Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nesya Tirtarisanti

NPM : 225159004

Prodi/Kelas : Sarjana Terapan Kebidanan / Ex-STRKeb 5

Mata kuliah : Manajemen dan Kepemimpinan

1. Jika saya menjadi seorang pemimpin di salah satu fasilitas kesehatan dan
terjadi kasus kematian pasien karena kesalahan dalam pemberian obat, yang
saya lakukan pertama kali adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi.
a. Siapa yang memberikan obat tersebut?
1) Jika yang memberikan obat tersebut adalah bidan atau perawat tanpa
pengawasan dari dokter, tentu saja hal tersebut salah besar. Karena
bidan ataupun perawat tidak ada wewenang untuk memberikan obat
atau meresepkan obat kepada pasien kecuali ada pengawasan dari
dokter yang bersangkutan. Maka saya sebagai pemimpin akan
menindak lanjuti kasus ini bersama dengan wadah profesi bidan
yaitu IBI dan memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
2) Jika yang memberikan obat tersebut adalah dokter atau bidan dan
perawat dengan pengawasan dari dokter, hal ini termasuk dalam
kasus kelalaian dan sudah diatur dalam pasal 359 KUHP atas dasar
kelalaian. Bidan yang melakukan kelalaian sampai menghilangkan
nyawa pasien, maka akan dikenakan sanksi yang tegas dan
dihadapkan ke muka pengadilan. Saya sebagai pemimpin tidak akan
menyembunyikan kasus seperti ini dan akan melaporkan pada
organisasi profesi yaitu IBI untuk ditindaklanjuti dan dalam
pengadilan jika terbukti bidan tersebut salah dalam memberikan obat
sampai menyebabkan kematian pada pasien, maka saya akan
memberhentikan bidan tersebut dan bidan tersebut akan di kenakan
sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Jika terjadi kasus bawahan yang bertikai dengan teman sejawat karena
masalah pribadi, saya sebagai pemimpin sebisa mungkin akan menengahi
masalah ini. Kedua belah pihak yang bersangkutan akan saya panggil ke
ruangan saya dan menjelaskan seperti apa masalahnya. Jika memungkinkan
maka saya akan memberikan saran dan jalan keluar atas masalah mereka.
Tidak lupa juga saya akan memberikan surat peringatan kepada mereka atas
keributan yang telah mereka perbuat dan mengingatkan mereka untuk tidak
membawa masalah pribadi dalam lingkup pekerjaan.

3. Tentu saja saya sebagai pemimpin akan menolak jika diperintahkan untuk
melakukan aborsi. Karena sudah jelas aborsi merupakan suatu kejahatan yang
menghilangkan nyawa janin dalam kandungan dan hal tersebut melanggar
kode etik kebidanan. Telah jelas diatur dalam pasal 194 Undang-Undang
No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan untuk pelaku tindak pidana aborsi
yang melakukan tindakan aborsi yang tidak sesuai dengan aturan undang-
undang yang berlaku.

4. Jika saya sebagai pemimpin dan berada dalam situasi di fitnah atas tindakan
yang tidak benar dan tidak saya lakukan, tentu saja saya akan membela diri
saya dengan jujur serta memberikan fakta dan bukti yang jelas sehingga
masalahnya dapat terlihat dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai