Anda di halaman 1dari 33

KESEHATAN DAERAH MILITER JAYA/JAYAKARTA

RUMAH SAKIT TK. II MOH RIDWAN MEURAKSA


Jl. Raya Taman Mini I, Kel. Pinang Ranti, Jakarta Timur
Telp. (021) 2281 9613, Fax. (021) 2963 5188
Email : rumahsakit.ridwan@gmail.com

PEDOMAN
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF 24 JAM
RUMAH SAKIT TK. II MOH. RIDWAN MEURAKSA

Jakarta, Juli 2022


2

KESEHATAN DAERAH MILITER JAYA/JAYAKARTA


RUMAH SAKIT TK. II MOH. RIDWAN MEURAKSA
Jln. Raya Taman Mini 1 Pinang Ranti Jakarta Timur
Tlp. 021-22819613 Fax. 021-22819935
Email: rumahsakit.ridwan@gmail.com

PEDOMAN
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI
KOMPREHENSIF 24 JAM

RUMAH SAKIT TK. II MOH. RIDWAN MEURAKSA

Jakarta, Januari 2018


3

KESEHATAN DAERAH MILITER JAYA/ JAYAKARTA


RUMAH SAKIT TK II MOH. RIDWAN MEURAKSA

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK II MOH. RIDWAN MEURAKSA


NOMOR: Kep / 75B / I / 2018

TENTANG

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI


KOMPREHENSIF (PONEK) 24 JAM DI RUMAH SAKIT TK II MOH. RIDWAN MEURAKSA

KEPALA RUMAH SAKIT TK II MOH. RIDWAN MEURAKSA

Menimbang :
a. Bahwa dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) perlu diambil langkah kebijakan yang dilaksanakan melalui
penyelenggaraan program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit
b. Bahwa agar pelaksanaan program sebagaimana dimaksud huruf a. dapat berjalan
secara berdaya guna dan berhasil guna, perlu disusun panduan pelaksanaan yang
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1992 nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)
sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4844)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Nomor 49 Tahun 1996, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
4

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Nomor 82 Tahun 2007, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4737);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4741);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b/ Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit
sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
145/Menkes/Per/II/1998;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/ Menkes/Per/XII/2005 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 1295/Menkes/Per/XII/2007;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/ Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Kesatu :MEMBERLAKUKAN PEDOMAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL
EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK) 24 DI RUMAH SAKIT TK II
MOH. RIDWAN MEURAKSA
Kedua :Pedoman dimaksud Diktum Kedua agar digunakan sebagai acuan
dalam penyelenggaraan program pelayanan obstetri neonatal
emergensi komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit
Ketiga :Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Januari 2018
Kepala Rumkit Tk. II MRM Kesdam Jaya

Dr. Dian Andriani R.D, Sp.KK, M.Biomed, MARS, FINSDV


Kolonel Ckm (K) NRP 32550
5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat yang maha esa, atas rahmatnya sehingga tim
penyusun dapat menyelesaikan buku panduan pelayanan maternal neonatal pada RS TK
II Moh Ridwan Meuraksa.

Permasalan kesehatan ibu dan anak merupakan masalah nasional yang


penyelesaiannya mmerlukan kerjasama semua pihak. Tingginya AKI dan AKB di
indonesia merupakan cerminan dari tidak tuntasnya penyelesaian masalah yang berlarut-
larut.

Dalam rangka menurunkan AKI dan AKB khususnya angka kematian neonatal,
maka diperlukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu dan bayi, salah
satunya adalah kegiatan pelayanan kesehatan, maternal dan neonatal yang berkualitas di
RS TK II Moh Ridwan Meuraksa. Untuk itu dibutuhkan tersedianya tenaga yang terampil
dan didukung dengan sarana prasarana yang memadai.

Untuk dapat memberikan pelayanan ibu dan bayi baru lahir (maternal dan
neonatal) yang berkualitas selain tersedianya tenaga yang terampil juga dibutuhkan
dukungan fasilitas/sarana yang memadai dan sistem administrasi manajemen yang baik
di RS TK II Moh Ridwan Meuraksa.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyususnan, unyuk itu kami
terbuka masukan dari berbagai pihak demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata buku pedoman ini dapat digunakan sebagai mana mestinya membawa
kebaikan dalam memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dalam upaya
dalam menurunkan AKI dan AKB di RS TK II Moh Ridwan Meuraksa.

TIM PONEK
6

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................7
B. Tujuan ..................................................................................................7
C. Ruang lingkup pelayanan ....................................................................7
D. Batasan Operasional............................................................................8
E. Dasar Hukum........................................................................................8
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualitas sumber daya manusia..............................................................9
B. Distribusi Ketenagaan............................................................................9
C. Pengaturan jaga.....................................................................................9
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah ruangan......................................................................................10
B. Standar fasilitas.....................................................................................10
1. Kriteria umum ruangan....................................................................10
2. Kriteria khusus ruangan..................................................................10
3. Suara dan prasana penunjang........................................................11
BAB IV TATA LAKSANAN PELAYANAN
A. Pelayanan kehamilan normal................................................................12
B. Pelayanan persalinan normal................................................................12
C. Pelayanan nifas normal.........................................................................14
D. Pelayanan bayi baru lahir normal..........................................................14
E. Penanganan syok..................................................................................15
F. Perndarahan pada kehamilan muda.....................................................16
G.Pendarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan..............................16
H. Pendarahan pasca persalinan...............................................................17
I. Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan atau koma , tekanan darah
tinggi……………………………………………………………………….....18
J. Malpresentasi dan mal posisi................................................................19
K. Distosia bahu.........................................................................................19
7

L. Persalinan dengan distensi uterus.........................................................19


M.Kehamilan dan persalinan dengan parut uterus....................................20
N. Gawat jalan dalam persalinan...............................................................20
O.Prolapses tali pusat................................................................................20
P. Demam dalam kehamilan dan persalinan.............................................20
Q. Demam pasca persalinan.....................................................................21
R. Nyeri perut dalam kehamilan................................................................21
S. Nyeri perut pada persalinan lanjut dan pasca persalinan....................22
T. Sukar bernafas pada ibu......................................................................22
U. Gerak janin tidak dirasakan..................................................................22
V. Ketuban pecah dini...............................................................................23
W. Bayi baru lahir bermasalah...................................................................23
X. Perawatan Metode Kangguru.......................................................23
Y. Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif........................................23
Z. Rawat Gabung..........................................................................24
BAB VI LOGISTIK.................................................................................................25
BAB VII KESELAMATAN PASIEN.......................................................................25
BAB VIII KESELAMATAN KERJA........................................................................25
BAB IX PENGENDALIAN MUTU..........................................................................26
BAB X PENUTUP………………………………………………………………….…...26
LAMPIRAN
8

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan salah satu organisasi pemberi jasa pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat yang semakin dituntut untuk bekerja secara
professional sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditentukan.
Mengacu pada visi dan misi dari millenium development goal’s, maka perlu
disusun suatu rencana kerja, sehingga kegiatan dari bagian ini menjadi lebih
sistematis dan terorganisir. Program kerja menjadi acuan dalam melaksanakan
kegiatan di rumah sakit Moh. Ridwan Meuraksa pada tahun 2012 didapatkan data
angka kematian Ibu yaitu 1/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal
4,3/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu adalah pendarahan, infeksi,
eklamsia, partus lama, dan penyebab kematian neonatal yaitu premature, infeksi dan
kelainan kongenital. Saat ini rumah sakit Moh. Ridwan Meuraksa telah siap melayani
kasus komplikasi maternal dan neonatal. Dengan adanya pelayanan obsterti dan
neonatal secara komprehensif dirumah sakit diharapkan dapat mempercepat
penurunan AKI dan AKN serta meningkatkan kesehatan ibu.
Program menurunkan angka kematian neonatal dan meningkatkan kesehatan ibu
dan bayi tersebut dapat diperoleh dengan dukungan factor keterampilan tenaga
kesehatan khususu PONEK serta pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang berkualitas
di rumah sakit.

B. TUJUAN
1. Sebagai pedoman bagi para pelaksanaan kesehatan di rumah sakit
2. Menjalankan program pemerintah dalam pelaksanaan pelayanan maternal dan
neonatal

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Pelayanan maternal dan neonatal normal
9

2. Pelayanan maternal dan neonatal dengan masalah

D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan maternal dan neonatal adalah upaya peningkatan mutu pelayanan ibu dan
bayi dirumah sakit secara terpadu dan paripurna untuk dapat mempercepat penurunan
AKI dan AKB

E. DASAR HUKUM
1. Undang- Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1992 No 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
2. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang pemerintahan daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 No 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Nomor 49 Tahun 1996, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3637);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Taun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara pemerintag, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Nomor 82 Tahun 2007, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4737)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4741)
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah
Sakit sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
145/Menkes/Per/II/1998;
10

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XII/2005 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1295/Menkes/Per/XII/2007;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/Menkes/Per/iv/2007 tentang Izin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


1. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan
2. Dokter spesialis anak
3. Dokter umum yang telah mendapatkan pelatihan PONEK
4. Perawat yang telah mendapatkan pelatihan PONEK
5. Bidan yang telah mendapatkan pelatihan PONEK

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Unit gawat darurat
2. Poliklinik obsterti dan gynekologi
3. Poliklinik anak
4. Ruang bersalin
5. Ruang perinatal

C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jadwal jaga tenaga perawat dan bidan dilakukan oleh masing-masing
kepala ruangan berdasarkan SPO yang ada di rumah sakit Moh. Ridwan Meuraksa.
Pengaturan jadwal jaga tenaga dokter dilakukan oleh komite medik rumah sakit Moh.
Ridwan Meuraksa.
11

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Rumah sakit Moh. Ridwan Meuraksa memiliki pelayanan PONEK di IGD bagi
pasien gawat darurat maternal dan neonatal. Polikinik anak dan poliklinik obstetric
ginekologi terletak berdampingan. Ruang OK, ICU dan IGD berdampingan, bersalin
dan perinatal terletak berdampingan (denah ruangan terlampir)

B. STANDAR FASILITAS
1. Kriteria umum ruangan
a) Struktur fisik
 Lantai porselen dan dinding di cat atau dilapisi keramik agar mudah
dicuci
b) Kebersihan
 Cat dan lantai bewarna terang dan sehingga kotoran terlihat dengan
mudah. Ruangan bersih bebas dari debu dan kotoran sampah atau
limbah rumah sakit. Hal ini berlaku pula untuk mebel, perlengkapan,
instrument, pintu, jendela, steker listrik, dan langit-langit
c) Pencahayaan
 Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan semua
lampu berfungsi baik dan kokoh. Pencahayaan terang dari cahaya alami
atau listrik.
d) Ventilasi
 Suhu ruangan dijaga 24-260c dan pendingin ruangan berfungsi dengan
baik.
e) Pencucian tangan
12

 Wastafel dilengkapi dengan dispenser sabun, serta tissue untuk


mengeringkan tangan
2. Kriteria Khusus ruangan
a) Area cuci tangan diruang obstetric dan neonates
 Jarak antara tempat tidur dengan wastafel maksimal 6 meter
b) Area resusitasi dan stabilisasi di ruang obstetric dan Neonatal/IGD
 Kamar PONEK di IGD terpisah dengan kamar gawat darurat lain untuk
menjaga privasi pasien
 Incubator transport dan incubator
 Pemancar panas , lampu sorot
 Mesin hisap, oksigen
 Alat resusitasi bayi dan dewasa
 Wastafel dan air mengalir
 Nurse stasion dan lemari rekam medic
 Troli emergensi
c) Ruang maternal
Kamar bersalin
 Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD
 Ruang bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang
 Kamar bersalin sangat dekat dengan ruang perinatal
 Ada fasilitas cuci tangan pada setiap ruangan
 Ada ruangan tempat operasi kecil seperti curet, penjahitan luka
Kamar Neonatal
 Berada disamping ruang bersalin
 Terdapat ruang observasi (isolasi)diaera khusus
Area laktasi
 Berada di ruangan perinatal dan terjaga privasinya
Ruangan penunjang
 Ruang perawat / bidan
 Toilet staf
 Ruang loker staf
 Ruang keluarga pasien
 Ruang cuci
13

 Gudang peralatan
 Ruang dapur untuk pasien
3. Sarana dan prasarana penunjang
a) Unit transfusi darah
b) Laboratorium
c) Radiologi

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PELAYANAN KEHAMILAN NORMAL


1. Petugas menanyakan riwayat kehamilan ibu
2. Melakukan pemeriksaan fisik
3. Melakukan pemeriksaan laboratorium bila diperlukan
4. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik untuk menilai apakah kehamilannya
normal
a) Tekanan darah dibawah 140/90
b) Edema hanya pada ekstremitas
c) TFU dalam cm, denyut jantung janin 120-160 kali dalam semenit
d) Gerakan janin terasa setelah 18-20 minggu hingga melahirkan
5. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan
kemungkinan keadaan darurat
6. Memberikan konseling tentang gizi, latihan, perubahan fisiologis, perencanaan
persalinan, kebersihan diri, perawatan payudara, tanda bahaya (perdarahan
pervaginam. Sakit kepala lebih dari biasa, gangguan penglihatan, bengkak
pada wajah, nyeri abdomen, janin tidak bergerak
7. Memberikan zat besi 90 hari dumulai dari minggu ke 20
8. Memberikan imunisasi TT 0,5 cc
9. Menjadwalkan kunjungan ulang berikutnya
10. Mendokumentasikan kunjungan kedalam format yang ada

B. PELAYANAN PERSALINAN NORMAL


1. Kala 1
14

a) Petugas membantu ibu dalam persalinan jika ibu tamoak gelisah,


memberikan dukungan dan yakinkan dirinya
b) Jika ibu tampak kesakitan,dukungan/ asuhan yang diberikan yaitu;
c) Lakukan perubahan posisi
d) Posisi sesuai dengan keinginan ibu
e) Sarankan ibu berjalan
f) Mengajak orang yang mendampingi ibu untuk memijat atau menggosok
punggung ibu disaat kontrasksi
g) Mengajarkan teknik bernafas pada ibu
h) Petugas menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, dan tidak menghadirkan
orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin ibu
i) Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta
prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan
j) Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh daerah kemaluannya setelah
buang air kecil/ besar
k) Memberikan makan dan minum yang cukup untuk mencegah dehidrasi
l) Menyarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
m) Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam sekali
n) Menggunakan partograf pada pembukaan 4

2. Kala 2
a) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan
ibu dengan cara :
 Menjaga privasi Ibu dengan cara :
 Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
 Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
 Mengatur posisi ibu (jongkok, menungging, tidur miring, setengah
duduk)
b) Menjaga kandung kencing tetap kosong
c) Memberikan cukup minum
d) Memeriksa djj setiap setelah kontraksi
e) Meminta ibu untuk mengedan
f) Meletakkan satu tangan kepala bayi agar deleksi tidak terlalu kuat
g) Memeriksa adanya lilitan tali pusat
15

h) Membiarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya


i) Menempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
j) Melakukan tarikan lembut kebawah untuk melahirkan bahu depan
k) Melakukan tarikan lembut keatas untuk melahirkan bahu belakang
l) Meletakan bayi keatas perut ibu
m) Secara menyeluruh keringkan bayi, bersihkan matanya, dan nilai pernafasan
bayi
n) Klem dan potong tali pusat

3. Kala 3
a) Memberikan oksitosin 2 menit setelah bayi lahir
b) Pengendalian tarikan pada tali pusat
c) Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
d) Jika plasenta belum lahir dalam 15 menit, berikan oksitosin 10 unit
e) Memeriksa robekan servik atau perineum dan melakukan penjahitan

4. Kala 4
a) Petugas memeriksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap
20-30 menit selama jam kedua
b) Memeriksa tekanan darah, nadi, kandung kencing dan pendarahan 15 menit
pada jam pertama dan 3 menit pada jam kedua
c) Membersihkan perineum ibu dan mengenakan pakaian yang bersih
d) Menganjurkan ibu untuk buang air kecil dan didampingi oleh keluarga
e) Menginformasikan kepada ibu atau keluarga tentang :
 Cara memeriksa fundus uteri
 Tanda bahaya bagi ibu dan bayi

C. PELAYANAN NIFAS NORMAL


1. Petugas mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan air
2. Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali dalam sehari
3. Menyarankan ibu cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan daerah
kelaminnya
4. Menganjurkan ibu menyusui bayinyasetiap 2 jam
5. Petugas memastikan bayi menyusui dalam posisi yang benar
16

D. PELAYANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


1. Petugas memberikan bayi kepada ibunya secepat mungkin
2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
3. Memberikan obat tetes mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% untuk
pencegahan penyakit
4. Memberikan vtamin K 1mg secara IM
5. Memandikan bayi setelah 6 jam dari kelahiran
6. Membungkus bayi dengan kain yang bersih dan kering
7. Melakukan pemeriksaan fisik bayi dan mendokumentasikan dalam asuhan
keperawatan
8. Memebrikan gelang identisas bayi yang berisi (nama, tanggal lahir, no RM)
9. Sidik telapak kaki bayi, mengukur antopometri dan mendokumentasikan nya
10. Petugas melakukan perawatan tali pusat
11. Memberikan imunisasi hepatitis B dan polio
12. Mengajarkan tanda bahaya pada ibu dan keluarga
13. Mengajarkan kepada orang tua untuk merawat bayi

E. PENANGANAN SYOK
1. Petugas melakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu dan jalan
nafas bebas
2. Memantau tanda vital
3. Memasang cairan infus intravena (RL dan NaCl) kecepatan 1 Liter dalam 1-20
menit, dan lakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap, golongan darah,
dan factor pembekuan darah
4. Melakukan keteterisasi kandung kencing
5. Memberikan oksigen 6-8 liter menggunakan sungkup atau kanula
6. Menentukan dan menangani penyebab syok yaitu :
a) Syok pendarahan
1) Ambil langkah-langkah untuk menghentikan pendarahan (oksitosin,
massase uterus, kompresi bimanual, kompresi aorta)
2) Transfuse sesegera mungkin untuk mengganti kehilangan darah
3) Menilai ulang keadaan ibu
b) Syok septik
17

1) Memberikan antibiotika bila diduga terdapat infeksi


2) Menilai ulang keadaan ibu

F. PENDARAHAN PADA KEHAMILAN MUDA


1. Abortus imminens
a) Tidak memerlukan penanganan khusus atau tirah baring total
b) Menganjurkan pada ibu untuk tidak melakukan aktifitas beleih atau hubungan
seksual
c) Jika perdarahan terus berlangsung lakukan pemeriksaan usg
2.Abortus insipiens
a) Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu lakukan evakuasi dengan cara AVM
b) Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu tunggu ekspulsi spontan hasil ekspulsi
c) Memantau kondisi ibu
3.Abortus inkomplit
a) Jika kehamilan kurang dari 16 minggu lakukan evakuasi hasil konsepsi dengan
AVM
b) Jika kehamilan lebih dari 16 minggu berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500
cc cairan (NaCl atau RL) sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
c) Memantau kondisi ibu setelah penanganan
4.Abortus komplit
a) Tidak perlu evakuasi
b) Memantau kondisi ibu
5.Mola hidatidosa
a) Jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan lakukan evakuasi uterus
b) Pasien dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi humoral
c) Melakukan pemantauan setiap 8 minggu selama minimal 1 tahun pasca
evakuasi menggunakan tes kehamilan dengan urin

G. PENDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT DAN PERSALINAN


1. Melakukan pemeriksaan secara cepat keadaan ibu termasuk tanda vital
2. Jika dicurigai adanya syok lakukan penanganan syok
3. Pasang infus dan berikan cairan intravena
18

a.Plasenta pervia
1) Lakukan penilaian jumlah pendarahan
2) Jika pendarahan sedikit dan berhenti,fetus hidup dan bayi premature maka
dilakukan terapi ekspektatif
3) Jika perdarahan belum berhenti dan atau bayi meninggal lakukan terapi aktif
dengan cara terminasi kehamilan (section caesaria)

b.Solusio plasenta
1) Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau ersebungi) lakukan persalinan segera
(spontan/section)
2) Jika perdarahan ringan/ sedang tindakan tergantung djj bayi. Bila djj normal/
tidak terdengar pecahkan ketuban. Jika djj abnormal dan persalinan
pervaginam tidak memungkinkan maka lakukan tindakan sectio

c.Rupture uteri
1) Perbaiki kehilangan darah dengan pemberian infus (NaCl atau RL)
2) Lakukan section dan lahirkan plasenta segera setelah kondisi stabil
3) Jika uterus dapat diperbaiki lakukan histerografi, jika uterus tidak dapat
diperbaiki lakukan histerektomi

H. PENDARAHAN PASCA PERSALINAN


1. Melakukan pemeriksaan secara cepat kondisi ibu termasuk tanda vital
2. Jika dicurigai adanya syok, lakukan tindakan penanganan syok
3. Pasang infus cairan iv
4. Lakukan kateterisasi kandung kencing
5. Periksa kelengkapan plasenta
6. Periksa kemungkinan adanya robekan serviks, vagina dan perineum
7. Setelah perdarahan teratasi lakukan pemeriksaan Hb
8. Jika uterus tidak berkontraksi berikan oksitosin bersamaan atau berurutan
9. Pasang infus 20 unit oksitosin dalam 1 liter larutan garam fisiologis dengan 60
tetesan per menit
10. Jika perdarahan masih berlanjut lakukan kompresi bimanual interna selama 5
menit. Jika perdarahan masih terjadi lakukan kompresi bimanual eksterna. Jika
perdarahan masih terjadi lakukan kompresi aorta abdominal. Jika perdarahan
masih terjadi lakukan histerektomi
19

a.Inversion uterus
1) Lakukan uji pembekuan darah
2) Berikan antibiotika profilaksis
3) Jika dicurigai adanya nekrosis lakukan histerektomi

b.Pendarahan pasca persalinan (tersier)


1) Siapkan transfusi darah
2) Berikan antibiotic jika terdapat adanya infeksi
3) Berikan oksitosin
4) Jika serviks masih berdilatasi, lakukan eksplorasi dengan tangan. Jika serviks
tidak berdilatasi, lakukan evakuasi uterus

I. NYERI KEPALA, GANGGUAN PENGLIHATAN, KEJANG DAN ATAU KOMA,


TEKANAN DARAH TINGGI
1.Pre eklamsi ringan
a. Memantau tekanan darah, protein urin, reflek dan kondisi janin
b. Konseling pada pasien tentang tanda bahaya pre eklamsia ringan dan pre
eklamsia
c. Pasien bisa di rawat jalan
2.Pre eklamsia berat
a. Beri obat anti konvulsan
b. Beri oksigen 4-6 liter per menit
c. Jika tekanan distolik lebih dari 110 mmHg berikan anti hipertensi
d. Memasang infus
e. Malakukan kateterisasi urin
f. Mengobservasi keadaan umum, tanda vital, reflek, dan denyut jantung janin tiap
1 jam
g. Persalinan dilakukan setelah kondisi pasien stabil jika djj kurang dari 100,
lakukan section, jika janin mati lakukan persalinan pervaginam
3.Persalinan lama
a. Petugas menilai keadaan umum ibu termasuk tanda vital
b. Kaji kembali partograf dan pastikan pasien dalam keadaan persalinan
c. Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembuaan serviks lakukan
omniotomi dan kaji ulang setiap 4 jam (fase laten memanjang)
20

d. Jika tidak ada tanda CPD lakukan omniotomi dan kaji ulang keadaan pasien
(fase aktif memanjang)

J. MALPRESENTASI DAN MAL POSISI


1.Posisi oksiput posterior
a. Petugas melakukan penilaian kondisi ibu
b. Petugas melakukan penilaian kondisi janin
c. Jika ada tanda persalinan macet atau bayi mengalami gawat janin maka
lakukan section sesar
2.Presentasi dahi
a. Jika janin hidup lakukan section sesaria
b. Jika janin mati lakukan kraniotomi atau section sesaria
3.Presentasi muka
a. Lakukan persalinan spontan jika posisi dagu anterior dan pembukaan lengkap
b. Lakukan section sesaria jika pembukaan belum lengkap (posisi dagu posterior)
4.Presentasi bokong
a. Perasat lovset dengan cara memegang bayi pada daerah sacrum dengan
punggu bayi depan
b. Memutar bayi setengah lingkaran sehingga siku bayi berada dimuka bayi
c. Melahirkan lengan dengan nuchal arm
5.Presentasi kaki
a. Dilakukan tindakan section sesaria

K. DISTOSIA BAHU
1. Melakukan episiotomo secara luas
2. Ibu dalam posisi telentang dan kedua tangkai ditekuk mendekat kearah dada
3. Meraih humerus dan lengan belkang dan tangan dengan menjaga lengan tetap
fleksi pada siku, gerakan lengan kearah dada, jika bahu belum lahir lakukan
tindakan mematahkan klavikula

L. PERSALINAN DENGAN DISTENSI UTERUS


1.Hindramnion
a. Melakukan palpasi abdomen dan pastikan kondisi pasien
21

b. Lakukan pemeriksaan abdomen melalui usg


c. Persalinan dapat berlangsung spontan

2.Kehamilan ganda
a. Menyiapkan peralatan resusitasi awal bayi
b. Memasang infus
c. Memanta kondisi janin
d. Persalinan dapat dilakukan secara spontan, jika letak lintang lakukan tindakan
section sesar

M. KEHAMILAN DAN PERSALINAN DENGAN PARUT UTERUS


1. Dapat dilakukan partus percobaan
2. Jika pasien masuk dalam kondisi persalinan maka lakukan tindakan section sesar

N. GAWAT JANIN DALAM PERSALINAN


1. Pasien dibaringkan ke kiri
2. Pasang oksigen
3. Hentikan oksitosin
4. Jika penyebab dari ibu dimulai dengan penanganan yang sesuai
5. Jika denyut jantung tidak normal dan terdapat gawat janin maka dilakukan vakum
ekstrksi (bila pembukaan lengkap),jika kepala diatas stasion 5 maka lakukan
section sesaria

O. PROLAPSES TALI PUSAT


1. Jika tali pusat berdenyut berarti janin hidup
2. Berikan O2 melalui masker atau kanula
3. Posisi bu trendelenburg
4. Jika ibu pada persalinan kala 1 maka reposisi tali pusat
5. Jika ibu pada persalinan kala 2 lakukan ekstraksi vakum
6. Siapkan resusitasi neonates

P. DEMAM DALAM KEHAMILAN DAN PERSALINAN


1.Sistitis
22

a. berikan antibiotika
b. Jika terapi gagal lakukan kultur urine
2.Pielonefritis akut
a. Jika terdapat syok berikan pengobatan segera
b. Berikan antibiotika
c. Buat kultur dan tes resistensi
d. Berikan paracetamol 500 mg kalau panas

Q. DEMAM PASCA PERSALINAN


1.Metritis
a. Transfusi jika ada perdarahan
b. Berikan antibiotika kombinasi sampai ibu bebas demam selama 48 jam
c. Jika diduga ada sisa plasenta lakukan eksplorasi digital
d. Jika tidak ada kemajuan lakukan laparotmoi atau histerektomi subtotal
2.Abses pelvik
a. Berikan antibiotika kombinasi sebelum pungsi dan drain abses
b. Jika demam tinggi lakukan laparotomy
3.Peritonitis
a. Pasang selang NGT
b. Infus cairan RL
c. Berikan antibiotika kombinasi
d. Jika perlu lakukan laparotomi untuk drainase
4.Bendungan payudara
a. Jika ibu menyusui dan bayi tidak menetek bantu memerah asi dengan pompa atau
tangan atau kompres hangat jika bayi menetek
5.Infeksi payudara
a. Berikan antibiotika
b. Bantu ibu untuk menyusui
c. Kompres dingin dan evaluasi 3 hari
6.Abses payudara
a. Berikan antibiotika
b. Drain abses
c. Bayi tetap disusui
d. Berikan paracetamol jika perlu
23

e. Evaluasi 3 hari

R. NYERI PERUT DALAM KEHAMILAN MUDA


1.Kista Ovarium
a. Jika ibu mengalami nyeri hebat lakukan laparotomi
b. Jika tumor besarnya 10 cm dilakukan observasi, jika ditemukan pada trimester
kedua lakukan laparotomi
c. Jika tumor 5-10 cm lakukan observasi
d. Jika kurang dari 5 cm biasanya akan mengecil dan tidak perlu terapi

S. NYERI PERUT PADA KEHAMILAN DAN PASCA PERSALINAN


1.Persalinan preterm
a. Lakukan tokolisi jika usia kehamilan kurang dari 35 minggu
b. Berikan kortikosteroid
c. Pantau kondisi janin

T. SUKAR BERNAFAS PADA IBU


1.Anemia berat
a. Transfusi jika perlu
b. Berikan sulfas ferosus
c. Jika cacing tambak endemic berikan antelmintek
2.Pneumonia
a. Berikan O2
b. Lakukan pemeriksaan radiologik
c. Berikan eritromisin 500-1000 mg setiap 6 jam selama 7 hari
d. Berikan inhalasi uap
3.Asma bronchiale
a. Jika terjadi spasme bronkus berikan bronchodilator
b. Jika ada tanda infeksi berikan ampisilin
4.Penyakit jantung
a. Baringkan ibu posisi miring kiri
b. Batas pemberian cairan IV
c. Persalinan pervaginam dengan mempercepat kala dua
d. Sedapat mungkin hindari mengedan

U. GERAK JANIN TIDAK DIRASAKAN


24

1.Kematian janin
a. Tunggu persalinan spontan sampai 2 minggu
b. Jika trombosit menurun lakukan penanganan aktif
c. Pemeriksaan patologi plasenta

V. KETUBAN PECAH DINI


1. Berikan antibiotika
2. Lakukan persalinan pada usia kehamilan 37 minggu
3. Amnionitis
4. Berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan
5. Jika terdapat sepsis pada bayi baru lahir lakukan pemeriksaan kultur

W. BAYI BARU LAHIR BERMASALAH


1. Keringkan bayi, klem dan potong tali pusat
2. Hangatkan bayi
3. Posisikan bayi semi ekstensi
4. Bersihkan jalan nafas
5. Ventilasi bayi jika belum bernafas dengan frekuensi sekitar 40 kali per menit
6. Jika bayi belum nafas dan nadi kurang dari 60 kali lakukan resusitasi jantung pulmo
7. Jika selama 20 menit bayi belum menangis dan nadi tidak teraba hentikan
resusitasi

X. PERAWATAN METODE KANGGURU


1. Inform concent
2. Ibu membersihkan daerah dada dan perut
3. Ibu memotong kuku dan mencuci tangan
4. Menutup kepala bayi
5. Bayi dilekatkan dalam posisi vertikal, letaknya ditengah dada atau payudara sedikit
kesamping
6. Setelah bayi dimasukkan kedalam baju, ikatkan selendang di sekeliling ibu dan
bayi
7. Penkes tentang, perhatikan pernafasan bayi, tanda bayi sedang sakit, memberikan
ASI Eksklusif dan Imunisasi

Y. INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI EKSKLUSIF


25

1. Keringkan seluruh tubuh bayi kecuali kedua telapak tangan


2. Bayi ditengkurapkan didada, dan perut ibu, biarkan kulit bayi melekat dengan kulit
ibu
3. Posisi kontak kulit dengan kulit dipertahankan minimal 1 jam
4. Gunakan topi bayi dan diselimuti
5. Usahakan kepala bayi mendekati puting susu
6. Biarkan bayi mencari puting susu ibu selama 30 – 60 menit

Z. RAWAT GABUNG
1. Petugas memeriksa kondisi bayi baru lahir meliputi keadaan umum dan TTV
2. Memakaikan pakaian bayi dan menyiapkan tempat tidur untuk bayi dan
perlengkapannya
3. Petugas memberikan informed consent
4. Petugas menghubungi ruang nifas menyanyakan kondisi ibunya dan akan
dilakukan rawat gabung ibu dan bayi
5. Menempatkan bayi pada tempat tidur didekat ibunya
6. Memberikan penjelasan dan informasi keuntungan rawat gabung dan cara
menyususi
7. Memberikan informasi tentang tanda-tanda kegawatdaruratan pada bayi
8. Melakukan pemantauan kondisi bayi meliputi KU, TTV dan keberhasilan menyusui
9. Kriteria rawat gabung : a. Bayi baru lahir normal
b. Berat badan >2500gr
c. Usia kehamilan cukup bulan
d. Kondisi fisik dan psikologis ibu baik
26

BAB V
LOGISTIK
1. Pelayanan obat dipusatkan di instalasi farmasi Rumah Sakit Moh. Ridwan Meuraksa
2. Pelayanan pencitraan dipusatkan di laboratorium Rumah Sakit Moh. Ridwan
Meuraksa
3. Pelayanan radiologi dipusatkan di instalasi radiologi / rontgen

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Mengacu pada sasaran keselamatan pasien di rumah sakit yaitu :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan resiko pasien cedera jatuh

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Agar tidak terjadi infeksi silang maka dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi melalui komponen kewaspadaan standar meliputi :
1. Cuci tangan
2. APD (sarung tangan, masker, pelindung mata dan wajah, gaun/apron)
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Penanganan linen
6. Penanganan limbah
27

7. Kesehatan karyawan
8. Penempatan pasien
9. Penyuntikan yang aman
10. Etika batuk
11. Prosedur lumbal pungsi

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Ada pertemuan khusus secara formal antara pimpinan dan staf pelaksana di
lapangan mengenai rencana kegiatan dan evaluasi yang dilakukan setiap satu bulan.
Mutu dinilai dari penemuan kasus kematian ibu, pelayanan merujuk ke luar dan
penemuan kasus kematian neonatal.

BAB IX
PENUTUP
Dengan dibuat dan diberlakukannya pedoman pelayanan maternal dan neonatal,
diharapkan bisa menjadi acuan dalam pemberian pelayanan di rumah sakit Moh. Ridwan
Meuraksa. Dengan demikian pedoman ini harus dilaksanakan dengan disertai tekad dan
kemauan yang kuat guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RS Moh. Ridwan
Meuraksa.
28

DENAH RUANG BERSALIN dan EDELWEIS

MASUK R. BERSALIN
N
U
R
SE
ST
A
TI
O

MEJA
GYN

BED 2

RUANG
BERSALIN

RUANG
BED 3
EDELWEIS

N
U
R
SE BED 4
ST
A
RUANG TI
RUANG GANTI O
KOAS BIDAN
BED 5

TOILET

BED 6

TOILET
BED
BED 9 RUANG
10
BERSALIN
BED 7
29

DENAH RUANG NICU

RUANG NURSE STATION


LINEN RUANG

RUANG PANTRY RUANG

DOKTER RUANG PERAWAT


RUANG

ALAT
EDUKASI

AREA
NURSE
RUANG
STATION
PENCUCIAN

LAKTASI
RUANG

INKUBATOR

2
RUANG

LEVEL 2 LEVEL 3 EDELWEIS

ATAU LEVEL 3
1

ISOLASI
RU 4
6 5 4 3 2 1
5
30

DENAH RUANG POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

PINTU MASUK TOILET

RUANG ANC
DAN
PELAYANAN
RUANG
RUANG KB
RAPAT
TUNGGU
OBGYN

RUANG

PERIKSA/USG

DOKTER

RUANG

PERIKSA/USG

DOKTER RUANG

ANAMNESA
31

DENAH RUANG OK

RUANG LINEN KOTOR

RUANG
ALAT
OK
OK 1 OK 2 OK 3

R. CUCI TANGAN R. CUCI TANGAN

CSSD

EXIT
RUANG
ENDOSKOPI
OK 5 RUANG RESUSITASI PASIEN RUANG PER
OPERA

RUANG
ADMIN

R.
PERTEMUAN

WC

GANTI PRIA

RUANG TUNGGU PASIEN EXIT RUANG


PASIEN
32
33

DENAH IGD
RUANG ISOLASI
RU

RUANG OBS. ANAK RUANG OBS. UMUM

RU
RUANG OBS. UMUM

NURSE D. OBAT
01 STATION
RUANG RUANG RAPAT
KEPALA IGD
RUANGAN
RUANG
BEDAH

RUANG RUANG
DOKTER PERAWAT
RUANG
RESUSITASI WC

RUANG
PINTU MASUK KOAS

Anda mungkin juga menyukai