Anda di halaman 1dari 9

KESEHATAN DAERAH MILITER JAYA/JAYAKARTA

RUMAH SAKIT TK. II MOH. RIDWAN MEURAKSA


Jln. Raya Taman Mini 1 Pinang Ranti Jakarta Timur
Tlp. 021-22819613 Fax. 021-22819935
Email: rumahsakit.ridwan@gmail.com

PROGRAM KERJA
RUANG BERSALIN (VK) 2022
RUMAH SAKIT TK. II MOH. RIDWAN MEURAKSA

Jakarta, Januari 2021


KATA PENGANTAR

Kamar bersalin adalah kamar untuk ibu yang sudah dalam kala 1 fase aktif atau
kala 2 persalinan. Pada saat ini seorang ibu hamil berada dalam kondisi yang paling tidak
menyenangkan, karena berada dalam puncak rasa sakitnya. Tidak banyak yang dapat
dilakukan oleh petugas dalam hal konseling manajemen laktasi, karena sulit bagi ibu
untuk diajak berkomunikasi, kecuali tentang hal-hal yang menyangkut proses persalinan.
Meskipun demikian, gambar atau poster tentang cara menyusui yang baik dan benar,
serta menyusui segera sesudah lahir, dapat dipasang di ruangan ini.
Dalam waktu 30 menit setelah lahir, bayi harus segera disusukan. Beberapa
pendapat mengatakan bahwa rangsangan putting susu akan mempercepat lahirnya
plasenta melalui pelepasan oksitosin, yang dapat mengurangi risiko perdarahan
postpartum. Rangsangan putting susu memacu refleks prolaktin dan oksitosin, dua refleks
penting yang dibutuhkan dalam proses menyusui. Meskipun ASI belum keluar,kontak fisik
bayi dengan ibu tetap harus dikerjakan karena memberikan rasa kepuasan psikologis
yang dibutuhkan ibu agar proses menyusui berjalan lancar. Penyusuan dini dikerjakan
pada bayi normal, yaitu bayi lahir dengan nilai Apgar 5 menit di atas 7 dan reflex
mengisap baik. Bayi lahir dengan asfiksia dan bayi dengan cacat bawaan sebaiknya
tidaksegera disusukan kepada ibunya.
Bila ibu mendapat pembiusan umum, misalnya persalinan dengan sectio cesarea,
penyusuan dilakukan segera setelah ibu sadar penuh,misalnya 4-6 jam setelah operasi.
Pada keadaan ini efek pembiusan pada ibu dan bayi telah berkurang, sehingga refleks
mengisap bayi telah timbul kembali. Penyusuan pasca operasi memerlukan pertolongan
petugas untuk membantu ibu memegang bayi, membetulkan posisi ibu, dan sebagainya.
Bayi yang lahir dengan tindakan vakum atau forcep, sering disertai dengan trauma
kepala, sehingga tidak jarang juga mengalami asfiksia. Meskipun demikian penyusuan
dapat segera dimulai dengan bantuan petugas.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Tujuan,.......................................................................................................................... 1

BAB II KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN POKOK


A. Tabel Kegiatan PONEK..................................................................................................2
B. Cara Melaksanakan Kegiatan........................................................................................3

BAB III SASARAN


A. Jadwal Kegiatan............................................................................................................. 5

BAB IV EVALUASI
Pencatatan dan Pelaporan...................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Upaya untuk mengatasi penyebab utama kematian ibu dan bayi yang
didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang
timbul selama ini. Dua pertiga dari AKB didominasi oleh AKN, penyebab dari AKN
dinegara berkembang maupun di Indonesia kurang lebih sama. Berdasarkan data
Riskesdas 2007, penyebab AKN terbanyak usia 0-6 hari antara lain gangguan atau
kelainan pernafasan (35,9%), prematuritas (32,4%), sepsis (20%). Ketiga hal
tersebut diatas seharusnya dapat dihindari. Kendala yang dihadapi masih berkisar
antara keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati, sedangkan
kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan (27%), eklampsi (23%), infeksi
(11%) dan abortus (5%), SKRT 2001. Mengingat kematian bayi mempunyai
hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan
perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu ditingkat nasional dan
regional.

B. TUJUAN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu
dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Rumah Sakit Moh. Ridwan Meuraksa
2. Tujuan Khusus
a) Melaksanakan dan mengembangkan standar pelayanan perlindungan
ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna
b) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk
kepedulian terhadap ibu dan bayi
c) Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi
pelayanan ruang bersalin
d) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya
e) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan Pembina teknis
dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, Rawat Gabung dan
pemberian ASI Eksklusif
f) Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
RSSIB.

BAB II
KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN
RUANG BERSALIN

A. TABEL KEGIATAN RUANG BERSALIN


No. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Mengembangkan  Jika terdapat keadaan gawat darurat ketika
perlindungan persalinan, dokter Sp.Og yang terjadwal dalam
terhadap Ibu dan Bayi PONEK akan dipanggil On Call untuk
membantu penanganan persalinan tersebut.
 Dikembangkannya SPO yang ada sehingga
sesuai standar terbaru
 Ketika terdeteksi bayi yang didalam kandungan
fetal distress, maka penolong bayi di dampingi
oleh dokter spesialis anak.
2. Menatalaksanakan  Ketika bayi lahir secara spontan ataupun secara
IMD SC, maka akan dilakukan IMD oleh bidan yang
menolong.
3. Menatalaksanakan  Bayi yang sudah dilahirkan akan berada satu
Rawat Gabung & Asi kamar dengan ibu nya sehingga ibu bisa
Eksklusif melakukan ASI Eksklusif.
 Ruangan Bayi akan dialihkan untuk bayi-bayi
yang sakit.
 Ruangan Rawat Gabung hanya boleh
didatangin saat jam berkunjung, dan
didalamnya hanya satu orang yang menemani
ibu yang melahirkan yaitu ibu kandung atau
suami.
 Memberikan Edukasi kepada ibu “pentingnya
ASI Eksklusif”. Dan di ajarkan bagaimana
memberikan ASI yang benar. Disertai dengan
pemberian leaflet kepada keluarga.
 Ditempelkan di dinding mengenai fungsi ASI
Eksklusif, Bagaimana Cara Memberikan ASI
yang benar.
4. Bayi-bayi yang  Akan di catat bayi yang beratnya kurang dari
kurang dari 2500 gr 2500 g
akan dirawat dengan  Jika bayi yang kurang dari 2500 gr tidak ada
metode kangguru keluhan, maka akan dirawat gabung dengan ibu
 Akan diajarkan kepada ibu bagaimana cara
metode kangguru tersebut.
 Jika bayi yang sakit, maka akan dirawat di
ruang bayi dengan tetap diberikan ASI eksklusif
kepada bayi tersebut.
5. Membuat rujukan Jika bayi yang baru lahir mengalami gangguan
untuk bayi-bayi sakit pernafasan, maka bayi tersebut akan di rujuk ke RS
Rujukan.
6. Pengembangan SDM  Nota dinas pelathan PONEK
PONEK  Pengajuan dana dan dukungan dari dir. RS

B. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Pasien yaitu ibu hamil, pertama kali masuk ke rumah sakit melalui 2 jalan,
yaitu melalui pendaftaran ke poli kebidanan dan kandungan apabila tidak ada
keluhan kegawat daruratan atau melalui instalasi gawat darurat (IGD) bila disertai
dengan keluhan kegawat daruratan. Keluhan kegawatdaruratan ini seperti ketuban
pecah dini, partus tidak maju dll.

Di poli kebidanan dan kandungan, ibu hamil dapat memeriksakan kondisi


kandungannya dan berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kebidanan dan
kandungan dan merencanakan proses terbaik untuk melahirkan bayinya baik
berupa partus spontan maupun melalui tindakan operasi Caesar. Apabila sudah
tiba saatnya untuk melahirkan, pasien akan dibawa ke ruang VK untuk observasi
lebih lanjut. Begitu pula halnya bila pasien masuk melalui IGD, pasien akan dibawa
ke ruang VK untuk observasi lebih lanjut.
Di ruangan VK, ibu hamil akan diobservasi hingga saatnya melahirkan.
Apabila ibu hamil setelah diobservasi di VK dan ditemukan adanya penyulit dan
memerlukan tindakan operasi, maka ibu hamil akan dibawa ke ruangan OK untuk
dilakukan tindakan operasi. Bila tidak ada penyulit, maka ibu hamil akan melahirkan
di ruangan VK dan setelah melahirkan akan dibawa ke ruang pemulihan sebelum
dirawat di ruang rawat inap sedangkan bayinya, setelah mendapatkan inisiasi
menyusu dini (IMD) dari ibunya, akan dibawa ke ruang perinatologi untuk observasi
lebih lanjut.
Apabila ditemukan penyulit-penyulit yang membahayakan kondisi ibu dan
bayi, maka ibu hamil dapat dibawa ke ruang ICU untuk observasi yang lebih ketat.
Penyulit ini contohnya apabila ibu hamil disertai hipertensi dalam kehamilan seperti
preeklampsia ataupun eklampsia.
Setelah melahirkan dan kondisi ibu dalam keadaan baik, maka bayi akan
dibawa kepada ibunya agar segera mendapatkan ASI secara eksklusif. Hal ini
dilakukan sesegera mungkin dan sesering mungkin untuk memicu produksi ASI
dari ibu dan juga agar bayi dapat merasakan kehangatan dari ibu sehingga dapat
meningkatkan daya tahan bayi.
Bayi-bayi yang sehat akan segera dipertemukan dengan ibu sedangkan
bayi-bayi yang kurang bugar akan tetap diobservasi di ruang perinatologi dan
dirawat dalam inkubator serta dikonsulkan ke dokter spesialis anak untuk
mendapatkan penanganan yang lebih baik.
Untuk pengembangan SDM pihak pokja PONEK akan mengajukan
dukungan kemanagement RS untuk personil pendukung PONEK berupa materiil
dalam pelaksanaan pelatihan PONEK baik diluar maupun didalan RS.

BAB III
SASARAN
Tercatatnya dan terpantaunya semua pasien –pasien hamil ketika antenatal &
dilakukannya tatalaksana yang sesuai dan tepat terhadapa pasien tersebut. Bayi yang
dilahirkannya mendapatkan penanganan yang optimal dan sesuai SOP sehingga
menurunkan angka kematian bayi dan ibu. Dapat menangani pasien-pasien kebidanan
dan ginekologi yang gawat darurat.

A. JADWAL KEGIATAN
Bulan
Rincian Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12
0
Pencatatan jumlah Pasien melahirkan , Bayi
baru lahir.
Penatalaksanaan IMD
Penatalaksanaan ASI Eksklusif & edukasi
Penatalaksanaan metode kangguru pada bayi
BBLR
Pencatatan Jumlah pasien hamil yang gawat
darurat
Pencatatan Pasien yang dirujuk
Pengembangan SDM
Evaluasi

BAB IV
EVALUASI PENCATATAN & PELAPORAN

Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
bentuk kegiatan yang ada terkait pembenahan pelayanan pasien kebidanan dan bayi baru
lahir. Laporan yang dibuat oleh anggota Tim PONEK terdiri dari :
- Laporan Harian
Laporan harian dibuat oleh perawat bayi dan perawat dalam tertulis setiap harinya
dan disimpan oleh Tim PONEK
- Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat tim PONEK yang berisi jumlah pasien hamil dan ginekologi
serta jumlah bayi yang ditatalaksana.
Evaluasi akan diadakan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui kendala-kendala apa
saja yang terjadi ketika menjalankan program tersebut.

KETUA TIM PONEK

Dr. Rifardi Rifiar Sp.OG


Letkol Ckm. NRP 11990001080769

Anda mungkin juga menyukai