KUNCI KERUKUNAN
Disusun Oleh :
NIM : 203111178
Kelas : 6K
(RPP)
Pertemuan ke- :1
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan
3.2 Menganalisis makna, pentingnya, dan upaya 3.2.1 Menganalisis Makna Toleransi
memiliki sikap tasāmuh (toleransi), musāwah
(persaamaan derajat), tawasuth (moderat), dan 3.2.2 Menafsirkan pentingnya Toleransi dalam
ukhuwwah (persaudaraan) Agama Islam
3.2.3 Menumbuhkan sikap perilaku Toleransi dalam
Kehidupan Sehari-hari
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat Menganalisis Makna Toleransi dengan tepat
2. Peserta didik dapat Menafsirkan pentingnya Toleransi dalam Agama Islam
dengan tepat
3. Peserta didik dapat Menumbuhkan sikap perilaku Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari
ndengan tepat
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Toleransi (Tasāmuḥ)
Kata tasāmuḥ diambil dari kata samaḥa berarti tenggang rasa atau toleransi. Dalam bahasa Arab
sendiri tasāmuḥ berarti sama-sama berlaku baik, lemah lembut dan saling pemaaf. Dalam pengertian secara
istilah, tasāmuḥ adalah sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling menghargai antara
sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan oleh agama Islam.
Maksud dari tasāmuḥ ialah bersikap menerima dan damai terhadap keadaan yang dihadapi,
misalnya toleransi dalam agama ialah sikap saling menghormati hak dan kewajiban antar agama. Tasāmuḥ
dalam agama bukanlah mencampuradukkan keimanan dan ritual dalam agama, melainkan menghargai
eksistensi agama yang dianut orang lain.
2. Toleransi dalam Agama Islam
Tasāmuḥ ialah sikap yang mengarahkan pada keterbukaan dan menghargai perbedaan. Perbedaan
merupakan fitrah yang sudah menjadi ketetapan Allah Swt. dan seluruh manusia tak bisa menolak-Nya.
Allah berfirman:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui, Maha mengenal” (QS. al-Hujurāt [49]: 13)
Konsep tasāmuḥ yang ditawarkan Islam sangatlah rasional dan praktis serta tidak berbelit-belit.
Yaitu dengan mengenali, menghargai, dan terbuka dengan perbedaan. Namun, apabila hubungannya dengan
keyakinan dan ritual, agama Islam tidak mengenal kata kompromi. Keyakinan umat Islam kepada Allah
tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain begitu pula dengan ritualnya.
Sebagai bukti bahwa tasāmuḥ merupakan salah satu ajaran Islam adalah Allah melarang
penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun. Tanpa larangan tersebut, manusia akan saling
memperolok jika berbeda keyakinan. Allah Swt. Berfirman
“Dan janganlah kalian mencela orang-orang yang berdo'a kepada selain Allah, yang menyebabkan
mereka mencela Allah dengan permusuhan dengan tanpa ilmu. Demikianlah Kami menghiasi untuk setiap
umat amalan mereka, lalu Dia mengabarkan kepada apa yang mereka lakukan" (QS. al-An’am [6]:108)
Rasulullah Saw. pernah ditanya tentang agama yang paling dicintai oleh Allah, maka beliau
menjawab, “al-Hanafiyyah as-Samhah (agama yang lurus yang penuh toleransi), itulah agama Islam”
Dalam Islam, tasāmuḥ berlaku bagi semua orang tanpa mengenal perbedaan. Akan tetapi setiap
orang memiliki perbedaan penerapan tasāmuḥ, ada yang masih belum terlatih melakukannya dan ada yang
sudah terlatih melakukannya. Untuk itu Syaikh Yusuf Qardhawi menjelaskan adanya empat faktor yang
mendorong sikap tasāmuḥ, yaitu
a. Keyakinan bahwa manusia itu makhluk mulia.
b. Perbedaan di dunia ialah realitas yang dikehendaki Allah.
c. Allah Maha membuat perhitungan, jadi tiada kuasa mutlak manusia untuk mengadili kekafiran
atau kesesatan seseorang.
d. Keyakinan akan perintah Allah untuk berbuat adil dan mengajak kepada budi pekerti mulia
3. Membiasakan Berperilaku Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari
Setelah mengetahui sikap tasāmuḥ dalam Islam. Kita dituntut untuk bersikap tasāmuḥ. Sebagai
contoh sikap tasāmuḥ dalam Islam yaitu,
1. Di kota Madinah, Rasulullah Saw. tidak sungkan berdampingan dengan pribumi Yahudi maupun
Nasrani.
2. Ketika menaklukkan Jerussalem, khalifah Umar r.a. tidak merusak tempattempat ibadah warga
non-muslim dan pemeluknya tetap diberikan kebebasan untuk menjalankan ritual agamnya.
3. Rasulullah Saw. memberi makan seorang beragama Yahudi buta dan miskin.
4. Ketika ada jenazah seorang Yahudi melintas di sebelah Rasulullah Saw. dan para sahabat,
Rasulullah Saw. berhenti dan berdiri. Kemudian seorang sahabat berkata, “Kenapa engkau berhenti
ya Rasulullah? Padahal itu adalah jenazah orang Yahudi?” Rasulullah Saw. bersabda: “Bukankah
dia juga manusia?
E. Metode Pembelajaran
Strategi : Number Head Together
Pendekatan : Saintific kooperatif
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Demonstrasi, Penugasan,Diskusi
Inti xx
Mengorientasi Peserta didik
Peserta didik mengamati vidio yang berisikan
keberagaman agama yang ada di Indoesia
Peserta didik bersama guru mengamati Keberagaman
yang ada di sekitar sekolah atau tempat tinggal.
Peserta didik memperhatikan petunjuk guru untuk
menyiapkan diri melakukan kegiatan diskusi dengan
memberikan panduan dan membagi kelompok.
Nama : ……………………………………..
Kelas : ……………………………………..
Hari/Tanggal : ……………………………………..
PETUNJUK !
c. Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tertulis
Bentuk : Pilihan Ganda dan Uraian
B. Uraian
1. Jelaskan pengertian bertamu secara bahasa dan istilah !
2. Bagaimana adab bertamu yang baik dan benar ? Jelaskan!
3. Apa yang kamu lakukan jika ada tamu yang belum kamu kenal? Jelaskan
pendapatmu!
4. Apa yang harus dilakukan tuan rumah ketika menerima tamu? Sebutkan!
5. Mengapa kita harus memuliakan tamu?