Anda di halaman 1dari 8

BAB XII

BIMBINGAN BELAJAR PESERTA DIDIK


Nia Maliana

A. Pengertian Bimbingan
United states office of education dalam Aisyah, (2015) memberikan rumusan
bimbingan sebagai kegiatan yang terorganisir untuk memberikan bantuan secara
sistematis kepada peserta didik dalam membuat penyesuaian diri terhadap berbagai
bentuk problema yang dihadapinya, misalnya problema kependidikan, jabatan, kesehatan,
sosial dan pribadi. Dalam pelaksanaanya, bimbingan harus mengarahkan kegiatanya agar
peserta didik mengetahui tentang diri pribadinya sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat.

Menurut Suardi (2018) Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam
kehidupanya agar individu atatu kelompok itu dapat mencapai kesejahtraan hidupnya.
Sedangkan Pengertian bimbingan Menurut Safrianus Haryanto (2010) mengatakan bahwa
bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari
pembimbing kapada dibimbing agar dapat membuat pilihan, baik dalam kemandirian,
pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai
tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.

Sementara itu, Riswandi (2015) Bimbingan merupakan salah satu unsur terpadu
dalam keseluruhan program pendidikan di lingkungan sekolah. Dengan demikian
bimbingan merupakan salah satu tugas yang dilakukan oleh setiap tenaga pendidikan
yang bertugas di sekolah tersebut, sehingga bimbingan dapat diartikan sebagai proses
bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal kepada sekolah, keluarga,
serta masyarakat. Bimbingan tidak hanya diberikan kepada peserta didik yang bermasalah
saja, akan tetapi setiap peserta didik mempunyai hak untuk mendapatkan bimbingan dari
guru bimbingan dan konseling.

Dari pengertian-pengertian yang di kemukan oleh para ahli diatas dapat dikatakan
bahwa bimbingan merupakan bagian dari program Pendidikan yang berupa layanan
bantuan khusus secara berkesinambungan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada
peserta didik atau beberapa orang peserta didik, agar peserta didik tersebut mampu
memahami dan mengembangkan kemampuan dirinya secara penuh untuk mencapai hasil
yang diharapkan sesuai dengan norma yang berlaku.

B. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan
sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari, hasil dari aktivitas belajar terjadilah
perubahan dalam diri individu. dengan demikian, belajar dikatakan berhasil bila telah
terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya, bila tidak ada perubahan dalam diri
individu, maka belajar dikatakan tidak berhasil.

Menurut Hakim (2000) Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian
manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan lainya.

Sedangkan Slameto (2003:2) mengemukan belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
kesluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Lebih lanjut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2010 :35)
menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu
dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut
aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

C. Pengertian Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bimbingan dari pembimbing


kepada siswa dengan cara mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan
mengembangkan keterampilan serta kebiasaan belajar agar mencapai hasil belajar yang
optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya (Munandar, 2002: 21). Secara umum
tujuan bimbingan belajar (Syah, 2004: 23) adalah tercapainya penyesuaian akademis
secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa. Secara khusus, tujuan
bimbingan belajar adalah siswa dapat memahami dirinya, siswa memiliki keterampilan
belajar, siswa mampu memecahkan masalah belajar, terciptanya suasana belajar yang
kondusif bagi siswa, dan siswa memahami lingkungan pendidikan. Untuk Guru
Bimbingan dan Konseling dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil tindakan dalam mengatasi siswa yang mempunyai permasalahan dalam
belajar. Untuk Orang Tua nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan orang
tua dalam memberikan pengarahan kepada putra/putrinya sebagai langkah mengatasi
kesulitan siswa dalam belajar.

D. Bimbingan Kegiatan Belajar Peserta Didik


Berikut ini langkah-langkah umum dalam melaksanakan suatu bimbingan menurut
Nana Syaodih dan Sunaryo Kartadinata (2007: 93):

1. Mengidentifikasi kebutuhan, tantangan, dan masalah peserta didik


Yaitu tahap yang ditujukan untuk mengidentifikasi macam-macam
kebutuhan, tantangan, dan masalah yang dirasakan dan dihadapi oleh peserta
didik serta langkah-langkah identifikasinya. Kebutuhan yang diperlukan oleh
peserta didik adalah kebutuhan fisik, sosial, afektif, maupun intelektual.
Sedangkan tantangan-tantangan pada peserta didik contohnya adalah penyelesaian
dan lanjutan studi, persiapan karir, peran sosial, dan pembinaan diri. Identifikasi
kebutuhan dan tantangan dapat dilakukan melalui pengedaran daftar kebutuhan
atau tantangan yang disusun dalam daftar checklist. Sedangkan identifikasi
masalah dapat dilakukan melalui pengamatan, catatan anekdot, pengedaran
angket, checklist, dan studi dokumenter.
2. Menganalisis kebutuhan, tantangan masalah, dan latar belakang masalah
Langkah ini merupakan kegiatan untuk mengungkap intensitas kedalaman
dan keleluasaan kebutuhan, tantangan yang dirasakan oleh peserta didik secara
individual maupun kelompok. Pengumpulan data selain melihat data yang sudah
diperoleh melalui checklist juga perlu dilakukan pengumpulan data yang lebih
mendalam. Dilakukan dengan cara wawancara mendalam, pengedaran angket
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang juga lebih mendalam, pengamatan dan
studi dokumenter. Analisis kedalaman masalah atau kesulitan yang dihadapi
peserta didik sama dengan analisis kebutuhan dan tantangan.
Analisis kedalaman masalah tersebut yaitu berupa pengungkapan banyaknya
butir masalah yang dihadapi peserta didik secara horizontal dan vertikal. Dari
berbagai kegiatan pengumpulan data, identifikasi, analisis kedalaman-keluasan
kebutuhan, tantangan dan masalah serta interpretasi tersebut dapat ditarik
beberapa kesimpulan-kesimpulan kebutuhan tantangan dan masalahpun
dirumuskan dalam bentuk alternatif kebutuhan, masalah bukan hanya dalam satu
rumusan kebutuhan masalah. Pembuatan alternatif perkiraan kebutuhan masalah,
bukan hanya menggambarkan adanya macam-macam kemungkinan kebutuhan,
tantangan dan masalah yang dihadapi peserta didik, tetapi juga tingkat kedalaman
dan kekuasaan dari kebutuhan kesulitan tersebut berbeda-beda.
3. Pemberian layanan bimbingan
Setelah diketahui berbagai kebutuhan dan tantangan serta kesulitan yang
dihadapi peserta didik dengan berbagai alternatif faktor-faktor yang
melatarbelakangi atau penyebabnya, langkah-langkah selanjutnya adalah memilih
alternatif layanan bimbingan yang dapat diberikan. Untuk setiap kebutuhan
tantangan atau masalah yang dihadapi dapat dirumuskan tidak hanya satu jenis
layanan, tetapi dapat beberapa sesuai dengan jenis dan sifat kebutuhan dan
masalah yang dihadapi. Setelah dibuat alternatif, langkah selanjutnya adalah
memberikan layanan bimbingan. Layanan yang diberikan dapat bermacam-
macam seperti layanan klasikal, informasi, bimbingan kelompok dan konseling.
Untuk mengetahui keberhasilan pemberian layanan bimbingan diadakan evaluasi.

Evaluasi dapat dilakukan selama proses pemberian layanan, pada akhir


pemberian layanan dan beberapa waktu berselang setelah pemberian layanan
bimbingan. Hasil dari evaluasi dapat digunakan untuk pemberian layanan bantuan
berikutnya, penyusunan, dan penyempurnaan program bimbingan, penyiapan
materi dan media
bimbingan, pengisian buku catatan pribadi dan bila perlu untuk bahan penyusunan
laporan.

Sedangkan langkah-langkah dalam melaksanakan bimbingan belajar menurut Oemar


Hamalik (2004: 199) adalah sebagai berikut:

a. Langkah 1
Menentukan penjajakan berbagai masalah atau kesulitan belajar yang sedang
dihadapi oleh para siswa, baik sebagai individu maupun sebanyak kelompok.
b. Langkah 2
Melakukan studi tentang berbagai faktor penyebab terjadinya masalah atau
kesulitan belajar yang dihadapi siswa, selanjutnya menetapkan satu atau beberapa
faktor yang diduga paling determinan terhadap terjadinya masalah belajar
tersebut.
c. Langkah 3
Menetapkan cara-cara atau metode yang akan digunakan untuk melakukan
bimbingan belajar kepada para siswa.
d. Langkah 4
Melakukan bimbingan belajar dalam bentuk bantuan, arahan, petunjuk, gerakan,
dan sebagainya sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya.
e. Langkah 5
Siswa sendiri yang memecahakan masalah atau kesulitan belajar yang sedang
dialaminya.
f. Langkah 6
Memisahkan siswa yang telah dibimbing dan mengembalikannya ke dalam kelas
semula.
g. Langkah 7
Melakukan penelitian dengan teknik tertentu untuk mengetahui sampai dimana
tingkat keberhasilan bimbingan yang telah dilaksanakan dan bagaimana tindak
lanjutnya.

Berdasarkan paparan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah


dalam pelaksanaan bimbingan belajar diantaranya adalah identifikasi kebutuhan,
tantangan dan masalah yang dihadapi siswa, melakukan analisis latar belakang atau
faktor penyebab kebutuhan, tantangan dan masalah siswa, merencanakan dan menetapkan
metode yang akan diberikan kepada siswa, kemudian memberikan layanan bimbingan
kepada siswa dengan metode-metode yang telah ditetapkan, selanjutnya mengevaluasi
hasil pelaksanaan bimbingan.

E. Bimbingan Dengan Pendekatan PAIKEM

Pendekatan PAIKEM merupakan strategi yang digunakan dalam menghidupkan


suasana belajar agar lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang
dihubungkan dengan lingkungan alam yang tujuannya mendorong peserta didik agar
mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya yaitu mengerjakan kegiatan yang
beragam untuk mengembangkan keterampilan dengan penekanan kepada belajar sambil
berbuat atau bekerja seperti melakukan percobaan, berdiskusi, bermain peran, sementara
guru menyiapkan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan
lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik. (menurut Mulyani Tabamat, 2005:2).
Dalam penggunaan pendekatan PAIKEM perlu memperhatikan prinsip PAIKEM
agar mempermudah pembelajaran IPA. Menurut Usman H. B, Dlek (2008:8) menyatakan
bahwa "1). mengalami, peserta didik mengalami secara langsung dengan memanfaatkan
banyak indra, bentuk konkritnya adalah peserta melakukan, pengamatan, percobaan
penyelidikan, wawancara. 2). Interaksi ini bisa dilakukan antara guru dengan siswa atau
siswa dengan siswa agar pembelajaran IPA lebih hidup. 3). Komunikasi, guru tidak harus
melakukan komunikasi yang tidak menyenangkan akan tetapi harus menyenangkan agar
interaksi yang dibangun lebih bermakna. 4). Refleksi yang dimaksud peserta didik
memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan.

Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan


kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk
cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Suardi, M. (2018). Belajar dan Pembelajaran. CV Budi Utama. Yogyakarta.

Mulyani. (2005). KBM dengan pendekatan PAIKEM. Palu Dinas Pendidikan


Pengajaran: Sulawesi Tengah.

Usma. H.B (2008). Model-model pembelajaran inovatif (PLPG). Palu: Universitas


Tadulako.

Safrianus, H. D. (2010). Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.

Putra, Andi Riswandi Buana. "Peran Guru Bimbingan Konseling Mengatasi Kenakalan
Remaja di Sekolah." Pedagogik: Jurnal Pendidikan 10.1 (2015).

Hakim, thursan. 2000. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Puspa Swara.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta Penerbit:


PT.

Reneka Cipta.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Aisyah, Siti. Perkembangan peserta didik dan bimbingan belajar. Deepublish, 2015.

Muhibbin syah. (2004). Psikologi belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Cet.3.)

Nana Syaodih, dkk. 2007. Rujukan Filsafat, Teori, dan Praksis Ilmu Pendidikan.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Lestari, Sulastri Ayu. "Pengaruh Pendekatan Paikem Terhadap Hasil Belajar Pkn Pada
Murid Kelas V Sd Labuang Baji Ii Kecamatan."

Biografi :
Nia Maliana, lahir di Gerung Lombok Barat menghabiskan masa studi SD di kampung
halaman lalu melanjutkan studi Mts dan MA di pondok pesantren selapang Kediri
Lombok Barat. Kemudian pada tahun 2020 melanjutkan Pendidikan S1 di Universitas
Pendidikan Mandalika. Saat ini aktif sebagai mahasiswa program studi Pendidikan kimia
UNDIKMA.

Anda mungkin juga menyukai