Anda di halaman 1dari 25

Tugas mandiri meresume mata kuliah pengelolaan pendidikan sd

Nama: Tegar Rifxi Afreynaldi

Nim : 2186206028

Prodi: PGSD

Semester: 3

Dosen:BambangAriyanto.,S.Pd.,M.Pd.

Materi 1 : Pengelolaan satuan pendidikan

2.1 Konsep Pengelolaan Satuan Pendidikan

Pengelolaan Satuan pendidikan atau pengelolaan sekolah merupakan pengelolaan pendidikan yang berada pada unit
paling bawah untuk merencanakan program pendidikan dan membuat keputusan yang berada pada tindakan-
tindakan nyata yang dilakukan secara komprehensif untuk meng-cover seluruh kebutuhan-kebutuhan sekolah, visi,
misi, dan tujuan pendidikan sekolah.

Pengelolaan Satuan Pendidikan bermuara kepada mutu sekolah, mutu sekolah yang mencakup input, proses, output,
outcome tentunya diharapkan ideal sesuai Standar Pelayanan Minimal PP Nomor 15 Tahun 2010. pelaku dalam
pengelolaan satuan pendidikan harus ada kesadaran diri untuk mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi
kehidupannya meskipun peserta didik pada hakikatnya berada pada kehidupan nyata yang sekarang dijalani,
kesadaran diri dari pelaku-pelaku pendidikan merupakan kunci keberhasilan yang memerlukan tindakan-tindakan
konkret dan komprehensif.

Komponen pengelolaan pendidikan di satuan sekolah. yaitu (1) pengelolaan organisasi (2) kurikulum, (3) sumber
daya manusia (4) sarana dan prasarana (5) kesiswaan, (6) hubungan masyarakat, (7) pembiayaann pendidikan dan
manajemen berbasis sekolah.

Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan diatur oleh pasal 49 dan pasal 50 sebagai berikut:

a) Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis
di sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

b) Pengelolaan pada satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi menerapkan otonomi perguruan tinggi dalam
batas batas yang diatur dalam ketentuan perundang- undangan yang berlaku dan memberikan kebebasan dan
mendorong kemandirian dalam pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan, dan area fungsional
kepengelolaan lainnya yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi.

c) Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala satuan sebagai penanggung jawab pengelolaan pendidikan

d) Dalam melaksanakan tugasnya, kepala satuan pendidikan SMP/MTS/ SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat
dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala satuan pendidikan.

e) Pada satuan pendidikan, SMA/MA/SMALB/SMK/bentuk lain yang sederajat, kepala satuan pendidikan dalam
melaksanakan tugasnya dibantu minimal oleh tiga wakil kepala satuan pendidikan yang secara berturut turut
membidangi akademik, sarana dan prasarana, dan kesiswaan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Tanggal 23 Mei 2007 Standar Pengelolaan Pendidikan
Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

2.2.1 Perencanaan Program Visi Sekolah Madrasah

- Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan VISI serta mengembangkannya - Visi sekolah/Madrasah:

1) Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa
yang akan datang.

2) Mampu memberikan inspirasi, motiavasi, dan kekuatan pada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
bekepentingan

3) Dirumuskan berdasar masukan dari berbagai wargasekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan
selaras dengan visi institusi di atas nya serta visi pendidikan nasional

4) Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dengan memerhatikan
masukan komite sekolah/madrasah.

Misi Sekolah Madrasah :

- Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan misi serta mengembangkannya

- Misi sekolah/madrasah:

1) Memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional

2) Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu,

3) Menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;

4) Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah/madrasah.

2.2.2 Tujuan Sekolah/Madrasah

Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan tujuan serta mengembangkannya

Tujuan sekolah/madrasah:

1) Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan)

2) Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat.

3) Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah/madrasah dan pemerintah;

4) Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan
diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah.

2.2.3 Rencana Kerja Sekolah/Madrasah

Pelaksanaan Rencana Kerja

1. Pedoman Sekolah/Madrasah
2. Struktur Organisasi Sekolah Madrasah

3. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah Madrasah

4. Bidang Kesiswaan

5. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran

> Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

> Kalender Pendidikan

>Program Pembelajaran

>Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

6. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan

7. Bidang Sarana dan Prasarana

8. Bidang Keuangan dan Pembiayaan

9. Budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah

10. Peran serta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah/Madrasah.

2.2.4 Pengawasan dan Evaluasi

1. Program Pengawasan Sekolah/Madrasah menyusun program pengawasan secara objektif. bertanggung


jawab dan berkelanjutan.
2. Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja

3. Evaluasi dan Pengembangan KTSP, Proses evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakansecara: Komprehensif
dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutakhir

4. Evaluasi Pendayagunaan
Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan direncanakan secara komprehensif pada setiap
akhir semester dengan mengacu pada Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
5. Akreditasi Sekolah/Madrasah
Sekolah Madrasah menyiapkanbahanbahan yang diperlukanuntuk mengikuti akreditasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2.5 Kepemimpinan Sekolah/Madrasah

1. Setiap sekolah/madrasah dipimpin oleh seorang kepala sekolah/madrasah

2. Kriteria untuk menjadi kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah berdasarkan ketentuan dalam standar pendidik
dan tenaga kependidikan

3. Kepala SMP/MTs/SMPLB dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala sekolah/madrasah
4. Kepala SMA/MA dibantu minimal tigawakil kepala sekolah/madrasah untuk bidang akademik, sarana prasarana,
dan kesiswaan. Sedangkan kepala SMK dibantu empat wakil kepala sekolah untuk bidang akademik. sarana
prasarana, kesiswaan, dan hubungan dunia usaha dan dunia industri.

2.2.6 Sistem Informasi Manajemen Komunikasi antar warga sekolah/madrasah di sekolah/madrasah dilaksanakan
secara efektif dan efisien.

2.2.7 Penilaian Khusus

Keberadaan sekolah/madrasah yang pengelolaannya tidak mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan dapat
memperoleh pengakuan Pemerintah atas dasar rekomendasi BSNP.

2.2.8 Bidang-bidang kegiatan pengelolaan sekolah

1. Pengelolaan program pengajaran

2. Pengelolaan Kesiswaan

3. Pengelolaan Personil Sekolah

4. Pengelolaan keuangan, peralatan, perlengkapan, dan Gedung Sekolah.

5. Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

2.2.9 Monitoring dan Evaluasi Satuan Pendidikan

Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program atau memantau
perubahan yang fokus pada proses dan keluaran.

2.3 Organisasi

2.3.1 Konsep Organisasi

organisasi merupakan suatu kelompok yang telah memiliki keputusan dan tindakan kolektif yang berkelanjutan dan
mengatur tugas ke dalam komponen- komponen yang lebih sederhana. 2.3.2 Organisasi Sekolah

Organisasi sekolah merupakan sistem terbuka yang merupakan sebuah kesatuan yang utuh.

2.4 Ruang Lingkup Sekolah

Ruang lingkup dalam pengelolaan sekolah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengelolaan sekolah yang bersifat fisik
dan pengelolaan sekolah yang bersifat non fisik.

Materi 2 : Kepemimpinan pendidikan

A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan dalam kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat
mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan jika perlu memaksa orang lain
atau kelompok agar dapat menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya terbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercepai secara efektif dan efisien.

B. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan

Menurut Soetopo, 1988:4-7 (dalam Prasetyo, 2014:2-3) ada dua fungsi kepemimpinan pendidikan berhubungan
dengan tujuan yang hendak dicapai antara lain:

1. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai antara lain:

(a) Memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan supaya anggota-anggota selalu dapat
menyadari dalam bekerja sama mencapai tujuan itu,

(b) memberi dorongan kepada para anggota kelompok serta menjelaskan situasi dengan maksud untuk dapat
ditemukan rencana-rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik,

(c) membantu para anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan- keterangan yang perlu supaya dapat
mengadakan pertimbangan- pertimbangan yang sehat,

(d)menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus dari anggota kelompok

(e)memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan peranan, pikiran, dan memilih buah pikiran yang baik
dan berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok,

(f) memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepada anggota dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan kemampuan masing-masing demi kepentingan bersama.

2. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan penciptaan suasana pekerjaan yang schat, antara
lain:

(a) Memupuk dan memelihara kesediaan kerjasama didalam kelompok demi tercapainya tujuan bersama,

(b) menanamkan dan memupuk perasaan pada anggota masing- masing melalui penghargaan terhadap usaha-
usahanya,

(c) mengusahakan suatu tempat pekerjaan yang menyenangkan baik ruangan, baik fasilitas maupun situasi,

(d) menggunakan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada pimpinan untuk memberi sumbangan dalam kelompok
menuju pencapaian tujuan bersama.

C. Tipe-Tipe Kepemimpinan Pendidikan

Berdasarkan sifat dan konsep kepemimpinan maka ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu:

1. Tipe otoriter (the autocratic style of leadership)


2. Tipe Laissez faire (laissez-faire style of leadership)
3. Tipe demokratis (democratic style of leadership)

D. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Seorang pemimpin dapat melakukan berbagai cara dalam kegiatan mempengaruhi atau memberi motivasi orang lain
untuk mampu melakukan berbagai tindakan yang selalu terarah terhadap pencapaian tujuan bersama (organisasi).
Cara ini mencerminkan sikap dan pandangan pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya, dan hal itu merupakan
gambaran gaya kepemimpinan.

Menurut Wahjosumidijo ada empat pola perilaku kepemimpinan yang lazim disebut gaya kepemimpinan yaitu
perilaku instruktif, konsulatif, partisipatif, dan delegatif.

Materi 3 : SuperVisi Pendidikan

A. Pengertian Supervisi Pendidikan Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata bahasa Inggris, yaitu
super dan vision yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dariatas
yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan.
Supervisi merupakan suatu kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik
serta berbagai sumber pendidikan Secara sematik Supervisi Pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu
mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya, sehingga para pendidik memiliki kemampuan mendidik
yang kreatif, aktif, efektif dan inovatif.

B. Tujuan Supervisi Pendidikan

Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total.

Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah:

1. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan


2. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.
3. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern.
4. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
5. Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar.
6. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.
7. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi
dan jabatan mereka.
8. Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
9. Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara
menggunakan sumber-sumber yang berasal dari masyarakat. 10. Membantu guru-guru agar waktu dan
tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.
C. Sasaran Supervisi Pendidikan
Kegiatan supervisi berdasarkan objek / sasarannya dibedakan menjadi tiga yaitu
1) supervisi akademik
2) supervisi administrasi,
3) supervisi lembaga dan akreditasi.

D. Fungsi Supervisi Pendidikan

Secara garis besar fungsi supervisi dapat dikelompokkan dalam tiga bidang yaitu kepemimpinan, kepengawasan dan
pelaksana.

Dalam dunia pendidikan terdapat tiga unsur pokok yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya unsur- unsur
yang dimaksud adalah 1.) personal, 2.) material 3.) dan operasional.
Ada beberapa metode dan teknik supervise yang dapat dilakukan pengawas. Metode-metode tersebut dibedakan
antara yang bersifat individual dan kelompok.

1) Teknik Supervisi Individual Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru
tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan.

2) Teknik Supervisi Kelompok Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi
yang ditujukan pada dua orang atau lebih.

Materi 4 : Sistem informasi pendidikan

A. Pengertian sistem informasi pendidikan


Sistem informasi pendidikan adalah suatu sistem dalam pendidikan seperti sekolah yang merupakan
kombinasi yang terdiri dari manusia, fasilitas, teknologi dan pengendalian yang berfungsi untuk
mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dalam proses mendidik atau membimbing dari
guru kepada peserta.

B. Perkembangan dan peranan sistem informasi pendidikan

Banyak aplikasi yang sampai saat ini sedang dikembangkan dalam dua pendidikan,seperti education
management information system (EMIS) tools reporting infomation manageme by school (TRIMS) , basic
input output system (BIOS) dan online public acces catalog (OPAC). Sistem yang dikembangkan sampai
saat ini merupakan cra yang cpat dan tepat dalam menginformasikan dan mengkomunikasikan dan lebih
efektif dan efesien dalam memberdayakan sistem komputerisasi itu.

Teknologi berfungsi untuk menyadarkan umat manusia akan eksistensinya sebagai manusia ditengah tengah
kehidupannya, tetaoi kenyataan yang terjadi adalah manusia yang tidak menyadari eksistensinya sebagai
mahluk sosial yang menghargai manusia lainnya, banyak kemanfaatan yang bisa dirasakan oleh manusia
dalam menggunakan teknoogi ini, seperti:

1.Orang yang tidak kenal menjadi kenal

2.Yang jauh semakin dekat

3.Yang dekat semakin dekat

Namun dalam perkembanganya ada juga yang sengaja melupakan, ada juga yang tidak mau untuk
berkenalan sampai-samoai saling bermusuhan,dengan teknologi telah membawa manusia kedalam dua arah
berbanding lurus dengan nilai niai kemanusiaan dan berbanding terbalik dengan nilai nilai kemanusiaa.

Dalam penggunanya ada dua perangkat dalam komputer yaitu perangkat lunak dan perangkat keras.
Perangkat keras dalam bentuk dan wujud yang tampak seperti CPU , monitor, mouse,printer, dan keyboard.
Sedangkan dalam perangkat lunak terdapat ratusan perangkat linak yang diciptakan oleh perusahaan-
perusahaan komputer namun pada dasarnya perangkat lunak memiliki dua bagian utama, yaitu:

1.Perangkat lunak yang telah dipekat (package software)

2.Perangkat lunak aplikasi

Kedua perangkat ini merupakan alat untuk menghubungkan ke dalam jaringan internet dengan aplikasinya
sendiri, seperti mozilla firefox, google chrome,dan lain-lain.

C.Manfaat sistem informasi pendidikan

Beberapa manfaat dari adanya sistem informasi pendidikan di sekolah antara lain :

1.Keberadaan teknologi informasi dirasakan sangat perlu dan sangat membantu dalam pelaksanaan
pembelajaran disekolah.

2.Dengan adanya sistem informasi berbasis komputer juga akan meningkatkan daya saing sekolah juga
dapat meningkatkan pelayanan bagi para peserta didik dilingkungan sekolah bersangkutan.

3.Dapat memberikan contoh langsung salah satu penerapan dan manfaat teknologi informasi dalam
kehidupan sehari hari.

4.Menyederhanakan dan mempermudah kegiatan belajar mengajar disekolah.

5.Mempercepat pelayanan terhadap siswa maupun pihak-pihak yang terkait dengan sekolah.

6.Tujuan dari sistem informasi adalah agar pengelolaan data dan informasi sebuah organisasi dapat
menyuruh, terintegrasi, terpadu dan menghasilkan informasi cepat akurat.

7.Para siswa yang ingin mendapatkan ilmu tak harus bertatap muka dengan pengajar, cukup dengan
mengakses internet, maka kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan meskupun tidak 100% menggantikan
sistem konvensional. Para siswa dapat mempelajari materi tertentu secara mandiri dengan bantuan komputer
yang dilengkapi dengn fasilitas multimedia.

D. Tujuan sistem informasi pendidikan

a. Membantu seluruh bagian yang berperan didunis pendidiksn dengsn memberikan informasi yang
menyeluruh tentang pendidikan dari tingkat sekolah/madrasah dasar hingga sekolah /madrasah menengah
umum atau yang setara denganya.
b. Memberikan sarana agar seluruh bagian yang berperan dalam dunia pendidikan yang ada di provinsi/kota
kabupaten agar dapat berperan aktif dalam usaha memajukan usaha pendidik.

c. Pertanggung jawaban public yaitu dapat memberikan informasi secara transparan tentang kebijakan dan
pemakaian sumber daya yang dialokasikan untuk dina pendidik.

d. Meningkatkan pengetahuan guru dan murid tentang dunia informatika serta yang didapat diambil melalui
beberapa pelatihan.

e. Memberikan akses informasi yang mudah dan lengkap bagi pendidik dan siswa mengenai ilmu
pengetahuan dan informasi pendidikan lainnya.

E. Subsistem sim pendidikan

System Informasi Manajemen (SIM Sekolah/Pendidikan) ini menjadi 8 sub-sistem yaitu :


- sistem informasi profil (portal sekolah)

- sistem informasi personalia

-sistem informasi sarana dan prasarana

- sistem informasi keuangan

-sistem informasi siswa

-sistem informasi akademik

-sistem informasi perpustakaan

-sistem informasi E-Learning

F. Peranan sistem informasi

sistem informasi manajemen berperan penting yaitu, sebagai berikut :


1) SIM dapat meningkatkan aksebilitas data yang terpapar secara tepat waktu dan akurat bagi para
pemakai, tanpa mengharuskan adanya perantara dari sistem informasi yang ada.
2) SIM membantu mengembangkan proses perencanaan yang lebih efektif dan efisien.
3) SIM dapat mengantisipasi serta memahami konsekuensi ekonomis baik dari sistem informasi dan
teknologi baru yang berkembang.
4) Sekolah dapat menggunakan sistem informasi untuk dapat mengolah data transaksi, mengurangi biaya
dan memberikan pendapatan sebagai suatu produk pelayanan.
5) SIM dapat menganallisis suatu kebutuhan-kebutuhan informasi yang diperlukan
6) SIM sebagai pengendalian manajemen adalah untuk mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan
pengendalian, merumuskan aturan tentang keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional, serta
mengalokasikan sumber daya yang telah tersedia.
G. Ruang lingkup sistem informasi pendidikan

- koneksi dan setting

- pengelolaan kesiswaan

- pengelolaan akademik

-pengelolaan guru dan karyawan

- pengelolaan keuangan

-pengelolaan perpustakaan

-pelaporan

-bank soal

H. Kelebihan dan kelemahan sistem informasi pendidikan

Ada beberapa Kelebihan yang dapat dijabarkan, diantaranya adalah :

1.Dengan adanya sistem informasi, teknologi komputerisasi dapat dikenalkan sejak dini atau di tingkat
pendidikan dasar.

2.Dengan adanya sistem informasi, pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004
dapat terbantu, terutama dalam bidang pendidikan komputer atau Teknologi Informasi dan Komunikasi.

3.Orang-orang yang ada di daerah bisa merasakan kemajuan teknologi komputerisasi, terutama di bidang
pendidikannya.

4.Adanya sistem pemberlakuan absensi secara elektronik.

5.Terdapatnya perpustakaan elektronik (e-library) yang membantu para pelajar ketika mencari bahan
pembelajaran.

6.Adanya sistem pembelajaran elektronik (e-learning) bagi pelajar tingkat lanjut.

Kekurangan nya yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :

1. Kemajuan TIK juga akan semakin mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis
akan melakukan kecurangan.
2. Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah system tanpa celah, akan tetapi
jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat fatal.

3. Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi
dalam waktu yang singkat.
Materi 5 : Pengelolaan Kurikulum

PENILAIAN PEMBELAJARAN PENGELOLAAN KURIKULUM”

Pengertian Kurikulum

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu jarak yang harus ditempuh.Secara sempit atau
tradisional, kurikulum adalah sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah mata pelajaran yang diberikan
guru pada siswa guna mendapatkanijazah. Sedang secara modern, kurikulum adalah semua pengalaman
yangdiharapkan dimiliki peserta didik dibawah bimbingan guru. Administrasikurikulum adalah administrasi
yang ditunjukkan untuk keberhasilan kegiatan belajar mengajar secra maksimal, dengan titik berat pada
usaha meningkatkankualitas interaksi belajar-mengajar.Kegiatan yang dimaksud yaitu kegiatan intra
kurikuler adalah kegiatan yangdilaksanakan dalam jadwal bagi struktur program yang ditentukan secara
nasional,dan kegiatan ekstra kukurikuler adalah kegiatan tambahan diluar struktur programyang merupakan
kegiatan pilihan.Kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh pesertadidik,
merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai teori- teori dan praktik pendidikan
( Saylor Alexander & Lewis, 1981).

Pengertian kurikulum menurut Taylor dalam Nanang Fatah dan AcengMuhtaram (1991) yaitu : a).
Perangkat bahan ajar b). Rumusan hasil belajar yang dikehendaki

Kewajiban peserta didik Berdasarkan pengertian diatas maka ada 2 aspek penting yang harus dipahamiyaitu:
1.Isi kurikulum 2. Penyediaan kesempatan belajar

Pengelolaan kurikulum

Pengelolaan kurikulum merupakan suatu pola pemberdayaan tenaga pendidikan dan sumberdaya
pendidikan lainnya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum itu sendiri hal yang sangat
menetutukan kebehasilankegiatan belajar mengajar secara maksimal, sehingga perlu adanya
pengelolaanyang meliputi: a)kegiatan perencaan; b)kegiatan pelaksanaan dan; c)kegiatan penilaian.

Ruang lingkup

Ruang lingkup administrasi pendidikan meliputi: a)Perencanaankurikulum Perencanaan kurikulum


adalah perencanaan kesempatan belajar yang bertujuan untuk membina peserta didik kearah perubahan
tingkahlaku yangdiinginkan. Perencanaan merupakan proses seseorang dalam menentukan arah,dan
menentukan keputusan untuk diwujudkan dalam bentuk kegiatn atau tindakanyang berorientasi pada masa
depan.

Pelaksanaan dan Bentuk pengorganisasian kurikulum

Pelaksanaan kurikulum adalah penerapan program kurikulum yang telahdikembangkan yang


kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaandengan menyesuaikan terhadap situasi
dilapangan. Prinsip-prinsip pelaksanaankurikulum: - Perolehan kesempatan yang sama - Berpusat pada anak
- Pendekatan dan kemitraan -Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.

Landasan Pengembangan Kurikulum

1. Landasan Filosofis Filsafat berasal dari Yunani kuno, yaitu dari kata "philos" dan "sophia". Philos
artinya cinta yang mendalam dan sophia artinya kearifan ataukebijaksanaan.

Penilaian Kurikulum

Penilaian kurikulum adalah proses pembuatan pertimbangan berdasarkanseperangkat kriteria yang


disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan untukmembuat keputusan mengenai suatu kurikulum. Prinsip-
prinsip penilaiankurikulum: -Tujuan tertentu, artinya setiap program penilaian kurikulum terarah
dalammencapai tujuan yang telah ditentukan secara jelas.

“PENGELOLAAN PESERTA DIDIK”

Pengertian Peserta Didik

Dalam bahasa Indonesia, makna siswa, murid, pelajar atau peserta didik merupakan sinonim
(persamaan), semuanya bermakna anak yang sedang berguru (belajar dan bersekolah), anak yang sedang
memperoleh pendidikan dasar dari suatu lembaga pendidikan. Peserta didik adalah subjek utama dalam
pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat.

Pengelolaan Peserta Didik

Pengertian Pengelolaan Peserta Didik

Menurut Hendayat Soetopo dan Wanty Soemato (1982) pengelolaan peserta didik merupakan suatu
penataan atau pengaturan segala aktvitas yang berkaitan dengan peserta didik diantaranya, yaitu mulai
masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik dari suatu sekolah atau suatu lembaga.
Menurut Kenezevich (1961) pengelolaan peserta didik merupakan suatu layanan yang memusatkan
perhatian, pengaturan, pengawasan dan layanan siswa dikelas dan diluar kelas.

Dasar Pengelolaan Peserta Didik

Dasar hukum pengelolaan peserta didik diantaranya : 1. Pertumbuhan Undang-Undang Dasar 1945 alenia
keempat yang mengamanatkan tentang mencerdaskan kehidupan bangsa 2. Batang tubuh Undang-Undang
Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 sampai ayat 5 3.

Tujuan dan Fungsi pengelolaan peserta didik

Tujuan umum pengelolaan peserta didik adalah mengatur kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan
tersebut menunjang proses belajar mengajar disekolah, lebih lanjut proses belajar mengajar disekolah
berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan
tujuan pendidikan secara keseluruhan (Ali Imron.2003) Tujuan khusus pengelolaan peserta didik adalah
sebagai berikut: • Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik. • Menyalurkan
dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.

Pendekatan Manajemen Peserta Didik

Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik (Yeager, 1994). Pertama, pendekatan
kuantitatif (the quantitative approach). Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada segi-segi administratif
dan birokratik lembaga pendidikan. Dalam pendekatan demikian, peserta didik diharapkan banyak
memenuhi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga pendidikan di tempat peserta didik tersebut
berada. Asumsi pendekatan ini adalah bahwa peserta didik akan dapat matang dan mencapai keinginannya,
manakala dapat memenuhi aturan-aturan, tugas-tugas, dan harapan-harapan yang diminta oleh lembaga
pendidikannya. Wujud pendekatan ini dalam manajemen peserta didik secara operasional adalah:
mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, memperketat presensi, penuntutan
disiplin yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Kedua, pendekatan kualitatif (the
qualitative approach). Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan tengahnya, atau
sebutlah dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu demikian, peserta didik diminta untuk memenuhi
tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif sekolah di satu pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga
menawarkan insentif-insentif lain yang dapat memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya. Di satu pihak
siswa diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas berat yang berasal dari lembaganya, tetapi di sisi lain juga
disediakan iklim yang kondusif untuk menyelesaikan tugasnya. Atau, jika dikemukakan dengan kalimat
terbalik, penyediaan kesejahteraan, iklim yang kondusif, pemberian layanan-layanan yang andal adalah
dalam rangka mendisiplinkan peserta didik dan penyelesaian tugas-tugas peserta didik.

Prinsip Pengelolaan Peserta Didik

Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah. Oleh karena itu, ia
harus mempunyai tujuan yang sama atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan.
Ambisi sektoral manajemen peserta didik tetap ditempatkan dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak
boleh ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik
haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk
kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah diarahkan untuk
mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya.

Ruang Lingkup Pengelolaan peserta didik

Ada tiga tugas utama dalam bidang manajemen peserta didik, untuk mencapai tujuan tersebut yaitu
penerimaan peserta didik, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan disiplin. Dalam
pembahasan ini pengelolaan peserta didik meliputi beberapa kegiatan yaitu :

a. Perencanaan terhadap peserta didik

b. Pembinaan dan pengembangan peserta didik

c. Pencatatan dan pelaporan peserta didik

7
“TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN”

Pengertian Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Profesi pendidik dan tenaga kependidikan adalah dua profesi yang saling berkaitan dalam sebuah sistem
pendidikan, sekalipun keduanya memiliki lingkup yang berbeda. Hal ini dapat dlihat dari pengertian tenaga
pendidik dan kependidikan yang tertuang dalam pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 ayat (1) dan (2) tentang
Sisdiknas sebagai berikut :

Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, penembangan, pengawasan, dan


pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Tenaga pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Pengertian Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan adalah mekanisme pengelolaan yang harus dilakukan
secara menyeluruh dan berkesinambungan mulai dari tenaga pendidik dan kependidkan melalui proses
perencanaan sumber daya manusia, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan,
pembinaan dan latihan/pengembangan, dan pemberhentian.Semua itu dilakukan untuk membentuk dan
menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualitas sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Tujuan Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Tujuan dari pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan adalah agar mereka memiliki
kemampuan, motivasi, dan kretivitas untuk : 1) Mewujudkan sistem sekolah yang mampu mengatasi
kelemahan-kelemahannya sendiri 2) Secara berkesinambungan menyesuaikan program pendidikan sekolah
tehadap kebutuhan kehidupan peserta didik dan persaingan terhadap kehidupan masyarakat secara sehat dan
dinamis.

Tugas Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Secara khusus tugas dan fungsi tenaga pendidik (guru dan dosen) didasarkan pada Undang Undang
No. 14 Tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta pengabdian kepada masyarakat.

Pendidik dan kependidikan berkewajiban :

Menciptakan suasana pendidikan yang sesuai

Mempunyai komitmen secara profesional

Memberi teladan, nama baik lembaga dan kedudukan.

Pembinaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Pembinanaan dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh lembaga/institusi untuk mempertahankan
para pegawai agar tetap berada dilingkungan organisasi dan mengupayakan kedinamisan ketrampilan,
pengetahuan serta untuk mempertahankan mutu kerja.untuk melaksanakan pembinaan lembaga/institusi
dapat menyelenggarakan program-program seperti seminar, dan lokakarya.
Materi 8: Pengelolaan Biaya Pendidikan

Pengertian pembiayaan

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yangsecara langsung menunjang efektivitas
dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan
potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen
pendidikan.

Definisi biaya menurut Supriyono biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau
jasa.Secara bahasa, biaya (cost) dapat diartikan sebagai pengeluaran, dalam istilah ekonomi biaya pengeluaran dapat
berupa uang atau bentuk moneter lainnya. Menurut Dedi Supriadi dalam bukunya mendefinisikan biaya sebagai
semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan baik dalam bentuk uang, barang,dan
tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).

Pengertian pendidikan

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1,
diungkapkan yang dimaksud dengan pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak „mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pembiayaan
pendidikan yaitu pengelolaan semua bentuk keuangan baik usaha memperoleh atau mengumpulkan modal untuk
membiayai aktifitas atau kegiatan program pendidikan yang secara langsung maupun tidak langsung untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan. 2

Depdiknas merumuskan tujuan manajemen keuangan pendidikan adalah sebagai berikut:

Memanfaatkan dana yang tersedia secara optimal berdasarkan prioritas kegiatan pendidikan yang ditetapkan.
Mensinergikan berbagai kegiatan antarbidang secara harmonis untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Mengembangkan perilaku transparansi dan akuntabilitas dari pemanfaatan keuangan pendidikan
sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

Pembiayaan pendidikan disekolah

Sumber pendanaan pendidikan sebagaimana dinyatakan pada UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal
46 ayat (1) yaitu pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah,Pemerintah Daerah
dan masyarakat.14 Pembiayaan pendidikan terbagi menjadi 2 yaitu :

Pembiayaan pendidikan di Sekolah Swasta Pembiayaan Pendidikan dari Swasta : Biaya pendidikan dari swasta yang
dimaksud adalah biaya yang disumbangkan masyarakat (individu, perusahaan, lembaga nonpemerintah, dan lainnya)
ke sekolah. Misalnya, PT Pertamina, Sampoerna Foundation memberi beasiswa bagi anak-anak berprestasi, dan
sponsor lainnya.

Pembiayaan Pendidikan di Sekolah Negeri Pembiayaan Pendidikan dari Pemerintah Pusat : Menurut UndangUndang
No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, maka pengelolaan pendidikan menengah diserahkan kepada
pemkab/pemkot.Aliran dana dari pusat ke daerah dilakukan melalui mekanisme dana perimbangan, khususnya
melalui Dana Alokasi Umum (DAU). Menurut UU No.25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan
daerah, selain DAU, dana perimbangan yang diterima pemerintah daerah adalah dana bagi hasil dan Dana Alokasi
Khusus (DAK). Sumber penerimaan daerah lainnya adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan pinjaman daerah.
Semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka desentralisasi dicatat dan dikelola dalam APBD.

Pelaksanaan pembiayaan pendidikan

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang
dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana
pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi.
Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa Pelaksanaan adalahperluasan aktivitas yang salingmenyesuaikan.
Setelah perencanaanpembiayaan pendidikan selesai dan disetujuioleh semua komponen yang terlibat,
danmenghasilkan sebuah Rencana AnggaranPendapatan dan Belanja Sekolah atauMadrasah (RAPBS/M), tahapan
manajemenselanjutnya yaitu pelaksanaan pembiayaanpendidikan. Kegiatan pelaksanaan pembiayaanmadrasah
meliputi dua kegiatan besar yakni penerimaan dan pengeluaran keuanganmadrasah/sekolah. Kegiatan kedua
darimanajemen pembiayaan adalah pembukuanatau kegiatan pengurusan keuangan. Hal-halyang perlu dibukukan
dalam keuangansekola adalah menyangkut penerimaan danpengeluaran. Penerimaan dan pengeluarankeuangan
sekolah dari sumber-sumber danaperlu dibukukan berdasarkan prosedurpengelolaan yang selaras dengan
kesepakatan yang telah disepakati, baikberupa konsep teoritis maupun peraturan pemerintah.
Evaluasi pembiayaan pendidikan

Evaluasi pendidikan juga diartikan dengan proses untuk memberikan kualitas yaitu nilai dari
kegiatan pendidikan yang telah dilaksanakan, yang mana proses tersebut berlangsung secara sistematis,
berkelanjutan, terencana, dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur. Proses melakukan evaluasi
mungkin saja berbeda sesuai persepsi teori yang dianut, ada bermacammacam cara. Namun evaluasi
harus memasukkan ketentuan dan tindakan sejalan dengan fungsi evaluasi, yaitu:

Memfokuskan evaluasi,
Mendesain evaluasi,
Mengumpulkan informasi,
Menganalisis informasi,
Melaporkan hasil evaluasi,
Mengelola evaluasi dan mengevaluasi evaluasi.

Evaluasi pembiayaan pendidikan merupakan alat untuk mengukur dari melihat hasil rencana yang
dicanangkan pada planning. Memberikan imbalan kepada staff sesuai kinerja yang ditunjukkan, dan
merancang serta merencanakan kembali sambil memperbaiki hal-hal yang belum sempurna.

Materi 9: Pengelolaan Fasilitas Pendidikan

Pengertian Pengelolaan Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan biasa juga disebut dengan srana dan prasarana. Fasilitass pendidikan
merupakan peralatan yang digunakan untuk mendukung berlangsungnya pembelajaran, terutama
dalam proses belajar mengajar. Sementara itu, pengelolaan fasiltas sekolah merupakan suatu proses
kerjasama dengan target untuk mendayagunakan segala peralatan pendidikan dengan efisien serta
efektif. Prasarana sudah menjadi pendukung utama untuk menjalankan proses belajar. Salah satu
syarat agar berhasilannya pembelajaran yaitu tersedianya fasilitas sekolah yang lengkap. Dalam
mengelola fasilitas pembelajaran yang baik serta memudahkan siswa dalam melakukan kegiatan
belajar, siswa juga lebih termotivasi untuk belajar.1

Keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran di sekolah juga berpengaruh akan terpenuhinya
fasilitas serta peran guru dalam menggunakan ataupun memelihara fasilitas dengan seharusnya. Fasilitas
pendidikan termasuk faktor penting yang menjadi prioritas dan perhatian di lembaga pendidikan dalam
menunjang proses pembelajaran, meningkatkan mutu pembelajaran serta mencapai tujuan pendidikan.

Implementasi dan Permasalahan di Pengelolaan Fasilitas Pendidikan

Pemanfaatan dari penggunaan pengelolaan fasilitas pendidikan dilakukan melalui planning,


pelaksanaan serta pengendalian fasilitas pendidikan. Adapun kendala yang pernah terjadi di sarana
dan prasarana pendidikan seperti kawasan gudang yang memerlukan dana untuk perluasan, renovasi,
dan masih membutuhkan tenaga admnistrasi dibagian sarana dan prasarana. Cara menyelesaikan
masalah ini biasanya dengan melakukan pengecekan ruangan mana yang bisa dijadikan untuk tempat
fasilitas ataupun dengan mengurangi fasilitas yang sekiranya sudah tidak bisa dipakai lagi supaya
ruangan tidak penuh.

Masalah lainnya yaitu pendanaan. Anggaran Berbasis Kinerja yang tertuang di dalam Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala berjalan sesuai dengan
dokumen perencanaan yang telah di tetapkan. dan pengawasan pada fasilitas pendidikan.

Dampak Positif Pengelolaan Fasilitas Pendidikan

Dampak positif peningkatan mutu pendidikan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman,
bersih dan asri, supaya terciptanya proses belajar yang baik, tersedianya fasilitas yang memadai dan
bisa memenuhi kebutuhan minat bakat siswa melalui perencanaan yang matang dengan sebaik-
baiknya, berkomitmen pada pemeliharaan peralatan dan infrastruktur yang lengkap dan aman
sehingga dapat digunakan sebagaimana adanya dan sesuai kebutuhan.3

Faktor-faktor penunjang fasilitas dan peralatan untuk pendidikan yang mungkin bisa meningkatan
mutu pendidikan adalah perancangan yang baik, meletakkan sumber daya manusia sesuai dengan
kemampuannya, pengadaan yang sangat lancar, komunikasi yang terjalin dengan baik, pengawasan
yang bisa menilai dan memberikan saran bukan hanya sekedar menasehati. Permasalahn biaya dalam
melengkapi fasilitas pendidikan ada berapa pilihan yang biasanya didapatkan yaitu biaya dari
pemerintah, biaya dari uang sekolah ataupun bantuan dari masyarakat.

Peran Pengelolaan Fasilitas Pendidikan

Pengelolaan fasilitas pendidikan termasuk peran utama dalam memajukan kualitas pendidikan
supaya tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah pastinya perlu dilengkapi dengan fasilitas yang
mengikuti ketentuan dari Standar Nasional Pendidikan. Selain itu standar minimal fasilitas pendidikan
yaitu terdiri dari fasilitas pendidikan, buku dan alat belajar lainnya, komunikasi, tekhnologi dan
informasi. Yang paling penting adalah lahan bagunan dan ruangan untuk belajar ataupun ruangan guru.

Pengadaan fasilitas di lembaga pendidikan adalah kegiatan melengkapi berbagai fasilitas yang
diperlukan dalam pembelajaran untuk bisa mencapai proses dan tujuan pembelajaran yang sukses.
Dalam pendidikan sekolah, menyediakan fasilitas pendidikan adalah hal yang harus dilaksanakan yaitu
dengan melengkapi segala peralatan dan juga jasa yang dibutuhkan berdasarkan hasil dari
perencanaan untuk mendukung kegiatan belajar supaya kegiatan belajar bisa berlangsung efektif,
efisien dan supaya bisa berjalan dengan lancar.

Materi ke 10: PENGELOLAAN HUMAS SEKOLAH SD

Pengertian Hubungan Masyarakat Sekolah

Menurut Haris Munandar (1992: 9) menerjemahkan definisi humas dari Franks Jefkins yaitu “ humas
adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan Komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke
luar, antara suatu Organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan
Spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Onong Uchjana Efendi Hubungan Masyarakat adalah
kegiatan berencana untuk menciptakan memelihara sikap Budi yang menyenangkan bagi organisasi di
satu pihak dan publik di pihak Lain, untuk mencapainya yaitu dengan jalan komunikasi yang baik dan
luas Secara timbal balik.

Asas-Asas Humas

Dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya, humas perlu memperhatikan asas- asas sebagai berikut
(Syamsi dalam Suryosubroto, 2012).

Pemberitaan yang resmi dan objektif.

Keberesan intern instansi.

Mempertimbangkan dan mengusahakan dukungan public.


Melangsungkan hubungan.

Memperhatikan opini publik

Prinsip-Prinsip Humas Pendidikan

Prinsip yang mesti ditegakkan dalam penyelenggaraan kegiatan humas pada Lembaga pendidikan, yaitu:

Keterpaduan

Berkelanjutan

Kesederhanaan

Ketercakupan

Konstruktivitas

Kesesuaian dengan kondisi

Tujuan Hubungan Masyarakat

Pada tahap perencanaan program humas, hal yang pertama yangharus Dilakukan adalah penetapan
tujuan. Frida Kusumastuti (2002: 20) merupakan Tujuan humas adalah sebagai berikut :

Terpeliharanya saling pengertian

Menjaga dan membentuk saling percaya

Memelihara dan menciptakan kerjasama

Tugas Hubungan Masyarakat

Tugas pokok dari Humas adalah bertanggung jawab atas segala informasi yang diberikan Kepada
publiknya kemudian menganalisi reksi publik terhadap suatu Lembaga atau organisasi

Aplikasi Humas dalam Dunia Pendidikan

Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan Program pendidikan di


sekolah.

Untuk dapat menetapkan, bagaimana haeapan masyarakat terhadap Sekolah dan apa harapan-
harapanya mengenai tujuan pendidikan di Sekolah.

Untuk memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat kepada Sekolahnya, baik finansial, materiil
maupun moril.

Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap kualitas PendidikaN.
Ruang Lingkup Humas Pendidikan.

Humas pendidikan adalah aplikasi humas dalam bidang pendidikan, khususnya yaitu upaya lembaga
dalam mengelola hubungannya dengan Masyarakat agar tujuan-tujuan lembaga tercapai. Perbedaan
mencolok humas pendidikan dengan humas di bidang lainnya Adalah pada kultur edukatif yang melekat
pada aktivitas-aktivitas kehumasan Lembaga pendidikan.

Jenis Kegiatan Humas Pendidikan

Beberapa contoh kegiatan humas pendidikan oleh lembaga pendidikan adalah Sebagai berikut:

Hubungan sekolah dengan orang tua murid,

Hubungan guru/tenaga pendidik dengan masyarakat

Hubungan komunikasi antara siswa dengan masyarakat,

Hubungan sekolah dengan Komite Sekolah,

Hubungan sekolah/lembaga dengan instansi lainnya

Hambatan Hubungan Masyarakat

Kendala / hambatan Hubungan Masyarakat Dalam menjalin hubungan antara Sekolah dengan
masyarakat ada beberapa kendala mendasar yaitu :

Kurangnya pemahaman masyarakat tetang pendidikan dan juga Pemahaman warga sekolah

Kurangnya Komunikasi ntara warga sekolah dan warga masyarakat ,

Upaya dalam Mengatasi Kendala

Bentuk Hubungan Masyarakat

Oemi Aburrachman (1995:34) membagi hubungan masyarakat ke dalam dua

Bentuk yaitu :

Internal Humas

External Humas

Pelaksana Fungsi Humas Pendidikan


Siapakah pelaksana fungsi humas pada lembaga pendidikan? Pada sekolah

Menengah atas di Indonesia terdapat wakil kepala sekolah bidang Humas, begitu juga pada perguruan
tinggi terdapat wakil rektor Bidang kerjasama Yang menaungi unit atau departemen humas.

Proses Hubungan Masyarakat

Menurut F. Rachmadi (1992:111) yang mengutip pendapat dari Cultip danCenter kegiatan humas
dilakukan melalui proses sebagai berikut :

Penemuan Fakta ( fact finding )

Perencanaan ( planning )

Komunikasi ( communicating )

Evaluasi ( evaluation

Media Hubungan Masyarakat

Menurut F. Rachmadi (1992:87)menjelaskan tentang media komunikasi yang Digunakan oleh organisasi
humas meliputi :

Media berita ( news media )

Media siaran ( broadcast media )

Media komunikasi tatap muka atau komunikasi tradisional

Peran Humas dalam Rangka Membangun Citra Positif Sekolah

Memperbesar dorongan mawas diri

Memudahkan / meringankan beban sekolah dalam membangun serta Meningkatkan kualitas


penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah.

Memungkinkan upaya peningkatan profesi mengajar guru

Opini masyarakat tentang sekolah akan lebih positif / benar

Masyarakaat akan ikut serta memberikan kontrol / koreksi terhadap


Sekolah sehingga sekolah akan lebih hati – hati. 6) Dukungan moral masyarakat akan tumbuh terhadap
sekolah sehingga

Memudahkan mendapatkan bantuan material.

Materi ke 11 : PENGELOLAAN KELAS

Definisi engelolaan Kelas

Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan guru dalam mengelola anak didiknya di kelas
dengan menciptakan atau mempertahankan suasana atau kondisi kelas yang mendukung
program pengajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Alasan Perlunya Strategi Pengelolaan Kelas

Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang
diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan.

Upaya – Upaya dalam Pengelolaan Kelas

1 .Preventif

Preventif Merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan
dalam pembelajaran.

2. Kuratif

Merupaka keterampilan pengelolaan kelas yang berhubungan dengan pengembangan kondisi


belajar yang optimal.

Komponen – Komponen Pengelolaan Kelas


Pengelolaan Kelas/tempat belajar

Pengaturan alat-alat pengajaran.

Penataan keindahan dan kebersihan kelas.

Pengaturan anak didik

Pengelolaan Isi/ Materi Pembelajaran

Pengelolaan Sumber Belajar

Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas

Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar
mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola
kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai valuator.

Anda mungkin juga menyukai