Anda di halaman 1dari 2

KOLABORASI PEMUDA KATOLIK DALAM PENGUATAN PANCASILA

DI ERA DIGITAL

Pemuda Katolik Komisariat Daerah Kalimantan Selatan menggelar


seminar bertemakan ‘Penguatan dan Implementasi Pancasila dalam Era Digital’,
di Aula Gereja Santa Maria, Jalan Rantauan Timur I Kelurahan Kelayan Baru,
Kecamatan Banjarmasin Selatan, Sabtu (27/8/2022). Hal ini merupakan salah
satu rangkaian dalam kegiatan Gerakan Nasional Pemuda Penggerak
Transformasi Digital Tahun 2022, yang puncaknya diadakan pelantikan
pengurus baru Komisariat Pemuda Katolik, Ahad (28/8/2022).
Uskup Keuskupan Kalsel Monsinyur Petrus Boddeng Timang mengatakan,
kegiatan ini bertujuan untuk penguatan dalam pengimplementasian Pancasila
dalam berorganisasi maupun kehidupan sehari-hari.“Jadi, di dalam era yang
serba digital ini, para pemuda Katolik ini tidak terpengaruh terhadap berita-
berita hoaks yang beredar, sehingga mereka dapat menggunakan apa yang ada
di dalam era digital ini dengan baik dan tentunya positif,” ungkapnya.
“Jadi, Pemuda Katolik itu bisa ikut tampil juga, baik dalam kegiatan sehari-hari,
atau pun saat ada bencana, dan kegiatan lainnya,” tutur Uskup Petrus.
“Dan di situ juga saya selalu tekankan, agar tidak memandang segala perbedaan
yang ada, namun didasari dengan rasa kemanusiaan dalam berbangsa dan
bernegara,” tambahnya. Sementara itu, Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus
Gusma, ikut mendorong para jajarannya bisa aktif terlibat di luar gereja.
“Sehingga mereka dapat berbaur dengan masyarakat yang lebih luas, berbaur
dengan pemuda-pemudi yang berbeda agama, tanpa harus memandang segala
perbedaan yang ada,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional untuk pengentasan kasus kekerdilan, dan sosialisasi
terhadap remaja tentang bagaimana kehidupan yang sehat.
Tidak hanya itu, pemuda Katolik juga turut menggandeng Kementerian
Komunikasi dan Informatika dalam transformasi digital.
“Menopang misi besar pemerintah, karena transformasi digital tidak melulu
tentang infrastruktur, tapi juga ekosistem bagaimana cara bersosmed yang
baik,” kata Stefanus.
Dalam hal ini, pihaknya tidak sendirian, dengan ikut berkolaborasi bersama
organisasi terkait, seperti Gerakan Pemuda Ansor, Pemuda Muhammadiyah,
Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia, Perhimpunan Pemuda Hindu,
Generasi Muda Buddhis Indonesia, dan lainnya, dalam menjaga keutuhan
NKRI.
Berbagai organisasi kepemudaan lintas agama ini memiliki tantangan yang
sama dalam konteks implementasi Pancasila serta gerakan moderasi agama.
Di samping itu, para pemuda Katolik juga didorong tidak hanya berbicara di
gereja saja, namun juga terlibat tugas sosial politik ke masyarakat.
Terlebih lagi, dalam setahun ke depan, tentu saja euforia Pemilu 2024 akan
menambah dinamika organisasi Pemuda Katolik.
“Jelang Pemilu 2024 mendatang, kami juga sudah menyiapkan posisi kader di
sosial politik kemasyarakatan yang terbagi dalam 6 klaster, ASN, UMKM,
jurnalis, pengacara, akademisi, dan politisi,” urai Stefanus.

Anda mungkin juga menyukai