Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

MERESUM KASUS
HIV / AIDS

Disusun Oleh :

AULIA CAHYA SALSADILA

HUSNUL ROYANA CHADIJAH

MARA AYU PRABANINGRUM

Dosen Pembimbing :

Dewi Ari Sasanti, SST, M, Kes

AKADEMI KEBIDANAN BORNEO MEDISTRA BALIKPAPAN

TAHUN AJARAN

2021/2022
Judul Jurnal : Hubungan Ibu Hamil Positif HIV/AIDS dengan APGAR ScoreBayi
di RSD dr. Soebandi Jember.

DOI : http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86759

DIAGNOSA KASUS : Infeksi maternal HIV memiliki keterkaitan dengan


kelahiran bayi dalamkondisi buruk, yaitu kelahiran prematur, berat badan lahir rendah,
dan retardasi pertumbuhan intrauterin (Brocklehurst & French, 2005). Ibu hamil positif
HIV berpotensi melahirkan bayi APGAR rendah karena asfiksia akibat infeksi maternal
yang menyebabkan sintesis dan sekresi surfakat paru-paru fetus berkurang. (Mensah,
2015; Liu et al.,2014)

MASALAH POTENSIAL: Melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara


ibu hamil positif HIV/AIDS dengan APGAR Score bayi di RSD dr. Soebandi Jember

INTERVENSI BIDAN : Perencanaan disusun berdasarkan diagnosa


kebidanan, merencanakan asuhan yang menyulurhh ditentukan dengan langkah-lagkah
sebelumnya. Keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh harus rasional
dan benar-benar tepat bedasarkan pengetahuan dan teori yang up to date dan setiap
rencana harus disetujui oleh pihak dokkter yang menangangani tenaga kesehatan dan
pasien. Berdasarkan hasil pengkajian dan penegakan diagnosa ini tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek dalam menetapkan perencenaan asuhan dengan
kehamilan ektopik terganggu.

PENYEBAB UTAMA : Didapatkan jumlah kelahiran sectio caesaria (SC)


pada ibu hamil positif HIV/AIDS sebesar 66,1%, lebih besar dibandingkan pervaginam.
Menurut Kemenkes RI (2011), SC mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi
sebesar 50-66%. Persalinan secara SC yang dilakukan sebelum pecah ketuban (SC
elektif) bermakna mengurangi kejadian transmisi HIV perinatal (Minkoff, 2001).
Kelahiran pervaginam meningkatkan risiko asfiksia bayi sebesar 3,12 kali sedangkan
kelahiran SC hanya meningkatkan risiko asfiksia bayi sebesar 1,56 kali (Nubliya, 2016).
PENANGANAN : Pengobatan HIV/AIDS dapat berupa antiretroviral
(ARV) yang bekerja untuk mencegah virus HIV menggandakan diri dan
menghancurkan sel CD4. Pengobatan ini dapat digunakan untuk ibu hamil agar
mencegah penularan HIV ke janin. Namun perlu diingat bahwa pengobatan ini harus
dilakukan rutin dan diminum sesuai jadwal, diwakti yang sama setiap hari agar
perkembangan virus dapat dikendalikan.

Anda mungkin juga menyukai