Anda di halaman 1dari 65

1.

WHAT IS THIS

BREAK MY HEART -DUA LIPA.

I would've stayed at home


'Cause I was doin' better alone
But when you said, "Hello"
I know that was the end of it all
I should've stayed at home
'Cause now there ain't no letting you go
Am I falling in love
With the one that could break my heart?
Oh no, I was doin' better alone
But when you said, "Hello"
I know that was the end of it all
I should've stayed at home
'Cause now there ain't no letting you go
Am I falling in love
With the one that could break my heart?

Clap,clap,clap,clap." Gila gua baru tau lu bisa nyanyi keren lagi"

"hahahahha ngak kok biasa aja"

"nyanyi lagi dong, coba lagu ambyar gitu"

"ngak aku ngak bisa nyanyi lagi suara ku udah serek nih,akhhh~"

"ayolah Sana, satu lagu aja bicara lu juga masih bagus tuh"

" ngak bisa guys aku udah nyanyi 2 lagu ini loh, pulang aja yuk, udah malam nih"

"Emang udah malam? orang ini masih terang juga"

"Ini lampu yang terang coba lu cek jam. Punya jam kan? udah jam 21 tau ngak"

"go homee"
Mereka bertiga akhirnya pergi meninggalkan ruangan itu. Sesampainya di luar gedung
mereka memanggil 3 taksi dan pulang ke rumah masing-masing.

Salah satu taksi berhenti tepat di depan rumah mewah. Sang penumpang memberi uang
kepada sopir yang bertanda dia telah sampai di tempat tujuan. Turun dari mobil lalu masuk ke
dalam rumah mewah tersebut. Tidak ada orang yang menyambutnya di depan
pintu.Sebetulnya memang tidak ada orang yang tinggal di rumah itu dari awal. Hanya orang
yang masuk ke sini saja yang berarti tinggal di rumah itu. Dan hanya dia yang masuk berjalan
ke rumah itu.

"Kenapa kau begitu lama?" 

"sudahlah jangan berisik aku sangat lelah"

"kau menghabiskan ramuan mu kan?, sudah kubilang jangan sampai ramuan mu habis dan
kau melupakan bekal cadangan mu hari ini. Apa kau tidak takut dengan kematian
seseorang ?"

"Bisakah kau tidak ribut di malam hari? Bukankan terlalu payah untuk ribut bagi orang
seperti dirimu?" 

Dia lalu pergi ke kamarnya dan menguncinya rapat-rapat padahal itu semua percuma. Karena
dia tetap saja bisa mendengar suara itu dari sisi mana saja dalam rumah ini, bahkan di dalam
lemari sekalipun.Dia akhirnya tidur karena merasa hal itu sangat dibutuhkannya sekarang.
Dan tidak lupa sebelum terhanyut dalam kasur yang empuk dia mengambil satu botol ramuan
dan meminum nya sekali tegak. Ini bagus untuk kesehatan. Lebih tepatnya kesehatan orang
lain.

                                                                                              ....

Keesokan paginya, seperti biasa dia memasak dan menyiapkan kebutuhan sekolahnya sendiri.

"aku akan melapor hari ini, apa perlu aku melihat keadaannya?, itupun jika kau mau"

"terserah, lagipula tidak ada yang berbeda jika saja aku mengetahui keadaannya. Ah, ya hapus
dari laporan mu tentang diri ku tadi malam jika kau masih ingin berteman dengan ku"
"EY, baiklah aku akan menjadi orang baik satu hari ini untuk mu. Tapi bukan kah terdengar
aneh kau mengancam ku seperti itu ? bukankah kau yang datang kesini?"

"kau mau mengawali pagi ini dengan sebuah debat yah? baiklah aku cukup lihai dalam hal
berbicara seperti ini"

"sudahlah pergi sana kau akan telat, walupun kita berdebat kau mungkin akan menggila
duluan"

Dia pergi tanpa membalas ocehannya, berjalan kaki menuju halte bus dan menunggu
kendaraan itu datang. Mengambil kursi yang paling belakang adalah kebiasaannya. Jika terisi
dia akan memilih duduk di kursi manapun yang penting itu mengarah ke dekat jendela.

                                                      .....

" Yakkk, Sanaaa,"

" Ei bisakah kalian tidak ribut, kalian merusak pagi seseorang"

"kau tahu? Aku sangat senang mengetahui teman ku yang satu ini pintar menyanyi"

"kau tidak sadar yah? kau telah mengatakan hal itu sebanyak 100x dari kemarin malam"

"Eh kau rajin sekali menghitungnya"

"Kalian pulang dengan selamat ? aku tidak sempat melihat chat di gb tadi malam, aku terlalu
lelah"

"tentu saja kami pulang dengan selamat"

"Kau sendiri?"

"yah siapa memangnya yang mau masuk di lorong rumah ku?"

"sungguh kemarin adalah momen yang menakjubkan, dan aku paling tidak bisa melewatinya"

"apa maksudmu? Jangan bilang? Kau merekamnya?gosh itu bagus jika itu sungguhan aku
akan meminta nya, boleh kan?"
"tentu saja aku merekam nya, ini ambil saja Hp ku dan kirim file nya sendiri. Aku terlalu
lelah hingga jari-jari ku ini terasa berat untuk menyentuh layar Hp"

Dengan cepat dia meraih Hp itu di meja sebelum dibawa pergi dan tentu saja segera
menghapus segala file tentang rekaman itu.

"Sana? Apa yang kau lakukan?"

" Oh, itu, aku hanya merasa kalian tidak perlu mendengarnya lagi, suara ku sangat jelek di
rekaman"

Kedua teman nya tetap menatapnya heran.

"eii ayolah aku sangat malu kalian mendengarkan suaraku seperti ini, sudahlah nanti aku akan
menyayi lagu lain di lain waktu, jadi jangan merekamnya lagi, OK?" tambahnya untuk
meyakinkan kedua temannya agar tidak terlihat aneh.

"AHHHH tidak, padahal aku sudah sangat senang tadinya mengetahui bahwa kau
merekamnya , tapi biarlah aku harus mengerti perasaan malu teman ku yang satu ini. Jangan
pura-pura lupa saat aku menyuruh mu bernyanyi di lain waktu lagi, Sana"

" Tidak akan aku akan menepati janji ku, tenang saja"

"untung saja aku sudah puas mendengarkannya semalaman. Dan ku rasa itu bagus untuk
bentuk rekaman suara."

" Benarkah? Baguslah untuk itu"

"Aku akan ke toilet, kalian ikut?"

" tidak" "tidak"

Dia pergi meninggalkan kelas dan berjalan cepat menuju toilet. Di dalam ruangan toilet dia
hanya duduk di closet dengan kaki yang gemetar serta kuku tangan yang digigit olehnya.
Semalam adalah momen pertamanya dimana pertama kalinya dia menyanyi di depan
seseorang dengan ramuan. Dia masih tidak menyangka ramuan itu tenyata betul-betul bekerja
untuknya, dan juga bekerja pada orang-orang yang mendengar suara nya itu. Bahkan di saat
efek ramuan itu telah memudar dalam dirinya.
08:00

KRINGGGG KRINGGGG KRINGGGG

Bel tanda masuk berbunyi. Sana segera menghela nafas dan memperbaiki baju serta
mengubah ekspresi wajahnya. Seakan bersiap untuk menghadapi kelanjutan dunia yang kejam
ini setelah dia membuka pintu toilet yang berada di hadapannya.  

" baiklah Sana ini awal yang cukup baik, kuatlah, kau tahu dirimu pasti bisa" ucapnya
terhadap dirinya sendiri. Setelah itu dia melangkah kembali ke kelas dengan ekspresi wajah
yang baik-baik saja.

^.^ Hiii hiii hiii hii hiii hiiii

I JUST WANNA SAY

Terima Kasih yang udah mau baca cerita ini

Terima Kasih atas waktu yang kalian berikan untuk membaca cerita pertama ku ini

Terima Kasih atas segala perhatian dan hal-hal lainnya

Aku akan lebih berusaha dengan baik untuk menulis cerita ini.

LOVE READERS , :-)

                                          ....................... NEXT
2. FIRST DATE

OUTTA MY HEAD - SOMI

KEMBALI PADA SAAT TAHUN KEDUA SEKOLAH AKHIR

SANA VIEW

Tahun kedua di masa akhir sekolahku terasa begitu hampa

Tapi sepertinya ini memang sudah hampa dari awal aku lahir

Diam adalah habitat dalam diriku, selama di sekolah aku hanya tersenyum secukupnya dan
belajar dengan normal. Semua orang tentu nya mengejek ku, entah itu karena aku terlihat
sombong atau terlihat begitu dingin untuk ukuran seorang perempuan,ataupun bahkan ada
yang mengasihani diriku. Aku tidak tau semua itu.

Satu hal yang aku tau, selama aku diam dan terlihat menyedihkan. Itu sudah cukup membantu
ku agar aku tidak merasa terlalu bahagia dan orang-orang yang ada di sekitar ku juga terasa
aman. Aku tidak ingin merasa terlalu bahagia karena itu hanya menyiksa ku dan
mendatangkan kesedihan nantinya. Aku rela terlihat menyedihkan seperti ini daripada melihat
orang tersiksa karena aku.

 Hingga datanglah satu hal buruk yang kuharapkan tidak pernah terjadi. Hal yang telah kujaga
selama ini untuk tidak terjadi, tetap saja akhirnya terjadi. Yah, akhirnya aku juga
mendapatkan nya. Kematian orang pertama. Buruknya lagi dia teman satu sekolah ku.
Walaupun terbilang dia sering menghina ku bersama teman se-gengnya, bagi ku itu tidak
menjadi masalah. Lagipula aku juga pantas untuk dihina. Kejadian ini lah yang membuat ku
pindah ke lain kota di tahun terakhir masa sekolah ku. Namun, kejadian ini juga merupakan
awal baik bagi ku.
Kejadian itu terjadi saat seminggu setelah sekolah mengadakan ujian kenaikan kelas. Aku dan
seluruh siswa menerima hasil nilai ujian kami dan aku merasa begitu senang karena kali ini
nilai ujian ku tuntas diatas rata-rata. Aku tau seharusnya waktu itu aku tidak terlau bahagia
untuk hal semacam ini, aku tersadar di masa sekarang. Kali itu rasanya kerja keras ku terbayar
mulai dari belajar dengan giat hingga tengah malam sambil rela mengejarkan soal sebanyak
mungkin dan lainnya. Aku senang dengan hadiah sederhana ini. Dan itulah inti masalahnya,
rasa senang ku itulah  yang menyebabkan kematian seseorang. 

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, sekolah kami mengadakan lomba antar guru dan murid
untuk merayakan akhir tahun pelajaran dan yah gedung sekolah tentu saja tidak ramai seperti
di hari biasa dan lapangan sekolah lah yang cenderung ramai. Satu hal yang harus kalian tau
sebelum aku melanjutkan kisah ku ini. Menyanyi adalah aku. Dan, kapan orang akan mulai
benyanyi? Tentu saja saat mereka bahagia, begitu pun dengan diriku.Seperti yang sudah
kukatakan saat ini aku sangat bahagia akan nilai hasil ujian ku. Aku pergi ke ruang musik
setelah mendapatkan surat nilai ujian ku waktu itu. Aku dapat bebas pergi ke sana karena aku
tidak ikut serta dalam perlombaan apapun, siapa juga yang mau menyertakan nama ku dalam
kegiatan kelas seperti itu. Jadi, ruang musik sekolah kami terbilang cukup jauh dan terpencil
dari lingkungan kelas, berada dekat di bawah tangga lantai 2 dan terisi dengan banyak alat
musik dan microphone. Aku bukanlah anak musik tapi aku sangat ingin menyanyi saat ini lalu
terpikirlah ruangan ini yang cukup mampu untuk bisa menjaga suara ku agar tidak terdengar
oleh orang lain. Setelah memastikan semuanya aman, aku mulai bernyanyi dengan volume
suara yang sedang.

Dancing With A Stranger- cover Sara Farell

I don't wanna be alone tonight 

It's pretty clear that I'm not over you 

I'm still thinking 'bout the things you do

So I don't wanna be alone tonight, alone tonight, alone tonight


Can you light the fire? 

I need somebody who can take control 

I know exactly what I need to do

'Cause I don't wanna be alone tonight, alone tonight, alone tonight

'Drrrrtttt Drrrrttttttt Drrrrttttttt'

Berhenti menyanyi dan mengecek Hp ku. Ouh ternyata tidak ada yang menelpon. Aku
tersadar itu berarti, ada orang lain di ruangan ini? Aku segera berdiri dan segera berjalan ke
sisi lain ruangan. Panik  sambil mengecek dan berusaha mencari asal bunyi itu. Dan, ketemu
ternyata ada dibawah alat musik drum. Saat itu perasaan ku hanya kosong dan terdiam
menatap drum itu. Hanya satu harapan yang kuinginkan saat itu, yaitu semoga saja hanya ada
Hp di balik drum itu, dan tidak ada manusia pemiliknya disana. Aku mulai maju mendekati
drum itu dengan hati-hati , dan.

'Sudah telat' batinku.


 Aku mulai menatapnya dengan tatapan sedih. Seakan bertanya apa yang kau lakukan disini?
Seluruh rasa bahagia ku hanya bertahan sekurang-kurangnya 1 jam. Rasa bersalah mulai
menyelimuti ku lagi. Rasa yang sama sewaktu umur ku masih 10 tahun. Ini sudah telat, darah
segar telah mengalir dari hidung dan telinga nya dan yah ditambah keadaanya yang pucat
dengan mata yang terpejam. Dengan perasaan antara ragu dan memiliki setengah harapan dia
masih hidup. Aku mulai mengecek detak jantungnya dengan penuh rasa khawatir. 'Betul,
sudah telat kan' batinku. Jantungnya sudah berhenti. Aku tidak tau sejak kapan dia telah
meninggal. Yang ku tahu dia meninggal karena diriku, lebih tepatnya karena suara ku saat
menyanyi tadi. Aku mulai merasa mata ku menghangat dan penglihatan ku buram karena air
mata. Tangan ku yang bergetar ku pegang erat-erat lalu ku bawa mereka dalam dekapan ku.
Aku menekan bibir ku dengan sekuat tenaga berusaha menahan tangisan ku sendiri. Ini terasa
sangat sakit bahkan lebih sakit dari 10 tahun yang lalu.

Aku bangkit lalu berlari ke luar ruangan dan berteriak meminta tolong. Beberapa siswa
akhirnya datang dan membantu ku mengangkat tubuh siswi ini ke UKS, beberapa lagi terlihat
hanya menonton dengan tatapan penuh kengerian, ditambah wajah milikku yang sudah penuh
dengan air mata yang menambah kegaduhan mereka. Mereka pasti bertanya-tanya, ternyata
seseorang seperti ku bisa menangis juga yah. Aku mengabaikan pembicaraan para siswa
sepanjang perjalanan ku ke UKS. Tidak peduli akan perkataan mereka yang terdengar sangat
jelas di telinga ku.  Hanya satu yang ku tuju saat ini yaitu sampai di ruang UKS secepatnya.
Sesampainya disana dokter sekolah kami menyuruh semua orang keluar. Dan satu siswa lagi
disuruh untuk memanggil guru piket yang ada pada hari itu. Sedangkan aku hanya diam
menatap kosong ke arah pintu UKS yang telah tertutup rapat. Mata ku sudah bengkak aku
bisa merasakannya dan kubiarkan air mata ku mengering di wajah ku. 

Aku teringat Hp anak itu masih ada di ruang musik. Dengan cepat aku berlari kembali ke
ruang musik dan mengambil Hpnya. Tepat saat aku mengambilnya dari lantai panggilan suara
masuk kembali dengan tulisan bernama "Hana". Perempuan ini, aku mengenalnya dengan
baik. Dia ketua gengnya. Pantas saja dia menelpon, dia sedang mencari keberadaan
anggotanya. Aku lalu segera menjawab panggilan itu dan menyuruhnya untuk pergi ke ruang
musik menemui ku.

Hana adalah orang yang sangat membenci ku di sekolah ini, bisa dibilang dia berada dalam
perasaan benci yang paling kuat kepadaku diantara perasaan benci siswa lainnya.  Dia
menjadi begitu bukan tanpa alasan. Hana adalah orang yang penyayang,sabar, dan ceria. Dia
dapat dengan mudah mendapatkan banyak teman karena sifat positifnya itu. Tapi terhadap ku
semua hal itu tidak mungkin berlaku. Kami bagaikan musuh bebuyutan dalam hidup yang
tidak mungkin akan  pernah berdamai. Setiap kami bertemu Hana selalu meledek ku dengan
panggilan khasnya pada ku yaitu 'wanita sombong'. Hal itu bermula saat tahun pertama kami
di sekolah ini. Aku saat itu sedang duduk sendiri di kantin, lalu Hana datang duduk di
samping ku entah darimana. Dia langsung menawari ku sebotol susu dan bertanya apakah kita
bisa berteman? aku hanya menatapnya dengan wajah datar ku. Terlihat jelas dari senyum
tulus di wajahnya dia sangat menaruh harap kepadaku untuk menerima tawaran itu. Tapi aku
tidak bisa menerimanya. Tanpa sepatah kata pun aku bangkit dan pergi meninggalkannya dan
yah semua orang menertawainya karena terlihat seperti pengemis yang kehausan dengan
pertemanan. Aku tadinya berniat untuk menyuruh mereka tertawa, tapi aku pikir itu hanya
membuat nya aneh. aku memutuskan terus berjalan meninggalkannya seorang diri di sana.
'Aku minta maaf' lirihku

...

"Lihat,lihat siapa yang kutemui ini?"

Dengan nada bicara khas bully nya itu dia mulai berbicara, dan aku? Ini sudah biasa bagi ku
dan aku merasa adil jika ia ingin berperilaku begitu kepada ku.

"Kau sudah sampai yah? " aku berusaha membalasnya dengan baik

 "Seperti nya ini Hp milik teman mu, dia ada di UKS, dan....." sebelum aku melanjutkan kata-
kata ku Hana langsung  merampas Hp yang ku pegang.

" Kenapa ini ada pada mu? " Hana terlihat mengkerutkan dahinya 

"Dan UKS? Apa kau menyiksa nya dengan tangan kotormu itu? Sehingga dia terluka parah
karena ke.." sebelum dia mengamuk aku memotong balik perkataan nya
"sebaiknya kau tidak berdebat disini, sebaiknya kau berlari ke UKS dan segera mengecek
keadaannya, sebelum kau menyesal karena terlambat, dan aku tidak pernah menyiksanya"
Aku menyarankannya untuk segera kesana, penjelasan dari ku nanti saja.

" ha? Kau bersama nya di ruang musik tadi kan?aku menelponnya berulang kali tapi dia tidak
menjawab, kau pasti merampas Hpnya saat kau menyiksa nya  bukan? agar dia tidak dapat
meminta bantuan siapapun, iyakan? Dasar wanita sombong!"

" apakah perkataan ku kurang jelas aku bilang aku tidak menyiksa nya dan aku sendiri tidak
tahu nama teman mu itu, jadi tolong jangan berpikiran negatif terhadap ku, dan yah Hp ini
aku hanya menemukannya di sini"

Hana maju lalu mendorong bahu ku "Ingat dan camkan ini pada dirimu, jika ada apa-apa
dengan Yuna, kau yang akan ku datangi duluan" 

'nama nya Yuna yah?' batinku

Dia pergi setelah menatap ku dengan tatapan mematikannya.Tapi, dia berhenti tepat sebelum
kakinya keluar melewati pintu ruangan itu dan balik kepadaku seakan teringat sesuatu. " kau
tahu bukan? Ruangan musik ini memiliki CCTV? Sepertinya kau memilih tempat yang salah
untuk melakukan perbuatan keji mu itu"  Setelah mengatakan itu dia lalu pergi.

Aku menghebuskan nafas lalu pergi ke kelas dan menyendiri. Semua teman kelas ku ternyata
sudah pulang semua  hanya beberapa yang tinggal. Tentu saja para siswa pulang karena
perlombaan yang tadinya seru pastinya terhenti karena peristiwa tadi. Kenapa aku tidak
kembali ke UKS? Percuma aku disana aku sudah tahu seperti apa keadaanya saat ini.  Disana
hanya membuat ku semakin hancur. Aku menatap surat hasil nilai ujian yang masih ada di
meja ku, mengambilnya lalu merobeknya. Menenggelamkan wajah ku pada meja dan mulai
menangis. Sedih? Tentu saja, merasa bersalah? Sangat malahan.Beberapa yang mendengar
tangisan ku seketika meninggalkan kelas itu, aku bisa mendengar langkah mereka dan itu
membuat kelas itu kosong, hanya menyisahkan diri ku.  Aku mulai berbicara dengan
batinku ,kenapa selalu saja begini? Kenapa aku memiliki keburukan seperti ini? Dan kenapa
kematian pertama harus terjadi pada teman sekolah ku yang malang itu?. Walaupun itu adalah
yang pertama dan aku sempat menangis tersedu-sedu menyalahkan diri beberapa hari, tapi
tetap saja ujung-ujungnya aku hanya merasa, ya sudah lah aku memang terlahir begini mau
bagaimana lagi? Jika seseorang mati yah itu karena memang takdir nya bukan karena 100%
penyebabnya suara ku kan. Itulah mengapa aku tidak terlalu suka membuka hati dan
menyambut kebahagian yang datang menghampiri. Aku lebih suka diri ku yang berperasaan
kosong dan kosong. Waktu sudah menunjukkan jam 16:00, aku merampas tas ku lalu berjalan
ke luar gedung sekolah. Aku menoleh sedikit ke lorong yang menuju UKS sebelum betul-
betul pulang dan dapat terdengar suara tangisan yang begitu keras bagi ku dan beberapa orang
yang seperti nya dari rumah sakit yang bertugas  membawa jenazah nya ke rumah sakit untuk
melakukan pemeriksaan berkelanjutan mungkin? Aku tidak tahu. Aku memantapkan langkah
ku keluar sekolah dan duduk menunggu di halte bus. 'aku sangat minta maaf'

 Sejak saat itulah aku akhirnya mengetahui kedua orang itu, Hana dan Yuna. Dua orang yang
akhir-akhir ini selalu mengejek ku, aku mengenal Hana tapi aku baru tau Yuna itu teman
sekelompoknya Hana. Yuna terbilang sangat jarang terlihat berbicara jika Hana mendatangi
ku bersama dengan kelompoknya. Dia hanya diam melihat jijik kepadaku sambil memakan
permen karetnya. Dan, yah kenapa dia bersembunyi dibalik drum itu? Apa yang dia lakukan
disana sebetulnya?

                                                                                    .......

Keesokan pagi setelah kejadian itu terjadi, berita meninggal nya salah satu siswi di sekolah ku
sudah tersebar di Group chat line sekolah, aku hanya diam menatapi Hp ku. Tiba-tiba satu
notifikasi chat masuk dan aku tidak mengenalnya, siapa ini? Dari foto profilnya aku
mengenalnya, dia adalah Hana? Sudah kuduga pasti dia akan mendatangi ku, anak itu
memang punya rasa dendam besar pada ku semenjak awal sekolah akhir. Sebetulnya, dia bisa
saja menjadi teman sejati ku satu-satunya, tapi memang dari awal aku bersekolah aku sudah
memutuskan untuk tidak membangun hubungan pertemanan oleh siapa pun sampai ramuan
ku bisa tercipta. Setidaknya itulah pesan yang paling sering diingatkan pada ku. Tapi
nyatanya usaha ku itu sia-sia. Kejadian menakutkan inilah buktinya.

LINE CHAT
HANA

Hei! Kau pasti sudah mendengar kabar bukan?

Jangan berpura-pura tidak mengenal ku 

Aku akan mendatangi mu! KAU INGAT KAN?

AKU TIDAK AKAN MELEPASKAN MU!

Kau adalah orang yang kucurigai atas kematian Yuna, jadi jangan coba-coba kau lari dari
masalah ini

SANA

Baiklah, silahkan tanyakan apapun yang kau mau dari ku aku akan menjawab nya dengan
baik. Dan yah aku turut berduka atas meninggalnya teman mu itu.

HANA

SEBAIKNYA KAU HATI-HATI DENGAN KAMERA CCTV!

KAU YANG HARUS BERTANGGUNG JAWAB!

DATANGLAH KE RUANG MUSIK JAM 09:00 besok!

Aku akan membuat mu membayar nya, ingat itu!


SANA

Baiklah

Aku sangat santai bukan? Yah sudah kubilang diriku sangat terasa hampa aku merasa tidak
memiliki emosi, namun aku juga tidak akan kabur aku akan melakukan apapun yang ku bisa
untuk membayar kesedihan mereka. Karena aku tau aku salah, tapi di sisi lain aku juga tidak
dapat berbuat banyak. Aku hanya bisa berdoa arwah nya tenang disana dan menunggu surat
pemindahan sekolah ku. Yah perjanjian ku dengan sang Ketua adalah jika aku membuat
insiden kematian berarti aku harus pindah ke sekolah baru.

                                     

TIK TUK TIK TUK TIK TUK TIK

Suara jam terdengar jelas di sana, sudah hampir jam 9. Aku sengaja datang duluan. Bukan
kah itu terlihat baik, karena disini yang salah adalah aku setidaknya aku harus menunjukkan
perhatian ku. Aku pergi ke sekolah dengan pakaian bebas nan sederhana. Hoodie abu-abu dan
celana pendek jeans warna hitam lengkap dengan sendal, rambut hitam panjang ku aku kuncir
dan juga masker, aku sangat senang berpergian dengan masker ini sangat nyaman.

KREEKKK

Suara pintu dibanting membuat ku tersadar dari lamunan. Ah ternyata sudah datang yah. Dia
menghampiri ku dan hanya menatap ku kesal? Entah aku tidak bisa menebak tatapan mata
nya. Seperti sedih tapi juga sangat marah dan kecewa bersamaan.

" Kau ternyata datang juga yah? Ku kira kau akan lari seperti pengecut atau berdiam diri dan
bersembunyi di rumah" 
"Sana...... aku tidak tahu apa yang terjadi antara kau dengan Yuna, yang kutau kau adalah
orang terakhir yang bersamanya, dan jika kau terbukti bersalah kau harus mengakuinya itu"

"Sudah kubilang bukan? Aku tidak akan lari jadi sebaiknya kau tidak marah dan bicara lah
dengan baik, tapi tunggu kau tidak memukul ku ? tumben sekali biasanya jika aku tidak buat
salah kau akan memaki ku tibanya aku punya salah kau malah melemah seperti ini?"

"Aku memang sangat membenci mu karena sifat sombong mu itu , tapi aku juga tidak ingin
menyangka kau yang melukai Yuna, jadi untuk mengetahui nya kau harus menonton rekaman
CCTV nya bersama ku"

" Lalu mengapa kau sangat marah saat di chat tadi?"

" aku terlalu marah karena kejadian ini, sebaiknya kau tidak usah banyak tanya kau harusnya
merasa bersalah"

' aku sangat merasa bersalah Hana'

"Baiklah"

"cih, hanya itu tanggapan mu seharusnya kau ketakutan sekarang, dasar cewe aneh"

Kami memasuki ruang tersembunyi yang ada di balik tirai di ruangan musik. Aku tidak tahu
bahwa ada ruang CCTV disini, walupun hanya memiliki satu layar monitor tapi itu juga
sangat perlu, jika dipikir -pikir dalam ruangan ini banyak alat musik yang harganya tidak
terbilang murah. Jadi untuk keamanan yah memang perlu sih.

Hana sedang mengotak-atik komputer itu, sepertinya dia sedang mencari rekaman kemarin.
"Apa hubungan mu dengan Yuna?" Aku mencegah keheningan

"Tentu saja dia sahabat ku, dasar"

                                                                                                  .....

Click

Kami menontonnya dengan seksama, untung saja CCTV ini kedap suara, jadi tidak akan ada
lagi kematian keduanya.

Click

"Apa-apaan ini? LALU SIAPA YANG MEMBUATNYA BEGITU?"

"ha?"

Aku berpura-pura kaget karena melihat bagaimana Yuna yang mati karena sesak nafas sendiri
ketika mulut ku terlihat bergerak di monitor. Yah itu memang tanda-tanda gejala yang
mendengar suara ku, ini sama persis yang terjadi 6 tahun lalu pada seseorang.

"sudah kubilang bukan? Aku tidak akan lari, karena bagaimana mungkin aku lari jika bukan
aku yang harus lari" Aku berkata begini untuk mempermudah keadaan. Itu saja. Aku tidak
berniat untuk menutupi kesalahan ku.

"Lalu menurutmu siapa yang akan lari?"


"ouh? Apa maksudmu? Tentu saja tidak ada apa kau tidak pernah mendengar berita seseorang
dapat mati karena syok akan sesuatu, dia pasti terkena serangan jantung ,lagipula aku tidak
pernah menyentuh tubuh nya selama aku disana dan tidak ada orang lain yang menyentuhnya,
jadi tidak ada yang bisa kau salahkan." Aku menambahkan rasa yakin kepada Hana, bahwa
kau harus menerimanya karena jika kau mencarinya terlalu dalam tentang masalah ini, itu
hanya akan mempersulit keadaan. 

"TIDAK, dia... dia ... YUNA tidak memiliki riwayat penyakit sama sekali" Bentak Hana
kepada ku. 

'dia tidak memiliknya yah?'

"Kau memangnya tau darimana? Apa kau ibu kandungnya yang mengetahui riwayat
hidupnya?" Aku memancing nya untuk tidak berpikir bahwa Yuna tidak memilki penyakit

" Aku mungkin bukanlah ibunya, tapi aku sangat tahu dengan jelas karena aku adalah sau...." 

dia berhenti sebelum menyelesaikan kata-kata nya dan wajahnya memerah menandakan dia
marah serta mata yang mulai tergenang oleh air mata. 'ada apa dengan dia?kenapa sangat
kesal seperti itu?' batinku. Dan dia bilang apa tadi? aku tidak terlalu jelas mendengarnya.

Dia lalu mematikan monitor dan juga listrik di ruang itu lalu menarik tangan ku ke luar dan
tidak lupa kembali mengunci ruangan rahasia itu. Dia menatap ku seakan takut akan sesuatu?
Lalu pergi meninggalkan ku tanpa mengucapkan apapun. Semenjak itulah aku tidak pernah
bertemu dengan Hana. Hingga aku pindah pun untuk mengurus surat di sekolah untuk
terakhir kalinya pun aku tidak melihatnya.  Maafkan kau karena membuat mu sedih tanpa
penjelasan apapun tentang apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak bisa berkata jujur untuk
sekarang, mereka hanya membilangi diri ku lelucon. Tapi aku juga tidak tahu harus
bagaimana.Untuk menghindari rasa frustasi dan kesalahan yang ku perbuat, Ketua akhirnya
mendatangi rumah ku dan mengurus data dan berkas dll nya, untuk pindah ke sekolah yang
baru. Dan kabar indahnya akhirnya ramuan khusus buat ku sudah tersedia dan itu berarti tidak
ada lagi peristiwa yang mengerikan seperti ini akan terjadi di masa depan ku.
'Aku harap'

^.^ Hiii hiii hiii hii hiii hiiii

I JUST WANNA SAY

Terima Kasih yang udah mau baca cerita ini

Terima Kasih atas waktu yang kalian berikan untuk membaca cerita pertama ku ini

Terima Kasih atas segala perhatian dan hal-hal lainnya

Aku akan lebih berusaha dengan baik untuk menulis cerita ini.

LOVE READERS     .........NEXT


3. MY LITTE SAD FAMILY

DEAR NO ONE-TORI KELLY

KEMBALI PADA SAAT SANA BERUMUR 2 TAHUN

SANA VIEW

Ketika itu umur ku masih 2 tahun dan seorang pria datang mengunjungi rumah ku. Yang
dapat ku ingat hanyalah kacamata, iya pria yang datang itu berkacamata dan tinggi. Sejak hari
itu aku sudah sangat jarang melihat wajah ibu dan ayah ku. Hingga umurku 10 tahun aku
bertemu kembali dengan seorang wanita tua, mungkin itu ibu ku? Aku tidak benar-benar
mengenalnya tapi hati ku terasa sangat dekat, sehingga aku hanya berpikir dia adalah orang
yang dekat dengan ku. Aku duduk di pangkuannya dan dia mulai menyanyi kan ku lagu anak-
anak yang hanya ku ingat adalah melodi lagu itu sungguh indah terdengar. Tanpa sadar aku
juga ikut bersenandung mengikuti iringan lagu yang dinyanyikan oleh wanita yang
memangku diri ku.Tapi, setelah beberapa saat aku merasa kepala nya jatuh diatas kepala ku,
dan begitu berat rasanya.Darah mengalir dari dahi ku, aku sangat takut pada saat itu. Saat itu
pula pria kacamata itu datang dengan muka yang panik ditemani oleh seorang lelaki yang bisa
jadi dia adalah ayah ku mungkin?

Dengan cepat dia menurunkan ku dari pangkuan wanita itu lalu menarik ku ke dalam rumah.
Aku melihat beberapa pelayan berlarian segera membantu wanita yang tadi. Aku sangat
bingun dan takut. Dari kondisi terakhir yang kulihat sebelum aku betul-betul hilang di balik
pintu adalah mata wanita itu tertutup dengan hidung dan telinga yang ikut mengeluarkan
darah, tidak lupa dengan bibir nya yang sangat pucat. Pria itu mendudukkan ku di sebuah
kursi besar dan menyuruh seorang pelayan untuk pergi mengambil beberapa lembar tisu lalu
memberikannya. Dia mengelap noda darah yang tertinggal di rambut dan dahi ku, aku hanya
diam dengan perasaan kosong ku itu. Setelah selesai, dia lalu menatap ku sebentar dan mulai
memegang tanganku dengan lembut.

"Sana, kau adalah anak yang baik, kau lahir dengan karunia yang indah tapi sayangnya
karunia itu butuh waktu untuk digunakan dengan baik." Ucapnya serius namun dengan kesan
yang lembut.

"Karena ini telah terjadi, dan sepertinya kekuatan mu mulai perlahan tak dapat lagi ditahan ,
maka dengarkan baik-baik perkataan ku."Lanjutnya

Pria ini yang telah mengurus ku selama 8 tahun terakhir ini, dia membawa ku ke rumah yang
mewah ini dan mulai mengajari ku banyak pelajaran hidup, dan yah aku tidak pernah ke
sekolah, aku bersekolah ketika umur ku cukup 15 tahun.

"Kejadian yang barusan terjadi aku minta kepadaku jadikan itu pelajaran hidup bagi mu,
bahwa dirimu akan berjanji padaku tidak akan lagi bersenandung mengikuti sebuah irama
ataupun menyanyikan sebuah lagu di depan seseorang ataupun dimanapun, kecuali di kamar
mu sendirian kau baru bisa bernyanyi. Apa kau paham ?"
"Kenapa? Apakah suara ku sejelek itu hingga aku tidak boleh bernyanyi?"Aku dengan
polosnya bertanya sewaktu itu.

" Tidak, tidak, suara mu sangat lah bagus,hanya saja untuk saat ini suara mu dapat membuat
orang lain sengsara dan takut pada mu. Apa kau mau orang lain membenci mu?"

"tidak, aku tidak mau orang membenci ku"

"baiklah sekarang apa kau mau berjanji pada ku tentang hal yang tadi ku katakan ?"

"Iya Sana berjanji"

Aku tidak tau kenapa pria kacamata ini rela mengurus anak seperti ku, aku hanya
menurutinya karena dia sangat baik kepadaku hingga dia memberlakukan diriku seperti anak
kandung nya. Di rumah yang mewah ini hanya aku,pria berkacamata, dan selebihnya pelayan
yang tinggal di rumah ini, terkadang ada beberapa perempuan yang cantik dan muda yang
datang tapi setelah beberapa hari mereka pergi lagi, entah itu siapa aku tidak pernah tau.
Setelah kejadian itu aku akhirnya mulai menahan diriku untuk tidak mengikuti sebuah irama
lagi ataupun bernyanyi. Dan, yah bisa dibilang aku tumbuh dalam kesendirian.
Waktu lambat laun mulai berubah, dan pria kacamata itu dia tidak rela memberitahukan
namanya kepada ku, dia hanya menyuruh ku menyebut nya dengan panggilan Ketua atau sang
Ketua, dan lagi-lagi aku hanya menurutinya tanpa tahu mengapa aku harus begini? Seiringnya
berjalan waktu Ketua mengajari ku banyak hal mulai tentang keanehan diri ku, pelajaran
hidup, dan juga sosial. Lambat laun aku menerima dan mengerti akan keanehan yang terjadi
dari diriku dan ketika Ketua mulai merasa aku sudah siap untuk hidup dan bertemu dengan
orang lain dan juga dia sedang mengusahkan membuat sebuah ramuan khusus untuk ku.
Maka saat itulah aku mulai bersekolah akhir (SMA) dengan satu perjanjian lagi jika kejadian
masa lalu ku terulang aku akan segera pindah dari sekolah itu. Dan lagi aku hanya
menanggapi nya dengan kesanggupan diriku. 

Tapi, ternyata semua rencana tidak berjalan mulus karena sifat menggebuh-gebuh ku yang
membuat ku harus pindah sekolah. Untung saja saat itu kematian pertama terjadi ramuan
khusus ku juga akhirnya bisa ku konsumsi. Aku tidak tau ramuan itu darimana, tapi Ketua
hanya bilang ramuan itu bukan berasal dari dunia ini, ini berasal dari dunia nya. Baiklah, aku
hanya mempercayai itu, lagi dan lagi.

Aku sudah belajar hidup tanpa kehadiran orangtua sejak umur ku 2 tahun. Orang tua ku
sampai sekarang masih ada, ibu ku? Ketua bilang dia berhasil diselamatkan dan sekarang
hidup dengan anak angkatnya. Sejak saat itu kedua orangtua ku sepertinya ingin menghapus
kenyataan bahwa mereka memiliki anak kandung yaitu aku. Setelah mendengar penjelasan
dari Ketua tentang keanehan dalam diri ku. Orang tua ku berpikir aku adalah anak pembawa
kesialan sehingga mereka menyuruh Ketua untuk mengambilnya saja. Sedih sih punya orang
tua tapi ngak dianggap, tapi aku juga tidak mau membahayakan mereka, lagipula aku
sekarang punya seseorang yang bisa diandalkan. Namun, akhir-akhir ini Ketua sangat sibuk
dan yah aku memang sudah tidak tinggal di rumah mewah itu lagi, Ketua menjadi sibuk
karena bisnis nya yang semakin berkembang sehingga jarang menemui ku, terakhir aku
berkomunikasi denganya adalah mendengar kabar bahwa ibuku mulai sakit-sakitan karena
efek peristiwa yang dulu kembali menyerang. Aku awalnya merasa bingun tentang perasaan
apa yang harus kurasakan sekarang, sedih? Atau cuek? Dan aku memilih berperasaan seperti
tidak terjadi apa-apa. Aku terlalu bingun untuk memilih perasaan saat mendengar kabar itu.
Lagipula mereka telah meninggal kan ku dengan rasa angkuhnya.

 Aku yang sekarang tinggal sendiri di rumah yang lebih kecil tapi cukup untuk terbilang
mewah. Semenjak pindah sekolah, Ketua membawa ku ke rumah yang lebih dekat dengan
sekolah baru ku.Disana aku memang terlihat sendirian, tapi sebetulnya ada hal lain yang
menjadi penjaga rumah ini. Echo dia adalah nama penjaga ku sekaligus penjaga rumah ini dan
lingkungan sekitarnya. Rumah ini memang bukan rumah sembarangan. Rumah ini memiliki
Echo, dia adalah pemilik rumah ini, tak terlihat namun selalu berbicara dengan ku. Dia hadir
dalam bentuk sebuah 'gema' Ketua sendirilah yang menugaskannya. Dan ,dia yang selalu
melapor kepada Ketua tentang perilaku ku selama sebulan atau 2 minggu jika aku punya
banyak masalah. Echo memiliki sifat yang mirip dengan Ketua hanya saja dia lebih sedikit
cerewet. Kami banyak berbagi cerita dan terkadang saling mendebatkan sesuatu. Tidak ada
orang yang berani berkeliaran di lingkungan rumah ini, jika tidak diganggu oleh Echo.

                                                                               .....

Aku yang sekarang merasa lebih bebas dan sedikit bahagia. Ini semua berkat ramuan itu. Aku
sudah sangat bersyukur dengan adanya ramuan yang Ketua berikan kepada ku, hingga aku
dapat bernyanyi di depan seseorang. Setidaknya aku bisa memiliki teman dan aku sangat
berhati-hati tentang mereka. Dan tentang masa lalu? Entahlah aku merasa percuma saja
membahas ataupun merasa bersalah, aku merasa hampa jika itu diceritakan lagi.

^.^ Hiii hiii hiii hii hiii hiiii


I JUST WANNA SAY

Terima Kasih yang udah mau baca cerita ini

Terima Kasih atas waktu yang kalian berikan untuk membaca cerita pertama ku ini

Terima Kasih atas segala perhatian dan hal-hal lainnya

Aku akan lebih berusaha dengan baik untuk menulis cerita ini.

LOVE READERS

 ............ NEXT
4. A TRUTH UNTOLD

FEELINGS-LAUV

"Sesuai dengan laporan yang ada, pihak kami telah berusaha sebaik dan secermat mungkin.
Dan memang betul anak Bapak dan Ibu meninggal dikarenakan keracunan zat berbahaya
yaitu sianida. Jika memang anda ingin agar arwahnya tenang dan kalian juga merasa tenang
saya sarankan hal ini sebaiknya dilaporkan sebagai kasus pembunuhan kepada pihak Polisi.
Dan aku akan memberikan hasil laporan medisnya kepada kalian"

"Siapa yang telah tega melakukan ini pada kami? Apa salah anak kami?" Sahut pria tua itu
ketika mendengar berita yang mengejutkan tentang anak mereka.

"Saya juga turut prihatin atas kejadian yang menimpa anak Bapak dan Ibu. Beberapa kali saya
pernah mendapatkan kasus pembunuhan remaja yang seperti ini. Dan hasil dari penyelidikan
menyatakan mereka diberi racun oleh seseorang. Di masa SMA terkadang teman-teman
mereka memilki rasa iri yang tinggi terhadap satu sama lainnya entah itu perkara tentang
nilai,gaya hidup, ataupun hal lain. Itulah yang menyebabkan mereka saling menikam satu
sama lain. Hasil dari kasus-kasus yang pernah saya tangani, pelakunya adalah orang-orang
terdekat korban ataupun teman sekolahnya sendiri." Pihak medis itu berusaha untuk
memberikan penjelasan kepada kedua orang tua Yuna.

"Kami....kami akan melaporkannya ke Polisi" jawab seketika wanita tua itu yang wajahnya
sudah sangat merah dikarenakan marah sekaligus kaget.

Dari luar ruangan, seorang gadis berdiri dengan mata yang tertunduk lemah

"Racun? Siapa yang tega memberikan racun itu? Aku harus mencari tahunya, aku tidak akan
melepaskan orang yang telah membunuh Yuna!"
.

TAHUN AJARAN BARU

"Hana, apa kau baik-baik saja?"

"Kudengar kau tidak pernah keluar selama liburan kali ini"

"Ayolah jangan terlalu kau bawa pikiran tentang kematian Yuna" Sambil mencoba merangkul
pundak Hana, dan berpura-pura tersenyum palsu.

"Arwahnya akan tenang jika kau berhenti memikirkannya, anak itu terlalu sok kalem itulah
kenapa dia mati dengan keadaan yang menyedihkan seperti itu"

"Dari mana kau tahu arwah nya tenang? Memangnya kau melihatnya, ha? Dan kau bilang sok
kalem? Bukannya itu dirimu yang rela menerima tawaran lelaki demi sejumlah uang agar
terlihat kaya dan di sekolah kau seakan menjadi anak yang lugu dan sopan" Balas Hana
dengan raut wajah yang kesal.

"Ada apa dengan mu? Aku begini hanya ingin menghibur mu, kau menjadi lebih sensitif
semenjak Yuna meninggal"

"Tinggalkan aku sendiri! ,dan jangan sok tahu tentang kematian Yuna, oh ya dan aku tidak
perlu hiburan mu itu"
" Terserah" gadis itu terlihat kesal karena pembicaraan mereka yang tidak mulus

Baru 2 hari semenjak tahun ajaran baru dimulai, tapi Hana berubah menjadi lebih sensitif dan
lebih mudah marah jika ada orang yang berbicara tentang kematian Yuna, apalagi seseorang
yang sok tahu tentang Yuna. Dia tidak lagi sering bergabung dengan gengnya, dia lebih suka
menyendiri di tahun terakhirnya ini. Berat adalah perasaan yang paling menguasai Hana saat
ini, dia sangat ingin mencari tahu siapa yang tega membunuh Yuna. Tapi, di lain sisi dia juga
tidak dapat banyak bertindak. 2 minggu setelah kematian Yuna beberapa orang dengan
setelan jas yang rapi mendatangi kediaman Yuna. Mereka sepertinya membuat pengancaman
bersifat halus dengan mengandalkan sebuah surat perjanjian dengan kedua orangtua Yuna.
Dan esoknya Hana mendnegar kabar bahwa penyelidikan serta laporan yang dibuat di pihak
Kepolisian dibatalkan dan dicabut, serta dokter yang menyelidiki tubuh Yuna juga menolak
untuk dihubungi. Bukan kah ini cukup terlihat mencurigakan?

Hanya ada satu cara yang bisa Hana tempuh jika dia tetap ingin mencari tahu teka-teki ini.
Aubrea Sana. Dia adalah satu-satunya orang yang bisa diajak berdiskusi tentang ini secara
nyata dia yang bersama dengan Yuna sewaktu itu. Tapi anehnya setelah 3 hari tahun ajaran
baru dimulai, Sana tidak pernah terlihat di sekolah.Hingga akhirnya Hana memutuskan untuk
pergi mencari informasi kepada wali kelas mereka. Ternyata, Sana telah pindah ke sekolah
lain dan wali nya meminta guru mereka dan pihak sekolah untuk tidak terlalu menyebarkan
berita ini kepada para murid. Mungkin saat ini hanya Hana yang tahu tentang ini. Karena
memang hanya dia kan yang ingin sekali menjadi teman seorang Sana lebih tepatnya dia
hanya merasa harus menemani orang yang bermodel Sana. Yang diam tapi terlihat tegar.
Siswa lain bahkan tidak sadar bahwa Sana sudah pindah dari sekolah mereka. Hal ini
membuat Hana ingin patah semangat,dia merasa sangat tidak mungkin melakukannya seorang
diri tanpa ada bantuan dari pihak lain.Akhirnya Hana memutuskan untuk menghubungi Sana,
mencoba membangun pertemanan nya lagi dengan baik.

LINE CHAT

HANA

Hi
Kau pindah sekolah yah?

Semoga kau betah di sekolah baru mu, aku hanya ingin menyapa

Jika ada kesempatan bisakah kita bertemu di taman Kota besok pukul 10 pagi?

Aku ingin membicarakan sesuatu

SANA

Hi

Iya aku pindah karena keluarga ku ingin mengurus sesuatu di wilayah lain

Terimakasih telah menyapa ku

Seperti nya aku tidak bisa, karena aku memilki jadwal yang padat semenjak pindah

Kau tahu bukan sulitnya anak pindahan di tahun terakhir sekolah?

Jika ingin bicara lewat sini saja.

HANA

Ouh, begitu yah

Baiklah, semangat untuk jadwal mu yang padat itu

Seperti nya lain kali saja bicara nya, ini bukan masalah penting kok

SANA
Baiklah kalau begitu.

HANA

Dan, aku ingin minta maaf sewaktu membentak mu di ruang obrolan ini

Sungguh aku melakukannya karena terbawa suasana jadi aku harap kau bisa mengerti itu, dan
aku juga berharap kita dapat berteman kedepannya.

SANA 

Tidak apa-apa, aku mengerti keadaan mu saat itu . Dan yah aku juga berharap kita bisa
berteman kedepannya.

HANA 

Baiklah kalau begitu.

Dengan berat hati Hana harus berhenti berharap untuk mengajak Sana bekerja sama, dia tahu
betapa sulitnya pelajar saat di tahun terakhir sekolah, apalagi bagi mereka yang baru pindah
sekolah. Akhirnya dia menutup niat nya untuk mencoba mencari tahu jawaban dari teka-teki
ini, dia pasrah atas apa yang terjadi, dia harus lebih fokus untuk belajar sekarang. Mungkin
ada waktu dimana dia dapat mencari tahu jawaban teka-teki ini nantinya tapi tidak untuk
waktu sekarang. Dan Sana kelihatan nya dia bertambah baik semenjak pindah sekolah,
buktinya dia tidak sedingin yang dulu.Pikir Hana.

.
.

SANA VIEW

"Yakk, kalian punya ide makanan untuk hari ini?" Sahut Jihan dengan muka cerianya

"Apalagi yang bisa di makan di sekolah kita, hanya nasi bukan?"

"Maksud ku setelah pulang sekolah, kebetulan besok libur kan?"

"Ei, bukan kah kita harus belajar?tidak,tidak aku akan langsung pulang setelah sekolah"

"Sana kau bagaimana? Mau kan ikut dengan ku? Ayolah"

"Tumben sekali kau memaksa kami seperti itu, bulan lalu juga punya hari libur tapi kau tidak
seaneh ini, ingatlah 2 bulan lagi kita akan ujian kelulusan"

"HUFFTTTT, kalian memang tidak mengerti kemauan ku seperti apa, apakah kalian tidak
bisa membaca situasi? Apakah sungguh diantara persahabatan kami ini tidak ada yang ingin
melukis cerita cintanya terlebih dahulu, sejak kelas 1 hingga sekarang kalian bahkan jarang
berinteraksi dengan cowo, apakah kalian akan tetap begini sampai lulus?"

"iya" jawab diriku dan Sinta bergantian

Anak ini memang yang paling tidak tahan akan kejombloan diantara kami bertiga, awal
pertama aku pindah ke sekolah ini saja dia telah mengenalkan ku banyak laki-laki di sekolah.
Jihan, dia yang paling ingin memiliki pacar selama ini, tapi dia juga tidak ingin persahabatan
nya itu terpecah belah hanya karena dia memiliki pacar, akhirnya dia memilih menahannya.
Itulah mengapa dia selalu mengajak kami untuk pergi ke pusat kota, karena disana dia akan
dengan mudah mendapatkan laki-laki yang ia mau. Pernah sekali kami ikut dengan Jihan dan
alhasil peristiwa memalukan terjadi kepada kami tapi Jihan malahan menganggap peristiwa
itu menyenangkan. Tapi bagiku Jihan juga patut diberi penghargaan akan kesetian nya
sebagai sahabat.

 Lain lagi, dengan Sinta, anak itu lebih berfikir seperti ku, jika kau memilki uang maka laki-
laki sempurna akan dengan mudah mengahampiri mu. Pemikiran yang konyol sih tapi juga
memilki nilai realitas hidup yang jujur untuk jaman sekarang. Diriku sangat bersyukur
mendapatkan 2 teman ini, dan yah sekarang saat aku bahagia aku tidak lagi menahan
nyanyian ku, melainkan aku akan bernyanyi dengan lantang di depan kedua teman ku ini,
selama ramuan itu ku minum mereka akan baik-baik saja.

" Kalau begitu ambilkan nampan makanan ku untuk makan siang hari ini"oceh Jihan yang
terlihat cemberut, karena kami yang tidak menuruti kemauannya untuk berjalan-jalan setelah
pulang sekolah.

"Baiklah,baiklah aku akan menuruti kemauan mu dan jangan pergi mencari laki-laki lagi
lebih baik kau menyimpan uang mu untuk diri sendiri" Balas Sinta, aku hanya tersenyum
mentap mereka.

Kami bertiga langsung berdiri dari kursi dan berjalan menuju kantin sekolah. Setelah sampai
di kantin kami mulai mengambil makanan kami sendiri begitu juga dengan makanannya
Jihan. Sekolah ini memang berbeda jika tentang makanan, mereka memberikan makanan
gratis seperti nasi campur kepada para siswa dan yah itu sangat bagus menurut ku. Jihan
terlihat telah duduk di tempat biasa dengan wajah yang kusam karena kelaparan. Kami selalu
makan dengan ceria dan lahap jika sudah bersama seperti ini, canda dan tawa selalu hadir
dalam hubungan kami ini, bahkan disaat kami ingin makan. 

Setelah makan siang kami juga tidak pernah lupa dengan rutinitas makan makanan yang
manis setelah yang asin, yap ini adalah kebiasaan kami mau dalam keadaan sedang makan
sendiri atupun makan bersama, makanan manis wajib hadir bagi kami. Kali ini, makanan
manis yang kami milih yaitu es krim coklat dengan waffle. Seakan ada alarm yang bergetar di
kantong rok seragam ku, aku lalu teringat akan suatu hal.Aku melihat jam pada Hp ku. Waktu
menunjukkan jam 12 siang, itu berarti aku harus segera meminum ramuanku lagi.
"Gais, aku ke toilet dulu bentar yah"

"Ok hati-hati yo"

Aku segera berjalan keluar kantin dan menuju toilet terdekat, untuk berjaga-jaga
kemungkinan jika saja aku nanti akan bersenandung ataupun bernyanyi sehingga aku harus
rutin meminum ramuan ini setiap 14 jam. Ketua memang benar setelah ramuan ini diciptakan
aku akan merasa lebih baik, dan buktinya sekarang aku merasa baik .Tidak, ini lebih dari
baik.

BRUKKKK*

"Akhhh, apa yang kau lakukan?" aku berkata sambil memegangi kepala ku. 

Entah siapa yang ku tabrak ini tapi jujur dia seperti memakai perisai dibalik baju nya, ini
sangat sakit. Tiba-tiba aku melihat ada sebuah tangan? Eh penglihatan ku sedikit buram. Aku
menggapainya tanpa berpikir terlebih dahulu. Untung saja koridor yang menuju toilet terlihat
sepi, karena semuanya memang sedang berada di kantin untuk makan siang.

"Maafkan aku, kau tidak apa-apa?" eh laki-laki yah? Setelah berusaha menyesuaikan
penglihatan ku aku tersadar dia memang laki-laki karena terlihat dia memakai celana panjang,
hmm ada apa ini, tumben sekali aku bertemu laki-laki seperti ini. 

'Sana sadarlah!' batinku

"Aku baik-baik saja silahkan lanjutkan urusan mu" aku tidak ingin cari ribut awalnya, tapi itu
berubah seketika aku sadar bahwa botol ramuan ku juga ikut jatuh dan pecahh! What?

"Seperti nya botol mu pecah karena aku menabrak mu, bagaimana ini apa ada yang bisa
kubantu?" Sadar akan diriku yang menatap pecahan botol kaca ramuan ku yang telah pecah,
dia berusaha mengajukan bantuan. Tapi kau? Mau membantu ku? Wkwwkkwkk mana
sempat, ramuan ini saja tidak berasal dari dunia ini.
"Tidak apa-apa jangan dipikirkan, botol ini juga mau ku buang kok" Aku langsung berlalu
melewati nya tanpa melihat seperti apa tampangnya, jika terlalu lama dan serius nantinya aku
akan jatuh di sembarang tempat lagi. 

Setelah sampai di toilet aku langsung meminum ramuan itu, untung saja aku selalu punya
cadangan jadi yah santai aja kalau satu botol pecah. Bagi orang biasa seperti ku dan pria tadi,
kami hanya melihat ramuan itu seperti air bening biasa, tapi Ketua bilang sebetulnya air nya
berwarna biru langit cerah namun hanya bisa dilihat oleh orang yang berasal dari dunia yang
sama dengan Ketua (CEWORLD). Aku berpikir sejenak setelah meminum ramuan, siapa
laki-laki yang menabrak ku tadi kurasa dia sangat tinggi hingga aku tidak melihat wajahnya.
Apa aku sedang bermimpi? di sekolah ini mana ada siswa cowo setinggi itu, anak baru kah ?
entahlah. Aku kembali ke kantin dan melanjutkan aktivitas makan ku yang sempat terhenti
tadi.

"Jika ini tidak aneh bolehkan aku bertanya sesuatu perihal cowo?" Aku dengan ragu
membuka pembicaraan ini terhadap kedua teman ku ini.

" Cowo? Kenapa? Tumben sekali kau membicarakannya" Sahut Sinta heran sebagai sahabat
dengan satu pendirian dengan ku ini.

Jihan hanya menatap ku dengan muka polosnya, namun matanya menatap ku tajam seolah
berkata 'cepatlah katakan ada apa?' dia sangat lucu.

" Apakah kalian pernah melihat siswa cowo yang tinggi di sekolah ini? Maksudku yang
melampui tinggi ku, hingga jika aku berdiri dihadapannya aku tidak bisa melihat wajahnya
jika tidak mendongak ke atas, apakah ada?"

"Cowo tinggi di sekolah ini? Mungkinkah ada? Kalau ada mungkin dia dari klub basket?"

"Hmmmm itu betul, ada sih yang bukan dari klub basket tapi hanya beberapa, dan mungkin
ada yang tinggi tapi tinggi nya mirip atau setara dengan tinggi mu Sana, yang melampui mu
aku kurang tahu"

" Wah kriteria mu tidak main-main rupanya, hahahaha"


" Aku bertanya begini bukan karena masalah apa-apa hanya saja aku perlu beberapa
informasi" Sahut diriku, agar mereka tidak berpikiran kesana kemari.

" Aku tidak terlalu tahu masalah siswa cowo di sekolah kami, aku hanya mengenal siswa
cowo di kelas selebihnya karena kita satu sekolah jadi yah kemungkinan untuk mengenal satu
sama lain tidak bisa aku hindari" ungkap Sinta yang menandakan bahwa ia tidak tahu
mengenai cowo yang kumaksud.

"Kau, Jihan? apa kau mengetahui siswa yang kumaksud?" Sambil bertaruh harapan kepada
Jihan semoga saja dia tahu

"Semenjak aku bersekolah disini tidak ada siswa cowo yang kulihat tinggi nya seperti oppa-
oppa di drama korea,  ah maksudku yang melampui tinggi mu. Tapi kalau diluar sekolah
banyak sih" Berakhir sudah diantara mereka berdua tidak ada yang mengetahui nya.

Karena bel akhir makan siang sudah berbunyi, kami memutuskan untuk kembali ke kelas dan
sekarang sedang mengikuti pelajaran jam terakhir. Tapi bukan berarti seusai ini kami dapat
pulang ke rumah.Kami wajib mengikuti jam pelajaran tambahan untuk persiapan ujian akhir.
Melelahkan sih tapi yah mau gimana lagi udah nasib. Selama jam pelajaran tambahan itu
kami berlatih mengerjakan banyak soal.  Selama jam pelajaran tambahan ini dilaksanakan aku
selalu berusaha yang terbaik. Aku ingin masuk ke kampus yang bagus jika sudah lulus
nantinya. 

Aku mengalihkan sebentar pandanganku ke bangku Jihan dan Sinta. Mereka sudah terlihat
sangat lelah. Jihan yang make up nya sudah pudar dan Sinta yang hanya menatap kosong
buku pelajarannya, entah apa yang dia pikirkan. Aku menatap lebih lama  kedua orang itu,
betapa bersyukurnya diriku yang dapat bertemu dengan 2 orang ini. Walaupun mereka sudah
tahu bahwa aku menyimpan rahasia yang sangat besar dan aku memberitahu mereka bahwa
aku tidak bisa menceritakannya sekarang.Namun, mereka tetap saja mau selalu bersama ku.
Dalam lamunan ku aku teringat hari-hari pertama ku bersekolah di sekolah ini, Jihan yang
duduk di depan ku tiba-tiba menatap ku dengan senyuman nya, tentu saja aku bingung, dia
kenapa? Lalu di hari berikutnya mereka berdua mulai mengajak ku berbicara dan bertanya
apakah aku mau menjadi teman mereka?Awalnya aku ingin menutup diri kembali seperti di
sekolah pertamaku dengan bertekad untuk tidak membangun hubungan pertemanan dengan
siapapun hingga lulus. Aku hanya takut menyakiti orang lain. Tapi aku teringat bahwa
keadaan ku yang sekarang sudah sedikit berbeda dari yang dulu. Aku sudah memilki ramuan
itu, bernyanyi sekarang pun tidak apa-apa. 

Akhirnya aku menutup keputusan ku yang gelap itu lalu mulai membuka kesempatan untuk
kedua orang ini untuk menghiasi hidup ku dengan menjadi teman mereka. Setelah jalan
beberapa hari aku mulai bersikap terbuka kepada mereka dan mengatakan bahwa aku memilki
satu rahasia dalam hidup ku tapi aku juga tidak bisa menceritakannya sekarang, tadinya aku
tidak mengharapkan reaksi yang baik dari keduanya.Namun, mereka berkata tidak apa-apa
jika kau memilki rahasia, semua orang memilki rahasia nya sendiri dan itu adalah haknya
untuk menceritakannya atau tidak lagipula untuk berteman kau tidak perlu harus mengetahui
seluruh hal tentang orang itu. 

Aku tersadar kembali ketika pikiran ku sudah merambat ke Hana. Dia juga seharusnya bisa
menjadi seperti Jihan dan Sinta tapi aku salah menempatkannya, aku terlalu takut untuk
membuka kesempatan itu dulu. Hingga sekarang saat aku telah membunuh teman nya yang
lain dia tetap masih ingin menghubungi ku bahkan mencari informasi tentang pindahan ku,
aku tahu dia pasti bimbang dan bingun akan kematian Yuna. Tapi mau bagaimana lagi Ketua
mengatakan kepada ku agar tidak menjelaskan rahasia ku pada Hana dan membiarkannya
begitu saja, bersalah? Tentu saja aku sangat bersalah atas semua yang menimpa Yuna, tapi
aku juga resah karena tidak tahu aku harus bagaimana.

Aku membuka Hp dan melihat riwayat chat ku dengan Hana mulai dari perjanjian ku di ruang
musik hingga pesan terakhirnya yang menyuruh ku bertemu dengan nya di bulan lalu
sekaligus harapan nya untuk bisa berteman dengan ku lagi. Aku berusaha untuk terlihat tidak
terlalu menanggapinya dan mencari alasan agar tidak bertemu dengannya. Dia mengatakan
ada yang ingin dia bicarakan. Pikir ku itu adalah tentang kematian Yuna, tapi di pesan
terakhirnya dia mengatakan itu tidak penting jadi aku kembali berpikir mungkin kah ini
tentang yang lain? Aku juga tidak tau.

Dan yah aku kembali teringat tentang suatu hal yang sangat ingin ku ketahui hingga saat ini.
Tapi seperti nya itu tidak pantas bagi ku untuk mengetahuinya. Hasil pemeriksaan lab darah
Yuna. Aku ingin mengetahui nya tapi sampai sekarang pun aku tidak pernah mendengar hal
itu sedikit pun. Jadi aku berpikir mungkin saja hasil darahnya normal dan dia meninggal
karena syok berat akan sesuatu yah apalgi jika buka suara ku ini. Dan orang tua nya mungkin
memilih untuk memendam berita ini sendirian dan mengikhlas kan putri nya pergi. Ketua
juga tidak pernah membahas hasil lab darah Yuna dia hanya mengatakan pihak keluarganya
Yuna menutup laporan medis dan tidak ingin ditanyai apapun oleh siapapun tentang kematian
Yuna.  Ketua juga tidak lupa mengingatkan ku bahwa ini bukan suruhannya, dia memastikan
agar aku tidak berpikir macam-macam tentang dirinya. Aku tau itu, walupun Ketua memilki
koneksi yang banyak tapi aku tahu dia tidak pernah mau melakukan  sesuatu demi kejahatan
atau untuk menutupi sebuah kejahatan. Itulah mengapa Ketua hanya mengamati pergerakan
keluarga Yuna dari  jauh dan menyuruh ku untuk tetap membiarkannya.Tapi tetap saja apa
yang terjadi setelah kematian Yuna sangat aneh.

^.^ Hiii hiii hiii hii hiii hiiii

I JUST WANNA SAY

Terima Kasih yang udah mau baca cerita ini

Terima Kasih atas waktu yang kalian berikan untuk membaca cerita pertama ku ini

Terima Kasih atas segala perhatian dan hal-hal lainnya

Aku akan lebih berusaha dengan baik untuk menulis cerita ini.

LOVE READERS , :-)

                                              ...........NEXT
5. STORY ABOUT A WORLD

PITY PARTY-Melanie Martinez

Kembali pada 15 tahun yang lalu saat dimana Sang Ketua diberi misi baru oleh Penguasa
CEWORLD. Misi yang diberikan kepada Ketua bukanlah misi yang terbilang mudah dan
pahitnya misi ini adalah misi yang akan menjadi tiket pulangnya ke dunia asalnya. Dalam
misi terakhirnya ini Ketua harus menolong seseorang anak perempuan yang berkekuatan
aneh. Awalnya Ketua menganggap misi terakhir ini akan mudah untuknya, yang dimana dia
telah berpengalaman dalam hal tentang menolong seseorang. Namun, tanggapannya akan misi
yang mudah seperti misi-misi sebelumnya gugur begitu saja saat dia tahu bahwa anak
perempuan yang akan ditolongnya itu memilki kekuatan dari dunia DEWORLD. 

Ketua sempat keberatan menerima misi yang akan menjadi tiket pulangnya ini. Namun,
setelah dia mengetahui bahwa anak perempuan ini seharusnya menjadi bagian dari
CEWORLD karena memilki hati yang baik dan lembut. Rasa keberatannya pun mulai
berkurang sedikit demi sedikit, hanya saja Ketua bingun akan satu hal, yaitu entah mengapa
kekuatan yang ada pada anak perempuan itu bertolak belakang dengan kepribadian dirinya
yang seharusnya menjadi bagian dari CEWORLD. Bukannya dapat membuat orang
tersanjung dan bahagia, anak perempuan itu dapat membuat seseorang terbunuh hanya
dengan suaranya. Mirip dengan kekuatan dari DEWORLD. Penguasa CEWORLD telah
melakukan peramalan masa depan sebelum memberikan misi ini kepada Ketua. Penguasa
CEWORLD menegaskan kepada Ketua bahwa anak perempuan ini memilki takdir sebagai
bagian dari CEWORLD dan itu sudah pasti. Tapi karena kekuatan yang dimiliki anak
perempuan itu sangatlah langkah dalam sejarah CEWORLD. Maka dari itu, Ketua ditugaskan
untuk mengasuh dan melindungi anak perempuan itu dari lingkungan DEWORLD serta
berusaha untuk mengubah kekuatannya menjadi kekuatan alami seperti para CEWORLD.

 Kekuatan alami dari CEWORLD yaitu memilki suara yang dapat membuat orang merasa
bahagia dan damai .Sekaligus membuat setiap pendengar tersanjung akan suara mereka.
Sedangkan, kekuatan alami dari DEWORLD yaitu memilki suara yang dapat membuat orang
merasa kesakitan dan sengsara sekaligus dapat membunuh setiap pendengar yang mendengar
suara nyanyian mereka. Sungguh dua dunia yang sangat bertolak belakang. Untuk mengubah
kekuatan DEWORLD yang dimilki anak perempuan itu menjadi kekuatan alami dari
CEWORLD. Dia harus bebas dari memilki niat membunuh seseorang dengan kekuatannya
hingga dia berumur 26 tahun. Namun, kekuatan pada anak perempuan itu akan tetap bisa
membunuh orang yang mendengarkannya, walaupun dia tidak memilki niat untuk membunuh
sama sekali. Walaupun, dia akan merasa tersakiti sendiri oleh kekuatannya. Bagaimanapun
kekuatannya akan tetap berjalan seperti dasar asalnya. Anak perempuan itu tidak lain adalah
Sana,

Aubrea Sana.

Dibalik kehidupan manusia yang normal ini ternyata masih terdapat ribuan serta jutaan alam
dunia yang manusia sendiri tidak mengetahui keberadaannya dan di beberapa dunia pun
memilki kekuatan yang aneh serta nyata yang membantu jalannya dunia manusia yang
sekarang. Salah satunya dunia suara yaitu dunia yang melahirkan penyanyi-penyanyi yang
membawa serta membantu menyebarkan kedamaian ataupun kejahatan di seluruh dunia
manusia yang terdiri atas baik dan buruk. CEWORLD dan DEWORLD. Selama ini kedua
dunia ini tidak pernah saling berinteraksi walupun mereka memilki latar belakang yang sama,
yaitu suara. Para pendahulu mereka bersepakat tidak saling ikut campur tentang urusan satu
sama lain. Mereka percaya bahwa mereka memilki jalannya masing-masing dan saling cuek
adalah jalan yang harus mereka tempuh. CEWORLD adalah dunia yang dimana isinya para
mahluk yang dikaruniai suara emas dengan kepribadian yang baik dan sabar. Mereka
ditakdirkan untuk mencari serta membantu manusia-manusia yang dapat menjadi bagian dari
CEWORLD, yaitu mereka yang memilki suara yang indah dengan sifat yang baik dan sabar
juga. Nantinya para manusia-manusia yang telah dibantu akan menyebarkan kedamaian di
seluruh dunia dengan suara indah mereka, tentu saja dengan bantuan pengajaran dari
perwakilan CEWORLD yang bertugas. Walaupun para manusia itu tidak mengetahui bahwa
dia adalah bagian dari CEWORLD, tapi nama-nama mereka telah tercatat untuk ditakdirkan
sebagai bagian dari CEWORLD . Yaitu sebagai bagian yang membawa kedamaian di muka
bumi ini. Rasa kedamaian dan ketenangan hati yang dirasakan seseorang karena suara-suara
indah itu, nantinya akan menjadi kekuatan bagi dunia CEWORLD sehingga CEWORLD akan
tetap bisa berkembang. 
Namun, mereka tidak pernah menyangka akan datang masa dimana mereka harus mengurusi
urusan yang bercampur dengan masalah dari DEWORLD. Sana adalah salah satu bagian
CEWORLD yang langkah, namanya tertulis dan terpanggil untuk ditakdirkan menjadi bagian
dari CEWORLD namun kekuatan yang dimilki nya adalah kekuatan dari DEWORLD. Para
pejabat tinggi dunia CEWORLD tidak mengizinkan nama Sana diresmikan sebagai bagian
dari CEWORLD, sebelum kekuatan buruknya berubah menjadi kekuatan baik. Karena, jika
Sana tidak dapat mengubah kekuatannya itu berarti Sana akan menghancurkan kekuatan
alami dari dunia CEWORLD. Yang berarti tidak ada lagi suara indah untuk kedamaian
melainkan hanya untuk kematian. Namun, jika Sana berhasil mengubah kekuatannya dia akan
menjadi manusia yang memilki dua kemapuan dalam dua dunia dalam satu perasaan. Dia
dapat membunuh seseorang dengan suara nya jika ia mau dan juga dapat membawa
kedamaian pada orang lain. Itu akan bagus untuk CEWORLD karena memilki seorang
pahlawan nantinya. Jika Sana nantinya tidak berhasil, dia terpaksa untuk dibawa ke dunia
DEWORLD. Tapi Penguasa CEWORLD yakin anak perempuan itu akan mampu mengubah
kekuatannya, semakin besar rasa ketakutan Sana terhadap membunuh seseorang oleh
suaranya. Maka, semakin besar juga kemungkinan Sana dapat bertahan hingga umurnya 26
tahun.

Itulah mengapa Ketua ditugaskan untuk mencari serta melindungi Sana sejak Sana masih
muda agar dia jauh dari kata kesengsaraan yang dapat melahirkan kejahatan atau balas
dendam nantinya. Namun seiring bertambahnya usia Sana dia ternyata memilki kebiasaan
aneh yaitu menyanyi saat dia merasa bahagia. Jika itu diteruskan maka akan semakin besar
kemungkinan Sana dapat membahayakan orang lain dan semakin besar dia akan mengalami
kekhawatiran dan kesengsaran. Sehingga Penguasa CEWORLD membuat ramuan khusus
untuk Sana yang dapat bertahan selama 14 jam untuk membantu Sana dari rasa kesengsaraan
yang berlebihan.

Melangkah ke dunia DEWORLD, dimana para pembunuh dan penjahat ada disana dimana
suara mereka dijadikan senjata untuk berburu kekayaaan dan kenikmatan. Mereka juga
memliki sistem yang sama dengan CEWORLD namun memilki sifat dan kepribadian yang
berbeda. Manusia yang menjadi bagian dari DEWORLD dikaruniai suara yang bagus namun
dapat menyiksa seseorang, dan sekaligus membunuhnya. Mereka yang menjadi bagian dari
DEWORLD awalnya memang memilki kepribadian yang jahat entah itu karena ajaran kedua
orangtua mereka, dendam, atau memang memilki sifat psikopat. Jika sampai dunia
DEWORLD mengetahui bahwa Sana memilki kekuatan dunia mereka namun tercatat sebagai
dunia CEWORLD dan sekarang perwakilan dari CEWORLD sedang berusaha untuk
mengubah kekuatan Sana menjadi kekuatan yang baik. Maka, perwakilan DEWORLD yang
ada akan segera mencari dan merebut Sana. Ini bisa memancing pertengkaran bagi kedua
belah pihak. Sehingga CEWORLD berusaha melindungi Sana dari endusan para perwakilan
DEWORLD yang ada di dunia manusia.

^.^ Hiii hiii hiii hii hiii hiiii

I JUST WANNA SAY

Terima Kasih yang udah mau baca cerita ini

Terima Kasih atas waktu yang kalian berikan untuk membaca cerita pertama ku ini

Terima Kasih atas segala perhatian dan hal-hal lainnya

Aku akan lebih berusaha dengan baik untuk menulis cerita ini.

LOVE READERS

    ............NEXT
6. WHO ARE YOU-KUN

YOUNG DUMB AND BROKE - KHALID

2 MINGGU SETELAH UJIAN AKHIR DILAKSANAKAN.

Malam yang dinanti-nantikan oleh kebanyakan remaja tahun akhir pun tiba. Apalagi jika
bukan malam perpisahan atau biasa yang dikenal dengan sebutan Prom night. Di malam itu
seluruh siswa-siswi yang hadir berusaha saling terlihat menawan dan menarik. Agar
mengahasilkan riwayat momen yang bagus juga. Bahkan beberapa diantara mereka saling
berusaha saling tarik-menarik perhatian para lawan jenis dan melukis kenangan kasih sayang
di masa-masa akhir sekolah mereka. 

Malam ini Sana berusaha menampilkan sosok feminim dari dirinya, dia tidak memiliki niat
untuk mencuri perhatian dari siswa laki-laki manapun seperti yang dilakukan kebanyakan
teman kelas perempuannya. Dia hanya merasa ini adalah waktu yang tepat untuk tampil
cantik, hanya itu. Dengan make up yang sederhana nan elegan Sana terlihat sangat menawan
dan anggun. Dress berwarna biru gelap menjadi pilihan Sana untuk malam yang satu ini.
Dress dengan model cocktail shoulders berhasil menampilkan sisi feminim Sana yang dibalut
dengan kesan litte sexy. Ditambah tatanan rambut panjang sana yang digerai bergelombang
dan hiasan aksesoris yang berkilau,menjadi tambahan poin bagi penampilan Sana malam ini.
Dan untuk sepatu, Sana ingin mencoba sepatu high heels dengan warna yang senada dengan
dress nya yaitu biru gelap. Biru gelap/navy sendiri adalah warna favorit Sana dalam
kehidupannya. Sana berpikir warna biru gelap/navy adalah warna yang menggambarkan
kesedihan tapi tidak sesedih seperti gambaran kesedihan pada warna hitam. Cocok untuk
menggambarkan dirinya di kehidupan nyata saat ini yang dimana dia merasa sedih dan
terpuruk tapi diluar dari semua itu Sana juga berada di situasi yang bahagia dan penuh kasih
sayang, sehingga kesedihannya bisa dibilang tidaklah teramat-amat sedih.

Waktu menunjukkan pukul 19:00, 10 menit yang lalu Sana masih duduk manis di sofa
ruang tamu untuk menunggu jemputan. Dan sekarang, dia sudah berada dalam perjalanan
menuju hotel tempat Prom night Sekolahnya dilaksanakan. Sana berpergian dengan sopir dan
mobil yang dikirim oleh Ketua. 3 hari sebelum acara ini dilaksanakan, Sana memang pergi
berkunjung ke rumah Ketua dan memberi kabar bahwa dia akan ikut Prom night. Ketua
sempat tidak sadar bahwa ternyata Sana telah lulus dari Sekolah tingkat akhir, karena terlalu
sibuk akan dunia bisnis nya itu. Setelah mendengar kabar itu, Ketua langsung menyuruh
asistennya untuk mengirim orang untuk menemani Sana menyiapkan hal-hal yang diperlukan
nantinya. Sana awalnya tidak mengira Ketua akan mengirim seseorang untuk membantunya
mempersiapkan semuanya. Dia hanya mengira Ketua memberikannya uang dan membiarkan
Sana mengurusnya seorang diri. 

Hal ini membuat Sana sadar bahwa dia seharusnya tidak berada dalam kesedihan lagi, dia
memilki seseorang yang selalu peduli dan khawatir dengan nya walapun dalam keadaan yang
sangat sibuk sekalipun. Berkat bantuan dari orang suruhan Ketua, Sana dapat dengan mudah
menemukan model dress yang cocok dengan dirinya. Orang yang dikirim oleh Ketua untuk
membantu Sana adalah orang yang memang ahli dalam dunia perfashion-nan terutama
masalah tentang fashion wanita. Dan hasilnya pun tidak mengecewakan bahkan ini lebih dari
apa yang diharapkan Sana. Hasil penampilan malam ini sangatlah membuat Sana bahagia.
Hingga mampu membuat senyuman manis di bibir Sana sepanjang perjalanan di dalam mobil
menuju hotel Prom night dilaksanakan.

SANA VIEW

HUFFTTT....., Aku berusaha meniup tangan ku yang mulai mendingin. Aku tidak menyangka
ruangan aula hotel akan sedingin ini, atau apakah aku saja yang merasa begini karena dress
yang kupakai kebetulan tidak menutupi sebagian pundak ku. Aku berjalan menyusuri
kumpulan para siswa-siswi yang sedang mengobrol, aku berusaha mencari dua orang
perempuan yang menjadi patner ku di acara ini. Siapa lagi kalau bukan Jihan dan Sinta. Aku
menyuruh mereka masuk ke dalam aula hotel duluan dan tidak usah menunggu ku di lobby
seperti orang kehilangan. Karena aku tau mereka pasti tidak tenang jika terlalu lama
menunggu ku datang. Setelah mencari kesana kemari akhirnya aku menemukan mereka di
meja pojok aula.

 Dari jauh aku mengamati keduanya. Jihan terlihat terkagum-kagum dengan para siswa cowo
yang memang aku akui sendiri mereka semua terlihat lebih baik dari hari sekolah biasa. Mata
Jihan sibuk memandang kesana kemari bahkan hingga aku datang di hadapannya. Sinta
terlihat seperti biasa tenang dan melamun. Bagaimana mungkin kami dapat ditakdirkan
menjadi sebuah sahabat, padahal sifat kami bertiga sangatlah bertolak belekang. Mereka
sangat lucu.

" Jihan, Sinta"

Hingga aku memanggil nama mereka barulah Jihan mengalihkan pandanganya itu dan Sinta
yang berubah menjadi tersenyum dan bangkit menghampiri ku.

"Eyyy, lihat siapa ini?" canda Sinta

" Sudah kuduga kau pasti tidak mau memakai warna cerah yang pernah kutawarkan tempo
dulu, tapi tidak apa-apa kau terlihat menakjubkan dengan warna ini" Komen Jihan yang
langsung teringat saran nya pada ku saat aku bertanya warna apa yang cocok ku gunakan saat
dia melihat aku datang dengan warna yang cukup terbilang gelap. Pikir ku bukankah ini acara
malam, yang dimana suasana pakaiannya pun harus gelap atau dark.
" aku bahkan sempat tidak mengenal mu dari jauh, baru kali ini kami melihat mu
berpenampilan seperti ini, dan sepertinya aku tidak bisa berhenti untuk mengatakan WOW di
dalam hati ku."

" Kalian berlebihan aku tetaplah aku, hanya saja ini sisi lain dari diriku. Kalian berdua juga
terlihat sangat indah," Balas ku kepada mereka berdua.

"Aku pikir Sinta tidak akan mau memakai sebuah Dress pada malam ini, wkwkwkwkkwk"
ledek ku pada Sinta yang dilanjut oleh tawaan Jihan.

" Hei, kau pikir aku tidak punya otak jika ingin tetap memakai celana jeans ke acara porm
night?" balas Sinta dengan muka yang terlihat cemberut.

"hahahhaha, aku harap acara ini cepat selesai agar teman ku yang satu ini cepat terbebas dari
penderitaannya, hahahhahaha" ucap Jihan.

Yah, bagi Sinta ini pasti adalah sebuah penderitaan karena memakai dress yang panjang untuk
beberapa jam kedepan sangatlah sesak bagi Sinta. Memakai rok sekolah saja dia sudah risih.
Tapi mau bagaimana lagi dia juga tidak bisa menolak saran dari ibunya. Ibu Sinta adalah
pemilik salah satu toko baju Wanita tersukses di Kota kami, jadi mana mungkin jika ibunya
membiarkan anaknya pergi ke sebuah acara tanpa berpoles terlebih dahulu. Tapi sungguh
kami bertiga terlihat sangat menawan dan bersinar. Aku merasa tidak sabar untuk menikmati
masa-masa menjadi orang dewasa setelah ini.

.
.

Acara prom night sekolah kami berjalan dengan lancar serta meriah. Satu persatu urutan acara
telah dilakukan dengan baik. Aku dapat melihat wajah kedua patner ku yang berdiri tepat di
samping ku ini nampak sangat bahagia. Begitu juga dengan siswa dan siswi yang hadir pada
acara itu. Di sela-sela momen kebahagian seperti ini, aku tenggelam pada pikiran ku.
Kebahagian yang kurasakan sekarang ini pada detik dan menit ini. Apakah aku pantas
mendapatkannya?,Apakah seseorang seperti diri ku ini pantas merasakan momen seperti ini?,
seseorang yang mempunyai kekuatan aneh dan terlebih kekuatan itu pernah menghilangkan
nyawa temannya sendiri. Apakah aku pantas atas semua yang telah kulakukan di masa lalu? 3
tahun di sekolah kuhabiskan dengan penuh cerita sedih dan menyenangkan, tapi hanya
membuat ku hampa di detik-detik seperti ini.

 Aku tidak tahu mengapa ini selalu terasa berat dan sulit, padahal aku sedang berbahagia. Saat
pertama kali Ketua memberi tahu kepada ku bahwa aku akan bersekolah, pada saat itu juga
aku berbicara pada hati ku. 'Akhirnya, terima kasih, aku tidak akan lagi merasa sendiri' yap
aku sangat senang karena akhirnya aku dapat berinteraksi dengan banyak orang di luar sana
dan mereka semua seusia ku. Namun,harapan dan kebahagian kecilku itu sangat cepat lenyap
saat itu. Aku kembali mengingat akan kenyataan bahwa diri ku ini tidak normal seperti orang
lain, aku memilki keanehan yang harus ku jaga agar orang-orang tidak membenciku. Aku
harus menjauhkan diriku dari hal yang disebut dengan rasa bahagia, hal itu untuk
menghindari diriku dari kegiatan bersenandung atau menyanyi. Suaraku .

 Aku bahagia memilki suara yang indah ini, bahkan sangat sangat bahagia karena merasa ini
adalah anugerah Tuhan yang diberikan pada ku. Namun,aku juga sedih di saat yang
bersamaan karena dibalik suara indah ini terdapat sebuah malapetaka yang dapat menyiksa
orang-orang yang mendengarnya. Tidak ada hal yang dapat kulakukan selain diam dan
termenung serta menolak membangun hubungan persahabatan dengan siapa saja sewaktu itu.
Aku tidak ingin orang-orang menjadi seperti kedua orangtuaku. Yang telah aku sakiti dan
pergi meningglkan diri ku. Dan aku tahu mereka tidak akan pernah kembali padaku, bahkan
jika aku menunggu hingga ribuan tahun mereka tidak akan pernah kembali untuk ku. Hati
mereka telah terkunci untuk. Walupun begitu aku tetap bersyukur mempunyai 2 tahun masa
kecil bersama mereka, setidaknya aku pernah bahagia bersama mereka dan akan ku ingat
selalu momen itu.

Hana......

Ingat ku, setiap aku mengingat kembali tentang sekolah dulu ku dan tentang masalah
membangun hubungan persahabatan. Pikiran ku pasti selalu merambat ke Hana.

Huuuu aku sangat merindukan anak pemarah itu. Entah keadaannya seperti apa sekarang,
yang jelas dia juga telah lulus seperti ku. Dan untuk Yuna aku sangat menyesal untuk nya.

Lamunan ku terhenti saat seseorang menepuk bahu ku. Jihan rupanya.

" Sewaktu kau bilang akan menyanyikan lagu lain di lain waktu kepada kami, kau masih
ingat?" tanya Jihan. Aku terdiam sejenak berusaha mengingat kata-kata itu.

" Malam setelah karoeke?"

" IYA, mungkin hari ini kau bisa menepatkan janji mu kepada kami dengan bernyanyi di
acara penutupan nanti" semangat Jihan

" Apakah bisa? Aku tidak mengetahui bahwa ada urutan acara yang dimana siswa boleh unjuk
diri untuk menyanyi, apakah aku ketinggalan berita?" Tanya ku khawatir.
" MC nya barusan saja berkata bahwa acara penutupan malam ini akan ditutup oleh sebuah
lagu, jadi siapapun yang ingin menyanyi dipersilahkan mendaftarkan nama nya segera." Jelas
Sinta.

"Apa kau tuli? MC itu barusan berbicara dengan sangat keras" tambah Jihan dengan nada
meledeknya

" Baiklah, baiklah. Dimana aku harus mendaftar? Aku akan bernyayi malam ini" Tegas diri
ku. Aku sedang bahagia saat ini, jadi ketika ada orang yang menawari ku untuk bernyanyi
mana mungkin aku menolak nya. Lagi pula aku tidak perlu menjadi penakut seperti dulu. Aku
mempunyai ramuannya.

Jihan segera menarik tangan ku dan menuju ke meja penulisan nama.

"AUBREA SANA yah mbak" Kejut Jihan kepada petugas yang ada pada meja penulisan
nama. Aku yang menyanyi, tapi dia yang semangat berlipat ganda.wkkwkwk.

"Untuk lagunya, kakak mau nyanyi apa?" Lembut petugas itu sambil menulis nama ku pada
sebuah buku.

Jihan menyonggol siku ku menandakan kepadaku untuk cepat menjawabnya. Aku tidak sadar
telah terlalu lama berpikir tentang lagu apa yang akan kunyanyikan.

"Best Part aja deh mbak yang H.E.R ft Daniel, kan agak cocok ama situasinya"
"Ok kak, nanti kalau namanya dipanggil silahkan langsung naik ke panggung yah" Balas
petugas tersebut.

" Iya mba, makasih" Lantas aku berbalik untuk kembali ke Sinta dengan Jihan yang ada di
belakang ku, mengikuti ku.

Belum ada 5 langkah aku berjalan, mba-mba petugas itu langsung memanggil nama ku
dengan nada yang terburu-terburu seakan takut aku kelewat jauh dan terlambat untuk
dipanggil. Dengan perasaan bingun aku melangkah kembali ke depan meja penulisan nama,
dengan Jihan yang setia mengikuti ku.

"Maaf sebelumnya kak, sepertinya malam ini kakak harus nyanyi duet deh"

"Loh kok bisa mba? Saya kan ngak punya patner nyanyi, gimana cerita nya ini loh saya
duet?" Jawabku dengan penuh keheranan, Jihan pun sama herannya dengan ku.

" Sebetulnya pada urutan acara kami yang satu ini kami mempunyai target tertentu mba, jadi
pihak kami berharap lewat urutan acara ini kami dapat menemukan orang yang mendaftar
dengan lagu yang sama persis dan itu harus dari cowo dan cewe, dan kami menemukannya
yaitu mba sendiri sama cowo yang barusan mendaftar setelah mba barusan" Panjang lebar
petugas itu

" Tunggu.. tunggu jadi maksudnya ada orang yang...... ahh maksud saya cowo yang ingin
menyanyi dan lagunya sama seperti yang ingin kutampilkan. Begitu ?" Balas ku untuk
memperjelasnya.
" Iya mba, nama cowo nya Jeff Kun Austin, mungkin mba kenal?" Ucap mba nya terlihat
sedikit sulit membaca nama yang tertulis di buku yang dipegangnya.

Hahahaha Kenal? Aku saja baru dengar nama itu. Jika cowo itu adalah teman kelas ku aku
pasti mengetahuinya, tapi aku tidak pernah dengar nama itu di setiap pengabsenan kelas.
Nama nya aneh gitu lagi.

" Mba yakin dia siswa ?" tanya Jihan.

" Iya lah mba, ngak ada selain siswa sekolah mba yang datang kesini, semanya udah ada
daftar nya kok dan nama ini terdaftar sebagai siswa di sekolah mba"

Jika Jihan bertanya berarti orang ini memang jarang di dengar atau dilihat di sekolah. Lalu
siapa dia? Kenapa lagu kami sama? Apa dia menyontek dari ku? Ah tidak tidak itu terlalu
konyol. Pasti hanya kebetulan pikiran kami yang sama. Karena memang lagu itu bagus untuk
acara anak muda seperti ini.Yah pasti begitu.

"Mba Sana silahkan ikut kami ke ruang tunggu, karena mba akan duet jadi harus saling
berbincang dulu dengan teman duetnya agar nanti penampilan nya bisa lebih baik yah mba,oh
iya teman duet mba udah dari tadi ada di ruang tunggu" Jelas petugas itu.

" Hei, tidak usah tegang gitu, jalankan saja dengan bahagia kami ada menonton mu nanti.
Maaf aku tidak bisa menemani mu masuk. SEMANGAT YAH, BYEBYE" Jihan lalu pergi
setelah  memberikan semangat dan tersenyum kepadaku. Aku membalasnya dengan
senyuman manis juga. Dia pergi dengan cepat sebelum aku nantinya memprotes tidak mau
ikut bernyanyi. Anak itu masih saja berharap aku punya doi, bahkan di momen-momen
terakhir kami di akhir sekolah.
" Sebelah sini mba" Petugas itu mengarahkan ruangan kepada ku

" Iya" Balas ku

KUN VIEW

"Karena ini adalah acara yang paling mengesankan bagi kalian sebagai pelajar sebelum
memulai kehidupan baru. Maka kami sebagai panitia penyelenggara telah menyiapkan urutan
acara terakhir yang sangat menarik. Acara ini akan di tutup dengan lagu, jadi bagi siapapun
siswa atau siswi yang ingin menampilkan sebuah nyanyian diharapkan menuju ke meja
penulisan nama yang telah kami sediakan untuk mendaftarkan namanya" Ucap MC acara ini.

Nyanyian yah? Hmmm sudah lama aku tidak menyanyi dan sepertinya ini waktu yang tepat
bagi ku.

Aku segera bergegas bangkit dari kursi ku dan pergi menuju meja penulisan nama. Dari jauh
aku dapat melihat dua orang siswa perempuan yang sedang mendaftar juga. Aku menghetikan
langkah ku dan mengamati mereka dari jauh. Aku akan menunggu mereka hingga selesai
mendaftar.

"AUBREA SANA yah mba"

Aku membalikkan badan ku menghadap ke dua perempuan itu seketika setelah mendengar
nama itu disebut. Tunggu, perempuan dress biru gelap itu? Aku sepertinya pernah melihatnya.
Aku memfokuskan mata ku kepada perempuan itu, dia terlihat familiar tapi aku tidak tau
siapa dia.
 Mereka pergi yang bertanda mereka telah selesai. Aku melangkah maju menuju meja dan
segera mendaftarkan diri.

" Best Part H.E.R ft Daniel Caesar"

" Kakak nyanyi nya nanti duet yah karena ada satu pendaftar yang lagu nya sama dengan
kakak"

"Duet? Siapa namanya"

" Aubrea Sana"

Ouh tepat sekali. Aku sedang penasaran dengan perempuan ini. Fokus ku tadi pudar karena
dia yang tiba-tiba pergi, padahal aku sedang berusaha mengingat wajahnya.

"Baiklah, apa yang harus kulakukan?" 


Petugas lainnya lalu mengantarkan ku ke sebuah ruang tunggu untuk berkomunikasi dengan
teman duet sebelum tampil membwakan lagu, katanya. Lagu yang sama yah? Ini menarik,
pikir ku. Sesuatu yang bersamaan seperti ini bukanlah sebuah kesengajaan melainkan sebuah
alasan akan sesuatu hal, dan aku percaya itu.

'Aubrea Sana, siapa kau sebenarnya ?'

...................................................

^.^ Hiii hiii hiii hii hiii hiiii

I JUST WANNA SAY

Terima Kasih yang udah mau baca cerita ini

Terima Kasih atas waktu yang kalian berikan untuk membaca cerita pertama ku ini

Terima Kasih atas segala perhatian dan hal-hal lainnya

Aku akan lebih berusaha dengan baik untuk menulis cerita ini.

LOVE READERS , :-)


                                                                     ............NEXT

7. WHO ARE YOU- KUN. Pt.2

BEST PART – DANIEL CHAESAR Ft H.E.R

“Silahkan lewat sini,mba” ucap petugas yang mengantar Sana menuju ruang tunggu khusus
penyanyi duet malam ini.

Setiba nya di depan pintu berwarna coklat muda, petugas itu berhenti. Otomatis Sana yang
mengikutinya juga menghentinkan langkahnya di belakang.

“Silahkan masuk yah mba, santai saja nanti ada petugas yang masuk untuk memberikan
arahan selanjutnya.”

Sana mengangguk, menandakan ia mengerti apa yang baru saja disampaikan.

Sana lalu segera masuk ke dalam ruangan itu, di dalamnya hanya ada beberapa sofa dan meja
make up namun kosong dengan alat make up. Dan yah seorang laki-laki yang sedang duduk
seorang diri di salah satu sofa di ruangan itu.

KUN VIEW

*krekkkkkkk

Suara pintu terdorong, menandakan ada seseorang yang masuk ke ruangan ini. Dia pasti
perempuan itu.
Aku mengalihkan pandangan ku ke pintu. Benar saja. Perempuan dengan dress biru.Aubrea
Sana.

Aku tersenyum setelah menyadari dia bingun menatap ku. Aku hanya ingin membuat
pertemuan pertama kita ini indah.

Dia balik tersenyum, hanya saja dengan senyuman yang canggung.

“Hi, nama ku Jeff Kun Austin” melihatnya hanya berdiri kaku di dekat pintu, aku lalu berdiri
menghampirinya dan memperkenalkan diri dengan sangat ramah.

“ Iya, aku sudah tau” jawabnya singkat. Hmm dia cewe yang pemalu ternyata, bagiku itu
sangat mudah ditebak dari pandangannya yang tidak menatap mata ku saat aku berbicara
hingga gesture tangan nya yang dia lipat di depan dada nya saat di berbicara.

“Dan, kau tidak ingin memberitahukan nama mu kepada ku?” goda ku, yang padahal kami
berdua pasti sudah tau karena nama kami di sebutkan di bagian penulisan nama tadi.

“Aubrea Sana, panggil saja Sana” setelah mengucapkan itu dia berpaling dari hadapanku dan
duduk di sofa. Aku mengikutinya dengan duduk di sofa depannya. Raut mukanya terlihat
sangat dingin dan cuek. Tapi aku tau dia pasti gugup setengah hati di sana.Hhhhhhahhah.

Cewe model seperti ini pasti sangat anti dengan yang namanya murid cowo, kehidupan
sekolahnya hanya ditemani dengan teman-teman perempuannya saja. Aku yakin itu. Buktinya
saja sewaktu aku menabraknya di lorong sekolah. Dia sama sekali tidak menatap ku, bahkan
mungkin sekarang dia tidak tahu bahwa orang yang ada di depannya ini adalah orang yang
menabraknya waktu itu.

“Jadi, bukankah kita harus memulai latihannya sekarang?” Tiba-tiba dia memulai
pembicaraan dan mulai mengarahkan pandangannya kepada ku. Yah, aku hampir lupa kita
disini karena ingin bernyanyi.

“Ah iya, kau hafal liriknya kan? Karena lagu yang kita bawakan adalah lagu duet jadi ini
sangat mudah dilakukan karena pembagian bagiannya sudah ada, iya kan?”

“Iya, tapi bukan kah setidaknya kita harus mencoba untuk bernyanyi bersama walaupun sekali
sebelum benar-benar tampil?”

“Baiklah” Dia cewe yang teliti dan perhatian.

Kami pun mulai bernyanyi dengan iringan music dari hp milik ku.
Wahh suaranya sangat indah, aku tidak percaya ini seorang perempuan bernyanyi tepat di
depan ku.

‘kau harus tenang Kun’ pikir ku dalam hati, baru kali ini aku melihat secara dekat seorang
perempuan menyanyi dengan suara yang sangat indah. Aku sangat terpukau olehnya
ditambah dengan raut wajahnya yang berubah menjadi manis, eh sejak kapan dia bisa begitu.
Eh apa? Apa? Apa aku baru saja berpikir dia manis? Sadarlah Kun.

……………

Sesi latihan menyanyi telah selesai. Dan, Aku menghargai momen itu. Walaupun hanya
sebentar namun sangat berkesan. Berkesan karena aku terpanah akan pesona seorang Aubrea
Sana. Ini pertama kalinya bagi ku jatuh pada seorang pesona perempuan. Aku tidak
menyangka anak ini punya pesona yang tinggi. Dari tampak luar dia terlihat seperti anak
perempuan yang pediam, tapi setelah melihatnya menyanyi pikiran ku langsung berubah
tentangnya. Dan hal itu lah yang membuat ku tertarik kepadanya. Akhh padahal hati ku tidak
semudah ini untuk jatuh sebelumnya, tapi kenapa dia dengan mudah membuatnya jatuh.
Dingin, tegar, perhatian tapi manis. Itulah Sana di mata ku saat kami pertama kali bertemu di
lorong sekolah sewaktu itu.

Sekarang kami berada di belakang panggung lengkap dengan mic dan segala perlengkapan
yang lainnya. Sambil menunggu giliran kami untuk menyanyi. Kami melihat penampilan
peserta lain yang juga ikut mendaftar. Mereka semua sangat berbakat ,tapi aku tidak
mengenal mereka satu pun. Yah gimana mau kenal aku saja baru masuk di sekolah ini 4
bulan, itupun ngak setiap hari hadirnya. Setelah menerima tugas penting dari ayah , aku
langsung di sekolahkan di sekolah ini. Aku berhenti dari rutinitas jahat ku yang sudah
kulakukan sejak kecil untuk sementara, ayah sendiri yang menyuruh ku berhenti, bahkan aku
diberi ramuan segala untuk perlindungan. Cih, padahal ayah tau sendiri aku bisa melindungi
diriku sendiri tanpa ramuan itu, tapi tetap saja ayah bilang kali ini tidak ada yang boleh
menjadi korban. Aku tidak mengetahui dengan jelas tugas apa yang ayah akan berikan kepada
ku, beliau hanya berkata tugas itu sangatlah berat, hingga aku perlu bimbingan sebelum
melanjutkan tugas itu. Yaitu dengan beradaptasi di lingkungan seumuran ku seperti ini. Di
masa seperti ini aku jadi rindu dengan rutinitas malam ku ataupun siang ku. Berlari,
berkelahi,bersembunyi dan menyanyi tentunya, semua itu aku lakukan tanpa lelah sedikit pun.
Aku bahagia dengan hal itu.

Aku sedikit melirik ke arahnya yang berada di sebelahku. Aku mengamati nya sebentar,
terlihat dari raut wajahnya yang lagi-lagi sangat terlihat dingin. Bahkan bisa dibilang dia
sangat santai untuk saat ini. Melihat seperti ini membuat rasa penasaran ku bertambah, apakah
dia memang sudah terbiasa setenang ini jika bersama seorang cowo, padahal jika dilihat
kembali dia seperti perempuan yang alergi dekat dengan seorang cowo. Apakah wajah
tampan ku ini tidak memikatnya sedikit pun?

Seketika dia menoleh pada ku dan itu membuat ku salah tingkah karena kedapatan sedang
mengamati wajah nya daritadi. DEG

Akhh ini memalukan, aku langsung menolehkan wajah ku ke sembarang arah dan Sana hanya
terlihat menggosok belakang lehernya dengang canggung beberapa saat setelah itu. AKHH
sungguh ada apa dengan diri ku. Tidak biasanya aku segrogi ini jika bersama perempuan,
apalagi model pendiam seperti Sana ini.

SANA VIEW

‘cih,laki-laki ini, apa dia tidak bisa professional sedikit saja’keluh ku dalam hati setelah
termakan salah tingkah karena mendapakan kenyataan bahwa laki-laki yang berdiri di
sebelahku ini sedang mengamati ku secara diam-diam.

Aku sudah sangat tidak tahan dengan suasana ini, canggung dan akhhh terasa melelahkan.
Aku ingin kembali bersama Jihan dan Sinta sekarang juga.

Jeff Kun Austin, dia ini aku tidak tau apa yang dipikirkannya sejak tadi. Tadinya dia sangat
bersemangat dan terlihat percaya diri, tapi setelah kami latihan dia terlihat lebih diam dan
panic? Mungkinkah dia panic karena banyak siswa lain yang akan menonton? Atau dia
demam panggung? Uhhh kalau sudah tau akan demam panggung kenapa masih tetap
mendaftar ?menyusahkan diri sendiri saja.

Kami tidak saling mengenal satu sama lain jadi pada momen duet ini aku harus berusaha
menjadi teman duet yang professional di atas panggung baginya.Walaupun dia terlihat sedikit
menyeramkan dengan raut wajah tegasnya itu, apalagi saat dia mengamati ku tadi, aneh
sangat aneh memangnya apa yang dia pikirkan ketika melihat wajah ku dengan memasang
wajah seram seperti itu. Apa aku melakukan kesalahan yang membuatnya kesal ?

Aku menatap layar yang berada di samping ku, Kulihat peserta selanjutnya adalah kami, ah
sudah tiba yah.
‘semangat Sana, jadikanlah momen ini indah’ sahutku dalam hati untuk memberi semangat
sendiri pada diriku.

Aku menghembuskan nafas berusaha tenang, Aku menegok ke sebelah tepatnya menegok ke
atas, dia sangat tinggi. Aku ingin mengecek keadaannya, apakah dia baik-baik saja?apa dia
tidak demam panggung?

“Hei, kita akan tampil sebentar lagi, semangat yah” aku sedikit menyenggol lengannya dan
mengucapkan kata-kata semangat untuknya, karena mungkin setelah penampilan duet kita
hari ini kita tidak lagi akan bertemu. Jadi aku berusaha untuk membuatnya baik-baik saja.

Dia terlihat kaget dan menatapku bingun, aku membalasnya dengan senyuman. Terserah jika
dia menganggap diri ku ini perempuan aneh karena tiba-tiba selembut ini. Aku hanya ingin
menjadi teman duet yang baik.

“Kau juga, Sana” DEG, akhirnya dia menjawab.

Seketika aku merasa ada yang aneh di benak ku aku merasa semangat ketika dia menyebut
nama ku. Dia anak yang baik.

“Dan inilah penampilan terakhir yang sekaligus menjadi penutup acara kami pada malam hari
ini, kami persembahkan Best Part oleh Kun&Sana”

Kun langsung meraih tangan ku dan memegangnya dengan erat ketika MC memanggil nama
kami. Awalnya aku mencoba melepaskan tangan ku darinya, sungguh tangannya sangat
dingin dan sedikit gemetar. Tapi ia sudah menariknya dan terpaksa aku ikut saja dengan apa
yang dia lakukan. Kami muncul dari belakang panggung. Semua orang yang melihat kami
langsung bersorak riuh. Ahh ini memalukan.

Iringan nada lagu mulai diputar dan bukannya melepaskan tangan ku, Kun malah memegang
pundak ku dan menariknya agar posisi berdiri ku berhadapan dengan nya, bukankah
seharusnya kita menghadap ke penonton? Aku mengirim sinyal bertanya kepada nya. Dan dia
hanya mengangguk kan kepalanya, seolah mengatakan ikuti saja apa yang ku bilang. Baiklah
lagi pula akan semakin aneh jika aku mengalihkannya.

Dengan posisi saling bertatap muka kami pun menyanyi dengan tenang. Sesekali aku
menghadap ke penonton untuk mencari Jihan dan Sinta, tapi Kun selalu memancing ku untuk
kembali ke hadapannya. Ada apa dengan dia, latihan kami tidak seperti ini. Seharusnya kami
mengelilingi panggung dan berjalan. Apa dia takut di tinggal sendiri? Aku tidak tau yang
terpenting disini aku akan berusaha se-profesional mungkin. Yah walupun aku bukan
penyanyi, tapi aku tahu bagaimana cara menampilkan nyanyian yang baik.

Tepat setelah kami selesai menyanyi, semua orang bertepuk tangan dengan meriah. Ending
yang bahagia untuk duet pertama ku, dan juga teman duet yang sedikit sempurna bagi ku.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada penonton lalu pergi ke belakang panggung.

“Wah selamat yah Sana dan Kun, kalian cocok banget jadi teman duet. Kalian bisa kembali
ke teman-teman kalian lagi, dan saya mewakili seluruh staff dan panitia untuk mengucapkan
banyak terima kasih karena telah mendukung bagian acara yang kami rencanakan ini” Ucap
petugas yang menemui kami setelah kami turun dari panggung.

“Iya kak terima kasih juga telah membimbing kami juga” Aku tersenyum dengan manis. Dan
Kun hanya diam berdiri di sampingku tanpa tersenyum sedikit pun. Petugas itu lalu pergi
meninggalkan kami berdua.

“Untuk semuanya yang terjadi malam ini, terima kasih karena telah mau bekerja sama dengan
baik yah, ahh aku harap kita sudah saling mengenal dari dulu, suara mu sangat bagus, aku
harap kita bisa bertemu di lain kesempatan.” Aku selesai mengucapkan salam terima kasih ku
kepada teman duet ku ini. Aku mengulurkan tangan ku untuk bersalaman dengan nya.

Dia menatap ku sebentar dengan wajah datar nya, lalu meraih tangan ku dan menyalaminya.

“Yah terima kasih telah memuji ku, suara mu juga tidak kalah bagus kok, dan aku harap kita
bisa bertemu di lain kesempatan lagi.” Dia berbicara dengan nada yang sangat santai tanpa
ekspresi apapun, setelah mengucapkan itu dia lalu menepuk bahu ku dan tersenyum sedikit
lalu pergi meninggalkan ku sendirian di belakang panggung.

‘Dia terlihat kecewa’ lirih ku, apakah aku mengecawakannya? Padahal aku sudah berusaha
semampu ku untuk menjadi teman duet yang baik. Akkhhh sudahlah tidak usah kau pikirkan
Sana. Lebih baik aku segera kembali pada Jihan dan Sinta.Kami bertiga harus mengambil
beberapa foto bersama sebelum benar-benar pulang.

..…………….

Aku telah selesai dengan rutinitas malam ku seperti membersihkan badan, maskeran, dan lain
sebagainya. Berniat mengecek leptop karena aku tau grup kami bertiga pasti akan penuh
dengan hasil foto kami tadi.
Benar saja banyak foto yang dikirim oleh Jihan dan Sinta, sedangkan aku? Aku hanya
menampungnya, Hp ku sangat penuh dengan aplikasi aku tidak mau menggunakannya foto
dan membuatnya penuh, aku tidak tega menghapus aplikasi kesayangan ku.

Aku sangat bahagia melihat kami bertiga tersenyum banyak selama sesi foto tadi.

*Tingg

LINE GROUP CHAT (GIRLS)

Jihan

Ehh kalian, aku mau cerita sesuatu loh, sebetulnya ini udah aku pikirin sejak tadi dan
sekarang aku putusin buat cerita ke kalian.

Sinta

Apaan tuh? Penting banget kelihatan, sampai dipikirin dulu sebelum cerita, biasanya juga lo
ngak mikir dulu tuh kalau mau ngomong.wkkwkwk

Sana

Wkwkkwk betul juga loh Sinta.

Eh serius apaan sih Jihan? Penasaran aku nih cepat certain

Jihan

Untung sayang ye

Jadi gini kalian ingat Kun- kun yang tadi duet ama Sana kan?

Nah gua mikir, dia kayaknya baru 3atau 4 bulanan gitu di sekolah kita deh, soalnya udah
jarang banget kelihatan dan wajahnya pun ngak familiar banget gitu.

Sana

Lah terus emang kenapa kalau misalnya Kun anak baru? Aneh yah penampilan gua tadi?
Tiba-tiba megangan tangan gitu ama dia?

Jihan

Ngak kok ngak aneh malahan gua bersyukur akhirnya Sana kita bisa megang tangan cowo
walupun cuma acting , tapi yah syukur aja sih.
Tapi bukan itu inti cerita yang mau gua ceritaiin, Sana kamu masih ingat kan sewaktu di
kantin kamu nanyain kita tentang cowo yang tingginya ngalahin tinggi mu sendiri, yang kalau
kamu berdiri di sampingnya kamu hanya bisa lihat dada nya aja.Kalau mau lihat wajahnya
harus dongak dulu ke atas, ingat kan???

Sinta

Ha? Iya sih gua baru ingat, tadi tuh Sana di panggung kelihatan cuma sejajar ama dada nya
Kun gitu, dan Sana juga kelihatan banget dongak ke atas kalau mau lihat wajahnya si Kun.
Wah-wah apaan ini?

Sana

Ah masa sih? Aku ngerasa biasa aja sih

Apa mungkin aku yang ngak sadar yah? Karena focus nyanyi tadi?

Btw aku nyari cowo itu dulunya, gara-gara aku tuh nabrak cowo gitu di lorong sekolah, terus
aku ngak lihat wajahnya yang cuma aku ingat tinggin nya doang. Gitu aja kok, ngak ada yang
macam-macam.

Sinta

Terus tadi waktu latihan dia nanya-nanya tentang pernah nabrak kamu atau ngak,?

Sana

Ngak sih, kita tadi cuma focus latihan, ngak banyak ngomong hal lain

Jihan pikiran mu mungkin salah, bisa jadi itu murid cowo yang lain kok, kalau emang dia
udah pasti dia nanya dari tadi ke aku bahwa dia pernah nabrak aku atau apalah.

Jihan

Iya sih pasti dia nanyain kamu, tapi aku ngak tau yakin banget ama nih perasaan.

Yaudalah, lain kali hati-hati kalau jalan yah Sana

Udah yuk tidur-tidur, udah malam nih

Sinta

Lah, tau ngak aku ngak jadi tidur gara-gara kamu mau cerita Jihannnnn

Yaudah sweet dreams yah…… Byebyeee


Jihan

AHhahhaaha, oh iya Sinta kan lelah banget yah hari ini soalnya dia habis kena siksaan pake
dress hari ini, jadi pasti butuh tenaga banget tuh.

Goodnight, GIRLSS^.^

Sana

Sweet dreams yah anak-anak.

01:32

Akhh aku tidak bisa tidur. Apa yang disampaikan Jihan tadi menjadi seperti suara yang
terngiang di pikiran ku. Berkali-kali aku memikirkannya semakin aku yakin bahwa itu bisa
saja memang Kun yang menabrak ku waktu itu, tapi kenapa dia tidak berkata apa-apa tentang
hal itu? Apa dia memang tidak mengenal ku atau terlalu malu untuk mengatakannya ataukah
dia pelupa?

“Hei, tumben sekali kau tidak tidur di jam segini”

“Memang nya apa urusanmu jika aku tidak tidur?” Lagi-lagi dia cerewet

“Acara mu tadi baik-baik saja? Apa ada yang menyakitkan mu? Laki-laki?”

“Semuanya baik-baik saja hanya saja ada satu hal yang membuat ku terus berpikir dengan
keras seperti ini. Kenapa kau bisa mengetahui aku memikirkan laki-laki?”

“Eh ayolah kau berada dalam masa remaja tidak mungkin jika tidak ada laki-laki yang akan
mengahmpiri pikiran dan perasaan mu”

“Apakah kau pernah jatuh cinta? Apakah di dunia mu ada gema yang berjenis perempuan
atau apalah?”

“Tentu saja aku masih jatuh cinta hingga sekarang, aku mempunyai seorang loved, tapi kami
memilki tugas di dunia yang berbeda sehingga kami jarang bertemu, terkadang aku akan
menemui nya jika kau akan pergi menginap di rumah teman mu.”

“Apakah susah menemukannya?”

“Maksud mu menemukan cinta sejati ku?”

Aku hanya mengganguk


“Hmmm ini terlalu sulit di ceritakan karena aku berasal dari dunia yang berbeda, tapi aku
menemukannya saat kami bertugas menjaga rumah yang sama, dan dari situlah kami memulai
cerita cinta kami, kenapa? Apa kau sulit menemukannya?”

“Tidak, aku tidak terlalu memikirkannya sekarang tapi entah mengapa perasaan ku sangat
aneh jika memikirkan nya”

“Siapa? Kau mau aku memeriksa nya untuk mu? Jika kau izinkan aku bisa keluar dari rumah
ini dan pergi mencari informasinya”

“Ahahah, Echo kau selalu baik kepadaku, terima kasih. Tapi bagi ku itu berlebihan. Untuk
sekarang”

“Baiklah tanyakan saja kepada ku jika sewaktu-waktu kau membutuhkannya”

“Iya, Echo apa kau merindukan istri mu itu?”

“Tidak ada hari tanpa merindukannya, tapi sudah takdir kami sebagai gema seperti ini”

“Jika aku menghapus rasa kerinduan itu, apakah kau mau?”

“Terserah dari mu”

“Baiklah terima kasih atas percakapan indahnya malam ini, aku akan tidur”

“Tidurlah, kau akan mempersiapkan berkas kuliah mu besok, Ketua mengatakannya barusan
kepada ku tadi”

“Ahh Ketua yah, waktu yang tepat aku memang berniat akan ke sana besok”

Ketua pasti sedang mengadakan rapat makanya pikiran nya lah yang ia kirim ke Echo.

Selang beberapa menit aku sudah terlelap tidur.

‘Jeff Kun Austin, siapa kau sebenarnya?’


^.^ Hiii hiii hiii hii hiii hiiii

I JUST WANNA SAY

Terima Kasih yang udah mau baca cerita ini

Terima Kasih atas waktu yang kalian berikan untuk membaca cerita pertama ku ini

Terima Kasih atas segala perhatian dan hal-hal lainnya

Aku akan lebih berusaha dengan baik untuk menulis cerita ini.

LOVE READERS , :-)

                                                                     ............NEXT

Anda mungkin juga menyukai