Anda di halaman 1dari 3

Tugas Pertemuan 2 Manajemen Laktasi

Nama : Nesya Tirtarisanti

NPM : 225159004

Prodi/Kelas : Sarjana Terapan Kebidanan / Ex-STRKeb 5

Mata kuliah : Manajemen Laktasi

1. Kebetulan saat ini saya belum bekerja, tetapi selama pendidikan D3 kemarin,
saya sudah mendapatkan pengalaman praktik di beberapa Rumah sakit dan
Puskesmas yang ada di Pulau Lombok. Terakhir di tahun 2021 kemarin saya
mendapat pengalaman praktik di Puskesmas Narmada, Lombok Barat dan
RSUD Kota Mataram. Di puskesmas Narmada, saya praktik di ruang KIA
juga ruang bersalin. Sedangkan saat di RSUD Kota Mataram, saya praktik di
Poli Kandungan, Ruang Nifas, IGD PONEK, dan Ruang Nicu.
2. Saat saya praktik di Puskesmas Narmada tahun lalu, upaya-upaya yang saya
lakukan dalam mensukseskan menyusui dan melindungi proses menyusui
adalah :
a. Mengikuti program Puskesmas yaitu kelas Ibu Hamil. Dimana saat kelas
ibu hamil, peserta yang datang yaitu ibu hamil yang ada di daerah
setempat. Dalam kelas ibu hamil, ibu hamil diajarkan mengenai
kehamilan, persalinan, nifas, menyusui, sampai KB. Kelas ibu hamil
dilakukan dalam beberapa kali pertemuan. Dan di salah satu pertemuan
itu akan membahas dan mengajarkan ibu hamil mengenai pentingnya
ASI Eksklusif juga IMD yang nantinya akan di lakukan saat bersalin.
Petugas yang turun untuk kelas ibu hamil akan dibekali dengan materi-
materi yang matang juga dibantu dengan media seperti leaflet IMD dan
ASI Eksklusif, lembar balik, dan tidak jarang kami mahasiswa praktik
berinisiatif meminjam phantom bayi di laboratorium kampus atau hanya
sekedar membawa boneka saat kelas ibu hamil untuk mendemokan cara
dan posisi menyusui yang baik dan benar. Harapannya dengan kelas ibu
hamil ini, ibu-ibu hamil yang ada dapat bertambah wawasannya juga
persiapannya menjelang persalinan nantinya khususnya dalam
melakukan IMD dan pemberian ASI Eksklusif.
b. Melakukan IMD saat persalinan. Dalam mensukseskan menyusui setelah
langkah awal pemberian informasi mengenai IMD saat kelas ibu hamil,
di proses persalinan lah IMD akan dilakukan. Sebelum dilakukannya
IMD, saat setelah bayi lahir, bayi akan di hangatkan dan dikeringkan
diatas perut ibu, saat itulah bidan atau mahasiswa praktik yang membantu
proses persalinan bertanya kepada ibu mengenai informasi yang
diketahui tentang IMD, setelah itu barulah menjelaskan kembali proses
IMD itu seperti apa sambil meletakkan bayi pada posisi IMD di perut
ibu. Setelah itu ibu dan bayi akan diselimuti dan memasangkan topi pada
bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi. Setelah itu
menginstruksikan kepada ibu untuk tetap terjaga dan memeluk bayinya.
Sementara proses IMD berlangsung, bidan dan kami mahasiswa praktik,
menyelesaikan proses-proses selanjutnya sampai ibu bersih. Dan IMD
dilakukan sampai 1 jam kedepan.
c. Membantu ibu memposisikan bayi dengan benar saat menyusui
khususnya untuk ibu primigavida. Setelah 6 jam persalinan dan ibu
dipindahkan ke ruang nifas, bidan dan kami mahasiswa praktik tetap
mendampingi ibu dalam menyusui khususnya ibu yang memerlukan
bantuan dan memposisikan bayinya ke posisi yang benar saat menyusui.
Kami tidak langsung mengajarkan kepada ibu, melainkan akan melihat
terlebih dahulu bagaimana ibu dalam menyusui bayinya, karena saat
kelas ibu hamil pun kami sudah mendemokan cara dan posisi yang benar
saat menyusui. Jika posisi menyusui ibu sudah benar, maka kita sebagai
bidan memberikan pujian kepada ibu, hal ini juga dapat memotivasi ibu
dalam memberikan ASI pada bayinya. Namun ketika ibu masih salah
cara dan posisi menyusuinya, kita tetap memberikan pujian karena ibu
sudah berusaha, tetapi setelah itu kita memberitahu ibu bahwa posisi nya
masih kurang tepat dan kita membantu ibu dalam memperbaiki cara dan
posisi menyusuinya. Dengan begitu ibu dan bayi akan merasa nyaman.
d. Menjawab segala pertanyaan ibu yang berkaitan dengan menyusui. Tidak
jarang ibu-ibu baru khususnya primigravida banyak menanyakan hal-hal
seputar menyusui. Baik dari segi makanan untuk melancarkan ASI,
sampai ke masalah-masalah dalam proses menyusui. Dengan menjawab
semua pertanyaan ibu, maka wawasan ibu bertambah, juga kecemasan-
kecemasan yang dialami ibu dapat berkurang karena pertanyaan-
pertanyaannya sudah terjawabkan. Menurut saya membantu ibu dalam
memperbaiki cara dan posisi menyusui adalah hal yang susah-susah
gampang untuk dilakukan, dibutuhkan juga kemauan dan semangat ibu
dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Jika ibu sudah memiliki
motivasi, maka kita sebagai bidan pun akan terbantu selama proses
memperbaiki cara dan posisi ibu dalam menyusui.

Anda mungkin juga menyukai