Anda di halaman 1dari 23

Pengaruh kematangan karir terhadap quarter life crisis pada mahasiswa yang sedang

mengerjakan skripsi

Umah, Rohmatul (2020) Pengaruh kematangan karir terhadap quarter life crisis pada mahasiswa
yang sedang mengerjakan skripsi. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim.

This is the latest version of this item.

Text (Fulltext)

16410196.pdf - Accepted Version

Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB) | Preview

Abstract

INDONESIA:

Quarter Life Crisis (QLC) merupakan krisis emosional yang terjadi pada masa transisi dari
remaja menuju dewasa dengan rentan usia 18-29 tahun. Periode krisis ini ditandai dengan adanya
ketidakstabilan, penilaian diri yang negatif, kebimbangan dalam mengambil keputusan, tertekan,
dan cemas akibat ketidakpastian masa depan. QLC ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya pekerjaan dan karir. Peneliti berasumsi bahwa kematangan karir yang baik mampu
mengurangi tingkat QLC yang dialami individu.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kematangan karir terhadap QLC
mahasiswa psikologi yang sedang mengerjakan skripsi. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang sedang
mengerjakan skripsi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan
jumlah responden 150 mahasiswa. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kematangan karir mahasiswa berada pada kategori
sedang, yaitu 85,3% Sedangkan tingkat QLC yang dialami mahasiswa mayoritas berada pada
kategori sedang yaitu sebanyak 72% dari jumlah sampel penelitian. Hasil uji regresi
menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,416 menunjukkan bahwa 41,6%
kematangan karir dapat berpengaruh terhadap QLC, sementara sebesar 58,4% terjadinya QLC
dipengaruhi oleh faktor lain.

ENGLISH:

Quarter Life Crisis (QLC) is an emotional crisis that occurs during the transition from
adolescence to adulthood with vulnerable ages of 18-29 years. The crisis period is marked by
instability, negative self-assessment, uncertainty in making decisions, stress, and anxiety due to
future uncertainty. QLC is influenced by several factors, one of which is a job and career. The
Researcher assumes that good career maturity can reduce the level of QLC experienced by
individuals.

The purpose of this study was to determine the effect of career maturity on QLC of psychology
students who are working on their thesis. The population in this study were psychology students
who were working on their thesis at the State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim
Malang. The sampling technique used purposive sampling with a number of respondents 150
students. The data analysis used in this research is a simple linear regression.

The results showed that the level of student career maturity was in the medium category, namely
85.3%. While the QLC level experienced by the majority of students was in the medium
category, namely 72%. The regression test results showed that the coefficient of determination
(R²) was 0.416, indicating that 41.6% of career maturity had an effect on QLC, while 58.4% of
the occurrence of QLC was influenced by other factors.

ARABIC:
‫هي أزمة عاطفية تحدث أثناء االنتقال من مرحلة المراهقة إلى مرحلة البلوغ بعمر بين ‪ 18‬إلى ‪ (QLC) 29‬أزمة الحياة الربعية‬
‫سنة‪ .‬تتميز هذه فترة األزمة بعدم االستقرار والتقييم الذاتي السلبي وعدم اليقين في اتخ‪jj‬اذ الق‪jj‬رارات والت‪jj‬وتر والقل‪jj‬ق بس‪jj‬بب ع‪jj‬دم‬
‫اليقين في المستقبل‪ .‬تتأثر أزمة الحياة الربعية بعدة عوامل‪ ،‬أحدها العمل والوظيف‪jj‬ة‪ .‬يف‪jj‬ترض الباحث‪jj‬ة أن النض‪jj‬ج ال‪jj‬وظيفي الجي‪jj‬د‬
‫‪.‬يمكن أن يقلل من مستوى أزمة الحياة الربعية التي يعاني منها األفراد‬

‫لطلب‪jj‬ة علم النفس ال‪jj‬ذين يكتب‪jj‬ون )‪ (QLC‬أن الغرض من هذا البحث هو معرفة تأثير النضج الوظيفي على أزمة الحي‪jj‬اة الربعية‬
‫البحث العلمي‪ .‬أ ّم‪jj‬ا المجتم‪jj‬ع في ه‪jj‬ذا البحث من طلب‪jj‬ة علم النفس ال‪jj‬ذين يكتب‪jj‬ون البحث العلمي في جامع‪jj‬ة موالن‪jj‬ا مال‪jj‬ك إب‪jj‬راهيم‬
‫اإلسالمية الحكومية ماالنج‪ .‬و في هذا البحث‪ ،‬تستخدم الباحثة أسلوب كسب العينات المستهدفة مع ‪ 150‬طلبة كمستجيبين‪ .‬تحليل‬
‫‪.‬البيانات المستخدم في هذا البحث هو تحليل انحدار خطي بسيط بمساعدة‬

‫بن‪jj‬اء على البيان‪jj‬ات المحص‪jj‬ولة من نت‪jj‬ائج البحث أن مس‪jj‬توى النض‪jj‬ج ال‪jj‬وظيفي للطلب‪jj‬ة ك‪j‬ان في الفئ‪jj‬ة المتوس‪jj‬طة ‪ .%85,3‬و أ ّم‪jj‬ا‬
‫ك‪jj‬ان في الفئ‪jj‬ة المتوس‪j‬طة ‪ %72‬من مجم‪jj‬وع عين‪jj‬ة‪ .‬أظه‪jj‬رت نت‪jj‬ائج اختب‪j‬ار االنح‪j‬دار أن )‪ (QLC‬المستوى أزمة الحياة الربعية‬
‫‪ ‬هو ‪ 0.416‬يشير إلى أن ‪ ٪41.6‬من النضج الوظيفي يمكن أن يؤثر على أزمة الحياة الربعية )‪ (R2‬معامل التحديد‬

‫‪HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KECEMASAN MEMILIH PASANGAN HIDUP‬‬


‫‪PADA WANITA DEWASA AWAL‬‬

‫‪View/Open‬‬

‫)‪ APRILIA JESSICA RAJAGUKGUK.pdf (324.5Kb‬‬

‫‪Date‬‬

‫‪2022-01-14‬‬

‫‪Author‬‬
RAJAGUKGUK, APRILIA JESSICA

Metadata

Show full item record

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan harga diri dengan kecemasan
memilih pasangan hidup pada wanita dewasa awal dikota Medan. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif dengan bantuan program SPSS for Windows 17.00. Penelitian ini
menggunakan dua skala, yaitu skala Harga Diri yang disusun berdasarkan aspek Harga Diri
menurut Rosenberg, (1965) dan skala Kecemasan Memilih Pasangan Hidup yang disusun oleh
menurut Calhoun dan Acocella (1995). Subjek pada penelitian ini adalah wanita dewasa awal
berusia 20-40 tahun yang berada dikota Medan yang belum menikah dengan jumlah sampel 349
orang wanita. Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa terdapat hubungan harga diri dengan
kecemasan memilih pasangan hidup pada wanita dewasa awal dengan nilai korelasi negative
yaitu sebasar -0,531 yang berarti bahwa semakin tinggi harga diri maka semakin rendah
kecemasan memilih pasangan hidup pada wanita dewasa awal dikota Medan. Peneliti lain yang
tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan variabel harga diri dan kecemasan
memilih pasangan hidup diharapkan untuk mempertimbangkan variabel-variabel lain yang
berkaitan dengan harga diri dan kecemasan memilih pasangan hidup.

URI

http://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/6125

Collections
Ilmu Psikologi [115]

HEADLINE HARI INI

Subsidi Upah ke 8,8 Juta Pekerja Segera Cair, Urgensinya?

Home

Hot

Quarter Life Crisis adalah Keadaan Emosional Tidak Stabil, Begini Cara Menghadapinya

Oleh Ayu Rifka Sitoresmi pada 17 Des 2021, 14:45 WIB

 Perbesar

Ilustrasi Merasa Kurang Percaya Diri Credit: pexels.com/Anthony

Advertisement
Copy Link

Liputan6.com, Jakarta Krisis seperempat abad atau quarter life crisis adalah istilah psikologi
yang merujuk pada keadaan emosional seperti kekhawatiran, keraguan terhadap kemampuan diri,
dan kebingungan menentukan arah hidup yang umumnya dialami oleh orang-orang berusia 20
hingga 30 tahun.

Krisis ini dipicu oleh tekanan yang dihadapi baik dari diri sendiri ataupun lingkungan, belum
memiliki tujuan hidup yang jelas sesuai dengan nilai yang diyakini, serta banyak pilihan dan
kemungkinan sehingga bingung untuk memilih.

Tidak hanya itu, orang yang mengalami quarter life crisis bahkan kerap mempertanyakan
eksistensinya sebagai seorang manusia. Ada juga orang yang sampai merasa bahwa dirinya tidak
memiliki tujuan hidup. Lalu apa penyebab dan cara menghadapinya?

Berikut ini ulasan mengenai penyebab quarter life crisis, gejala, dan cara menghadapinya yang
telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Jum’at (17/12/2021).

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Penyebab Quarter Life Crisis

 Perbesar

Quarter life crisis.


Ada beberapa kondisi yang sering memicu terjadinya quarter life crisis, di antaranya:

1. Mengalami masalah pekerjaan atau finansial.

2. Merencanakan karier dan masa depan.

3. Menjalani hidup mandiri untuk pertama kalinya.

4. Menjalani hubungan romantis yang serius untuk pertama kalinya.

5. Mengalami putus cinta setelah menjalani hubungan yang serius sekian lama.

6. Melihat teman sebaya sudah mencapai impiannya lebih dulu.

7. Membuat keputusan pribadi atau profesional yang akan bertahan dalam jangka waktu yang
lama.

Advertisement

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Gejala Penderita Quarter Life Crisis


 Perbesar

Ilustrasi Perasaan Iri. Credit: pexels.com/pixabay

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa menjadi gejala seseorang sedang mengalami quarter
life crisis, diantaranya:

1. Sering merasa bingung mengenai masa depannya.

2. Merasa terjebak dalam situasi yang tidak disukai.

3. Sulit membuat keputusan ketika dihadapkan dengan beberapa pilihan.

4. Kurang motivasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

5. Sulit menentukan apakah harus menjalani hidup sesuai dengan keinginan diri sendiri atau
sesuai dengan tuntutan keluarga dan masyarakat.

6. Khawatir akan tertinggal dalam ketidakpastian hidup seorang diri.

7. Merasa iri dengan teman sebaya yang sudah lebih dulu mencapai impiannya.

Scroll down untuk melanjutkan membaca


Cara Menghadapi Quarter Life Crisis

 Perbesar

Sumber: Freepik

Meski semuanya mungkin terasa mustahil saat mengalami quarter life crisis, ada beberapa cara
yang bisa dicoba untuk menghadapinya, yaitu:

1. Jangan Membandingkan

Cara menghadapi quarter life crisis adalah jangan membandingkan diri dengan orang lain. Era
digital membuat semua orang seakan berlomba membagikan momen-momen dalam hidupnya
di media sosial, termasuk pencapaian. Anda mungkin melihat teman lama sudah berhasil
menduduki jabatan tertentu, liburan keliling dunia, atau menikah dan hidup bahagia.  Saat
mengalami quarter life crisis, melihat pencapaian orang lain bisa terasa sangat menyedihkan dan
membuat frustasi. Sebab, tanpa sadar anda sudah membandingkan kehidupan teman (yang
tampaknya bahagia), dengan kehidupan anda yang  sendiri. Padahal, sebenarnya apa yang
dibagikan di media sosial biasanya hanya hal-hal baik saja. Percayalah bahwa setiap orang pasti
memiliki masalah dalam hidupnya, dan berhentilah untuk membandingkan diri dengan orang
lain, karena itu hanya akan membuang waktu anda. 

2. Kejar Apa yang Berarti Bagi Anda

Selanjutnya, cara menghadapi quarter life crisis adalah kejar apa yang berarti bagi anda. Alih-
alih fokus pada pencapaian orang lain, cobalah tanyakan pada diri sendiri. Apa yang paling anda
pedulikan? Apa yang ingin anda lakukan untuk dunia? Apa yang benar-benar anda kuasai?
Setelah mendapatkan jawaban dari itu semua, mulailah fokus pada diri sendiri. Kejar hal-hal
yang ingin anda capai.

3. Ubah Keraguan Menjadi Tindakan

Berikutnya, cara menghadapi quarter life crisis adalah ubah keraguan menjadi tindakan. Ketika
Anda bingung akan suatu hal dalam hidup, jadikan itu kesempatan untuk menemukan tujuan
baru. Isi hari-hari Anda dengan hal-hal positif untuk menemukan jawaban atas keraguan Anda,
hingga akhirnya jawaban tersebut datang dengan sendirinya. Misalnya, Anda bingung karena
merasa tidak cocok dengan pekerjaan. Di samping tetap menjalankan tanggung jawab Anda
dalam bekerja, Anda bisa mulai mengisi waktu luang dengan relaksasi, menambah wawasan,
mencari kelas online untuk menambah keterampilan, atau mengobrol dengan teman untuk
mendapatkan solusi.

4. Temukan orang-orang yang bisa mendukung Anda

Selanjutnya, cara menghadapi quarter life crisis adalah temukan orang-orang yang bisa
mendukung anda. Carilah orang-orang yang memiliki minat yang sama dengan Anda, atau
orang-orang yang bisa menginspirasi dan membuat Anda menjadi orang yang lebih baik. Dengan
begitu, Anda tidak akan merasa sendiri dalam menjalani hidup.

5. Rawat Diri Sendiri

Berikutnya, cara menghadapi quarter life crisis adalah rawat diri sendiri atau cintai diri sendiri.
Banyak orang yang merasa stres dan lupa merawat diri sendiri, ketika mengalami quarter life
crisis. Hal ini sebaiknya dihindari, karena hanya akan semakin menyiksa diri. Cobalah beri diri
sendiri waktu untuk makan enak, bertemu teman, bermeditasi, menulis di jurnal, atau
berolahraga. Jika anda tidak merawat diri dengan baik, hampir tidak mungkin untuk bisa
mencapai tujuan anda. Perlu diingat bahwa tujuan hidup tidak melulu soal melaju pesatnya karier
dan kesuksesan. Hal itu penting, tapi bisa jadi tidak bermakna bila anda tidak menikmati hidup,
dan menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang anda sukai. 
Advertisement

Lanjutkan Membaca ↓

Tag Terkait

quarter life crisis

Gejala quater life crisis

Penyebab Quarter Life Crisis

Fenomena Quarter Life Crisis

Fenomena Quarter Life Crisis

Published by  Admin at  17 May 2021 03:04:57


Akhir-akhir ini tagar “ Umur25” kembali marak di media sosial. Banyak orang membagikan
pencapaian mereka di usia 25 tahun dan beberapa membuat standar pencapaiannya. Inilah yang
disebut dengan fenomena Quarter Life Crisis.

Sebenarnya fenomena ini sudah lama ada, beberapa jurnal penelitian ilmiah juga sudah
membahasnya. Bahkan Linkedin pernah melakukan survey pada tahun 2017 yang menunjukkan
sebanyak 75% dari usia 25-33 tahun di dunia mengaku pernah mengalami Quarter Life Crisis
dengan usia rata-rata 27 tahun.

Quarter Life Crisis sendiri merupakan periode dimana manusia mulai masuk  masa dewasa.
Krisis ini dianggap sebagai masa sulit yang dialami generasi usia 25-30 tahun, dimana kamu
mungkin merasakan serangan emosional luar biasa yang datang dari dalam dan luar dirimu
sehingga kamu menjadi cemas, tidak nyaman, kebingungan dengan arah hidup, merasa salah
arah dan putus asa.

Krisis yang dialami di usia ini biasanya muncul karena :

 Media Sosial. Karena membandingkan diri dengan orang lain yang dinilai “lebih”, baik secara
fisik,  prestasi, karir, asmara dll. Terlebih jika yang dijadikan perbandingan adalah teman dekat,
sehingga semakin tidak puas dengan apa yang telah dicapai saat ini.

Tuntutan sosial. Adanya tuntutan lingkungan untuk meraih pencapaian yang sesuai dengan
standar publik. Pertanyaan-pertanyaan seperti “kapan lulus?” ,“kerja dimana?”, “kapan
menikah?”, “sudah punya anak belum?” dan beberapa pertanyaan serupa yang bisa jadi membuat
semakin tertekan.

Pertanyaan semacam itu pada budaya timur bisa jadi merupakan bentuk perhatian lingkungan
terhadap kita. Akan tetapi pada beberapa pribadi yang kurang tangguh, hal tersebut memicu
perasaan cemas, tidak nyaman, kesepian dan sampai dengan depresi yang sering disebut dengan
fenomena Quarter Life Crisis.
Secara umum, cara menghadapi krisis ini adalah dengan lebih positif dalam menyikapi
lingkungan dan tuntutan sosial. Namun terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan
diantaranya :

Kenali diri dengan mengetahui potensi dan kekurangan diri. Hal ini penting untuk melakukan
evaluasi dan perbaikan diri. Dengan mengetahui potensi dan kelemahan diri, kamu dapat
menyiasati kelemahan dan mengoptimalkan potensinya.

Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Karena kita tidak pernah tahu upaya
yang dilakukan orang lain untuk mencapai hasil yang “tampak lebih” dibandingkan dirinya.
Fokus pada upaya maksimal diri sendiri untuk mendapatkan yang terbaik.

Berbagi dengan orang yang dipercaya, usahakan tidak memendam keresahan sendiri agar beban
pikiran lebih ringan dan mendapat solusi yang terbaik.

Menyusun rencana hidup. Buat target secara bertahap, mulai dengan target 5 tahun, 10 tahun,
dan sterusnya, supaya target yang dibuat jadi lebih realistis dan mudah dicapai.

Terima kegagalan. Meyakini bahwa kegagalan adalah bagian dari proses hidup dan bukan untuk
diratapi namun sebagai bahan evaluasi dan menentukan tujuan hidup

Bertindak nyata sebagai bagian untuk mulai berubah dan keluar dari krisis untuk
memperbaikinya.

Jadi Quarter Life Crisis ini merupakan fenomena yang telah banyak terjadi di masyarakat, pada
usia berapa hal tersebut terjadi tergantung pada lingkungan dan tuntunan sosial yang dialami
masing-masing individu. Dan meski tampaknya meresahkan, Quarter Life Crisis juga bisa
menjadi titik balik untuk menentukan tujuan hidup dan melakukan yang terbaik untuk tumbuh
menjadi pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab.
-Retna Mariyana Budiarti-

Berita Lainnya

NGOBROL SEHAT DI CAFÉ MENUR

04 Apr 2022 02:04:07

Penghargaan LAKI 2021 kado HUT RSJ Menur

25 Mar 2022 02:43:09

Rehabilitasi Medik Terapi Nang Omah (Layanan Fisioterapi Dirumah)

15 Mar 2022 00:48:14

PENCEGAHAN KECEMASAN BERLEBIHAN PADA REMAJA DENGAN “STOP


OVERTHINKING”

09 Mar 2022 06:29:53

SEKS EDUKASI PADA ERA DIGITAL

08 Mar 2022 04:29:53


© Copyright 2022 RSJ Menur - All Rights Reserved.

http://rsjmenur.jatimprov.go.id/post/2021-05-17/fenomena-quarter-life-crisis

JOURNAL TEMPLATE

SUPPORT AND TOOLS


JOURNAL CONTENT

Search

Search Scope

      

Search

Browse

 HOME
 ABOUT
 LOGIN
 REGISTER
 SEARCH
 CURRENT
 ARCHIVES
 ANNOUNCEMENTS

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN STRESS PADA


MAHASISWA YANG BERADA DALAM FASE QUARTER LIFE
CRISIS
Afnan Afnan, Rahmi Fauzia, Meydisa Utami Tanau
ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan stress pada mahasiswa  yang berada dalam
fase quarter life crisis. Sampel pada penelitian ialah mahasiswa akhir Fakultas Kedokteran Universitas lambung mangkurat
sebanyak 125 orang mahasiswa dengan  teknik  pengambilan  sampel menggunakan purposive sampling. Metode
pengambilan data menggunakan skala efikasi diri dan skala stress sedangkan pemilihan sampel mengunakan alat ukur
quarter life crisis oleh Hassler (2009). Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi product moment pearson
dari  Karl  Pearson.  Hasil  penelitian menunjukkan bahwa  terdapat hubungan efikasi diri dan stress pada mahasiswa yang
berada dalam fase quarter  life crisis berkorelasi . Nilai korelasi menunjukkan arah hubungan kedua variabel ialah negatif,
yang berarti semakin tinggi efikasi diri maka semakin rendah stress pada mahasiswa  yang  berada dalam fase quarter life 
crisis, dan sebaliknya semakin rendah efikasi diri maka semakin tinggi stress  pada  mahasiswa  yang  berada dalam fase
quarter life crisis.

FULL TEXT:
PDF

REFERENCES

Azwar, S. (2015). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Anward & Shadiqi. (2015). Buku Praktikum Statitical Package for The Social Sciences (SPSS) Semseter Ganjil.
Banjarbaru Kalimantan Selatan : Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.

Azzahra, H.R. (2018). Peran Efikasi Diri, Stres, Strategi Koping, dan Prokrastinasi Akademik terhadap Prestasi akademik
Mahasiswa PPKU IPB. Diakses pada tanggal 3 april 2019
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/94855/1/I18hra.pdf

Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Amir, H. (2016). Korelasi Pengaruh Faktor Efikasi Diri Dan Manajemen Diri Terhadap Motivasi Berprestasi Pada
Mahasiswa Pendidikan Kimia Unversitas Bengkulu. Journal Manajer Pendidikan.Vol 10.(4)

Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The exercise of control. New York. W.H

Baron, R.A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial. Jilid I Edisi Kesepuluh (terjemahan Djuwita, R). Jakarta: Erlangga

Black, A. (2010). "Halfway Between Somewhere And Nothing:" An Exploration Of The Quarter-Life Crisis And Life
Satisfaction Among Graduate Students”. Master Of Education, University Of Arkanas. Proquest Dissertations And
Theses.

Gunarsa, S. D, & Gunarsa, Y. S. D. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hardjana, Agus M (2002). Komunikasi intrapersonal & Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Hawari, D. (2001). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Hapke, C. (2017). How To Apply Emotionally Focused Couple Therapy Experiencing A Quarter life crisis. Dissertation
Presented To The Faculty Of The California School Of Professional Psychology Alliant International University. Diakses
Pada Tanggal 28 Mei 2019. Https://Search.Proquest.Com/Openview

Hurlock, E.B., (1980) Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Gramedia.

Ismanda, S. N. (2013). Analisis Aktivitas Rekreasi Terhadap Penurunan Tingkat Stres Mahasiswa Ilmu Keolahragaan.
Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Ismiati. (2015). Problematika Dan Coping Stress Mahasiswa Dalam Menyusun Skripsi. Jurnal Al-Bayan. Vol. 21 (2)

Kreitner. R, Kinicki. A, & Cole. N (2007). Organizational Behavior 7th Edition. Mc- Graw Hill

Lerik, M. & Johana. E (2004). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Depresi di antara Mahasiswa .Tesis. (Tidak Diterbitkan).
Yogyakara: Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Lestari, V P. (2018). Hubungan Efikasi Diri dan Kontrol Diri Prokrasinasi Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya. Diakses pada tanggal 4 april 2019

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/character/article/download/25920/23755

Rafikasari,M.W. (2015). Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Strategi Coping Pada Mahasiswa Yang Menyusun Skripsi.
Diakses pada tanggal 4 april 2019 http://ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/

Rufaida, A & Prihatsanti. (2017). Hubungan Efikasi Diri Akademik dengan Student Engadgement Pada Mahasiswa FSM
UNDIP yang Bekerja Paruh Waktu. Diakses pada tanggal 3 april 2019 dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php

Nadirawati, R. (2018). Hubungan Efikasi Diri Dengan Stres Akademik Pada Mahasiswa Baru Fakultas Keperawatan
Universitas Jember. Diakses pada tanggal 3 april 2019 https://library.unej.ac.id/index.

Nash, R.J & Murray, M.C., (2010). Helping College Students Find Purpose: The Campus Guide to Meaning-Making. San
Fransisco : Jossey Bass.

Nicole E. R& Carolyn J. M. (2011). Does Quarter life crisis Exist ? .The Journal Of Genetic Psychology, Vol 172 (2)
Https://Www.Tandfonline.Com/Doi/Full

Priyatno, D. (2010). Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom

Putro, K.Z (2017). Memahami Ciri Dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agam. Vol 17 (1).
Diakses Pada Tanggal 28 Mei 2019. Http://Ejournal.Uin Suka.Ac.Id/Pusat/Aplikasia/Article/View/1362

Rusdi, R. (2015). Hubungan Antara Efikasi Diri Dan Manajemen Waktu Terhadap Stres Mahasiswa Farmasi Semester Iv
Universitas Mulawarman. Ejournal Psikologi. 1(4) Diakses Pada Tanggal 28 Mei 2019

Http://Ejournal.Psikologi.Fisip- Unmul.Ac.Id/Site

Rizqillah, K (2018). Hubungan Antaraefikasi diri Dengan Stres Dalam Mengerjakan Skripsi Pada Mahasiswa Di
Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia.

Diakses Pada Tanggal 28 Mei 2019. Http://Repository.Upi.Edu/34986/

Robbins, A., Wilner, A. (2001). Quarterlife Crisis : The Unique Challenges of Life in Your Twenties. New York : Tarcher
Penguin
Sari, S.Y. (2017). Tinjauan Perkembangan Psikologi Manusia Pada Usia Kanak-Kanak Remaja. Primary Educational
Jounal Pej, Vol 1 (1), 48.

Diakses Pada Tanggal 28 Mei 2019. Http://Pej.Ftk.Uinjambi.Ac.Id/Index.Php

Stapleton, A. (2012.) Coaching Clien Through The Quarter life crisis. International Journal Of Evidence Based Coaching
And Mentoring. 1,

Diakses Pada Tanggal 28 Mei 2019. Http://Ijebcm.Brookes.Ac.Uk/Documents/Spec ial06-Paper-10.Pdf

Santrock J.W. (2003). Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Sarafino, E.P. (2002). “Health Psychology: Biopsychosocial Interactions”, Fourth Edition. New Jersey: HN Wiley.Sarwono,
SW. 1997. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Balai Pustaka. Jakarta: Balai Pustaka, 1997

Siswoyo, D. (2013). Pendidikan untuk kecerahan dan kemandirian bangsa. Yogyakarta: Ash- Shaff

Launspach, T., Deijil. M, Spiering. M., a(2016). Choice Overload And The Quarterlife Phase : Do Higher Educated
Quarterlifers Experience More Stress?. Journal of psychological and educational research. Vol 24. (2)

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Wulandari, D., Yulianeu, Y., Warso M.M. (2017) Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Stres Kerja Melalui Efikasi
Diri. Journal of manajement.

DOI: https://doi.org/10.20527/jk.v3i1.1569

REFBACKS
quarter-life crisis merupakan krisis emosional pada masa transisi dari remaja menuju dewasa dan dunia perkuliahan
menuju dunia nyata yang diakibatkan oleh ketidakpastian masa depan. Periode krisis ini akan terasa sangat sulit, terutama
bagi individu yang memiliki kecenderungan trait kepribadian neuroticism, sehingga diperlukan solusi agar individu
tersebut mampu menghadapi krisis dengan baik. Peneliti berasumsi bahwa harapan dapat menjadi solusi yang berperan
sebagai kontrol diri, keberhargaan diri, penentuan perilaku dan pemecahan masalah saat menghadapi quarter-life crisis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh trait kepribadian neuroticism terhadap quarter-life crisis
dimediasi oleh harapan pada mahasiswa tingkat akhir Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
angkatan 2016 yang berjumlah 2.981 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan
ketentuan pengambilan sampel 10% hingga 15% dari populasi sehingga diperoleh 321 mahasiswa sebagai sampel. Alat
ukur yang digunakan ada tiga skala yaitu ADHS 7 aitem, NEO-FFI 12 aitem dan skala quarter-life crisis 14 aitem. Analisis
data menggunakan uji f-hayes dilengkapi dengan uji koefisien determinasi dengan bantuan softwer process v3 for SPSS
dan IBM SPSS 23.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa akhir berada pada quarter-life crisis sedang yang mana
perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, trait kepribadian neuroticism berada pada kategori sedang namun tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan, dan harapan pada kategori tinggi dengan laki-laki
lebih tinggi daripada perempuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa trait kepribadian neuroticism berpengaruh negatif
signifikan terhadap harapan (R Square= 0.934, p<0.05, koef. -0.1068). Harapan berpengaruh negatif signifikan terhadap
quarter-life crisis (R Square= 0.100, p<0.05, koef. -0.0384). Trait kepribadian neuroticism berpengaruh positif signifikan
terhadap quarter-life crisis (R Square= 0.412, p<0.05, koef. 0.5897). Kemudian harapan terbukti memediasi secara parsial
pengaruh trait kepribadian neuroticism terhadap quarter-life crisis dengan nilai efek tidak langsung tidak standar sebesar
0.0410 pada interval kepercayaan 95%.

Item Type: Thesis (Undergraduate)

Supervisor: Solichatun, Yulia

‫( رجاء‬hope) ;‫( السمة‬trait) ‫( الشخصية العصابية‬neuroticism) ; ‫( ربع أزمة الحياة‬quarter-life crisis); personality trait
Keywords:
neuroticism; quarter-life crisis; hope; trait kepribadian neuroticism; quarter-life crisis; harapan

17 PSYCHOLOGY AND COGNITIVE SCIENCES > 1701 Psychology > 170106 Health, Clinical and
Subjects:
Counselling Psychology

Departement: Fakultas Psikologi > Jurusan Psikologi

Depositing User: Aulia Rahma Sumartha

Date Deposited: 18 Aug 2020 14:48

Last Modified: 18 Aug 2020 14:48

URI: http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/19370

Studi pendahuluan yang penulis lakukan terhadap 5 mahasiswa yang yang ada di Kota Semarang
mendapatkan hasil mengenai perasaan dan pengalaman ketika mengerjakan skripsi. Mereka
sepakat telah melakukan penundaan terhadap skripsi dengan perasaan yang muncul berupa rasa
cemas, takut, dan panik. Perasaan-perasaan ini diakibatkan karena banyaknya tuntutan dari diri
sendiri, orang tua, dan keluarga besar mengenai masa depan mereka setelah lulus dari
perkuliahan. Faktor lain berupa kesenjangan antara kinerja-kinerja actual yang melenceng dari
rencana kerja. Hal ini diakibatkan karena terlalu banyak berfikir mengenai langkah mana yang
harus diambilpertama kali, ini mengakibatkan individu sering melakukan penundaan skripsi.
Munculnya perasaan malas, dan hubungan interpersonal juga menjadi pemicu mahasiswa
melakukan penundaan ini. Hasil penelitian oleh Mutiara (2018) menunjukkan 89% mahasiswa
mengalami quarterlife crisis.

Habibie, Syakarofath, dan Anwar (2019) dalam penelitan mereka menemukan bahwa mahasiswa
sejumlah 54,86 % laki-laki dan 54,63% perempuan mengalami quarter-life crisis.

Manusia merupakan mahluk peralihan dimana pada setiap proses perkembangan memiliki
tantangan tersendiri dalm kehidupan. Ketika berada pada masa remaja akhir maka manusia akan
mengalami peralihan ke fase dewasa atau lebih tepatnya dewasa awal. Dewasa awal disebut
dengan Quarter Life Crisis. Masa ini berada usia 20-30 tahun (Santrock, 2012) Masa Quarter
Life Crisis memiliki tantangan kehidupan yang cukup dimana emosi menjadi dan berfikir
menjadi sesuatu yang kompleks. Robbins dan Wilner (2001) menjelaskan penyebab adanya

Quarter Lif Crisis karena perubahan dalam hidup dari suatu masa remaja kepada masa dewasa
yang menyebabkan ketidakstabilan dan terlalu banyak pilihan sehingga merasa tidak berdaya dan
panik (Duara, dkk. 2018).

Mahasiswa merupakan yang termasuk terkena dampak Quarter Life Crisis karena berada usia
dewasa awal. Definisi mengenai mahasiswa yang berada di dewasa awal yakni mulai berani
melakukan kehidupan dirinya sendiri baik dari kemandiran secara keuangan maupun belajar
kehidupan sendiri ataupun intelektualnya (Aisyah, 2013).

Permasalahan mahasiswa juga dialami oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang mengalami hal yang sama yakni Quarter Life Crisis
meskipun sudah mempelajari tentang kehidupan manusia pada saat pembelajaran kuliah.
Masalah yang terjadi yakni tentang pertanyaan seputar kehidupan setelah lulus kuliah, setelah
kuliah akan kemana, apakah nanti akan pekerjaan, nanti sekolah lagi atau nikah dan lain
sebagainya (Observasi, 2019) Penelitian yang dilakukan di negara prancis bahwa terdapat
masalah pada masa Quarter Life Crisis yakni mengenai responden siswa SMA sebanyak 23,
lulusan perguran tinggi yang sudah Bekerja sebanyak 117, Sarjana sebanyak 75 dan Lulusan
SMA sebanyak 57 hasilnya responden mengalami permasalah di dewasa awal atau Quarter Life
Crisis paling banyak ada pada lulusan SMA yang langsung bekerja (Rossi dan Mebert, 2001).

Ketika berada pada masalah dewasa atau masa transisi yang terjadi mahasiswa harus yakin akan
melewati masa ini dengan baik. Bandura menjelaskan bahwa Self Efficacy dapat meberikan
seseorang keyakinan diri dalam menjalankan kehidupan serta memberikan motivasi kepada
dirinya sendiri (Bandura, 1997).

Bimbingan karir di perguruan tinggi merupakan salah satu poin penting yang menjadi kriteria penilain
akreditasi perguruan tinggi seperti masa tunggu, lama studi dan nilai studi, poin ini tertuang di bagian
standart tiga tentang mahasiswa dan lulusan, jenis layanan pada mahasiswa, yang salah satunya adalah
bimbingan karir. Di samping itu setiap perguruan tinggi idealnya memang harus memiliki pusat informasi
karir atau carier centre bagi mahasiswa. Sehingga mahasiswa bisa mengakses informasi sistem
kebutuhan, kompetensi yang harus dipersiapkan dan dibutuhkan oleh bidang pekerjaan, dan
mendapatkan bimbingan terkait pilihan dan keputusan yang akan diambil setelah lulus atau setelah
menyelesaikan studi.2 Bimbingan karir merupakan bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi
dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan atau profesi tertentu serta membekali diri
supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari
lapangan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan
pendekatan terhadap individu, agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami
dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan dengan bentuk kehidupan yang
diharapkan untuk

Anda mungkin juga menyukai