Anda di halaman 1dari 3

UTS ETIKA KEPERAWATAN

MEMBUAT CONTOH KASUS

DOSEN PENGAMPU : ABBASIAH, SKM,M.Kep

DISUSUN OLEH

DWI PUTRI RAHMADANI

NIM PO71200180017

TINGKAT:1-B

PRODI :DIII KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


1. Contoh Kasus yang berkaitan dengan Prinsip Etik

a. Autonomy (Otonomi)
Seorang pasien harus dioperasi karena menderita usus buntu. Perawat A
member tahu kepada pasien bahwa dokter A yang akan melakukan operasi pada
pasien tersebut, tetapi pasien memutuskan bahwa dirinya harus dioperasi oleh
dokter B. Maka perawat harus menghargai hak pasien dalam membuat keputusan
tentang perawatan dirinya.

b. Beneficience (Berbuat Baik)

Seorang anak berusia 10 tahun dibawa ke UGD karena mengalami


dehidrasi berat dan mendapat terapi pemasangan infus. Setelah dilakukan
beberapa kali penusukan oleh perawat, pemasangan infus gagal dilakukan
sehingga dibagian tangan terdapat banyak luka tusukan infus yang gagal dan
perawat itu tidak meminta maaf kepada anak tersebut.

c. Non Maleficience (tidak merugiakan)


Seorang pemuda yang tidak sadarkan diri dibawa ke UGD karena telapak
tangan sebelah kanannya masuk kedalam mesin penggilingan padi dan setelah 15
menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari
mesin penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dokter mendapatkan telapak tangan
pemuda tersebut hancur.Dokter menjelaskan keadaan telapak tangan kanan
pemuda itu kepada Ibunya dan tindakan yang harus dilakukan adalah
amputasi.  Disini dokter menunjukkan usahanya yaitu melakukan amputasi dalam
hal untuk meminimalisasi akibat buruk yang akan merugikan pasien, seperti
kehilangan nyawa akibat pendarahan.

d. Justice (Keadilan)

Pada suatu pagi, ketika Dokter Agus datang ke puskesmas sudah ada 4
orang pasien yang sedang mengantri. Dari 4 pasien tersebut ada 1 pasien
perempuan yang cantik. Dokter tersebut memeriksa pasien tidak sesuai nomor
urut pendaftaran, hal ini dilakukannya karena dia tertarik dengan pasien wanita
tersebut . Disini dokter Agus menunjukkan ketidak adilannya dalam menangani
pasien, ia memeriksa pasiennya dengan pilih kasih membeda-bedakan pasien.
2. Langkah –langkah penyelesaian masalah Etika
Keperawatan(Beneficience)

Perawat yang melakukan pelanggaran etika akan dirujuk oleh bagian keperawatan
kepada komite etik untuk menyelesaikan permasalahannya dengan aturan profesi atau
penyelesaian berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia apabila pelanggaran yang
dilakukan berat, yang dapat mengancam hilangnya nyawa seseorang.
Pada kasus ini (b.Beneficience) perawat tersebut tidak berbuat baik dan
membuat luka pada tangan pasien bahkan perawat tersebut tidak meminta maaf atas
apa yang telah dia perbuat , maka perawat itu akan mendapatkan teguran dari atasan
kemudian mendapatkan pembinaan dari majelis kode etik. Majelis kode etik mengani
kasus perawat berdasarkan standar pelayanan, wewenang profesi dan kode etik
profesi keperawatan. Apabila perawat tersebut terbukti melakukan pelanggaran
maka akan mendapatkan pembinaan dan sanksi berupa sanksi sosial atau sanksi
administratif. Sanksi sosial dapat berupa tidak digunakannya jasa perawat dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sanksi administratif berupa
pencabutan Surat ijin praktik perawat (SIPP).

Anda mungkin juga menyukai