Syarah Shafura - 195244060 - 3BMAS - Sistem Operasi Aset Bandung Creative Hub (BCH)
Syarah Shafura - 195244060 - 3BMAS - Sistem Operasi Aset Bandung Creative Hub (BCH)
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Sistem Operasi Aset
Dosen Pengampu :
Dr. A. Gima Sugiama, SE., MP.
Gilang Ramadhan, SST., M.Sc.
Oleh :
Syarah Shafura R
NIM. 195244060
KELAS 3B
2021
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
penelitian yang membahas mengenai “SISTEM OPERASI ASET GEDUNG
BANDUNG CREATIVE HUB (BCH) ” ini dengan tepat waktu. Penulis juga
berterimakasih kepada keluarga, teman dan dosen pembimbing yang membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu:
Laporan ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi salah satu tugas besar
mata kuliah Sistem Operasi Aset pada semester 5 (lima) prodi D-IV Manajemen
Aset di jurusan Administrasi Niaga. Selain itu laporan ini juga bertujuan untuk
memberi tau pembaca kondisi aset properti bangunan creative hub beserta solusi
yang harus dilakukan. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis meminta maaf bila terdapat
kekurangan dalam makalah ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kedepannya. Semoga laporan ini dapat dipahami oleh para
pembaca.
Objek Penelitian yaitu gedung serbaguna Bandung Creative Hub (BCH). Bandung
Creative Hub adalah wadah perkumpulan komunitas kreatif kota Bandung dengan
tujuan menyediakan 16 subsektor ekonomi kreatif. Bandung Creative Hub
termasuk salah satu implementasi Bandung Smart City dari Smart Community.
Bandung Creative Hub (BCH) merupakan aset properti yang memiliki fasilitas baik
dan lokasi cukup strategis di Kota Bandung dengan luas 5.400 meter2. Gedung BCH
merupakan aset milik pemerintah Provinsi Jawa Barat dan dikelola oleh Padepokan
kreativitas dan kebudayaan Kota Bandung. Aset tersebut telah dibangun sebaik
mungkin. Namun aset yang baik perlu untuk dioperasikan dengan optimal pula.
Untuk itu perlu diketahui bagaimana Sistem Operasi Aset gedung Creative Hub
dapat berjalan dengan mengindetifikasi objek, mengidentifikasi input dan output
aset, mengetahui monitoring dan evaluasi (monev) , mengukur kinerja aset dan
mengetahui optimasi aset yang sudah terlaksana. Pada Implementasinya, banyak
kegiatan operasional yang sering dilakukan namun tidak tercatat Langkah-
langkahnya. Output aset BCH pun perlu di optimalkan dengan mempertahankan
kinerja aset. Kinerja Aset Gedung Bandung Creative Hub (BCH) pun masih belum
maksimal. Untuk itu diperlukan pembuatan standar dan langkah-langkah tetap
untuk menunjang operasional dan pengoptimasian kinerja aset yang terdapat dalam
penelitian ini.
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
RINGKASAN .................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vi
BAB I IDENTIFIKASI OBJEK ...................................................................................... 1
1.1 Manajemen Aset................................................................................................ 1
1.1.1 Jenis Aset .......................................................................................................... 1
1.1.2 Karakteristik Aset .......................................................................................... 2
1.1.3 Siklus Aset......................................................................................................... 2
1.2 Gambaran Umum Aset Lahan/Bangunan Gedung BCH .................................... 5
1.3 Lokasi Objek ........................................................................................................... 7
1.3 Site Objek .............................................................................................................. 10
BAB II INPUT DAN OUTPUT...................................................................................... 13
2.1 Input yang Digunakan Gedung BCH .................................................................. 14
2.2 Proses atau Konversi yang Dihasilkan gedung BCH ......................................... 15
2.3 Output yang dihasilkan Gedung BCH ................................................................ 16
2.4 Penggunaan dan pemanfaatan Gedung BCH .................................................... 16
BAB III MONITORING DAN EVALUASI ................................................................. 19
3.1 Masalah/Baseline................................................................................................... 19
3.2 Tujuan .................................................................................................................... 20
3.3 Indikator ................................................................................................................ 21
3.4 Proses Pengumpulan data .................................................................................... 21
3.5 Standar Operational Prosedure (SOP) ............................................................... 22
3.6 Serangkaian Tugas dan Pekerjaan..................................................................... 25
3.7 Rincian dan Penyajian Kegiatan dalam standard Operational Prosedure (SOP)
...................................................................................................................................... 25
BAB IV PENGUKURAN KINERJA ASET ................................................................ 40
4.1 Variabel Kinerja Aset Gedung BCH ................................................................... 40
4.1.1 Kinerja Fisik Aset .......................................................................................... 43
4.1.2 Kinerja Fungsional Aset ................................................................................ 43
4.1.3 Kinerja Utilisasi Aset ..................................................................................... 44
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….xi
Ada dua jenis aset yaitu aset berwujud (tangible) dan aset tidak berwujud
(intangible). Berdasarkan Djumara (2007), aset adalah barang, yang dalam
pengertian hukum disebut benda, yang terdiri dari benda bergarak dan tidak
bergerak, baik berwujud (tangible) maupun tidak berujud (intangible), yang
tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta dari suatu instansi,organisasibadan
usaha ataupun idividu perorangan. Menurut dari (Supriyati,2016:44), Aset Tetap
digolongkan menjadi dua antara lain:
Menurut Sutrisno (2004) karakeristik aset dibagi menjadi tiga jenis, atara
lain tingkat kebutuhan, kepemilikan, dan penggunaan. Menurut tingkat kebutuhan
dapat dilihat sebagai fungsi basic, important, suporting dan optional. Berdasarkan
penggunaan aset di bagi menjadi private, semi private atau semi public dan public.
Menurut Sugiama (2013), secara umum alur mamelalui penajemen aset itu meliputi
pengadaan aset hingga aset yang bersangkutan. Secara lengkap alurnya melewati
tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan kebutuhan aset
2. Pengadaan aset
3. Inventarisasi aset
4. Legal audit aset
5. Penilaian aset
6. Pengoperasian dan pemeliharaan aset
Menurut Sugiama (2013) Manajemen aset adalah ilmu dan seni untuk memandu
pengelolaan kekayaan yang mencakup proses merencanakan kebutuhan aset,
mendapatkan, menginventarisasi, melakukan legal audit, menilai, mengopersikan,
memelihara, membaharukan atau menghapuskan hingga mengalihkan aset secara
efektif dan efisien. Salah satu dari proses manajemen aset yaitu mengoperasikan
aset. Pengoperasian aset harus dilakukan dengan baik agar aset dapat digunakan
degan optimal.
Lokasi Gedung Creative Hub juga berada pada lokasi yang cukup strategis.
Sebagai Gedung yang bermanfaat untuk menengahi komunitas di kota Bandung.
Tentu lokasi strategis ini amat sangat bermanfaat. Lokasi Gedung Creative Hub
cukup strategis karena deka dengan ikon-ikon kota bandung salah satunya adalah
Gedung sate.
Jarak ikon kota bandung yaitu Gedung sate ke Gedung Creative Hub adalah
10 menit. Selain itu juga, tempat berkumpul komunitas-komunitas bandung semula
berpusat di monument sekitar tega lega. Namun setelah dibangunnya Gedung
Creative Hub, terkhusus komunitas yang terfasilitasi utamanya dalam bidang seni
telah terpecah.
Jarak Gedung Creative Hub ke Tega Lega adalah sejauh 23 menit. Tentu hal
tersebut jadi pertimbangan pemerintah dalam membangun Gedung Creative Hub
Letak dan Posisi Objek yang diambil dari ArcGIS seperti pada gambar 1.6 1.7
dan 1.8 berikut letak Gedung creative Hub berdampingan dengan beberapa objek
komersial lainnya. Daerah kuning merupakan lahan Gedung Creative Hub
sementara daerah-daerah hijau menunjukan objek-objek sekitar Gedung Creative
Hub.
Berdarkan gambar 1.6 diatas dapat dilihat bahwa site position sebelah
selatan Gedung Creative Hub terdapat Gudang milik PT.KAI yang berfungsi
sebagai penyimpanan (inventory) dan komersil, sementara di sebelah barat Gedung
Creative Hub dapat dilihat dalam gambar 1.7 dibawah ini.
Dapat dilihat dalam gambar 1.7 diatas bahwa site position sebelah barat
Gedung Creative Hub diatas adalah restoran Sambal Hejo Natuna yang merupakan
daerah komersil pula, Untuk site Position sebelah utara Gedung Creative Hub ada
dalam 1.8 dibawah ini.
Pada gambar 1.8 diatas dapat dilihat bahwa site position sebelah selatan
Gedung Creative Hub berbatasan dengan bank kiara artha cabang pembantu. Untuk
Operasi Aset dalah sebagai sebuah proses atau serangkaian kegiatan yang
secara khusus terdiri dari langkah-langkah mendasar daalam sebuah pekerjaan atau
kumpulan pekerjaan untuk memfungsikan/memakai aset bersangkutan. Operasi
dimaksudkan untuk mentransformasikan berbagai sumberdaya sebagai input untuk
menghasilkan output berupa barang atau jasa, atau hasil lainnya, dan menciptakan
serta menghantarkan nilai kepada pelanggan. (Sugiama, 2013). Oleh karena itu
dalam operasi aset terdapat input. Berikut ini beragam input yang diperlukan
(Mescon, 2002):
1. Bahan baku (materials)
2. Tenaga kerja (labor)
3. Modal (capital), dan peralatan
4. Pengetahuan (skills)
5. Hubungan dengan pelanggan, informasi, dan reputasi.
Sebuah sistem adalah kumpulan dari beberapa komponen atau sub sistem yang
bersatu padu berfungsi untuk mencapai sebuaah tujuan. Pada suatu sistem operasi
proses transformasi atau konversi dapat beragam bentuknya. Proses transformasi
dapat ditujukan untuk menghasilkann barang atau jasa yang merupakan sebuah
sistem sebagaimana dalam Gambar 2.1 yang produktif adalah operasi yang mampu
mentransformmasikan tau mengkonversi (mengubah) input untuk menghasilkan
output berupa barang atau jasa.
Menurut Gima Sugiama tahun 2013, alam sistem operasi input dari suatu
perusahaan umumnya terdiri dari energi, bahan, tenaga kerja, modal dan informasi.
Namun dalam pengelolaan properti seperti Creative Hub ini input yang digunakan
adalah modal (capital) yaitu berupa lahan dan bangunan. Untuk lebih lengkapnya
input yang digunakan dalam pengelelolaan dijabarkan pada tabel berikut.
Email bch@info.com
Gaya atau design arsitektur yang dimiliki Gedung Pusat Kreatifitas di Kota
Bandung ini menjadi salah satu Tempat Wisata di Bandung yang Unik. Salah satu
contoh uniknya dari gedung BCH Bandung ini adalah bagian mencolok yang
terdapat di sebagian tembok luarnya yang diberi ornamen.Hal inilah yang menjadi
pembeda dengan model bangunan gedung – gedung lainnya di Bandung pada
umumnya, yang meski secara konsep struktural masih sama. Tapi karena ini adalah
Gedung Kreatif, maka bangunannya diberikan sentuhan kreatifitas dengan cara
menyelimuti bagian luar temboknya dengan extrude atau ornamen. Bahkan ada
beberapa literatur di bagian geudung BCH Bandung ini yang mengadopsi literatur
gedung – gedung yang di di luar negeri seperti singapura.
Gambar 2.5 Ruang tari Creative Gambar 2.8 Game & Animasi
Hub Bandung Creative Hub Bandung
Sumber : http://www.bch.my.id/# Sumber : http://www.bch.my.id/#
Secara garis besar, dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai
proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Berikut merupakan hasil
monitoring dan evaluasi dari Gedung Creative Hub Bandung. Perencanaan ongoing
evaluation Penggunaan Aset meliputi:
3.1 Masalah/Baseline
3.2 Tujuan
Tujuan dari penggunaan Gedung Creative Hub yaitu untuk digunakan sebagai
Pusat pengembangan bidang creative yang meliputi 17 (tujuh belas) bidang
sedangkan dalam pemanfaatannya disewakan kepada konsumen untuk acara diluar
17(tujuh belas) bidang kreatif tersebut seperti seminar, kelas, working space, dan
kumpul komunitas . Sehingga dari tujuan tersebut maka dibuatlah target agar
penggunaan dan pemanfaatan menjadi lebih optimal yaitu untuk penggunaan
Gedung Creative Hub ditargetkan menjadi 18 (delapan belas) kali sehari sesuai
dengan jumlah ruangan dan fasilitas yang tersedia atau 540 (lima ratus empat puluh)
kali pemakaian per bulannya sehingga pendapatan yang akan diterima pengelola
dari kementrian tidak akan berkurang menjadi Rp. 15.0000.0000/bulan sedangkan
untuk pemanfaatan Gedung Creative Hub ditargetkan ada lebih dari 100 kali setiap
bulan sehingga pendapatan yang akan diterima yaitu sebesar Rp. 45.000.000-
3.3 Indikator
2 Data input/output
4 Proses operasi/manual
5 Dokumen
6 Aliran tahapan
8 Tunda sementara
9 Arsip sementara
10 Pemindahan
11 Pemeriksaan
12 Masukan manual
13 Kartu
14 Keputusan
15 Persiapan
16 Pilihan langkat
17 Proses utuh
18 Pemisah/akhir prosedur
20 Dokumen
21 Arsip akhir/tetap
22 Data
Terdapat 10 (sepuluh) komponen dari SOP yang pada tabel 3.3 akan
dijabarkan pengertian dan implementasinya dalam Gedung Creative Hub.
1. Tujuan
Bagian ini memuat tujuan dibuatnya prosedur operasional yang spesifik
sesuai dengan kebutuhan unit kerja. Pada SOP Gedung Creative Hub,
bertujuan untuk menjamin agar pemanfaatan gedung dapat sesuai dengan
kesepakatan dan memenuhi aturan yang berlaku. Hal tersebut juga demi
timbulnya keadilan pengguna dalam memanfaatkan fasilitas di Gedung
Creative Hub yang merupakan Gedung pengelolaan Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Creative.
2. Deskripsi
Proses pemanfaatan Gedung Creative Hub yang diajukan penyewa kepada
pengelola harus memenuhi aturan baik tahapannya, kualitas, kuantitas,
petugas, peralatan, perlengkapan, waktu, dan sasaran yang telah
ditetapkan. Dalam target dan penggunaan Gedung Creative Hub
mengutamakan 17 sektor yang termuat dalam gambar 3.1 berikut.
3. Ruang lingkup
Pemanfaatan yang dimaksud dalam SOP ini adalah bentuk pemanfaatan
Gedung Creative Hub yang dilakukan oleh penyewa untuk berbagai
kegiatan yang tertera dalam 17 sasaran yang ditetapkan oleh pengelola.
4. Daftar Istilah atau definisi
Daftar istilah atau singkatan dari penggunaan gedung serba guna yang
terkhusus untuk subsector kreatif ini adalah sebagaimana dijabarkan
dalam tabel 3.3 dibawah ini.
Tabel 3.4
Istilah atau Singkatan Penggunaan Gedung Serba Guna Subsektor
Kreatif
5. Referensi
Pengelola menggunakan referensi khusus berupa prosedur pemanfaatan
Gedung lain yang dikelola dibawah kementrian pariwisata dan ekonomi
kreatif lain seperti Gedung padepokan tega lega yang sama seperti
prosedur pemanfaatan Gedung Creative Hub untuk berbagai acara. Selain
itu SOP yang digunakan Gedung creative hub juga mengacu pada
peraturan/regulasi yang berlaku seperti SOP penggunaan tempat
berdasarkan gugus Covid-19 setempat.
6. Prosedur dan Tanggung jawab
Prosedur penyewaan Gedung Creative Hub Futsal ini dimulai dari aktivitas
penyewa yang menghubungi bagian Front Office untuk mengecek jadwal,
lalu penyewa mendatangi gugus Covid-19 setempat untuk meminta izin
kegiatan,
Mulai
Selesai
Kegiatan Remark
Mulai
Mulai/ Selesai
Proses
Persiapan
Pemindahan
Tunda Sementara
Symbol-simbol yang digunakan dalam Flow Process Chart (FPC) diatas sama dengan yang terdapat dalam ketentuan
sebelumnya yang telah dijelaskan. Dalam pemeliharaan rutin yang dilakukan oleh pengelola padepokan mayang sunda akan terjadi
delay apabila terjadi keruskan yang tidak memungkinkan adanya penggunaan dan pemanfaatan oleh customer/penyewa. Maka akan
dilakukan sebuah perbaikan oleh arsitek yang akan dikirimkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sehingga bangunan
dapat dipakai oleh penyewa kembali
Efektif -
Berlaku
Memberikan pendoman dan standar untuk pemeliharaan aset properti Gedung Creative Prosedur standar ini sebagai pendoman dalam pemeliharaan
Hub Bandung (BCH). aset gedung dan lahan di Creative Hub Bandung (BCH)
Untuk persyaratan,waktu dan output belum dapat diisi karena dalam ketiga aspek tersebut dibutuhkan kordinasi dan informasi
lebih lanjut kepada pengelola. Apabila diisi sesuai dengan standar yang kita ketahui, pengelola tidak akan setuju dan melihat Standard
Operational Prosedure (SOP) pemeliharaan aset BCH ini tidak relevan karena tidak sesuai dengan implementasi di lapangan. Selain
Pemeliharaan masih terdapat Standard Operational Prosedure (SOP) yang dapat dibuat. Karena terdapat beberapa kegiatan yang rutin
dilakukan namun belum terdapat standard yang baik. Standard Operational Prosedure (SOP) pemeliharaan diatas hanya salah satu
contoh. Baiknya dalam operasi aset Bandung Creative Hub membuat standar pada kegiatan lainnya selain pemeliharaan.
Kinerja atau performance adalah hasil yang dicapai dari sebuah atau
serangkaian aktivitas maupun pekerjaan pada sebuah organisasi atau sebuah
investasi selama jangka waktu tertentu. Pengukuran kinerja selain dapat ditujukan
untuk mengungkap capaian tingkat organsasi dan kelompok kerja, juga dapat
digunakan untuk mengukur capaian individu karyawan. Pengukuran Kinerja Aset
digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya kinerja aset yang akan
mencerminkan keberhasilan dari pengelolaan aset bersangkutan.
4. Utilisasi Aset
Tingkat penggunaan dan pemanfaatan aset perlu diukur secara akurat.
Utilisasi ini berkaitan dengan pengukuran aset yang dapat dimanfaatkan
agar aset dapat dioperasikan secara optimum. Aset yang telah digunakan
secara optimum lebih baik tingkat utilisasinya dari pada aset yang memiliki
idle capacity.
Kinerja Fisik Aset Gedung Creative Hub Bandung dilihat dari berbagai dimensi dengan beberapa indikator berkaitan dengan
kondisi fisik aset yang dapat dilihat pada lampiran laporan ini.
Kinerja Fungsionalitas Aset Gedung Creative Hub dilihat dari berbagai dimensi dengan beberapa indikator berkaitan dengan
kondisi dari tingkat kecocokan aset difungsikan dalam pekerjaan sebagaimana fungsi unit kerja bersangkutan.
Kinerja Utilisasi Aset Gedung Creative Hub dilihat dari berbagai dimensi dengan beberapa indikator berkaitan dengan kondisi aset
dari pemanfaatannya terutama terkait pemanfaatan ruang.
Kinerja Keuangan Aset Gedung Creative Hub dilihat dari berbagai dimensi dengan beberapa 45ndicator berkaitan dengan
kondisi keuangan, apakah suatu aset dapat memberikan pelayanan yang aktif secara ekonomis atau tidak, dihubungkan dengan kalkulasi
pendapatan dan biaya sehingga dapat dihitung profitnya.
Visi dan misi ini adalah hal dasar di segala organisasi termasuk perusahaan.
Visi merupakan serangkaian kata atau kalimat yang menunjukkan sebuah impian,
cita-cita atau nilai inti sebuah perusahaan, organisasi atau instansi pemerintahan. .
Gedung Creative Hub Bandung memiliki visi dan misinya yang berkaitan dengan
visi dan misi pemerintah provinsi jawa barat. Hal tersebut karena BCH dibangun
dari anggaran pemerintah provinsi pada periode Oded Igo. Untuk itu visi dan misi
pemprov jawa barat dapat dilihat pada gamabr berikut ini.
Dari visi dan misi pemerintah jawa barat dapat diturunkan menjadi visi misi
properti. Namun Gedung Creative Hub belum memiliki visi dan misi sendiri. Untuk
itu perlu dibuat visi misi properti sendiri yang selaras dengan visi dan misi
pemerintah provinsi. Namun apabila dilihat dari visi dan misi pemerintah provinsi
tersebut seluruhnya sudah dapat diimplementasikan oleh Gedung Creative Hub
Bandung. Untuk itu, tidak dibuat turunan dari visi misi ini. Karena baiknya, Gedung
Creative Hub Bandung menggunakan visi dan misi yang sama dengan pemerintah
provinsi jawa barat.
Misi merupakan suatu tahapan-tahapan untuk mencapai visi tersebut. Bisa
dikatakan misi merupakan penjabaran dari visi. Gedung Creative Hub Bandung
memiliki visi dan misinya yang berkaitan dengan visi dan misi pemerintah provinsi
jawa barat.Brikut adalah misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah sebagai
berikut.
Menurut Wikipedia 2014, Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar
bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial
dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat
elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal
yang benar, baik, atau diinginkan. Adapun nilai yang dapat diambil dari vis dan
misi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Nilai Religius
2. Nilai Bahagia
3. Nilai Adil
4. Nilai Kolaboratif
5. Nilai Inovatif
Tujuan adalah penjabaran dari visi dan misi dan juga merupakan hal yang
akan dicapai (dituju) atau dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan. Tujuan dari
usaha tersebut berupa target yang mana dia bersifat kuantitatif. Dikutip dari Ken
Dapat dilihat dari gambar tersebut bahwa tujuan Gedung Creative Hub
termuat dalam 17 (tujuh belas) subsector ekonomi creative yang sebelumnya telah
dijelaskan dalam gambar 3.1 sebelumnya terkait sasaran kegiatan
Fasilitas Memenuhi 17
terpelihara dan sebsektor
terjaga ekonomi kreatif
3 Perspektif proses layanan
Kompetensi
SDM Padepokan
Mayang Sunda
yang baik
Kriteria penentuan bobot tidak ada standard baku. Kriteria penentuan bobot bisa ditentukan oleh tingkat kesulitan untuk
mencapai target KPI. Setiap sasaran makin sulit, bobot kian tinggi Derajat kepentingan sasaran stratejik dan KPI terhadap
masa depan organisasi atau unit kerja kian penting dan stratejik, bobot makin tinggi. Adapun Perspektif yang di bobot (dalam
%):
a. Perspektif Keuangan fokus pada hasil tertinggi yang dapat diberikan kepada pemegang saham
b. Perspektif Pelanggan fokus terhadap kebutuhan kepuasan pelanggan,termasuk pangsa pasarnya
c. Perspektif Internal fokus pada kinerja proses internal
d. Pembelajaran dan pertumbuhan: Fokus pada produktivitas, keterampilan pegawai dan infrastruktur/sarana
kerja
Tolok ukur dalam BSC menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU) dimana Indikator dari tiap sasaran strategis terdiri
dari indikator hasil (outcome) dan indikator pendorong atau pemacu kinerja, Ukuran perspektif keuangan mengindikasikan
Growth (pertumbuhan), efisiensi Sustain Stage (Bertahan), dan Harvest (Panen).yaitu ukuran perspektif Pelanggan
mengindikasikan tingkat kepuasan pelanggan, tingkat profitabilitas pelanggann pelanggan baru, loyalitas pelanggan, citra,
Program Kerja, Rencana KerjaTahunan (RKT) adalah kegiatan untuk mencapai tujuan.. Inisiatif-inisiatif stratejik merupakan
rumusan kegiatan pencapaian tujuan, sesuai misi dan berimplikasi pada pencapaian visi
Definisi atau arti kata realisasi di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah réalisasi/ proses menjadikan nyata,
perwujudan, cak wujud atau kenyataan.Dalam analisis BSC diperlukan sebuah realisasi agar kasus atau sasaran perushahaan
dianlisis dapat diimplementasikan bukti atau contoh nyatanya dalam bentuk presentase angka. Berikut Implementasi pada
Gedung Creative Hub Bandung.
Yellow
Keterangan:
0-50 Red
50-75 Yellow 50
Red 75 Green
75-100 Green
Yellow
50
Score : 79 Red 75 Green
(green zone) 79
Dapat disimpulkan bahwa score analisis BBSC gedung creative Hub berada
pada zona hijau dashboard BSC. Artinya, strategi yang haru diterapkan pada
gedung creative hub dalam penggunaannya lebih difokuskan pada mempertahankan
kinerja yang sudah ada
No Fungsi Pengertian
Penggunaan Pemanfaatan
Kapasitas
No Keterangan BCH BCH
maksimum
(X1)/bulan (X2)/bulan
1. Waktu Pemakaian aset 160 jam 96 jam 672 jam
Waktu pemeliharaan
2. 40 jam 96 jam 156 jam
aset
3. Pendapatan Rp.7.000.000,- Rp.32.000.000,-
Sumber: Hasil Olah Data Penulis , 2021.
Selain fungsi utama juga terdapat fungsi kendala dalam operasional gedung
Creative Hub (BCH) yaitu waktu. Terbatasnya waktu penggunaan dan pemeliharaan
aset menjadi hal yang patut diperhitungkan dalam penggunaan dan pemanfaatan
gedung Creative Hub (BCH) untuk itu berikut adalah fungsi kendala dalam optimasi
pendapatan dari penggunaan dan pemanfaatan Gedung Creative Hub adalah sebagai
berikut ini.
1. 160 X1 + 96 X2 ≤ 672
3. X1, X2 ≥ 0
Dari fungsi Batasan atau kendala tersebut diperlukan untuk mengetahui titik-titik
agar dapat dibuat grafik adalah sebagai berikut.
X1, X2 ≥ 0
Dari ketiga fungsi kendala tersebut diperoleh daerah yang masuk kedalam 3
syarat tersebut adalah sebagai berikut ini ditunjukan dalam gambar 4.18 dibawah.
Dari grafik ini dapat diambil beberapa titik optimum yang ditunjukan oleh titik
merah. Dimana, titik optimum ini diambil dari titik sudut daerah-daerah yang
memenuhi ketiga fungsi Batasan diatas. Yaitu 160 X1 + 96 X2 ≤ 672, dan X1, X2
≥ 0.
Dimana daerah yang terbentuk seperti dapat dilihat pada gambar dibawah
merupakan segi tidak beraturan yang mempunyai 3 (tiga) titik sudut atau tiga titik
optimum yang selanjutnya akan dianalisa lebih lanjut ke dalam fungsi maksimum
nanti.
A
B
o
Gambar 5.4 Daerah Tiga Fungsi Batasan
Sumber : Hasil Olah Data Penulis , 2021
Dalam menentukan titik paling optimum adalah dengan mengetahui laba yang
seoptimum mungkin pada titik-titik tersebut. Saat ini terdapat 3 titik yang akan
menghasilkan laba optimum yang perhitungannya dapat dilihat di bawah ini.
Masukan ke fungsi tujuan yaitu Z= 7X1 + 32X2 . 40 X1 + 96 X2 = 156
5.2 Analisis Optimasi BCH Menggunakan metode High Best Use (HBU)
Highest And Best Uses Analysis selanjutnya ditulis analisis HBU menurut
Suprapno tahun 2010 merupakan sebuah konsep yang sangat dikenal dalam bidang
aset real property, baik dalam hal optimalisasi aset maupun penilaian aset.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa analisis HBU adalah analisis terhadap
kegunaaan terbaik dan tertinggi dari suatu bidang tanah kosong (vacant land)
ataupun tanah yang dianggap kosong (land as vacant). Analisis ini meliputi hal
pokok yaitu, analisis kelayakan secara fisik (physically feasible), analisis kelayakan
secara peraturan (legally permissible), analisis kelayakan secara keuangan
(financially feasible), dan analisis produktivitas yang maksimal (maximally
productive). Sebuah properti dikatakan telah memenuhi kriteria HBU bilamana
secara fisik dimungkinkan, diijinkan secara peraturan, layak secara finansial, dan
dapat memberikan hasil yang paling maksimal.Menurut Sugiama (2014) High best
Use analisis mencangkup aspek yang ditunjukan ada gambar 5.5
Dalam operasi aset gedung Creative Hub (BCH) tentu diperlukan analisis
High and Best Use (HBU). Fungsinya adalah mengetahui aset ini perlu
dikembangkan lebih jauh ke arah mana dan bagaimana. Analisis HBU ini
diperlukan untuk semua aset terutama Bandung Creative Hub (BCH).
Di dalam Rencana Tata Ruang dan Kota (RTRW) Kota Bandung disebutkan
bahwa Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 18 Tahun 2011 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031 pada pasal 30 ayat 8
disebutkan bahwa terdapat optimasi transportasi angkutan umum. Dimana wilayah
koridor 2 yang mencangkup Antapani-Jalan Laswi-Jalan Lingkar Selatan terdapat
optimasi tersendiri dalam transportasi umum.Artinya pemilihan alternatif
pengembangan terminal atau halte tranportasi umum di depan gedung creative hub
sangat diprioritaskan disbanding dengan sarana rekreasi dan lapangan untuk
pertunjukan seni outdoor jika merujuk pada RTRW. Selain itu di dalam RTRW
karena jalan laswi masuk ke dalam kelurahan batununggal, disebutkan di dalam
RTRW pasal 51 ayat 1 bahwa terdapat rencana pengembangan kawasan perumahan
dengan kepadatan tinggi salah satunya batununggal, artinya perluasan untuk
pembangunan hotel atau apartemen pada bandung Creative Hub dapat
dikembangkan
Analisis fisik yang akan ditinjau adalah ukurann lahan, aksesibiltas dan
utilitas.Berikut adalah penjabaran dari aspek fisik Bandung Creative Hub (BCH)
berdasarkan ketiga aspek tersebut adalah sebagai berikut.
2. Aksesbilitas
Berdasarkan pengamatan langsung pada lokasi objek, aksesibilitas Gedung
Creative Hub Bandung (BCH) sangat baik karena terletak di jalan protokol
kota Bandung yaitu perempatan jalan laswi dan sukabumi. Namun akses
gedung ini sempat cukup sulit karena pada jalan protokol sering dilakukan
rekayasa jalan. Seringkali pengguna dan pemanfaat gedung kesulitan
mengakses karena penutupan akses jalan menjadi satu arah.
Dari ketiga poin diatas, analisis pada fisik gedung BCH dapat disimpulkan
bahwa fisik gedung masih dalam keadaan baik karena merupakan gedung yang baru
berdiri, Namun, dibantu oleh analisis identifikasi kondisi fisik gedung melalui
bantuan alat yaitu Form Assessment (formular penilaian) diperoleh data
Dapat dilihat di kondisi fisik aset Gedung Creative Hub Bandung saat ini
sangat baik. Tidak ada kerusakan sedang dan dan berat pada gedung. Hal tersebut
masuk akal karena BCH baru berdiri tahun 2019 silam. Artinya kondisi gedung
sangat baik karena baru dipakai selama 2 (dua) tahun. Dan tidak diperlukan
perombakan kembali untuk melakukan optimasi atau pengembangan. Maka dari
ketiga alternatif yaitu sarana rekreasi dan pariwisata, pengembangan terminal atau
halte pemberhentian angkutan umum, pembangunan lapangan untuk pertunjukan
seni outdoor, apartemen dan hotel dapat lebih mudah dikembangkan.
Aset properti Bandung Creative Hub (BCH) berdiri diatas salah satu lahan
stategis di kota Bandung. Dikutip dari salah satu website penjualan aset properti,
Permintaan properti di jalan laswi ini memiliki Permintaan yang sangat tinggi dapat
dilihat dalam grafik berikut ini.
Dapat dilihat pada grafik tersebut Permintaan properti di jalan laswi senilai
Rp.13.000.000 – Rp.19.000.000,- . Dengan peluang harga properti yang cukup
mahal di jalan laswi terlihat bahwa daerah ini strategis dan perlu dikelola dengan
baik. Melihat besarnya peluang pemasaran pada lokasi ini, pengelola gedung
Ketiga situs tersebut adalah situs resmi dari Bandung Creative Hub (BCH)
yang digunakan untuk memasakan infrastrukturnya kepada masyarakat kota
bandung. Bahkan melalui status resmi ini Bandung Creative Hub (BCH) dapat
menjangkau masyarakat diluar kota bandung untuk studi building ke BCH. Dengan
program-program pemasaran diatas dapat dilihat bahwa gedung creative hub dapat
melakukan pengembangan bangunan berupa residensial hotel agar masyarakat yang
mengikuti program study building dapat menetap sementara waktu di dekat BCH.
Namun adanya pengembangan halte di jalan creative hub juga tidak menutup
Pada aset Bandung Creative Hub terdapat kendala dalam menganalisis aspek
finansial. Dimana diperlukannya surat izin resmi untuk mengakses data dan
birokrasi yang panjang untuk memperoleh laporann keuangan seperti yang
dibutuhkan untuk menganalisis hal-hal yang sebelumnya telah dijelaskan. Adapun
hal dan aspek finansial yang dapat diketahui ialah analisis alternatif yang
memungkinkan adalah sebagai berikut ini.
Biaya investasi terdiri dari biaya investasi untuk pembangunan yang dapat
dilihat pada tabel 5.4 diatas. Biaya ini diperoleh dari data sekunder rata-rata
pembangunan ketiga alternatif tersebut di kota Bandung
Dari analisis dasar HBU yang telah dilaksanakan pada proses High Best
Use (HBU) diperoleh kesimpulan bahwasanya gedung Bandung Creative Hub
(BCH) dapat dioptimasi dengan menggunakan alternatif pembangunan Hotel atau
penginapan Hal tersebut karena mendukung mewujudkan RTRW dan lahan yang
terbangun sudah terbatas dan investasinya pun murah.
Dari hasil analisis sistem operasi aset diatas dapat diketahui bagaimana Sistem
Operasi Aset Gedung creative Hub dapat berjalan dengan mengindetifikasi objek,
mengidentifikasi input dan output aset, mengetahui monitoring dan evaluasi
(monev) , mengukur kinerja aset dan mengetahui optimasi aset yang sudah
terlaksana. Dapat disimpulkan bahwa sistem operasi aset gedung BCH adalah
sebagai berikut.
1. Bandung Creative Hub (BCH) merupakan aset properti yang memiliki
fasilitas baik dan lokasi cukup strategis di Kota Bandung dengan luas
5.400 meter2. Gedung BCH merupakan aset milik pemerintah Provinsi
Jawa Barat dan dikelola oleh Padepokan kreativitas dan kebudayaan
Kota Bandung.
2. Aset Bandung Creative Hub (BCH) memiliki Input yang digunakan baik
dan memadai namun output yang dihasilkan masih belum optimal.
3. Monitoring dan Evaluasi (Monev) yang berjalan pada aset gedung
Bandung Creative Hub (BCH) rutin dilakukan dengan baik. Telah
terdapat beberapa dokumen yang membantu proses monev dalam aset
gedung BCH. Namun tidak semua dokumen membantu proses operasi.
Dimana BCH belum memiliki Operation Process Chart (OPC), Flow
Process Chart (FPC), dan Standar Operational Prosedur (SOP)
4. Kinerja Aset Gedung Bandung Creative Hub (BCH) masih belum
maksimal. Hal tersebut karena pengukuran kinerja aset melalui 4
pendekatan (kinerja fisik, fungsional, utilitasi, dan keuangan aset) dan
metode Balance Score Card (BSC) menunjukan meskipun masih banyak
terdapat waktu kosong (idle capacity) pada aset gedung BCH.
5. Harus dilakukan perhitungan optimasi aset untuk menerapkan strategi
pertahanan kinerja aset.
Afif, Zulyan Firdaus, Baba Barus, dan Dwi Putro Tejo Baskoro. 2014. Prioritas
Perlindungan Lahan Sawah Pada Kawasan Strategis Perkotaan Di
Kabupaten Garut. Jurnal Tanah Lingkungan, 16:67-74.
Mescon, Michael H., Courtland L Bovee & John V Thill (2002), Business Today,
Tenth Edition, Prentice Hall, New Jersey.
Purba, J. H. V., & Bimantara, D. (2020, May). The Influence of Asset Management
on Financial Performance, with Panel Data Analysis. In 2nd International
Seminar on Business, Economics, Social Science and Technology
(ISBEST 2019) (pp. 150-155). Atlantis Press.
Sumber lainnya.
2 Kondisi Tanah
Kontur Tanah
Pondasi
4 Arsitektir
Jenis pondasi yang digunakan yaitu terdiri dari pondasi pelat beton jalur atau
lajur (ceker ayam).
Jenis kuda-kuda dan penutup atap yang digunakan yaitu kuda-kuda baja
Kontruksi Atap
ringan dan penutup atap dari alumunium.
Jenis dinding yang digunakan yaitu dinding beton dan dinding besi
Gedung Creative Hub Bandung berdiri pada tahun 2019 dan sudah
5 Usia Usia Gedung
berdiri selama 2 (dua) tahun.
Jenis ventilasi yang digunakan terbuat dari kayu jati yang menempel
pada setiap dinding Gedung dekat dengan pintu masuk dan keluar lantai satu ,
sehingga dengan adanya ventilasi tersebut dapat mempengaruhi sirkulasi udara
menjadi lebih segar. Selain itu ventiasi yang digunakan untuk gedung lantai 2-
5 adalah jendela serta taman terbuka di beberapa lantai.
Dilihat dari kualitas polusi udara kota bandung sebagai kota besar yang
kurang baik. Polusi di kota Bandung terdiri atas particulat atau debu
(PM10), Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen
Dioksida (NO2) dan Ozone (O3) yang muncul akibat mayoritas
kendaraan bermotor . Namun di Gedung Creative Hub sendiri dilengkapi
dengan Ruang Terbuka Hijau ( RTH) yang cukup baik sehingga
membuat dara sekitar berkualitas baik.
Gedung Creative Hub terletak di Kota Bandung dengan suhu rata-rata
Suhu
22-25 derajat Celsius.
Potensi
Kebakaran
Terdapat alarm kebakaran (Fire Alarm) dan APAR (alat Pemadam Api
Ringan) pada setiap ruangan di Gedung Creative Hub Bandung. Selain
itu Gedung Creative Hub Bandung bejarak kurang dari 2 (dua) Km
dengan pusat kantor pemadam kebakaran kota bandung.
Terdapat penangkal petir dan pintu tangga darurat (emergency exit) di
Bencana Alam Gedung Creative Hub Bandung. Namun hal tersebut masih kurang baik
karena tidak terdapatnya bunker perlindungan khusus.