Anda di halaman 1dari 3

Unsur Insteristik

1. Tema : Bidang Kesehatan


2. Sudut Pandang : Sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
3. Tokoh dan penokohan :

Ayla : Ceria, Rendah hati, Cerdas.

Ayah Ayla : Ayah dari Ayla : Tegas, Penyabar, Bijaksana, Penyayang.

Ibu Ayla : Penyabar, Penyayang.

Dokter : Bijaksana, Tegas.

Perawat : Ramah.

Om Ayla : Bijaksana, Baik Hati, Penyayang.

Tetangga dan Saudara : Baik Hati, Penyayang.

4. Latar : Rumah, Rumah Sakit, Puskesmas.


5. Alur : Maju
6. Amanat : tetaplah bersyukur meskipun banyak kekurangan dari lahir, disetiap manusia.

Ketika Ayla Lahir

Pada suatu hari tahun 2012, lahirlah bayi cantik dengan normal di Puskesmas, Ayla namanya.
Ayla lahir sore pada tanggal 13 November 2012. Awalnya, Dokter mangira Ayla keadaan normal
tanpa kekurangan fisik. Ternyata, Ayla tidak mempunyai lubang anus untuk mengeluarkan kotoran
(BAB), Dokter mengetahui masalah itu pada pagi hari selesai Ayla dimandikan. Ayla langsung dirujuk
ke Rumah sakit untuk ditangani oleh dokter spesialis. Ayla langsung dirujuk ke Rumah sakit RSUD.
DR. Soetomo. Ibu Ayla panik mempunyai banyak pikiran khusus terhadap Risa.

Dokter : “maaf bu, anak ini harus dilarikan ke rumah sakit besar untuk mengobati anak ibu”

Ibu Risa : “apakah dia bisa diselamatkan dok?” tanya ibu Ayla dengan pikiran yang negatif.

Dokter : “insyaallah bu”

Ibu Ayla, Ayah Ayla, Dokter, dan Ayla menaiki ambulan untuk pergi ke rumah sakit
RSUD.Dr.Soetomo. ibu Ayla tetap dalam keadaan hati panik, tidak ada yang bisa menenangkan ibu
Ayla.

Sesampai di Rumah sakit, Ayah Ayla, Dokter, dan Dokter gerak cepat untuk membawa Risa di UGD,
sesampai UGD, perawat menyarankan untuk langsung membawa ke ruangan kamar rumah sakit
untuk menangani Ayla dan segera untuk meng-operasi Ayla agar bisa mengeluarkan kotorannya.
Ternyata, ruangan kamar rumah sakit penuh dan tidak ada alat medis untuk digunakan mengobati
Ayla.
Perawat rumah sakit : “maaf Pak, kamar nya sudah penuh dan tidak ada alat medis, semua alat
medis sedang digunakan”

Kata perawat rumah sakit itu semakin membuat detak jantung Ayah Ayla tidak terkendali
dikarenakan rasa panik.

Dokter puskesmas itu menyarankan Ayah Ayla untuk dirujuk kembali ke Rumah sakit Husada
Utama untuk Ayla operasi. Ayah Ayla langsung menyetujui saran itu, dan Ambulan juga langsung
membawa Dokter, Ibu Ayla, Ayah Ayla, dan Ayla untuk ke rumah sakit Husada Utama. Sesampai sana
pihak rumah sakit Husada Utama segera gerak cepat untuk menangani Ayla dan operasi. Ayla dan
Ibu Ayla khawatir dengan keadaan Ayla, mereka tidak berhenti mendoakan anaknya, walaupun
mereka mempunyai anak sulung dirumah, mereka tidak memikirkan anak sulungnya karena efek
kepanikan. Anak sulungnya itu bersedih dan khawatir terhadap adiknya yang sedang operasi. Ayah
dan Ibu Ayla tidak berhenti mendoakan Ayla untuk kesembuhan nya.

Setelah 2 jam operasi berlangsung, akhirnya Ayla keluar dari ruang operasi bersama 3 Perawat
dan 2 Dokter. Kekhawatiran Ayah dan Ibu Ayla berkurang, tetapi tidak menghilangkan rasa
kekhawatiran mereka. Setelah Dokter keluar, salah satu dari kedua dokter itu memberikan informasi
kepada orang tua Ayla terhadap kelangsungan operasi yang tadi berjalan.

Dokter : “Alhamdulillah Pak, Bu, operasi Ayla berjalan dengan lancar. Insyaallah segera Ayla sudah
mengeluarkan kotoran nya”

Mendengar Dokter bicara seperti itu, Ayah dan Ibu Ayla sedikit tenang untuk keadaan Risa saat ini.
Tenang bukan berarti tidak memikirkan kondisi Ayla selanjutnya.

Ayla dipindahkan ke ruangan khusus. Orangtua Ayla menyusul Risa ke ruangan khusus
tersebut, tapi sayangnya, Orang tua Ayla dilarang masuk untuk menemui anaknya, Orang tua Ayla
hanya. Setelah itu, Orangtua Ayla dipinta Suster untuk mengurus biaya administrasi Ayla. Tanpa ragu
dan tanpa memikirkan biaya, Ayah Ayla membayar biaya administrasi tersebut, yang terpenting anak
keduanya yang baru lahir itu sembuh. Ibu Ayla tak henti khawatir dan menangis untuk keadaan Ayla,
melihat Ayla dipasang selang diberbagai tubuhnya, Ibu Ayla semakin khawatir dengan keadaan
anaknya. Setelah Ayah Ayla selesai mengurus biaya administrasi, Ayah Ayla langsung menyusul Ibu
Ayla di luar jendela ruang khusus itu, dan berkata :

Ayah Ayla : “sudah, tak perlu khawatir lagi, semua akan baik-baik saja, doakan saja yang terbaik”

Mendengar perkataan itu, Ibu Ayla tentu tidak mengurangi rasa kepanikan dan kekhawatiran itu. Ibu
Ayla semakin mengencangkan doa untuk kebaikan dan kesehatan anaknya agar cepat pulih dan bisa
mengeluarkan kotoran itu bisa seperti anak lain.

Setelah 1 minggu, Ayla akhirnya bisa pulang ke Rumahnya dengan pertama kali. Ayah Ayla
segera mengurus biaya administrasi. Uang yang nantinya akan direncanakan untuk membeli mobil,
tetapi malah dipakai untuk biaya Ayla berobat, tetapi Ayah Ayla tidak memikirkan itu, yang
terpenting adalah anaknya bisa pulih. Tak terbayang, anak bayi yang baru lahir tetapi harus
dioperasi. Selang menunggu Ayah Ayla mengurus biaya administrasi, Ibu Ayla sambil mengemas
barang-barang dan menelfon Om Ayla untuk menjemput Ayah, Ibu, dan Ayla ke Rumah sendiri.
Setelah biaya administrasi sudah lunas, dan Om Ayla sudah datang, Ayah segera meletakkan barang-
barang yang sudah dikemasi Ibu Ayla ke dalam mobil sambil dibantu Om Ayla.

Pada perjalanan, Ibu Ayla kaget setelah melihat Ayla sudah lepas puser, senyum Ibu Ayla
mulai kembali melihat Ayla lepas puser. Ayla pun disambut bahagia dengan tetangga dan saudara-
saudara yang sudah menunggu Ayla dirumah. Harapan Ibu Ayla untuk Ayla adalah semoga menjadi
anak baik, cerdas, dan tidak sakit-sakit an. 10 Tahun berlalu, kini Ayla sekarang menjadi Anak Cerdas,
Rendah hati, suka menolong temannya.

Anda mungkin juga menyukai