Anda di halaman 1dari 1

RESUME JURNAL

1. Analisis Potensi Pemanenan Air Hujan Dengan Teknik Rain Water Harvesting Untuk
Kebutuhan Domestik.
Urgensi: Kekurangan Air bersih.
Gagasan: air hujan dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan air bersih di Kawasan
tertentu.
Definisi RWH suatu cara pengumpulan atau penampungan air hujan atau aliran
permukaan pada saat curah hujan tinggi untuk selanjutnya digunakan pada waktu air hujan
rendah (Maryono dan Santoso, E.N., 2006).
Konstruksi Bangunan Pemanen Air Hujan: Komponen utamanya adalah, atap rumah,
saluran pengumpul (collector channel), filter untuk menyaring daun-daun atau kotoran
lainnya yang terangkut oleh air, dan bak penmapungan air hujan.
Komponen Dasar Sistem RWH
Permukaan area penangkapan air hujan, dimana jumlah air yang dapat ditampung
tergantung dari luas dan material atap.
Talang dan pipa downspout, dimana menyalurkan air dari atap menuju penampungan.
Material yang digunakan adalah PVC, vynil dan galvanized steel.
Leaf Screen, first-flush divesters and roof whaser, komponen penghilang kotoran dari air
yang ditangkap oleh permukaan penangkap sebelum menuju penampungan.
Bak/unit penampungan ditentukan oleh berbagai faktor: persediaan air hujan, permintaan
kebutuhan air, lama kemarau, penampang dan luas penangkap serta dana yang tersedia.
Pemurnian atau penyaringan air, diperlukan sebagai sumber air minum.
Tujuan untuk mengetahui tercukupi atau tidaknya masyarakat dari kebutuhan air bersih
dengan menggunakan Rain water Harvesting ini, dengan menentukan jumlah penduduk,
total penggunaan air untuk kebutuhan masyarakat, total air yang dipanen, keterangan
tercukupi atau tidaknya kebutuhan tersebut.
2. Teknologi Pengolahan air hujan: Kebutuhan penelitian, kemajuan terkini, dan strategi
pemantauan yang efektif.
Di afrika sub-sahara, dimana Sebagian besar penduduk tinggal di permukiman informal
perkotaan (daerah padat penduduk) dan daerah pedesaan, dengan akses terbatas ke
pasokan air yang aman. Penelitian menunjukkan bahwa kualitas mikroba air hujan yang
dipanen dibawah standar dan tidak selalu memenuhi standar air minum. Adanya berbagai
mikroorganisme oportinistik dan pathogen seperti klebsiellaspp., legionellaspp,
pseudomonasspp., cryptosporidiumspp.
studi optimasi di masa depan harus memperhitungkan variasi permintaan air yang lebih
besar serta berbagai skenario perubahan iklim, terutama mengingat bahwa frekuensi dan
kuantitas curah hujan merupakan variabel desain penting dari sistem pemanenan air hujan.
3. Desain sistem pemanenan air hujan pasif dnegan pendekatan green building.
4. Ukuran optimal sistem pemanenan air hujan untuk penggunaan air rumah tangga: Tinjauan
Literatur Sistematis.
5. Kesesuaian pemanen air hujan dengan atap untuk potensi produksi air minum: Tinjauan
pelingkupan.

Anda mungkin juga menyukai