Anda di halaman 1dari 109

SKRIPSI

DAMPAK BERDIRINYA PERUSAHAAN PERKEBUNAN


KELAPA SAWIT PT. TAPIAN NADENGGAN TERHADAP
KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR
(STUDI KASUS DESA HUTA BARU NANGKA,
KECAMATAN HALONGONAN TIMUR,
KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA)

OLEH :

KIKI RIZKI ANI DALIMUNTHE


170501045

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PENCETAKAN

Nama : Kiki Rizki Ani Dalimunthe


NIM : 170501045
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Ekonomi Pertanian
Judul Skripsi : Dampak Berdirinya Perusahaan Perkebunan
Kelapa Sawit PT. Tapian Nadenggan Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus
Desa Huta Baru Nangka, Kecamatan Halongonan
Timur, Kabupaten Padang Lawas Utara)

Tanggal, Ketua Program Studi


Ekonomi Pembangunan,

Coki Ahmad Syahwier, S.E.MP


NIP. 19590912 198703 1 003
PERSETUJUAN

Nama : Kiki Rizki Ani Dalimunthe


NIM : 170501045
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Ekonomi Pertanian
Judul Skripsi :: Dampak Berdirinya Perusahaan Perkebunan Kelapa
Sawit PT.Tapian Nadenggan Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus
Desa Huta Baru Nangka, Kecamatan Halongonan
Timur, Kabupaten Padang Lawas Utara)

Tanggal, Pembimbing

Prof. Dr. Hasan Basri Tarmizi,S.E.,SU


NIP. 19530412 198103 1 006

Penguji I Penguji II

Dr, Raina Linda Sari, S.E., M.Si Coki Ahmad Syahwier, S.E.,MP
NIP. 19630907 198803 2 002 NIP. 19590912 198703 1 003
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
Skripsi saya berjudul “ Dampak Berdirinya Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit
PT. Tapian Nadenggan Terhadap Kondisi Sosial Masyarakat Sekitar ( Studi Kasus
Desa Huta Baru Nangka, Kecamatan Halongonan Timur, Kabupaten Padang
Lawas Utara)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud
belum pernah dimuat, dipublikasihkan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam
konteks penulisan Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan
informasi yang diperoleh telah dinyatakan jelas dan benar apa adanya. Apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh pihak Universitas Sumatera Utara.

Medan,03 September 2021


Penulis,

Kiki Rizki Ani Dalimunthe


170501045
ABSTRAK

Dampak Berdirinya Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Pt. Tapian


Nadenggan Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar (Studi
Kasus Desa Huta Baru Nangka, Kecamatan Halongonan Timur, Kabupaten
Padang Lawas Utara).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak berdirinya perusahaan


perkebunan kelapa sawit terhadap sosial ekonomi masyarakat desa Huta Baru
Nangka. Sosial ekonomi dalam hal ini adalah kesehatan, fasilitas umum, lapangan
pekerjaan dan pendapatan, dan menganalisis apakah ada perbedaan pendapatan
masyaarakat sebelum dan sesudah berdirinya perusahan perkebunan.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data yang di
gunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden dan data
sekunder diperoleh dari BPS, kantor desa dan pihak swasta. Penentuan sampel
menggunakan Metode Slovin dengan hasil 44 sampel dari 580 populasi. Teknik
pengumpulan data dengan observasi, kuesioner, wawancara dan dokumentasi,
untuk analisis data menggunakan dengan uji beda rata-rata berpasangan (paired
sample t test) dan analisis dekriptif kualitatif.
Hasil penelitian menujukan bahwa berdirinya perusahaan berdampak baik
bagi sosial ekonomi masyarakat dalam hal ini kesehatan, fasilitas umum, lapangan
pekerjaan dan pendapatan. Seperti hasil wawancara kepada para informan yang
menyatakan bahwa pihak perkebunan memperhatikan kondisi kesehatan
masyarakat sekitar dengan memberikan sarana kesehatan yang baik, mengadakan
penyuluhan kesehatan, dalam segi fasilitas umum sangat berpengaruh di mana
yang tadinya hanya ada musholla sekarang menjadi mesjid dan fasilitas lainya,
untuk lapangan pekerjaan sebelumnya banyak masyarakat tidak mempunyai
pekerjaan menjadi mempunyai pekerjaan tetap, dan banyak lapangan usaha yang
yang muncul seperti warung makan, kontrakan rumah dan loundry, begitu juga
untuk pendapatan msayarakat yang meningkat. Untuk permasalahan apakah ada
perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah berdirinya perusahaan di Desa Huta
Baru Nangka menunjukkan bahwa nilai Sig. 0,00 < 0,05 bahwa H0 ditolak H1
diterima yang berarti bahwa ada perbedaan yang nyata antara pendapatan petani
kelapa sebelum dan sesudah berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT.
Tapian Nadenggan.

Kata Kunci : Dampak Perkebunan Kelapa Sawit, Dampak Sosial Ekonomi,

i
ABSTRACT

Impact of Establishing Palm Oil Plantation Company Pt. Tapian Nadenggan


on the Socio-Economic Condition of the Surrounding Community
(Case Study of HutaBaru Nangka Village, East Halongonan District, North Padang
Lawas).

This study aims to determine the impact of the establishment of an oil palm
plantation company on the socio-economic community of Huta Baru Nangka
village. Socio-economy, in this case, is health, public facilities, employment, and
income, and analyzes whether there are differences in people's income before and
after the establishment of the plantation company.
The type of research used is descriptive qualitative. The data used are
primary data obtained directly from respondents and secondary data obtained
from BPS, village offices, and private parties. Determination of the sample using
the Slovin Method with the results of 44 samples from 580 populations. Data
collection techniques are observation, questionnaires, interviews, and
documentation, for data analysis using a paired average different test (paired-
sample t-test) and qualitative descriptive analysis.
The results of the study indicate that the establishment of the company has
a good impact on the socio-economic community in this case health, public
facilities, employment, and income. As the results of interviews with informants
who stated that the plantations paid attention to the health conditions of the
surrounding community by providing good health facilities, holding health
education, in terms of public facilities it was very influential where what used to
be only a prayer room was now a mosque and other facilities, for employment.
Previously, many people did not have jobs to have permanent jobs, and many
business fields emerged such as food stalls, rented houses, and laundry, as well as
for increasing community income. The problem of whether there is a difference in
income before and after the establishment of the company in Huta Baru Nangka
Village shows that the value of Sig. 0.00 < 0.05 that H0 is rejected H1 is accepted
which means that there is a significant difference between the income of coconut
farmers before and after the establishment of the oil palm plantation company PT.
Tapian Nadenggan.

Keywords: impact of oil palm plantations, socio-economic impact

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Dampak Berdirinya Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Pt.
Tapian Nadenggan Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar
(Studi Kasus Desa Huta Baru Nangka, Kecamatan Halongonan Timur,
Kabupaten Padang Lawas Utara”,sebagaisalah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat diselesaikan
tanpa adanya dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak.
teristimewah kepada kedua orang tua ayahanda Ridwan Maksum Dalimunthe dan
ibunda tercinta Nosta Wati Harahap yang senantiasa memberikan semangat,
dukungan dan doa selama proses perkulihan dan pengerjaan skripsi ini. Pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan tulus kepada:
1. Bapak Dr. Fadli, S.E, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Coki Ahmad Syahwier, S.E, MP., selaku Ketua Program Studi S-1
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
3. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, S.E, M.Si., selaku Sekretaris Program
Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Hasan Basri Tarmizi, S.E, SU., selaku dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktu dalam memberikan saran dan arahan yang
bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Raina Linda Sari, SE, M.Si dan Bapak Drs. Coki Ahmad
Syahwier, MP., selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah
memberikansaran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi
ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat
selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh Pegawai dan Staf Administrasi di Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
8. Adik peneliti yang tersayang, Yulisa Putri Dalimunthe dan Alif Tantowi
Yahya Dalimunthe yang memberikan semangat selama pengerjaan skripsi
ini.
9. Seluruh teman-teman seperjuangan Program Studi S-1 Ekonomi
Pembangunan 2017 dan terkhusus Zuawil Fauziah, Natasya Indar Sari, dan
Debby Safira yang telah menemani penulis selama perkuliahan dan banyak
memberikan semangat dan dukungan selama penulisan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

iii
11. Bapak Sahur Harahap, selaku kepala Desa Huta Baru Nangka yang
telah meluangkan waktunya dan telah mengizinkan peneliti untuk
meneliti di desa huta baru nangka hingga penyelesaian penulisan
skripsi ini.
12. Pihak – pihak Desa Huta Baru Nangka, khususnya masyarakat yang telah
memberikan informasi yang sangat membantu peneliti dalam penulisan
skripsi ini

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
sangat baik jika ada saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata,
saya berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah
membantu. Semoga skripsi ini memberi mamfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan,
Peneliti

Kiki Rizki Ani Dalimunthe


170501045

iv
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK............................................................................................. i
ABSTRACT............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR............................................................................ iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian....................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 10


2.1 Definisi Perusahaan ................................................... 10
2.1.1 Perkebunan............................... ......................... 10
2.2 Konsep Kesejahteraan ................................................ 15
2.3 Dampak Keberadaan Perkebunan Kelapa
Sawit.......................................................... ................. 14
2.3.1 Dampak Sosial............................... .................... 15
2.3.2 Dampak Ekonomi............... ............................... 16
2.3.3 Dampak Sosial – Ekonomi................................. 19
2.4 Masyarakat Desa.................................................... ..... 20
2.5 Penelitian Tedahulul.................................................. . 21
2.6 Kerangka Konseptual Penelitian................................. 24
2.7 Hipotesis...................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN .................................................. 26


3.1 Jenis Penelitian ........................................................... 26
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................... 26
3.2.1 Waktu Penelitian............................................... 26
3.2.2 Tempat Penelitian ............................................. 26
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian .................................. 27
3.3.1 Populasi Penelitian............................................. 27
3.3.2 Sampel Penelitian........................................... ... 27
3.4 Jenis Data dan Sumber Data ....................................... 28
3.4.1 Jenis Data............................................................ 28
3.4.2 Sumber Data....................................................... 28
3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................... 29
3.6 Definisi Operasional Variabel .................................... 30
3.7 Skala Pengukuran Variabel......................................... 30
3.8 Analisi Data................................................................. 32

v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 35
4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian............................... 35
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Padang Lawas
Utara................................................................ 35
4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Halongonan
Timur............................................................... 37
4.1.3 Sejarah Singkat Desa Huta Baru Nangka ...... 38
4.2 Keadaan Masyarakat................................................... 39
4.2.1 Menurut Jenis Kelamin ................................... 39
4.2.2 Menurut Usia ................................................. 40
4.2.3 MenurutUsia Kerja ......................................... 40
4.2.4 Menurut Agama.............................................. 41
4.2.5 Menurut Suku.................................................. 42
4.2.6 Penduduk Menurut Mata Pencaharian............ 42
4.3 Sarana dan Prasarana .................................................. 43
4.4 Karakteristik Sampel................................................... 44
4.4.1 Jenis Kelamin Responde................................ . 45
4.4.2 Usia Responden................................................ 45
4.4.3 Tingkat Pendidikan Responden...................... 46
4.4.4 Mata Pencarian Responden............................ 47
4.4.5. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden...... 47
4.5 Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap
Kondisi Sosial ekonomi Masyarakat........................... 48
4.5.1 Kesehatan......................................................... 49
4.5.2 Fasilitas Umum................................................. 55
4.5.3 Lapangan Pekerjaan........................................ 59
4.5.4 Pendapatan....................................................... 63
4.6 Hasil Uji Hipotesis 2 Ada Perbedaan Yang Nyata
Pendapatan Sebelum dan Sesusah Berdirinya
Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Tapian
Nadenggan................................................................ .. 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 70


5.1 Kesimpulan ................................................................. 70
5.2 Saran ........................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 72
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


1.1 Data Luas Wilayah Desa Huta Baru Nangka .................... 4
1.2 Luas Tanaman Perkebunan ................................................ 5
2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................... 22
3.1 Operasional Variabel ......................................................... 31
3.2 Instrumen Skala Ordinal .................................................... 32
4.1 Daftar Kecamatan di Kabupaten Padang Lawas Utara...... 36
4.2 Daftar Desa di Kecamatan Halongonan Timur.................. 38
4.3 Jumlah Penduduk Desa Huta Baru Nangka ...................... 40
4.4 Penduduk Berdasarkan Usia Desa Huta Baru Nangka ..... 40
4.5 Penduduk Usia Kerja 15 – 56 tahun .................................. 41
4.6 Penduduk Desa Huta Baru Nangka Menurut Agama ........ 41
4.7 Jumlah Penduduk Huta Baru Nangka Menurut Suku ........ 42
4.8 Menurut Mata Pencaharian ................................................ 43
4.9 Fasilitas Umum .................................................................. 44
4.10 Jenis Kelamin Responden .................................................. 45
4.11 Tingkat Usia Responden .................................................... 45
4.12 Tingkat Pendidikan Responden ......................................... 46
4.13 Mata Pencarian Responden................................................ 47
4.14 Jumlah Tanggungan Keluarga Responden ........................ 47
4.15 Sarana Kesehatan ............................................................... 49
4.16 Keahlian Tenaga Kesehatan............................................... 50
4.17 Penyuluhan Dan Program Kesehatan ................................ 50
4.18 Pembangunan Tempat Ibadah............................................ 55
4.19 Sarana Olahraga ................................................................. 57
4.20 Pembangunan Jalan / Akses Jalan ..................................... 57
4.21 Lapangan Pekerjaan Yang Tersedia .................................. 60
4.22 Tingkat Pendapatan............................................................ 63
4.23 Pendapatan Responden. ..................................................... 68

vii
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


2.1. Kerangka Konseptual Penelitian .............................. 25

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Data Penelitian
2 Data Hasil Uji Beda Berpasanga
3 Hasil Wawancara
4 Kuesioner Penelitian
5 Dokumentasi Penelitian

ix
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris, karena Indonesia memiliki

sumber daya alam yang melimpah sehingga pembangunan ekonomi Indonesia

didominasi oleh kegiatan pertanian. Pembangunan ekonomi yang tercermin dalam

pertumbuhan ekonomi serta perubahan struktural dalam perekonomian dan

kehidupan masyarakat adalah suatu hal yang dikejar dan hendak di capai oleh

negara-negara yang sedang berkembang dan Indonesia merupakan salah satu

negara tersebut, pada umumnya negara – negara yang sedang berkembang lebih

banyak berorientasi ke arah produksi barang-barang primer (pertanian, bahan

bakar, hasil hutan dan bahan baku lainnya) dibandingkan dengan produksi barang

sekunder (industri) dan barang tersier (jasa).

Pembangunan pertanian dan perkebunan sangat penting untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Pengembangan pertanian dan perkebunan pada tahap tertentu akan

memungkinkan pengembangan usaha pertanian yang komprehensif dalam skala

yang lebih besar. Kecamatan Halongonan Timur mayoritas masyarakatnya petani

karet terbesar ketiga di Padang Lawas Utara, banyak masyarakat yang

mengandalkan hasil penjualan karet untuk mempertahankan ekonomi keluarga

dan meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Seiring berjalannya

waktu, masyarakat mulai meninggalkan tanaman karet karena harga yang tidak

stabil dan menggantinya dengan perkebunan kelapa sawit. Saat perusahaan

1
2

perkebunan kelapa sawit memasuki kawasan kecamatan Halongonan Timur

khususnya di Desa Huta Baru Nangka, masyarakat mulai mengubah mata

pencarian mereka sebagai petani kelapa sawit dan menjadi karyawan perkebunan

kelapa sawit.

Dalam program percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia

yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia (MP3EI), pertanian menjadi salah satu program utama. Untuk

sektor pertanian dengan subsektornya perkebunan, salah satu pengembangan

kegiatan ekonomi utamanya adalah kelapa sawit. Peranan sektor perkebunan

memang begitu besar bagi peningkatan pemanfaatan petani dan penyediaan bahan

baku untuk industri dalam negeri serta sebagai sumber devisa negara.

Berdasarkan data potensi sumber daya alam Indonesia dalam MP3EI,

sampai tahun 2010, produsen dan eksportir terbesar untuk minyak kelapa sawit

adalah Indonesia dengan nilai lebih dari 19 juta ton per tahun, sehingga menjadi

kawasan yang potensial untuk investor (baik lokal ataupun mancanegara) buat

menanam modalnya ke zona pertanian berbentuk perkebunan kelapa sawit dalam

perihal skala industri. Sentra produksi kelapa sawit berdasarkan pengembangan

kegiatan ekonomi utama berada di daerah Sumatera. Ini menjadikan Sumatera

sebagai bagian dari koridor ekonomi.

Pembangunan perkebunan kelapa sawit skala industri harus penuhi

persyaratan yang telah diatur oleh pemerintah. Ketentuan izin pembukaan

perkebunan skala industri bagi Peraturan Menteri Pertanian (Permen Nomor. 26

Tahun 2007) ialah luas maksimum lahan usaha perkebunan merupakan 20.000
3

hektar dalam satu provinsi ataupun 100.000 hektar buat segala Indonesia

(Wahyudin, 2012).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Desember 2019, luas

areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 14,32 juta hektar.

Perkebunan kelapa skala besar mencakup 8,51 juta hektar dan output kelapa sawit

26,57 juta ton. Lalu ada kebun sawit rakyat yang luasnya 5,81 juta hektar dan

menghasilkan 13,99 juta ton.

Kelapa sawit merupakan tanaman komersial perkebunan yang sangat

penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang luas di

berbagai daerah. Bagi Indonesia, kelapa sawit memiliki arti penting dalam

pengembangan perkebunan nasional karena dapat menciptakan lapangan kerja

sehingga membawa kesejahteraan masyarakat. Indonesia merupakan salah satu

penghasil utama kelapa sawit, bahkan saat ini masih menempati urutan kedua di

dunia dan menjadi negara dengan perkebunan kelapa sawit terbesar.

Selain itu, perusahaan perkebunan merupakan salah satu sektor utama dalam

tatanan perekonomian. Dalam kebanyakan kasus, perusahaan perkebunan

mendominasi pembangunan sosial ekonomi. Industri perkebunan memiliki

dampak yang sangat signifikan baik dari segi positif maupun negatif. Di antara

dampak positifnya, industri perkebunan dapat meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah (PAD), menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, serta meningkatkan

perekonomian dan pembangunan. Pada saat yang sama, dampak negatif sektor

industri di bidang sosial, lingkungan, politik dan budaya juga luar biasa. Dari segi

sosial dan lingkungan, reklamasi lahan kelapa sawit merupakan metode reklamasi
4

lahan yang dapat merusak ekosistem hutan, tanah longsor dan pembukaan lahan

yang mengakibatkan banjir. Selain itu ada konflik horizontal dan vertikal dari sisi

politik dan budaya. Misalnya konflik antara pekerja daerah dengan para pendatang

atau konflik antara pemilik kebun dengan pemerintah. Hal itu terjadi karena

kurangnya perhatian pemerintah untuk menyelamatkan kepentingan pelestarian

hidup dan kepentingan penduduk lokal.

Tabel 1.1.
Luas Tanaman Perkebunan

Luas Tanaman (Ha)


Belum Tidak Menghasilkan Jumlah Total
Komoditas
Menghasilkan Menghasilkan Produksi
(Ton)
1. Karet 200,00 640,00 6201,00 7.041,00 7770,00
2. Kelapa sawit 360,00 11.00 7918,00 8.289,00 4390,00
3. Kapuk 10,00 - - 10,00 -
4. Kelapa 20,00 8,00 86,00 114,00 47,00
5. Kopi 36,00 10,00 44,00 90,00 44,00
6. Pinang 24,00 - - 24,00 -
7. Kakao 10,00 6,00 100,00 116,00 60,00
8. Nilam 8,00 - - 8,00 -
9. Aren 20,00 - - 20,00 -
10. Kemiri 5,00 - - 5,00 -
11. Kulit 13,00 - ;- 13,00 -
Manis
Sumber : Dokumentasi, Kecamatan Halongonan Timur

Tabel 1.2.
5

Data Luas Wilayah Desa Huta Baru Nangka

Luas Desa Jumlah

Luas Keseluruan 833 ha

Luas Perkebunan 580 ha

Luas Pemukiman 233 ha

Aset Desa 20 ha

Sumber : Dokumentasi, Kecamatan Halongonan Timur

Berdasarkan tabel 1.1. diatas Luas Tanaman perkebunan menjelaskan

bahwa komoditas kelapa sawit merupakan komoditas yang paling unggul dalam

menghasilkan dan jumlah produksi yang paling atas ialah komoditas karet akan

tetapi saat ini produktivitas karet kalah saing dengan perkembangan kelapa sawit

karena harga karet yang semakin rendah dan membuat para petani dan pengusaha

beralih ke tanaman sawit, karena peranan komoditas kelapa sawit cukup besar

dalam 3 perekonomian Indonesia. Yang pertama, minyak sawit merupakan bahan

utama minyak goreng, sehingga pasokan yang berkelanjutan akan menjaga

kestabilan harga minyak goreng. Hal ini sangat penting karena minyak goreng

merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok kebutuhan masyarakat sehingga

harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kedua, sebagai salah

satu komoditas andalan ekspor non migas. Ketiga, dalam proses produksi maupun

pengolahan juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Perubahan yang terjadi akibat berdirinya perkebunan kelapa sawit akan

berdampak sosial dan ekonomi. Dampak sosial yang terjadi adalah perubahan

gaya hidup masyarakat yang mengacu pada bagaimana manusia dan masyarakat
6

hidup, bekerja, bermain dan berinteraksi, serta perubahan budaya yaitu nilai,

norma, dan sistem kepercayaan. Misalnya dengan adanya kegiatan dan proyek

industri, pola kerja penduduk menjadi lebih kaku, sehingga mereka tidak lagi

memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan desa seperti masyarakat

sebelumnya. Pengembangan perkebunan kelapa sawit memiliki dampak ganda

terhadap perekonomian daerah, terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja dan

kesempatan kerja. Kegiatan perkebunan kelapa sawit serta produk turunannya

mampu membagikan nilai tambah yang besar di bidang perekonomian, sebab

kelap sawit memberikan pemasukan yang lebih besar kepada petani bila

dibanding dengan tanaman tumbuhan perkebunan yang lain.

Kecamatan Halongonan Timur merupakan salah satu kecamatan yang

terletak di kabupaten Padang Lawas Utara. Desa Huta Baru Nangka salah satu

desa yang berada di kecamatan Halongonan Timur, di mana ada perusahaan

perkebunan kelapa sawit yakni PT. Tapian Nadenggan. Berdirinya perusahaan

perkebunan kelapa sawit tentu memiliki dampak terhadap kehidupan sosial dan

ekonomi masyarakat sekitar. Perubahan yang terjadi akibat berdirinya perusahaan

perkebunan kelapa sawit akan menimbulkan hal-hal positif yang menguntungkan

masayarakat sekitar ataupun sebaliknya merugikan. Fenomena yang terjadi saat

ini di desa Huta Baru Nangka masih banyak masyarakat menengah ke bawah

dengan angka pendapatan yang sangat kecil, dan masyarakat yang tidak memiliki

pekerjaan. Jika dilihat dari infrastruktur desa Huta Baru Nangka, dengan

berdirinya perusahaan seharusnya meningkat, namun yang terjadi jika dilihat dari

kondisi jalan menuju desa sangat buruk, berlobang dan banyak batu besar di
7

sekitaran jalan. Seharusnya, berdirinya perusahaan perkebunan PT. Tapian

Nadenggan diharapakan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat

sekitar dan pendapatan yang meningkat. Namun hal tersebut tidak sesuai

kenyataan dimana jika kita melihat kondisi masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik ingin mengetahui dampak apa

saja yang ditimbulkan oleh perusahaan kelapa sawit sehinggah peneliti

mengangkat dan mengajukan penelitian dengan judul “Dampak Berdirinya

Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Tapian Nadenggan Terhadap Kondisi

Sosial Ekonomi Masyarakat sekitar (Studi Kasus desa Huta Baru Nangka,

kecamatan Halongonan Timur, Kabupaten Padang lawas Utara)”. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi sosial yang meliputi kesehatan dan

fasilitas umum yang diberikan PT. Tapian Nadenggan untuk masyarakat sekitar

serta kondisi ekonomi yang meliputi lapangan pekerjaan dan pendapatan

masyarakat pekerja atau bukan pekerja sebelum dan sesudah PT. Tapian

Nadenggan berdiri di Desa Huta Baru Nangka.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan urain diatas, permasalahan yang diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT.

Tapian Nadenggan terhadap kondisi sosial (kesehatan dan fasilitas umum)

masyarakat sekitar ?

2. Bagaimana dampak berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT.

Tapian Nadenggan terhadap kondisi ekonomi (lapangan pekerjaan)

masyarakat sekitar ?
8

3. Bagaimana perbedaan pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah

berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan di

Desa Huta Baru Nangka ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasikan dampak berdirinya perusahaan perkebunan kelapa

sawit PT. Tapian Nadenggan terhadap kondisi sosial (kesehatan dan

fasilitasumum) masyarakat sekitar.

2. Mengidentifikasikan dampak berdirinya perusahaan perkebunan kelapa

sawit PT. Tapian Nadenggan terhadap kondisi ekonomi (lapangan

pekerjaan) masyarakat sekitar.

3. Untuk menganalisis bagaimana perbedaan pendapatan masyarakat

sebelum dan sesudah berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT.

Tapian Nadenggan di Desa Huta Baru Nangka.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Sebagai sumber informasi dan menambah wawasan kepada peneliti bagaimana

dampak sosial ekonomi masyarakat dengan keberadaan perusahaan kelapa sawit

T.Tapian Nadenggan.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan kepada pihak PT.


9

Tapian Nadenggan untuk lebih memajukan sosial ekonomi masyarakat

DesaHuta Baru Nangka.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan informasi dan referensi yang dapat menambah dan

memperkaya bahan kajian teori untuk pengembangan penelitian

selanjutnya.

4. Bagi Akademis

Sebagai referensi, acuan serta bahan perbandingan bagi peneliti lain dalam

mengembangkan penelitian selanjutnya yang mengambil topik yang sama

dimasa yang akan datang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Perusahaan

Perusahaan menggambarkan ruang lingkup perusahaan termasuk kegiatan

produksi untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa. Perusahaan atau industri

mengacu pada departemen bisnis yang bergerak dalam kegiatan ekonomi untuk

menghasilkan barang dan jasa. Departemen tersebut berlokasi di lokasi tertentu,

memiliki hak pengelolaan sendiri atas produksi dan biaya, dan satu orang atau

lebih bertanggung jawab atas bisnis tersebut.

Menurut BPS dalam Arsyad (2004:454), pengelompokan industri bisa

dikelompokan jadi 4 kalangan bagi banyaknya jumlah tenaga kerja, ialah :

a. Industri besar, ialah industri ataupun usaha industri yang memperkerjakan

tenaga kerja 100 orang ataupun lebih.

b. Industri sedang, ialah industri ataupun usaha industri yang memperkerjakan

tenaga kerja 20 hingga 90 orang.

c. Industri kecil, ialah perusahaan atau usaha industri yang memperkerjakan

tenaga kerja 5 sampai 19 orang.

d. Industri mikro, yaitu perusahaan atau usaha industri yang memperkerjakan

tenaga kerja kurang dari 5 orang.

2.1.1. Perkebunan

Dalam undang – undang no. 8 tahun 2004 tentang perkebunan yang di

maksud perkebunan adalah segala kegiaatan yang mengusahakan tanaman tertentu

pada tanah / media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengelola dan

10
11

memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, pedoman manajamen untuk menguwujudkan

kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.

Menurut Pahan 2010 konsep perkembangan perkebunan yang ingin sukses

harus mengacu beberapa faktor kunci, yaitu faktor lingkungan (lahan), faktor

sumber daya manusia, faktor bahan tanaman, faktor perizinan, faktor keuangan

dan faktor keamanan. Beberapa faktor yang akan di bahas adalah faktor lahan,

faktor sumber daya manusia dan faktor bahan tanaman. Berikut ini di uraikan

ketiga faktor tersebut

a. Faktor Lingkungan (Lahan)

Lahan merupakan substrat tempat tumbuh-tumbuhan berada. Pohon kelapa sawit

tidak layak secara ekonomi dan tidak dapat ditanam secara komersial di lahan

yang tidak sesuai. Lahan terbaik untuk tanaman kelapa sawit harus mengacu pada

3 (tiga) faktor yaitu lingkungan, sifat fisik tanah, dan sifat kimiawi tanah atau

kesuburan tanah. Mengacu pada konsep. Jika semua standar ideal terpenuhi, tanah

yang berharga akan memiliki prospek ekonomi yang baik.

b. Faktor Sumber Daya Manusia

Faktor sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam

menentukan berhasil tidaknya suatu perkebunan. Tenaga lapangan yang dapat

mengelola pekerjaan dengan baik tidak dapat segera menyelesaikannya, karena

perkebunan sebagai unit usaha penanaman tanaman komersial skala besar

memiliki tim staf yang besar dan departemen pekerjaan yang detail sehingga

modal perkebunan berbedadengan sektor industri.


12

c. Faktor Bahan Tanaman

Bahan tanaman merupakan investasi besar dalam perkebunan komersial karena

merupakan sumber keuntungan perusahaan dalam jangka panjang. Pemilihan

bahan tanaman yang salah akan berdampak negatif yang sangat besar,

menyebabkan perusahaan penanaman mengalami kerugian finansial dan kerugian

yang sangat besar baik waktu maupun tenaga, hal ini disebabkan karena pemilihan

bahan tanaman tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.

2.2. Konsep Kesejahteraan

Menurut undang – undang no 11 tahun 2009, kesejahteraan masyarakat

adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual, sosial warga negara agar

dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan

fungsi sosialnya. Permasalahan kesejahteraan masyarakat yang berkembang

menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan

dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara.

Akhirnya masih ada warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan fungsi

sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat.

Biro Pusat Statistik Indonesia (2011) menerangkan bahwa guna melihat

tingkat kesejahteraan suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat dijadikan

ukuran, anatara lain sebagai berikut :

1. Tingkat pendapatan keluarga

2. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran

pangan dengan non – pangan

3. Tingkat kesehatan keluarga


13

4. Tingkat pendidikan keluarga, dan

5. Kondisi perumahan dan fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.

Menurut Drewnoski (1974) dalam Bintarto (2011), melihat konsep

kesejahteraan dari tiga aspek :

1. Melihat pada tingkat perkembangan fisik (somatic status), seperti nutrisi,

kesehatan dan harapan hidup.

2. Melihat pada tingkat mentalnya, seperti pendidika, pekerjaandan lainnya.

3. Melihat pada integrasi dan kedudukan sosial (social status).

Kesejahteraan masyarakat menengah kebawah dapat direpresentasikan

dari tingkat hidup masyarakat. Tingkat hidup masyarakat ditandai dengan

terenteskannya dari kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan

tingkat pendidikan dan tingkat produktivitas masyarakat (Todaro, 2013).

Nugroho (2004 : 17) mengemukakan bahwa indikator kesejahteraan berkaitan

dengan kemiskinan karena seseorang digolongkan miskin atau tidak jika seberapa

jauh indikator – indikator kesejahteraan tersebut telah dipenuhi. Indikator

kesejahteraan dapat dilihat dari dua dimensi yaitu :

1. Dimensi moneter

Pengukuran kemiskinan dapat dilihat melalui pendapatan dan konsumsi

sebagai indikator kesejahteraan.

2. Dimensi non moneter

Hal ini terjadi karena kesejahteraan tidak hanya mencakup dimensi

ekonomi, namun mencakup non ekonomi seperti sosial, budaya, dan

politik.
14

2.3. Dampak Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit

Dampak adalah perubahan yang disebabkan oleh suatu kegiatan, dan

investasi dalam kegiatan pembangunan dapat menimbulkan dampak positif atau

negatif. Konsep dampak diartikan sebagai dampak perkembangan aktivitas

manusia terhadap lingkungan termasuk manusia. Dalam konteks pembangunan

yang berdampak, artinya bahwa pembangunan bisa berpengaruh terhadap sebab-

akibat dari ditimbulkannya aktivitas pembangunan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Soemartono (2011), menjelaskan bahwa

tujuan pembangunan pada dasarnya untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, namun kegiatan pembangunan akan menimbulkan beberapa efek

samping yang melebihi tujuan yang direncanakan, yang disebut dengan dampak.

Dampak dapat berupa dampak biofisik, sosial, ekonomi, dan budaya yang

mempengaruhi pencapaian tujuan.

Dampak bisa terdiri atas empat jenis. Pertama, dampak positif, yakni

dampak yang dianggap baik oleh penyelenggara pembangunan atau pihak lain.

Kedua, dampak negatif, yakni dampak yang tidak dianggap baik oleh

penyelenggara pembangunan atau pihak lain. Ketiga, dampak yang disadari, yakni

dampak yang direncanakan oleh penyelenggara pembangunan dan diketahui atau

disadari akan terjadi (dalam sosiologi disebut sebagai fungsi manifes). Keempat,

dampak yang tidak disadari, yakni dampak yang tidak direncanakan oleh

penyelenggara pembangunan sehingga dampaknya tidak diketahui atau tidak

disadari (dalam sosiologi disebut sebagai fungsi laten). Untuk mengetahui dampak

laten diperlukan kesadaran sosiologis, yakni bahwa ada realitas sosial di balik
15

realitas sosial itu sendiri (Afrizal, 2006).

Pembangunan sudah pasti memberi dampak perubahan sosial. Perubahan

sosial, menurut Selo Soemardjan, seperti dikutip Djazifah (2012:5), adalah segala

perubahan yang terjadi pada lembaga - lembaga kemasyarakatan dalam suatu

masyarakat yang pada akhirnya mempengaruhi sistem sosial mereka, termasuk di

dalamnya adalah perubahan nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok

kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial ini terutama memberi dampak

sosial dan dampak ekonomi.

2.3.1. Dampak Sosial

Menurut Soedhartono, dampak sosial adalah akibat sosial yang

ditimbulkan oleh suatu kebijakan dan kegiatan pembangunan yang direncanakan

pada manusia dan masyarakat yang disebabkan oleh kegiatan pembangunan.

Dampak sosial bisa ditandai dengan empat indikator, yakni perubahan sistem

sosial, nilai-nilai individu dan kolektif, perilaku hubungan sosial, gaya hidup

masyarakat, dan struktur masyarakat.

Masyarakat atau sosial adalah penghubung hidup manusia dalam

masyarakat yang mengandung kesatuan, takdir yang sama dan nilai-nilai

persatuan yang merupakan unsur persatuan. Aspek sosialnya adalah sebagai

berikut :

Pranata sosial atau lembaga-lembaga yang tumbuh dikalangan masyarakat,

adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku.

a. Proses sosial atau kerjasama, akumulasi konflik dikalangan masyarakat.

b. Akulturasi, asimilasi dan integrasi dari berbagai kelompok masyarakat.


16

c. Kelompok-kelompok dan organisasi sosial.

d. Perubahan sosial yang berlangsung di kalangan masyarakat.

e. Pelapisan sosial yang berlangsung di kalangan masyarakat.

f. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha dan pekerjaan.

2.3.2. Dampak Ekonomi

Ilmu ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari

aktivitas manusia yang berkaitan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan

konsumsi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aspek

ekonominya adalah sebagai berikut, (a) tingkat pendapatan, (b) sarana dan

prasarana infrastruktur/fasilitas umum, dan (c) lapangan pekerjaan.

a. Tingkat Pendapatan.

Teori pendapatan Samuleson dan Nordhaus (1993: 258) termasuk tenaga

kerja atau upah, pendapatan dari kekayaan, seperti sewa, bunga dan dividen, dan

pembayaran atau penerimaan transfer. Menurut pelopor ekonomi klasik Adam

Smith dan David Ricardo, distribusi pendapatan dibagi menjadi tiga kelas sosial

utama:pekerja, pemilik modal, dan tuan tanah. Ketiganya menunjukkan jumlah

total uang yang diterima oleh seorang individu atau keluarga dalam periode

tertentu (biasanya setahun). Pendapatan faktor produksi yaitu tenaga kerja,

modal dan tanah. Pendapatan yang diperoleh setiap faktor dianggap rasio

pendapatan setiap keluarga terlatih dengan pendapatan nasional. Teori mereka

memprediksi bahwa seiring dengan kemajuan masyarakat, situasi tuan tanah akan

relatif lebih baik, sedangkan situasi kapitalis (pemilik modal) akan relatif lebih

buruk (Sumitro, 1991).


17

Menurut Soeharjo (1973) pendapatan suatu kegiatan ekonomi adalah

selisih antara penerimaan yang di peroleh dari suatu kegiatan dengan biaya yang

di keluarkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Berhasilnya suatu kegiatan

dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang di terima dari kegiatan tersebut.

Menurut Nurmanaf (1988), secara sederhana dikatakan bahwa pendaptan

rumah tangga dapat berasal dari satu atau lebih macam sumber pendapatan.

Sumber pendapatan tersebut ada yang berasal dari sektor perkebunan maupun dari

luar sektor perkebunan yang dapat diperinci lebih lanjut kedalam berbagai

subsektor dan masing-masing subsektor memberikan kontribusi yang berbeda-

beda terhadap total pendapatan rumah tangga. Hal ini akan menciptakan

perbedaan pada struktur pendapatan rumah tangga.

Sukirno mendefinisikan pendapatan adalah “jumlah penghasilan yang

diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik

harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan”. Budiono mengemukakan bahwa

pendapatan adalah “hasil dari penjualan faktor- faktor produksi yang dimilikinya

kepada sektor produksi”. Pendapatan adalah pendapatan uang yang diterima dan

diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi- prestasi yang diserahkan

yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha

perorangan dan pendapatan dari kekayaan. Besarnya pendapatan seseorang

bergantung pada jenis pekerjaannya.

b. Sarana Dan Prasarana Infrastruktur

Perkembangan perkebunan kelapa sawit akan mempengaruhi kondisi

sosial ekonomi pekerja dan masyarakat awam. Pendapatan yang besar


18

mempengaruhi gaya hidup sehari-hari seseorang untuk memenuhi kebutuhan

sandang, pangan dan papan. Adanya pembangunan akan mempengaruhi

kehidupan masyarakat karena peningkatan pendapatan masyarakat dari sektor ini

sehingga mereka semakin banyak mengkonsumsi. Menurut Abdulsyani,

“Kepemilikan kekayaan dengan nilai ekonomi dalam berbagai bentuk dan ukuran,

seperti perhiasan, rumah, lemari es, dan lain-lain, dapat menunjukkan tingkatan

masyarakat”.

Adapun pengertian prasarana adalah kelengkapan dasar fisik. Sarana

umum dalam penelitian ini merupakan prasarana yang dibangun oleh perusahaan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti sekolah, tempat ibadah, klinik dan

lain-lain. Fasilitas umum ini sering dijadikan tolak ukur untuk memahami status

sosial ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, fasilitas umum menjadi salah satu

penentu kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Apabila perusahaan dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar maka secara tidak langsung pendirian

perusahaan perkebunan kelapa sawit akan berdampak positif bagi masyarakat.

c. Lapangan Pekerjaan

Lapangan pekerjaan merupakan bidang aktivitas dari pekerjaan usaha/

industri/ kantor dimana seorang bekerja. Lapangan kerja merupakan penduduk

umur kerja yang sanggup bekerja. Umur angkatan kerja di Negeri tumbuh 15tahun

namun umur tersebut sesungguhnya masih terkategori kanak- kanak. Idealnya

seorang bisa bekerja mencari penghasialn merupakan ussia di atas 17 tahun.

Angkatan kerja di Indonesia kualitasnya masih rendah sebab sebagian besar

lulusan tidak tamat SD, SMP.


19

Penafsiran lapangan pekerjaan erat kaitannya dengan tempat di mana

seorang bekerja. Dikala ini kerap kita dengar banyak orang yang menganggur

maksudnya tidak memiliki tempat bekerja, dampaknya ia tidak memiliki

pemasukan. Jumlah pengangguran lumayan besar menimbulkan beban untuk

masyaakat apalagi memunculkan kemiskinan. Angka pengangguran masing-

masing tahun terus meningkat terlebih dikala ini kerap terjalin PHK.

Terbentuknya pengangguran diakibatkan oleh tidak terdapatnya lapangan

pekerjaan ataupun lapangan pekerjaan yang asa memiliki persyaratan besar,

sehingga banyak tenaga kerja yang tidak dapat masuk. Hendak namun terdapat

pula orang yang telah bekerja namun di- PHK.

Lapangan pekerjaan, bagi sensus penduduk 2000, merupakan bidang

aktivitas dari usaha/ industri/ lembaga dimana seorang bekerja ataupun sempat

bekerja. Lapangan pekerjaan ini dipecah dalam 10 kalangan, terdiri dari 5

subsektor pertanian serta 5 sektor yang lain. Yaitu, subsektor pertanian tumbuhan

pangan, subsektor perkebunan, subsektor perikanan, subsektor peternakan,

subsektor pertanian yang lain, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan,

sektor jasa, sektor angkutan, sektor lainnya.

Dari masing masing sektor lapangan pekerjaan itu tentu akan menyerap

tenaga kerja. Bagi yang sedikit kreatif tentu tidak hanya memiliki orientasi

mencari kerja, namun bias melihat potensi dan peluang dari berbagai sektor

lapangan kerja untuk dijadikan peluang usaha.

2.3.3. Dampak Sosial - Ekonomi

Sosial ekonomi adalah status atau status seseorang dalam suatu kelompok
20

masyarakat yang ditentukan oleh jenis kegiatan ekonomi, pendapatan dan

pendidikannya.

Menurut Singarimbum dan Penny, status sosial ekonomi adalah status

struktur sosial ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Sedangkan kondisi sosial

menurut Bintarto merupakan upaya kolektif masyarakat untuk mengatasi atau

mengurangi kesulitan hidup.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial

ekonomi merupakan upaya masyarakat untuk mengatasi atau mengurangi

kesulitan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, kondisi

sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat,

terutama yang berhubungan dengan penggunaan tenaga, waktu, dan lainnya untuk

mencapai kesejahteraan. Terlepas dari luasnya suatu wilayah, terdapat

pembangunan perkebunan yang secara langsung maupun tidak langsung akan

mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar dan membawa

perubahan, seperti peningkatan kesempatan kerja, dan akan mempengaruhi tingkat

pendapatan masyarakat. Pertumbuhan dan perkembangan perkebunan di

masyarakat dapat memberikan kesempatan kerja. Masyarakat seperti itu akan

mendapatkan pekerjaan dan jaminan sosial.

2.4. Masyarakat Desa

Menurut Poerwardaminta (2003:636) mengatakan bahwa masyarakat

adalah pergaulan hidup manusia atau sehimpunan orang yang hidup bersama

dalam suatu tempat dalam suatu ikatan atau aturan-aturan tertentu. Jadi dalam

pelayanan public yang diberikan oleh pemerintah, masyarakat sangat berperan


21

penting, karena masyarakat yang akan menerima secara langsung pelayanan

public untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Koentjaraningrat (2002: 115-118) “Masyarakat adalah kesatuan

hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang

bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas

merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu: 1) Interaksi

antar warga-warganya, 2). Adat istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas

kuat yang mengikat semua warga. Sedangkan menurut Undang-undang No 6

Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 1 Ayat 1 ialah “Desa adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas wilayah, dan yang mengatur kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan prakarsa, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI”.

2.5. Penelitian Terdahulu

Tabel tersebut memuat daftar hasil penelitian sebelumnya yang diperoleh

dari berbagai sumber, hasil penelitian menunjukkan nama peneliti, nama peneliti,

judul, rumusan pertanyaan, metode analisis dan kesimpulan. Dalam perancangan

metode, perancangan model analisis yang dapat memperkaya metode yang sudah

ada dan aspek model analisis yang ada harus memperhatikan hasil penelitian

sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian. Gambaran tabulasi penelitian

terdahulu yang digunakan peneliti sebagai reverensi dapat dilihat pada tabel 2.1.
22

Table 2.1.
Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Rumusan Metode Kesimpulan


Peneliti penelitian Masalah Analisis
1 Ade aulia Dampak 1. Bagaimana Metode analisis Harga beli tbs di
nasution berdirinya perbedaan antara data dengan pks UKINIDO
2017 pabrik kelapa harga beli tbs pks metode uji bedah dengan pks
sawit PT. UKINDO danpks tidak lainmenunjukan
United lain? berpasangan nilai sig 0,000 <
Kingdong 2. Bagaimana (independent 0,05
Plantations perbedaan sample test). sesuai dasar
terhadap pendapatan petani Uji beda rata- pengambilan
pendapatan sawit sebelum dan rata keputusan
petani sawit sesudah berpasangan independent
berdirinya pks (paired sample sample t- test
UKINDOdi desa test) dengan alat di simpulkan
blankahan? bantu SPSS 17 Ho di tolak dan
dan metode H1 di terima,
deskriptif artinya ada
dengan perbedaan
wawancara yang nyata
langsung harga beli tbs
petani. antara pks
Ukindo
dengan pks
lain.
2 Ira Dampak Bagaimana Metode Analisis Adanya
Apriayanti, berdirinya kondisi sosial deskriptif dan Dampak
Abednego perusahaan ekonomi induktif Sosial
Karosekali, kelapa sawit masyarakat masyarakat
MHD terhadap sebelum dan terhadap
Asyiyami kondisi sosial sesudah berdirinya PT.
Munthana ekonomi berdirinya United
2020 masyarakat perusahaan Kindong
sekitar kelapa sawit PT. Indonesia
United Kindom Plantitioms
Indonesia meliputi
perubahan
terhadap
pentingnya
pendidikan
23

dan
kesehatan,
perubahan
struktur sosial
yang terlihat
dari
perubahan
status sosial
masyarakat.
Untuk dampak
terhadap
kondisi
ekonomi
masyarakat
setelah
berdirinya PT.
United
Kingdom
Indonesia
Plantations
adalah
terbukanya
lapangan
pekerjaan
baru
3 Uti Nasurur, Dampak 3. Apa dampak Data Dianalisis Kondisi
Meilvise. keberadaan keberadaan Dengan sosial ekonomi
Tahitu, perusahaan perusahan kelapa menggunakn masyarakat
statistik terkait dengan
Leunardo. kelapa sawit sawit PT. Nusa Ina
deskriptif dan hubungan
Kakisina PT. Nusa Ina Group terhadap analisis sosial,
2017 Group kondisi sosial kualitatif. kegiatan
terhadap ekonomi ? gotong royong,
kondisi sosial sebelum
ekonomi adanya
perusahaan
masyarakat
cendrung
(studi kasus meningkat.
desa kobi mukti
kecamatan
seram utara
timur kobi
24

2.6. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual penelitian merupakan keterkaitan antara satu

konsep dengan konsep lainnya. Peneliti akan menggunakan link ini sebagai

acuan penelitian untuk mencari solusi dari rangkaian masalah yang telah

dipecahkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak sosial ekonomi

setelah berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan

pada masyarakat sekitar.

Dampak Berdirinya Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit


TerhadapKondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar

Bagaimana Dampak Berdirinya Perusahan


Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap KondisiSosial
Ekonomi Masyarakar Sekitar

Masyarakat

Kondisi Ekonomi Kondisi Sosial


Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.7. Hipotesis

menurut Sugioyono (2016), hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. berdasarkan pada rumusan masalah

dan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Terjadi perbedaan yang nyata antara kondisi sosial sebelum dan

sesudahberdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian.


25

2. Terjadi perbedaan yang nyata antara kondisi ekonomi sebelum dan

sesudah berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian

Nadenggan.

3. Ada perbedaan yang nyata antara pendapatan sebelum dan sesudah

berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang menggambarkan dampak

berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit. Fokus utama penelitian yang

ditetapkan adalah tingkat kesehatan masyarakat, fasilitas umum, lapangan

pekerjaan dan pendapatan masyarakat. Subjek dalam penelitian ini berupa benda,

manusia, desa yang dapat dijadikan sumber dalam penelitian. Adapun yang

menjadi objek atau variabel dalam penelitian ini adalah dampak berdirinya

perusahaan perkebunan sawit terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat,

Adapun informan (Narasumber) dari penelitain ini adalah masyarakat yang tinggal

di sekitaran pembangunan perkebunan dan aparatur desa.

3.2. Waktu Dan Tempat Penelitian

3.2.1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan Desember 2020 hingga penelitian

selesai untuk memperoleh berbagai informasi terkait judul skripsi peneliti.

3.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Huta Baru Nangka, Kecamatan

Halongonan Timur, Kabupaten Padang Lawas Utara, lokasi terpilih melalui

pengambilan sampel yang ditargetkan, sesuai dengan persyaratan pengambilan

sampel yang diperlukan.

26
27

3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2018:130).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Huta Baru Nangka

sebanyak 580 orang.

3.3.2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2018 : 81) yang dimaksud dengan sampel adalah

sebagai berikut “Dalam penelitian kualitatif sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling

yaitu pengambilan sampel secara acak. Terlepas dari kelas dalam populasi, dapat

diambil sampel dari semua anggota populasi melalui pengacakan sederhana.

Jumlah penduduk Desa Nangka Huta Baru 580 jiwa. Salah satu metode yang

digunakan untuk menentukan sampel adalah dengan menggunakan rumus Slovin

(2015) sebagai berikut :

Keterangan :

n=Ukuran sampel

N=Ukuran populasi

E = tingkat presisi sebesar 15 %


28

Berikut perhitungan jumlah sampel :

580580 580
= 44 responden
= =
1 +580(15)2 1 +.580 (0.0225) 19.126

Berdasarkan pada perhitungan di atas jumlah responden yang bisa

mewakili dari totalitas populasi ialah 44 responden. Dalam penelitian ini

respondennya adalah masyarakat desa Huta Baru Nangka yang sudah berkeluarga.

3.4. Jenis Data dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Menurut Sugiyono (2017: 137) data primer adalah sebagai berikut :

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data”.

Data merupakan suatu unsur yang penting dalam penelitian berufa fakta yang ada

untuk memperoleh data – data yang dapat diuji kebenarannya, relavan dan

lengkap.

3.4.2. Sumber Data

Untuk melakukan penelitian, terdapat dua sumber data yang peneliti

gunakan, yaitu : Data primer dan data sekunder.

1. Data Primer merupakan data asli yang diperoleh dari sumber data pertama

di lokasi yang terkait terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk

memperoleh gambaran yang jelas, maka datprimer dapat diperoleh secara


29

langsung wawancara dengan masyarakat di Desa Huta Baru Nangka,

Kecamatan Halongonan Timur, Kabupaten Padang Lawas Utara,

menggunakan pertanyaan yang meliputi : kesehatan, fasilitas umum,

lapangan pekerjaan dan pendapatan.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau disebut

data pendukung yang diperoleh dari literatur, karya tulis para ahli, buku

teori dan instansi yang terkait : BPS, kantor kecamatan/kelurahan desa

maupun pihak swasta yang diharapkan dapat mendukung hasil penelitian

ini seperti jumlah penduduk, jumlah Petani Sawit, serta data lainnya.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan informasi atau data dengan cara- cara yang

dilakukan untuk mendapatkan informasi serta keterangan- keterangan yang

dibutuhkan dalam riset. Peneliti melaksanakan pengumpulan informasi serta

dilengkapi oleh bermacam keterangan lewat penelitian lapangan (Field Research)

yang ialah metode untuk mendapatkan informasi primer yang secara langsung

mengaitkan pihak responden dan dijadikan ilustrasi dalam riset. Tata cara riset

lapangan yang digunakan peneliti merupakan sebagai berikut:

a) Observasi

Pengumpulan data observasi dilakukan dengan cara mengecek langsung

situasi di perusahaan PT. Tapi Nadenggan yang menjadi fokus peniliti untuk

mendapatkan infomasi yang benar dan memperhatikan konten yang berkaitan

dengan judul peneliti.


30

b) Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

menyediakan daftar pertanyaan / pernyataan yang akan peneliti bagikan pada

responden untuk dijawab atau diisi oleh responden.

c) Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti untuk

mendapatkan data asli dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini

melalui dialog langsung secara lisan terhadap masyarakat di Desa Huta Baru

Nangka, Kecamatan Halongonan Timur, Kabupaten Padang Lawas Utara, dengan

mengajukan kepada responden tanya jawab untuk mengetahui informasi yang

lebih mendalam mengenai suatu hal yang diketahui informan.

d) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data atau informasi

mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian dengan jalan melihat

kembali laporan-laporan tertulis baik merupakan angka maupun keterangan.

3.6. Defenisi Operasional variabel

Menurut Sugioyono (2012:58) defenisi operasional variabel

merupakansegala sesuatu yang dibentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajri sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan dua variabel yang dijelaskan

dalam tabel dibawah ini :


31

Tabel 3.1.
Operasional Variabel
Variabel Penelitian Defenisi Dimensi Indikator Skala
Dampak berdirinya Dampak Dampak sosialdan Adanya peningkatan Ordinal
perusahaan merupakan ekonomi pembangunan sarana dan
perkebunan kelapa pengaruh kuat prasarana dan lapangan
sawit PT. Tapian yang pekerjaan di desa Huta Baru
Nadenggan mendatangkan Nangkasetelah berdirinya
(x) akibat (baik negatif perusahaan perkebunan
ataupunpositif) kelapa sawit PT. Tapian
Nadenggan

Sosial ekonomi (y) Sosial ekonomi 1. Kesehatan Adanya fasilitas kesehatan Ordinal
adalah sesuatu di desa Huta Baru Nangka
kedudukan yang setelah berdirinya perkebuna
secara rasional kelapa sawit. Keahlian
ditentukan oleh tenaga kesehatan yang
jenis aktivitas meningkat. Adanya program
ekonomi serta penyuluhan yang
pendapatan. dilakukan oleh perusahaan.

2. FasilitasUmum Jalan (kondisi jalan, jenis Ordinal


jalan) Tempat ibadah Fasilita
olahraga
3. Pendapatan Perbedaan pendapatan Ordinal
sebelum dan sesudah
berdirinya perusahaan
perkebunan kelapa sawit
di desa Huta Baru Nangka.

4. Lapangan Ketersedian lapangan Ordinal


Pekerjaan pekerjaan sebelum
berdirinya perusahaan
perkebunan kelapa sawit.
Jumlah pengangguran
sebelum dan sesudah
berdirinya perusahaan
perkebunan kelapa sawit
PT. Tapian Nadenggan.

3.7. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variable yang digunakan peneliti adalah skala ordinal.

Sugiyono (2014:98) menyatakan skala ordinal sebagai berikut : “ Skala Ordinal

adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga
32

menyatakan peringkat construct yang diukur”.

Skala ordinal adalah skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian

untuk membedahkan data, sekaligus mengandung unsur pemeringkatan, derajat

atau tingkatan melalui penilaian tertentu. Skala ordinal memiliki tingkatan dalam

mengukur tingkat loyalitas, hubungan, kepuasan, motivasi, nilai tambahan dan

lainnya.

Tabel 3.2.
Instrumen Skala Ordinal
No Skala Skor
1 Sangat baik 5
2 Baik 4
3 Cukup baik 3
4 Tidak baik 2
5 Sangat tidak baik 1

3.8. Analisi Data

1. Untuk membuktikan Hipotesis 1 dan 2, yaitu digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis kualitatif deskriptif. Analisis kualitatif untuk

mengetahui dampak sebelum dan sesudah keberadaan perusahaan

perkebunan kelapa sawit terhadap kondisi sosia ekonomi. Metode ini

menjelaskan dampak sosial dari berdirinya PT. Tapian Nadenggan

terhadap masyarakat sekitar dilihat dari segi infrastruktur sarana dan

prasarana seperti fasilitas umum dan kesehatan. Metode ini menjelaskan

dampak ekonomi dari berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit

PT. Tapian Nadenggan terhadap masyarakat sekitar dilihat dari lapangan

pekerjaan.
33

2. Untuk membuktikan perbedaan pendapatan masyarakat sekitar sebelum

dan sesudah berdirinya perusahaan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan di

gunakan uji t yaitu uji beda rata-rata berpasangan (paired sampel) dimana

sample berpasangan merupakan subjek yang sama namun mengalami

perlakuan yang berbedah. Dengan menggunakan program SPSS for

windows 22.0.

Hipotesis yang digunakan dalam uji komparatif adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak ada perbedaan yang nyata antara pendapatan sebelum dan

sesudah berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian

Nadenggan.

H1 : Ada perbedaan yang nyata antara pendapatan sebelum dan sesudah

berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan.

Jika nilai signifikansi > α (5%) = H0 diterima, H1 ditolak

Jika nilai signifikansi < α (5%) = H0 ditolak, H1 diterima

Menurut Sugiyono (2010) Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji

hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi sebagai berikut.

Dimana:

x = Rata-rata pendapatan sebelum berdirinya perkebunan PT. Tapian Nadenggan.

x = Rata-rata pendapatan setelah berdirinya perkebunan PT. Tapian Nadenggan.


34

s1 = Simpangan baku sebelum berdirinya perkebunan PT. Tapian Nadenggan.

s2 = Simpangan baku setelah berdirinya perkebunan PT. Tapian Nadenggan.

s12 = Varians sampel sebelum berdirinya perkebunan PT. Tapian Nadenggan

.s22 = Varians sampel setelah berdirinya perkebunan PT. Tapian Nadenggan.

r = Korelasi antar dua sampel.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Padang Lawas Utara

Kabupaten Padang Lawas Utara merupakan salah satu kabupaten 35Utara.

Kabupaten Padang Lawas Utara terbentuk sejak dikeluarkannya Undang- Undang

Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten

Padang Lawas Utara yang disyahkan pada tanggal 10 Agustus 2007 dengan

ibukota Gunung Tua. Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di

kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Padang Lawas Utara termasuk daerah yang

beriklim tropis dan memiliki topografi yang berbukit. Wilayah Kabupaten Padang

Lawas Utara merupakan wilayah „penghubung‟ antara wilayah pantai timur yang

sudah berkembang dan menjadi pintu perdagangan nasional dan regional dengan

wilayah pantai barat yang kaya akan sumber daya alam dan relatif belum maju.

Posisi tersebut menawarkan keuntungan dan peluang ekonomi bagi Kabupaten

Padang Lawas Utara.

Secara geografis Padang Lawas Utara terletak pada 1° 13′ 50″ - 2° 2′ 32″

Lintang Utara dan 99° 20′ 44″ - 100° 19′ 10″ Bujur Timur. Letak potensial

geografis ini selain sangat potensial untuk lahan pertanian dan perkebunan. Secara

topografi daerah kabupaten Padang Lawas Utara didominasi oleh kemiringan

lahan curam yaitu 174.719 Ha atau 44,59% dari luas daerah dan diikuti dengan

35
36

topografi bergunung yaitu seluas 137.640 Ha atau 35,13% serta topografi datar

dan dilandasi luas 63.676 Ha atau 16,25% dari luas daerah.

Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara memiliki luas 391.805 Ha terdiri

dari 9 kecamatan, 386 desa dan 2 kelurahan, dengan batas-batas administratif

sebagai berikut:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir

Sebelah Barat : berbatasan dengan kabupaten Tapanuli Selatan

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas

Tabel 4.1.
Daftar Kecamatan di Kabaupaten Padang Lawas Utara

N0 Kecamatan Jumlah Luas Jumlah Kepadatan Rasiojenis Rumahtangga


kelurahan / wilayah penduduk penduduk kelamin
desa (km2) (jiwa/km2)
1 Batang Onang 32 485,00 14,164 29.20 97.11 3,176
2 Padang Bolak Julu 23 196,44 10,942 55.70 93.29 2,676
3 Portibi 36 246,13 25,189 102.34 96.44 6,209
4 Padang Bolak 61 699,06 50,802 72.67 98.45 11,593
5 Padang Bolak 14 94,93 11,640 122.62 92.46 2,747
Tenggara

6 Simangambat 21 429,42 44,923 104.61 106.23 10,711


7 Ujung Batu 13 269,62 12,393 45.96 104.50 2,791
8 Halongonan 33 410,27 21,794 53.12 101.14 4,885
9 Halongonan Timur 14 325,96 21,056 116.12 103.28 5,159
10 Dolok 86 525,27 25,219 48.01 104.67 5,989
11 Dolok Sigompulan 44 262,56 19,119 72.82 103.59 4,081
12 Hulu Sihapas 10 39,05 5,654 144.79 99.01 1,140

Sumber : BPS Kabupaten Padang Lawas Utara (2019)


37

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dijelaskan bahwa luas Kecamatan di

Kabupaten Padang Lawas Utara yang paling besar adalah Kecamatan Padang

Bolak dengan luas daerah 699,06 km2 Sedangkan Kecamatan yang paling kecil

yaitu Kecamatan Hulu Sihopas dengan luas wilayahnya 39,05 km2.

4.1.2. Gambaran Umum Kecamatan Halongonan Timur

Kecamatan Halongonan Timur merupakan salah satu kecamatan

pemekaran dari kecamatan Halongonan di Kabupaten Padang Lawas Utara.

Secara geografis Kecamatan Halongonan Timur terletak pada 001° 26′ 48″ - 001°

43′ 03″ Lintang Utara dan 99° 44′ 44″ - 099° 58′ 54″ Bujur Timur. Daerah

Kecamatan Halongonan Timur memiliki luas wilayah 325,96 km2 terdiri dari

empat belas (14) desa, dengan batas-batas administratif sebagai berikut:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Dolok

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Batu

SelatanSebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Padang Bolak

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Huristak

Dari tabel 4.2 di bawah ini, peneliti akan menjelaskan bahwa dari tabel

tersebut luas desa di Kecamatan Halongonan Timur yang paling besar adalah desa

Sihopuk Baru dengan luas 81,66 km2. Sedangkan untuk desa yang paling kecil

yaitu desa Pasir Baru dengan luas 0,73 km2.


38

TABEL 4.2.
Daftar Desa di Kecamatan Halongonan Timur
No Desa Luas (km2) Persentase (%)
1 Batang pane I 31,64 9,71
2 Batang pane II 21,62 6,63
3 Batang pane III 74,34 22,81
4 Bolatan 14,36 4,41
5 Gunung intan 6,65 2,04
6 Gunung manaon III 1,73 0,53
7 Huta baru nangka 8,33 2,56
8 Mompang I 13,22 4,06
9 Pasir baru 0,73 0,22
10 Rondaman 5,37 1,65
11 Siancimun 29,07 8,92
12 Sihopuk baru 81,66 25,05
13 Sihopuk lama 2,88 0,88
14 Situmbaga 34,37 10,54
Kecamatan halongonan timur 325,96 100,00
Sumber : BPS kecamatan Halongonan Timur (2019)

4.1.3. Sejarah Singkat Desa Huta Baru Nangka

Desa Huta Baru Nangka merupakan salah satu desa di kecamataan

Halongonan Timur, kabupaten Padang Lawas Utara. Desa Huta Baru Nangka ini

masih sulit untuk dijangkau oleh masyarakat daerah kabupaten Padang Lawas

Utara maupun masyarakat dari daerah lain karena letak desa berada di kedalaman

dan fasilitas jalur transfortasi yang sulit didapati, dari jalan lintas Sumatera untuk

menuju desa tersebut membutuhakan waktu sekitar 15 – 20 menit.

Nama desa Huta Baru Nangka diambil berdasarkan hasil musyawarah bersama

masyarakat dengan tokoh agama. Di desa Huta Baru Nangka banyak sekali ditemukan
39

pohon nangka, kata huta berasal dari bahasa batak mandailing atau bahasa asli

dari warga desa tersebut yang memilki arti desa atau perkampungan. Suku

penduduk desa Huta Baru Nangka yang paling dominan adalah suku batak dan

mata pencarian nya sebagai petani.

Letak geografis Desa Huta Baru Nangka merupakan salah satu dari empat

belas desa di Kecamatan Halongona Timur Kabupaten Padang Lawas Utara

dengan batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatas dengan Desa Situmbaga

- Sebelah Selatan berbatas dengan Desa Gunung Intan

- Sebelah Barat berbatas dengan Desa Siancimun

- Sebelah Timur berbatas dengan Desa Batang Pane I

Desa Huta Baru Nangka memiliki luas wilayah 8,33 km2 Dan terletak di

ketinggian 46 m di atas permukaan laut .

4.2. Keadaan Masyarakat

4.2.1. Menurut Jenis Kelamin

Penduduk Desa Huta Baru Nangka sampai saat ini tercatat berjumlah 580

jiwa yang terdiri dari :

- Laki-laki : 295 jiwa

- Perempuan : 285 jiwa

- Kepala keluarga : 115 jiwa


40

Tabel 4.3.
Jumlah Penduduk Desa Huta Baru Nangka
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki – Laki 295 50,86%

2 Perempuan 285 49,14%

Total 580 100%

Sumber : monografi desa Huta Baru Nangka (2019)

4.2.2. Menurut Usia

Jumlah penduduk di Desa Huta Baru Nangka menurut usia dapat dilihat

pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4.
Penduduk Berdasarkan Usia Desa Huta Baru Nangka
No Umur Jumlah Persentase (%)

1 0 – 20 185 31,89%

2 21 – 40 250 43,10%

3 41 – 60 135 23,27%

4 61> 10 1,74%

Total 580 100%

Sumber : monografi desa Huta Baru Nangka (2019)

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan penduduk di desa Huta

Baru Nangka yang berusia 21 – 40 tahun terbanyak dengan jumlah 250 jiwa

sedangkan untuk usia paling sedikit adalah 61 tahun keatas sebanyak 10 jiwa.

4.2.3. Menurut Usia Kerja

Jumlah penduduk Desa Huta Baru Nangka menurut usia dilihat tabel 4.4 berikut :
41

Tabel 4.5.
Penduduk Usia Kerja 15 – 56 tahun
No. Keterangan LK PR Jumlah
1. Jumlah penduduk usia kerja 15-56 129 62 191
tahun yang bekerja

2. Jumlah penduduk usia kerja 15-56 166 223 389


tahun yang tidak bekerja

Sumber : monografi desa Huta Baru Nangka (2019)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk usia

kerja 15 – 56 tahun yang bekerja sebanyak 191 jiwa, dan 389 jiwa denga usia

kerja 15 – 56 yang tidak bekerja.

4.2.4. Menurut Agama

Penduduk di Desa Huta Baru Nangka menganut agama yang berbeda-

beda. Adapun agama yang dianut oleh penduduk terdiri dari Agama Islam, Agama

Kristen, dan Agama Katholik. Keadaan penduduk di Desa Huta Baru Nangka

menurut agama dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6.
Penduduk Desa Huta Baru Nangka Menurut Agama
No Agama Jumlah penduduk (jiwa) Persentase (%)
1. Islam 554 95,51%
2. Kristen 20 3,44%
3. Khatolik 6 1,06%
Total 580 100%
Sumber : monografi Desa Huta Baru Nangka (2019)

Dari jumlah tabel 4.6 diatas menyatakan jumlah penduduk menurut agama

terbayak adalah agama islam dengan jumlah 554 jiwa, agama kristen 20 jiwa dan

agama khatolik sebanyak 6.


42

4.2.5. Menurut Suku

Jumlah penduduk di Desa Huta Baru Nangka menurut suku dapat dilihat

pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7.
Jumlah Penduduk Desa Huta Baru Nangka Menurut Suku
No Suku Jumlah penduduk (jiwa) Persentase
1 Batak Mandailing 398 68,62%
2 Jawa 158 27,25%
3 Batak Karo 19 3,27%
4 Batak Toba 5 0,86%
Total 580 100%
Sumber : monografi Desa Huta Baru Nangka (2019)

Dari tabel 4.7 diatas menyatakan bahwa suku terbanyak penduduk desa

Huta Baru Nangka adalah suku batak mandailing sebanyak 398 jiwa dan untuk

suku kedua terbanyak adalah suku jawa sebanyak 158 jiwa, selanjutnya suku

batak karo sebanyak 19 jiwa dan terakhir adalah suku batak toba sejumlah 5 jiwa.

4.2.6. Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Masalah ketenagakerjaan merupakan masalah yang cukup mendasar

dalam kehidupan manusia karena mencakup aspek sosial dan ekonomi

masyarakat, berdasarkan hasil survey, umumnya mata pencaharian masyarakat

Desa Huta Baru Nangka sebagian besar adalah sebagai Petani, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :


43

Tabel 4.8.
Menurut Mata Pencaharian
NO Mata pencarian Laki – laki Perempuan Jumlah
(orang) (orang)
1. Bidan - 2 2

2. Buruh tani 7 4 11

3. Buruh harian lepas 3 - 3

4. Guru honor 1 3 4

5. Karyawan perusahaanswasta 40 17 57

6. Montir 5 - 5

7. Satpam 8 - 8

8. Pegawai negeri sipil (PNS) 4 3 7

9. Pembantu rumahtangga - 3 3

10. Pedangang - 7 7

11. Petani 43 21 64

12. POLRI /TNI 2 - 2

13. Sopir 10 - 10

14. Wiraswasta 6 2 8

Total 129 62 191

Sumber : monografi Desa Huta Baru Nangka (2019)

4.3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di Desa Huta Baru Nangka dapat dilihat

pada tabel 4.9. berikut :


44

Tabel 4.9.
Fasilitas umum
No Nama sarana Jumlah
1. Ambulace 1
2. Bus sekolah 1
3. Lapangan sepak bola 1
4. Lapangan volly 1
5. Poliklinik 1
6. Rumah ibadah muslim (masjid) 1
7. Rumah ibada non muslim (gereja) 1
8. SD (sekolah dasar) 1
9. SMP (sekolah menengah atas) 1
10. Taman kanak – kanak 1
11. Tangki air 3
12. Kios pupuk dan alat pertanian 1
13. Kantor desa 1
14.. Pasar mingguan 1
15. Warung makan 4

Sumber : monografi Desa Huta Baru Nangka (2019)

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di Desa Huta Baru

Nangka memiliki sarana tingkat pendidikan dari tingkatan SD hingga SMP yang

memudahkan penduduk untuk mendapatkan pendidikan, dan poliklinik disertai

dengan satu unit ambulance yang memudah masyarakat untuk mendapat

pengobatan.

4.4. Karakteristik Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Huta Baru Nangka

yang telah memiliki keluarga. Karakteristik masyarakat yang dimaksud meliputi

jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan responden, jumlah tanggungan serta mata
45

pencarian responden.

4.4.1. Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin merupakan suatu konsepsi analisis yang di gunakan untuk

mengidentifikasi proposi rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Terkait

dengan proporsi jenis kelamin responden adapun rinciannya dapat dijelaskan pada

tabel 4. 10 berikut :

Tabel 4.10.
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki - Laki 35 80%


Perempuan 9 20%

Total 44 100%

Sumber : data primer (diolah 2021)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebanyak 35 orang atau 80% responden

adalah laki – laki dan sebanyak 9 orang atau 20% adalah perempuan dari total

responden. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak jumlah responden yang

berjenis laki – laki dibandingkan perempuan.

4.4.2. Usia Responden

Tabel 4.11.
Tingkat Usia Responden
Umur Responden Jumlah Persentase (%)
20 – 35 15 34%
36 – 51 23 52%
52 – 55 6 14%

Total 44 100%
Sumber : data primer (diolah 2021)
46

Tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak

menurut usia adalah 36 – 51 tahun sebanyak 23 responden atau 52%, untuk usia

20 – 35 sebanyak 15 sponden atau 34% dan jumlah responden dengan usia 52 –

55 sebanyak 6 responden atau 14%.

4.4.3. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan menunjukkan pengetahuan dan daya pikir yang

dimiliki oleh seorang responden. Untuk lebih jelasnya tingkat pendidikan

responden dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut :

Tabel 4.12.
Tingkat Pendidikan Responden
Pendidikan Formal Jumlah Persentase (%)

SD 1 2%
SMP 17 39%
SMA 20 45%
Diploma 2 5%
Sarjana 4 9%

Total 44 100%

Sumber : data primer (diolah 2021)

Dari tabel 4.12 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden

terbanyak di Huta Baru Nangka, Kecamatan Halongonan Timur, Kabupaten

Padang Lawas Utara ialah berpendidikan 12 tahun yang merupakan tamatan

SMA sebanyak 45% dengan jumlah 20 responden.

4.4.4. Mata Pencarian Responden

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap 44 responden diperoleh


47

gambaran tentang karakteristik responden berdasarkan mata pencarian responden

yang peneliti sajikan pada tabel 4.12 sebagai berikut :

Tabel 4.13.
Mata Pencarian Responden
Mata Pencarian Jumlah Persentase (%)
Pedagang 7 16%
Petani 25 57%
Bidan 2 5%
Sopir 8 18%

Total 44 100%
Sumber : data primer (diolah 2021)

Dari Tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa mata pencarian responden

terbanyak adalah petani berjumlah 18 responden dengan persentase 41% dan dari

mata pencarian responden yang paling sedikit adalah bidan berjumlah 1 responden

dengan persentase 2%.

4.4.5. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Jumlah tanggungan responden dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut :

Tabel 4.14.
Jumlah Tanggungan Keluarga Responden
Jumlah tanggungan Jumlah persentase (%)
1- 2 10 22%
3- 4 23 52%
5- 6 11 26%
Total 44 100%
Sumber : data primer (diolah 2021)

Dari tabel 4.13 dapat disimpulkan jumlah tanggungan responden tebanyak

3 – 4 tanggungan dengan jumlah 23 responden atau 52%. Dan yang paling sedikit

adalah 10 responden dengan jumlah tanggungan 1-2 orang.


48

4.5. Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat

Kondisi sosial ekonomi adalah dimana suatu keadaan atau kedudukan

yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam

struktur masyarakat. Desa Huta Baru Nangka masuk dalam kategori desa

swakarya (transisional), hal ini dapat dilihat dari desa yang mampu melaksanakan

kegiatan dengan baik, pengelolaan administrasi desa berjalan lancar, mentalitas

masyarakat berubah disebabkan oleh pengaruh eksternal, dan adat istiadat yang

mulai longgar, pendidikan masyarakat cukup tinggi yang dapat dilihat dari

peningkatan jumlah kelulusan masyarakat yang bersekolah dan mata pencaharian

masyarakat yang beragam. Kehadiran perusahaan perkebunan di Desa Huta Baru

Nangka telah memberikan dampak yang sangat baik bagi kehidupan masyarakat.

Hal tersebut dapat di lihat dari kondisi kesehatan yang baik dan memiliki

pekerjaan. Seperti yang diterangkan oleh Syahza (2003) pembangunan kelapa

sawit ini telah memberikan tetesan manfaat (trickle down effect), sehingga

dapat memperluas daya penyebaran (power of dispersion) pada masyarakat

sekitarnya. Semakain berkembangnya perkebunan kelapa sawit, semakin terasa

dampaknya terhadap tenaga kerja yang bekerja pada sektor perkebunan dan sektor

turunannya. Dampak tersebut dapat dilihat dari peningkatan pendapatan

masyarakat petani, sehingga meningkatnya daya beli masyarakat pedesaan, baik

untuk kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Dari penelitian mengenai

dampak perkebunan kelapa sawit terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di

Desa Huta Baru Nangka diperoleh hasil sebagai berikut :


49

4.5.1. Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan tercapainya kesejahteraan secara jasmani

maupun mental yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara

sosial dan ekonomi. Tingkat kesehatan merupakan salah satu kunci untuk

membangun suatu daerah. Dengan tingkat kesehatan yang baik, maka orang yang

bersangkutan akan dapat beraktifitas dengan produktif. Tingkat kesehatan

dipengaruhi oleh faktor bereditas, nutrisi, pelayanan kesehatan, dan lingkungan

(Hambuako,2009).

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di desa Huta Baru Nangka,

berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit milik PT. Tapian Nadenggan

memberikan dampak positif yang sudah dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Berikut hasil kuesioner yang dibagikan peneliti terkait kesehatan pada tabel

berikut :

Tabel 4.15.
Sarana Kesehatan
Jumlah
No Skala Responden Persentase (%)
1. Sangat Baik 10 22,72
2. Baik 32 72,72
3. Cukup Baik 2 4,54
Jumlah 44 99.98
Sumber : data primer (diolah 2021)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden memilih skala

sangat baik terhadap sarana kesehatan yang diberikan perusahaan dari total 44

responden, sebanyak 10 responden (22,72%) memilih baik 32 responden

(72,72%) dan memilih cukup baik, 2 responden (4,54%).


50

Tabel 4.16.
Keahlian Tenaga Kesehatan
Jumlah
NoSkala Responden Persentase (%)
1.Sangat Baik 13 29,54
2.Baik 25 56,81
3.Cukup Baik 6 13,63
Jumlah 44 99,98
Sumber : data primer (diolah 2021)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden memilih skala

sangat baik terhadap keahlian tenaga kesehatan yang diberikan perusahaan dari

total 44 responden, sebanyak 13 responden (29,54%) memilih baik 25 responden

(56,81%) dan memilih cukup baik 6 responden (13,63%).

Tabel 4.17.
Penyuluhan dan Program Kesehatan
Jumlah
NoSkala Responden Persentase (%)
1.Sangat Baik 18 40,9
2.Baik 2045,45
3.Cukup Baik 4 9,09
4.Tidak Baik 2 4,54
Jumlah 4499,98
Sumber : data primer (diolah 2021)

Berdasarkan tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa masyarakat memilih

skala sangat baik terhadap penyuluhan dan program kesehatan yang diberikan

perusahaan dari total 44 responden, sebanyak 18 responden (40,9%) memilih baik

20 responden (45,45%) dan memilih cukup baik, 4 responden (9,09%) dan tidak

baik, 2 responden (4,45%).

Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan menyediakan

fasilitas kesehatan berupa poliklinik dan mobil ambulance.Poliklinik tersebut


51

tidak hanya melayani karywan perusahaan tetapi masyarakat sekitar yang tidak

bekerja di perusahaan dapat juga menggunakan fasilitas dengan biaya yang

terjangkau dan pelayanan yang baik. Hal tersebut diambil dari hasil wawancara

yang dilakukan oleh peneliti dimana ada informan memberikan pernyataan

tersebut. Seperti hasil wawancara yang peneliti lakukan ke bapak kepala desa

Huta Baru Nangka (H.Sahur Harahap). “Sejak berdirinya perkebunan kelapa

sawit kehidupan masyarakat semakin baik, dari segi pendapatan, kesehatan,

lapangan pekerjaa dan fasilitas umum yang di sediakan perusahaan. Sebelum

berdirinya perkebunan kelapa sawit ini masyarakat disini bekerja sebagai

petani. Di desa ini tidak ditemukan kelapa sawit sebelumnya semua lahan

milik masyarakat dipergunakan untuk berladang, masyarakat desa disini

bertahan hidup dengan cara menanam padi, jagung, cabai merah dan sayur –

sayuran seperti bayam, daun ubi, terong dan lainnya. Namun semuanya berubah

sejak berdirinya perkebunan kelapa sawit tersebut. Masyarakat mulai banyak

yang memilki pekerjaan, nah kalau untuk sisi kesehatan kami biasanya hanya

berobat ke rumah bidan desa, tidak ada puskesmas atau posyandu disini,

sehingga dulu masyarakat disini sangat kesulitan untuk berobat. Sejak adanya

perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan, fasilitas kesehatan

di desa ini mulai memadai, di poliklinik juga ada tiga (3) dokter dengan keahlian

mereka seperti dokter umum, dokter kandungan dan dokter spesialis penyakit

dalam. Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan juga

menyediakan ambulance sehinggah memudahkan masyarakat untuk membawa

pasien ke rumah sakit, sebelumnya masyarakat disini harus merental mobil untuk
52

membawa pasien ke rumah sakit. Mengingat sebelumnya di desa ini masih sekitar

2 - 4 warga yang memiliki mobil”. (wawancara 02 Mei 2021)

Untuk lebih jelas peneliti menyampaikan hasil dari wawancara dengan

bapak pendi siregar karyawan tetap di perkebunan. “Status saya sebagai

karyawan tetap oleh pihak perusahaan perkebunan diberikan tunjangan

kesehatan untuk keluarga saya dan sepenuhnya dijamin oleh pihak perkebunan

mulai dari saya sendiri, istri serta anak saya. Dengan adanya tunjangan

kesehatan untuk anggota keluarga saya, tanggung jawab saya untuk memenuhi

kesehatan anggota keluarga menjadi lebih ringan “.(wawancara, 02 Mei 2021).

Dari keterangan diatas dapat dipahami bahwa masyarakat Desa Huta Baru

Nangka yang bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian

Nadenggan mendapatkan tunjangan kesehatan yang cukup baik dari tempat

mereka bekerja. Bagi karyawan tetap anggota keluarga ditanggung sepenuhnya

oleh pihak perkebunan dari sakit sampai sehat kembali. Selain tunjangan,

perusahaan juga menyediakan klinik untuk karyawan dalam anggota keluarga

yang sakit. Hal tersebut disampaikan olek ibu Jamilah sebagai berikut :

“Perusahaan perkebunan kelapa sawit menyediakan klinik yang diperuntukan

bagi keluarga karyawan dan masyarakat yang sakit. Jika penyakit yang cukup

parah dan pelayanan kesehatan atau rumah sakit setempat tidak mampu

menangani bisa berobat kerumah sakit besar di kota atau di luar kota, untuk

biaya pengobatan sepenuhnya ditanggung oleh pihak perusahaan. Sedangkan

untuk karyawan tidak tetap hanya yang bekerja saja yang diberikan tunjangan

kesehatan”.(Wawancara 04 Mei 2021).


53

Perusahaan perkebunan kelapa sawit di desa Huta Baru Nangka

pengaruhnya sudah dirasakan oleh masyarakat. Untuk masalah kesehatan

perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan di desa Huta Baru

Nangka melakukan program dengan strategi peningkatan taraf dan mutu

kesehatan masyarakat. Untuk melaksanakan strategi tersebut di lakukan dengan

memberikan pelayanan kesehatan gratis yang dilakukan oleh pihak perkebunan

dalam setiap bulannya. Hal tersebut di ambil dari hasil wawancara yang dilakukan

oleh peneliti dimana ada beberapa informan yang memberikan pernyataan tesebut.

Seperti hasil wawancara yang peneliti lakukan ke salah seorang warga yang

berjualan di sekitaran perkebunan sawit dan kebetulan dia memiliki lahan sawit

sendiri (Juma).“ semenjak pembanguna perkebunan ini di lakukan banyak sisi

baik yang saya terima, mulai dari pendapatan dari sawit saya yang semakin baik,

dagangan saya juga semakin menguntungkan sebab kan semenjak berdirinya

perusahaan perkebunna ini, pabrik kelapa sawit juga sedang dalam pembanguan

di sini, nah mereka hampir setiap jam makan siang selalu makan di warung saya,

ya walau sering utang, nah kalau untuk sisi kesehatan biasanya sebulan sekali

ada 2 sampai 3 orang yang rutin mengecek kondisi kesehatan warga sekitar

perkebunan untuk di periksa kondisi kesehatnnya, biasanya mereka saling kerja

sama dengan bidan desa disini dan setiap setengah tahun biasanya mereka

melakukan penyuluhan ke sekolah dasar dan memberikan susu dan roti kepada

anak – anak”. (wawancara, 04 Mei 2021).

Untuk penangangan limbah pengelolahan kelapa sawit perusahaan

perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan melakukan beberapa penyaringan


54

di penampungan sehinggah tidak berdampak negatif untuk kesehatan masyarakat

sekitar. Seperti halnya yang disampaikan oleh ibu Niar saat peneliti melakukan

wawancara “ limbah dari hasil pengelolahan kelapa sawit tidak mencemari

lingkungan desa ini dan tidak mengakibatkan penyakit untuk masyarakat, hanya

saja jika musim hujan baunya sangat menyengat sehinggah sedikit mengganggu,

namun perusahaan dan masyarakat saling bekerja sama untuk mengelolah

limbah dengan baik agar tidak mengganggu kesehatan (wawancara, 4 Mei 2021).

Dari hasil angket yang peneliti bagikan tentang kesehatan dengan tiga

indikator sebagi berikut : sarana kesehatan, keahlian tenaga kesehatan dan

program penyuluhan kesehatan dengan persentase 100% (44 responden) dan hasil

wawancara peneliti dengan informan diatas dapat dinyatakan bahwa dampak

berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan di desa

Huta Baru Nangka berpengaruh baik atau positif dan tidak memberi pengaruh

buruk walaupun bau limbah dari hasil pengelolahan kelapa sawit menimbulkan

bau yang tidak baik di awal musim hujan. Perusahaan juga mendirikan poliklinik

dan ambulance untuk masyarakat sekitar, Jaminan kesehatan juga diberikan oleh

perusahaan perkebunan PT. Tapian Nadenggan untuk masyarakat yang berstatus

sebagai karyawan yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan

melakukan program penyuluhan kesehatan kepada masyarakat Desa Huta Baru

Nangka.

4.5.2. Fasilitas Umum

Berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan

memberikan dampak positif terhadap kondisi sosial masyarakat. Hal ini dapat di
55

buktikan dari hasil observasi, dokumentasi, penyebaran angket dan wawancara,

dimana perusahaan telah memberikan pengaruh baik untuk masyarakat seperti

pembangunan fasilitas umum yang dilakukan oleh perusahaan PT. Tapian

Nadenggan.

A. Sarana Ibadah

Sarana Ibadah (Masjid) merupakan rumah tempat ibadah umat Islam atau

Muslim, Selain digunakan untuk tempat ibadah, masjid juga menjadi tempat

pusat kehidupan komunitas muslim. Masyarakat Desa Huta Baru Nangka sering

memamfaatkan mesjid pada waktu tertentu sebagai tempat mengadakan kegiatan-

kegiatan perayaan hari besar, diskusi remaja mesjid, kajian agama, ceramah dan

belajar al-quran.

Tabel 4.18.
Pembangunan Tempat Ibadah
Jumlah
NoSkala Responden Persentase
1.Sangat Baik 30 68,18
2.Baik 14 31,81
Jumlah 44 99,99
Sumber : data primer (diolah 2021)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden memilih skala

sangat baik terhadap pembangunan tempat ibadah diberikan perusahaan dari total

44 responden, sebanyak 30 responden (68,18%) memilih sangat baik dan 14

responden (31,81%) memilih baik.

Sebelumnya di desa Huta Baru nangka hanya ada mushollah, namun sejak

berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit, salah satu bantuan yang diberikan

perusahaan adalah pembangunan mesjid. Untuk lebih jelasnya peneliti

menyampaikan hasil wawancara peneliti dengan ibu Niar Siregar “Semenjak


56

berdirinya perkebunan kelapa sawit di desa kami ini, pembangunan fasilitas

umum yang kami miliki semakin meningkat, sebelumnya hanya ada mushollah

tempat kami beribadah, sekarang sudah ada mesjid yang bisa menampung

banyak masyarakat untuk beribadah. Sebelum adanya mesjid, masyarakat

sempit – sempitan sehingga tidak nyaman untuk ibadah bahkan untuk sholat idul

fitri dan idul adha kami selalu melaksanakanya di lapangan karena kondisi

musholla yang tidak memadai. Alhamdulillah berkat adanya mesjid sekarang

kami bisa beribadah dengan nyaman”. (wawancara 04 mei 2021).

B. Sarana Olahraga

Lapangan olahraga tersebut di bangun oleh perusahaan, biasanya

masyarakat khususnya anak muda selalu mengisi waktu kosong mereka untuk

berolahraga. Dibangunnya sarana olahraga bertujuan untuk kegiatan positif pada

masyarakat Desa Huta Baru Nangka yang ingin melatih kebugaran jasmaninya.

Selain untuk berolahraga, fasilitas tersebut sering digunakan untuk kegiatan

lainnya yang membutuhkan sarana seperti untuk kegiatan sosialisasi dari

pemerintah kepada masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan ibu

Niar Siregar “ adanya lapangan olahraga yang dibangun perusahaan PT. Tapian

Nadenggan, anak – anak muda sering melakukan pertanding sepak bola di sini,

jadi kegiatan anak muda di desa ini lebih positif daripada sebelumnya, dulu

sebelum berdiri perusahaan perkebunan kelapa sawit di desa ini, lapangan itu

sebelumnya lahan kosong yang tidak dimamfaatkan dulu lahan itu ditumbui sama

tumbuhan ilalang”. (wawancara, 04 Mei 2021)


57

Tabel 4.19.
Sarana Olahraga
No Skala Jumlah Responden Persentase

1. Sangat Baik 25 56,81


2. Baik 19 43,18
Jumlah 44 99,99
Sumber : data primer (diolah 2021)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden memilih skala

terhadap indikator fasilitas umum menunjukkan rata-rata skor 25 responden

sebesar (56,81% ) memilih sangat baik, 19 responden (43,18%) memilih baik

yang berarti bahwa masyarakat di desa Huta Baru Nangka merasakan dampak

yang baik terhadap indikator terhadap fasilitas yang diberikan oleh perusahaan.

C. Jalan

Sebelum berdirinya perusahaan, kondisi jalan masuk ke dalam Desa Huta

Baru Nangka hanya berupa jalan tanah merah. Setelah berdirinya perusahaan

perkebunan, akses jalan ini mulai diperbaiki untuk mempermudah akses

transportasi dan meningkatkan kehidupan masyarakat. Hal ini juga mendukung

pihak dalam kegiatan perekonomian perusahaan.Untuk lebih jelasnya berikut ini

peneliti menyampaikan hasil jawaban responden.

Tabel 4.20.
Pembangunan Jalan / Akses Jalan
Jumlah
NoSkala Responden Persentase (%)
1.Sangat Baik 1738,63
2.Baik 1022,27
3.Cukup Baik 920,45
4.Tidak Baik 818.18
Jumlah 4499,53
Sumber : data primer (diolah 2021)
58

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden memilih skala

terhadap pembangunan jalan menunjukkan rata-rata skor 17 responden sebesar

(38,63% ) memilih sangat baik, 10 responden (22,27%) , memilih cukup baik 9

responden (20,45%) dab cukup baik 8 responden (18,18%), yang berarti bahwa

masyarakat di desa Huta Baru Nangka merasakan dampak yang baik terhadap

pembangunan jalan walaupun belum maksimal. Seperti kondisi jalan di desa

sekarang belum termasuk dalam kondisi jalan yang baik. Namun perusahaan ikut

berpartisipasi membantu memperbaiki jalan yang rusak dikarenakan sebagian

besar akses untuk menuju perkebunan kelapa sawit melewati perkampungan,

sehingga jika ada jalan yang rusak perusahaan ikut serta dalam perbaikan jalan.

Hasil penelitian tentang pembangunan infrastruktur dapat dilihat dari hasil

wawancara peneliti dengan salah satu informan (ibu Mahyunita) “ perusahaan

perkebunan tentu sangat berdampak baik untuk kami, salah satunya

pembangunan jalan di desa ini, sebelumnya jalan di desa ini bewaran merah,

kalau lagi musim hujan pasti jalannya licin dang lengket. Alhamdulillah sekarang

kondisi jalan nya sudah mulai baik”. (wawancara, 05 Mei 2021).

Hasil wawancara peneliti dengan ibu Rani Harahap “ dulu jalan disini

tanah, sekarang sudah diaspal walaupun tidak semuanya, untuk jalan yang tidak

diaspalkan diletak batu yang besar – besar sama perusahaan, terus kalau lagi

musim kemarau banyak abunya, alhamdulillah perusahaan tidak ikut serta

membantu dengan menyiram jalan 5-10 kali dalam sehari. Dan untuk batu besar

– besar yang ada dijalan perusahaan selalu menggilingnya dengan truck”.

(wawancara, 05 Mei 2021).


59

Wawancara peneliti dengan bapak Rido Dalimunthe “ perusahaan ini

sangat membantu untuk masyarakat di desa ini, khususnya dalam pembangunan

jalan, sesudah berdirinya perusahaan banyak akses jalan menuju desa lainnya

yang bisa membantu masyarakat untuk keluar masuk desa. Mungkin untuk

sekarang kondisi jalan nya belum termasuk kondisi jalan yang baik harapannya

perusahaan dan aparat desa saling bekerja sama untuk memperbaiki dan

membangun jalan, karena hal tersebut akan sangat membantu masyarakat

khususnya untuk kesejahteraan perekonomian kami” (wawancara, 05 Mei 2021).

Dari keterangan diatas berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa

berdirinya perusahaan telah membawa pengaruh yang baik terhadap kondisi sosial

masyarakat dari dimensi fasilitas umum dan indikatornya yang berupa

pembangunan tempat ibadah, sarana olahraga dan akses jalan yang diberikan

perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan berdampak positif

bagi masyarakat desa Huta Baru Nangka, yang dulunya mushollah sekarang

berubah menjadu mesjid, yang dulu desa Huta Baru Nangka tidak memilki sarana

olahraga sekarang sudah ada dan masyarakat setempat merasakan mamfaat dari

sarana tersebut. Dan untuk jalan yang dulunya berupah jalan tanah sekarang sudah

lebih baik.

4.5.3. Lapangan Pekerjaan

Menurut Noor (2006,22) mengatakan “konsekuensi dari meningkatnya

eksplorasi dan eksploitasi sumber daya akan berdampak pada aspek sosial

ekonomi, dan lingkungan. Dampak sosial ekonomi seperti peningkatan

pendapatan daerah, terciptanya lapangan pekerjaan, dan peningkatan ekonomi


60

bagi masyarakat sekitar wilayah perkebunan.

Lapangan pekerjaan merupakan bidang aktivitas dari pekerjaan usaha/

industri/kantor dimana seorang bekerja. Berdirinya perusahaan perkebunan kelapa

sawit PT. Tapian Nadenggan di desa Huta Baru Nangka memberikan dampak

yang positif terhadap peningkatan lapangan pekerjaan yang tersedia untuk

masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.21.
Lapangan Pekerjaan Yang Tersedia
Jumlah Persentase
No Skala Responden %
1 Sangat Baik 24 54,54
2 Baik 15 34,09
3 Cukup Baik 5 11,36
Jumlah 44 99,99%

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden memilih skala sangat

baik terhadap lapangan pekerjaan yang tersedia yang diberikan perusahaan dari

total 44 responden, sebanyak 24 responden (56,54%), memilih baik 15

responden(34,09%) dan cukup baik 5 responden (11,36%), yang berarti

masyarakat merasakan dampak positif terhadap pengaruh yang diberikan oleh

perusahaan.

Sebelum berdirinya perusahaan perkebunan masyarakat hanya bekerja

sebagai petani dan buruh harian dan anak muda banyak yang mengganggur,

namun setelah berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian

Nadenggan di desa Huta Baru Nangka ini mampu mengubah aktivitas masyarakat,

khususnya bagi warga sekitar yang masih menganggur. Perusahaan dianggap

mampu menyerap tenaga kerja, karena sebagian besar perusahaan mengutamakan


61

pekerjanya dari masyarakat sekitar dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan

memperbaiki kondisi ekonomi. Berikut hasil wawancara peneliti dengan bapak

kepala desa Huta Baru Nangka (Sahur Harahap) “ berdirinya perusahaan

perkebunan kelapa sawit memberi pengaruh yang positif, hal ini saya katakan

karena dulu masyarakat hanya bekerja sebagai petani dan buruh harian, dan

sejak berdirinya perkebunan kelapa sawit di desa ini, lapangan pekerjaan

semakin banyak, dulu anak muda di desa ini banyak sekali yang tidak bekerja

atau pengangguran bahkan banyak sekali dulu anak – anak muda yang meranatu

untuk mencari pekerjaan di luar kota. Sekarang sudah bermacam – macam mata

pencarian di desa ini dan tingkat pengangguran menurun, yang dulunya

masyarakat hanya bertani, sekarang ada yang jadi supir, karywan di perusahaan,

tukang panen dan satpam. Saya rasa untuk lapangan pekerjaan yang dibuka oleh

perusahaan sangat membantu ekonomi di desa ini”. (wawancara, 04 Mei 2021).

Wawancara peneliti dengan salah satu ibu pemilik warung di desa Huta Baru

Nangka (erna dasopang) “ sebelum berdirinya perusahaan perkebunan kelapa

sawit ini, saya hanya ibu rumah tangga yang ngak punya pendapatan, sekarang

alhamdulillah berkat berdirinya perusahaan di desa ini saya bisa buka warung

nasi dan menyewakan satu rumah untuk anak – anak yang pkl di perusahaan ini”.

(wawancara, 05 Mei 2021).

Hasil wawancara peneliti dengan ibu Mahyunita Siregar “ pengaruh yang

diberikan perusahaan untuk masyarakat tentunya baik, seperti halnya dalam

lapangan pekerjaan, dulu adek saya merantau mencari pekerjaan ke luar kota,

alhamdulillah sekarang adek saya sudah bekerja. (wawancara, 05 Mei 2021).


62

Hasil wawancara peneliti dengan ibu Gusti Nasution “perusahaan telah

memberikan dampak yang baik untuk masyarakat, seperti dulu ibu – ibu di desa

ini hanya bertani pulang dari ladang mereka sudah tidak bekerja lagi, tetapi

sejak berdirinya perusahaan perkebunan sawit di desa ini, ibu – ibu yang dulu

bertani dan ibu – ibu yang dulunya tidak memilki pendapatan sekarang

alhamdulillah mereka sudah punya kegiatan lain dan memiliki pendapatan,

seperti mengambil daun kelapa sawit dan membersihkanya untuk dijual dan

dijadikan sebagai sapu lidi, obat pembasmi nyamuk, jadi secara tidak langsung

perusahaan telah memberikan dampak yang baik dan membuka lapangan

pekerjaan sehingga pendapatan meningkat”.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang dampak

perusahaan perkebunan kelapa sawit terhadap kondisi ekonomi sudah dirasakan

pengaruhnya oleh masyarakat. Hal tersebut karena perusahaan perkebunan telah

membuka lapangan kerja dan lapangan usaha, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Mata pencaharian masyarakat sebelum berdirinya PT. Tapian

Nadenggan adalah petani dan buruh harian yang dirasa sangat kurang untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan banyak yang merantau keluar kota

untuk mencari pekerjaan, namun setelah adanya PT. Tapian Nadenggan di Desa

Huta Baru Nangka masyarakat yang tadinya merantau banyak yang kembali ke

desa untuk beraktivitas dan terjadinya perkembangan berbagai profesi seperti :

karywan di perusahaan, supir, satpam, tukang panen dan lain – lainnya. Hal ini

menunjukkan perusahaan telah membuka banyak lapangan pekerjaan kepada

masyarakat Desa Huta Baru Nangka .


63

4.5.4. Pendapatan

Berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan di

Desa Huta Baru Nangka Kecamatan Halongonan Timur, memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat, salah satu dampaknya adalah

terjadi perubahan tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini dapat disampaikan

peneliti dari tabel berikut :

Tabel 4.22.
Tingkat Pendapatan
Jumlah Persentase
No Skala Responden %

1. Sangat Baik 35 79,54


2. Baik 9 20,45
Jumlah 44 99,99%
Sumber : data primer (diolah 2021)

Dari tabel 4.19 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendapatan masyarakat

berubah setelah berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit. Dari 44

responden (99,99%), 35 responden (79,54%) memilih sangat baik, dan 9

responden (20,45%) memilih baik. Hal ini dapat dikatakan bahwa pengaruh

berdirinya perusahaan terhadapa dimensi pendapatan positif.

Hasil wawancara peneliti dengan ibu siti harahap “ pengaruh yang

diberikan perusahaan perkebunan kelapa sawit sangat baik, sebelumnya di desa

ini semua lahan di tanami padi, sayuran dan lainnya, sekarang sudah banyak

masyarakat beralih untuk menanam kelapa sawit dengan begitu pendapatan

semakin meningkat. Karena di sela – sela sebelum waktu panen kelapa sawit

saya bisa melakukan pekerjaan lainnya”.


64

Hasil wawancara peneliti dengan salah satu masyarakat yang memilki

kebun sawit (Ibu Rahma Nasution) “ berdirinya perusahaan perkebuna ini tentu

memabawa dampak yang baik seperti dari sisi pendapatan bagi saya itu

berpengaruh sekali karena saya kan memiliki kebun sendiri, dengan adanya

perusahaan perkebunan ini banyak muncul pabrik pabrik sawit di daerah sini

sehingga memudahkan kami untuk menjual hasil sawit dan mendapatkan harga

yang lebih baik , karna kan jualnya langsung ke pabrik, pabrik pabrik itu

memberikan fasilitas seperti truk pengangkut buah sawit menuju pabrik”.

Wawancara dengan ibu Penjual Warung Makan (Erna Dasopang): “saya

sebagai penjual makanan sangat merasakan pengaruh setelah berdirinya

perusahaan perkebunan kelapa sawit terhadap tingkat pendapatan saya, dulu

pelanggan saya hanya masyarakat desa ini saja, sekarang ada karywan dari

perusahaan perkebunan yang membeli makan di warung saya, apalagi kalau ada

anak sekolah yang magang di perkebunan pendapatan saya meningkat soalnya

mereka pasti meminta saya untuk memasakkan makanan mereka selama magang

di sini”.

Berdasarkan data diatas dan hasil wawancara peneliti yang diperoleh

bahwa pendapatan masyarakat di desa Huta Baru Nangka mengalami peningkatan

sesudah berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan.

Hal ini disebabkan karena selain pendapatan pokok responden meningkat,

masyarakat juga mempunyai pendapatan lain dari pekerjaan sampingan yang

lebih mengguntungkan dan beralihanya lahan masyarakat menjadi perkebunan

kelapa sawit. Semakin meningkatnya pendapatan masyarakat maka pemenuhan


65

kebutuhan masyarakat akan semakin terpenuhi baik primer maupun sekunder,

sehingga kesejahteraan masyarakat desa Huta Baru Nangka semakin baik dari

sebelunya. Artinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan

memberikan dampak yang positif untuk masyarakat dari sisi pendapatan.

Dari hasil angket berdasarkan jawaban responden dan wawancara yang

dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa berdirinya perusahaan perkebunan

kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan memberikan dampak positif kepada

masyarakat. hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2004 pasal 2

disebutkan bahwa perkebunan diselenggarakan berdasarkan atas asas manfaat dan

berkelanjutan, keterpaduan, kebersamaan, keterbukaan serta berkeadilan.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan

Negara, serta menciptakan lapangan kerja untuk sebesar-besarnya kesejatraan

rakyat.

Soemartono (2011), menjelaskan bahwa tujuan pembangunan pada

dasarnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun kegiatan

pembangunan akan menimbulkan beberapa efek samping yang melebihi tujuan

yang direncanakan, yang disebut dengan dampak. Dampak dapat berupa dampak

biofisik, sosial, ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi pencapaian tujuan.

Berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT.Tapian Nadenggan

memberikan dampak pada kondis sosial masyarakat pada aspek berikut :

kesehatan fasilitas umum, lapangan pekerjaa dan pendapatan. Dimana pada aspek

kesehatan, perusahaan telah memberikan dampak yang baik melalui pembangunan

sarana kesehatan, menyediakan tenaga kesehata dan melakukan penyuluhan


66

terhadap kondisi kesehatan masyarakat. Walaupun dampak yang diberikan

perusahaan belum maksimal karena hasil dari pengelolahan kelapa sawit

menuyebabkan bau tidak enak yang mengganggu penciuman di musim hujan.

Untuk hal tersebut perusahaan telah melakukan tindakan dan bekerja sama dengan

aparat desa, masyarakat untuk pengelolaan limbah agar tidak mencemari

lingkungan.

Untuk fasilitas umum, perusahaaa sangat banyak membantu dan

memberikan dampak yang baik untuk masyarakat. Berdirinya perusahaan telah

memberikan peningkatan terhadap fasilitas umum di desa Huta Baru Nangka

seperti pembangunan mesjid, perbaikan jalan, dan pembangunan sarana olahraga

dan perusahaan juga sering membantu masyarakat seperti memperbaiki rumah

masyarakat yang tidak layak dihuni. Jika dilihat dari kondisi ekonomi setelah

adanya perusahaan kelapa sawit milik PT. Tapian Nadenggan memberikan

dampak positif terhadap lapangan pekerjaan dan pendapatan. Sebelumnya

masyarakat hanya bekerja sebagai petani setelah berdirinya perusahaan mata

pencarian masyarakat menjadi beragama salah satunya menjadi karywan

perusahaan.sebelum berdirinya perusahan banyak masyarakat yang tidak memilki

pekerjaan dan sebagaian dari mereka keluar kota untuk mencari pekerjaan.

Dampak tidak langsung yang telah diberikan oleh perusahaan adalah

munculnya berbagai lapangan usaha yang berdirinya setelah adanya perusahan

perkebunan di Desa Huta Baru Nangka seperti pedagang, bengkel, loundry,

kontrakan rumah. Demikian dapat disimpulkan berdirinya perusahaan telah

membuka peluang kerja bagi masyarakat. Pendapatan masyarakat meningkat


67

dibandingkan sebelum berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit, bahkan

masyarakat sebelumnya ada yang tidak memiliki pendapatan. Hal ini sangat

mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik dari kebutuhan

primer dan tersier.

Jika dilihat dari dampak positif yang telah diberikan perusahaan terhadap

masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah mensejaterakan

masyarakat desa Huta Baru Nangka. Sebagaimana Menurut Drewnoski (1974)

dalam Bintarto (2011), melihat konsep kesejahteraan dari tiga aspek :

1. Melihat pada tingkat perkembangan fisik (somatic status), sepertinutrisi,

kesehatan dan harapan hidup.

2. Melihat pada tingkat mentalnya, seperti pendidika, pekerjaan dan

lainnya.

3. Melihat pada integrasi dan kedudukan sosial (social status).

Kesejahteraan masyarakat menengah kebawah dapat direpresentasikan

dari tingkat hidup masyarakat. Tingkat hidup masyarakat ditandai dengan

terenteskannya dari kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan

tingkat pendidikan dan tingkat produktivitas masyarakat (Todaro, 2013).

4.6 Hasil Uji Hipotesis 2. Ada Perbedaan Yang Nyata Pendapatan

Sebelum Dan Sesudah Berdirinya Perusahaan Perkebunan Kelapa

Sawit PT. Tapian Nadenggan.

Untuk melihat dampak PT. Tapian Nadenggan terhadap pendapatan maka

data yang di uji adalah pendapatan masyarakat sampel dalam satuan Rp/bulan

sebelum dan sesudah adanya PT. Tapian Nadenggan pada Tabel.


68

Tabel 4.23.
Pendapatan Responden
No Sebelum Berdirinya Perkebunan (Rp / Bulan ) Sesudah Berdiri Perkebunan (Rp/Bulan)
1 2.250.000 3.050.000
2 2.037.500 2.687.500
3 2.900.000 3.900.000
4 3.100.000 4.300.000
5 2.033.333 3.013.333
6 3.000.000 4.100.000
7 2.200.000 3.150.000
8 1.900.000 2.600.000
9 3.250.000 4.600.000
10 2.900.000 4.400.000
11 1.850.000 2.800.000
12 1.500.000 2.150.000
13 2.650.000 3.750.000
14 2.215.000 3.115.000
15 1.750.000 2.530.000
16 1.560.000 2.220.000
17 3.500.000 5.600.000
18 2.300.000 3.400.000
19 4.000.000 6.500.000
20 3.500.000 5.600.000
21 3.150.000 5.050.000
22 1.650.000 2.750.000
23 1.800.000 2.550.000
24 3.500.000 4.300.000
25 3.280.000 4.580.000
26 2.800.000 3.700.000
27 2.266.667 2.956.667
28 1.900.333 2.650.333
29 1.500.000 2.400.000
30 3.766.666 5.516.666
31 2.000.000 3.850.000
32 3.100.000 5.000.000
33 1.900.000 4.000.000
34 3.000.000 4.980.000
35 4.200.000 6.800.000
36 3.000.000 5.000.000
37 2.066.667 4.016.667
38 2.125.000 3.695.000
39 2.400.000 3.350.000
40 3.083.000 5.203.000
41 2.750.000 3.550.000
42 3.250.000 4.750.000
43 1.823.333 2.773.333
44 3.500.000 5.700.000
Rata- 114.207.499 172.587.499
Rata
69

Tabel 4.24.
Hasil Uji Paired Sample T Test Pendapatan masyarakat Setelah Berdirinya
PT. Tapian Nadenggan di Desa Huta Baru Nangka
Paired Samples Test
Paired Differences
Std. Std. 95% Confidence Intervalof
Devia Error the Difference
Mean tion Mean Lower Upper T df Sig.(2-taile)
Pair 1 Sebelum
berdirinya
perkebun
an – - 131500
56933 8781. -1492420. -1137579.
Sesudah .00000 -14.968 41 .000
.8672 6658 03876 96124
berdirinya
perkebun
an

Pada tabel hasil uji paired sample t-test dapat diinterpretasikan sebagai

berikut:Sig. = 0,00 < 0,05 Maka,

keputusan uji : Jika nilai Sig. 0,00 < 0,05maka H0 ditolak H1 diterima.

Jadi dengan tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan yang nyata antara pendapatan petani kelapa sawit di daerah tersebut

sesudah berdirinya PT. Tapian Nadenggan pada tingkat kepercayaan 95%.

Dengan hasil yang menunjukkan bahwa pendapatan sebelum dan sesudah adanya

PT. Tapian Nadenggan memiliki perbedaan yang nyata membuktikan bahwa PT.

Tapian Nadenggan telah memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani

sampel. Hal ini dilihat dari rata-rata pendapatan sebelum adanya PT. Tapian

Nadenggan sebesar RP. 114.207.499 berubah menjadi sebesar Rp. 172.587.499

dengan selisih sebesar Rp. 58.380.000.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

dampak berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Desa Huta Baru Nangka di Kecamatan Halongonan Timur

Kabupaten Padang Lawas Utara dengan menggunakan 4 faktor :

1. Kesehatan, faktor ini telah dirasakan pengaruhnya oleh masyarakat sekitar

karena sarana kesehatan yang semakin meningkat dan adanya perhatian

khusus dari pihak perkebunan untuk melakukan kegiatan penyuluhan

kepada masyarakat.

2. Fasilitas umum, faktor ini cukup dirasakan pengaruhnya oleh masyarakat

sekitar bisa dilihat dari meningkatnya pembangunan di desa Huta Baru

Nangka.

3. Lapangan pekerjaan, faktor ini mempunyai dua ukuran yaitu pekerjaan

utama dan sampingan, ukuran ini memiliki pengaruh yang sudah dirasakan

oleh masyarakat sekitar perkebunan dimana banyak masyarakat yang

bekerja di perusahaan, banyak bermunculan pedagang makanan serta

usaha loundri, tempel ban dan lain sebagainya. Ukuran yang kedua

merupakan pekerjaan sampingan, dampak ini cukup signifikan karena

banyak masyarakat memilik pekerjaan sampingan setelah berdirinya

perusahaan seperti memamfaatkan daun pelapa sawit untuk dijadikan sapu

lidi.

70
71

4. Pendapatan, faktor ini cukup besar pengaruh yang dirasakan oleh

masyarakat sekitar dibuktikan dengan meningkatnya pendapatan

masyarakat per bulanny setelah berdirinya perusahaan perkebuna kelapa

sawit.

5. Perbedaan pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah berdirinya

perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan di Desa Huta

Baru Nangka menunjukkan bahwa nilai Sig. 0,00 < 0,05 bahwa H0 ditolak

H1 diterima yang artinya ada perbedaan yang nyata antara pendapatan

masyarakat sebelum dan sesudah berdirinya perusahaan perkebunan

kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan.

5.2. Saran

1. Kepada pemerintah sebaiknya lebih bekerjasama baik dengan masyarakat

maupun PT. Tapian Nadenggan dalam meningkatkan kualitas fasilitas

umum serta sarana dan prasarana di daerah tersebut agar mensejahterakan

masyarakat.

2. Kepada masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kegiatan usahanya

yang akan meningkatkan pendapatan sehinggah masyarakat hidup

sejahtera.

3. Kepada perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan agar

lebih dikembangkan lagi dalam menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar

dan Perusahaan perlu memberikan bantuan yang dibutuhkan masyarakat,

memberikan pelatihan dan keterampilan yang membuat masyarakat bisa

mandiri.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Djamaludin, (2015). "Kesejahteraan Berkaitan Dengan Pemerataan


Pedapatan", Bina Ilmu, Surabaya.
Almasdi, syahza, (2011). "Percepatan Ekonomi Pedesaan Melalui Pembangunan
Perkebunan Kelapa Sawit", Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 12,
No 2, Lembaga Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru.
Arifin, Bustanul, (2011). Spektrum Pertanian Indonesia, Erlangga, Jakarta.
Arifini, K, & Mustika, M, (2013). "Analisis Pendapatan Pengrajin Perak
Di Desa
Kamasan Kabupaten Klungkung", Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas
Udayana, Volume 2, Nomor 6, hal 294 –305, Bali.
Boediono, (2002). Pengantar Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Fahrudin, Adi, (2012). Pengantar Kesejahteraan Sosial, Reflika Aditama,
Bandung.
Herianja, H, Agussabti, A., & Azhar, A, (2017). "Interaksi Sosial Perusahaan
Pabrik Kelapa Sawit Dengan Masyarakat", Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pertanian, Volume 2, Nomor 1, Balai Penelitian Veteriner, Bogor.
Hendriono, William, (2016). "Studi Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Andowia Kabupaten
Konawe Utara", Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 3, No 1, Kendari.
Istiqamah, N., Suherman, D, & Zain, B, (2019). “Tingkat Kepuasan Aspek Sosial
Ekonomi dan Lingkungan Perusahaan Peternakan Ayam Broiler di
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma”, Jurnal Penelitian Pengelolaan
Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, Volume 8, No 1, Alfabeta,
Bandung.
Mahyu, Danil, (2013). " Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pada
Pegawai Negeri Sipil", Jurnal Ekonomi Universitas Almuslim Bireuen,
Volume 4, No 7, hal, 45 -51, Aceh.
Malisawati, D, (2017). "Dampak Keberadaan Industri Kelapa Sawit Terhadap
Tata Lingkungan Permukiman Di Desa Kumasari Kabupaten Mamuju

72
73

Utara", Jurnal Teknologi Lingkungan, Volume 3, No 1, Hal 145 – 156.


Nasurur, U., Tahitu, M. E., & Kakisina, L, O, (2018). “Dampak Keberadaan
Perusahaan Kelapa Sawit Pt. Nusa Ina Group Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Desa Kobi Mukti Kecamatan Seram
Utara Timur Kobi)”. Jurnal Agribisnis Kepulauan, Volume 5, No 1,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Nugroho, J, (2014). Perilaku Konsumen, Kencana, Jakarta.
Pahan, I, (2012). “Panduan Lengkap Kelapa Sawit”, Manageman Agribisnis Dari
Hulu Hingga Hilir, Penebar Swadaya, Jakarta.
Soekidjo, Notoadmojo, & Nursalam, (2015). Promosi Kesehatan,Teori Dan
Aplikasi, In Salemba Medika.
Subandi, (2012). Ekonomi Pembangunan, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, (2010). Wawancara Dan Metode Dokumentasi, Rineka Cipta, Jakarta,
Sukirno, Sadono, (2006). Teori Pengantar Ekonomi Mikro, Rajagrafindo
Persada, Jakarta.
Supriana, Tavi, (2015). Statistika Non Parametrik, Usu Press, Medan. Taslim,
Arifin, (2014). Metode Kesejahteraan Masyarakat,

73
LAMPIRAN 1
Data Penelitian

No Jenis Usia Tingkat Mata Jumlah


sampel kelamin (tahun) pendidikan pencarian tanggungan
1 Lk 55 SD Petani 6
2 Lk 20 SMA Sopir 1
3 Lk 42 SMP Sopir 4
4 Lk 36 SMA Sopir 5
5 Lk 47 SMA Sopir 5
6 Lk 55 SMP Petani 6
7 Lk 27 SMA Sopir 3
8 Lk 52 SMP Petani 5
9 Lk 54 SMP Petani 5
10 Lk 45 SMP Petani 4
11 Lk 41 SMA Petani 5
12 Lk 35 SMA Petani 4
13 Lk 32 SMA Sopir 2
14 Lk 25 SMA Pedagang 3
15 Lk 41 SMP Petani 5
16 Lk 21 SMA Sopir 2
17 Lk 46 SMA Petani 4
18 Lk 49 SMP Petani 5
19 Lk 24 SMA Sopir 2
20 Lk 33 SMA Petani 4
21 Lk 39 SMA Petani 3
22 Lk 47 SMP Petani 3
23 Lk 38 SMA Pedagang 3
24 Lk 31 SMA Petani 3
25 Pr 29 Diploma Bidan 2
26 Lk 34 SMA Petani 4
27 Lk 36 SMP Pedangan 5
28 Lk 40 SMP Petani 4
29 Lk 51 SMP Petani 3
30 Lk 43 SMA Petani 5
31 Lk 37 SMA Petani 2
32 Lk 39 SMP Petani 4
33 Lk 36 SMA Petani 3
34 Lk 44 SMA Petani 4
35 Lk 36 Sarjana Petani 2
36 Pr 40 Sarjana Petani 3
37 Pr 30 SMP Petani 2
38 Pr 38 Sarjana Petani 5
39 Pr 28 SMP Pedangan 2
40 Pr 26 SMP Petani 2
41 Pr 48 Sarjana Pedagang 4
42 Pr 40 Diploma Bidan 2
43 Pr 42 SMP Pedagang 4
44 Pr 23 SMP Pedagang 2
No Sebelum Berdirinya Perkebunan (Rp / Sesudah Berdiri Perkebunan (Rp/Bulan)
Bulan )
1 2.250.000 3.050.000
2 2.037.500 2.687.500
3 2.900.000 3.900.000
4 3.100.000 4.300.000
5 2.033.333 3.013.333
6 3.000.000 4.100.000
7 2.200.000 3.150.000
8 1.900.000 2.600.000
9 3.250.000 4.600.000
10 2.900.000 4.400.000
11 1.850.000 2.800.000
12 1.500.000 2.150.000
13 2.650.000 3.750.000
14 2.215.000 3.115.000
15 1.750.000 2.530.000
16 1.560.000 2.220.000
17 3.500.000 5.600.000
18 2.300.000 3.400.000
19 4.000.000 6.500.000
20 3.500.000 5.600.000
21 3.150.000 5.050.000
22 1.650.000 2.750.000
23 1.800.000 2.550.000
24 3.500.000 4.300.000
25 3.280.000 4.580.000
26 2.800.000 3.700.000
27 2.266.667 2.956.667
28 1.900.333 2.650.333
29 1.500.000 2.400.000
30 3.766.666 5.516.666
31 2.000.000 3.850.000
32 3.100.000 5.000.000
33 1.900.000 4.000.000
34 3.000.000 4.980.000
35 4.200.000 6.800.000
36 3.000.000 5.000.000
37 2.066.667 4.016.667
38 2.125.000 3.695.000
39 2.400.000 3.350.000
40 3.083.000 5.203.000
41 2.750.000 3.550.000
42 3.250.000 4.750.000
43 1.823.333 2.773.333
44 3.500.000 5.700.000
Rata - 114.207.499 172.587.499
Rata
LAMPIRAN 2
Hasil Uji Beda Berpasangan
Paired Samples Statistics

Me N Std. Deviation Std. Error


an Mean

Pair 1 Sebelumberdirinyap
2592480.1429 42 721701.58275 111360.97189
erkebunan
Sesudahberdirinyap
3907480.1429 42 1167908.37133 180212.17414
Erkebunan

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelumberdirinyaperke
bunan&Sesudahberdirin 42 .926 .000
yaperkebunan

Paired Samples Test


Paired Differences
Std. Std. 95% Confidence Interval
Devia Error of the Difference
Mean tion Mean Lower Upper T df Sig.(2-taile)
Pair 1 Sebelum
berdirinya
perkebun
an – -
56933 8781. -1492420. -1137579.
Sesudah 131500 -14.968 41 .000
.8672 6658 03876 96124
berdirinya .00000
perkebun
an
LAMPIRAN 3
Hasil Wawancara

Nama : Sahur Harahap


Usia : 50 Tahun
Jenis Kelamin : laki - laki
Jabatan : kepala Desa
Pendidikan Terakhir : SMA
Jumlah Tanggungan 5

No Pertanyaan Peneliti Jawaban Informan


1. Sebelum berdirinya perusahaan Untuk kondisi sosial masyarakatdisini adat
perkebunan kelapa sawit PT. istiadat didesa ini masih terbilang sangat
Tapian Nadenggan. Bagaimana kental, masyarakat hidup saling
kondisi sosial masyarakat desa membantu, bekerja sama disetiap ada
Huta Baru Nangka ? acara atau kegiatan di desa ini, dan kalau
untuk itu tidak ada yang berubah sampai
sekarang.
2. Apakah perusahaan perkebunan Sejak berdirinya perkebunan kelapa sawit
memberikan pengaruh yang baik kehidupan masyarakat semakin baik, dari
atau buruk terhadap kondisi sosial segi pendapatan, kesehatan, lapangan
ekonomi masyarakat seperti pekerjaan dan fasilitas umum yang di
kesehata, lapangan pekerjaan, sediakan
pendapatan, dan fasilitas umum ? perusahaan.
3. Sebelumnya mata pencarian mata Sebelumnya masyarakat disini bekerja
masyarakat disini apa saja yang hanya sebagai petani. Di desa ini tidak
pak? ditemukan kelapa sawit. Sebelumnya semua
lahan milik masyarakat dipergunakan untuk
berladang, masyarakat desa disini bertahan
hidup dengan cara menanam padi, jagung,
cabai merah dan sayur – sayuran seperti
bayam, daun ubi, terong dan lainnya.
Namun semuanya berubah sejak berdirinya
perkebunan kelapa sawit tersebut. Sekarang
mata pencarian masyarakat sudah beragam.
4. Kalau untuk kesehatan, apakah Yaa, kalau untuk itu belum ada ya laporan
ada perubahan pak, misalnya sama saya. Justru tingkat kesehatan
tingkat kesehatan masyarakat masyarakat di desa inisemakin meningkat.
menurun akibat perusahaan atau
ditemukannya jenis penyakit
yang diderita masyarakat pak?
5. Jadi, apakahdampak yang Kalau untuk sisi kesehatan kami
diberikan perusahaan terhadap biasanya hanya berobat ke rumah bidan
kondisi sosial untuk kesehatan desa, tidak ada puskesmas masyarakat
masyarakat desa Huta Baru disini sangat kesulitan untuk berobat.
Nangka ? Sejak adanya perusahaan perkebunan
kelapa sawit Kesehatan di desa ini mulai
memadai, di poliklinik juga ada tiga (3)
dokter dengan keahlian mereka seperti
dokter umum, dokter kandungan dan
dokter spesialis penyakit dalam.
Perusahaan perkebunan kelapa sawit
PT.Tapian Nadenggan juga menyediakan
ambulance sehinggah memudahkan
masyarakat untuk membawah pasien ke
rumah sakit,
sebelumnya masyarakat disini harus
merental mobil untuk membawa pasien ke
rumah sakit. Mengingat sebelumnya
di desa ini masih sekitar 2 - 4 warga yang
memiliki mobil.
6. Bagaimana dampak yang Berdirinya perusahaan perkebunan
diberikan perusahaan terhadap dulu masyarakat hanya bekerja
lapangan pekerjaan pak? sebagai petani dan buruh harian, dan
sejak berdirinya perkebunan kelapa
sawit di desa ini, lapangan pekerjaan
semakin banyak, dulu anak muda di
desa ini banyak sekali yang tidak
bekerja atau pengangguran bahkan
banyak sekali dulu anak – anak
muda yang meranatu untuk mencari
pekerjaan di luar kota. Sekarang
sudah bermacam – macam mata
pencarian di desa ini dan tingkat
pencarian di desa ini dan tingkat
pengangguran menurun yang
dulunya masyarakat hanya bertani,
sekarang ada yang jadi supir,
karywan di perusahaan tukang
panen dan satpam. Saya rasa untuk
lapangan pekerjaan yang dibuka oleh
perusahaan sangat membantu
ekonomi di desa ini.”

Nama : Niar Nasution


Usia : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Petani
Pendidikan Terakhir : SMA
Jumlah Tanggungan : 4
No Pertanyaan Jawaban Informan
1. Menurut ibu berdirinya Menurut ibu, perusahaan perkebunan
perusahaan perkebunan kelapa sangat berdampak baik bagi kami di desa
sawit PT. Tapian Nadenggan ini, banyak sekali perubahan yang terjadi
apakah memberi dampak yang sejak berdirinya perusahaan perkebunan.
baik atau sebaliknya untuk Selama ini ya kalau untuk dampak
masyarakat desa Huta Baru negatifnya belum karena perusahaan selalu
Nangka? memberikan bantuan nya jika ada
keluhan dari
kami.
2. Perubahaan seperti apa yang ibu Semenjak berdirinya perkebunan kelapa
maksud yang diberikan sawit di desa kami ini, pembangunan
perusahaan kepada masyarakat fasilitas umum yang kami miliki semakin
? meningkat, , sebelumnya hanya ada
mushollah tempat kami beribadah,
sekarang sudah ada mesjid yang bisa
menampung banyak masyarakat untuk
beribadah. Sebelum adanya mesjid,
masyarakat sempit – sempitan
sehingga tidak nyaman gitu untuk
ibadah bahkan untuk sholat idul fitri dan
idul adha kami selalu melaksanakanya
di lapangan karena kondisi musholla yang
tidak memadai. Alhamdulillah berkat
adanya mesjid sekarang kami bisa
beribadah dengan
nyaman
3. Untuk fasilitas umum lainnya yang adanya lapangan olahraga yang
didirikan perusahaan apakah itu dibangun perusahaan PT.Tapian
memberikan pengaruh yang positif atau Nadenggan, anak – anak muda sering
sebaliknya ? melakukan pertanding sepak bola di
sini, jadi kegiatan anak muda di desa
ini lebih positif daripada sebelumnya,
dulu sebelum berdiri perusahaan
perkebunan kelapa sawit di desa ini,
lapangan itu sebelumnya lahan kosong
yang tidak dimamfaatkan dulu lahan itu
ditumbui sama tumbuhan ilalang.
4. Pengaruh yang diberikan perusahaan limbah dari hasil pengelolahan kelapa
perkebunan sangat positif, untuk hasil sawit tidak mencemari lingkungan
perkebunan kelapa sawit seperti desa ini dan tidak mengakibatkan
limbahnya, apakah membawa membawa penyakit untuk masyarakat, hanya saja
dampak yang buruk untuk lingkungan di jika musim hujan baunya sangat
desa ini ? menyenga sehingga sedikit
mengganggu, namun perusahaan dan
masyarakat saling bekerja sama untuk
mengelolah limbah dengan baik agar
tidak mengganggu kesehatan

Nama : Jamila
Usia : 44 Tahun
Pekerjaan : Bidan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : Diploma
Jumlah Tanggungan : 3
No Pertanyaan Jawaban Informan
1. Menurut ibu perusahaan perkebunan Menurut ibu ya, perusahaan
kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan perkebunan sangat memberi dampak
apakah memberi dampak yang baik atau positif bagi kami masyarakat di desa
sebaliknya untuk masyarakat desa Huta ini, khusunya dalam perekonomian
Baru Nangka? masyarakat.
2. Kalau dari sisi kesehatannya bu, apakah Untuk kesehatan ya, jenis penyakit
kesehatan meningkat atau sebaliknya, yang dirasakan masyarakat tidak ada
perubahanapa yang diberikan perusahaan perubahan ya dari sebelumnya adanya
perkebunan kepada masyarakat dari perusahaan perkebunan. Tapi kalau
dimensi kesehatan? untuk sarana kesehatan dan yang
lainnya tentu berubah. Perusahaan
perkebunan kelapa sawit menyediakan
klinik yang diperuntukan bagi keluarga
karyawan dan masyarakat yang sakit.
Jika penyakit yang cukup parah dan
pelayanan kesehatan atau rumah sakit
setempat tidak mampu menangani
bisa berobat kerumah sakit besar di
kota atau di luar kota, untuk biaya
pengobatan sepenuhnya ditanggung
oleh pihak perusahaan. Sedangkan
untuk karyawan tidak tetap hanya yang
bekerja saja yang diberikan tunjangan
kesehatan
Nama : Mahyunita Siregar
Usia : 37 Tahun
Pekerjaan : Petani
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
Jumlah Tanggungan : 2
No Pertanyaan Jawaban Informan
1. Apakah dampak perusahaan perkebunan Menurut saya, perusahan perkebunan
kelapa sawit membawa pengaruh positif kelapa sawit sangat berpengaruh
untuk masyarakat terhadap kondisi sosial positif untuk msyarakat di sini. Baik
ekonomi ? dari kondisi sosial maupun kondisis
ekonomi kami.
2. Pengaruh yang diberikan peusahaan Perusahaan perkebunan tentu sangat
perkebunan kelapa sawit yang dirasakan berdampak baik untuk kami, salah
mamfaatnya oleh masyarakat terhadap satunya pembangunan jalan di desa
kondisi sosial, seperti apa ya bu? ini, sebelumnya jalan di desa ini
bewarna merah, kalau lagi musim
hujan pasti jalannya licin dan lengket.
Alhamdullah sekarang kondisi
jalannya sudah mulai baik.
3. Kalau untuk kondisi ekonomi apakah Pengaruh yang diberikan perusahaan
perusahaan memberikan pengaruh positif untuk masyarakat tentunyabaik,
untuk masyarakat seperti lapangan seperti hal nya dalam lapangan
pekerjaan? pekerjaan, dulu adek saya merantau
mencari pekerjaan ke luar kota,
alhamdulillah sekarang adek saya
berkerja di perusahaan perkebunan
sebagai satpam.

Nama : Erna Dasopang


Usia : 45 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Harian
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMP
Jumlah Tanggungan :2
No Pertanyaan Jawaban Informan
1. Menurut ibu apakah berdirinya Menurut ibu itu sangat jelas,
perusahaan perkebunan kelapa karena sejak berdirinya
sawit sangat berpengaruh dalam perusahaan kondisi ekonomi
kesejahteraan masyarakat desa kami khususnya masyarakaat
Huta Baru Nangka jika dilihat dari desa Huta Baru Nangka sangat
perubahan yang telah terjadi? meningkat.
2. Berdirinya perusahaan perkebunan Semenjak pembanguna
kelapa sawit membawah dampak perkebunan ini di lakukan
terhadap kondisi sosial ekonomi banyak sisi baik yang saya
masyarakat desa Huta Baru Nangka,
terima, mulai dari pendapatan dari
bisa kan ibu menjelaskan dampak
sawit saya yang semakin baik,
seperti apa yang dirasakan oleh ibu dan
dagangan saya juga semakin
masyarakat ?
menguntungkan sebabkan semenjak
berdirinya perusahaan perkebunna ini,
pabrik kelapa sawit juga sedang
dalam pembanguan di sini, nah
mereka hampir setiap jam makan siang
selalu makan di warung saya, ya walau
sering utang, nah kalau untuk sisi
kesehatan biasanya sebulan sekali
ada 2 sampai 3 orang yang rutin
mengecek kondisi kesehatan warga
sekitar perkebunan untuk di periksa
kondisi kesehatnnya, biasanya mereka
saling kerja sama dengan bidan desa
disini dan setiap setengah tahun
biasanya mereka melakukan
penyuluhan ke sekolah dasar.
3. Kalau dari kondisi ekonomi, dampak yang sebelum berdirinya perusahaan
diberikan perusahaan perkebunan kelapa perkebunan kelapa sawit ini, saya
sawit yang bisa dirasakan oleh ibu seperti hanya ibu rumah tangga yang ngak
apa? punya pendapatan, sekarang
alhamdulillah berkat berdirinya
perusahaan di desa ini saya bisa buka
warung nasi dan menyewakan satu
rumah untuk anak – anak yang pkl di
perusahaan ini.
4. Apakah ibu juga merasakan pengaruh dari saya sebagai penjual makanan sangat
perusahaan perkebunan kelapa sawit dari merasakan pengaruh setelah
sisi penadapatan yang didapatkan oleh berdirinya perusahaan perkebunan
ibu? kelapa sawit terhadap tingkat
pendapatan saya, dulu pelanggan
saya hanya masyarakat desa ini saja,
sekarang ada karywan dari
perusahaan perkebunan yang
membeli makan di warung saya,
apalagi kalau ada anak sekolah yang
magang di perkebunan pendapatan
saya meningkat soalnya mereka pasti
meminta saya untuk memasakkan
makanan mereka selama magang di
sini.

Nama : Pendi Siregar


Usia : 50 Tahun
Pekerjaan : Petani
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Pendidikan Terakhir : SMA
Jumlah Tanggungan :4
No Pertanyaan Jawaban Informan
1. Menurut bapak apakah berdirinya Menurut saya jelas ada dampak yang
perusahaan perkebunan memberikan diberikan perusahaan perkebunan
dampak terhadap kondisi sosial ekonomi terhadap kondisi sosial dan ekonomi
masyarakat desa Huta Baru Nangka? kami di desa ini, contoh nya saya dulu
hanya seorang petani sekarang saya
sudah menjadi karywan di perusahaan.
2. Untuk kesehatan apa pengaruh positifnya Status saya sebagai karyawan tetap
yang dirasakan khususnya bapak sebagai oleh pihak perusahaan perkebunan
karywan di perusahaan ? diberikan tunjangan kesehatan untuk
keluarga saya dan sepenuhnya dijamin
oleh pihak perkebunan mulai dari saya
sendiri, istri serta anak saya. Dengan
adanya tunjangan kesehatan untuk
anggota keluarga saya, tanggung
jawab saya untuk memenuhi
kesehatan anggota keluarga menjadi
lebih ringan

Nama : Rido Dalimunthe


Usia : 48 Tahun
Pekerjaan : Petani
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Pendidikan Terakhir : SMP
Jumlah Tanggungan :4
No Pertanyaan Jawaban Informan
1 Menurut bapak apakah berdirinya Menurut saya jelas ada dampak
perusahaan perkebunan memberikan yangdiberikan perusahaan
dampak terhadap kondisi sosial ekonomi perkebunan terhadap kondisi
masyarakat desa Huta Baru Nangka? sosial dan ekonomi kami di desa
ini,dari segi fasilitas yang mulai
dibangun oleh perusahan dan
akses jalan yang semakain
baik menuju desa kami.
2 Seperti yang bapak barusan katakan, perusahaan ini sangat membantu
sebelumnya kondisi jalan untuk menuju untuk masyarakat di desa ini,
desa ini keadaannya bagaiamana ya pak khususnya dalam pembangunan
? jalan, sesudah berdirinya
perusahaan banyak akses jalan
menuju desa lainnya yang bisa
membantu masyarakat untuk
keluar masuk desa.Mungkin
untuk sekarang kondisi jalannya
belum termasuk kondisi jalan yang
baik harapannya perusahaan dan
aparat desa saling bekerja sama
untuk memperbaiki dan
membangun jalan, karena hal
tersebut akan sangat membantu
masyarakat khususnya untuk
kesejahteraan perekonomian
kami.

Nama : Gusti Nasution


Usia : 45 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
Jumlah Tanggungan :5
No Pertanyaan Jawaban Informan
1. Menurut ibu apakah berdirinya perusahaan Menurut saya jelas ada dampak yang
perkebunan memberikan dampak diberikan perusahaan perkebunan
terhadap kondisi sosial ekonomi terhadap kondisi sosial dan ekonomi
masyarakat desa Huta Baru Nangka? kami di desa ini.
2. Apakah berdirinya perusahaan perusahaan telah memberikan dampak
perkebunan kelapa sawit memberikan yang baik untuk masyarakat, seperti
dampak yang positf terhadap kondisi dulu ibu – ibu di desa ini hanya bertani
ekonomi, misalnya adanya peningkatan pulang dari ladang mereka sudah tidak
atau penurunan pendapatan? bekerja lagi, tetapi sejak berdirinya
perusahaan perkebunan sawit di desa
ini, ibu – ibu yang dulu bertani dan ibu-
ibu yang dulunya tidak memilki
pendapatan sekarang alhamdulillah
mereka sudah punya kegiatan lain
danmemiliki pendapatan, seperti
mengambil daun kelapa sawit dan
membersihkanya untuk dijual dan
dijadikan sebagai sapu lidi, obat
pembasmi nyamuk, jadi secara tidak
langsung perusahaan telah
memberikan dampak yang baik dan
membuka lapangan pekerjaan
sehingga pendapatan meningkat
LAMPIRAN 5

Kuesioner Penelitian

No Responden
DAMPAK BERDIRINYA PERUSAHAAN PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT PT. TAPIAN NADENGGAN TERHADAP
KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR
(STUDI KASUS DESA HUTA BARU NANGKA, KECAMATAN
HALONGONAN TIMUR, KABUPATEN PADANG LAWAS
UTARA)
Kuisioner ini saya buat dalam rangka kegiatan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti selaku mahasiswa akhir Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan

Universitas Sumatera Utara. Saya mengharapkan kesedian bapak/ibu untuk

memberikan pendapatan mengenai dampak berdirinya perusahaan perkebunan

kelapa sawit PT. Tapian Nadenggan terhadap kondisi ekonomi sosial dengan

mengisi kuisioner yang peneliti sediakan. Atas bantuan bapak/ibu peneliti

mengucapkan terima kasih.

1. Petunjuk Pengisian

Bapak / ibu diminta untuk mengisi jawaban yang sebenar – benarnya, dengan

mengisi kolom dan memberikan tanda centang () pada salah satu kotak sesuai

dengan jawaban yang bapak/ ibu pilih.

Keterangan

SB : Sangat Baik B : Kurang Baik


B : Baik STB : Sangat Tidak Baik
CB : Cukup Baik
2. Identitas Responden

Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Jumlah Tanggungan :

1. Kesehatan

Penilai
No Pertanyaan an

SB B CB KB STB

1 Berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit


PT. Tapian Nadenggan memberikan dampak
positif terhadap sarana kesehatan di Desa Huta
Baru Nangka.
2 Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian
Nadenggan memberikan pelayanan yang baik
terhadap pasien dengan cara menyediakan
tenaga kesehatan yang ahli dibidangnya.
3 Berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit
PT. Tapian Nadenggan di Desa Huta Baru
Nangka memberikan dampak positif terhadap
kesehatan karena perusahaan mengadakan
penyuluhan dan program kesehatan tiga bulan
dalam sekali sehinggah kesehatan masyarakat
semakin terjaga.

1. Fasilitas Umum

No
Penilaian
Pertanyaan
SB B CB KB STB
1 Berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit
PT. Tapian Nadenggan memberikan dampak
positif terhadap pembangunan fasilitas umum di
Desa Huta Baru Nangka seperti pembangunan
tempat ibadah (mesjid) sehingga masyarakat
dapat beribadah dengan baik dan nyaman.
2 Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian
Nadenggan memberikan dampak positif terhadap
pembangunan fasilitas olahrag seperti berdiriinya
lapangan olahraga.
3 Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Tapian
Nadenggan memberikan dampak positif terhadap
pembangunan dan perbaikan jalan di Desa Huta
Baru Nangka sehinggah akses desa terjangkau.
2. Pendapatan

No
Pertanyaan Penilaian

SB B CB KB STB
1 Pendapatan yang diterima masyarakat menjadi
meningkat sejak berdirinya perusahaan
perkebunan PT. Tapian Nadenggan di Desa
Huta Baru Nangka

3. Lapangan Pekerjaan

No
Pertanyaan Penilaian

SB B CB KB STB
1 Ketersedian lapangan kerja meningkat sejak
berdirinya perusahaan perkebunan PT. Tapian
Nadenggan Di Desa Huta Baru Nangka
sehinggah jumlah pengangguran berkurang
No Frekuensi Jumlah
responden
SB B CB KB STB
1. 1. Kesehatan 10 32 2 - - 44
(A) Sarana Kesehatan
(B) Keahlian Tenaga 13 25 6 - - 44
Kesehatan
(C) Penyuluhan Dan 18 20 4 2 - 44
Program Kesehatan
2. 2. Fasilitas Umum 30 14 - - - 44
(A) Pembangunan Tempat
Ibadah
(B) Pembangunan 25 19 - - - 44
Lapangan Olahraga
(C) Prasarana Jalan/ Akses 17 10 9 8 44
Desa
3. 3. Pendapatan 35 9 - - - 44
(A) Pendapatan Per Bulan
4. 4. Lapangan Pekerjaan 24 15 5 - - 44
(A) Ketersedian Lapangan
pekerjaan
LAMPIRAN 5

Dokumentasi Penelitian

(Gambar Kondisi Perumahan Karywan )


(Gambar Kantor Desa Huta Baru Nangka)

(Gambar Perkebunan Kelapa Sawit Milik PT. Tapian Nadenggan)


(Gambar Rumah Pintar Di Desa Huta Baru Nangka)

(Gambar Kondisi Jalan Menujudesa Huta Baru Nangka)

Anda mungkin juga menyukai