Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN ISLAM DI BELANDA

DOSEN: Assoc. Prof. Dr. Aslan, M.Pd.I

Oleh :

D. Siti Ummul Mukminin 501.2021.021

dsitiummul@gmail.com

Vaula Putri Dwi Kurnia 501.2021.023

vaulaputri14@gmail.com

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MPAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS

PROGRAM PASCA SARJANA

TAHUN 2021

PENDIDIKAN ISLAM DI BELANDA


ABSTRAK

Secara historis pendidikan Islam di negeri Belanda mulai terlihat sejak


1980-an. Bentuk dari pendidikan Islam itu sendiri ada tiga jenis: pendidikan
masjid, pendidikan agama Islam di sekolah umum, dan sekolah dasar Islam.
Komunitas muslim berhasil mendirikan sekolah dasar Islam pertama mereka di
akhir 1980-an di Rotterdam dan Utrecht. Sekolah-sekolah tersebut sepenuhnya
didanai oleh negara. Konstitusi Belanda, yang menjamin kebebasan pendidikan,
memungkinkan bagi orang muslim di negara ini untuk mendirikan sekolah mereka
sendiri berdasarkan budaya dan agama Islam. Islam adalah satu dari beragam
agama di Belanda. Islam di Belanda jumlahnya sekitar satu juta orang.
Kebanyakan mereka adalah keturunan imigran. Kaum Islam yang terbesar disana
adalah keturunan Turki kemudian diikuti oleh Maroko kemudian Tunisia, Aljazir
dan Suriname. Mereka ini adalah keturunan para pekerja imigran pada tahun
1960-an, jadi kebanyakan mereka dan keturunan mereka adalah warga negara
Belanda. Tentu saja ada orang Belanda asli yang memeluk Islam tetapi
kebanyakannya pindah agama karena alasan pernikahan.

Keywords : Islam di Belanda, Pendidikan Islam di Belanda

ABSTRACT
Historically, Islamic education in the Netherlands has been seen since
the 1980s. There are three types of Islamic education: mosque education, Islamic
religious education in public schools, and Islamic elementary schools. The
Muslim community managed to establish their first Islamic primary schools in the
late 1980s in Rotterdam and Utrecht. The schools are fully funded by the state.
The Dutch constitution, which guarantees freedom of education, makes it possible
for Muslims in this country to establish their own schools based on Islamic culture
and religion. Islam is one of the various religions in the Netherlands. There are
about one million Muslims in the Netherlands. Most of them are descendants of
immigrants. The largest Muslims there are of Turkish descent followed by
Morocco and then Tunisia, Algeria and Suriname. They are descendants of
immigrant workers in the 1960s, so most of them and their descendants are Dutch
citizens. Of course there are native Dutch people who embraced Islam but most of
them convert for reasons of marriage.

Keywords : Islamic in Netherlands, Islamic Education in Netherlands


I. PENDAHULUAN

Seperti yang kita ketahui Belanda terkenal dengan kincir anginnya.


Hampir di seluruh penjuru negeri terlihat putaran kincir dari kejauhan. Namun
tidak hanya kincir angin yang banyak kita temui di berbagai  penjuru  kota  di 
Belanda,  yang  luas negaranya hampir menyamai Provinsi Jawa Barat di
Indonesia ini, ternyata  di Negara yang terkenal dengan bunga tulipnya ini Anda
pun takkan kesulitan mencari masjid untuk beribadah setelah menikmati
keindahan  negara penghasil keju ini. Meskipun  di Belanda mayoritas
penduduknya merupakan penganut agama Kristen. Namun ada  sekitar  400  lebih
masjid tersebar  dan akan banyak  kita temui di berbagai kota besar di negri itu.
Tak hanya masjid tapi juga  43 SD Swasta, 2 sekolah menengah swasta dan 2
universitas Islam pun berdiri di Belanda tepatnya di daerah Rotterdam dan
Schiedam . Untuk mencari umat muslim yang tinggal di sana pun tak terlalu sulit.
Meskipun mayoritas penduduk  di sana beragama Kristen. Hal itu di karenakan 
lebih dari  satu  juta umat  Islam  telah  ada  dan  tinggal di Belanda. Mulai dari
Amsterdams, Den Haag, Einhoven, dan  juga di berbagai daerah lainnya.
Para umat muslim yang berada di sana pun bermacam-macam , ada yang
menggunakan atribut keIslamannya secara lengkap seperti menggunakan  sorban, 
jilbab  atau  kerudung  ada  pula  yang  berpakaian secara biasa saja,  hal tersebut 
merupakan  hal  yang umum  di temui seperti halnya di indonesia. Kegiatan
keagamaan Islam pun semakin menggeliat di negara itu. Geliat kegiatan Islam di
Belanda tak lepas dari keberadaan umat Islam yang  jumlahnya  mencapai satu
juta jiwa,  mereka  itu adalah warga negara asli dan pendatang, jumlah tersebut
mencangkup angka empat hingga enam  persen populasi yang mencapai 16 juta
jiwa. Dari angka yang di sebutkan itu, menjadikan Belanda memiliki  posisi yang 
istimewa di mata umat muslim Eropa,  sehingga Belanda pun menjadi negara
Eropa kedua terbesar  penduduk muslimnya, bila di lihat prosentase penduduk
setelah Prancis.
II. METODE PENELITIAN

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode content analysis dan


proses tahapan kerjanya berupa hasil dari telaah peneliti terhadap sumber-sumber
artkel dan jurnal yang berkaitan dengan objek kajian. Setelah semua data yang
diperlukan terkumpul, peneliti menganalisis data tersebut dengan menggunakan
content analysis sehingga diperoleh gambaran dan uraian bagaimana sistem
pendidikan Islam di Belanda.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Awal Mula Islam di Belanda


Islam memang merupakan agama yang paling pesat perkembangannya, hal
itu tak terlepas dari hubungan  antar  Islam  dan Belanda yang telah memiliki
rentang sejarah panjang bahkan sejak abad ke -17. Dikarenakan, kontribusi umat
Muslim terhadap kemajuan yang dicapai negeri Belanda sangatlah besar. Dan
besarnya kontribusi umat Islam itu, sanggup mempengaruhi kebijakan negara
dalam  menghormati kebebasan beragama dan toleransi terhadap Islam itu sendiri.
Muslim di Belanda, seperti penduduk lainnya menikmati hak-hak dasar untuk
kebebasan berbicara, agama, pendidikan, dan berorganisasi sebagaimana
termaktub dalam Konstitusi.
Sejarah umat muslim di belanda bisa diurut dari tahun 1960an, saat
dimana pemerintah Belanda mendatangkan tenaga asing, dan kebanyakan tenaga
asing tersebut didatangkan  dari kawasan mediterian, karena pada saat itu negara
Belanda sedang mengalami kekurangan tenaga kerja. Dan kemudian Imigran asal
Turki dan Maroko ini pun menyiarkan  Islam di Belanda. Selain imigrant asal
Turki, Maroko dan Indonesia yang menyebarkan Islam di Belanda, terdapat juga
muslim asal Bosnia, Iran, Afganistan, negara-negara bekas Uni Sovyet yang
menjadi warga negara Belanda melalui proses suaka politik, yang menambah
daftar umat Islam yang berada di Belanda.
Umat Islam di Belanda awalnya  juga diperkenalkan oleh sekelompok
mubaligh Ahmadiyah. Kelompok yang menamakan dirinya Holland Mission,
kelompok  ini giat berdakwah melalui diskusi dan berbagai tulisan. Mereka juga
menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Belanda. Dalam In het Land van de
Overheerser karya Harry A Poeze, seperti dikutip Muhammad Hisyam dalam
buku PPME (Perkumpulan Pemuda Muslim se-Eropa) Sekilas Sejarah dan
Peranannya dalam Dakwah Islam di Nederland, dan ternyata orang Islam pertama
yang datang ke Belanda justru adalah Abdus Samad,  yang merupakan Duta Besar
Kesultanan Aceh untuk Belanda, pada tahun 1602. Hanya saja,  kedatangan
Abdus Samad ketika itu tidak dalam misi untuk  dakwah,  melainkan hanya
berkunjung dengan waktu yang juga begitu singkat.
Selain Ahmadiyah, Islam pun mulai berkembang melalui orang-orang
Indonesia. Ketika Belanda menerapkan politik etis, orang-orang Indonesia yang
sebagian besar beragama Islam, berdatangan ke Belanda. Pada 1930-an, mereka
mendirikan perkumpulan Islam. Organisasi, yang didirikan oleh orang Belanda
Van Beetem yang kemudian berganti nama menjadi Mohammad Ali,
perkumpulan itu pun diakui pemerintah Belanda, dan merupakan organisasi Islam
pertama. Selanjutnya,  pada 1951-1952,  sekitar 12 ribu anggota KNIL yang
sebagian besar berasal dari Maluku, sebanyak 200 di antaranya beragama Islam,
datang ke Belanda. Mereka yang semula ditempatkan dalam satu kamp dengan
non-Muslim, lalu memisahkan diri dan bergabung dengan sesama Muslim di
kamp Wijldemaerk, Desa Balk, Provinsi Friesland. Di sinilah mereka membangun
Masjid An-Nur yang dipimpin Haji Ahmad Tan. Sebagian yang lain pindah ke
Riiderkerk mendirikan Masjid Baiturrahman yang indah pada 1990. Masjid ini
pendanaannya pun  dibantu oleh Pemerintah Belanda.

B. Kehidupan Masyarakat Muslim di Belanda


Kehidupan masyarakat Muslim di Negara Belanda tergolong dinamis, laju
pertumbuhannya tidak tanggung-tanggung hingga ke kalangan pemuda asli
Belanda seperti para pelajar dan mahasiswa/i yang banyak mengkaji tentang
Islam. Tapi setelah beredarnya isu tentang Islam adalah agama teroris, agama
yang mengajarkan dan menghalalkan pembunuhan. Opini dasar kaum Eropa
tentang Islam kemudian diliputi kesalahpahaman. Misalnya, kata jihad yang
secara etimologis berarti berusaha dengan sepenuh hati masih menimbulkan
“alergi”, karena yang terlintas di benak mereka adalah seorang muslim berjenggot
yang membawa senapan atau bom terlilit di badannya, dan selain orang yang
berjenggot, ketakutan mereka juga dipertegas dengan orang yang mengenakan
jilbab yang mereka asumsikan bahwa orang yang mengenakan jilbab adalah
mereka yang ingin memisahkan diri dan berbeda. Penyebab ini pula
mengakibatkan ketakutan mereka bahwa semakin banyak orang yang mengenakan
jilbab maka kehidupan sosial mereka akan terbatasi, budaya mereka akan hilang
dari waktu ke waktu.
Islam di Eropa khususnya di Negara Belanda telah banyak mendapat
simpatisan, termasuk simpatisan dari para pengelola gereja yang kini sudah tidak
aktif lagi, mereka merelakan gereja mereka di alih fungsikan menjadi Masjid.
Pengalihan fungsi Gereja ke Masjid disambut baik oleh penduduk Belanda,
disamping karena gedung-gedung yang dulunya telah “diam” karna ditinggal oleh
para jema’at, kini telah ramai lagi oleh para jemaah Masjid. Peralihan Gereja ke
tempat Beribadah umat Muslim juga sangat membantu masyarakat yang tinggal
disekitar Masjid untuk selalu dan senantiasa bergotong-royong dihampir setiap
kegiatan yang melibatkan banyak orang. Masyarakat yang tinggal disekitar Masjid
pun lebih aktif dan lebih banyak melakukan komunikasi ataupun interaksi, baik
dikalangan para sesamanya maupun kalangan pendatang, kelompok lain dan
disemua kalangan yang ada disekitaran Masjid.
Pemeluk Agama Islam di Negara Belanda memang masih dipandang
sebelah mata sebagai kelompok minoritas. Bahkan banyak fakta membuktikan
adanya kenaikan sentimen Islamofobia yang tren saat ini yang memicu
keprihatian dan perdebatan seru di berbagai kalangannya. Namun itu semua dapat
ditepis dengan kesabaran para umat Muslim yang senantiasa menjadikan setiap
fitnah menjadi pengalaman dan tantangan tersendiri untuk tetap taat kepada Allah
SWT, menjadikan orang-orang yang melakukan fitnah ataupun pelecahan menjadi
kagum dan berbalik arah pemikiran tentang Islam yang kasar menjadi Islam yang
sabar dan ikhtiar.
Khilafahlah adalah salah satu orang yang mampu menghentikan mulut-
mulut kotor para penghina islam sehingga benteng Islam saat ini masih tetap
terjaga dan dilindungi oleh tentara Khilafah. Karena itu, tidak seorang musuh pun
akan berani mendekati bangunan Islam apalagi memanjatnya. Diskriminasi yang
didapat oleh masyarakat Muslim di belanda adalah dampak dari keterbatasan
kebijakan Muslim secara minoritas. Tidak sinkronnya informasi yang diterima
oleh masyarakat akibat dari kurangnya sumber informasi dan keterbatasan sarana
untuk menyebarkan informasi tentang Islam mengakibatkan diskriminasi didapat
bervariasi. Kehidupan masyarakat Muslim di Belanda dibagi menjadi dua
kelompok, diantaranya :
a. Kehidupan masyarakat Muslim dalam bidang perekonomian
Pengangguran imigran Maroko dan Turki di Belanda lebih tinggi dari
rata-rata nasional dibandingkan dengan tingkat pengangguran masyarakat dari
Belanda asli yang hanya 9%, pengangguran di masyarakat imigran Maroko
mencapai 27% dan 21% untuk imigran Turki. Pengangguran di kalangan
imigran mengalami peningkatan hingga dua kali lipat sejak Belanda
mengalami resesi pada tahun 2002. Dan pada tahun 2004, para imigran Turki
dan Maroko sudah mulai memiliki pekerjaan yang meningkat dua kali lipat
dari gaji yang diperoleh oleh penduduk asli Belanda, yaitu 67% masyarakat
imigran Turki dan Maroko telah memiliki pekerjaan dan gaji. Namun
masyarakat imigran Maroko lebih tinggi tingkat penganggurannya di banding
Turki yang telah banyak berwiraswasta.

b. Kehidupan masyarakat Muslim dalam bidang sosial politik


Kaum imigran asal negara Islam yang telah memutuskan untuk
menetap di negeri tersebut, telah banyak mendirikan infrastruktur di Belanda,
sekitar 430 Mesjid telah berdiri dan suara Adzan di Belanda bukanlah hal baru
bagi masyarakat Belanda. Bahkan semenjak tahun 1993 Umat Muslim tersebut
telah memiliki saluran radio dan televisi sendiri yang bernama Nederlandse
Moslim Omroep (NMO) yang memberikan acara tentang Muslim untuk Umat
Muslim. Saat ini Belanda telah memiliki ratusan organisasi Islam baik yang
berskala besar maupun kecil. Mesjid merupakan organisasi Islam terbesar
karena Mesjid-mesjid yang ada di Belanda tidak hanya berfungsi sebagai
tempat beribadah tetapi juga sebagai tempat untuk berkumpul untuk
mempererat kekerabatan Umat Muslim. Selain itu terdapat juga berbagai
macam organisasi dalam bidang-bidang tertentu seperti pendidikan, bidang
sosial dan amal. Organisasi-organisasi tersebut muncul karena kebutuhan umat
Muslim tersebut akan tempat beribadah, pemakaman dan qurban.

C. Pendidikan Islam di  Belanda


Belanda tidak sejak dulu memiliki sekolah yang bernuansa Islam. Namun
di Belanda dapat kita temukan sekolah-sekolah Islam dengan model pengajaran
Islam, mata pelajaran Islam dan suasana Islami. Sekolah yang bernuansa Islam di
Belanda baru ada sejak tahun 2000. Ada 37 sekolah dasar Islam dan satu sekolah
menengah pertama di Rotterdam yang dimulai pada Agustus tahun 2000 yang
diakui dan dibiayai oleh negara. Dua buah sekolah menengah atas yaitu college
Islam Amsterdam yang sudah berdiri sejak tahun 2001, dan Ibnu Ghaldun
pesantren di Rotterdam. Adapu universitas Islam baru ada empat lembaga yang
telah berdiri sejak tahun 2005 dan dianggap resmi oleh pemerintah Belanda. Dan
pada tahun 2006, jumlah sekolah dasar yang bernuansa Islam sudah bertambah
menjadi 47 buah sekolah dasar dengan program studi yang masih mengikuti
kurikulum nasional.
Sedikitnya lembaga perkuliahan di Belanda tidak menyurutkan arus
pemikiran Islam di negeri kincir angin tersebut, justru malah menjadi pengorbit
kaum cendekiawan dari berbagai negara dengan dibimbing oleh pemikir-pemikir
Islam ternama seperti Abu Hamid Nasr Zaid yang telah mengajar di Universitas
Laiden. Untuk perguruan tinggi, ada Universitas yang didanai swasta Islam
Rotterdam (IUR) dan Universitas Islam Eropa di Schiedam serta beberapa
lembaga kecil pelatihan keislaman. Ada juga empat tahun program pelatihan di
Fakultas Pendidikan Amsterdam untuk melatih para guru untuk sekolah
menengah. Pertumbuhan pendidikan dikalangan para imigran sangat pesat
perkembangannya dibandingkan dengan penduduk asli Belanda. Namun setinggi-
tingginya pertumbuhan pendidikan di kalangan imigran Belanda setelah di
universitas, angka pertumbuhan Belanda masih lebih tinggi. Ditingkat SD pun
pendidikannya cukup berkembang tapi keunggulan masih tetap diraih oleh
penduduk asli Belanda, bahkan ditingkat sekolah menengah atas, pemuda Maroko
dan pemuda Turki memiliki dua kali lipat putus sekolah tingkat SMA dari pemuda
Belanda asli.
Pusat Pemantau Eropa tentang Rasisme dan (EUMC) Laporan Analitis
Xenofobia di kalangan Pendidikan menemukan bahwa diskriminasi dalam sistem
pendidikan tidak ada, dan Keluhan mengenai model pakaian dan jilbab masih
merupakan masalah yang signifikan. Organisation For Economic Co-operation
and Development (OECD) mengumpulkan data pendidikan dari lembaga statistik
baik di dalam negeri, yang sebagian besar berasal dari data sensus dari tahun
2000. Meskipun demikian, pada kenyataannya, Islam di negara kincir angin
tersebut, terutama anak-anak Islam di Belanda yang sedang mengenyam
pendidikan tidak sebanyak dan secerdas anak asli Belanda yang sedang
bersekolah. Dan hal ini juga merupakan salah satu alasan mengapa masyarakat
asli Belanda kadang memandang sebelah mata masyarakat Muslim, karena
mereka beranggapan bahwa orang muslim yang ada di negaranya adalah
masyarakat minoritas yang tidak memiliki kwalitas pendidikan dan kecerdasan.

IV. KESIMPULAN

Seperti yang kita ketahui Belanda terkenal dengan kincir anginnya.


Hampir di seluruh penjuru negeri terlihat putaran kincir angin dari kejauhan. Di
Negara yang terkenal dengan bunga tulipnya ini Anda pun takkan kesulitan
mencari masjid untuk beribadah setelah menikmati keindahan  negara penghasil
keju ini. Sejarah umat muslim di belanda bisa diurut dari tahun 1960an, saat
dimana pemerintah Belanda mendatangkan tenaga asing, dan kebanyakan tenaga
asing tersebut didatangkan  dari kawasan Turki dan Maroko. Dan kemudian
Imigran asal Turki dan Maroko ini pun menyiarkan  Islam di Belanda. Selain
imigrant asal Turki dan Maroko ada imigran asal Indonesia yang juga
menyebarkan Islam di Belanda.

Daftar Pustaka

Dr. Muslimah. (2019). Pendidikan Islam Di Negeri Belanda. Semarang Southeast


Asian Publishing

http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11239/1/02aBuku=Pendidikan%20Islam
%20di%20Negeri%20Belanda.pdf

http://muzakki.com/pengetahuan/dunia-islam/5-islam-di-negeri-kincir-angin.html

http://rahmarosalianas.blogspot.com/2014/07/sejarah-peradaban-islam-di-
belanda.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Belanda

Anda mungkin juga menyukai