Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 3:

1. Amanda Putri Maharani (213060014)


2. Faskal Almiraj Yaumil Achir Kartadisastra (173060046)
3. M. Rafi Rabbani (203060023)
4. Ahmad Mabrur (213060002)
5. Muhammad Rafi (213060010)
6. Galang Apbelio Fadro (213060018)
7. Rikki Fauzi (213060019)
8. Wahyu Saputri (213060027)
9. Asya Afia Latifah Maulida (213060036)

Pembiayaan Konvensional dan Non Konvensional


• Pengertian Pembiayaan Pembangunan
Usaha pemerintah dalam menyediakan dana untuk membiayai pembangunan di
wilayahnya dengan menggunakan sumber-sumber dari pendapatan (revenue), utang (debt), dan
kekayaan (equity) yang bersifat konvensional atau non-konvensional. Pengertian ini memiliki
implikasi bahwa pemerintah menyadari pembiayaan pembangunan tidak cukup hanya dari
APBN/D saja, juga harus melibatkan faktor lain di luar pemerintah bahkan asing.

• Pembiayaan Konvensional
Sumber pembiayaan konvensional adalah sumber pembiayaan yang berasal dari
pendapatan negara/daerah, contohnya seperti menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Perubahan dan
pertanggung jawaban APBN setiap tahunnya telah ditetapkan dalam Undang-Undang sebagai
wujud pengelolaan keuangan negara. Sedangkan APBD merupakan suatu rencana keuangan
setiap tahun oleh pemerintah daerah di Indonesia yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD). APBD ditetapkan dengan peraturan daerah dan masanya satu tahun
sama seperti APBN.
• KONTRIBUSI DANA PERIMBANGAN APBN DAN PAJAK NBUMI BANGUNAN
(PBB) TERHADAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH DI
KABUPATEN JOMBANG
Hubungan pendapatan daerah dengan pajak pusat merupakan dana perimbangan.
Dimana berdasarkan Undang – undang No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. APBN (Anggaran Belanja Pendapatan
Negara) merupakan suatu daftar yang memuat perincian0sumber-sumber pendapatan negara
dan jenis – jenis pengeluaran negara dalam jangka waktu satu tahun (1 Januari – 31 Desember),
yang ditetapkan undang – undang dengan melaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab
sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sedangkan Pajak Bumi dan Bangunan adalah
salah satu pemasukan bagi Negara yang cukup berpengaruh terhadap pendapatan Negara jika
dibandingkan dengan pajak pendapatan lainnya. Hal yang mencakup Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) tersebut0tidak lain karena objeknya meliputi seluruh bumi dan bangunan
tersebut yang berada di seluruh Indonesia.
Di Kabupaten Jombang sejak tahun 2014 menyerap Anggaran hingga 60% untuk
pembangunan Infrastruktur. Diharapkan dengan pembangunan Infrastruktur yang hampir
merata ini bisa mengatasi masalah ekonomi. Pendapatan Pajak Bumi Bangunan di Kabupaten
Jombang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kontribusi Pajak Bumi Bangunan
terhadap Pembangunan Infrastruktur daerah kabupaten Jombang menggunakan perbandingan
prosentase dengan Pendapatan Pajak Daerah. Berdasarkan data yang sudah dijelaskan di Bab
4 pada tahun 2015 prosentasenya sebesar 30%, sedangkan pada tahun 2016 sebesar 28%,
kemudian pada tahun 2017 sebesar 23%. Perbandingan dari tahun 2015, 2016 dan 2017 relatif
menurun.

• Pembiayaan Non-Konvensional
Sumber pembiayaan non-konvensional adalah sumber pembiayaan yang berasal dari
kerjasama antara pihak pemerintah dengan swasta maupun masyarakat. Secara umum, sumber
pembiayaan non-konvensional dibagi menjadi 3 jenis yaitu, pembiayaan melalui pendapatan,
hutang, dan kekayaan.
• SKEMA PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR NON-
KONVENSIONAL DI KOTA SEMARANG
Kota Semarang tengah mengantisipasi kebutuhan layanan infrastruktur dimasa depan
melalui percepatan pembangunan yang masif dan merata. Akan tetapi, upaya tersebut belum
berjalan dengan maksimal akibat kendala-kendala teknis dan non-teknis. Kendala tersebut
dipicu dari kurangnya ketersediaan anggaran pemerintah daerah untuk meyediakan kebutuhan
infrastruktur. Alhasil, terdapat proyek-proyek infrastruktur yang terhambat pelaksanaannya
akibat adanya pengurangan anggaran melalui mekanisme rasionalisasi anggaran.
Peluang Pembiayaan Infrastruktur Non-Pemerintah. Kondisi keterbatasan anggaran
pemerintah Kota Semarang untuk membiayai proyek infrastruktur perlu didukung dengan
adanya sumber pembiayaan dan pendanaan lain yang berasal dari luar anggaran pemerintah.
Pembiayaan infrastruktur non-konvensional dapat menjadi peluang pelaksanaan percepatan
proyek infrastruktur di Kota Semarang. Disadari atau tidak, Kota Semarang sudah menerapkan
instrumen pembiayaan non-pemerintah untuk pembangunan infrastruktur diantaranya :
KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha) pada proyek infrastruktur SPAM
Semarang Barat dan PLTSa Jatibarang. Saat ini pelaksanaan SPAM Semarang Barat sudah
memasuki masa konstruksi, sedangkan PLTSa Jatibarang telah masuk tahap penyiapan.
Adapun rencana penggunaan skema KPBU lain pada proyek LRT. KPBU terdiri dari empat
jenis skema, antara lain KPBU dengan VGF, KPBU-AP, KPBU sebagian konstruksi dan
KPBU sebagai penjamin. Pemilihan dan pengajuan skema KPBU dilihat dari berbagai aspek,
khususnya melihat kemampuan fiskal anggaran daerah. Di Kota Semarang Proyek SPAM
Semarang Barat menggunakan skema VGF (Viability Gap Fund) yang didalamnya ada
penyertaan modal dari pemerintah, sehinggga swasta yang terlibat akan lebih efisien
melaksanakan proyek dan mendapatkan keuntungan. PLTSa Jatibarang menggunakan skema
KPBU–AP (Availability Payment) yang dalam pelaksanaannya pemerintah daerah wajib
membayarkan sejumlah pembiayaan tiap tahun kepada swasta yang menjalankan proyek
infrastruktur.

Sumber:
“Laporan Hasil Penelitian Profil Pembiayaan Pembangunan”. Bpkp.go.id, 2015,
https://www.bpkp.go.id/puslitbangwas/konten/2587/15.110-Profil-Pembiayaan-Pembangunan
Artiningsih, dkk. 2019. Skema Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Non-Konvensional di
Kota Semarang. Jurnal Riptek. Vol. 13 (2): 92-100.
Suwardianto, Rico Adi. Kontribusi Dana Perimbangan APBN dan Pajak Bumi Bangunan
(PBB) Terhadap Pembangunan Infrastruktur Daerah di Kabupaten Jombang. Prodi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung.

Anda mungkin juga menyukai