Oleh:
KELOMPOK
1.LIA AMELIA FARMISAH
NIM : 2116018
Dosen Pengampu:
1. Sandra Harianis, S. SIT, M.Kes
2. Ana Verena Puspa Rini, SKM, M.K.M
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha untuk mengurangi AKI tersebut, salah satu upaya yang dilakukan
adalah perawatan pada masa kehamilan dan masa nifas yang baik, misalnya
perawatan payudara. Masa nifas (puerpurium) adalah masa setelah keluarnya placenta
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Setyo & Sri, 2011).
Pada permulaan masa nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik atau
apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, akan
terjadi pembendungan air susu, mammae panas serta keras pada perabaanmenyusui
(Wiknjosastro, 2009). Biasanya payudara yang mengalami bendungan ASI akan
terlihat oedema, puting susu kencang, dan ASI tidak keluar. Akibat terhadap bayi,
bayi tidak puas setiap setelah menyusu, bayi sering menangis atau bayi menolak
menyusu (Setyo & Sri, 2011). Jika bendungan ASI tidak ditangani dengan baik maka
akan terjadi mastitis, peradangan payudara, abses payudara, dan akibat lebih lanjut
akan terjadi kematian (Ambarwati dkk, 2008).
Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi komplikasi akibat
bendungan ASI maka dibutuhkan peran bidan yang antara lain mempersiapkan ibu
pada masa antenatal dengan melakukan pemeriksaan payudara dan perawatan
payudara, memberikan informasi tentang laktasi dan memberikan motivasi ibu untuk
menyusui pada masa nifas dan bidan harus bisa mengatasi masalah yang sering
terjadi yaitu kelainan pada bentuk putting susu, putting susu lecet (Perinasia, 2004).
B.Tujuan
1.Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny.M P1A0 dengan
bendungan saluran ASI dengan memahami konsep bendungan Asi.
2.Tujuan Khusus
C. Ruang lingkup
TINJAUAN TEORITIS
Kepenuhan fisiologis menurut Rustam (1998) adalah sejak hari ketiga sampai
hari keenam setelah persalinan,Ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara
menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang
efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan
cepat.Namun dapat berkembang menjadi bendungan.
Pada bendungan, payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan
jaringan.Aliran vena limpatik tersumbat aliran susu menjadi terhambat dan
tekanan pada saluran ASI dengan alveoli meningkat, Payudara menjadi
bengkak,merah,dan mengkilap.Jadi, dapat diambil kesimpulan perbedaan
kepenuhan fisiologis maupun bendungan ASI pada payudara adalah :
Payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras.Tidak terlihat mengkilap,
ASI biasanya mengalir dengan lancar dan kadang-kadang menetes keluar secara
spontan
1.Struktur makroskopis
a.corpus
corpus adalah bagian yang besar. Corpus terdiri dari jaringan parenkim dan
stroma. Parenkim merupakan suatu struktur yang terdiri dari Duktus Laktiferus
(duktus), Duktulus (duktulli), Lobus , Alveolus. Sedangkan bagian stroma dari
payudara tersusun dari bagian-bagian , jaringan ikat , jaringan lemak , pembuluh
darah , saraf dan pembuluh limpa.
b.Areola
Areolaadalah daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan
mengalami pigmentasi dan masing-masing payudara bergaris tengah kira-kira 2,5
cm. Areola berwarna merah muda pada wanitayang berkulit coklat, dan warna
tersebut menjadi lebih gelap waktu hamil.
c.Papilla Mammae
2. Struktur mikroskopis
a.Alveoli
Alveoli mengandung sel-sel yang menyekresi air susu. Setiap alveolus dilapisi
oleh sel-sel yang menyekresi air susu, disebut acini yang mengekstraksi faktor-
faktor dari darah yang penting untuk pembentukan air susu. Di sekeliling
alveolus terdapat sel-sel mioepitel yang kadang disebut sel keranjang, apabila sel
ini dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke
dalam ductus lactifer.
b.Tubulus Lactifer
. c. Ductus Lactifer
Ductus Lactifer adalah saluran sentral yang merupakan muara beberapa
tubulus lactifer
. d. Ampulla
Ampulla adalah bagian dari ductus lactifer yang melebar, yang merupakan
tempat penyimpanair susu. Ampulla terletak di bawah areola.
Proses produksi, sekresi dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi. Ketika bayi
menghisap payudara, hormon oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam
alveoli melalui saluran susu menuju reservoir susu yang berlokasi di belakang
areola, lalu ke dalam mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja mulai dari bulan
ketiga kehamilan, dimana tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi
munculnya ASI dalam sistem payudara. Puting susu dan areola adalah gudang
susu yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan menyusui.
Pada puting susu dan areola terdapat ujung-ujung syaraf peraba yang
penting . pada proses refleks saat menyusui. Puting susu mengandung otot polos
yang dapat berkontraksi sewaktu ada rangsangan menyusui. Dengan cakupan
bibir bayi yang menyeluruh pada daerah tersebut, ASI akan keluar dengan lancar.
Pada ujung puting susu terdapar 15-20 muara lobus (duktus laktiferus),
didalam lobus terdapat 20-40 lubulus , didalam lubulus terdapat 10-100 buah
alveoli, didalam alveoli terdapat sel acinin yang mengandung ASI, masing
masing alveoli dihubungkan duktus alveoli kemudian membentuk alveolus,
sedangkan areola mengandung sejumlah kelenjar minyak yang mengeluarkan
cairan agar puting tetap lunak dan lentur.
C.Etiologi
Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi
ASI-nya berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, &
payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara.
Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI
Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau
jika bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI.
Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi
lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak
mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI. 4.Puting susu terbenam.
Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena
bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan
akibatnya terjadi bendungan ASI.
Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu
karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk
mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan
D.Patofisiologi
Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun
dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya
pituitary lactogenic hormon (prolaktin) waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh
estrogen tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis.
Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air
susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan reflex yang menyebabkan
kontraksi sel-sel mio-epitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil
kelenjar-kelenjar tersebut. Refleksi ini timbul jika bayi menyusu. Pada permulaan
nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar-
kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu
(Wiknjosastro, 2005)
1) Payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras, dan tidak terlihat
mengkilap. ASI biasanya mengalir dengan lancar dan kadang-kadang menetes
keluar secara spontan.
d) Payudara bengkak
F.Komplikasi
Pengamatan pada hubungan antara bendungan ASI dan mastitis telah dilakukan
selama beberapa tahun, walaupun kedua kondisi tersebut tidak selalu dapat
dibedakan dengan jelas (WHO, 2000;7). Mastitis merupakan infeksi yang terjadi
pada payudara, ini merupakan kelanjutan dari bendungan payudara. Hal ini dapat
terjadi karena kurangnya perawatan payudara sehingga bakteri Staphylococcus
aureus dapat dengan mudah menginfeksi payudara. Ibu yang terkena mastitis bisa
sampai mengeluarkan nanah dari payudaranya (abses payudara).
G. Pencegahan
Perlekatan yang baik. Cara melekatkan Bayi pada payudara ketika menyusui
berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui. Langkah-langkah menyusui yang
benar (Suradi, 2007:4-7)
c). Payudara dipegang dengan C Hold yaitu ibu jari di atas dan jari yang lain
menopang di bawah. Jangan menekan puting
dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu, ataumenyentuh sisi mulut bayi.
(Sulistyawati, 2007:28).
Tujuannya untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah
setelah menyusui. Cara menyendawakan yaitu Bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu Ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan, atau Bayi
tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk
perlahanterkosongkan (yang dihisap terakhir.
3) Menyusui on demand
Sebaiknya bayi disusui secara on demand, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi nya mnangis bukan karna
sebab lain (kencing,kepanasan/ kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu
sudah merasa perlu untuk menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi
akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu pada jadwal
yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu.
Menyusu yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena hisapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui on
demand, sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui
(Suradi, 2007:4-10).
kompres panas untuk mengurangi rasa sakit, Ibu harus rileks, dekatkan bayi pada
ibu agar ibu dapat memandangnya, pijat leher dan punggung belakang (sejajar
daerah payudara) menggunakan ibu jari dengan teknik gerakan memutar searah
jarum jam kurang lebih selama 3 menit, Pijat ringan pada payudara yang bengkak
(pijat pelan-pelan ke arah tengah) menggunakan minyak pelumas, stimulasi
payudara dan puting caranya pegang puting dengan dua jari pada arah yang
berlawanan, kemudian putar puting dengan lembut searah jarum jam.
F. Penatalaksanaan
4). Untuk mengurangi rasa sakit, pada payudara berikan kompres dingin.
5). Untuk mengurangi statis divena dan pembuluh getah bening lakukan
pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari puting kearah korpus.
(Satrawinata,2004).
Sebaiknya selama hamil atau dua bulan terakhir dilakukan masse atau perawatan
puting susu dan areola mamae untuk mencegah terjadinya puting susu kering dan
mudah mencegah terjadinya payudara bengkak.
3). Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali seslesai
menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudra yang sakit
tersebuut.
4). Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada
payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat
beberapa kali), lakukan pemijatsn dengan lembut disekitar area yang mengalami
penyumbatan kelenjer susu..
6). Bila perlu berikan paracetamol 500mg per oral setiap 4jam.
2). Kompres dingin payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit
3). Bila diperlukan berikan paracetamol 500mg per oral setiap 4 jam.
TINJAUAN KASUS
1. Identitas
Istri Suami
Alamat Kantor : - -
Telp. : - -
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan telah melahirkan pada tanggal 20 oktober 2022,jam
10:00. Tgl 22 oktober 2022 ibu mengeluh payudara bengkak,nyeri,dan
terasa panas.
3) Keadaan plasenta
Lengkap
Tidak lengkap Plasenta increta Plasenta precreta
Lamanya pengeluaran plasenta: 5 menit
Parasentral Lateral
Velamentosa Vosaprevea
Jumlah kotiledon :
Tebal : cm
Berat : gram
Tidak ada
Ada
Bilobata Succentriata Circumvala
Cara pelepasan plasenta
Spontan/normal
Tidak spontan Digital Histerektomi
4) Perineum
Utuh
Ruptur/laserasi : Derajat I Derajat II
Derajat III Derajat IV
5) Jumlah perdarahan
Tidak ada
Tidak ada
Kala IIIAda, sejak : Jumlah : 50 ml Warna :
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Lain-lain
Tidak ada
3. Diet/makanan
a. Nafsu makan : Baik
b. Makanan Sehari-hari :1porsi
- Protein Hewani :2 potong
- Protein nabati :2 potong
- Sayur :1 mangkuk
c. Minum:9 gelas sehari
d. Makanan pantangan : tidak ada
- Frekuensi : sedang
- Warna : kecoklatan
- Konsistensi : lunak
Tidak ada, sejak kapan
Alasan :
Frekuensi : sedang
Warna :kekuningan
Bau :khas
Retensi Nokturia
Alasan : ………………………………………
Penyebab : ….-…………………...
8. Riwayat psikososial
- Emosional : Stabil Tertutup
Baik : …-…………………………………
Tidak, alasan : …-…………………………………
- Rencana menyusui :
Ada, lamanya : 2 tahun
Ada : …-…………………………………
18 Persali
3.5 50c
oktobe klinik nan Bidan Tidak ada LK Baik
00 m
r 2022 normal
B. PemeriksaanFisik (Data Objektif)
2. Kesadaran : composmentis
3. Bentuk tubuh :
5. Tanda-tanda vital
6. Keadaan rambut
a. Warna : hitam
b. Kebersihan : bersih
c. Penyebaran : merata
7. Muka
8. Mata
c. Skelera : putih
b. Gigi : bersih
c. Lidah : bersih
11. Leher
a. Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada
14. Payudara
a. Pembesaran : ada
d. Areola :hiperpigmentasi
f. Pengeluaran :ada
h. Kebersihan :bersih
15. Abdomen
- Uterus : - Konsistensi :
- Kontraksi :
- Oedema
Ada, lokasi :
Tidak ada
- Varices
Ada, lokasi :
Tidak ada
17. Ano-Genitalia
- Pengeluaran pervaginam :
Tidak ada
2) Perineum
Utuh
Tidak : Ruptur
Luka jahitan
- Jenis jahitan :
- Keadaan luka :
- Pengobatan :
3) Anus
C. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium (Jika ada indikasi medis) : b. Lain-lain :
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah
7 evaluasi
Identifikasi Interpertasi Masalah Tindakan perencanaan pelaksanaan
data data potensial segera
Data subjektif Ny.M P1A0H1 mastitis Tidak ada a.bina hubugan a.membina a.hubunga
post partum 7 baik dengan hubungan baik n baik
Ibu mengatakan hari dengan pasien dengan pasien, telah
payudara nya bendungan asi hubungan baik terbina
bengkak,nyeri telah terbina
dan panas. Masalah :
payudara
b.ibu
nyeri,bengkak b..informed
b. melakukan menyetuju
Data objektif dan panas consent
informed i nya
K\U: Baik consent, dan
ibu menyetujui
Kesadaran: nya
Composmentis
c. melakuakan
TTV: c.melakukan c.ibu
pemeriksaan
pemeriksaan mengatak
TD:110/80mm dan
dan an sudah
Hg N:80x/m menginformasi
memberikan mengetah
S:37,5c kan hasil
hasil ui hasil
R:20x/m pemeriksaan
pemeriksaan pemeriksa
kepada ibu di an nya
dapatkan:
Inspeksi :
TTV
-Payudara
TD:110/80mm
Puting susu : Hg
mendatar dan
lecet N:80x/m
S:37,5c
Pengeluaran :
ada R:20x/m
Pembengkakan: Hasil
ada disebelah pemeriksaan
payudara bagian payudara ibu
kanan bengkak dan
puting susu ibu
-Anogenetalia lecet pada
Lochea : payudara
sangulenta sebelah kanan
Biasanya
bendungan asi
e.ibu
e.anjurkan ibu akan sembuh
menyusui 3-10 hari mengatak
bayinya an akan
sesering menyusui
mungkin e.menganjurka bayi nya
n ibu menyusui sesering
bayi nya mungkin
sesering
mungkin 8-12
kali dalam
sehari atau 2
jam sekali
f.anjurkan ibu
selama 10-15 f.ibu
untuk
menit mengatak
memakai BH
an akan
yang
mengguna
menyangga
payudara f.menganjurka kan BH
n ibu yang
menggunakan menyangg
BH yang a
menyanga payudara
payudara nya nya
- lakukan
pengompresan
selama 2-5
menit pada
kedu puting
susu dengan
menggunakan
kapas yang di
olesi baby
oil.bersihkan
putting susu
dengan kapas
-licinkan
kedua tangan
dengan baby
oil/ minyak
-tempatkan
kedua telapak
tangan di
antara kedua
payudara
-lakukan
pengurutan,
dimulai kearah
atas,lalutelapa
k tangan kiri
ke arah sisi kiri
dan telapak
tangan kanan
ke arah sisi
kanan.lakukan
terus
pengurutan
kebawah/ke
samping,gerak
an di lakukan .
sebnayak 20-
30kali.
-selanjutnya
pengurutan
melintang ,tela
pak tangan
mengurut ke
depan,lalu
kedua tangan
dilepas dari
payudara,dilak
ukan sebnayak
20-30 kali
-selanjutnya
pengurutan
kepangkal
puting
susu.satu
tangan
menahan
payudara dari
bawah,tangan
yang lain
mengurut
payudara
dengan pinggir
tangan dari
arah pangkal
ke puting
susu,sebanyak
20-30 kali.
-kedua
payudara di
kompres
dengan
waslap/kain
hangat selama
2 menit,lalu
diganti dengan
waslap\kain
dingin selama
1
menit,pengom
presam
dilakukan
secara
bergantian
selama 3 kali
i.ajarkan ibu berturut-turut
cara menyusui dan di akhiri
i.ibu
yang benar dengan sudah
kompres air mengerti
hangat. dan dapat
-cuci tangan di melakuka
kran\air n teknik
mengalir menyusui
yang
benar
i.mengajarkan
ibu cara
menyusui yang
benar yaitu:
-cuci tangan di
kran/air yang
mengalir
-cari posisi yg
nyaman
-buka pakaian
ibu dan
bersihkan
payudarara ibu
menggunakan
handuk
basah,untuk
mengelap
sekitar
payudara dari
keringat/kotora
n.
-keluarkan
sedikit ASI
dan
mengoleskan
ASI tersebut
pada putting
susu dan aerola
sekitar
-posisikan bayi
-atur
perletakan bayi
pada saat
menyusu
-minta ibu
untukmemberi
rangsangan
kepada bayi
agar membuka
mulut (rootung
refleks)
-setelah bayi
membuka
mulut ,minta
ibu untuk cepat
mendekatkan
kepala bayi ke
payudara ibu
dengan putting
serta areola
dimasukan
kedalam mulut
bayi
-perhatikan
tanda-tanda
perletakan
bayinyg baik:
*dagu bayi
menempel
payudara
(C=Cin)
*sebagian
besar areola
masuk
kedalam mulut
bayi,terutama
areola bagian
bawah
(A=Areola
*bibir bayi
terlipt keluar
( L=Lips)
*mulut terbuka
lebar
(M=Mounth)
-apabila pada
satu payudara
sudah terasa
kodong.maka
lepaskan
isapan dengan
cara
memasukan
jari kelingking
ke mulut bayi
melalui sudut
mulut atau
dagu bayi
detekan ke
bawah
-mintaibu
untuk k.ibu telah
menyendawak mengerti
an bayinya. dari
-cuci tangan di penjelasan
kran\air yang telah
mengalir. diberikan
j.Memberikan
ibu antalgin
500mg peroral
k.memberitahu
ibu jadwal
kunjungan
ulang yaitu
pada tanggal :
11 november
2022
Tempat : Rs tembilahan
IDENTITAS
Nama : Ny.M
Umur : 28 tahun
Agama : islam
S : Subyektif
O : Obyektif
KU : Baik
Kesadaran : Compesmentis
Inspeksi
- Payudara
Pengeluaran : ada
-Ano-Genetalia
Lochea : sangulenta
Palpasi
-Payudara
-Abdomen
A : Assesment
P : Penatalaksanaan
1. pukul 09:30 membina hubungan baik kepada pasien,hubungan baik telah terbina
S:37,5c R:20x/m
Hasil pemeriksaan payudara ibu bengkak dan puting susu ibu lecet pada payudara
sebelah kanan dan TFU teraba pertengshsn antara pusat dan simpisis, .ibu
mengatakan sudah mengetahui hasil pemeriksaan nya.
4.pukul 09:55 menjelaskan tentang masalah pada payudara ibu yaitu bendungan
ASI Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus
laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurnaatau karena
kelainan pada putting susu biasanya bendungan asi akan sembuh 3-10 hari, ibu
mengatakan sudah mengetahui keadaan nya.
5.pukul 10:00 menganjurkan ibu menyusui bayi nya sesering mungkin 8-12 kali
dalam sehari atau 2 jam sekali selama 10-15 menit,ibu mengatakan akan menyusui
bayinya sesering mungkin
6.pukul 10:05 menganjurkan ibu menggunakan BH yang menyanga payudara nya, ibu
mengatakan akan menggunakan BH yang menyangga payudara nya
7.pukul 10:10 menganjurkan ibu mngompres air hangat pada payudara nya sebelum
menyusui bayinya selama 2 -5menit, ibu mengatkan akan mengompres hangat pada
payudara nya sebelum menyusui bayinya selama 2-5 menit
8.pukul 10:15 mengajarkan ibu tentang perawaatan payudara, ibu sudah mengerti dan
dan dapat melakukan perawatan payudara
9. pukul 10:30 mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, .ibu sudah mengerti dan
dapat melakukan teknik menyusui yang benar.
10.pukul 10:45 Memberikan ibu antalgin 500mg peroral, ibu sudah meminum obat
yang telah diberikan
11.pukul 10:50 .memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang yaitu pada tanggal : 11
november 2022, ibu telah mengerti dari penjelasan yang telah diberikan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang diperoleh pada laporan kasus dan pembahasan “Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. M P1A0H0 dengan Bendungan Saluran Air di rumah
sakit tembilahan yang menggunakan pendokumentasian SOAP dan 7 langkah
Varney mulai dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi, maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan:
2. . Interpretasi data dari hasil pengkajian diperoleh Ny. M P1A0H1 nifas hari ke-
7 dengan bendungan saluran ASI, masalah yang terjadi adalah ibu merasa
bengkak,nyeri dan terasa panas pada payudara yang dilakukan adalah
memberi konseling tentang perawatan payudara pada ibu dan menganjurkan
ibu mengompres air hangat pada payudara nya
4. Antisipasi dengan observasi vital sign dan keadaan payudara, terapi berupa
antalgin 500 mg 3 x 1 dan diberi kompres hangat.
8. Pada kasus Ny. M P1A0H1S dengan bendungan saluran Air Susu Ibu tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus.
B.Saran
2. Instansi Kesehatan
3. Bagi Pasien
a. Perlu pemahaman tentang tanda bahaya bendungan ASI.
Khaerunnisa N, Saleha HS, Sari JI. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas dengan Bendungan ASI. J Midwifery. 2021;3(2):68–78.