“GAYA BELAJAR”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar & Implikasi pada Pembelajaran di SD
Dosen Pengampu
Sulfasyah,S.Pd.,M.A.,PhD
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Dian Ekasari Sulnas 105061101421
Sunarti 105061101321
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puja dan puji syukur kami panjatkan pada Allah yg selalu memberi kita nikmat kesehatan.
Shalawat serta Salam semoga senantiasa mengalir terhadap nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
kita dari alam gelap ke alam yang terang benderang. Tidak lupa terima kasih juga kami sampaikan pada
semua pihak yang sedikit banyak telah membantu pembuatan makalah ini. Baik secara langsung ataupun
tidak. Disadari ataupun tidak. Disengaja ataupun tidak.
Dengan segala keterbatasan yang kami miliki, kami Menyusun makalah ini “ Gaya Belajar ” demi
memenuhi tugas dari Dosen pengampu. Sebagai pemula, tentunya sangat mungkin terdapat banyak
kekurangan dalam makalah ini. Baik dari segi redaksi, penjabaran, referensi, dll. Karena itu sebelumnya
kami meminta maaf yang sebesar-besarnya dan sangat mengharap pengertian dari pembaca.
Kiranya cukup demikian pengantar dari kami, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih yang
tiada batasnya.
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gaya belajar adalah salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian. Gaya belajar merupakan cara
termudah yang dimiliki oleh individu dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi yang diterima.
Gaya belajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan seseorang dalam belajar. Oleh karena itu, dalam
kegiatan belajar, peserta didik sangat perlu dibantu dan diarahkan untuk mengenali gaya belajar yang
sesuai dengan dirinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada
yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara
berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Sebagian peserta didik lebih
suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa
membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Tapi, sebagian peserta didik lain lebih suka guru
mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa
memahaminya.
Sementara itu, ada peserta didik yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan
pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut. Cara lain yang juga kerap disukai banyak peserta didik
adalah model belajar yang menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita
panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya, sementara para peserta didik
mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.
Ada beberapa permasalahan di Indonesia yang sampai saat ini belum tersele saikan secara tuntas. Antara lain
: masalah pemerataan pendidikan, mutu pendidikan, efisiensi pendidikan dan masalah relevansi pendidikan.
Memang kita perlu akui bahwa secara umum manusia Indonesia kurang dapat menggunakan kemampuan
dan bakat yang dimilikinya. Gaya belajar seseorang menentukan bagaimana dia bisa menyerap sesuatu
melaui inderanya diantara panca inderanya, indera mana yang lebih berkembang pada saat proses belajar
tersebut berlangsung.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Proses belajar mengajar selalu menjadi perhatian bagi dunia pendidikan, bagaimana belajar itu
berlangsung, seperti apa mengajar itu terealisasi, dan sampai mana hasil belajar itu tercapai. Dalam proses
berlangsungnya pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui bersama salah satunya bahwa setiap
manusia memiliki cara menyerap dan mengolah informasi yang diterimanya dengan cara yang berbeda satu
sama lainnya. Ini sangat tergantung pada gaya belajarnya. “Seperti yang dijelaskan oleh Hamzah B. Uno,
“bahwa pepatah mengatakan lain ladang, lain ikannya. Lain orang, lain pula gaya belajarnya. Peribahasa
tersebut memang pas untuk menjelaskan fenomena bahwa tak semua orang punya gaya belajar yang sama.
Termasuk apabila mereka bersekolah disekolah yang sama atau bahkan duduk dikelas yang sama”.
Berdasarkan Sukadi, bahwa “gaya belajar yaitu kombinasi antara cara seseorang dalam menyerap
pengetahuan dan cara mengatur serta mengolah informasi atau pengetahuan yang didapat.” Sedangkan
menurut S. Nasution, “gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam
menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal.” Menurut DePorter &
Hernacki, “gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur
Walaupun masing-masing peneliti menggunakan istilah yang berbeda dan menemukan berbagai cara
untuk mengatasi gaya belajar seseorang, telah disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang
bagaimana kita belajar. Pertama, bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah (modalitas) dak kedua,
cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak). Selanjutnya, jika seseorang telah
akrab dengan gaya belajarnya sendiri, maka dia dapat membantu dirinya sendiri dalam belajar lebih cepat
dan lebih mudah. Sehingga dari paparan ahli diatas mengenai pengertian gaya belajar, penulis menarik
kesimpulan bahwa gaya belajar adalah cara seseorang dalam mengeloh informasi yang dia terima dalam
proses belajar sehingga cara berpikir, memahami, dan pandangan peserta didik berbeda sekalipun dia
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki secara umum gaya belajar manusia dibedakan ke dalam tiga
kelompok besar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik.
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki yang dikutip oleh Sukadi, berdasarkan arti katanya, Gaya
belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, mengamati, memandang, dan sejenisnya.
Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indera penglihatan. Bagi orang yang memiliki gaya ini, mata
adalah alat yang paling peka untuk menangkap setiap gejala atau stimulus (rangsangan) belajar. Orang
dengan gaya belajar visual senang mengikuti ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-gambar,
meninjau kejadian secara langsung, dan sebagainya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan
metode dan media belajar yang dominan mengaktifkan indera penglihatan (mata).
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata sangat memegang peranan
penting. Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang untuk memperolah informasi seperti melihat
gambar, giagram, peta, poster, grafik, dan sebagainya. Bisa juga dengan melihat data teks seperti tulisan
dan huruf. Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan- bahan yang disajikan secara
tertulis, bagan, grafik, gambar. Pokoknya mudah mempelajari bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan
alat penglihatannya. Sebaliknya merasa sulit belajar apabila dihadapkan bahan-bahan bentuk suara, atau
gerakan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa orang yang menggunakan gaya
belajar visual memperoleh informasi dengan memanfaatkan alat indera mata. Orang dengan gaya belajar
visual senang mengikuti ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-gambar, meninjau kejadian
secara langsung, dan sebagainya. Adapun Ciri-ciri bahasa tubuh yang menunjukkan seseorang gaya
belajar Visual yaitu biasanya duduk tegak dan mengikuti penyaji dengan matanya, berikut ciri-ciri yang
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara mendengar. Orang dengan gaya belajar ini,
lebih dominan dalam menggunakan indera pendengaran untuk melakukan aktivitas belajar. Dengan kata
lain, ia mudah belajar, mudah menangkap stimulus atau rangsangan apabila melalui alat indera
pendengaran (telinga). Orang dengan gaya belajar auditorial memiliki kekuatan pada kemampuannya
untuk mendengar. Oleh karena itu, mereka sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan
belajar, misalnya dengan cara mendengar seperti ceramah, radio, berdialog, dan berdiskusi. Selain itu, bisa
Anak yang bertipe auditorial, mudah mempelajari bahan-bahan yang disajikan dalam bentuk suara
(ceramah), begitu guru menerangkan ia cepat menangkap bahan pelajaran, disamping itu kata dari teman
(diskusi) atau suara radio/casette ia mudah menangkapnya. Pelajaran yang disajikan dalam bentuk tulisan,
perabaan, gerakan- gerakan yang ia mengalami kesulitan. Dari beberapa pengertian di atas dapat di ambil
kesimpulan bahwa orang yang menggunakan gaya belajar Auditorial memperoleh informasi dengan
memanfaatkan alat indera telinga. Untuk mencapai kesuksesan belajar, orang yang menggunakan gaya
belajar auditorial bisa belajar dengan cara mendengar seperti ceramah, radio, berdialog, dan berdiskusi.
Ciri-ciri bahasa tubuh yang menunjukkan seseorang gaya belajar Auditorial yaitu sering mengulang
dengan lembut kata-kata yang di ucapkan penyaji, atau sering menggunakan kepalanya saat fasilitator
menyajikan informasi lisan. Pelajar tipe ini sering “memainkan sebuah kaset dalam kepalanya” saat ia
mencoba mengingat informasi. Jadi, mungkin ia akan memandang ke atas saat ia melakukannya. Berikut
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh.
Maksudnya ialah belajar dengan mengutamakan indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Orang dengan
gaya belajar ini lebih mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau mengambil tindakan.
Misalnya, ia baru memahami makna halus apabila indera perasanya telah merasakan benda yang halus.
Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan-tulisan, gerakan-gerakan, dan
sulit mempelajari bahan yang berupa suara atau penglihatan. Selain itu, belajar secara kinestetik
Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa orang yang menggunakan gaya belajar
kinestetik memperoleh informasi dengan mengutamakan indera perasa dan gerakan-gerakan fisik.
Individu yang mempunyai gaya belajar kinestetik mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak,
meraba, atau mengambil tindakan. Selain itu dengan praktik atau pengalaman belajar secara langsung.
Ciri-ciri bahasa tubuh yang menunjukkan seseorang gaya belajar Kinestetik yaitu sering memnunduk saat
ia mendengarkan. Ciri-ciri yang menonjol dari mereka yang memiliki tipe gaya belajar kinestetik:
a) Berbicara dengan perlahan
b) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
c) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
d) Selalu berorientasi dengan sifik dan banyak bergerak
e) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
f) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
g) Banyak menggunakan isyarat tubuh
h) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
i) Memungkinkan tulisannya jelek
j) Ingin melakukan segala sesuatu
k) Menyukai permainan yang menyibukkan.
(1) visual otak kiri, (2) visual otak kanan, (3) auditori otak kiri, (4) auditori otak kanan, (5) kinestesik otak
kiri, (6) kinestesik otak kanan. Berikut adalah cara belajar yang mudah, cepat, dan efektif sesuai dengan
a. mempercepat proses belajar dengan membaca dan melihat materi visual dalam bentuk bahasa, surat,
kata, angka, dan membuat kontak mata dengan lawan bicara
b. lebih mudah mempelajari dengan membaca buku dan catatan yang diberikan secara jelas dan rapi
c. dapat belajar baik dengan diiringi musik maupun tidak, karena mereka tidak terlalu peduli dengan
stimuli auditori di sekelilingnya dan juga sangat sensitif terhadap stimuli visual dan mudah
terganggu bila ada gangguan visual
d. dapat belajar dan mengingat tulisan pengucapan bahasa dan pengejaan jika materinya disajikan
dalam bentuk cetak dan terlihat rapi.
e. sangat terjadwal dan disiplin waktu
f. untuk mempercepat membaca, tipe ini harus mengingat detail kata dan angka yang dibaca.
Instruksi yang Sesuai Untuk Gaya Visual Otak Kiri:
1) Tipe ini hanya perlu mengingat setiap detail yang dibaca dari pada harus mencari yang tersirat
2) Meminta instruktur untuk memilih point-point yang penting dan menuliskannya di papan tulis
b. adanya kontak mata dengan guru atau pengajar daripada harus mendengarkan saja
c. diberi penjelasan secara deskriptif agar memiliki bayangan yang jelas tentang materi yang
dibicarakan
d. disediakan media, slide, video disertai dengan gambar-gambar yang menarik dan imajinatif
e. bisa belajar baik diiringi dengan musik maupun tidak, kebisingan dan suara disekitar tidak akan
menggoyahkan konsentrasi.
g. memahami bacaan dengan lebih cepat dengan membayangkan semua yang dibaca
a. auditori otak kiri dapat mempecepat proses belajar dengan mendengar, berbicara dan berdiskusi
d. menggunakan media yang sesuai seperti film, video, komputer dan lain-lain
g. membaca dengan suara keras, suara pelan atau membaca dalam hati
2) Membaca materi dengan suara yang keras atau merekamnya, serta belajar berkelompok
4. Tipe Auditori Otak Kanan
a. mempercepat proses belajar dengan mendengarkan musik, mendengarkan orang lain belajar
b. merekam suara
e. tipe ini tidak peduli pada simbol dan bahasa yang abstrak
g. memahami bacaan jika dibaca dengan suara keras atau membaca dalam hati
1) Menggunakan kalimat-kalimat yang singkat, dengan diiringi musik atau sound effect, disertai
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam
keluarga.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk
a. menggunakan pendekatan yang terorganisir, sistematis dan bertahap yang melibatkan tubuh dan otot
mereka
b. bergerak bebas agar nyaman dan relaks dan merasa tersiksa jika duduk diam
b. belajar secara “Trial and error”, eksplorasi dan mencoba menentukan hal-hal baru
h. demonstrasi
2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengertian – pengertian gaya belajar di atas, disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang
cenderung dipilih siswa untuk bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan
kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar. Pada dasarnya kemampuan seseorang
untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang,
dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, siswa seringkali harus menempuh cara berbeda
untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Apa pun cara yang dipilih,
perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa
menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Jika seseorang bisa memahami bagaimana perbedaan
gaya belajar setiap orang itu, jika suatu ketika, misalnya harus memandu seseorang untuk
mendapatkan gaya belajar yang tepat dan memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
DePorter, Bobby & Hernacki, Mike. (2000). Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa.
(Wahyuni, 2017) : Identifikasi Gaya Belajar (VisualL, Auditorial, Kinestetik) Mahasiswa Pendidikan
Matetatika Universitas Bung Hatta. JPPM Vol. 10 No. 2.