Uts Etika Keperawatan
Uts Etika Keperawatan
DISUSUN OLEH
NIM PO71200180017
TINGKAT:1-B
JURUSAN KEPERAWATAN
a. Autonomy (Otonomi)
Seorang pasien harus dioperasi karena menderita usus buntu. Perawat A
member tahu kepada pasien bahwa dokter A yang akan melakukan operasi pada
pasien tersebut, tetapi pasien memutuskan bahwa dirinya harus dioperasi oleh
dokter B. Maka perawat harus menghargai hak pasien dalam membuat keputusan
tentang perawatan dirinya.
d. Justice (Keadilan)
Pada suatu pagi, ketika Dokter Agus datang ke puskesmas sudah ada 4
orang pasien yang sedang mengantri. Dari 4 pasien tersebut ada 1 pasien
perempuan yang cantik. Dokter tersebut memeriksa pasien tidak sesuai nomor
urut pendaftaran, hal ini dilakukannya karena dia tertarik dengan pasien wanita
tersebut . Disini dokter Agus menunjukkan ketidak adilannya dalam menangani
pasien, ia memeriksa pasiennya dengan pilih kasih membeda-bedakan pasien.
2. Langkah –langkah penyelesaian masalah Etika
Keperawatan(Beneficience)
Perawat yang melakukan pelanggaran etika akan dirujuk oleh bagian keperawatan
kepada komite etik untuk menyelesaikan permasalahannya dengan aturan profesi atau
penyelesaian berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia apabila pelanggaran yang
dilakukan berat, yang dapat mengancam hilangnya nyawa seseorang.
Pada kasus ini (b.Beneficience) perawat tersebut tidak berbuat baik dan
membuat luka pada tangan pasien bahkan perawat tersebut tidak meminta maaf atas
apa yang telah dia perbuat , maka perawat itu akan mendapatkan teguran dari atasan
kemudian mendapatkan pembinaan dari majelis kode etik. Majelis kode etik mengani
kasus perawat berdasarkan standar pelayanan, wewenang profesi dan kode etik
profesi keperawatan. Apabila perawat tersebut terbukti melakukan pelanggaran
maka akan mendapatkan pembinaan dan sanksi berupa sanksi sosial atau sanksi
administratif. Sanksi sosial dapat berupa tidak digunakannya jasa perawat dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sanksi administratif berupa
pencabutan Surat ijin praktik perawat (SIPP).