Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Perlindungan dan Kesejahteraan Anak
Dosen Pengampu: Dr. Luluk Asmawati, M.Pd
KELOMPOK 2:
Disusun Oleh:
Aulia Inayah 2228190038
Siti Badriah 2228190039
Zahra Mutia Y. 2228190041
Mareta Puspita A. 2228190043
Masniah 2228190044
Tasya Maulinda 2228190045
Shafanissa Aulia 2228190046
Monica Eka W. 2228190047
Divanie Normayulia 2228190049
Fauziah Nurul A. 2228190051
Dinda Putri N. 2228190052
Nelly Aulia R. 2228190053
Auliya Wahyuni 2228190054
Ulul Azmi N. 2228190056
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
RESUME
A. PENGERTIAN GAYA BELAJAR (LEARNING STYLE)
Gaya belajar adalah cara tercepat seseorang untuk menyerap informasi. Merupakan
jalan tol yang mampu menghubungkan seseorang dengan informasi dengan kecepatan tinggi
Patas Manilik dalam Henny Puspitariani( 2013) mengatakan bahwa gaya belajar anak akan
mempermudah anda guru atau orangtua, mengajak anak percaya diri melakukan sesuatu,
mendalami sesuatu ilmu dan sebagainya. Marton (dalam Ghufron, 2013) mengatakan bahwa
kemampuan seseorang untuk mengatahui sendiri gaya belajarnya dan gaya belajar orang lain
dalam lingkungannya akan meningkatkan efektifitasnya dalam belajar. Gaya belajar
mempunyai peran penting dalam bidang pendidikan. Berdasarkan hasil dari beberapa riset
belajar, Marton (dalam Ghufron, 2013) mengatakan bahwa dengan studi phenomenograhic
menemukan sekaligus mengkukuhkan suatu kesimpulan tentang hubungan konsep belajar
individu sebagai satu usaha yang dilakukan individu untuk belajar. Keberadaan dari
hubungan tersebut secara spasifik berupa gaya belajar dan pengukuran hasil belajar dan
prestasi akademis.
Gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor
lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan
dengan latihan sekalipun. Tetapi ada juga hal-hal yang dapat dilatihkan dan disesuaikan
dengan lingkungan yang terkadang justru tidak dapat diubah. Mengenali gaya belajar sendiri,
belum tentu membuat kita menjadi lebih pandai. Tapi dengan mengenali gaya belajar, kita
akan dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif. Anda tahu bagaimana memanfaatkan
kemampuan belajar secara maksimal, sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat optimal.
Belajar adalah suatu proses. Artinya kegiatan belajar terjadi secara dinamis dan terus-
menerus yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam diri anak. Perubahan yang dimaksud
dapat berupa pengetahuan (knowledge) atau perilaku (behavior). Dua anak yang tumbuh
dalam kondisi dan lingkungan yang sama dan meskipun mendapat perlakuan yang sama,
belum tentu akan memiliki pemahaman, pemikiran dan pandangan yang sama terhadap dunia
sekitarnya. Masing-masing memiliki cara pandang sendiri terhadap setiap peristiwa yang
dilihat dan dialaminya. Cara pandang inilah yang kita kenal sebagai “Gaya Belajar”.
Selain itu juga gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif,
afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk
pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar. Gaya belajar
mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pebelajar. Umumnya, dianggap bahwa gaya
belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis
latar belakang sosio kultural, dan pengalaman pendidikan.
a. Belajar ”Somatis”
”Somatis” berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh-soma (seperti dalam
psikosomatis). Jadi belajar somatis berarti belajar dengan indra peraba, kinestetis,
praktis-melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu
belajar.
b. Belajar ”Auditori”
Belajar Auditori adalah cara belajar dengan menggunakan pendengaran.
Belajar auditori merupakan cara belajar standar bagi semua masyarakat sejak
adanya manusia. Telinga terus menerus menangkap dan menyimpan informasi
auditori, bahkan tanpa disadari seseorang mampu membuat beberapa area penting
didalam otak menjadi aktif.
c. Belajar ”Visual”
Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat
dalam diri setiap orang. Alasannya adalah bahwa didalam otak terdapat lebih
banyak perangkat untuk memproses informasi visual dari pada semua indra yang
lain. Setiap orang (terutama pembelajar visual) lebih mudah belajar jika dapat
”melihat” apa yang sedang dibicarakan seseorang penceramah atau sebuah buku
atau program komputer dan lain-lain. Pembelajar visual belajar paling baik jika
mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata.
d. Belajar ”Intelektual”
Kata ”Intelektual” menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran
mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenung
suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana dan nilai dari
pengalaman tersebut.
”Intelektual” adalah bagian dari merenung, mencipta, memecahkan masalah
dan membangun makna. Intelektual (menurut Dave meier) adalah pencipta makna
dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk ”berfikir”, menyatukan
pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru dan belajar. Ia menghubungkan
pengalaman mental, fisik, emosiaonal dan intuitif tubuh untuk membuat makana
baru bagi dirinya sendiri. Itulah sarana yang digunakan pikiran untuk mengubah
pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, dan
pemahaman diharapkan menjadi kearifan.
2) Gaya Belajar menurut Depdiknas
E. KESIMPULAN
Gaya belajar atau learning style merupakan cara seseorang dalam menyerap
informasi/pelajaran, mengatur, dan mengola informasi tersebut untuk memecahkan
masalah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yang di didasarkan pada
kepribadian peserta didik masing-masing. Gaya belajar secara garis besar dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu: gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Gaya belajar setiap
orang dipengaruhi juga oleh dua faktor, yaitu faktor alamiah (pembawaan) dan faktor
lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan
dengan latihan sekalipun. Gaya belajar juga memiliki beberapa prinsip, yaitu mengenali
betul apa yang menarik untuk kita, kenalilah kepribadian diri sendiri, rekam semua
informasi dalam kata, belajar bersama orang lain, dan hargai diri sendiri.
SUMBER RUJUKAN
Susilowati, R. (2018). Pemahaman Gaya Belajar Pada Anak Usia Dini. ThufuLA: Jurnal
Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 1(1), 89-100.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/view/4245
Suryati, dkk. The Description Of Child’s Learning Style At 5-6 Years Old In Ra Jannatul Ilmi
Tampan Pekan Baru. https://media.neliti.com/media/publications/209264-none.pdf