PROGRAM KERJA
RUANG BERSALIN (VK) 2022
RUMAH SAKIT TK. II MOH. RIDWAN MEURAKSA
Kamar bersalin adalah kamar untuk ibu yang sudah dalam kala 1 fase aktif atau
kala 2 persalinan. Pada saat ini seorang ibu hamil berada dalam kondisi yang paling tidak
menyenangkan, karena berada dalam puncak rasa sakitnya. Tidak banyak yang dapat
dilakukan oleh petugas dalam hal konseling manajemen laktasi, karena sulit bagi ibu
untuk diajak berkomunikasi, kecuali tentang hal-hal yang menyangkut proses persalinan.
Meskipun demikian, gambar atau poster tentang cara menyusui yang baik dan benar,
serta menyusui segera sesudah lahir, dapat dipasang di ruangan ini.
Dalam waktu 30 menit setelah lahir, bayi harus segera disusukan. Beberapa
pendapat mengatakan bahwa rangsangan putting susu akan mempercepat lahirnya
plasenta melalui pelepasan oksitosin, yang dapat mengurangi risiko perdarahan
postpartum. Rangsangan putting susu memacu refleks prolaktin dan oksitosin, dua refleks
penting yang dibutuhkan dalam proses menyusui. Meskipun ASI belum keluar,kontak fisik
bayi dengan ibu tetap harus dikerjakan karena memberikan rasa kepuasan psikologis
yang dibutuhkan ibu agar proses menyusui berjalan lancar. Penyusuan dini dikerjakan
pada bayi normal, yaitu bayi lahir dengan nilai Apgar 5 menit di atas 7 dan reflex
mengisap baik. Bayi lahir dengan asfiksia dan bayi dengan cacat bawaan sebaiknya
tidaksegera disusukan kepada ibunya.
Bila ibu mendapat pembiusan umum, misalnya persalinan dengan sectio cesarea,
penyusuan dilakukan segera setelah ibu sadar penuh,misalnya 4-6 jam setelah operasi.
Pada keadaan ini efek pembiusan pada ibu dan bayi telah berkurang, sehingga refleks
mengisap bayi telah timbul kembali. Penyusuan pasca operasi memerlukan pertolongan
petugas untuk membantu ibu memegang bayi, membetulkan posisi ibu, dan sebagainya.
Bayi yang lahir dengan tindakan vakum atau forcep, sering disertai dengan trauma
kepala, sehingga tidak jarang juga mengalami asfiksia. Meskipun demikian penyusuan
dapat segera dimulai dengan bantuan petugas.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Tujuan,.......................................................................................................................... 1
BAB IV EVALUASI
Pencatatan dan Pelaporan...................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya untuk mengatasi penyebab utama kematian ibu dan bayi yang
didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang
timbul selama ini. Dua pertiga dari AKB didominasi oleh AKN, penyebab dari AKN
dinegara berkembang maupun di Indonesia kurang lebih sama. Berdasarkan data
Riskesdas 2007, penyebab AKN terbanyak usia 0-6 hari antara lain gangguan atau
kelainan pernafasan (35,9%), prematuritas (32,4%), sepsis (20%). Ketiga hal
tersebut diatas seharusnya dapat dihindari. Kendala yang dihadapi masih berkisar
antara keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati, sedangkan
kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan (27%), eklampsi (23%), infeksi
(11%) dan abortus (5%), SKRT 2001. Mengingat kematian bayi mempunyai
hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan
perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu ditingkat nasional dan
regional.
B. TUJUAN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu
dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Rumah Sakit Moh. Ridwan Meuraksa
2. Tujuan Khusus
a) Melaksanakan dan mengembangkan standar pelayanan perlindungan
ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna
b) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk
kepedulian terhadap ibu dan bayi
c) Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi
pelayanan ruang bersalin
d) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya
e) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan Pembina teknis
dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, Rawat Gabung dan
pemberian ASI Eksklusif
f) Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
RSSIB.
BAB II
KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN
RUANG BERSALIN
BAB III
SASARAN
Tercatatnya dan terpantaunya semua pasien –pasien hamil ketika antenatal &
dilakukannya tatalaksana yang sesuai dan tepat terhadapa pasien tersebut. Bayi yang
dilahirkannya mendapatkan penanganan yang optimal dan sesuai SOP sehingga
menurunkan angka kematian bayi dan ibu. Dapat menangani pasien-pasien kebidanan
dan ginekologi yang gawat darurat.
A. JADWAL KEGIATAN
Bulan
Rincian Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12
0
Pencatatan jumlah Pasien melahirkan , Bayi
baru lahir.
Penatalaksanaan IMD
Penatalaksanaan ASI Eksklusif & edukasi
Penatalaksanaan metode kangguru pada bayi
BBLR
Pencatatan Jumlah pasien hamil yang gawat
darurat
Pencatatan Pasien yang dirujuk
Pengembangan SDM
Evaluasi
BAB IV
EVALUASI PENCATATAN & PELAPORAN
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
bentuk kegiatan yang ada terkait pembenahan pelayanan pasien kebidanan dan bayi baru
lahir. Laporan yang dibuat oleh anggota Tim PONEK terdiri dari :
- Laporan Harian
Laporan harian dibuat oleh perawat bayi dan perawat dalam tertulis setiap harinya
dan disimpan oleh Tim PONEK
- Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat tim PONEK yang berisi jumlah pasien hamil dan ginekologi
serta jumlah bayi yang ditatalaksana.
Evaluasi akan diadakan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui kendala-kendala apa
saja yang terjadi ketika menjalankan program tersebut.