Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL BISNIS

ABC DEVELOPER

1. PENDAHULUAN
Rumah merupakan sebuah kebutuhan pokok bagi manusia oleh karenanya hal tersebut
akan menjadi sebuah hal yang menarik bagi para produsen dan pengembang rumah (developer)
untuk menawarkan sebuah produk rumah kepada para masyarakat. Kebutuhan akan rumah
selalu bertumbuh pada setiap tahunnya, dikarenakan permintaan yang selalu konstan terjaga
sehingga itu menyebabkan harga rumah menjadi mengikuti apa yang disebutkan dalam hukum
ekonomi ketika permintaan naik sedangkan penawaran tetap atau turun maka harga akan
mengalami kenaikan dan itulah yang terjadi pada wilayah kota-kota besar dimana harga rumah
terus mengalami kenaikan dikarenakan permintaan yang cukup tinggi akan kebutuhan pokok
tersebut.
Melihat dari itulah kemudian, kami tertarik untuk membuat sebuah hunian perumahan
yang terjangkau dan layak untuk memenuhi kebutuhan hal tersebut. Hunian dengan harga yang
dapat dipenuhi oleh mayoritas kalangan dengan penghasilan di bawah UMR (Masyarakat
Berpenghasilan Rendah – MBR) maupun Non-MBR. Dimana menurut Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 552/KPTS/M/2016 tentang Batasan
Penghasilan Kelompok Sasaran KPR Bersubsidi, Batasan Harga Jual Rumah Sejahtera Tapak
dan Satuan Rumah Sejahtera Susun, serta Besaran Subsidi Bantuan Uang Muka Perumahan
adalah Rp. 4.000.000,-/bulan.
Mengingat terbatasnya daya beli perumahan bagi kalangan MBR itu kemudian harus
Oleh karenanya harga yang coba perlu dipertimbangkan oleh pengembang rumah MBR adalah
harga produk yang ditawarkan dalam hal ini adalah adalah rumah haruslah terjangkau. Karena
apabila harga yang ditawarkan melebihi kemampuan daya beli dari masyarakat yang menjadi
target pasar akan menyebabkan produk tidak diminati oleh target pasar yang dituju. Dan yang
menjadi perhatian lagi adalah akses yang terjangkau bagi target pasar yang dituju haruslah
menjadi syarat yang cukup mutlak ada dikarenakan akses merupakan nilai tambah yang
menjadikan produk yang ditawarkan bisa menjadi terpersepsikan murah jika hal tersebut bisa
ditawarkan pada produk yang dijual. Dua hal tersebut yang kami coba tawarkan kepada target
pasar kami agar produk menjadi acceptable oleh pasar tujuan.
Dalam proses produksi, kami akan menggunakan sistem perencanaan produksi dengan
mengedepankan sistem Make To Order dimana kami akan menawarkan sebuah rumah contoh
kepada konsumen setelah konsumen memesan atau membeli rumah dan melengkapi segala
bentuk administrasi baru kemudian setelah itu ada proses pembuatan rumah tersebut. Hal ini
merupakan sistem produksi yang cocok diterapkan pada usaha kami dikarenakan bisa
meminimalisir modal yang dibutuhkan dibandingkan dengan sistem produksi Make To Stock
karena harus membuat sebuah rumah walaupun tidak ada pembelian rumah oleh calon
konsumen.
2. RENCANA PEMASARAN
Proses pemasaran merupakan ujung tombak bagi penjualan karena pada proses inilah
dimana produsen coba memperkenalkan sekaligus menawarkan produk yang coba dijual
kepada calon konsumen. Ada berbagai macam cara yang dapat digunakan untuk
memperkenalkan produk kepada calon konsumen. Tetapi yang coba kami terapkan ke dalam
komunikasi pemasaran produk kami antara lain adalah;
a. Promosi
Pada program ini kami akan coba menawarkan program penjualan dengan disertai
pemberian insentif langsung kepada produk yang dijual. Program tersebut antara lain
terdiri dari:
 Pemberian diskon pada waktu-waktu tertentu. Adapun waktu yang telah ditetapkan
adalah pada:
- Periode Januari – Februari untuk awal tahun
- Bulan Agustus dipilih pada tengah tahun dikarenakan adanya hari kemerdekaan
RI.
- Periode November – Desember dipilih pada akhir tahun sebagai program akhir
tahun.
 Pemberian cash back kepada konsumen yang berhasil mengajak konsumen lain
untuk membeli produk
b. Iklan
Program ini kami jalankan bertujuan untuk memperkenalkan produk yang ditawarkan
kepada konsumen, hal tersebut dirasa sangatlah penting karena calon konsumen
mungkin tidak mengetahui secara detail produk dan spesifikasi yang ditawarkan. Proses
iklan yang kami jalankan antara lain:
 Penggunaan media cetak dan media massa untuk meningkatkan informasi dan
kesadaran bagi calon konsumen (awareness). Hal ini dilakukan karena jangkauan
yang masif dan luas berguna agar memberikan informasi kepada calon konsumen
pada berbagai wilayah.
 Penggunaan media sosial untuk menjangkau target pasar yang telah dituju. Program
ini dilakukan karena adanya perubahan
 Penggunaan teknologi informasi untuk menghadirkan Augmented Reality
(visualiasai interaktif) untuk membawa calon konsumen merasakan secara langsung
seperti apa produk yang coba dihadirkan. Hal ini berguna bagi calon konsumen
yang mungkin tidak dapat secara langsung melihat rumah contoh ataupun
dikarenakan tidak adanya rumah contoh karena sistem yang digunakan adalah make
to order.
c. Acara Khusus
 Program ini dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan pameran (exihibition) yang
diadakan oleh organisasi terkait dengan perumahan. Dalam 1 (satu) tahun,
ditargetkan 2 (dua) kali mengikuti kegiatan pameran untuk menawarkan produk
yang ada kepada calon konsumen.
d. Penjualan langsung
 Program ini merupakan penawaran secara langsung yang kami lakukan kepada
calon konsumen. Penjualan langsung ini dilakukan dengan berbagai cara antara
lain; email marketing, telemarketing, sms blast.,dsb
3. BMC
BMC (Business Model Canvass) merupakan gambaran sederhana dari aktivitas
strategis yang berupa framework (kerangka kerja) dan menjadi dasar untuk dilakukan
perbaikan maupun pengembangan kedepannya. Hal itu berguna ketika BMC sudah tergambar
agar bisa dipetakan kegiatan yang perlu ditambahkan maupun dikurangi.
Setelah mengadakan observasi dan membuat list terkait aktivitas-aktivitas yang ada,
berikut ini adalah gambaran BMC yang telah dibuat terkait dengan aktivitas pada operasional
usaha kami. Penambahan maupun pengurangan pada poin-poin merupakan sebuah keniscayaan
kedepannya dan menyesuaikan dengan strategi yang akan diambil sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada.
4. ANALISA SWOT
Analisa SWOT sebuah metode perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi
Strength, Weakness, Opportunities, dan Treath dalam suatu proyek atau bisnis usaha. Hal ini
melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor-faktor
internal dan eksternal yang baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan itu. Matriks
SWOT juga merupakan alat formulasi pengambilan keputusan untuk menentukan strategi yang
ditempuh berdasarkan logika untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman perusahaan.
Berikut ini adalah gambaran faktor internal maupun eksternal dari lingkungan bisnis yang
sudah kami petakan untuk kemudian dapat menggambarkan matrik TOWS 4K positioning
bisnis yang kami jalankan.

Keterangan
FAKTOR INTERNAL
Matriks
S Tim yang solid S-A
S Relasi dengan pemerintah S-B
S Punya lahan tanah untuk pengembangan perumahan S-C
W Modal keuangan yang tidak besar W-A
W Legalitas perizinan W-B

Keterangan
FAKTOR EKSTERNAL
Matriks
O Pangsa pasar yang masih banyak dan luas pada berbagai wilayah O-A
O Dukungan pemerintah O-B
Peningkatan pengguna media sosial memudahkan untuk melakukan
O O-C
pemasaran kepada calon konsumen
T Pelemahan daya beli calon konsumen T-A
T Persaingan dengan kompetitor T-B

INTERNAL FACTOR Bobot Rating Nilai


1. STRENGTH (KEKUATAN)
A Tim yang solid 0,2 1 0,2
B Relasi dengan pemerintah 0,2 3 0,6
C Punya lahan tanah untuk pengembangan perumahan 0,2 3 0,6
Sub Total Nilai Kekuatan 1,4
2. WEAKNESS (KELEMAHAN)
A Modal keuangan yang tidak besar 0,2 5 1
B Legalitas perizinan 0,2 5 1
Sub Total Nilai Kelemahan 1,00 2
NILAI IFAS (INTERNAL FACTOR ANALYSIS) S–W (0,4)

EXTERNAL FACTOR Bobot Rating Nilai


3. OPPORTUNITIES (PELUANG)
A Pangsa pasar yang masih banyak dan luas pada 0,2 3 0,6
berbagai wilayah
B Dukungan pemerintah 0,2 3 0,6
C Peningkatan pengguna media sosial memudahkan 0,2 3 0,6
untuk melakukan pemasaran kepada calon konsumen
Sub Total Nilai Peluang 1,8
4. THREATS (ANCAMAN)
A Pelemahan daya beli calon konsumen 0,2 2 0,4
B Persaingan dengan kompetitor 0,2 2 0,4
Sub Total Nilai Ancaman 1,00 0,8
NILAI EFAS (EKSTERNAL FACTOR ANALYSIS) O–T 1

Keterangan;
I, II, IV = Tumbuh dan Kembangkan
III, V, VII = Jaga dan Pertahankan
VI, VIII, IX = Jual dan Divestasi
Berdasarkan hasil perhitungan skor IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan EFAS (External
Factor Analysis Summary) atau yang biasa disebut matriks IE (Internal-External) bisnis ABC
Developer berada pada kuadaran IX yang berarti pada posisi dijual dan Divestasi strategi.
Sedangkan hasil positioning pada matrik TOWS-4K menunjukkan bahwa posisi ABC Developer berada
pada kuadran IV yang menujukkan bahwa strategi yang dijalankan seharusnya adalah berorientasi
diversifikasi. Diversifikasi yang dapat dilakukan oleh usaha ABC adalah;
Diversifikasi Konsentris dan Vertikal. Diversifikasi konsentris artinya ABC Developer bisa menambah
lini produk baru yang masih berkaitan dengan usaha utama. Sedangkan diversifikasi vertical artinya
penambahan lini produk baru yang saling melengkapi untuk menambah pemasukan (income), contoh
paling sederhana adalah perusahaan bisa membuka jasa design arsitektur untuk perusahaan lain.

Anda mungkin juga menyukai