Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENYEDIAAN AIR

PENGELOLAAN AIR MINUM DI PERUMDA TIRTA MUSI


KOTA PALEMBANG

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


Dr. MAKSUK., SKM., M.Kes
KAMSUL., S.ST., M.Kes
PRIYADI., SKM.,M.Kes

DISUSUN OLEH :
NAMA : NOVITA SARI
NIM : PO.71.33.1.20.051
TINGKAT : 3B

PRODI SANITASI PROGRAM DIPLOMA TIGA


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN

Dengan ini menerangkan bahwa laporan kegiatan PBL Mata Kuliah Penyediaan
Air Mahasiswa semester V Jurusan Kesehatan Lingkungan Prodi D-III Sanitasi
Poltekkes Kemenkes Palembang, yang disusun oleh :

Nama: Novita Sari


NIM: PO.71.33.1.20.051
Tingkat: 3B

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal Desember 2022

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing

Dr. MAKSUK., SKM., M.Kes KAMSUL., S.ST., M.Kes


NIP. 197210171995022001 NIP. 196402021984031001

Dosen Pembimbing

PRIYADI., S.KM., M.Kes

NIP. 197411152000031004

PRODI SANITASI PROGRAM DIPLOMA TIGA


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN 2022

i
PRAKATA

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuknya kami dapat
menyelesaikan laporan yang diamanahkan kepada kami, sehingga laporan ini dapat
terselesaikan secara tuntas, dan tentunya dengan karunia-Nya lah kami sebagai tim penulis
dapat menyelesaikan penulisan laporan ini pada waktunya.
Shalawat beriring salam tak puas-puasnya kita kirimkan kepada junjungan Nabi Besar
kita Nabi Muhammad SAW, karena hanya dengan petunjuknya dan segala usaha upaya beliau,
kita dapat rasakan kehidupan yang berbudaya, beraturan dan menjadikan kita makhluk yang
lebih mulia dihadapan Tuhan. Harapan kami semua, semoga laporan ini dengan judul ‘Laporan
Praktikum Mata Kuliah Penyehatan Air Pengelolaan Air Minum Di Perumdam Tirta Musi Kota
Palembang” ini membantu
Dalam melaksanakan pembuatan laporan ini, kami sebagai penulis telah banyak
mendapat bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya atas partisipasi dan bantuan semua pihak penyusun kepada :
1. Bapak Kamsul., S.ST., M.Kes selaku Sekretaris Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang
2. Ibu Dr. Maksuk., SKM., M.Kes. Selaku Dosen Pembimbing Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.
3. Bapak Priyadi., SKM., M.Kes. Selaku Dosen Pembimbing Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.
Akhir kata penulis panjatkan do'a semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya
dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Wassalamualaikum Wr. Wb.

Palembang, 30 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................................i
PRAKATA.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Waktu dan Pelaksanaan Praktikum....................................................................................1
C. Tujuan Kegiatan...................................................................................................................2
D. Manfaat Kegiatan.................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
A. Pengertian PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)........................................................3
B. Tahapan Pengolahan............................................................................................................3
C. Peralatan PDAM..................................................................……………………………….4
D. Persyaratan Intake Air PDAM............................................……………………………….5
E. Kebutuhan Air Rumah Tangga per Hari...........................……………………………….6
F. Standar Baku Mutu Air Minum..........................................……………………………….7
BAB III HASIL KUNJUNGAN KE PERUMDA TIRTA MUSI...............................................10
A. Laboratorium Pengujian.....................................................................................................10
B. Ruangan Escada ( Ruang Kontrol dan Monitoring).........................................................11
C. Lapangan Tahap Pengolahan Air......................................................................................11
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
LAMPIRAN...................................................................................................................................14

iii
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Kebutuhan air bersih merupakan unsur yang terpenting untuk kelangsungan


hidup, Sehingga hal ini merupakan dasar bagi pemerintah bahwa penggunaan air
harus dikelola dengan baik dan benar agar memberikan kemakmuran bagi rakyat.
Pemanfaatan sumber daya air salah satunya dapat dilakukan melalui Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD). BUMD yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah dalam
melaksanakan pemanfaatan sumber daya air adalah Perusahaan Daerah air Minum
(PDAM)(Gede Uki Atmaja et al., 2020)
PDAM Tirta Musi Palembang / Perumda Tirat Musi Palembang merupakan
salah satu perusahaan milik daerah di kota Palembang yang menyediakan air
bersih khusus bagi masyarakat kota Palembang. Perusahaan Daerah Air Minum
Tirta Musi Palembang mempunyai visi untuk menjadi penyedia air minum terbaik
di Indonesia melalui pelayanan prima serta menjadi kebanggaan karyawan dan
masyarkat. Dari visi ini, terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan itu semua Perumda
Tirta Musi harus mempunyai sumber daya manusia yang berkualitatas.
Dengan semua fasilitas yang dimiliki Perumda Tirta Musi tentu sangat dapat
menunjang dalam pembelajaran mahasiswa agar dapat melihat secara langsung
pengelolaan serta penyediaan air. Oleh sebab itu lah mahasiswa jurusan Kesehatan
lingkungan prodi D-III Sanitasi Poltekkes Kemnekes Palembang memilih untuk
melakukan Praktek Belajar Lapangan di Perumda Tirta Musi Palembang.

B. Waktu dan Pelaksanaan Praktikum


Pada Kunjungan Belajar Lapangan ini dilaksanakan pada :
Hari / tanggal : Kamis, 30 Desember 2022

1
Waktu : 09.00 WIB s.d selesai
Tempat : Ruang Bagian Produksi

C. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kunjungan belajar lapangan di Perumdam Tirta Musi
Palembang instalasi Rambutan ini ialah dalam pemenuhan mata kuliah penyehatan air
dan melihat langsung teknik pengolahan air di Palembang.

D. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat dari kunjungan belajar di Perumdam Tirta Musi Palembang
instalasi Rambutan ini ialah diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan
secara sistematis dan sinkron mengenai teknik pengolahan air untuk mencapai
penguasaan keahlian tertentu.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)


Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu BUMD yang
dimiliki pemerintah daerah. Berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1962 sebagai
usaha milik Pemerintah Daerah (Pemda) yang memberikan jasa pelayanan dan
menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air minum. Aktivitas PDAM mulai
dari memproduksi, mengolah, dan mendistribusikan air bersih ke pelanggan.
Sebagai perusahaan daerah PDAM diberi tanggung jawab untuk
mengembangkan dan mengelola sistem penyedia air bersih serta melayani semua
kelompok konsumen dengan harga yang terjangkau. PDAM bertanggung jawab pada
operasional sehari-hari, perencanaan aktivitas, persiapan dan implementasi proyek,
serta bernegosiasi dengan pihak swasta untuk mengembangkan pelayanan kepada
masyarakat (Akbar, 2010).

B. Tahapan Pengolahan
1. Intake Building (Unit Penampungan Awal)
Intake Building adalah proses awal dari pengolahan air, yaitu air ditampung
pada sebuah tampungan awal di dalam bangunan Intake Building tersebut. Proses
penjernihan air di unit ini disebut juga dengan Sadap Air (Water Intake). Fungsi
mesin ini adalah untuk menampung air dari sumber air aslinya. Penampungan
dilengkapi dengan strip filter atau disebut Filter Bar Screen. Filter ini digunakan
sebagai filter awal untuk benda-benda yang terendam seperti kayu, daun dan benda
lainnya.
2. Koagulasi Proses
koagulasi adalah proses pemberian koagulan dengan maksud mengurangi
gaya tolak menolak antara partikel colloid. Proses flokulasi adalah proses
pemberian flokulan dengan maksud menggabungkan flok-flok kecil sehingga
menjadi besar dan semakin besar sehingga cukup besar untuk diendapkan.
Tujuan utama dari proses koagulasi dan flokulasi ialah untuk memisahkan

3
colloid yang ada di dalam air baku. Colloid adalah partikel halus, oleh karena itu
sangat sukar untuk diendapkan atau perlu waktu yang sangat lama. Colloid
umumnya bermuatan listrik, baik positif maupun negatif yang tergantung dari
asalnya. Bila berasal dari anorganik maka muatan listriknya adalah positif,
sedangkan bila berasal dari organik maka muatan listriknya adalah negatif. Agar
colloid-colloid tersebut mudah diendapkan, maka ukurannya harus diperbesar
dengan cara saling menggabungkan antara colloid-colloid tersebut melalui proses
koagulasi dan flokulasi dengan cara penambahan koagulan dan flokulat. Colloid
digolongkan menjadi hydrophobic colloid yang sulit bereaksi dengan air dan
hydrophilic colloid yang mudah bereaksi dengan air, karena sifat tersebut maka
hydrophilic colloid membutuhkan lebih banyak zat koagulan daripada
hydrophobic colloid.

3. Flokulasi
Partikel-partikel colloid yang bermuatan listrik sejenis (sama negatifnya)
dalam air akan saling tolak menolak sehingga tidak bisa saling mendekat dan
kondisi dimana partikel tetap berada pada tempatnya sering disebut kondisi stabil.
Kondisi partikel yang stabil tidak memungkinkan terbentuknya flok, maka air
tersebut biasanya diberi muatan positif untuk mengurangi gaya tolak menolak
sesama koloid (gaya repulsion), sehingga akan terjadi kondisi destabilisasi dari
partikel. Kondisi partikel colloid yang tidak stabil memungkinkan terbentuknya
flok, dengan adanya muatan positif yang cukup dan merata akan terbentuk
flok¬flok kecil kumpulan dari colloid-colloid.
4.Sedimentasi
Proses sedimentasi adalah proses untuk memisahkan partikel-partikel yang
terdapat di dalam air dengan airnya sendiri dengan cara diendapkan. Jenis partikel
yang terbentuk dari pengolahasn air minum, maka tujuan khusus dari pengendapan
mungkin berbeda-beda, seperti untuk pengendapan flok alum, flok kesadahan, flok
besi
5.Filtrasi
Proses filtrasi adalah proses penyaringan air melalui media berbutir yang
porous. Dalam praktek pengolahan air bersih dikenal beberapa macam filtrasi yaitu:

4
a. Rapid filtration (penyaringan cepat), ialah proses pengolahan air minum
yang umumnya dilakukan sesudah proses-proses koagulasi, flokulasi dan
sedimentasi, media yang dipakai bisa berbentu: (1) single media (1 media)
misalnya, pasir; (2) dua media (2 media) misalnya, anthracite dan pasir
yang terpisah; (3) fifed media (2 atau lebih media) misalnya anthracite dan
pasir yang dicampur.
b. Slow sand filtration (penyaringan pasir lambat), ialah proses pengolahan
air minum yang umumnya dilakukan untuk air permukaan tanpa melalui
unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi. Jadi bahan baku sesudah melalui
prasedimentasi langsung dialirkan ke saringan pasir lambat. Disini proses
koagulasi, flokulasi sedimentasi, dan filtrasi terjadi di saringan pasir ini
dengan bantuan mikroorganisme yang terbentuk di lapisan permukaan
pasir.
6.Netralisasi
Netralisasi pH adalah suatu upaya agar pH air menjadi normal. Proses
pengolahan air akan lebih efektif apabila nilai pH telah mendekati normal.
Pengaturan pH dalam instalasi air minum bertujuan untuk mengendalikan korosif
pada pipa sistem distribusi pada nilai < 6,5 atau 9,5 (Anonim, 1991-4). Tujuan
proses netralisasi ialah untuk menetralkan kembali pH air yang turun karena
penambahan alum pada proses koagulasi, dimana akan terjadi hidrolisis.
7. Desinfeksi
Tujuan utama dari proses desinfeksi adalah untuk memenuhi persyaratan
bakteriologis bagi air minum, karena proses-proses pengolahan prasedimentasi,
flokulasi-koagulasi, sedimentasi dan filtrasi masih masih meloloskan
bakteri/mikroorganisme yang tidak diharapkan ada dalam air minum.
8. Bagian Reservoir (Penampungan Akhir)
Air yang telah selesai diolah dimasukkan ke tempat penampungan
sementara sebelum didistribusikan. Unit reservoir ini terletak di tempat dengan
eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi.
Metode ini menggunakan gaya gravitasi bumi, sehingga menghemat penggunaan
pompa air.Selanjutnya untuk mendistribusikan air bersih tersebut, menggunakan

5
pipa-pipa

6
dengan berbagai macam ukuran hingga air bersih dapat sampai pada rumah maupun
bangunan sekitar kita.
C. Peralatan PDAM
1. Clamp saddle
Clamp saddle adalah salah satu alat yang biasa dipergunakan untuk sambungan
pipa rumah atau Proyek PDAM. HDPE Clamp saddle bisa anda gunakan dengan
material pipa HDPE yang akan dicangkokkan dengan pipa untuk Sambungan
Rumah (SR). Misalnya pipa distribusinya adalah pipa hdpe, maka pergunakan
CLAMP SADDLE HDPE pula.

2. Pipa
Pipa merupakan salah-satu jenis komponen utama yang banyak digunakan di proses
industri. Penggunaan pipa juga beraneka ragam disesuaikan dengan jenis fluida,
pressure maupun temperaturnya. Dalam sistem piping, sebuah pipa tidak
akan berfungsi jika tidak di hubungkan dengan komponen-komponen lainnya.
Sehingga di butuhkan fitting agar pipa dapat saling terhubung dan berfungsi
sebagaimana mestinya.
3. Water Flow Sensor
Untuk mengukur debit air prototype ini menggunakan Water Flow Sensor. Water
Flow Sensor air memiliki 3 bagian utama diantaranya sensor hall efek,rotor air dan
tubuh katup plastik , ketika air melewati gulungan rotor maka sensor hall efek akan
mengukur kecepatan air dengan output berupa sinyal pulsa. Cara kerja sensor
dengan cara mengitung jumlah putaran kincir didalam flow meter tersebut yang
akan menghasilkan sinyal kontak ,signal tersebut lah yang akan menghsilkan nilai
atau jumlah debit air sehingga akan di tampilkan dalam LCD mikrokontroler.
4. Water Level Float Sensor
Water level siku untuk mengetahui ketinggian atau persediaan air didalam sumur
penampungan.Water level siku ini dilengkapi dengan reed switches atau saklar lidi
didalam batang dan magnet di disekeliling batang, prinsip kerja sensor ini adalah
ketika air mengangkat pelampung maka magnet akan mengaktifkan sensor atau
menjadi dalam keadaan close (terhubung) demikian sebaliknya jika pelampung

7
tenggelam maka sensor dalam keadaan open (terputus). Sensor ini dapat dipasang
bolak balik secara horizontal untuk mengatur posisi default Normaly Open (NO )
atau Normaly Close (NC).

D. Persyaratan Intake Air PDAM


Adapun persyaratan intake Air PDAM yakni terdiri dari ;
1. Lokasi di bagian badan air dengan lereng yang kuat dan tidak menyempit.
2. Lokasi pada aliran badan air dengan sedikit endapan.
3. Lokasi pada aliran badan air yang tidak deras.
4. Dilengkapi sarana maintenance (Screen, penyaring & pengeruk sampah).
5. Lokasi adalah pada batas hulu dimana tidak ada pabrik (sumber pencemar) di
bagian hulunya.
6. Memperhatikan lokasi sumber bagian hulu sbg referensi menentukan kualitas air
baku.
7. Debit badan air relatif stabil.
8. Bangunan harus kuat dan tahan lama.

E. Kebutuhan Air Rumah Tangga per Hari


Pemakaian air rata-rata rumah tangga di perkotaan di Indonesia sebesar setiap
orang 144 liter perharinya. Pemakaian terbesar adalah untuk keperluan mandi sebesar
60 liter perhari perorang atau 45 persen dari total pemakaian air.
Direktur Pengembangan Air Minum Poejastanto, Ditjen Cipta Karya, dalam
Dialog Penajaman Pola Konsumsi dan Kebutuhan Pokok Minimal Nasional di Jakarta,
Senin (5/3) mengatakan data tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan Direktorat
Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta karya (PermenPU, 2006).
Kebutuhan pokok minimal pemakaian air sendiri setiap orangnya mencapai 121
liter perharinya. Pemakaian tersebut antara lain untuk minum dan masak, cuci pakaian,
mandi, bersih rumah, serta keperluan ibadah. Masih berdasarkan survei tersebut,
menurut Poedjastanto kebutuhan pokok minimal Indonesia yaitu 70 liter/orang/hari.
Dalam PP No 16 tahun 2005 disebutkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok
minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih dan
8
produktif.(Kementrian RI, 2005)
Poejastanto menjelaskan, survei tersebut dilakukan karena belum adanya
informasi Pola Konsumsi Air di Indonesia. Selama ini perencanaan dan perancangan
sistem penyediaan air minum di Indonesia masih mengacu pada standar text book,
sehingga perlu adanya informasi Pola Konsumsi Air yang realistis, cocok dan khas
untuk Indonesia.

F. Standar Baku Mutu Air Minum


Permenkes Air Minum No. 492 Tahun 2010 adalah sebagai pengganti Permenkes
yang sebelumnya yaitu Permenkes Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002. Dengan terbitnya
SK Permenkes Air Minum No. 492, maka keputusan Menteri Kesehatan nomor
907/Menkes/SK/VII/2002 sudah tidak bisa menggunakannya lagi sebagai standar air
minum.Peraturan ini tentunya tidak saja untuk masyarakat luas, namun organisasi,
perusahaan dan pihak – pihak yang berhubungan dengan standar air minum bisa
mengacu ke peraturan tersebut.Dengan menjalankan peraturan air minum tersebut,
maka setiap penyelenggara air minum wajib untuk memenuhi kualitas produk dengan
standar air minum dengan kualitas yang baik bagi kesehatan masyarakat.(Kemenkes,
2010)
Ketentuan syarat kualitas air minum sudah menyebutkan syarat terhadap
parameter uji, seperti lampiran Permenkes. Namun untuk kepentingan praktis, bisa
melihatnya secara visual. Sesuai karakteristik kualitas air minum adalah tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa, maka pengamatan visual bisa menjadi acuan sementara.
(Utama, 2017)
Apabila pengamatan visual cenderung kualitasnya baik, pada umumnya hasil
analisa laboratorium juga cenderung baik. Hal ini tentu merupakan tindakan spekulasi
yang harus mengikutinya dengan pengujian “simple test” seperti pengujian TDS,
pengujian Mn, Fe, Hardness, dll.Apa perbedaannya antara kualitas air minum dan
kualitas air bersih Perbedaan standar antara air minum dan air bersih terletak pada
mikrobiologi dan TDS. Unsur mikrobiologi adalah E-coli dan salmonela. Sedangkan
unsur TDS, pada air minum maksimum 500 ppm dan air bersih 1000 ppm. Di bawah ini

9
rangkuman standar air minum, sebagai berikut:
1. Unsur Parameter Fisika: Parameter fisika meliputi warna, rasa, bau, kekeruhan dan

1
0
TDS jumlah zat padat terlarut.
2. Unsur Parameter Kimia: Parameter kimiawi terbagi menjadi dua yaitu kimia
organik dan kimia anorganik. Zat kimia anorganik adalah logam, zat reaktif, zat-
zat berbahaya dan beracun. Sedangkan Zat kimia organik adalah insektisida,
herbisida, zat kimia organik mudah menguap, zat-zat berbahaya serta zat pengikat
Oksigen.
3. Unsur Parameter Mikrobiologi: Indikator mikrobiologi biasanya bakteri coliform
dan E-coli. Total coliform menunjukkan adanya pencemaran air bersih oleh tanah
atau sumber alamiah lainnya.

1
1
BAB III
HASIL KUNJUNGAN KE PERUMDA TIRTA MUSI

A. Laboratorium Pengujian
Kunjungan pertama yakni pada ruangan Laboratorium Pengujian yang
terdiri dari pengujian air bersih dan pengujian air minum. Adapun alat-alat
pada laboratorium pengujian air bersih dan air minum terdiri dari :

1. Jar test water treatment


Pengujian tabung pengolahan air adalah metode pengujian perlakuan
kimia secara mekanis dan fisik pada sampel air limbah untuk menentukan
perlakuan kimia yang optimal dan dosis kimia terkait untuk aliran air atau
limbah tertentu. Pada dasarnya, pengujian jar adalah versi sistem
pengolahan air yang diperkecil.
2. Turbidity test
Merupakan alat pengujian kekeruan dengan sifat optik akibat dispersi sinar
dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang
dipantulkan terhadap cahaya yang datang.
3. Spektrofotometer
Merupakan suatu metode untuk analisis struktur kimia secara kualitatif
dan kuantitatif (Funatik, 2006). Aplikasi metode spektrofotometri dapat
dibedakan menjadi beberapa macam seperti spektrofotometri fototermal,
fotoakustik, dan lain-lain.
4. Neraca analitik
Neraca Analitik atau yang sering disebut timbangan analitik merupakan
sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur massa suatu zat,
baik zat berbentuk padat maupun cair. Neraca Analitik sangat mudah
ditemukan setiap laboratorium, karena fungsi dan kegunaannya yang
sangat penting.
5. pH meter
Adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH (derajat
keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektrode khusus yang
berfungsi

12
untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat).
6. Lemari asam
Lemari asam adalah tempat penyimpanan bahan yang bersifat asam pekat
di laboratorium. Sebuah lemari asam merupakan salah satu jenis perangkat
ventilasi lokal yang dirancang untuk membatasi paparan asap, uap atau
debu berbahaya atau beracun terhadap bahan kimia yang disimpan di
dalamnya. Perlu diketahui, lemari asam disimpan ditempat terpisah dari
bahan bahan umum lainnya. Hal ini dilakukan karena bahan yang
disimpan bersifat asam pekat.
7. Kulkas Untuk menyimpan sampel pengujian air
8. Water still
W4l Mesin pembuat Aquades Kapasitas 4 Liter per Jam
9. Total Dissolved
Solid Merupakan satuan banyaknya zat yang terlarut dalam air. Jumlah
TDS suatu air minum yang diijinkan oleh Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) berkisar antara 4- 12 ppm
B. Ruangan Escada ( Ruang Kontrol dan Monitoring)
Kunjungan kedua yakni pada ruangan Escada ( Sistem Kontrol Analisis
dan Data) dimana ruangan ini berfungsi untuk memonitoring, mengontroldan
mengatur dosis menggunakan sistem-sistem yang langsung terhubunga dalam
proses produksi. Dilakukan pengaasan dan pengontrolan setiap satu jam sekali.
C. Lapangan Tahap Pengolahan Air
Pada kunjungan terakhir dilaksanakan pada lapangan pengolahan air
baku yang terdiri dari bak- bak pengolahan mulai dari :
1. Intake
2. Koagulasi
3. Flokukasi
4. Sedimentasi
5. Aerasi
6. Filtrasi
7. Desinfeksi/ netralisasi

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan yang diberi
wewenang oleh negara dalam mengelola sumber daya air dan
pemanfaatannya yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat umum.

Adapun tahapan pengolahan air di Perumda Tirta Musi Palembang


melalui proses : koagulasi, flokulasi, sedimentasi, aerasi, filtrasi, netralisasi,
dan desinfeksi. Dengan adanya proses tersebut, maka tidak heran jika
pelanggan dari Perumda Tirta Musi Palembang ini sudah sangat banyak
karena proses yang dilalui sudah baik.

B. Saran
1. Diharapkan agar Perumda Tirta Musi Palembang tetap
mempertahankan kualitas air yang akan di distribusikan kepada
pelanggan di kota Palembang.

2. Diharapkan masyarakat kota Palembang menggunakan distribusi air


dari Perumda Tirta Musi Palembang karena telah melalui tahapan
pengolahan air yang sudah baik dan sudah teruji kualitasnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Utama, aditia edy. (2017).


adhilogam, aneka. (2018, July 12). bagaimana proses penyaluran air bersih PDAM
hingga ke rumah kita. PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA
Gede Uki Atmaja, D., Gede Indra Partha, C., & Gede Dyana Arjana, I. (2020). DESAIN
SISTEM OTOMATISASI POMPA MENGGUNAKAN PICOBOX DI PDAM KOTA DENPASAR
(Vol. 7, Issue 3).

Kemenkes. (n.d.). Permenkes_No_492_Tahun_2010_tentang_Pers. 2010.

Kementrian RI. (2005). PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

PermenPU. (2006). PerMenPU29-2006.

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai