang mengacu pada Formularium Nasional dan usulan DPJP RSU Tangsel
terkait kebutuhan pelayanan terapi.

Formularium Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan akan diperbarui maksimal 3
tahun dan minimal 1 tahun. Untuk obat usulan diluar formularium dimasukkan ke sisipan formularium
yang pengadaanya setelah mendapatkan persetujuan dari ketua TFT (Tim Farmasi dan Terapi)

4.1.2 Perencaan Kebutuhan

Tujuan dilakukannya perencanaan obat di Rumah Sakit yaitu untuk menghindari terjadinya kekosongan
obat. RSU Kota Tangerang Selatan melakukan perencanaan dengan metode konsumsi yang dilakukan
dengan menganalisa data pemakaian rata-rata per bulan obat dan perbekalan farmasi pada tahun
sebelumnya

Pembuatan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang berisi obat-obatan untuk perencanaan pembelian
tahun depan dapat dibuat setelah analisis SHBJ dilakukan. Perencanaan harus sesuai dengan
Formularium Rumah Sakit, apabila perencanaan perbekalan farmasi tidak sesuai dengan Formularium
Rumah Sakit maka tidak dapat direncanakan.

PENGADAAN

Sistem pengadaan dengan e-katalog merupakan pengadaan secara langsung melalui website resmi yang
telah disediakan yaitu lkpp.go.id.

Sedangkan non-ekatalog adalah pengadaan yang dilakukan tergantung dari anggaran Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) atau rumah sakit yang tersedia.

C. Dropping (Hibah)

pengadaan yang berasal dari sumbangan Kementerian Kesehatan berupa obat Anti Retro Viral (ARV),
obat TB- RO, TB-OAT dan vaksin.

4.1.8 Pengendalian

Pada kegiatan stok opname ini, juga dilakukan pengecekan terhadap tanggal kadaluarsa kondisi fisik
barang.
4.1.9 Administrasi

Administrasi mencakup pencatatan dan pelaporan perbekalan sediaan farmasi. Adanya pencatatan akan
memudahkan petugas untuk melakukan penelusuran bila terjadi adanya mutu obat yang sub standar
dan harus ditarik dari peredaran.

4.2 Pelayanan Farmasi Klinis

Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan Apoteker kepada pasien dalam
rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena Obat,
untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life)
terjamin. Pelayanan Farmasi Klinik di RSU Tangerang Selatan meliputi:

4.2.1 Pengkajian dan Pelayanan Resep

Pengkajian Resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait Obat (Kemenkes RI, 2016).
Pelayanan resep yang dilakukan di RSU Tangerang Selatan dimulai dari penerimaan resep; pengkajian
(screening resep); pemeriksaan ketersediaan; penyiapan sediaan farmasi dan BMHP atau peracikan obat
(untuk resep racikan); penyiapan etiket dan pelabelan; sampai penyerahan resep kepada pasien disertai
dengan pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan resep dilakukan pengecekkan kembali
sebagai salah satu upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error). Jika
ditemukan adanya masalah terkait obat, maka harus dilakukan konsultasi dengan dokter penulis resep.

4.2.2 Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat

Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan telah melakukan kegiatan penelusuran riwayat penggunaan
obat mulai dari verifikasi riwayat penggunaan obat yang diberikan oleh dokter dan memberikan
informasi tambahan kepada pasien jika diperlukan, melakukan penilaian rasionalitas obat yang
diresepkan, dan melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien terhadap obat yang digunakan.

Liat slide

4.2.3 Rekonsiliasi Obat

Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan dengan obat yang telah
didapat pasien.

rekonsiliasi obat dilakukan langsung oleh apoteker dengan cara melakukan visit mandiri ke pasien dan
mendokumentasikannya di lembar rekonsiliasi obat.
4.2.5 Konseling

Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat dari apoteker
kepada pasien atau keluargan pasien.

Rumah Sakit Umum Tangerang Selatan sudah mempunyai ruang untuk konseling, namun dalam
pelaksanaannya ruangan konseling yang ada belum digunakan secara optimal.

4.2.6 Visite

Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan apoteker secara mandiri atau
bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji
pengobatan pasien, memantau terapi obat dan reaksi obat yang tidak dikehendaki, meningkatkan terapi
obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan
lainnya

Apoteker Klinis di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan sudah melaksanakan kegiatan visite ke
pasien secara rutin, baik visite mandiri maupun visite bersama dengan dokter dan tenaga kesehatan lain
sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian

4.2.7 Pemantauan Terapi Obat (PTO)

Pemantauan Terapi Obat merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi
Obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien.

Pemantauan terapi obat yang dilakukan apoteker RSU Tangerang Selatan ditujukan untuk pasien rawat
inap. Kegiatan tersebut meliputi analisa kesesuaian obat dengan indikasi, kesesuaian dosis, kesesuaian
waktu pemberian dan aturan pakai, kesesuaian rute pemberian, efek samping potensial dan aktual,
duplikasi terapi, respon alergi dan hipersensitifitas, interaksi antar obat, interaksi antar obat dan
makanan serta keberhasilan pengobatan dengan menilai hasil pemeriksaan laboratorium dan analisa
biaya pengobatan.

4.2.8 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

4.2.9 Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)

Secara umum, kegiatan EPO di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan telah sesuai dengan
Permenkes No. 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Kegiatan ini
diawali dengan mengidentifikasi masalah, pengumpulan data pengobatan pasien baik dari rekam medis,
sistem informasi, dan data lain terkait EPO. Setelah data lengkap dan terkumpul, dilakukan pengolahan
data dengan mengevaluasinya baik secara deskriptif maupun analitik. Hasil evaluasi didokumentasikan
sebagai laporan berkala dan dapat menjadi dasar pelaksanaan di periode berikutnya. Hasil EPO juga
dapat menjadi dasar kebijakan perbaikan

Anda mungkin juga menyukai