Anda di halaman 1dari 66

Mengoperasikan Mesin Bubut

Manual

Oleh : Zuingli Santo Bandaso,ST.,MT

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Mengoperasikan Mesin Bubut Manual
Sasaran Pembelajaran:
1. Defenisi dan Kegunaan Mesin Bubut
2. Jenis-jenis Mesin Bubut
3. Bagian-bagian mesin Bubut
4. Perlengkapan Mesin bubut
5. Jenis-jenis Proses Pembubutan
6. Parameter Pemotongan proses pembubutan

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Membubut
Defenisi:
Adalah Proses Penyayatan Logam yang
dikerjakan pada mesin bubut dengan
menggunakan alat potong pahat bubut

Prinsip Kerja :
Benda kerja
berputar pada
sumbunya dan
pahat bergerak
mendatar
benda kerja
sehingga
terjadi
pemotongan

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Fungsi Proses pembubutan
1. Pembuatan Komponen / part manufaktur
2. Perbaikan komponen/part mesin

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Jenis-jenis Mesin Bubut
Berdasarkan Sumbu Utama:
1. Mesin Bubut Horisontal
2. Mesin Bubut Vertikal

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Jenis-jenis Mesin Bubut
Berdasarkan cara kerja:
1. Mesin Bubut Manual
2. Mesin otomatis (NC/CNC)

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Jenis-jenis Mesin Bubut
Mesin Bubut khusus:
1. Mesin Bubut Turet
2. Mesin Bubut Copy

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Ukuran Mesin Bubut
Swing :
Panjang Benda Kerja Diameter max benda kerja

Contoh: 300 - 1500 Lathe


Diameter Max. Benda kerja yang bisa dibubut
= SWING (= 300 mm)
Panjang maximum benda kerja yang dipasang between
center(=1500 mm)
Poltek ATI Makassar/Zuingli SB
Poltek ATI Makassar/Zuingli SB
Bagian Utama Mesin Bubut
• Bed
Berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas,
eretan, penyanggah diam (steady rest), terdiri dari alur
gerakan mesin dan meja luncur rata

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Bagian Utama Mesin Bubut
• Kepala Tetap (Head Stock)
Adalah bagian utama dari mesin bubut yang digunakan
untuk menyangga poros utama, yaitu poros yang
digunakan untuk menggerakkan spindle.

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Bagian Utama Mesin Bubut
Kepala Lepas (Tail Stock)
Sebagai dudukan Senter putar untuk penopang
benda kerja,dan dudukan bor tangkai tirus

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Penggunaan Tailstock

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Bagian Utama Mesin Bubut
Eretan (Carriage)
Terdiri dari eretan memanjang,eretan melintang,dan eretan
atas. Fungsinya memberikan pemakanan yang besarnya dapat
diatur

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Perlengkapan Mesin Bubut
• Perlengkapan Mesin Bubut Dibagi Menjadi 2
Kategori
– Pemegang dan Supporting Benda kerja
• Lathe centers, chucks, faceplates
• Mandrels, steady and follower rests
• Lathe dogs, drive plates
– Peralatan pemegang pahat potong
• Straight and offset toolholders
• Threading toolholders, boring bars
• Turret-type toolposts

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Lathe Center
• Terbagi Atas 2 jenis :
Live center (Senter putar)
Dead center (Senter Mati)
• Digunakan sebagai penyanggah
benda keja saat pemotongan
• Bagian ujung memiliki sudut 60°
dengan ujung terbuat dari
material karbit dan tipe tirus
Morse Taper

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Chuck (Cekam)
• Digunakan untuk memegang benda kerja
selama operasi pembubutan
• Jenis Chuck yang paling sering digunakan
– Three-jaw universal (Self centering)
– Four-jaw independent
– Collet chuck

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Three-jaw Chuck (Cekam rahang 3)

• Disebut juga self centering


chuck. 3 rahang Bergerak secara
simultan saat kunci chuck
diputar
• Memegang benda
silindris/hexagonal
• Mudah dan akurat dalam
mencekam benda kerja
• Memiliki 2 set rahang dalam dan
luar

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Four-jaw Chuck (Cekam rahang 4)

• Disebut juga independent


chuck. 4 rahang Bergerak
sendiri-sendiri saat kunci
chuck diputar
• Memegang benda
silindris/hexagonal/perseg
i/bentukbukan persegi
• Memiliki 2 set rahang
dalam dan luar

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Collet chuck

• Pencekam benda kerja


yang paling akurat
• Digunakan untuk
pekerjaan yang
membutuhkan |

kepresisian yang tinggi


• Memiliki diameter collet
yang berbeda-beda sesuai
diameter benda kerja
yang dipegang

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Pelat Pembawa (Drive Plate) dan lathe dog
• Digunakan untuk pembubutan between Center
• Untuk memegang benda kerja bulat

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Perlengkapan Mesin
• Pelat cekam rata (Face plate)

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Penyanggah (Rest)

PenyanggahTetap Penyanggah Jalan


(Steady Rest) (Follower Rest)

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Dudukan Pahat (Tool Holder)
Dudukan Pahat:
• Dudukan Pahat standar
• Dudukan jenis pemasangan cepat

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Pahat Bubut
Sifat-sifat dasar pahat Bubut:
1. Keras (Sisi potong dapat memotong Benda Kerja)
2. Ulet ( Sisi potong tidak mudah patah)
3. Tahan Panas ( Supaya ketajaman sisi potong tidak mudah
aus/rusak)
4. Tahan lama (Secara ekonomis dapat menguntungkan)

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Faktor Yang Mempengaruhi Pahat Bubut

Faktor yang mempengaruhi kemampuan potongan pahat bubut


diantaranya
• Jenis bahan/ material yang digunakan
• Geometris pahat bubut
• Sudut potong pahat bubut
• Teknik penggunaan sesuai petunjuk katalog

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Jenis Material pahat bubut

• Unalloyed tool steel (Carbon steel)


Carbon 0.5-1.5%, Vc rendah, T<250 oC
• Alloy tool steel, (HSS (High Speed Steel))
Carbon+Cromium+vanadium+molybdenum, T < 600 oC
• Cemented Carbide
tungsten,kobalt + Carbon, T <900 oC
• Diamond dan Ceramic

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Jenis pahat bubut
1. Berdasarkan Letak Penyayatan
Pahat Bubut Luar Pahat Bubut dalam

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Jenis pahat bubut
2. Berdasarkan Keperluan Pekerjaan
• Pahat Kasar / Roughing
Memotong benda kerja dalam waktu sesingkat
mungkin sehingga menghasilkan permukaan yang
kasar. Memerlukan gaya potong yang besar
• Pahat Halus / Finishing
Menghasilkan Permukaan yang halus, ujung pahat
dibuat radius. Gaya pemotongan kecil

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Jenis pahat bubut
3. Letak Sisi Potongnya
• Pahat Kiri
• Pahat Kanan

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Jenis pahat bubut
4. Berdasarkan Fungsinya
• Pahat Rata
• Pahat Muka (facing)
• Pahat Potong
• Pahat Alur
• Pahat chamfer
• Pahat Ulir

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Jenis pahat bubut
5. Inserts Tips / Pahat Bubut Sisipan
• Inserts Tips pengikatan dibrasing
• Inserts Tips pengikatan diklem / dibaut

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Alat Potong
• Center drill

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Geometri Pahat Bubut
Bagian Utama Pahat Bubut:

1. Back rake, untuk memperlancar aliran geram, yang agar


ukuran geram sama dan hasil akhir yang halus
2. Side rake, mengarahkan geram mengalir menjauhi mata
potong agar mata potong tetap tajam
3. End relief , untuk menghindarkan sisi depan dari pahat
bergesekan dengan benda kerja
4. Side relief, agar pahat dapat melakukan gerak pemakanan ke
benda kerja
5. SCEA, mempengaruhi gaya potong dan ketebalan
pemotongan.

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Sudut Pahat Bubut

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Jenis-jenis pisau bubut
• Standar ISO

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


• Pisau Pemotong

Sudut back rake yang besar untuk


memotong material lunak

Cara yang salah dan benar dalam


mengasah pahat potong
Poltek ATI Makassar/Zuingli SB
Pahat Ulir

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Pencekaman Pahat Bubut
Penyetelan ketinggian pahat

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Pencekaman Pahat Bubut

• Jika letak pahat di atas sumbu, maka garis


sumbu dan sudut tatal akan membuat sudut
lebih besar dan sudut bebasnya berkurang.
Akibatnya ia akan melentur dan sisi depan
bagian bawah akan masuk lebih dalam pada
bagian benda kerja.

• Jika letak pahat berada di bawah sumbu,


maka besarnya sudut antara garis sumbu dan
sudut tatal akan berkurang, dan sudut
bebasnya menjadi besar. Kedudukan pahat
yang demikian akan mengangkat benda kerja.

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Pencekaman Pahat Bubut

Syarat Pencekaman yang baik:


1. Bagian depan tidak terlalu menjorok
2. Pengikatan kuat
3. Rata

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Pencekaman Pahat Bubut

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Pencekaman Pahat Bubut

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Pencekaman Pahat Bubut

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Operasi Pembubutan
• Bubut Rata (Turning) • Bubut Bentuk (Forming)
• Bubut Muka (Facing) • Bubut Ulir (Threading)
• Bubut Tirus (Taper) • Pengeboran (Drilling)
• Bubut Chamfer • Bubut dalam (Boring)
• Alur (Groving) • Kartel (Knurling)
• Pemotongan (Parting
off)

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Turning (Bubut Rata)

• Material lebih dibuang untuk


mengurangi diameter
 Kedalaman potong 1 mm
akan mengurangi diameter
benda kerja 2 mm

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Bubut Muka (Facing)

• Hasil akhir permukaan


rata
Chuck Workpiece
Atau mengurangi panjang
benda kerja d
• Feed: dalam arah tegak Machined
lurus sumbu benda kerja Face
Cutting
– Panjang lintasan pahat= speed Depth of
jari-jari benda kerja cut
• Kedalaman potong: dalam Tool Feed
arah paralel dengan sumbu
benda kerja

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Bubut Tirus

• Hasil akhir permukaan


Konis/tirus
Atau mengurangi panjang
benda kerja
• Feed: dalam arah miring
terhadap sumbu benda
kerja

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Knurling (Kartel)

• Menghasilkan tekstur permuakaan kasar


Untuk dekorasi dan untuk ngsi tertentu
• Pisau Kartel

Knurled surface
Cutting
speed
Feed Movement
for depth
Knurling tool
Tool post

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Alur (Grooving)
• Menghasilkan Alur pada benda kerja
• Bentuk pahat bentuk alur
• Dilakukan dengan pahat alur
• Biasa juga dinamakan bubut bentuk
Shape produced
by form tool Groove

Feed or Grooving
Form tool depth of cut tool
Poltek ATI Makassar/Zuingli SB
Memotong (Parting off)
• Memotong
Benda kerja
menjadi 2 bagian
• Sama dengan
Mengalur
• Pahat Potong
• Putaran yang
rendah Parting tool Feed

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Chamfering

Beveling sudut yang tajam


Pahat Chamfer – 45° Chamfer
Kegunaan
• Menghindari sudut yang
tajam
• Membuat perakitan lebih Feed
mudah
• Memperbaiki esteika
Chamfering tool

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Bubutan ulir (threading),

• Melakukan pemotongan ulir


• Pahat yang digunakan Pahat ulir
• Kecepatan putaran rendah
• Dilakukan secara otomatis

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Pengeboran (Drilling)
• Melakukan pembuatan lubang
• Menggunakan Mata bor
• Kecepatan putaran sesuai diameter mata bor
• Dilakukan secara manual

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Boring
• Memperbesar lubang yang sudah ada
• Menggunakan pahat Bubut dalam
• Kecepatan putaran sesuai diameter Benda kerja
• Dilakukan secara manual/otomatis

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Perencanaan Langkah Kerja
Tujuan :
• Untuk memperoleh Urutan Proses Pemotongan yang benar
• Perencanaan perlengkapan mesin bubut yang tepat.
Contoh : Bagaimana proses membubut material
45 (L)x 30 (D)?

15

20 dia

40

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Langkah proses…..
Urutan langkah yang mungkin
15

20 dia

40

• TURNING - FACING - KNURLING


• TURNING - KNURLING - FACING X
• FACING - TURNING - KNURLING
• FACING - KNURLING - TURNING X
• KNURLING - FACING - TURNING X
• KNURLING - TURNING – FACING X
Urutan kerja paling optimal?

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Parameter Pemotongan pada Proses Pembubutan
Defenisi:
Parameter pemotongan adalah sejumlah parameter yang dapat
mempengaruhi efektifitas dan efisiensi proses pembubutan.

Cutting speed
Parameter pembubutan antara lain: Workpiece
1. Kecepatan Potong Vc (m/menit)
Depth of cut (d)
2. Feed rate (Gerak makan) f (mm/putaran) N
Machined
3. Kedalaman Potong d (mm) surface
Chuck Feed (f ) Chip
Tool Depth of cut

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Kecepatan Potong (Cs)
kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan suatu alat potong
menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan
panjang tiap satuan waktu (meter/menit atau feet/menit)

Tool post Workpiece


Chip N (rev/min)
S
Tool peripheral
D
speed
(m/min)
jarak tempuh pisau per1 putaran   D
Kecepatan Keliling  S   D N
Poltek ATI Makassar/Zuingli SB
Kecepatan Potong (Cs)

 DN
Cs  m/min
1000
Cs- Kecepatan Potong (m/mnt)
D – Diameter (mm)
N – Putaran/menit(rpm)

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Grafik Vc,N dan D

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Tabel Kecepatan Potong Pembubutan
Berapakah kecepatan putaran Spindel mesin jika Sebuah material Mild
Steel berdiameter 62 mm akan dibubut menjadi 60 mm Menggunakan
Pahat HSS.
Cs- 19 (m/mnt)
D – 61 (mm)
Ditanyakan
N – Putaran/menit(rpm) .....?

 DN
Cs  m/min
1000

1000.Cs 1000 x19


N m/min N  99,195Rpm
D 3,14 x61

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Feed Rate (f)
Feed rate adalah jarak yang ditempuh pahat setiap satu kali putaran
benda kerja(mm/rev).
Faktor yang mempengaruhi besarnya feed rate:
• Kekerasan bahan
• Kedalaman penyayatan
D1 D2
• Sudut-sudut sayat alat potong
• Bahan alat potong
• Ketajaman alat potong
f
• Kesiapan mesin yang akan digunakan.
Feed
• Tingkat kehalusan pemotongan

F = f x n (mm/menit)
Keterangan:
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran),
n= putaran mesin (putaran/menit).

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB


Poltek ATI Makassar/Zuingli SB
Kedalaman potong (d)
• Kedalaman penyayatan (depth of cut) yaitu kedalaman
penusukan pahat pada benda kerja.
• Kedalaman penyayatan disesuaikan dengan kemampuan mesin
bubut dan jenis pekerjaannya

d = (D1 – D2)/2 (mm)

D1 D2

d Depth
of Cut
Poltek ATI Makassar/Zuingli SB
Terimakasih

Poltek ATI Makassar/Zuingli SB

Anda mungkin juga menyukai