Anda di halaman 1dari 63

RANCANGAN AKTUALISAS NILAI

NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)


PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS KOTA SUKABUMI
ANGKATAN I TAHUN 2022

EDUKASI SICKA ( SENAM KAKI CEGAH LUKA )


MELALUI MEDIA E-LEAFLET DAN VIDEO PADA
PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUANG
HMM LANTAI 3 UOBK RSUD R.SYAMSUDIN, S.H

Disusun oleh :

Nama : Erna Maryama, S.Kep.,Ners


NIP : 199406192022032009
NDH : 11
Jabatan : Ahli Pertama Perawat
Instansi : UOBK RSUD R.Syamsudin, S.H

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA
KOTA SUKABUMI
BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI JAWA BARAT
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR ASN


(BerAKHLAK) PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS KOTA
SUKABUMI
ANGKATAN I TAHUN 2022

EDUKASI SICKA ( SENAM KAKI CEGAH LUKA )


MELALUI MEDIA E-LEAFLET DAN VIDEO PADA
PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUANG
HMM LANTAI 3 UOBK RSUD R.SYAMSUDIN, S.H

Nama : Erna Maryama, S.Kep.,Ners


NIP : 199406192022032009
NDH : 11
Jabatan : Ahli Pertama Perawat
Instansi : UOBK RSUD R.Syamsudin, SH

Sukabumi, 30 Juni 2022

Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor

Dr. Ir. H. Sujatmoko, Dpl.W.R.Eng., M.Sc Hani Tri Iswarti, S.Kp


196612161994031007 NIP. 196503061989032015

i
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR ASN


(BerAKHLAK) PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS KABUPATEN
BEKASI ANGKATAN VII TAHUN 2022

EDUKASI SICKA ( SENAM KAKI CEGAH LUKA )


MELALUI MEDIA E-LEAFLET DAN VIDEO PADA
PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUANG
HMM LANTAI 3 UOBK RSUD R.SYAMSUDIN, S.H

Nama : Erna Maryama, S.Kep.,Ners


NIP : 199406192022032009
NDH : 11
Jabatan : Ahli Pertama Perawat
Instansi : UOBK RSUD R.Syamsudin, SH

Sukabumi, 30 Juni 2022

Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor

Dr. Ir. H. Sujatmoko, Dpl.W.R.Eng., M.Sc Hani Tri Iswarti, S.Kp


NIP. 196612161994031007 NIP. 196503061989032015

Penguji,

Ajang Zaenal Afandi, ST., MT


NIP. 196411011991031004

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi
dan habituasi dengan judul “Edukasi SICKA (Senam Kaki Cegah Luka) Melalui
Media E-Leaflet Dan Video Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Ruang HMM
Lantai 3 UOBK RSUD R.Syamsudin, S.H”.

Penyusunan rancangan aktualisasi dan habituasi ini merupakan ini disusun untuk
memenuhi syarat dalam penyelesaian Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Latsar) Calon
Pegawai Negeri Sipil di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa
Barat Pemerintahan Kota Sukabumi Angkatan 1 tahun 2022. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan rancangan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat dinantikan untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga rancangan aktualisasi ini dapat diterapkan dan mampu meningkatkan
kinerja penulis sebagai aparatur sipil negara. Dalam prosesnya, penulis mengalami
serangkaian proses yang tidak akan dapat penulis lewati tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam rancangan ini. Ucapan
teima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Walikota Kota sukabumi, Bapak Achmad Fahmi, yang telah memberikandukungan


pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Kota Sukabumi tahun 2022.

2. Kepala BPSDM Provinsi Jawa Barat Bapak Dr. Ucup Yusuf, S.Sos.,M.Si yang
telah memberikan dukungan pada pelaksanaan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
Dasar CPNS Kota Sukabumi tahun 2022

3. PLT Direktur UOBK RSUD R. Syamsudin,SH Kota Sukabumi, Bapak Yanyan


Rusyandi, SE.,M.Kes , yang telah memberikan dukungan pada kegiatan Pendidikan
dan Pelatihan Dasar CPNS Kota Sukabumi tahun 2022
4. Bapak Dr. Ir. H. Sujatmoko, Dpl.W.R.Eng., M.Sc selaku coach yang telah
memberikan dukungan dan arahan dalam penyelesaian laporan rancangan
aktualisasi.

iii
5. Ibu Hani Tri Iswarti, S.Kp, selaku mentor dari UOBK RSUD R. Syamsudin,SH
Kota Sukabumi yang telah memberikan dukungan, masukan dan arahan dalam
penyelesaian laporan rancangan aktualisasi ini
6. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmu mengenai materi-materi yang
ada di agenda Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS.
7. Seluruh Staff BPSDM Provinsi Jawa Barat yang telah memberikan fasilitas dan
pelayanan yang terbaik.
8. Seluruh panitia Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Kota Sukabumi Tahun 2022
yang telah memberikan usaha terbaiknya dalam pelaksanaan kegiatan ini
9. Terutama penulis ucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada orang
tua, adik, dan seluruh keluarga besar penulis tercinta yang tidak akan pernah penulis
sia-siakan atas segala usaha dan jerih payah yang tidak pernah mengenal lelah
dalam memberikan dorongan, dukungan dan bantuan, baik moril maupun spiritual
serta do`a yang tidak akan pernah surut untuk keberhasilan penulis dari penulis lahir
sampai sekarang.
10. Seluruh teman-teman CPNS Kota Sukabumi, terutama Angkatan 1, atas hiburan
dan semangatnya yang telah membantu dalam pembuatan laporan rancangan
aktualisasi ini

Penulis mengharapkan laporan rancangan aktualisasi ini dapat menjadi bukti


pelaksanaan nilai-nilai dasar PNS dan memenuhi syarat kelulusan pelatihan dasar
CPNS angkatan 1 Kota Sukabumi. Dan dapat berguna sertamenjadi referensi dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan di UOBK RSUD R. Syamsudin,SH Kota
Sukabumi.

Sukabumi, 30 Juni 2022

Penulis,

Erna Maryama, S.Kep.,Ners


NIP. 199406192022032009

1
DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat.......................................................................................4
C. Ruang Lingkup..............................................................................................6

BAB II PROFIL INSTANSI DAN PESERTA ...........................................................7


A. Profil Instansi ...............................................................................................7
B. Profil Peserta ...............................................................................................16
C. Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK ..........................................................17
D. Role Model...................................................................................................25

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ...................................................................28


A. Deskripsi Isu.................................................................................................28
1) Isu Ke-1 : ................................................................................................28
2) Isu Ke-2 : ................................................................................................29
3) Isu Ke-3 ..................................................................................................29
B. Penetapan Core Isu ......................................................................................29
C. Analisis Faktor Penyebab Core Isu ..............................................................32
D. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu........................................................33
E. Matrik Rancangan Aktualisasi ......................................................................34
F. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi NND PNS (BerAKHLAK).............53
G. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi.............................................................53

BAB IV. PENUTUP ........................................................................................................55


REFERENSI ...................................................................................................................56
2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kontrak kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Menurut Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) Undang Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, PNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui
proses diklat terintegrasi, yaitu Latsar CPNS atau Pendidikan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Latsar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang
dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat
dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan
Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara
terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku
bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan menunjukkan penguasaan kompetensi
teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas yang dikerjakan.

Dalam pelaksanaan Latsar CPNS sesuai dengan Peraturan Lembaga Administrasi


Negara Republik Indonesia Nomor 1 pasal 7 tahun 2021 tentang Latsar CPNS dapat
dilaksanakan dalam bentuk pelatihan klasikal dan Blanded Learning. Blanded Learning
terdiri dari 3 fase yaitu fase MOOC, fase E-Learning dan fase klasikal. Pada tahap akhir
fase E-Learning terdapat tahap aktualisasi yang memfasilitasi peserta dalam
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN ditempat kerja yang diharapkan dapat
diterapkan terus-menerus sampai menjadi kebiasaan (Habituasi). Aktualisasi tersebut
dilaksanakan untuk menerpakan nilai-nilai BerAKHLAK yang menjadi karakter sebagai
seorang PNS. Pada tahap ini diberikan tugas untuk membuat rancangan aktualisasi yang
akan dilaksanakan pada tahap berikutnya. Rancangan aktualisasi tersebut diambil berupa
isu-isu yang beredar di ruang lingkup kerja kemudian dicari gagasan-gagasan kreatif
untuk memecahkan isu-isu tersebut yang ada di UOBK RSUD R.Syamsudin, S.H Kota
Sukabumi.

3
Kota Sukabumi merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat yang
merupakan salah satu kota terkecil yang ada di Provinsi Jawa Barat. Kota Sukabumi
secara Geografis terletak di bagian selatan Jawa Barat pada koordinat 106 ˚45’50” Bujur
Timur dan 106˚45’10” Bujur Timur, 6˚50’44” Lintang Selatan, di kaki Gunung Gede dan
Gunung Pangrango yang ketingiannya 584 meter di atas permukaan laut, dan berjarak
120 km dari Ibukota Negara (Jakarta) atau 96 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat
(Bandung). Secara administratif, Kota Sukabumi dibagi ke dalam 7 (tujuh) kecamatan
yaitu Kecamatan Gunung Puyuh, Cikole, Citamiang, Warudoyong, Baros, Lembursitu
dan Cibeureum.
Kota Sukabumi mempunyai Rumah Sakit Umum Daerah yaitu UOBK RSUD R.Syamsudin,
S.H yang merupakan Rumah Sakit Daerah tipe B pendidikan yang bersertifikat paripurna dengan
status akreditasi A. UOBK RSUD R.Syamsudin menjadi rumah pusat rujukan yang ada di Kota
Sukabumi dan untuk wilayah Jawa Barat bagian selatan dan mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan dan melaksanakan pelayann, promosi, pencegahan, pemulihan, penyembuhan,
rehabilitasi, pelayanan rujuan dan pendidikan di bidang kesehatan sesuai peraturan perundang-
undangan. Pada tanggal 08 Juli 2021 berdasarkan Peraturan Walikota Sukabumi no. 50 tahun 2021
tentang Pengelolaan Investasi Badan Layanan Umum Daerah pada Unit Organisasi Bersifat
Khusus Rumah Sakit Umum Daerah R.Syamsudin, S.H Kota Sukabumi.
ASN di bidang kesehatan mempunyai peran untuk mewujudkan pelayanan kesehatan
yang optimal dan prima bagi masyarakat luas. Begitupun sebagai seorang ahli pertama
perawat tentu saja harus memberikan pelayanan yang berkualitas, optimal dan prima bukan
hanya saat ketika pasien datang berobat tapi memastikan asuhan yang diberikan kepada
pasien optimal dilakukan dirumah. Dengan dituntutnya pelayanan yg optimal dan prima,
tidak lepas dari faktor-faktor yang terkait dengan pelayanan kesehatan, yaitu mulai dari
pelayanan pasien ketika datang, pemberian pengobatan atau asuhan / tindakan, pendidikan
kesehatan untuk memberikan edukasi terkait penyakit yang di derita.
Berdasarkan hasil pengamatan selama penulis bertugas di UOBK RSUD
R.Syamsudin, S.H yaitu di ruang HMM Lantai 3 tedapat beberapa isu yaitu belum
optimalnya edukasi pencegahan terjadinya luka pada pasien diabetes mellitus tipe 2, tidak
patuhnya pasien dan keluarga pasien dalam mematuhi protokol kesehatan dan kurangnya
kesadaran dari beberapa pasien dan keluarga tentang pentingnya kebersihan lingkungan
ruang rawat inap di Ruang HMM Lantai 3. Dari ketiga isu tersebut maka diambil core
isu yang telah ditapis mengguankan metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth)
dengan hasil tertinggi ada pada isu belum optimalnya edukasi pencegahan terjadinya luka
4
pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Kemudian isu tersebut dianalisis faktor penyebabnya
menggunankan Fish Bone dengan hasil faktor penyebabnya ada di Method yaitu belum
adanya media edukasi baik digital maupun non digital yang bisa pasien bawa dan diakses
dimanapun.
Isu yang diambil yaitu belum optimalnya edukasi pencegahan terjadinya luka pada
pasien diabetes mellitus tipe 2 berhubungan dengan peran dan fungsi perawat sebagai
edukator dalam melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit. Namun saat ini seringkali
edukasi yang diberikan kepada pasien hanya diberikan sebatas formalitas saja dan tidak
dilakukan secara maksimal. Padahal edukasi sangat berperan untuk tingkat kesembuhan
pasien ketika sudah pulang dari rumah sakit. Jika edukasi diberikan secara benar dan
maksimal sesuai kebutuhan pasien maka tingkat keparahan penyakit yang diderita akan
berkurang dan pasien bisa untuk mengontrolnya serta komplikasi yang mungkin akan
terjadi bisa dihindari.
Berdasarkan hasil identifikasi di ruangan diketahui bahwa pasien dengan diabetes
mellitus tipe 2 masuk ke dalam kategori 5 penyakit tertinggi yang ada di ruangan HMM
Lantai 3 dengan jumlah 3 bulan terakhir yaitu 56. Dan rata-rata dari pasiennya sudah
mempunyai komplikasi dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol. Seperti yang
diketahui bahwa Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit metabolic yang
ditandai dengan kadar gula darah tinggi dimana pankreas mampu memproduksi insulin,
tetapi sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efisien untuk mengubah glukosa
menjadi energi. Dalam jangka panjang Diabetes Mellitus dapat menyebabkan bebrapa
komplikasi yaitu berupa mikroangiopati dan makroangiopati. Komplikasi
mikroangiopati meliputi retinopati, nefropati dan neuropati sedangkan kerusakan
makroangiopatir meliputi penyakit arteri koroner, kerusakan pembuluh darah serebral
dan juga kerusakan pembuluh darah perifer tungkai yang biasa disebut dengan kaki
diabetes.

Berdasarkan penelitian Megawati, et al (2020) menyatakan bahwa senam kaki


diabetes mempengaruhi nilai ABI dan dapat meningkatkan sirkulasi darah kaki sehingga
resiko terjadinya luka bisa dihindari serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Senam kaki tersebut bisa dilakukan 5 kali dalam seminggu dengan disertai pengaturan
pola makan. Program senam kaki diabetes yang dilakukan dapat dijadikan alternatif
pengelolaan non farmakologi pada pasien DM tipe 2 tetapi dengan tambahan mengontrol
faktor pola makan. Begitupun menurut Muchtar, et al (2021) dalam penelitiannya
5
menyatakan bahwa adanya pengaruh edukasi dalam peningkatan pengetahuan dan
penurunan rasa baal serta nilai ABI (Ancle Brakhial Index) setalah dilakukan senam kaki
secara teratur setiap hari yang dilakuan oleh pasien diabetes mellitus tipe 2.

Senam kaki diabetik merupakan senam alami yang praktis dalam meningkatkan
perfusi ke perifer serta sebagai pencegahan komplikasi pada pasien DM tipe 2 khususnya
ke daerah kaki. Senam kaki diabetes merupakan salah satu senam aerobik yang variasi
gerakan-gerakannya pada daerah kaki memenuhi criteria continous, rhythmical, interval,
progresif dan endurance sehingga setiap tahapan gerakan harus dilakukan. Senam kaki
diabetes dapat membantu sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil kaki, mencegah
terjadinya kelainan bentuk kaki yang dapat meningkatkan potensi luka diabetik di kaki,
meningkatkan produksi insulin yang dipakai dalam transport glukosa ke sel sehingga
membantu menurunkan glukosa dalam darah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis akan melakukan beberapa inovasi


agar dapat mengurangi dampak negatif dari isu tersebut, diantaranya dengan
mengoptimalisasikan edukasi kepada pasien terkait senam kaki sebagai upaya
pencegahan luka pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Edukasi diberikan melalui e-leaflet
dan video yang dapat diakses pasien dimanapun dan dapat dipraktekan dirumah ketika
pasien sudah pulang dari rumah sakit. Selain itu akan dilakukan pre test sebelum edukasi
diberikan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien secara umum tentang diabetes
mellitus tipe 2 dan tentang senam kaki diabetes. Setalah diberikan edukasi penulis
mengevaluasi post test seberapa jauh edukasi yang pasien terima dan pasien menegerti.

Dengan gagasan tersebut diharapkan edukasi yang diberikan kepada pasien dengan
diabetes mellitus tipe 2 di ruangan HMM Lantai 3 UOBK RSUD R.Syamsudin, S.H
dapat berpengaruh terhadap pengetahuan pasien dan resiko komplikasi yang terjadi
khususnya pada luka diabetes dapat dihindari dan dicegah.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Tujuan penulis membuat rencana kegaitan aktualisasi ini adalah :

a. Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar
ASN yakni Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif yang selanjutnya dikenal dengan akronim “BerAKHLAK”

6
dan kedudukan, serta peran ASN dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai
Perawat Ahli Pertama untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan
khusunya dalam bidang keperawatan serta untuk meningkatkan dan
mengembangkan inovasi pelayanan oleh ASN kepada masyarakat Kota Sukabumi.

b. Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah

i. Bagi UOBK RSUD R.Syamsudin, S.H

Laporan ini memberikan kontribusi untuk UOBK RSUD R.Syamsudin, SH


dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, mewujudkan
tercapainya visi dan misi UOBK RSUD R.Syamsudin, SH dengan
mengidentifikasi permasalahan yang sering di keluhkan oleh pengguna layanan
dan memberikan gagasan kreatif pemecahan masalah dalam rangka
memberikan pelayanan prima kepada pasien dan membentuk pribadi
profesional yang bekerja dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
BerAKHLAK dan kedudukanserta peran sebagai ASN untuk Ruang Lingkup.

ii. Bagi Pasien

Laporan ini diharapkan dapat menurunkan komplain rate terhadap layanan


yang diberikan oleh perawat khususnya dalam melakukan edukasi asuhan
keperawatan.

iii. Bagi Perawat di ruangan

Gagasan yang diberikan diharapkan dapat memberian kemudahan bagi perawat


di ruangan dalam melaksanakan tugas pokoknya dan fungsi sebagai edukator
kepada pasien.

iv. Bagi Penulis

Diharapkan dapat mengembangkan Kompetensi diri dalam menganalisa


permasalahan-permasalahan dan pembiasasan bagi penulis dalam menerapkan
nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) yaitu salah satunya adalah
berorientasi pada pelayanan, dengan memahami kebutuhan masyarakat, ramah,
cekatan, solutif dan dapat diandalakan.

2. Manfaat

Adapun manfaat dari rencana aktualisasi ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
7
a. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III

Manfaat aktualisasi bagi peserta CPNS pada kegiatan ini adalah meningkatnya
pengetahuan dan kemampuan untuk menganalisis berbagai masalah dan pencarian
solusinya. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat membentuk karakter sebagai
ASN yang memiliki nilai BerAKHLAK dalam setiap pelayanan yang diberikan
terhadap masyarakat.

b. Bagi Pasien Rawat Inap.

Bagi pasien, diharapkan penerapan aktualisasi dapat memberikan manfaat bagi


pasien dengan menjadi lebih paham tentang pencegahan komplikasi diabetes
khususnya untuk menghindari terjadinya luka dengan melakukan senam kaki
diabetes.

c. Bagi Ruangan

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup rancangan aktualisasi ini di laksanakan di Ruang


HMM Lantai 3 UOBK RSUD R.Syamsudin, S.H dari tgl 1 Juli- 6 Agustus 2022 dengan
kegiatan sebagai berikut :

i. Menyusun draft rancangan aktualisasi

ii. Konsultasi dengan mentor terkait isu, gagasasan kreatif dan draft rancangan.

iii. Membuat ide gagasan kreatif untuk edukasi dalam pencegahan luka pada pasien
diabetes mellitus dengan dikonsulkan terlebih dahulu keada mentor dan pihak
PKRS RS.

iv. Mencari referensi terkait materi edukasi e-leaflet dan video.

v. Merencanakan penyusunan e-leaflet dan video

vi. Membuat e-leaflet dan video untuk digunakan dalam edukasi kepada pasien dan
konsultasi dengan pihak PKRS terkait desain e-leaflet dan video dan rencana tindak
lanjut untuk di publish di chanel youtube RS yaitu Bunut TV.

vii. Sosialisasi ke ruangan untuk pelaksanaan edukasi ke pasien.

viii. Edukasi dan praktek demontrasi senam kaki.

ix. Evaluasi kegiatan aktualisasi

x. Laporan pelaksanaan aktualisasi


8
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

A. Profil Instansi

Gambar 1. Foto RSUD R. Syamsudin, S.H

RSUD R. Syamsudin, SH didirikan sejak pemerintahan Hindia Belanda.


Tanggal 9 September 1920 berdiri dengan nama Gementee Zieken Huis berdasarkan SK
Direktur Van Binenlands Bestuur. tahun 1952 tepatnya tanggal 8 Desember 1952
pengelolaan rumah sakit St lidwina di bawah Pemerintahan Kota kecil Soekaboemi.
Selanjutnya pada tahun 1979 berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri RI Nomor 362
tanggal 14 Maret 1979 dan SK Menteri Kesehatan RI Nomor 51 tanggal 22 Februari 1979
Rumah Sakit ini pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II
Kotamadya Sukabumi dan diberi nama Rumah Sakit Umum Daerah R. Syamsudin, SH.
Kota Sukabumi dengan status Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C.

Pertama kali akreditasi diikuti RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi, yaitu
pada tahun 1998 dengan hasil bahwa berdasarkan SK Dirjen Yan Medik Depkes RI
Nomor : YM 02.03.3.5.5843 tanggal 22 April 1998 RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota
Sukabumi mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dengan status Akreditasi penuh
untuk 5 (lima) pelayanan standar pelayanan yang meliputi : Administrasi Manajemen,
7
Pelayanan MediBs, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medis.
Dan selanjutnya yaitu pada tahun1998 berdasarkan SK Dirjen Yan Medik Depkes RI
Nomor : YM 00.03.2.2.154 tanggal 27 Januari 1998 RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota
Sukabumi mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dengan status Akreditasi penuh
untuk 12 (dua belas) pelayanan standar pelayanan yang meliputi : Administrasi
Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam
Medis, Farmasi, K3RS, Radiologi, Laboratorium, Kamar Operasi, Pengendalian Infeksi
di Rumah Sakit dan Perinatal Resiko Tinggi. Pada Tahun 2019 akreditasi SNARS ED.1
RSUD R.Syamsudin, SH merupakan Akreditasi paripurna.
Tahun 2008 berdasarkan Keputusan Walikota Sukabumi Nomor 31 tahun 2008,
tentang RSUD R. Syamsudin, S.H. Sebagai SKPD Yang Menerapkan PPK-BLUD Secara
Penuh, terjadi perubahan Pengelolaan Keuangan rumah sakit dari Swadana menjadi Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD). Pada tanggal 08 Juli 2021 berdasarkan Peraturan
Walikota Sukabumi no. 50 tahun 2021 tentang Pengelolaan Investasi Badan Layanan
Umum Daerah pada Unit Organisasi Bersifat Khusus Rumah Sakit Umum Daerah
R.Syamsudin,SH Kota Sukabumi. Pada bulan Agustus 2008 RSUD R. Syamsudin, S.H.
telah meningkatkan kualitas pelayanan disertai pelayanan yang tersertifikasi ISO
9001:2000/SNI 19-9001-2000 dengan sertifikat Quality System Certificate Reg. No. 201-
07/131. Tanggal 31 Desember 2009 mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008.

Nama Rumah Sakit : RSUD R. SYAMSUDIN, SH. KOTA SUKABUMI


Nomor Kode RSU : 3272014
Kelas RSU : TYPE B PENDIDIKAN
Alamat : JL. RUMAH SAKIT NO. 1 KOTA SUKABUMI
Jumlah Tempat Tidur : 726 TT
Luas Lahan/Tanah RSU : .357 M2
Luas Bangunan : 20.754,49 M2
Pemilik/Pengelola : PEMDA KOTA SUKABUMI
Kota / Provinsi : KOTA SUKABUMI / JAWA BARAT

Terakreditasi : 12 PELAYANAN

8
1. Visi Dan Misi

VISI

Terwujudnya RSUD R. Syamsudin, S.H yang nyaman, profesional, dan berkualitas


berbasis nilai-nilai religius.

MISI

a. Mewujudkan RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi yang nyaman berbasis


Green Hospital;
b. Penyelenggaraan pelayanan RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi yang
profesional berbasis kompetensi dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran (IPTEKDOK);
c. Mewujudkan RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi yangberkualitas berbasis
patient center care dan profesionalitas layanan pendidikan;
d. Mewujudkan penyelenggaraan tata kelola rumah sakit yang baik, akuntabel, dan
inovatif.

2. Nilai Organisasi

Budaya kerja RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi berdasarkan Keputusan


Direktur Nomor 50 Tahun 2019 tentang budaya kerja di lingkungan RSUD
R.Syamsudin, SH Kota Sukabumi yaitu Sigap, Melayani, Antusias, Ramah, dan Teliti
yang kemudian disingkat SMART, penjelasan budaya kerja di lingkungan RSUD R.
Syamsudin, SH dijabarkan sebagai berikut:
a. Sigap diwujudkan dengan sikap tubuh (gesture) selalu selalu siap dalam
memberikan pelayanan, merespon dengan cepat kebutuhan pasien (responsive),
mencegah terjadinya komplain dan kejadian yang tidak diharapkan (KTD) dan pro
aktif dalam setiap situasi.
b. Melayani diwujudkan dengan sikap dan perilaku pelayanan yang baik, peduli,
mempermudah urusan orang lain, tidak mempersulit orang lain, mengedepankan
kepentingan umum dibanding kepentingan pribadi, berfikir dan bertindak
memberikan solusi bagi siapapun.
c. Antusias diwujudkan dengan sikap ketertarikan dalam melayani (passion),

9
memberikan pelayanan dengan hangat, menjadi pendengar yang aktif.
d. Ramah diwujudkan dengan sikap dan perilaku saling menghargai, memberikan
senyuman terbaik, bertutur kata yang baik, dan tidak menimbulkan konflik serta
mampu mengendalikan emosi.
e. Teliti diwujudkan dengan sikap dan perilaku memprioritaskan keselamatan pasien,
melakukan pengecekan ulang terhadap informasi yang diterima dan yang akan
disampaikan serta mengambil keputusan berdasarkan bukti (evidence)

3. Kedudukan, Tugas Pokok, Dan Fungsi Unit Kerja

a. Kedudukan

UOBK RSUD R. Syamsudin, SH adalah lembaga teknis daerah sebagai


pendukung Kepala Daerah di bidang pelayanan kesehatan yang dipimpin oleh
seorang Direktur yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

b. Tugas Pokok

UOBK RSUD R. Syamsudin, SH mempunyai tugas pokok menyelenggarakan


dan melaksanakan pelayanan, promosi, pencegahan, pemulihan, penyembuhan,
rehabilitasi, pelayanan rujukan, dan pendidikan di bidang kesehatan sesuai
peraturan perundang-undangan.

c. Fungsi Unit Kerja


Dalam melaksasnakan tugas pokok di atas RSUD R. Syamsudin, SH
menyelenggarakan fungsi:

1) Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan rujukan

2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang


pelayanan kesehatan rujukan

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kesehatan rujukan.

10
4. Struktur Organiganisasi
Struktur Organisasi UOBK RSUD R.Syamsudin, S.H Kota Sukabumi secara
terperinci dapat di lihat pada gambar berikut:

Gambar 2 Stauktur Organisasi RSUD Kabupaten Bekas

Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Perawat yang tertuang dalam Pasal 8 ayat
(2) dengan kategori keahlian sesuai jenjang jabatan yaitu Perawat Ahli Pertama ditetapkan
dalam butir kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu.
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga.
3. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat.
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut.
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
6. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko
infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan.
7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi.
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak
pada pelayanan kesehatan.
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit
menular.
11
10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu.
11. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan.
12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan,
menetapkan tindakan).
13. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan,
menetapkan tindakan).
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/
kritikal.
15. Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik.
16. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi.
17. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan.
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi.
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur.
22. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri.
11
23. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan
suhu tubuh.
24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu.
25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu.
26. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada
individu.
27. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu.
28. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien.
29. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok.
30. Melakukan Peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat.
31. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat.
32. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks.
33. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi.
34. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik.

12
35. Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan
komunikasi.
36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area
medikal bedah.
37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak.
38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
maternitas.
39. Intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas.
40. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa.
41. Melakukan perawatan luka.
42. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan
tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien.
43. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter.
44. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu.
45. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala.
46. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu.
47. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan
sebagai ketua tim/perawat primer.
48. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan.
49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift / unit /
fasilitas kesehatan.
50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan
fungsi ketenagaan perawat, dan
51. Melakukan preseptorship dan mentorship.

5. FASILITAS

a. UGD 24 jam
1) Gawat Darurat Umum
2) Gawat Darurat Kebidanan
3) Gawat Darurat Anak
4) Gawat Darurat Bedah
5) Gawat Darurat Non Bedah
b. Rawat Jalan
13
1) Polikilinik Umum
2) Poliklinik Spesialis
3) Poliklinik Eksekutif
4) Thalasemia
5) Metadon
6) Cath Lab
c. Rawat Inap
1) Ruang Perawatan Umum, VCT/ARV
2) Ruang perawatan Intensif
3) Ruang HCU
4) Ruang Isolasi
5) Cath Lab
d. Kamar Bedah
e. Hemodialisa
f. Fasilitas Lainnya
Kamar jenazah, Forensik, Ambulance, Aula Gedung, Parkir.

6. PELAYANAN MEDIS
a. dr. Umum
b. dr. Gigi
c. dr. Spesialis / Sub. Spesialis
1) klinik Anak
2) klinik Penyakit Obgyn
3) klinik Penyakit Dalam
4) klinik Bedah Plastik
5) klinik Bedah Ortopedi
6) klinik Bedah Syaraf
7) klinik Bedah anak
8) klinik Bedah digestive
9) klinik Bedah urologi
10) klinik Bedah umum
11) Klinik THT
12) Klinik Saraf
13) Klinik Paru
14) Klinik Kardiologi
15) Klinik Jiwa

14
16) Klinik Mata
17) Klinik Anesthesi
18) Klinik Gigi
19) Klinik Bedah Mulut
20) klinik Gigi Konservatif
21) Klinik Gigi Orthodenti
22) Klinik Rehabilitasi Medik dan Fisioterapi
23) Klinik Patologi Klinik
24) Klinik Patologi Anatomi
25) Klinik Penyakit Kulit dan Kelamin
26) Klinik Gerontologi
27) Klinik Tumbang
28) Klinik Laktasi

7. PELAYANAN PENUNJANG

a. Laboratorium
1) Patologi Klinik
2) Patologi Anatomi
b. Laboratorium satelit
1) Patologi Klinik Sehat
2) Patologi Anatomi Satelit
c. Radio Diagnostic
1) CT-Scan
2) Panoramic
3) Fluoroscopi
4) Mamografi
5) USG 4 Dimensi
6) MRI
d. Radio Diagnostic Satelit
1) CT-Scan Satelit
2) Panoramic Satelit
3) Fluoroscopi Satelit
4) PACS
5) C- ARM
e. Ultrasonografi ( USG)

15
f. EEG
g. TCD
h. Treadmill
i. Kolposcopy
j. CTG
k. Audiometri
l. Farmasi
m. Gizi
n. CSSD
o. Central Diagnostik
p. Penunjang diagnostic
q. Pelayanan Lainnya : pengolahan sampah medis, pengolahan limbah cair dan padat,
pelayana pendidikan pelayan gizi utama VIP.

B. Profil Peserta

Penulis merupakan peserta peltihan dasar CPNS Kota Sukabumi Angkatan 1 Tahun
2022. Berikut ini merupakan profil dari penulis :
Nama : Erna Maryama, S.Kep.,Ners
NIP : 199406192022032009
Instansi : UOBK RSUD R.Syamsudin, S.H
Jabatan / Gol.Ruang : Ahli Pertama Perawat / IIIB
Pendidikan Formal
2001-2007 : SDN Cikancana 1
2007-2010 : SMPN 1 Warungkondang
2010-2013 : SMAN 1 Warungkondang
2013-2017 : Universitas Padjadjaran (Sarjana Keperawatan)
2017-2018 : Universitas Padjadjaran (Profesi Ners)
Dalam melaksanakan tugas sebaagai perawat, terdapat beberapa tugas yang harus
dilaksanakan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019 Pasal 6 tentang Tugas
Jabatan Fungsional Perawat yaitu melakukan kegiatan Pelayanan Keperawatan yang
meliputi asuhan keperawatan, dan pengelolaan keperawatan, yaitu daiantaranya :
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat.
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu.
16
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut.
5. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu.
6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan.
7. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu.
8. Merumuskan tindkan keperawatan pada individu
9. Melakukan simulasi tumbuh kembang kepada individu
10. Memfasilitasi adaftasi dalam hospitalisasi pada individu
11. Melakukan case finding / deteksi dini / penemuan kasus baru pada individu
12. Melakukan support kepatuhan kepada intervensi kesehatan individu
13. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
14. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular

C. Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK

Nilai dasar ASN berperan sebagai panduan berpikir, bertutur, berkata dan berprilaku.
Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021
tanggal 26 Agustus 2021 tentang implementasi Core Values (Nilai-Nilai Dasar) dan
Employer Branding ASN untuk mencetak para ASN yang profesional. Nilai-nilai dasar
tersebut diimplementasikan dalam kata “BerAKHLAK” yaitu akronim dari Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Nilai-nilai
dasar ASN BerAKHLAK diharapkan dapat diinternalisasi dan diaktulisasikan oleh setiap
ASN di lingkungan kerjanya masing-masing sehingga dapat menjadi habit atau kebiasaan.

1. Berorientasi Pelayanan
Dalam pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik serta sebagai perekat pelaksana kebijakan publik. Berorientasi
Pelayanan dapat dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Berorientasi Pelayanan sebagai nilai dan
menjadi dasar pembentukan budaya pelayanan tentu tidak akan dengan mudah dapat
dilaksanakan tanpa dilandasi oleh perubahan pola pikir ASN, didukung dengan
semangat penyederhanaan birokrasi yang bermakna penyederhanaan sistem,
penyederhanaan proses bisnis dan juga transformasi menuju pelayanan berbasis
digital.
17
Pelayanan yang diberikan aparatur harus merujuk pada standar yang ditetapkan
pemerintah. Standar mutu layanan pada institusi pemerintah dapat dibedakan dalam
dua paradigma, yaitu standar berbasis peraturan perundang-undangan (producer
view), dan standar berbasis kebutuhan dan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan
(consumer view or public view). Berorientasi Pelayanan dapat dijabarkan dengan
beberapa kriteria, yakni:
a. ASN harus memiliki kode etik (code of ethics) untuk menjabarkan pedoman
perilaku sesuai dengan tujuan yang terkandung dari masing-masing nilai. Kode
etik juga terkadang dibuat untuk mengatur hal-hal apa saja yang secara etis boleh
dan tidak boleh dilakukan, misalnya yang terkait dengan konflik kepentingan.
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dari pada kepentingan dirinya
sendiri.
b. Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk sebuah kode perilaku (code
of conducts) yang berisi contoh perilaku spesifik yang wajib dan tidak boleh
dilakukan oleh pegawai ASN sebagai interpretasi dari kode etik tersebut.
c. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip
melayani sebagai suatu kebanggaan. Munculnya rasa kebanggaan dalam
memberikan pelayanan akan menjadi modal dalam melaksanakan pekerjaan
Perilaku Berorientasi Pelayanan yang semestinya dipahami dan
dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
c. Melakukan perbaikan tiada henti.

2. Akuntabel
Akuntabel adalah sikap bertanggung jawab segala tindak tanduk sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga, dan masyarakat. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE
Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun
2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah :
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,

18
disiplin dan berintegritas tinggi.
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap
level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya. Berikut ini merupakan
aspek-aspek nilai dasar akuntabilitas, diantaranya :
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship).
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua belah pihak antara individu /
kelompok / institusi dengan negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan
bertanggungjawab memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan
mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented).
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif. Setiap individu/kelompok/institusi dituntut
untuk bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu
bertindak dan berupaya untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang
maksimal.
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting).
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan
laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah
dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata
dari hasil dan proses yang telah dilakukan.
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences).
Akuntabilitas menunjukkan tanggungjawab, dan tanggungjawab menghasilkan
konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam hal ini proses setiap
individu/kelompok/institusi akan diminta pertanggungjawaban secara aktif yang
terlibat dalam proses evaluasi dan berfokus peningkatan kinerja.

19
3. Kompeten

Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Kompeten


memiliki tiga aspek penting berkaitan dnegan perilaku kompetensi meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
Kompetenasi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (Knowledge), keterampialan
(skill) dan sikap (attitude) yang terindiasikan dalam kemampuan dan perilaku
seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Indikator perilakunya kompeten seorang ASN
sebagai berikut :
a. Meningkatan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik
tersebut meliputi : integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan
Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship. Kompetensi yang harus
dimiliki ASN meliputi kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi
sosial kultural. Akses pengembangan kompetensi secara luas dapat memanfaatkan
kemudahan teknologi dalam pelaksanaanya. Akses pengembangan baik melalui e-
learning dan instrumen lainnya, yang memungkinkan pelatihan dapat dilakukan secara
efesien dan menjangkau ASN, yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Perlunya
kemudahan dan kemurahan akses pengembangan kompetensi tersebut diperlukan,
sesuai dengan hak pengembangan kompetensi bagi setiap ASN.
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
adalah keniscayaan. Melaksanakan belajar sepanjang hayat merupakan sikap yang
bijak. Setiap orang termasuk ASN selayaknya memiliki watak sebagai pembelajar
sepanjang hayat, yang dapat bertahan dan berkembang dalam oreintasi Ekonomi
Pengetahuan (Knowledge Economy). Pembelajar yang relevan saat ini adalah mereka
yang memiliki kemampuan untuk secara efektif dan kreatif menerapkan keterampilan
dan kompetensi ke situasi baru, di dunia yang selalu berubah dan kompleks.

20
4. Harmonis
Harmonis yaitu saling peduli dan menghargai setiap perbedaan. Salah satu
kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat kerja. Energi positif
yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi karyawan yang
akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja
secara keseluruhan. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan
kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling
kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan
kepada pelanggan. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya
tempat kerja nyaman dan berenergi positif, yaitu sebagai berikut :
a. Membuat tempat kerja yang berenergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi menghabiskan separuh
hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa
agar karyawan tetap senang dan nyaman saat bekerja.
b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang yang
menjalankan alur produktivitas. Ketika Anda sudah "mentok", ada baiknya Anda
mencari ide dari orang-orang yang berada dalam tim.
c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi.
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di
lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki. dengan membagi kebahagiaan
dalam organisasi kepada seluruh karyawan dapat meningkatkan rasa kepemilikan
dan meningkatkan antusiasme para karyawan.
Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak mudah. Realita
lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi juga
mengikutinya. Oleh karena itu upaya menciptakan suasana kondusif yang harmonis
bukan usaha yang dilakukan sekali dan jadi untuk selamanya. Upaya menciptalkan
dan menjaga suasana harmonis dilakukan secara terus menerus. Mulai dari
mengenalkan kepada seluruh personil ASN dari jenjang terbawah sampai yang paling
tinggi, memelihara suasana harmonis, menjaga diantara personil dan stake holder.
ASN wajib berperan dalam menciptakan keharmonisan ditengan
keanekaragaman, berikut peran ASN dalam mewujudkan suasana harmoni. Indikator
perilakunya sebagai berikut:

21
d. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
e. Suka menolong orang lain
f. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

5. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
“Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau
suatu kesetiaan. Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam nilai dasar
ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara. Indikator perilakunya sebagai berikut:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
c. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara, serta
menjaga rahasian jabatan dan negara
Untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap
organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan yaitu membangun rasa
kecintaan dan memilki, meningkatkan kesejahteraan, memenuhi kebutuhan
rohani, memberikan kesempatan peningkatan karir, dan melakukan evaluasi secar
berkala. Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara,
pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan
sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Agar hal tersebut dapat
terwujud maka Wawasan Kebangsaan setiap ASN terus dimantapkan untuk
meningkatkan kecintaannya kepada bangsa dan negara guna membangun sikap
loyal sebagai bekal dalam mengawali pengabdian kepada Negara dan bangsa
sebagai seorang ASN.
Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat
dibangun dengan cara terus meningkatkan sikap nasionalismenya kepada bangsa
dan negara sehingga mampu melaksanaan fungsi dan tugasnya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat serta pemersatu bangsa
berlandaskan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.

22
6. Adaptif

Adaptif yaitu terus berinovasi, bertahan hidup dan antusias dalam


menggerakkan serta menghadapi perubahan. Dengan demikian adaptasi merupakan
kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah
lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan
menyebabkan makhluk hidup tidak dapat mempertahankan diri dan musnah pada
akhirnya oleh perubahan lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat
penting bagi terjaminnya keberlangsungan kehidupan. Indikator perilaku adaptif
adalah cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan
mengembangkan kreatifitas, dan bertindak positif.
Jeff Boss dalam Forbes menulis ciri-ciri orang yang memiliki kemampuan atau
karakter adaptif, yang beberapa diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut yaitu :
a. Eksperimen orang yang beradaptasi
Kita harus terbuka terhadap perubahan, dan harus memiliki kemauan dalam hal
toleransi emosional, ketabahan mental, dan bimbingan spiritual, untuk tidak hanya
menyadari ketidakpastian tetapi juga menghadapinya dan terus maju.
b. Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan
Beradaptasi juga berarti tumbuh, berubah, dan berubah. Sebagai individu adaptif
maka persepsi mengenai apa yang dulu diyakini sebagai sebuah kebenaran,
diklasifikasikan sebagai kesalahan, dan kemudian mengadopsi apa yang sekarang
diyakini sebagai kebenaran baru. Jika mentalitas mengkoreksi ini tidak dibangun,
maka kita akan stagnan.
c. Memiliki Sumberdaya
Orang yang memiliki dan menguasai sumberdaya tidak akan terjebak pada satu
solusi untuk memecahkan masalah. Orang yang mudah beradaptasi memiliki akan
mempunyai rencana pengganti untuk mengatasinya.
d. Selalu berpikir ke depan
Selalu terbuka terhadap peluang, orang yang mudah beradaptasi selalu mencari
perbaikan, karena setiap perbaikan kecil yang akan mengubah biasa menjadi luar
biasa, dan tidak ada ketergantungan pada satu solusi saja.
e. Tidak mudah mengeluh
f. Orang yang mudah beradaptasi tidak menyalahkan.
Untuk beradaptasi dengan sesuatu yang baru maka kita harus siap untuk
23
melepaskan yang lama. Orang yang dapat beradaptasi tidak menyimpan dendam
atau menghindari kesalahan yang tidak perlu, tetapi sebaliknya menyerap,
memahami, dan melanjutkan.
g. Tidak mencari popularitas
h. Memiliki rasa ingin tahu
i. Beradaptasi.
Kemampuan beradaptasi tentunya menjadi kunci pokok dari karakteristik adaptif
j. Memperhatikan sistem.
Orang-orang yang dapat beradaptasi melihat seluruh hutan
daripada hanya beberapa pohon. Mereka harus melakukannya,

7. Kolaboratif
Kolaboratif yaitu membangun kerjasama yang sinergis. Kolaboratif harus
memberikan kesempatan kepada berbagia pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam
bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah serta menggerakkan berbagai sumber
daya untuk tujuan bersama. Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek
pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi. Ada 6 kriteria penting dalam
kolaborasi menurut Ansel dan Gash, yaitu forum yang diprakarsai oleh lembaga
publik atau lembaga, peserta dalam forum termasuk aktor nonstate, peserta terlibat
langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya '‘dikonsultasikan’ oleh
agensi publik, forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif, forum ini
bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak
tercapai dalam praktik), dan fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau
manajemen.
Beberapa indikator perilaku kolaborasi adalah sebagai berikut :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumbe daya untuk tujuan bersama.
d. ASN mempunyai orientasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat

24
D. Role Model

Gambar 3. H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D

Tokoh panutan saya di Jawa Barat yang menerapkan nilai-nilai berahklak dalam
kehidupannya adalah Bapak H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D atau dikenal
dengan sapaan Kang Emil yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat periode 2018 –
2023. Sebelumnya Bapak Ridwan Kamil pernah menjabat sebagai Walikota Kota
Bandung periode 2013 – 2018. Beliau adalah salah satu tokoh yang bisa dijadikan
panutan dalam nilai-nilai berakhlak yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam menjalankan tugas sebagai gubernur. Nilai-nilai berakhlak tesebut adalah :
1. Berorientasi Pelayanan
Ada banyak bentuk orientasi pelayanan yang dilaksanakan oleh Ridwan Kamil
salah satunya dalam bidang kesehatan dengan meluncurkan program Layad Rawat dan
Public Safety Center (PSC) 119. Program Layad Rawat merupakan program di bidang
kesehatan dengan mendatangkan langsung layanan kesehatan ke rumah-rumah warga
yang betujuan memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang sakit dan kesuliatan
biaya maupun transportasi. Sedangkan Public Safety Center 119 merupakan layanan
cepat tanggap darurat kesehatan dan keselamatan, yang digunakan warga ketika ingin
mendapatkan layanan Layad Rawat. Program ini sudah terbentuk di beberapa
kabupaten dan kota di jawa barat sejak tahun 2016 dan terbukti sangat membantu
masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan yang cepat tanggap. Selain itu ada
juga program Jabar Quick Response (Jabar RQ) yang merupakan kanal aduan
kemanusiaan bagi masyarakat Jawa Barat yang membutuhkan pertolongan, solusi dan
penyampaian keluhan.
25
2. Akuntabel
Akuntabel adalah bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan. Bentuk
nilai akuntabel yang telah dilakukan oleh Ridwan Kamil diantaranya yaitu meluncurkan
platform yang memudahkan warga jabar mengakses informasi atau data yang dimiliki
Pemprov yang disebut dengan Jabar Open Data. Platform tersebut terdiri dari data
insfrastruktur, ekonomi, kemiskinan, kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup,
pariwisata, kebudayaan dan info grafis. Data yang disajikan akurat, terbuka dan
teintegrasi bagi masyarakat. Selain itu pemrov Jabar juga medapat apresiasi praktik baik
dalam Aksi Nasional Pencegahan Korupsi (ANPK) dan menempati peringkta kedua
sebagai provinsi terbaik dalam pencegahan korupsi. Kedua hal tersebut merupakan
contoh bentuk nyata dari akuntabel yaitu transparansi dan akses informasi, penyimpanan
dan penggunaan data dan informasi pemerintah, dan menhindari prkatek kecurangan dan
perilaku korupsi.
3. Kompeten
Kompeten adalah terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Kompetensi yang
dimiliki Ridwan Kamil sebagai seorang kepala daerah sudah tidak diragukan lagi. Hal
tersebut dibuktikan dengan banyaknya penghargaan yang didapatkan Pemprov Jabar
semasa pemerintahan beliau. Salah satunya adalah penghargaan sebagai provinsi terbaik
dalam pembangunan daerah tahun 2022, dinobatkan sebagai Best Governor for
Healthcare and Cation Againts Pandemic yang merupakan apresiasi kepada para
pemimpin daerah yang berhasil dalam penanganan pandemi covid 19 dan Best Governor
for E-Government and Digital Innovation dalam People of The Year 2021 yaitu
penghargaan kepada gubernur yang sukses menginisasi pelayanan digital bagi
masyarakat di daerah. Ketiga penghargaan tesebut salah satu contoh pengaplikasian nilai
kompeten dengan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis
Selama menjabat sebagai gubernur Jawa Barat banyak hal yang telah dilakukan oleh
Ridwan Kamil dalam menjaga nilai harmonis yaitu rasa saling peduli salah satunya
dengan melakukan kegiatan touring ke beberapa daerah. Selama touring Ridwan Kamil
seringkali berhenti untuk beinterasi dengan masyarakat dan mendengar keluhan secara
langsung, serta memberikan bantuan kepada masyarakat yang ditemuinya. Selain itu
dalam menghargai perbedaan Ridwan Kamil selalu mengahadiri acara besar keagamaan
seperti hari natal. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga keharmonisan dan menghargai

26
pebedaan.
5. Loyal
Ridwan Kamil menjabat di pemerintahan sudah 2 periode yaitu menjadi Walikota
Kota Bandung dan menjadi Gubenur Jawa Barat. Sikap loyalnya tercermin dengan
mendedikasikan diri dan bekontribusi untuk kemajuan kota bandung dan sekarang untuk
Jawa Barat. Beliau terus berinovasi melakukan terobosan baru untuk memajukan setiap
daerah di Jawa Barat, salah satunya dalam bidang infrastruktur. Selain itu selama
menjabat belum pernah ditemukan pelanggaran yang dilakukan.
6. Adaptif
Selama memimpin Kota Bandung dan Jawa Barat, berbagai inovasi telah dilakukan
oleh Ridwan Kamil. Hampir semua inovasinya selalu berpikir kedepan untuk kemajuan
dimasa mendatang misalnya saja memaksimalkan penggunaan teknologi. Salah satunya
program Smart City Kota Bandung yang merupakan penerpaan konsep dengan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mewujudkan pelayanan kepada
masyarakat yang lebih baik yang memiliki koneksi terintegrasi pada berbagai bidang.
7. Kolaboratif
Salah satu bentuk pengaplikasian kolaboratif yang dilakukan Ridwan Kamil yaitu
memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk bekontribusi dalam kemajuan
perekonomian warga jawa barat salahsatunya bentuk kerjasama kolaborasi dengan
Pemerintah Jepang tekait potensi tenaga kerja dalam mempersiapkan tenaga terampil di
sektor industri. Selain itu Pemda Jabar menjalin kerjasama dengan Provinsi
Chungcheongnam Korea Selatan meliputi 3 bidang yaitu ekonomi, pembangunan
berkelanjutan dan pengembangan sumber daya manusia. Kerjasama tersebut dilakukan
agar dapat mendongkrak potensi ekonomi di Jabar dan menjadi jembatan untuk
pengembangan sumber daya manusia di Jabar.

27
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Isu
Rancangan aktualisasi disusun berdasarkan identifikasi dari beberapa isu yang sering
ditemukan di Ruang HMM Lantai 3 UOBK RSUD R. Syamsudin, S.H. Setelah
melakukan analisis masalah, dipetakan beberapa isu, antara lain :

1. Belum optimalnya edukasi pencegahan terjadinya luka pada pasien diabetes mellitus
tipe 2 di ruang HMM lantai 3 UOBK RSUD R.Syamsudin, S.H

a. Kondisi saat ini

Di ruang HMM lantai 3 pasien dengan diabetes mellitus masuk kedalam 5


kategori penyakit tertinggi yang ada di ruangan HMM Lantai 3 dengan jumlah 3
bulan terakhir yaitu 56. Dan rata-rata dari pasiennya sudah mempunyai
komplikasi dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol. Pengetahuan pasien
tentang komplikasi dan pencegahannya masih sangat kurang, terlebih pasien ada
yang pernah mengalami luka dengan proses penyembuhan yang sangat lama. Dan
belum adanya materi edukasi terkait komplikasi dan pencegahannya. Edukasi
yang sering diberikan kepada pasien hanya secara umum tentang diabetes
mellitus.

b. Dampak jika masalah tidak diselesaikan

Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang dapat menjadi


ancaman serius pada penderitanya. Disebut sebagai silent killer karena menjadi
salah satu penyebab tertinggi kematian. Diabetes dapat dicegah dan diobati serta
dapat diminimalisir komplikasi dengan pengobatan yang optimal, baik dari obat-
obatan, perubahan gaya hidup, aktivitas dan mengontrol pola makan. Komplikasi
yang sering terjadi pada pasien yaitu neuropati yaitu gangguan saraf yang ditanadi
rasa baal, kesemutan kebas pada bagian tungkai seperti tangan atau kaki. Jika
masalah ini tidak tertangani maka akan berdampak pada atifitas dan resiko tinggi
terjadinya luka. Jika sudah terjadi luka maka proses penyembuhannya pun akan
lama membutuhkan waktu berbulan-bulan serta berdampak kepada kondisi fisik
serta organ lain.
28
2. Tidak patuhnya pasien dan keluarga pasien dalam mematuhi protokol kesehatan.
a. Kondisi saat ini
Meskipun aturan protokol kesehatan sudah dilonggarkan oleh pemerintah,
namun tidak berlaku untuk dilingkungan rumah sakit. Karena rumah sakit
merupakan tempat masyarakat berobat dengan berbagai macam penyakit yang
berbeda-beda. Sama halnya yang terjadi di lingkungan ruang rawat inap HMM
lantai 3 masih banyak pasien dan keluarga pasien yang tida mematuhi protokol
kesehatan misalnya penggunaan masker. Masker hanya digunakan ketika ada
perawat atau dokter saja. Padahal didalam ruangana banyak pasien dengan
diganosa bermacam-macam. Meskipun sudah diberi himbauan tentang
pengguanan masker, tetap saja himabauan tersebut diabaikan pasien dan keluarga
pasien.
b. Dampak jika masalah tidak diselesaikan
Tidak patuhnya pasien dan keluarga pasien pada protokol kesehatan akan
berdampak pada kondisi kesehatan masing-masing pasien dan keluarga pasien.

3. Kurangnya kesadaran dari beberapa pasien dan keluarga tentang pentingnya


kebersihan lingkungan ruang rawat inap di Ruang HMM Lantai 3.

a. Kondisi saat ini


Setiap pasien yang dirawat di ruang HMM lantai 3 sudah menerima edukasi
tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kerapihan ruangan. Namun karena
kurangnya kesadaran dan bawaan kebiasaan masing-masing pasien dan keluarga,
seringkali ruangan tampak kotor dan kurang rapi. Setiap hari petugas sudah
kembali mengingatkan, namun masih ada saja yang tetap membiarkan ruang rawat
mereka tidak rapi.
c. Dampak jika masalah tidak diselesaikan

Lingkungan yang kotor dapat mengundang hewan yang dapat menjadi vector
dalam penyebaran infeksi.

B. Penetapan Core Isu


Identifikasi isu merupakan langkah awal dalam proses pengembangan. Ketika
terdapat isu yang berpotensi untuk dikaji, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi
isu yang dimilki tingkat usrgensi, keseriusan dan perkembangan yang paling tinggi.

29
Penetapan isu yang dapat dilakukan menggunakan teknik analisis USD (Urgency,
Seriousness, Growth). Dalam penetapan isu penulis menggunakan alat analisis isu USG,
yang meliputi kriteria:
1. Urgency : Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
2. Seriousness : Seberapa serius isu tersebut harus dibahas dan dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan.
3. Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.

Tabel 3.1 Deskripsi Kriteria URGENCY

Nilai Indikator Deskripsi Indikator


5 Sangat Isu sangat mendesak untuk dibahas, dianalisis dan
Mendesak ditindak lanjuti.
4 Mendesak Isu mendesak untuk dibahas, dianalisis dan ditindak
lanjuti.
3 Cukup Mendesak Isu cukup mendesak untuk dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
2 Kurang Isu kurang mendesak untuk dibahas, dianalisis, dan
Mendesak ditindaklanjuti.
1 Tidak Mendesak Isu tidak mendesak untuk dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.

Tabel 3.2 Deskripsi Kriteria SERIOUSNESS

Nilai Indikator Deskripsi Indikator


5 Sangat Isu harus dibahas karena akan menimbulkan akibat yang

serius sangat serius.

4 Serius Isu harus dibahas karena akan menimbulkan akibat yang

serius.

3 Cukup serius Isu harus dibahas karena akan menimbulkan akibat yang

30
cukup serius.

2 Kurang Isu harus dibahas karena akan menimbulkan akibat yang

serius kurang serius.

1 Tidak serius Isu harus dibahas karena akan menimbulkan akibat yang

tidak serius.

Tabel 3.3 Deskripsi Kriteria GROWTH

Nilai Indikator Deskripsi Indikator


5 Sangat cepat Isu sangat cepat memburuk jika tidak ditangani segera
memburuk
4 Cepat memburuk Isu cepat memburuk jika ditangani segera
3 Cukup cepat Isu cukup cepat memburuk jika tidak ditangani segera
memburuk
2 Tidak cepat Isu kurang cepat memburuk jika tida ditangani segera
memburuk
1 Tidak serius Isu tidak cepat memburuk jika tidak ditangani segera.

Tabel 3.4. Penetapan Core Isu dengan Analisis USG

Kriteria Jumlah Peringkat


No Isu
U S G Nilai Kualitas
1 4 5 5 14 1
Belum optimalnya edukasi
pencegahan terjadinya luka pada
pasien diabetes mellitus type 2 di
ruang HMM lantai 3 UOBK RSUD
R.Syamsudin, S.H

2 Tidak patuhnya pasien dan keluarga 4 4 4 12 2


pasien dalam mematuhi protokol

31
kesehatan.

3 4 3 3 10 3
Kurangnya kesadaran dari beberapa
pasien dan keluarga tentang
pentingnya kebersihan lingkungan
ruang rawat inap di Ruang HMM
Lantai 3.

Berdasarkan Analisis USG diatas, maka isu yang dipilih adalah belum optimalnya
edukasi pencegahan terjadinya luka pada pasien diabetes mellitus type 2 di ruang HMM
lantai 3 UOBK RSUD R.Syamsudin, S.H, dengan rumusan isu “Edukasi SICKA
(Senam Kaki Cegah Luka) Melalui Media E-Leaflet Dan Video Pada Pasien
Diabetes Mellitus Type 2 di Ruang HMM Lantai 3 UOBK RSUD R.Syamsudin,
S.H”.

C. Analisis Faktor Penyebab Core Isu

Method Material
Belum adanya media edukasi Penyampaian
yang berbasis digital dan non informasi yang belum
digital yang bisa dibawa dan optimal
diakses dimanapun.

Belum optimalnya
edukasi pencegahan
terjadinya luka pada
pasien diabetes
mellitus type 2 di
ruang HMM lantai
3 UOBK RSUD
R.Syamsudin, S.H
Man Power
Kurangnya edukasi Environment
perawat terkait Terbatasnya waktu
pencehan komplikasi untuk sosialisasi
diabetes

32
D. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu

Gagasan kreatif untuk penyelesaian isu tersebut di atas, dengan merujuk pada
penyebabnya adalah “Edukasi SICKA (Senam Kaki Cegah Luka) Melalui Media E-
Leaflet Dan Video Pada Pasien Diabetes Mellitus Type 2 di Ruang HMM Lantai 3
UOBK RSUD R.Syamsudin, S.H”, dan hal yang perlu dilakukan adalah :
1. Mengemas materi edukasi dalam berbentuk e-leaflet dan video agar lebih mudah
untuk di pahami.
2. Memasukan e-leaflet dan video ke dalam barcode dan bekerjasama dengan pihak RS
agar video bisa terkoneksi dengan chanel youtube Bunut TV yang bisa diakses
dimanapun.
3. Menjalin kerja sama dengan pihak PKRS RS berkaitan dengan edukasi yang akan
diberikan.
Dengan rancangan kegiatan sebagai berikut :
a. Menyusun draft rancangan aktualisasi

b. Konsultasi dengan mentor terkait isu, gagasasan kreatif dan draft rancangan.

c. Membuat ide gagasan kreatif untuk edukasi dalam pencegahan luka pada pasien
diabetes mellitus dengan dikonsulkan terlebih dahulu keada mentor dan pihak PKRS
RS.

d. Mencari referensi terkait materi edukasi e-leaflet dan video.

e. Merencanakan penyusunan e-leaflet dan video

f. Membuat e-leaflet dan video untuk digunakan dalam edukasi kepada pasien dan
konsultasi dengan pihak PKRS terkait desain e-leaflet dan video dan rencana tindak
lanjut untuk di publish di chanel youtube RS yaitu Bunut TV.

g. Sosialisasi ke ruangan untuk pelaksanaan edukasi ke pasien.

h. Edukasi dan praktek demontrasi senam kaki.

i. Evaluasi kegiatan aktualisasi.

j. Laporan pelaksanaan aktualisasi

33
E. Matrik Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Ahli Pertama Perawat – UOBK RSUD R. Syamsudin, S.H

Identifikasi Isu :
1. Belumoptimalnya edukasi pencegahan terjadinya luka pada pasien diabetes mellitus type 2 di ruang HMM lantai 3 UOBK RSUD
R.Syamsudin, S.H
2. Tidak patuhnya pasien dan keluarga pasien dalam mematuhi protokol kesehatan.
3. Kurangnya kesadaran dari beberapa pasien dan keluarga tentang pentingnya kebersiha lingkungan ruang rawat inap di Ruang HMM
Lantai 3.
Isu yang Diangkat :
Belum optimalnya edukasi pencegahan terjadinya luka pada pasien diabetes mellitus type 2 di ruang HMM lantai 3 UOBK RSUD
R.Syamsudin, S.H.

Gagasan : Edukasi SICKA (Senam Kaki Cegah Luka) Melalui Media E-Leaflet Dan Video Pada Pasien Diabetes Mellitus Type 2 di Ruang
Pemecahan Isu HMM Lantai 3 UOBK RSUD R.Syamsudin, S.H

Tabel 3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Mata Nilai
Visi/Misi Organisasi
Hasil Pelatihan Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. Menyusun draft a. Menyusun Rancangan Akuntabel : Visi : Kegiatan ini sesuai
rancangan rancangan aktualisasi Melakukan tugas dengan jujur Terwujudnya RSUD dengan budaya
aktualisasi aktualisasi dan cermat serta bertanggung R.Syamsudin, S.H yang kerja SMART :
jawab. nyaman, profesionalis dan - Sigap

34
Kompeten : berkualitas berbasis nilai- - Melayani
Melaksanakan tugas dengan nilai religius. - Antusias
kualitas terbaik. - Ramah
Adaptif : Misi ke 4 : - Teliti
Memilki kemampuan Mewujudkan
melakukan berbagai inovasi. penyelenggaraan tata
b. Membuat janji Jadwal Loyal : kelola rumah sakit yang
konsultasi konsultasi Mematuhi perintah atasan. baik, akuntabel dan
Akuntabel : inovatif.
Tidak menyalahgunakan
wewenang dan jabatan.
Harmonis :
Dapat menjalin kerjasama
dalam lingkungan kerja.
c. Membuat draft Draft Berorientasi Pelayanan :
rancangan rancangan Memiliki komitmen untuk
konsultasi konsultasi meningkatkan mutu
pelayanan.
Kompeten :
Meningkatkan kompetensi diri
untuk menjawab semua
tantangan.

35
Adaptif :
Memiliki kemampuan untuk
melakukan berbagai inovasi
sesuai dengan perkembangan
zaman.
2.2. Melaksanakan a. Mengatur waktu Waktu Berorientasi Pelayanan : Visi : Kegiatan ini sesuai
konsultasi dengan untuk jadwal konsultasi Dalam mengatur jadwal Terwujudnya RSUD dengan budaya
mentor konsultasi. sudah terjdwal dengan mentor dilakukan R.Syamsudin, S.H yang kerja SMART :
dengan sikap ramah, sopan dan nyaman, profesionalis dan - Sigap
santun. berkualitas berbasis nilai- - Melayani
Akuntabel : nilai religius. - Antusias
Mengatur waktu dengan jelas Misi ke 3 : - Ramah
dan disiplin dalam setiap Mewujudkan RSUD - Teliti.
pertemuan yang akan R.Syamsudin, S.H Kota
dilakukan. Sukabumi yang
Harmonis : berkualitas berbasis
Merencanakan diskusi patient care dan
merupakan salah satu cara profesionalitas layanan
membangun lingkungan kerja pendidikan.
yang kondusif.
Adaftif : Misi ke 4 :
Bertindak proaktif dengan Mewujudkan

36
berinisiatif menghubungi penyelenggaraan tata
mentor dan menerima kelola rumah sakit yang
penyesuaian waktu jadwal baik, akuntabel dan
sesaui dengan wwaktu yang inovatif.
diberikan mentor.
b. Menyiapkan bahan Bahan rancangan Harmonis :
rancangan aktualisasi sudah Berkomunikasi dengan baik
aktualisasi. tersedia. dan menghargai atasan
sehingga terbangun
lingkungan kerja yang
kondusif.
Kompeten :
Menyiapkan rancangan
aktualisasi dengan singkat,
padat, jelas dan mudah untuk
dimengerti.
c. Memaparkan Terlaksananya Berorientasi Pelayanan :
rencana aktualisasi. pemaparan Menyampakan materi dengan
tentang renacana sopan, santun, jelas dan mudah
aktualisasi dimenegrti.
Akuntabel :
Menyampaikan rancangan

37
aktualisasi dengan informasi
yang valid dan jelas.
Harmonis
Komunikasi yang terjalin dua
arah merupakan salah satu cara
membangun lingkungan kerja
yang kondusif.
Kolaboratif
Terbuka untuk bekerjasama
untuk menghasilkan
kesimpulan dalam hasil
diskusi.
3. Membuat ide a. Mencari informasi Senam kaki Berorientasi Pelayanan : Visi : Kegiatan ini sesuai
gagasan kreatif terkait senam kaki diabetes. Mengutamakan dan Terwujudnya RSUD dengan budaya
untuk edukasi diabetes. memastikan infrormasi yang di R.Syamsudin, S.H yang kerja SMART :
dalam pencegahan dapat meningkatkan mutu nyaman, profesionalis dan - Sigap
luka pada pasien pelayanan. berkualitas berbasis nilai- - Melayani
diabetes mellitus Loyal : nilai religius. - Antusias
Bersungguh-sungguh dalam - Ramah
mencari dan mempelajari Misi ke 3 : - Teliti
informasi terkini. Mewujudkan RSUD
Kompeten : R.Syamsudin, S.H Kota

38
Meningkatkan kopetensi diri Sukabumi yang
untuk menjawab semua berkualitas berbasis
tantangan dan permasalahan. patient care dan
b. Mencari Pengaruh Loyal : profesionalitas layanan
informasi terkait edukasi senam Bersungguh-sungguh dalam pendidikan.
pengaruh edukasi kaki terhadap mencari dan mempelajari
senam kaki pencegahan luka informasi terkini. Misi ke 4 :
terhadap pasien diabetes Kompeten : Mewujudkan
penecegahan mellitus. Meningkatkan kopetensi diri penyelenggaraan tata
luka pada psien untuk menjawab semua kelola rumah sakit yang
diabetes mellitus tantangan dan permasalahan. baik, akuntabel dan
tipe 2. Akuntabel : inovatif.
Melaksanakan tugas dengan
jujur, cerdas, dan bertanggung
jawab.
c. Konsultasi Hasil konsultasi Kolaboraif :
dengan mentor. ide gagasan Bekerja sama dengan mentor
kretaif. untuk mengembangkan
gagagsan dan terbuka untuk
menrima arahan dan masukan.
Adaptif :
Mampu beradaptasi dan

39
mengevaluasi hasil dari
gaggasan yang telah
ditentukan.
Harmonis :
Ramah, sopan dan saling
mengharagi dalam setiap
diskusi yang dilakukan dengan
mentor.
4. Mencari referensi a. Mencari referensi Referensi Akuntabel : Visi : Kegiatan ini sesuai
terkait materi terkait Diabetes diabetes mellitus Melaksanakan tugas dengan Terwujudnya RSUD dengan budaya
edukasi e-leaflet Mellitus tipe 2 dan dan senam kaki. jujur, cerdas, dan bertanggung R.Syamsudin, S.H yang kerja SMART :
dan video. senam kaki jawab. nyaman, profesionalis dan - Sigap
diabetes. Loyal : berkualitas berbasis nilai- - Melayani
Bersungguh-sungguh dalam nilai religius. - Antusias
mencari dan mempelajari - Ramah
informasi terkini. Misi ke 3 : - Teliti
Kompeten : Mewujudkan RSUD
Meningkatkan kopetensi diri R.Syamsudin, S.H Kota
untuk menjawab semua Sukabumi yang
tantangan dan permasalahan. berkualitas berbasis
b. Mencari poin- Poin-poin yang Kompeten : patient care dan
poin yang perlu berhubungan Meningkatkan kopetensi diri profesionalitas layanan

40
diketahui pasien dengan diabetes untuk menjawab semua pendidikan.
diabetes mellitus mellitus dan tantangan dan permasalahan.
tipe 2 yang senam kaki. Loyal : Misi ke 4 :
berhubungan Bersungguh-sungguh dalam Mewujudkan
dengan penyakit mencari dan mempelajari penyelenggaraan tata
dan senam informasi terkini. kelola rumah sakit yang
diabetes. Akuntabel : baik, akuntabel dan
Melaksanakan tugas dengan inovatif.
jujur, cerdas, dan bertanggung
jawab.
c. Konsultasi dengan Hasil konsultasi Kolaboratif
mentor referensi materi Terbuka untuk bekerjasama
edukasi untuk menghasilkan
kesimpulan dalam hasim hasil
diskusi.
Akuntabel :
Melaksanakan tugas dengan
jujur, cerdas, dan bertanggung
jawab.
Kompeten :
Melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik.

41
Merencanakan a. Menyusun konsep Tersusunnya Akuntabel : Visi : Kegiatan ini sesuai
5.
penyusunan e- edukasi e-leaflet konsep eduasi e- Melaksanakan tugas dengan Terwujudnya RSUD dengan budaya
leaflet dan video dan video. leaflet dan video. jujur, cerdas, dan bertanggung R.Syamsudin, S.H yang kerja SMART :
jawab. nyaman, profesionalis dan - Sigap
Kompeten : berkualitas berbasis nilai- - Melayani
Melaksanakan tugas dengan nilai religius. - Antusias
kualitas terbaik. - Ramah
Harmonis Misi ke 3 : - Teliti
- Merencanakan diskusi Mewujudkan RSUD
merupakan salah satu cara R.Syamsudin, S.H Kota
membangun lingkungan kerja Sukabumi yang
yang kondusif. berkualitas berbasis
patient care dan
b. Membuat desain Konsep desain Akuntabel : profesionalitas layanan
edukasi e-leaflet telah dibuat. Melaksanakan tugas dengan pendidikan.
dan video. jujur, cerdas, dan bertanggung
jawab.
Kompeten :
Melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik.
c. Diskusi kepada Hasil diskusi Akuntabel :
tim PKRS rancangan - Mengatur waktu dengan jelas

42
mengenai media edukasi dan disiplin dalam setiap
dan rancangan pertemuan yang akan
edukasi. dilakukan.
Harmonis
- Merencanakan diskusi
merupakan salah satu cara
membangun lingkungan kerja
yang kondusif.
Adaftif
- Bertindak proaktif dengan
berinisiatif menghubungi
mentor dan menerima
penyesuaian waktu jadwal
sesaui dengan wwaktu yang
diberikan mentor.
Kolaboratif
Terbuka untuk bekerjasama
untuk menghasilkan
kesimpulan dalam hasim hasil
diskusi.
d. Konsultasi dengan Hasil konsultasi Berorientasi Pelayanan :
mentor terkait mentor Melakukan perbaikan tiada

43
penyusunan e- henti.
leaflet dna video. Kompeten :
Melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik.
Harmonis :
Membangun hubungan yang
baik dan lingkungan yang
kondusif.

6. Membuat media a. Membuat leaflet Leaflet dan e- Akuntabel : Visi : Kegiatan ini sesuai
edukasi yaitu e- dan e-leaflet leaflet edukasi Melaksanakan tugas dengan Terwujudnya RSUD dengan budaya
leaflet dan video. edukasi SICKA SICKA (Senam jujur, cerdas, dan bertanggung R.Syamsudin, S.H yang kerja SMART :
(Senam Kaki Kaki Cegah jawab. nyaman, profesionalis dan - Sigap
Cegah Luka). Luka). Kompeten : berkualitas berbasis nilai- - Melayani
Melaksanakan tugas dengan nilai religius. - Antusias
kualitas terbaik. - Ramah
Berorientasi pelayanan : Misi ke 3 : Teliti
Melakukan perbaikan tiada Mewujudkan RSUD
henti R.Syamsudin, S.H Kota
Adaptif : Sukabumi yang
- Memilki kemampuan berkualitas berbasis
melakukan berbagai inovasi. patient care dan

44
b. Membuat Video edukasi Akuntabel : profesionalitas layanan
demonstarasi SICKA (Senma Melaksanakan tugas dengan pendidikan.
video edukasi Kaki Cegah jujur, cerdas, dan bertanggung
SICKA (Senam Luka). jawab. Misi ke 4 :
Kaki Cegah Kompeten : Mewujudkan
Luka). Melaksanakan tugas dengan penyelenggaraan tata
kualitas terbaik. kelola rumah sakit yang
Adaptif : baik, akuntabel dan
Memilki kemampuan inovatif.
melakukan berbagai inovasi.
c. Konsultasi dengan Hasil konsultasi Kompeten :
mentor dan pihak mentor dan Melaksanakan tugas dengan
PKRS terkait PKRS kualitas terbaik.
konsep dan isi dari menyetujui Harmonis :
e-leaflet dan untuk langkah Membangun lingkungan yang
video. berikutnya. kondusif.
Kolaboratif
Terbuka untuk bekerjasama
untuk menghasilkan
kesimpulan dalam hasim hasil
diskusi.
7. Sosilisasi a. Melaksanakan Terlaksananya Akuntabel : Visi : Kegiatan ini sesuai

45
pelaksanaan koordinasi kepada koordinasi Melaksanakan tugas dengan Terwujudnya RSUD dengan budaya
edukasi SICKA pihak ruangan dengan pihak jujur, cerdas, dan bertanggung R.Syamsudin, S.H yang kerja SMART :
(Senam Kaki khususnya kepada ruangan terkait jawab. nyaman, profesionalis dan - Sigap
Cegah Luka) perawat. pelaksanaan Kompeten : berkualitas berbasis nilai- - Melayani
dengan ruangan. eduasi SICKA Melaksanakan tugas dengan nilai religius. - Antusias
(Senam Kaki kualitas terbaik. - Ramah
Cegah Luka). Berorientasi pelayanan : Misi ke 3 : - Teliti
Melakukan perbaikan tiada Mewujudkan RSUD
henti R.Syamsudin, S.H Kota
Harmonis : Sukabumi yang
Membangun lingkungan yang berkualitas berbasis
kondusif. patient care dan
b. Menuyusun Tersusunnya Akuntabel : profesionalitas layanan
jadwal jadwal Melaksanakan tugas dengan pendidikan.
pelaksanaan pelaksanaan jujur, cerdas, dan bertanggung
jadwal edukasi. eduasi SICKA jawab. Misi ke 4 :
(Senam Kaki Kompeten : Mewujudkan
Cegah Luka). Melaksanakan tugas dengan penyelenggaraan tata
kualitas terbaik. kelola rumah sakit yang
Harmonis : baik, akuntabel dan
Membangun lingkungan yang inovatif.
kondusif.

46
c. Sosialisai dengan Rekan sejawat Akuntabel :
rekan sejawat mengerti dan Melaksanakan tugas dengan
tentang edukasi ikut serta dalam jujur, cerdas, dan bertanggung
yang akan pelaksanaan jawab.
dilakukan. edukasi. Loyal :
Bersungguh-sungguh dalam
mensosialisasikan edukasi
yang akan diberikan.
Kompeten :
Mampu menjelaskan edukasi
yang diberikan dengan
prefesional dan baik.
Harmonis :
Ramah dalam menyampaikan
sosialisasi kepada teman
sejawat tentang edukasi yang
diberikan.
8. Edukasi dan a. Melakukan pretest Terlakasananya Akuntabel : Visi : Kegiatan ini sesuai
praktek tentang pre test dengan Melaksanakan tugas dengan Terwujudnya RSUD dengan budaya
demonstrasi pengetahun pasien benar. jujur, cerdas, dan bertanggung R.Syamsudin, S.H yang kerja SMART :
SICKA (Senam tentang diabetes jawab. nyaman, profesionalis dan - Sigap
Kaki Cegah Luka) mellitus secara Kompeten : berkualitas berbasis nilai- - Melayani

47
kepada pasien dan umum dan tentang Melaksanakan tugas dengan nilai religius. - Antusias
keluarga pasien. senam kaki. kualitas terbaik. - Ramah
b. Melaksanakan Terlaksananya Akuntabel : Misi ke 3 : - Teliti
edukasi SICKA edukasi dan Melaksanakan tugas dengan Mewujudkan RSUD
(Senam Kaki praktek senam jujur, cerdas, dan bertanggung R.Syamsudin, S.H Kota
Cegah Luka) kaki. jawab. Sukabumi yang
dengan media Kompeten : berkualitas berbasis
video dan praktek Melaksanakan tugas dengan patient care dan
secara langsung. kualitas terbaik. profesionalitas layanan
c. Melakukan post Terlaksananya Akuntabel : pendidikan.
test dari edukasi post test dengan Melaksanakan tugas dengan
yang telah hasil yang baik. jujur, cerdas, dan bertanggung Misi ke 4 :
diberikan. jawab. Mewujudkan
Kompeten : penyelenggaraan tata
Melaksanakan tugas dengan kelola rumah sakit yang
kualitas terbaik. baik, akuntabel dan

d. Memberikan Pasien antusias Akuntabel : inovatif.

barcode e-leaflet dan menrima Melaksanakan tugas dengan


dan video dan barcode serta jujur, cerdas, dan bertanggung
menjelaskan arahan dari jawab.
terkait aksesnya. pemateri. Kompeten :
Melaksanakan tugas dengan

48
kualitas terbaik.
Harmonis :
Membangun lingkungan yang
kondusif.
9. Evaluasi a. Meminta Testimoni Akuntabel : Visi : Kegiatan ini sesuai
pelaksanaan testimoni kepada terlampir. Melaksanakan tugas dengan Terwujudnya RSUD dengan budaya
aktualisasi dengan ruangan terkait jujur, cerdas, dan bertanggung R.Syamsudin, S.H yang kerja SMART :
mentor. hasil jawab. nyaman, profesionalis dan - Sigap
implementasi Kompeten : berkualitas berbasis nilai- - Melayani
yang telah Melaksanakan tugas dengan nilai religius. - Antusias
dilakukan. kualitas terbaik. - Ramah
b. Melaporkan hasil Hasil pre test dan Akuntabel : Misi ke 3 : - Teliti
pretest dan post post test Melaksanakan tugas dengan Mewujudkan RSUD
test pelaksanaan pelaksanaan jujur, cerdas, dan bertanggung R.Syamsudin, S.H Kota
aktualisasi. aktualisasi telah jawab. Sukabumi yang
dilaporkan. Kompeten : berkualitas berbasis
Melaksanakan tugas dengan patient care dan
kualitas terbaik. profesionalitas layanan
c. Melakukan Tersusunnya Akuntabel : pendidikan.
penilaian terhadap hasil penilaian Melaksanakan tugas dengan
hasil gagasan sebelum dan jujur, cerdas, dan bertanggung Misi ke 4 :
secara jujur, teliti setelah jawab. Mewujudkan

49
dan bertanggung implementasi Kompeten : penyelenggaraan tata
jawab. dilaksanakan. Melaksanakan tugas dengan kelola rumah sakit yang
kualitas terbaik. baik, akuntabel dan
d. Melaporkan hasil Laporan draft Berorientasi pelayanan : inovatif.
evaluasi kepada hasil kegiatan Melakukan perbaikan tiada
mentor. terlampir kepada henti
mentor. Harmonis :
Membangun lingkungan yang
kondusif.
10. Laporan a. Menyusun Laporan Akuntabel : Visi : Kegiatan ini sesuai
pelaksanaan laporan aktualisasi Melakukan tugas dengan jujur Terwujudnya RSUD dengan budaya
evaluasi aktualisasi dan cermat serta bertanggung R.Syamsudin, S.H yang kerja SMART :
jawab. nyaman, profesionalis dan - Sigap
Kompeten : berkualitas berbasis nilai- - Melayani
Melaksanakan tugas dengan nilai religius. - Antusias
kualitas terbaik. - Ramah
Adaptif : Misi ke 3 : Teliti
Memilki kemampuan Mewujudkan RSUD
melakukan berbagai inovasi. R.Syamsudin, S.H Kota
b. Membuat janji Jahwal Loyal : Sukabumi yang
konsultasi konsultasi Mematuhi perintah atasan. berkualitas berbasis
Akuntabel : patient care dan

50
Tidak menyalahgunakan profesionalitas layanan
wewenang dan jabatan. pendidikan.
Harmonis :
Dapat menjalin kerjasama Misi ke 4 :
dalam lingkungan kerja. Mewujudkan
penyelenggaraan tata
kelola rumah sakit yang
baik, akuntabel dan
inovatif.

e. Konsultasi dengan Hasil konsultasi Berorientasi Pelayanan :


mentor dan laporan Memiliki komitmen untuk
aktualisasi meningkatkan mutu
pelayanan.
Kompeten :
Meningkatkan kompetensi
diri untuk menjawab semua
tantangan.
Adaptif :
Memiliki kemampuan untuk
melakukan berbagai inovasi
sesuai dengan perkembangan
zaman.
51
Kolaboraif :
Bekerja sama dengan mentor
untuk menrima arahan dan
masukan.
Harmonis
Komunikasi yang terjalin dua
arah merupakan salah satu
cara membangun lingkungan
kerja yang kondusif.

52
F. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)

Berikut adalah matriks rekapitulasi rencana habituasi yang telah dibuat


berdasarkan matriks rancangan aktualisasi :

Tabel 3.6 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)

Kegiatan Jumlah
No Mata Pelatihan Aktualisasi per
Ke-1 J Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6
MP
1. Berorientasi Pelayanan 4 3 1 1 1 2 12
2. Akuntabel 5 3 4 3 7 5 27
3. Kompeten 5 0 3 5 6 4 23
4. Harmonis 4 0 3 1 4 2 14
5. Loyal 3 2 0 0 1 1 7
5. Adaptif 3 0 1 3 0 1 8
6. Kolaboratif 1 1 1 1 0 0 4
Jumlah Aktualisasi per 23 9 13 12 19 13 95
Kegiatan

G. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi


Tabel 3.7 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi
JUN AG
JULI
N0. Kegiatan I T
IV I II III IV I
1. Menyusun draft rancangan
aktualisasi
2. Konsultasi dengan mentor
terkait isu, gagasasan kreatif
dan draft rancangan.

3. Membuat ide gagasan kreatif

53
untuk edukasi dalam
pencegahan luka pada pasien
diabetes mellitus dengan
dikonsulkan terlebih dahulu
keada mentor dan pihak PKRS
RS.
4. Mencari referensi terkait
materi edukasi e-leaflet dan
video.
5. Merencanakan penyusunan e-
leaflet dan video
6. Membuat e-leaflet dan video
untuk digunakan dalam
edukasi kepada pasien dan
konsultasi dengan pihak PKRS
terkait desain e-leaflet dan
video dan rencana tindak lanjut
untuk di publish di chanel
youtube RS yaitu Bunut TV.
7. Sosialisasi ke ruangan untuk
pelaksanaan edukasi ke
pasien.
8. Edukasi dan praktek
demontrasi senam kaki.
9. Evaluasi kegiatan aktualisasi.
10. Laporan pelaksanaan
aktualisasi.

54
BAB IV
PENUTUP

Tugas rancangan atualisasi ini dibuat sebagai persyaratan dalam pelatihan dasar
CPNS tahun 2022 di lingkungan pemerintah Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat,
diharapkan dpat menjadi pembelajaran bagi calon ASN sehingga dapat menerapkan nilai-
nilai BerAKHLAK dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja. Rancangan
aktualisasi ini mengangkat isu “Belum optimalnya edukasi pencegahan terjadinya luka
pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di ruang HMM lantai 3 UOBK RSUD R.Syamsudin,
S.H”, dengan rumusan gagasan atas isu tersebut yaitu “Edukasi SICKA (Senam Kaki
Cegah Luka) Melalui Media E-Leaflet Dan Video Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
di Ruang HMM Lantai 3 UOBK RSUD R.Syamsudin, S.H”. Rancangan aktualisasi ini
merupakan salah satu tahapan dalam Pelatihan Dasar CPNS Kota Sukabumi Angkatan 1
Tahun 2022 dan salah satu upaya menerapkan nilai-nila dasar ASN BerAKHLAK dan
berkarakter Smart ASN untuk mewujudkan Smart Governance. Rancangan ini diharapkan
dapat teraktualisasikan di tempat kerja khususnya. Rencana implementasi ini dilakukan
selama 1 (satu) bulan yaitu dari tanggal 1 Juli-6 Agustus 2022. Diharapkan dengan adanya
rancangan aktualisasi ini edukasi yang diberikan dapat bermanfaat dan berpengaruh pada
tingkat kesembuhan pasien diabetes mellitus tipe 2 serta dapat memberikan dampak positif
dalam peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga pasien.

Saran

Saran dari kegiatan ini adalah penyuluhan dapat diberikan secara berkala dalam upaya
meningkatkan pengetahuan di bidang kesehatan untuk pasien dan keluarga pasein dan
evaluasi secara berkala perlu dilakukan untuk perbaikan dan rencana tindak lanjut.

55
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Analisis Isu Kontemporer. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Kesiapsiagaan Bela Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Berorientasi Pelayanan


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Akuntabel Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Kompeten Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Harmonis Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Loyal Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Adaptif Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul SMART ASN Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Menteri

Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Permenkes Nomor 49 Tahun 2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia Menteri Kesehatan
Republik Indonesia. (2016).
56
Permenkes Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia 30 Menteri
Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. (2021).
PermenpanRB Nomor 13 Tahun 2021 Tentang Jabatan Fungsional Apoteker. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
American Diabetic of Assosiation. 2019. Diabetes Care 2019. Jan; 42 (Supplement 1): S1-S2.
https://doi.org/10.2337/dc19-Sint01
Megawat S.P, Utami.R, & Jundiah.R.S.2020. Senam Kaki Diabetes pada Penderita Diabetes
Melitus Tipe 2 untuk Meningkatkan Nilai Ankle Brachial Indexs. Journal Of Nursing Care.
Muchtar, R. S. U., Elvi Murniasih, Purba, M. K., Patmono, & Widarti. (2022). Edukasi Diabetes
Mellitus Dan Senam Diabetes Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Uncang Kota Batam Tahun 2021 . Initium Community
Journal, 2(1), Retrieved from https://journal.medinerz.org/index.php/ICJ/article/view/75
Erik Saputra, Penulis, and Sitti Rachmi Misbah. Pengaruh Senam Kaki Diabetik Terhadap
Pencegahan Luka Pada Pasien Diabetes Melitus. Diss. Poltekkes Kemenkes Kendari, 2020.

57

Anda mungkin juga menyukai