Tugas MSDM Pertemuan 9

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Lia Arfita Meliana

NIM : 17/414143/EK/21545

Amazon : Protes dari 5 Benua

Amazon adalah perusahaan teknologi multinasional berasal dari Amerika yang berbasis
di Seattle, Washington. Amazon berfokus pada e-commerce, computer cloud, streaming digital,
dan kecerdasan buatan. Dua hari yang lalu media internasional diramaikan dengan berita tentang
sebuah aksi kampanye online bertajuk “Make Amazon Pay” yang membawa tuntutan menaikkan
gaji pekerja di gudang Amazon dan memperpanjang cuti sakit berbayar mengingat kondisi
pandemi Covid-19. Mereka menganggap bahwa pandemi ini membawa peningkatan permintaan
untuk layanan belanja online Amazon, mendorong perusahaan untuk memperluas tenaga
kerjanya pada tahun 2020 tetapi mereka tidak menaikkan gaji para pekerja. Aksi ini diluncurkan
bersamaan dengan rilis berita di New York Times tentang perekrutan besar-besaran perusahaan
ini dalam rangka ekspansi global. Aksi ini ramai-ramai dilaksanakan oleh lebih dari 40.000
pekerja terjun langsung ke lapangan maupun kampanye menggunakan media sosial yang berasal
dari 5 benua yang berbeda pada Jumat, 27 November 2020 sehingga dijuluki sebagai Black
Friday.
Di sisi lain juru bicara Amazon dengan tegas menyatakan bahwa Amazon telah
melakukan yang terbaik yang mereka bisa lakukan. Mereka juga telah memberikan bonus liburan
untuk karyawannya, dengan pekerja penuh waktu menerima $ 300 dan pekerja paruh waktu
menerima $ 150. “Kami mendorong siapa pun yang tertarik dengan fakta untuk membandingkan
gaji dan tunjangan kami secara keseluruhan, serta kecepatan kami dalam mengelola krisis ini,
dengan pengecer lain dan perusahaan besar di seluruh negeri” tutur juru bicara Amazon.
Dari kasus Amazon ini, kita dapat melihat bagaimana sebuah perusahaan multinasional
menghadapi praktik hubungan serikat-manajemen yang berbeda di antara negara dan wilayah.
Amazon menghadapi serikat pekerja gudang Amazon dari berbagai negara yang berbeda dari 5
benua yang berbeda pula. Dengan segala latar belakang yang berbeda baik dari segi kultur,
bahasa, biaya hidup, kondisi ekonomi, dan sumber daya manusia mereka menyerukan tuntutan
yang sama yaitu kenaikan gaji dan memperpanjang cuti sakit berbayar. Hal ini tentu menjadi
sebuah tantangan bagi Amazon yaitu bagaimana menyelesaikan permasalahan ini dengan
melakukan perundingan bersama serikat pekerja dengan lingkup yang lebih kecil misalnya pada
masing-masing negara. Tindakan ini perlu dilakukan karena Amazon global akan mengalami
kerugian apabila memukul rata kebijakan di 5 benua tersebut karena ada banyak hal yang
membedakan sebuah kebijakan yang diambil di satu negara dan negara lain. Hal tersebut
menyangkut biaya hidup, produktivitas, profitabilitas pekerja, kondisi politik, ekonomi, sosial,
dan kultur negara setempat. Amazon global perlu melakukan analisis global dan regional terlebih
dahulu sebelum kemudian memberikan kepercayaan pada Amazon setempat untuk melakukan
perundingan dengan serikat pekerja negara terkait tentang bagaimana permasalahan gaji dan cuti
sakit berbayar ini diselesaikan. Amazon global tetap memberikan arahan batasan apa yang harus
diperhatikan Amazon di tiap negara misalnya tentang proporsi maksimal kenaikan gaji.
Menjadi perusahaan multinasional memang memiliki tantangan yang berat dalam hal
hubungan serikat-manajemen di berbagai negara. Setiap negara bisa saja menuntut berbagai hal
tanpa memperhatikan kondisi negara tersebut. Manajemen perusahaan multinasional harus siap
atas segala protes serta tuntutan dan harus siap pula dengan berbagai strategi perundingan agar
perusahaan tetap dapat bertahan di tengah berbagai tuntutan serta permasalahan dari negara yang
berbeda.

Anda mungkin juga menyukai