Dampak Berdirinya Perusahaan
Dampak Berdirinya Perusahaan
OLEH :
PERSETUJUAN PENCETAKAN
Tanggal, Pembimbing
Penguji I Penguji II
Dr, Raina Linda Sari, S.E., M.Si Coki Ahmad Syahwier, S.E.,MP
NIP. 19630907 198803 2 002 NIP. 19590912 198703 1 003
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
Skripsi saya berjudul “ Dampak Berdirinya Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit
PT. Tapian Nadenggan Terhadap Kondisi Sosial Masyarakat Sekitar ( Studi Kasus
Desa Huta Baru Nangka, Kecamatan Halongonan Timur, Kabupaten Padang
Lawas Utara)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud
belum pernah dimuat, dipublikasihkan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam
konteks penulisan Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan
informasi yang diperoleh telah dinyatakan jelas dan benar apa adanya. Apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh pihak Universitas Sumatera Utara.
i
ABSTRACT
This study aims to determine the impact of the establishment of an oil palm
plantation company on the socio-economic community of Huta Baru Nangka
village. Socio-economy, in this case, is health, public facilities, employment, and
income, and analyzes whether there are differences in people's income before and
after the establishment of the plantation company.
The type of research used is descriptive qualitative. The data used are
primary data obtained directly from respondents and secondary data obtained
from BPS, village offices, and private parties. Determination of the sample using
the Slovin Method with the results of 44 samples from 580 populations. Data
collection techniques are observation, questionnaires, interviews, and
documentation, for data analysis using a paired average different test (paired-
sample t-test) and qualitative descriptive analysis.
The results of the study indicate that the establishment of the company has
a good impact on the socio-economic community in this case health, public
facilities, employment, and income. As the results of interviews with informants
who stated that the plantations paid attention to the health conditions of the
surrounding community by providing good health facilities, holding health
education, in terms of public facilities it was very influential where what used to
be only a prayer room was now a mosque and other facilities, for employment.
Previously, many people did not have jobs to have permanent jobs, and many
business fields emerged such as food stalls, rented houses, and laundry, as well as
for increasing community income. The problem of whether there is a difference in
income before and after the establishment of the company in Huta Baru Nangka
Village shows that the value of Sig. 0.00 < 0.05 that H0 is rejected H1 is accepted
which means that there is a significant difference between the income of coconut
farmers before and after the establishment of the oil palm plantation company PT.
Tapian Nadenggan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Dampak Berdirinya Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Pt.
Tapian Nadenggan Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar
(Studi Kasus Desa Huta Baru Nangka, Kecamatan Halongonan Timur,
Kabupaten Padang Lawas Utara”,sebagaisalah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat diselesaikan
tanpa adanya dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak.
teristimewah kepada kedua orang tua ayahanda Ridwan Maksum Dalimunthe dan
ibunda tercinta Nosta Wati Harahap yang senantiasa memberikan semangat,
dukungan dan doa selama proses perkulihan dan pengerjaan skripsi ini. Pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan tulus kepada:
1. Bapak Dr. Fadli, S.E, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Coki Ahmad Syahwier, S.E, MP., selaku Ketua Program Studi S-1
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
3. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, S.E, M.Si., selaku Sekretaris Program
Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Hasan Basri Tarmizi, S.E, SU., selaku dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktu dalam memberikan saran dan arahan yang
bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Raina Linda Sari, SE, M.Si dan Bapak Drs. Coki Ahmad
Syahwier, MP., selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah
memberikansaran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi
ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat
selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh Pegawai dan Staf Administrasi di Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
8. Adik peneliti yang tersayang, Yulisa Putri Dalimunthe dan Alif Tantowi
Yahya Dalimunthe yang memberikan semangat selama pengerjaan skripsi
ini.
9. Seluruh teman-teman seperjuangan Program Studi S-1 Ekonomi
Pembangunan 2017 dan terkhusus Zuawil Fauziah, Natasya Indar Sari, dan
Debby Safira yang telah menemani penulis selama perkuliahan dan banyak
memberikan semangat dan dukungan selama penulisan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
iii
11. Bapak Sahur Harahap, selaku kepala Desa Huta Baru Nangka yang
telah meluangkan waktunya dan telah mengizinkan peneliti untuk
meneliti di desa huta baru nangka hingga penyelesaian penulisan
skripsi ini.
12. Pihak – pihak Desa Huta Baru Nangka, khususnya masyarakat yang telah
memberikan informasi yang sangat membantu peneliti dalam penulisan
skripsi ini
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
sangat baik jika ada saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata,
saya berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah
membantu. Semoga skripsi ini memberi mamfaat bagi pengembangan ilmu.
Medan,
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK............................................................................................. i
ABSTRACT............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR............................................................................ iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian....................................................... 8
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 35
4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian............................... 35
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Padang Lawas
Utara................................................................ 35
4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Halongonan
Timur............................................................... 37
4.1.3 Sejarah Singkat Desa Huta Baru Nangka ...... 38
4.2 Keadaan Masyarakat................................................... 39
4.2.1 Menurut Jenis Kelamin ................................... 39
4.2.2 Menurut Usia ................................................. 40
4.2.3 MenurutUsia Kerja ......................................... 40
4.2.4 Menurut Agama.............................................. 41
4.2.5 Menurut Suku.................................................. 42
4.2.6 Penduduk Menurut Mata Pencaharian............ 42
4.3 Sarana dan Prasarana .................................................. 43
4.4 Karakteristik Sampel................................................... 44
4.4.1 Jenis Kelamin Responde................................ . 45
4.4.2 Usia Responden................................................ 45
4.4.3 Tingkat Pendidikan Responden...................... 46
4.4.4 Mata Pencarian Responden............................ 47
4.4.5. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden...... 47
4.5 Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap
Kondisi Sosial ekonomi Masyarakat........................... 48
4.5.1 Kesehatan......................................................... 49
4.5.2 Fasilitas Umum................................................. 55
4.5.3 Lapangan Pekerjaan........................................ 59
4.5.4 Pendapatan....................................................... 63
4.6 Hasil Uji Hipotesis 2 Ada Perbedaan Yang Nyata
Pendapatan Sebelum dan Sesusah Berdirinya
Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Tapian
Nadenggan................................................................ .. 67
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
1 Data Penelitian
2 Data Hasil Uji Beda Berpasanga
3 Hasil Wawancara
4 Kuesioner Penelitian
5 Dokumentasi Penelitian
ix
1
BAB 1
PENDAHULUAN
kehidupan masyarakat adalah suatu hal yang dikejar dan hendak di capai oleh
negara tersebut, pada umumnya negara – negara yang sedang berkembang lebih
bakar, hasil hutan dan bahan baku lainnya) dibandingkan dengan produksi barang
waktu, masyarakat mulai meninggalkan tanaman karet karena harga yang tidak
1
2
pencarian mereka sebagai petani kelapa sawit dan menjadi karyawan perkebunan
kelapa sawit.
Ekonomi Indonesia (MP3EI), pertanian menjadi salah satu program utama. Untuk
memang begitu besar bagi peningkatan pemanfaatan petani dan penyediaan bahan
baku untuk industri dalam negeri serta sebagai sumber devisa negara.
sampai tahun 2010, produsen dan eksportir terbesar untuk minyak kelapa sawit
adalah Indonesia dengan nilai lebih dari 19 juta ton per tahun, sehingga menjadi
kawasan yang potensial untuk investor (baik lokal ataupun mancanegara) buat
Tahun 2007) ialah luas maksimum lahan usaha perkebunan merupakan 20.000
3
hektar dalam satu provinsi ataupun 100.000 hektar buat segala Indonesia
(Wahyudin, 2012).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Desember 2019, luas
Perkebunan kelapa skala besar mencakup 8,51 juta hektar dan output kelapa sawit
26,57 juta ton. Lalu ada kebun sawit rakyat yang luasnya 5,81 juta hektar dan
berbagai daerah. Bagi Indonesia, kelapa sawit memiliki arti penting dalam
penghasil utama kelapa sawit, bahkan saat ini masih menempati urutan kedua di
Selain itu, perusahaan perkebunan merupakan salah satu sektor utama dalam
dampak yang sangat signifikan baik dari segi positif maupun negatif. Di antara
perekonomian dan pembangunan. Pada saat yang sama, dampak negatif sektor
industri di bidang sosial, lingkungan, politik dan budaya juga luar biasa. Dari segi
sosial dan lingkungan, reklamasi lahan kelapa sawit merupakan metode reklamasi
4
lahan yang dapat merusak ekosistem hutan, tanah longsor dan pembukaan lahan
yang mengakibatkan banjir. Selain itu ada konflik horizontal dan vertikal dari sisi
politik dan budaya. Misalnya konflik antara pekerja daerah dengan para pendatang
atau konflik antara pemilik kebun dengan pemerintah. Hal itu terjadi karena
Tabel 1.1.
Luas Tanaman Perkebunan
Tabel 1.2.
5
Aset Desa 20 ha
bahwa komoditas kelapa sawit merupakan komoditas yang paling unggul dalam
menghasilkan dan jumlah produksi yang paling atas ialah komoditas karet akan
tetapi saat ini produktivitas karet kalah saing dengan perkembangan kelapa sawit
karena harga karet yang semakin rendah dan membuat para petani dan pengusaha
beralih ke tanaman sawit, karena peranan komoditas kelapa sawit cukup besar
kestabilan harga minyak goreng. Hal ini sangat penting karena minyak goreng
merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok kebutuhan masyarakat sehingga
harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kedua, sebagai salah
satu komoditas andalan ekspor non migas. Ketiga, dalam proses produksi maupun
kesejahteraan masyarakat.
berdampak sosial dan ekonomi. Dampak sosial yang terjadi adalah perubahan
gaya hidup masyarakat yang mengacu pada bagaimana manusia dan masyarakat
6
hidup, bekerja, bermain dan berinteraksi, serta perubahan budaya yaitu nilai,
norma, dan sistem kepercayaan. Misalnya dengan adanya kegiatan dan proyek
industri, pola kerja penduduk menjadi lebih kaku, sehingga mereka tidak lagi
terhadap perekonomian daerah, terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja dan
kelap sawit memberikan pemasukan yang lebih besar kepada petani bila
terletak di kabupaten Padang Lawas Utara. Desa Huta Baru Nangka salah satu
perkebunan kelapa sawit tentu memiliki dampak terhadap kehidupan sosial dan
ini di desa Huta Baru Nangka masih banyak masyarakat menengah ke bawah
dengan angka pendapatan yang sangat kecil, dan masyarakat yang tidak memiliki
pekerjaan. Jika dilihat dari infrastruktur desa Huta Baru Nangka, dengan
berdirinya perusahaan seharusnya meningkat, namun yang terjadi jika dilihat dari
kondisi jalan menuju desa sangat buruk, berlobang dan banyak batu besar di
7
sekitar dan pendapatan yang meningkat. Namun hal tersebut tidak sesuai
Sosial Ekonomi Masyarakat sekitar (Studi Kasus desa Huta Baru Nangka,
fasilitas umum yang diberikan PT. Tapian Nadenggan untuk masyarakat sekitar
masyarakat pekerja atau bukan pekerja sebelum dan sesudah PT. Tapian
masyarakat sekitar ?
masyarakat sekitar ?
8
1. Bagi Peneliti
T.Tapian Nadenggan.
2. Bagi Perusahaan
selanjutnya.
4. Bagi Akademis
Sebagai referensi, acuan serta bahan perbandingan bagi peneliti lain dalam
TINJAUAN PUSTAKA
produksi untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa. Perusahaan atau industri
mengacu pada departemen bisnis yang bergerak dalam kegiatan ekonomi untuk
memiliki hak pengelolaan sendiri atas produksi dan biaya, dan satu orang atau
2.1.1. Perkebunan
pada tanah / media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengelola dan
10
11
memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu
harus mengacu beberapa faktor kunci, yaitu faktor lingkungan (lahan), faktor
sumber daya manusia, faktor bahan tanaman, faktor perizinan, faktor keuangan
dan faktor keamanan. Beberapa faktor yang akan di bahas adalah faktor lahan,
faktor sumber daya manusia dan faktor bahan tanaman. Berikut ini di uraikan
tidak layak secara ekonomi dan tidak dapat ditanam secara komersial di lahan
yang tidak sesuai. Lahan terbaik untuk tanaman kelapa sawit harus mengacu pada
3 (tiga) faktor yaitu lingkungan, sifat fisik tanah, dan sifat kimiawi tanah atau
kesuburan tanah. Mengacu pada konsep. Jika semua standar ideal terpenuhi, tanah
Faktor sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam
memiliki tim staf yang besar dan departemen pekerjaan yang detail sehingga
bahan tanaman yang salah akan berdampak negatif yang sangat besar,
yang sangat besar baik waktu maupun tenaga, hal ini disebabkan karena pemilihan
adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual, sosial warga negara agar
dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan
menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan
dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara.
Akhirnya masih ada warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan fungsi
sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat.
tingkat kesejahteraan suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat dijadikan
dengan kemiskinan karena seseorang digolongkan miskin atau tidak jika seberapa
1. Dimensi moneter
politik.
14
samping yang melebihi tujuan yang direncanakan, yang disebut dengan dampak.
Dampak dapat berupa dampak biofisik, sosial, ekonomi, dan budaya yang
Dampak bisa terdiri atas empat jenis. Pertama, dampak positif, yakni
dampak yang dianggap baik oleh penyelenggara pembangunan atau pihak lain.
Kedua, dampak negatif, yakni dampak yang tidak dianggap baik oleh
penyelenggara pembangunan atau pihak lain. Ketiga, dampak yang disadari, yakni
disadari akan terjadi (dalam sosiologi disebut sebagai fungsi manifes). Keempat,
dampak yang tidak disadari, yakni dampak yang tidak direncanakan oleh
disadari (dalam sosiologi disebut sebagai fungsi laten). Untuk mengetahui dampak
laten diperlukan kesadaran sosiologis, yakni bahwa ada realitas sosial di balik
15
sosial, menurut Selo Soemardjan, seperti dikutip Djazifah (2012:5), adalah segala
dalamnya adalah perubahan nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok
Dampak sosial bisa ditandai dengan empat indikator, yakni perubahan sistem
sosial, nilai-nilai individu dan kolektif, perilaku hubungan sosial, gaya hidup
berikut :
Ilmu ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari
ekonominya adalah sebagai berikut, (a) tingkat pendapatan, (b) sarana dan
a. Tingkat Pendapatan.
kerja atau upah, pendapatan dari kekayaan, seperti sewa, bunga dan dividen, dan
Smith dan David Ricardo, distribusi pendapatan dibagi menjadi tiga kelas sosial
total uang yang diterima oleh seorang individu atau keluarga dalam periode
modal dan tanah. Pendapatan yang diperoleh setiap faktor dianggap rasio
memprediksi bahwa seiring dengan kemajuan masyarakat, situasi tuan tanah akan
relatif lebih baik, sedangkan situasi kapitalis (pemilik modal) akan relatif lebih
selisih antara penerimaan yang di peroleh dari suatu kegiatan dengan biaya yang
dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang di terima dari kegiatan tersebut.
rumah tangga dapat berasal dari satu atau lebih macam sumber pendapatan.
Sumber pendapatan tersebut ada yang berasal dari sektor perkebunan maupun dari
luar sektor perkebunan yang dapat diperinci lebih lanjut kedalam berbagai
beda terhadap total pendapatan rumah tangga. Hal ini akan menciptakan
diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik
pendapatan adalah “hasil dari penjualan faktor- faktor produksi yang dimilikinya
kepada sektor produksi”. Pendapatan adalah pendapatan uang yang diterima dan
yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha
“Kepemilikan kekayaan dengan nilai ekonomi dalam berbagai bentuk dan ukuran,
seperti perhiasan, rumah, lemari es, dan lain-lain, dapat menunjukkan tingkatan
masyarakat”.
umum dalam penelitian ini merupakan prasarana yang dibangun oleh perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti sekolah, tempat ibadah, klinik dan
lain-lain. Fasilitas umum ini sering dijadikan tolak ukur untuk memahami status
sosial ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, fasilitas umum menjadi salah satu
c. Lapangan Pekerjaan
umur kerja yang sanggup bekerja. Umur angkatan kerja di Negeri tumbuh 15tahun
seorang bekerja. Dikala ini kerap kita dengar banyak orang yang menganggur
masing tahun terus meningkat terlebih dikala ini kerap terjalin PHK.
sehingga banyak tenaga kerja yang tidak dapat masuk. Hendak namun terdapat
aktivitas dari usaha/ industri/ lembaga dimana seorang bekerja ataupun sempat
subsektor pertanian serta 5 sektor yang lain. Yaitu, subsektor pertanian tumbuhan
Dari masing masing sektor lapangan pekerjaan itu tentu akan menyerap
tenaga kerja. Bagi yang sedikit kreatif tentu tidak hanya memiliki orientasi
mencari kerja, namun bias melihat potensi dan peluang dari berbagai sektor
Sosial ekonomi adalah status atau status seseorang dalam suatu kelompok
20
pendidikannya.
kesulitan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, kondisi
terutama yang berhubungan dengan penggunaan tenaga, waktu, dan lainnya untuk
adalah pergaulan hidup manusia atau sehimpunan orang yang hidup bersama
dalam suatu tempat dalam suatu ikatan atau aturan-aturan tertentu. Jadi dalam
hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas
Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 1 Ayat 1 ialah “Desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah, dan yang mengatur kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
dari berbagai sumber, hasil penelitian menunjukkan nama peneliti, nama peneliti,
metode, perancangan model analisis yang dapat memperkaya metode yang sudah
ada dan aspek model analisis yang ada harus memperhatikan hasil penelitian
terdahulu yang digunakan peneliti sebagai reverensi dapat dilihat pada tabel 2.1.
22
Table 2.1.
Penelitian Terdahulu
dan
kesehatan,
perubahan
struktur sosial
yang terlihat
dari
perubahan
status sosial
masyarakat.
Untuk dampak
terhadap
kondisi
ekonomi
masyarakat
setelah
berdirinya PT.
United
Kingdom
Indonesia
Plantations
adalah
terbukanya
lapangan
pekerjaan
baru
3 Uti Nasurur, Dampak 3. Apa dampak Data Dianalisis Kondisi
Meilvise. keberadaan keberadaan Dengan sosial ekonomi
Tahitu, perusahaan perusahan kelapa menggunakn masyarakat
statistik terkait dengan
Leunardo. kelapa sawit sawit PT. Nusa Ina
deskriptif dan hubungan
Kakisina PT. Nusa Ina Group terhadap analisis sosial,
2017 Group kondisi sosial kualitatif. kegiatan
terhadap ekonomi ? gotong royong,
kondisi sosial sebelum
ekonomi adanya
perusahaan
masyarakat
cendrung
(studi kasus meningkat.
desa kobi mukti
kecamatan
seram utara
timur kobi
24
konsep dengan konsep lainnya. Peneliti akan menggunakan link ini sebagai
acuan penelitian untuk mencari solusi dari rangkaian masalah yang telah
Masyarakat
2.7. Hipotesis
Nadenggan.
METODE PENELITIAN
pekerjaan dan pendapatan masyarakat. Subjek dalam penelitian ini berupa benda,
manusia, desa yang dapat dijadikan sumber dalam penelitian. Adapun yang
menjadi objek atau variabel dalam penelitian ini adalah dampak berdirinya
Adapun informan (Narasumber) dari penelitain ini adalah masyarakat yang tinggal
26
27
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Huta Baru Nangka
sebagai berikut “Dalam penelitian kualitatif sampel adalah bagian dari jumlah dan
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling
yaitu pengambilan sampel secara acak. Terlepas dari kelas dalam populasi, dapat
Jumlah penduduk Desa Nangka Huta Baru 580 jiwa. Salah satu metode yang
Keterangan :
n=Ukuran sampel
N=Ukuran populasi
580580 580
= 44 responden
= =
1 +580(15)2 1 +.580 (0.0225) 19.126
respondennya adalah masyarakat desa Huta Baru Nangka yang sudah berkeluarga.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Menurut Sugiyono (2017: 137) data primer adalah sebagai berikut :
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data”.
Data merupakan suatu unsur yang penting dalam penelitian berufa fakta yang ada
untuk memperoleh data – data yang dapat diuji kebenarannya, relavan dan
lengkap.
1. Data Primer merupakan data asli yang diperoleh dari sumber data pertama
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau disebut
data pendukung yang diperoleh dari literatur, karya tulis para ahli, buku
ini seperti jumlah penduduk, jumlah Petani Sawit, serta data lainnya.
yang ialah metode untuk mendapatkan informasi primer yang secara langsung
mengaitkan pihak responden dan dijadikan ilustrasi dalam riset. Tata cara riset
a) Observasi
situasi di perusahaan PT. Tapi Nadenggan yang menjadi fokus peniliti untuk
b) Kuesioner
c) Wawancara
mendapatkan data asli dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini
melalui dialog langsung secara lisan terhadap masyarakat di Desa Huta Baru
d) Dokumentasi
mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian dengan jalan melihat
merupakansegala sesuatu yang dibentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
Tabel 3.1.
Operasional Variabel
Variabel Penelitian Defenisi Dimensi Indikator Skala
Dampak berdirinya Dampak Dampak sosialdan Adanya peningkatan Ordinal
perusahaan merupakan ekonomi pembangunan sarana dan
perkebunan kelapa pengaruh kuat prasarana dan lapangan
sawit PT. Tapian yang pekerjaan di desa Huta Baru
Nadenggan mendatangkan Nangkasetelah berdirinya
(x) akibat (baik negatif perusahaan perkebunan
ataupunpositif) kelapa sawit PT. Tapian
Nadenggan
Sosial ekonomi (y) Sosial ekonomi 1. Kesehatan Adanya fasilitas kesehatan Ordinal
adalah sesuatu di desa Huta Baru Nangka
kedudukan yang setelah berdirinya perkebuna
secara rasional kelapa sawit. Keahlian
ditentukan oleh tenaga kesehatan yang
jenis aktivitas meningkat. Adanya program
ekonomi serta penyuluhan yang
pendapatan. dilakukan oleh perusahaan.
adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga
32
atau tingkatan melalui penilaian tertentu. Skala ordinal memiliki tingkatan dalam
lainnya.
Tabel 3.2.
Instrumen Skala Ordinal
No Skala Skor
1 Sangat baik 5
2 Baik 4
3 Cukup baik 3
4 Tidak baik 2
5 Sangat tidak baik 1
pekerjaan.
33
gunakan uji t yaitu uji beda rata-rata berpasangan (paired sampel) dimana
windows 22.0.
Nadenggan.
Dimana:
Padang Lawas Utara yang disyahkan pada tanggal 10 Agustus 2007 dengan
kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Padang Lawas Utara termasuk daerah yang
beriklim tropis dan memiliki topografi yang berbukit. Wilayah Kabupaten Padang
Lawas Utara merupakan wilayah „penghubung‟ antara wilayah pantai timur yang
sudah berkembang dan menjadi pintu perdagangan nasional dan regional dengan
wilayah pantai barat yang kaya akan sumber daya alam dan relatif belum maju.
Secara geografis Padang Lawas Utara terletak pada 1° 13′ 50″ - 2° 2′ 32″
Lintang Utara dan 99° 20′ 44″ - 100° 19′ 10″ Bujur Timur. Letak potensial
geografis ini selain sangat potensial untuk lahan pertanian dan perkebunan. Secara
lahan curam yaitu 174.719 Ha atau 44,59% dari luas daerah dan diikuti dengan
35
36
topografi bergunung yaitu seluas 137.640 Ha atau 35,13% serta topografi datar
sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Daftar Kecamatan di Kabaupaten Padang Lawas Utara
Kabupaten Padang Lawas Utara yang paling besar adalah Kecamatan Padang
Bolak dengan luas daerah 699,06 km2 Sedangkan Kecamatan yang paling kecil
Secara geografis Kecamatan Halongonan Timur terletak pada 001° 26′ 48″ - 001°
43′ 03″ Lintang Utara dan 99° 44′ 44″ - 099° 58′ 54″ Bujur Timur. Daerah
Kecamatan Halongonan Timur memiliki luas wilayah 325,96 km2 terdiri dari
Dari tabel 4.2 di bawah ini, peneliti akan menjelaskan bahwa dari tabel
tersebut luas desa di Kecamatan Halongonan Timur yang paling besar adalah desa
Sihopuk Baru dengan luas 81,66 km2. Sedangkan untuk desa yang paling kecil
TABEL 4.2.
Daftar Desa di Kecamatan Halongonan Timur
No Desa Luas (km2) Persentase (%)
1 Batang pane I 31,64 9,71
2 Batang pane II 21,62 6,63
3 Batang pane III 74,34 22,81
4 Bolatan 14,36 4,41
5 Gunung intan 6,65 2,04
6 Gunung manaon III 1,73 0,53
7 Huta baru nangka 8,33 2,56
8 Mompang I 13,22 4,06
9 Pasir baru 0,73 0,22
10 Rondaman 5,37 1,65
11 Siancimun 29,07 8,92
12 Sihopuk baru 81,66 25,05
13 Sihopuk lama 2,88 0,88
14 Situmbaga 34,37 10,54
Kecamatan halongonan timur 325,96 100,00
Sumber : BPS kecamatan Halongonan Timur (2019)
Halongonan Timur, kabupaten Padang Lawas Utara. Desa Huta Baru Nangka ini
masih sulit untuk dijangkau oleh masyarakat daerah kabupaten Padang Lawas
Utara maupun masyarakat dari daerah lain karena letak desa berada di kedalaman
dan fasilitas jalur transfortasi yang sulit didapati, dari jalan lintas Sumatera untuk
Nama desa Huta Baru Nangka diambil berdasarkan hasil musyawarah bersama
masyarakat dengan tokoh agama. Di desa Huta Baru Nangka banyak sekali ditemukan
39
pohon nangka, kata huta berasal dari bahasa batak mandailing atau bahasa asli
dari warga desa tersebut yang memilki arti desa atau perkampungan. Suku
penduduk desa Huta Baru Nangka yang paling dominan adalah suku batak dan
Letak geografis Desa Huta Baru Nangka merupakan salah satu dari empat
Desa Huta Baru Nangka memiliki luas wilayah 8,33 km2 Dan terletak di
Penduduk Desa Huta Baru Nangka sampai saat ini tercatat berjumlah 580
Tabel 4.3.
Jumlah Penduduk Desa Huta Baru Nangka
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Jumlah penduduk di Desa Huta Baru Nangka menurut usia dapat dilihat
Tabel 4.4.
Penduduk Berdasarkan Usia Desa Huta Baru Nangka
No Umur Jumlah Persentase (%)
1 0 – 20 185 31,89%
2 21 – 40 250 43,10%
3 41 – 60 135 23,27%
4 61> 10 1,74%
Baru Nangka yang berusia 21 – 40 tahun terbanyak dengan jumlah 250 jiwa
sedangkan untuk usia paling sedikit adalah 61 tahun keatas sebanyak 10 jiwa.
Jumlah penduduk Desa Huta Baru Nangka menurut usia dilihat tabel 4.4 berikut :
41
Tabel 4.5.
Penduduk Usia Kerja 15 – 56 tahun
No. Keterangan LK PR Jumlah
1. Jumlah penduduk usia kerja 15-56 129 62 191
tahun yang bekerja
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk usia
kerja 15 – 56 tahun yang bekerja sebanyak 191 jiwa, dan 389 jiwa denga usia
beda. Adapun agama yang dianut oleh penduduk terdiri dari Agama Islam, Agama
Kristen, dan Agama Katholik. Keadaan penduduk di Desa Huta Baru Nangka
Tabel 4.6.
Penduduk Desa Huta Baru Nangka Menurut Agama
No Agama Jumlah penduduk (jiwa) Persentase (%)
1. Islam 554 95,51%
2. Kristen 20 3,44%
3. Khatolik 6 1,06%
Total 580 100%
Sumber : monografi Desa Huta Baru Nangka (2019)
Dari jumlah tabel 4.6 diatas menyatakan jumlah penduduk menurut agama
terbayak adalah agama islam dengan jumlah 554 jiwa, agama kristen 20 jiwa dan
Jumlah penduduk di Desa Huta Baru Nangka menurut suku dapat dilihat
Tabel 4.7.
Jumlah Penduduk Desa Huta Baru Nangka Menurut Suku
No Suku Jumlah penduduk (jiwa) Persentase
1 Batak Mandailing 398 68,62%
2 Jawa 158 27,25%
3 Batak Karo 19 3,27%
4 Batak Toba 5 0,86%
Total 580 100%
Sumber : monografi Desa Huta Baru Nangka (2019)
Dari tabel 4.7 diatas menyatakan bahwa suku terbanyak penduduk desa
Huta Baru Nangka adalah suku batak mandailing sebanyak 398 jiwa dan untuk
suku kedua terbanyak adalah suku jawa sebanyak 158 jiwa, selanjutnya suku
batak karo sebanyak 19 jiwa dan terakhir adalah suku batak toba sejumlah 5 jiwa.
Desa Huta Baru Nangka sebagian besar adalah sebagai Petani, untuk lebih
Tabel 4.8.
Menurut Mata Pencaharian
NO Mata pencarian Laki – laki Perempuan Jumlah
(orang) (orang)
1. Bidan - 2 2
2. Buruh tani 7 4 11
4. Guru honor 1 3 4
5. Karyawan perusahaanswasta 40 17 57
6. Montir 5 - 5
7. Satpam 8 - 8
9. Pembantu rumahtangga - 3 3
10. Pedangang - 7 7
11. Petani 43 21 64
13. Sopir 10 - 10
14. Wiraswasta 6 2 8
Sarana dan prasarana yang ada di Desa Huta Baru Nangka dapat dilihat
Tabel 4.9.
Fasilitas umum
No Nama sarana Jumlah
1. Ambulace 1
2. Bus sekolah 1
3. Lapangan sepak bola 1
4. Lapangan volly 1
5. Poliklinik 1
6. Rumah ibadah muslim (masjid) 1
7. Rumah ibada non muslim (gereja) 1
8. SD (sekolah dasar) 1
9. SMP (sekolah menengah atas) 1
10. Taman kanak – kanak 1
11. Tangki air 3
12. Kios pupuk dan alat pertanian 1
13. Kantor desa 1
14.. Pasar mingguan 1
15. Warung makan 4
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di Desa Huta Baru
Nangka memiliki sarana tingkat pendidikan dari tingkatan SD hingga SMP yang
pengobatan.
Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Huta Baru Nangka
jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan responden, jumlah tanggungan serta mata
45
pencarian responden.
dengan proporsi jenis kelamin responden adapun rinciannya dapat dijelaskan pada
tabel 4. 10 berikut :
Tabel 4.10.
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Total 44 100%
adalah laki – laki dan sebanyak 9 orang atau 20% adalah perempuan dari total
responden. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak jumlah responden yang
Tabel 4.11.
Tingkat Usia Responden
Umur Responden Jumlah Persentase (%)
20 – 35 15 34%
36 – 51 23 52%
52 – 55 6 14%
Total 44 100%
Sumber : data primer (diolah 2021)
46
menurut usia adalah 36 – 51 tahun sebanyak 23 responden atau 52%, untuk usia
Tabel 4.12.
Tingkat Pendidikan Responden
Pendidikan Formal Jumlah Persentase (%)
SD 1 2%
SMP 17 39%
SMA 20 45%
Diploma 2 5%
Sarjana 4 9%
Total 44 100%
Tabel 4.13.
Mata Pencarian Responden
Mata Pencarian Jumlah Persentase (%)
Pedagang 7 16%
Petani 25 57%
Bidan 2 5%
Sopir 8 18%
Total 44 100%
Sumber : data primer (diolah 2021)
Dari Tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa mata pencarian responden
terbanyak adalah petani berjumlah 18 responden dengan persentase 41% dan dari
mata pencarian responden yang paling sedikit adalah bidan berjumlah 1 responden
Tabel 4.14.
Jumlah Tanggungan Keluarga Responden
Jumlah tanggungan Jumlah persentase (%)
1- 2 10 22%
3- 4 23 52%
5- 6 11 26%
Total 44 100%
Sumber : data primer (diolah 2021)
3 – 4 tanggungan dengan jumlah 23 responden atau 52%. Dan yang paling sedikit
Masyarakat
yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam
struktur masyarakat. Desa Huta Baru Nangka masuk dalam kategori desa
swakarya (transisional), hal ini dapat dilihat dari desa yang mampu melaksanakan
masyarakat berubah disebabkan oleh pengaruh eksternal, dan adat istiadat yang
mulai longgar, pendidikan masyarakat cukup tinggi yang dapat dilihat dari
Nangka telah memberikan dampak yang sangat baik bagi kehidupan masyarakat.
Hal tersebut dapat di lihat dari kondisi kesehatan yang baik dan memiliki
sawit ini telah memberikan tetesan manfaat (trickle down effect), sehingga
dampaknya terhadap tenaga kerja yang bekerja pada sektor perkebunan dan sektor
4.5.1. Kesehatan
maupun mental yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Tingkat kesehatan merupakan salah satu kunci untuk
membangun suatu daerah. Dengan tingkat kesehatan yang baik, maka orang yang
(Hambuako,2009).
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di desa Huta Baru Nangka,
Berikut hasil kuesioner yang dibagikan peneliti terkait kesehatan pada tabel
berikut :
Tabel 4.15.
Sarana Kesehatan
Jumlah
No Skala Responden Persentase (%)
1. Sangat Baik 10 22,72
2. Baik 32 72,72
3. Cukup Baik 2 4,54
Jumlah 44 99.98
Sumber : data primer (diolah 2021)
sangat baik terhadap sarana kesehatan yang diberikan perusahaan dari total 44
Tabel 4.16.
Keahlian Tenaga Kesehatan
Jumlah
NoSkala Responden Persentase (%)
1.Sangat Baik 13 29,54
2.Baik 25 56,81
3.Cukup Baik 6 13,63
Jumlah 44 99,98
Sumber : data primer (diolah 2021)
sangat baik terhadap keahlian tenaga kesehatan yang diberikan perusahaan dari
Tabel 4.17.
Penyuluhan dan Program Kesehatan
Jumlah
NoSkala Responden Persentase (%)
1.Sangat Baik 18 40,9
2.Baik 2045,45
3.Cukup Baik 4 9,09
4.Tidak Baik 2 4,54
Jumlah 4499,98
Sumber : data primer (diolah 2021)
skala sangat baik terhadap penyuluhan dan program kesehatan yang diberikan
20 responden (45,45%) dan memilih cukup baik, 4 responden (9,09%) dan tidak
tidak hanya melayani karywan perusahaan tetapi masyarakat sekitar yang tidak
terjangkau dan pelayanan yang baik. Hal tersebut diambil dari hasil wawancara
tersebut. Seperti hasil wawancara yang peneliti lakukan ke bapak kepala desa
petani. Di desa ini tidak ditemukan kelapa sawit sebelumnya semua lahan
bertahan hidup dengan cara menanam padi, jagung, cabai merah dan sayur –
sayuran seperti bayam, daun ubi, terong dan lainnya. Namun semuanya berubah
yang memilki pekerjaan, nah kalau untuk sisi kesehatan kami biasanya hanya
berobat ke rumah bidan desa, tidak ada puskesmas atau posyandu disini,
sehingga dulu masyarakat disini sangat kesulitan untuk berobat. Sejak adanya
di desa ini mulai memadai, di poliklinik juga ada tiga (3) dokter dengan keahlian
mereka seperti dokter umum, dokter kandungan dan dokter spesialis penyakit
pasien ke rumah sakit, sebelumnya masyarakat disini harus merental mobil untuk
52
membawa pasien ke rumah sakit. Mengingat sebelumnya di desa ini masih sekitar
kesehatan untuk keluarga saya dan sepenuhnya dijamin oleh pihak perkebunan
mulai dari saya sendiri, istri serta anak saya. Dengan adanya tunjangan
kesehatan untuk anggota keluarga saya, tanggung jawab saya untuk memenuhi
Dari keterangan diatas dapat dipahami bahwa masyarakat Desa Huta Baru
oleh pihak perkebunan dari sakit sampai sehat kembali. Selain tunjangan,
yang sakit. Hal tersebut disampaikan olek ibu Jamilah sebagai berikut :
bagi keluarga karyawan dan masyarakat yang sakit. Jika penyakit yang cukup
parah dan pelayanan kesehatan atau rumah sakit setempat tidak mampu
menangani bisa berobat kerumah sakit besar di kota atau di luar kota, untuk
untuk karyawan tidak tetap hanya yang bekerja saja yang diberikan tunjangan
perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan di desa Huta Baru
dalam setiap bulannya. Hal tersebut di ambil dari hasil wawancara yang dilakukan
oleh peneliti dimana ada beberapa informan yang memberikan pernyataan tesebut.
Seperti hasil wawancara yang peneliti lakukan ke salah seorang warga yang
berjualan di sekitaran perkebunan sawit dan kebetulan dia memiliki lahan sawit
baik yang saya terima, mulai dari pendapatan dari sawit saya yang semakin baik,
perusahaan perkebunna ini, pabrik kelapa sawit juga sedang dalam pembanguan
di sini, nah mereka hampir setiap jam makan siang selalu makan di warung saya,
ya walau sering utang, nah kalau untuk sisi kesehatan biasanya sebulan sekali
ada 2 sampai 3 orang yang rutin mengecek kondisi kesehatan warga sekitar
sama dengan bidan desa disini dan setiap setengah tahun biasanya mereka
melakukan penyuluhan ke sekolah dasar dan memberikan susu dan roti kepada
sekitar. Seperti halnya yang disampaikan oleh ibu Niar saat peneliti melakukan
lingkungan desa ini dan tidak mengakibatkan penyakit untuk masyarakat, hanya
saja jika musim hujan baunya sangat menyengat sehinggah sedikit mengganggu,
limbah dengan baik agar tidak mengganggu kesehatan (wawancara, 4 Mei 2021).
Dari hasil angket yang peneliti bagikan tentang kesehatan dengan tiga
program penyuluhan kesehatan dengan persentase 100% (44 responden) dan hasil
Huta Baru Nangka berpengaruh baik atau positif dan tidak memberi pengaruh
buruk walaupun bau limbah dari hasil pengelolahan kelapa sawit menimbulkan
bau yang tidak baik di awal musim hujan. Perusahaan juga mendirikan poliklinik
dan ambulance untuk masyarakat sekitar, Jaminan kesehatan juga diberikan oleh
Nangka.
memberikan dampak positif terhadap kondisi sosial masyarakat. Hal ini dapat di
55
Nadenggan.
A. Sarana Ibadah
Sarana Ibadah (Masjid) merupakan rumah tempat ibadah umat Islam atau
Muslim, Selain digunakan untuk tempat ibadah, masjid juga menjadi tempat
pusat kehidupan komunitas muslim. Masyarakat Desa Huta Baru Nangka sering
kegiatan perayaan hari besar, diskusi remaja mesjid, kajian agama, ceramah dan
belajar al-quran.
Tabel 4.18.
Pembangunan Tempat Ibadah
Jumlah
NoSkala Responden Persentase
1.Sangat Baik 30 68,18
2.Baik 14 31,81
Jumlah 44 99,99
Sumber : data primer (diolah 2021)
sangat baik terhadap pembangunan tempat ibadah diberikan perusahaan dari total
Sebelumnya di desa Huta Baru nangka hanya ada mushollah, namun sejak
berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit, salah satu bantuan yang diberikan
umum yang kami miliki semakin meningkat, sebelumnya hanya ada mushollah
tempat kami beribadah, sekarang sudah ada mesjid yang bisa menampung
sempit – sempitan sehingga tidak nyaman untuk ibadah bahkan untuk sholat idul
fitri dan idul adha kami selalu melaksanakanya di lapangan karena kondisi
B. Sarana Olahraga
masyarakat khususnya anak muda selalu mengisi waktu kosong mereka untuk
masyarakat Desa Huta Baru Nangka yang ingin melatih kebugaran jasmaninya.
pemerintah kepada masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan ibu
Niar Siregar “ adanya lapangan olahraga yang dibangun perusahaan PT. Tapian
Nadenggan, anak – anak muda sering melakukan pertanding sepak bola di sini,
jadi kegiatan anak muda di desa ini lebih positif daripada sebelumnya, dulu
sebelum berdiri perusahaan perkebunan kelapa sawit di desa ini, lapangan itu
sebelumnya lahan kosong yang tidak dimamfaatkan dulu lahan itu ditumbui sama
Tabel 4.19.
Sarana Olahraga
No Skala Jumlah Responden Persentase
yang berarti bahwa masyarakat di desa Huta Baru Nangka merasakan dampak
yang baik terhadap indikator terhadap fasilitas yang diberikan oleh perusahaan.
C. Jalan
Baru Nangka hanya berupa jalan tanah merah. Setelah berdirinya perusahaan
Tabel 4.20.
Pembangunan Jalan / Akses Jalan
Jumlah
NoSkala Responden Persentase (%)
1.Sangat Baik 1738,63
2.Baik 1022,27
3.Cukup Baik 920,45
4.Tidak Baik 818.18
Jumlah 4499,53
Sumber : data primer (diolah 2021)
58
responden (20,45%) dab cukup baik 8 responden (18,18%), yang berarti bahwa
masyarakat di desa Huta Baru Nangka merasakan dampak yang baik terhadap
sekarang belum termasuk dalam kondisi jalan yang baik. Namun perusahaan ikut
sehingga jika ada jalan yang rusak perusahaan ikut serta dalam perbaikan jalan.
pembangunan jalan di desa ini, sebelumnya jalan di desa ini bewaran merah,
kalau lagi musim hujan pasti jalannya licin dang lengket. Alhamdulillah sekarang
Hasil wawancara peneliti dengan ibu Rani Harahap “ dulu jalan disini
tanah, sekarang sudah diaspal walaupun tidak semuanya, untuk jalan yang tidak
diaspalkan diletak batu yang besar – besar sama perusahaan, terus kalau lagi
membantu dengan menyiram jalan 5-10 kali dalam sehari. Dan untuk batu besar
jalan, sesudah berdirinya perusahaan banyak akses jalan menuju desa lainnya
yang bisa membantu masyarakat untuk keluar masuk desa. Mungkin untuk
sekarang kondisi jalan nya belum termasuk kondisi jalan yang baik harapannya
perusahaan dan aparat desa saling bekerja sama untuk memperbaiki dan
berdirinya perusahaan telah membawa pengaruh yang baik terhadap kondisi sosial
pembangunan tempat ibadah, sarana olahraga dan akses jalan yang diberikan
bagi masyarakat desa Huta Baru Nangka, yang dulunya mushollah sekarang
berubah menjadu mesjid, yang dulu desa Huta Baru Nangka tidak memilki sarana
olahraga sekarang sudah ada dan masyarakat setempat merasakan mamfaat dari
sarana tersebut. Dan untuk jalan yang dulunya berupah jalan tanah sekarang sudah
lebih baik.
eksplorasi dan eksploitasi sumber daya akan berdampak pada aspek sosial
sawit PT. Tapian Nadenggan di desa Huta Baru Nangka memberikan dampak
Tabel 4.21.
Lapangan Pekerjaan Yang Tersedia
Jumlah Persentase
No Skala Responden %
1 Sangat Baik 24 54,54
2 Baik 15 34,09
3 Cukup Baik 5 11,36
Jumlah 44 99,99%
baik terhadap lapangan pekerjaan yang tersedia yang diberikan perusahaan dari
perusahaan.
sebagai petani dan buruh harian dan anak muda banyak yang mengganggur,
Nadenggan di desa Huta Baru Nangka ini mampu mengubah aktivitas masyarakat,
pekerjanya dari masyarakat sekitar dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
perkebunan kelapa sawit memberi pengaruh yang positif, hal ini saya katakan
karena dulu masyarakat hanya bekerja sebagai petani dan buruh harian, dan
semakin banyak, dulu anak muda di desa ini banyak sekali yang tidak bekerja
atau pengangguran bahkan banyak sekali dulu anak – anak muda yang meranatu
untuk mencari pekerjaan di luar kota. Sekarang sudah bermacam – macam mata
masyarakat hanya bertani, sekarang ada yang jadi supir, karywan di perusahaan,
tukang panen dan satpam. Saya rasa untuk lapangan pekerjaan yang dibuka oleh
Wawancara peneliti dengan salah satu ibu pemilik warung di desa Huta Baru
sawit ini, saya hanya ibu rumah tangga yang ngak punya pendapatan, sekarang
alhamdulillah berkat berdirinya perusahaan di desa ini saya bisa buka warung
nasi dan menyewakan satu rumah untuk anak – anak yang pkl di perusahaan ini”.
lapangan pekerjaan, dulu adek saya merantau mencari pekerjaan ke luar kota,
memberikan dampak yang baik untuk masyarakat, seperti dulu ibu – ibu di desa
ini hanya bertani pulang dari ladang mereka sudah tidak bekerja lagi, tetapi
sejak berdirinya perusahaan perkebunan sawit di desa ini, ibu – ibu yang dulu
bertani dan ibu – ibu yang dulunya tidak memilki pendapatan sekarang
seperti mengambil daun kelapa sawit dan membersihkanya untuk dijual dan
dijadikan sebagai sapu lidi, obat pembasmi nyamuk, jadi secara tidak langsung
membuka lapangan kerja dan lapangan usaha, baik secara langsung maupun tidak
Nadenggan adalah petani dan buruh harian yang dirasa sangat kurang untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan banyak yang merantau keluar kota
untuk mencari pekerjaan, namun setelah adanya PT. Tapian Nadenggan di Desa
Huta Baru Nangka masyarakat yang tadinya merantau banyak yang kembali ke
karywan di perusahaan, supir, satpam, tukang panen dan lain – lainnya. Hal ini
4.5.4. Pendapatan
Tabel 4.22.
Tingkat Pendapatan
Jumlah Persentase
No Skala Responden %
responden (20,45%) memilih baik. Hal ini dapat dikatakan bahwa pengaruh
ini semua lahan di tanami padi, sayuran dan lainnya, sekarang sudah banyak
semakin meningkat. Karena di sela – sela sebelum waktu panen kelapa sawit
kebun sawit (Ibu Rahma Nasution) “ berdirinya perusahaan perkebuna ini tentu
memabawa dampak yang baik seperti dari sisi pendapatan bagi saya itu
berpengaruh sekali karena saya kan memiliki kebun sendiri, dengan adanya
perusahaan perkebunan ini banyak muncul pabrik pabrik sawit di daerah sini
sehingga memudahkan kami untuk menjual hasil sawit dan mendapatkan harga
yang lebih baik , karna kan jualnya langsung ke pabrik, pabrik pabrik itu
pelanggan saya hanya masyarakat desa ini saja, sekarang ada karywan dari
perusahaan perkebunan yang membeli makan di warung saya, apalagi kalau ada
mereka pasti meminta saya untuk memasakkan makanan mereka selama magang
di sini”.
sehingga kesejahteraan masyarakat desa Huta Baru Nangka semakin baik dari
masyarakat. hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2004 pasal 2
rakyat.
yang direncanakan, yang disebut dengan dampak. Dampak dapat berupa dampak
kesehatan fasilitas umum, lapangan pekerjaa dan pendapatan. Dimana pada aspek
Untuk hal tersebut perusahaan telah melakukan tindakan dan bekerja sama dengan
lingkungan.
masyarakat yang tidak layak dihuni. Jika dilihat dari kondisi ekonomi setelah
pekerjaan dan sebagaian dari mereka keluar kota untuk mencari pekerjaan.
masyarakat sebelumnya ada yang tidak memiliki pendapatan. Hal ini sangat
Jika dilihat dari dampak positif yang telah diberikan perusahaan terhadap
lainnya.
data yang di uji adalah pendapatan masyarakat sampel dalam satuan Rp/bulan
Tabel 4.23.
Pendapatan Responden
No Sebelum Berdirinya Perkebunan (Rp / Bulan ) Sesudah Berdiri Perkebunan (Rp/Bulan)
1 2.250.000 3.050.000
2 2.037.500 2.687.500
3 2.900.000 3.900.000
4 3.100.000 4.300.000
5 2.033.333 3.013.333
6 3.000.000 4.100.000
7 2.200.000 3.150.000
8 1.900.000 2.600.000
9 3.250.000 4.600.000
10 2.900.000 4.400.000
11 1.850.000 2.800.000
12 1.500.000 2.150.000
13 2.650.000 3.750.000
14 2.215.000 3.115.000
15 1.750.000 2.530.000
16 1.560.000 2.220.000
17 3.500.000 5.600.000
18 2.300.000 3.400.000
19 4.000.000 6.500.000
20 3.500.000 5.600.000
21 3.150.000 5.050.000
22 1.650.000 2.750.000
23 1.800.000 2.550.000
24 3.500.000 4.300.000
25 3.280.000 4.580.000
26 2.800.000 3.700.000
27 2.266.667 2.956.667
28 1.900.333 2.650.333
29 1.500.000 2.400.000
30 3.766.666 5.516.666
31 2.000.000 3.850.000
32 3.100.000 5.000.000
33 1.900.000 4.000.000
34 3.000.000 4.980.000
35 4.200.000 6.800.000
36 3.000.000 5.000.000
37 2.066.667 4.016.667
38 2.125.000 3.695.000
39 2.400.000 3.350.000
40 3.083.000 5.203.000
41 2.750.000 3.550.000
42 3.250.000 4.750.000
43 1.823.333 2.773.333
44 3.500.000 5.700.000
Rata- 114.207.499 172.587.499
Rata
69
Tabel 4.24.
Hasil Uji Paired Sample T Test Pendapatan masyarakat Setelah Berdirinya
PT. Tapian Nadenggan di Desa Huta Baru Nangka
Paired Samples Test
Paired Differences
Std. Std. 95% Confidence Intervalof
Devia Error the Difference
Mean tion Mean Lower Upper T df Sig.(2-taile)
Pair 1 Sebelum
berdirinya
perkebun
an – - 131500
56933 8781. -1492420. -1137579.
Sesudah .00000 -14.968 41 .000
.8672 6658 03876 96124
berdirinya
perkebun
an
Pada tabel hasil uji paired sample t-test dapat diinterpretasikan sebagai
keputusan uji : Jika nilai Sig. 0,00 < 0,05maka H0 ditolak H1 diterima.
Jadi dengan tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang nyata antara pendapatan petani kelapa sawit di daerah tersebut
Dengan hasil yang menunjukkan bahwa pendapatan sebelum dan sesudah adanya
PT. Tapian Nadenggan memiliki perbedaan yang nyata membuktikan bahwa PT.
sampel. Hal ini dilihat dari rata-rata pendapatan sebelum adanya PT. Tapian
5.1. Kesimpulan
kepada masyarakat.
Nangka.
utama dan sampingan, ukuran ini memiliki pengaruh yang sudah dirasakan
usaha loundri, tempel ban dan lain sebagainya. Ukuran yang kedua
lidi.
70
71
sawit.
Baru Nangka menunjukkan bahwa nilai Sig. 0,00 < 0,05 bahwa H0 ditolak
5.2. Saran
masyarakat.
sejahtera.
mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
72
73
73
LAMPIRAN 1
Data Penelitian
Pair 1 Sebelumberdirinyap
2592480.1429 42 721701.58275 111360.97189
erkebunan
Sesudahberdirinyap
3907480.1429 42 1167908.37133 180212.17414
Erkebunan
Pair 1 Sebelumberdirinyaperke
bunan&Sesudahberdirin 42 .926 .000
yaperkebunan
Nama : Jamila
Usia : 44 Tahun
Pekerjaan : Bidan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : Diploma
Jumlah Tanggungan : 3
No Pertanyaan Jawaban Informan
1. Menurut ibu perusahaan perkebunan Menurut ibu ya, perusahaan
kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan perkebunan sangat memberi dampak
apakah memberi dampak yang baik atau positif bagi kami masyarakat di desa
sebaliknya untuk masyarakat desa Huta ini, khusunya dalam perekonomian
Baru Nangka? masyarakat.
2. Kalau dari sisi kesehatannya bu, apakah Untuk kesehatan ya, jenis penyakit
kesehatan meningkat atau sebaliknya, yang dirasakan masyarakat tidak ada
perubahanapa yang diberikan perusahaan perubahan ya dari sebelumnya adanya
perkebunan kepada masyarakat dari perusahaan perkebunan. Tapi kalau
dimensi kesehatan? untuk sarana kesehatan dan yang
lainnya tentu berubah. Perusahaan
perkebunan kelapa sawit menyediakan
klinik yang diperuntukan bagi keluarga
karyawan dan masyarakat yang sakit.
Jika penyakit yang cukup parah dan
pelayanan kesehatan atau rumah sakit
setempat tidak mampu menangani
bisa berobat kerumah sakit besar di
kota atau di luar kota, untuk biaya
pengobatan sepenuhnya ditanggung
oleh pihak perusahaan. Sedangkan
untuk karyawan tidak tetap hanya yang
bekerja saja yang diberikan tunjangan
kesehatan
Nama : Mahyunita Siregar
Usia : 37 Tahun
Pekerjaan : Petani
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
Jumlah Tanggungan : 2
No Pertanyaan Jawaban Informan
1. Apakah dampak perusahaan perkebunan Menurut saya, perusahan perkebunan
kelapa sawit membawa pengaruh positif kelapa sawit sangat berpengaruh
untuk masyarakat terhadap kondisi sosial positif untuk msyarakat di sini. Baik
ekonomi ? dari kondisi sosial maupun kondisis
ekonomi kami.
2. Pengaruh yang diberikan peusahaan Perusahaan perkebunan tentu sangat
perkebunan kelapa sawit yang dirasakan berdampak baik untuk kami, salah
mamfaatnya oleh masyarakat terhadap satunya pembangunan jalan di desa
kondisi sosial, seperti apa ya bu? ini, sebelumnya jalan di desa ini
bewarna merah, kalau lagi musim
hujan pasti jalannya licin dan lengket.
Alhamdullah sekarang kondisi
jalannya sudah mulai baik.
3. Kalau untuk kondisi ekonomi apakah Pengaruh yang diberikan perusahaan
perusahaan memberikan pengaruh positif untuk masyarakat tentunyabaik,
untuk masyarakat seperti lapangan seperti hal nya dalam lapangan
pekerjaan? pekerjaan, dulu adek saya merantau
mencari pekerjaan ke luar kota,
alhamdulillah sekarang adek saya
berkerja di perusahaan perkebunan
sebagai satpam.
Kuesioner Penelitian
No Responden
DAMPAK BERDIRINYA PERUSAHAAN PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT PT. TAPIAN NADENGGAN TERHADAP
KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR
(STUDI KASUS DESA HUTA BARU NANGKA, KECAMATAN
HALONGONAN TIMUR, KABUPATEN PADANG LAWAS
UTARA)
Kuisioner ini saya buat dalam rangka kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan terhadap kondisi ekonomi sosial dengan
1. Petunjuk Pengisian
Bapak / ibu diminta untuk mengisi jawaban yang sebenar – benarnya, dengan
mengisi kolom dan memberikan tanda centang () pada salah satu kotak sesuai
Keterangan
Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Jumlah Tanggungan :
1. Kesehatan
Penilai
No Pertanyaan an
SB B CB KB STB
1. Fasilitas Umum
No
Penilaian
Pertanyaan
SB B CB KB STB
1 Berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit
PT. Tapian Nadenggan memberikan dampak
positif terhadap pembangunan fasilitas umum di
Desa Huta Baru Nangka seperti pembangunan
tempat ibadah (mesjid) sehingga masyarakat
dapat beribadah dengan baik dan nyaman.
2 Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian
Nadenggan memberikan dampak positif terhadap
pembangunan fasilitas olahrag seperti berdiriinya
lapangan olahraga.
3 Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian
Nadenggan memberikan dampak positif terhadap
pembangunan dan perbaikan jalan di Desa Huta
Baru Nangka sehinggah akses desa terjangkau.
2. Pendapatan
No
Pertanyaan Penilaian
SB B CB KB STB
1 Pendapatan yang diterima masyarakat menjadi
meningkat sejak berdirinya perusahaan
perkebunan PT. Tapian Nadenggan di Desa
Huta Baru Nangka
3. Lapangan Pekerjaan
No
Pertanyaan Penilaian
SB B CB KB STB
1 Ketersedian lapangan kerja meningkat sejak
berdirinya perusahaan perkebunan PT. Tapian
Nadenggan Di Desa Huta Baru Nangka
sehinggah jumlah pengangguran berkurang
No Frekuensi Jumlah
responden
SB B CB KB STB
1. 1. Kesehatan 10 32 2 - - 44
(A) Sarana Kesehatan
(B) Keahlian Tenaga 13 25 6 - - 44
Kesehatan
(C) Penyuluhan Dan 18 20 4 2 - 44
Program Kesehatan
2. 2. Fasilitas Umum 30 14 - - - 44
(A) Pembangunan Tempat
Ibadah
(B) Pembangunan 25 19 - - - 44
Lapangan Olahraga
(C) Prasarana Jalan/ Akses 17 10 9 8 44
Desa
3. 3. Pendapatan 35 9 - - - 44
(A) Pendapatan Per Bulan
4. 4. Lapangan Pekerjaan 24 15 5 - - 44
(A) Ketersedian Lapangan
pekerjaan
LAMPIRAN 5
Dokumentasi Penelitian