Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMBELAJARAN ANAK AUTIS

“Gaya Belajar Visual, Auditory, Kinestetik”

Disusun Oleh :

Kelompok 5 :

1. Anisa Rahmi 21003079


2. Delmi Angraini 21003190
3. Nurhafiza 21003134
4. Zuri Aqti Aqyun 21003247

Dosen Pengampu :

Dr. Rahmatrisilvia. M.Pd.

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayatnya sehingga kita
masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi seperti saat ini.
Shalawat dan salam tidak lupa kita hantarkan kepada Nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad
SAW karena beliau lah kita bisa hidup dengan kebaikan-kebaikan seperti saat ini. Puji syukur
atas penyelesaian makalah yang berjudul “Gaya Belajar Visual, Auditory, Kinestetik”.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini yaitu
Ibu Dr. Rahmahtri Silvia, S.Pd., M.Pd. karena berkat bimbingan yang membantu penulis untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik yang akan menambah pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman.

Semoga makalah yang penulis susun ini bisa menjadi sumber dan pedoman untuk teman-
teman dan orang yang membacanya dalam pembelajaran Mata Kuliah Pembelajaran Anak Autis.
Penulis berharap kepada teman-teman dan para pembaca bisa memberikan masukan yang
mendukung agar penulis dapat memperbaiki kesalahan atau kekurangan yang ada, dan
kedepannya akan menjadi evaluasi untuk perbaikan bagi penulis.

Padang, 18 November 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

C. Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3

A. Gaya Belajar Visual .................................................................................................. 3

B. Gaya Belajar Auditori ............................................................................................... 4

C. Gaya Belajar Kinestetik……………………………………………………………..5

BAB III ............................................................................................................................... 7

PENUTUP............................................................................................................................. 7

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 7

B. Saran ......................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pentingnya memahami gaya belajar individu telah menjadi fokus utama dalam
pendidikan kontemporer. Setiap orang memiliki preferensi dan cara unik dalam
memproses, memahami, dan mengingat informasi. Dalam konteks ini, teori gaya belajar
yang paling dikenal adalah model visual, auditori, dan kinestetik.
Gaya belajar visual melibatkan penggunaan mata dan penglihatan sebagai media
utama untuk memahami informasi. Individu dengan preferensi visual cenderung
memproses informasi melalui gambar, diagram, grafik, atau menggunakan teknik visual
lainnya. Mereka cenderung memahami dan mengingat informasi dengan lebih baik ketika
disajikan dalam format visual.
Gaya belajar auditori berkaitan dengan pendekatan yang lebih suka melalui
pendengaran. Individu dengan preferensi auditori lebih efektif dalam memahami
informasi yang disampaikan melalui ucapan, ceramah, atau diskusi lisan. Mereka juga
cenderung mengingat informasi dengan lebih baik melalui pendengaran dan pengulangan
kata-kata atau konsep-konsep kunci.
Gaya belajar kinestetik melibatkan penggunaan gerakan fisik dan pengalaman
praktis untuk memahami dan mengingat informasi. Individu dengan preferensi kinestetik
membutuhkan interaksi langsung dengan materi, seperti melalui eksperimen, simulasi,
atau praktik langsung. Mereka cenderung belajar lebih baik ketika terlibat secara fisik
dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gaya belajar visual?
2. Apa itu gaya belajar auditori?
3. Apa itu gaya belajar kinestetik?

1
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui bagaimana gaya belajar visual
2. Untuk memahami bagaimana gaya belajar auditori
3. Untuk mengetahui bagaimana gaya belajar kinestetik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gaya Belajar Visual

Orang-orang yang cenderung belajar secara visual menikmati huruf, gambar,


diagram, dan objek yang nyata. Mereka lebih suka belajar dengan teks dan ilustrasi serta
cenderung membuat catatan untuk membantu ingat pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Mereka juga suka membuat peta pikiran sebagai bentuk catatan. Menurut penelitian oleh
Masela & Subekti, siswa yang memiliki gaya pembelajaran visual ini merasa nyaman belajar
di kelas di mana guru menggunakan banyak materi visual. Hasil ujian mereka cenderung
tinggi karena mereka lebih mudah memahami materi yang disampaikan secara visual oleh
guru.

Ciri-ciri dari siswa yang cenderung belajar secara visual dapat dikenali dari beberapa
tanda. Mereka sering mengatakan, "Saya tidak bisa menggambarkannya..." atau "...saya tidak
akan melupakan wajahnya..." dan "...saya perlu menggambar untuk lebih memahami...".
Ketika belajar, siswa visual cenderung membuat sketsa saat mencatat atau mendengarkan
penjelasan dari guru. Mereka juga lebih memahami penjelasan jika disertai dengan gambar.
Selain itu, mereka merasa lebih nyaman jika guru memberikan penjelasan atau
menyelesaikan masalah dengan cara yang terilustrasi. Mereka dapat dengan mudah
menerima, menyusun, dan menerapkan informasi dalam bentuk visual.

Siswa yang suka belajar melalui teknik visual biasanya memiliki minat dalam
keterampilan seperti melukis, mewarnai, dan keterampilan tukang. Mereka juga cenderung
peduli pada kebersihan dan merencanakan jangka panjang. Individu ini lebih mudah
mengingat apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Karena itu, mereka
cenderung memperhatikan penampilan mereka karena bagi mereka, penampilan visual lebih
penting daripada kata-kata yang diucapkan. Namun, menurut Rahayu & Firman [33], mereka
cenderung kehilangan fokus, terutama saat harus berbicara secara spontan. Mereka bisa
berbicara, tapi mungkin tidak begitu lihai dalam memilih kata-kata dengan cepat.

3
B. Gaya Belajar Auditori

Gaya pembelajaran auditori adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan


penggunaan pendengaran sebagai fungsi utama. Individu yang cenderung pada gaya ini
lebih bergantung pada indera pendengaran mereka. Mereka biasanya memerlukan
penerangan yang diingat melalui pembacaan keras atau gerakan bibir ketika mempelajari
sesuatu. Menurut penelitian oleh Vijaya & Zanaton, orang-orang dengan gaya
pembelajaran ini memiliki kemampuan pendengaran yang baik, yang merupakan
kekuatan utama bagi mereka. Karena itu, siswa yang cenderung pada gaya auditori
memperkuat ingatan mereka dengan mendengarkan rekaman audio. Mereka juga suka
mengajar teman sebaya, karena ini memungkinkan mereka untuk mendengarkan kembali
informasi yang mereka sampaikan kepada orang lain.

Siswa yang cenderung auditori dapat belajar dengan efektif melalui pendekatan
lisan. Mereka sering mengandalkan audio, seperti suara guru, sebagai cara terbaik untuk
menerima dan memproses informasi. Mereka mampu memahami informasi yang
disampaikan melalui audio dengan baik melalui kecepatan, penekanan, dan intonasi
audio. Salah satu metode yang cocok untuk mereka adalah membaca dengan keras di
kelas. Menurut Pritchart, individu yang menyukai gaya audio ini dapat belajar secara
efektif melalui sesi wawancara, diskusi, dan cerita. Pandangan ini didukung oleh Oluremi
yang menyatakan bahwa siswa auditori dapat mengingat kembali informasi hanya dengan
mendengarkan orang lain atau mengulangi informasi tersebut.

Individu atau siswa dengan gaya pembelajaran auditori dapat dikenali melalui
beberapa ciri. Mereka sering mahir dalam berbicara, memiliki kemampuan bicara yang
baik, mendengarkan dengan baik, tampil baik dalam ujian lisan, dan memiliki
keterampilan sosial yang kuat. Karena itu, siswa yang nyaman dengan gaya auditori lebih
fokus pada apa yang diucapkan oleh guru daripada alat bantu mengajar lainnya. Mereka
meyakini bahwa cara terbaik untuk menerima informasi adalah melalui indera
pendengaran. Oleh karena itu, mereka mudah terganggu oleh gangguan suara lain saat
belajar karena pendengaran mereka sensitif terhadap gangguan.

Siswa yang cenderung auditori memiliki ciri-ciri tertentu yang mencolok. Mereka
sering berbicara secara perlahan, suka menyentuh objek yang baru ditemui, gemar

4
bergerak, menggunakan jari untuk menyorot setiap kata saat membaca, dan menggunakan
isyarat tubuh dalam komunikasi. Biasanya, tulisan tangan mereka tidak begitu rapi.
Mereka senang dengan pembelajaran yang melibatkan unsur permainan karena aktivitas
seperti itu membutuhkan gerakan aktif.

Ada beberapa pendekatan yang cocok untuk guru dalam mengajar siswa auditori.
Salah satunya adalah teknik pengulangan. Teknik ini sangat efektif karena membantu
siswa memahami informasi yang diulang-ulang. Siswa auditori juga suka menerima
informasi baru melalui diskusi dan percakapan karena membantu mereka dalam
pengembangan diri. Kerja kelompok yang melibatkan interaksi sosial juga disukai oleh
siswa dengan gaya auditori.

C. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya pembelajaran kinestetik adalah pendekatan pembelajaran yang difokuskan


pada pembelajaran melalui gerakan dan pengalaman langsung. Individu yang
menggunakan gaya ini cenderung membutuhkan bahan-bahan pembelajaran yang konkret
untuk membantu mereka mengingat informasi. Mereka juga senang menyentuh objek
karena pengalaman fisik memberikan pengertian yang nyata bagi mereka.

Sebagai contoh, dalam pelajaran Sains, guru dapat membawa murid-murid ke


taman di dalam area sekolah. Murid-murid diberi kesempatan untuk menyentuh dan
merasakan objek-objek di taman tersebut. Beberapa di antara mereka kemudian mampu
melukis bentuk bunga yang mereka sentuh sebelumnya, menandakan preferensi mereka
terhadap pembelajaran kinestetik.

Murid dengan gaya kinestetik percaya bahwa mereka dapat belajar secara efektif
melalui gerakan, sentuhan, dan aktivitas fisik. Mereka berusaha keras ketika diberi tugas
yang melibatkan cara pembelajaran ini. Mereka cenderung merasa bosan jika terjebak di
dalam kelas dengan sedikit gerakan. Siswa kinestetik lebih suka situasi pembelajaran
yang memberi mereka kebebasan bergerak dan mengeksplorasi. Menurut Oluremi [38],
mereka merasa lebih nyaman belajar di luar kelas di mana mereka bisa merasa lebih
'bebas'. Bagi mereka, memaksakan diri hanya untuk duduk dan mendengarkan guru
merupakan sesuatu yang menyiksa karena mereka lebih mudah menyerap informasi saat

5
bergerak. Oleh karena itu, mereka cenderung bergerak dalam upaya untuk mengingat
informasi. Mereka tertarik pada proses pembelajaran yang melibatkan banyak aktivitas
fisik.

Siswa dengan gaya kinestetik mudah dikenali melalui preferensi mereka terhadap
gerakan. Mereka lebih tertarik pada pembelajaran yang melibatkan aktivitas fisik, merasa
nyaman dengan eksplorasi, dan tidak suka dibatasi dengan duduk dalam waktu yang
lama. Mereka cenderung aktif dan terlibat dalam pembelajaran yang memungkinkan
gerakan dan interaksi fisik.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gaya belajar visual didasarkan pada preferensi terhadap gambar, diagram, dan teks
bersama dengan pemahaman yang lebih baik melalui penggunaan teknik visual. Gaya
auditori menekankan pendengaran sebagai fungsi utama dan efektif dalam memahami
informasi melalui audio serta kecenderungan mendengarkan dan berbicara. Sedangkan
gaya kinestetik melibatkan gerakan, pengalaman fisik, dan kegiatan langsung sebagai
cara efektif untuk belajar.

Masing-masing gaya belajar memiliki ciri-ciri unik siswa visual cenderung membuat
catatan visual, auditori mengandalkan pendengaran, dan kinestetik suka belajar melalui
gerakan dan sentuhan. Pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk setiap gaya belajar
dapat memaksimalkan pemahaman dan retensi informasi, sementara kesadaran terhadap
ciri-ciri ini memungkinkan pendidik untuk merancang pengalaman pembelajaran yang
lebih efektif dan inklusif.

B. Saran

Diharapkan kepada teman-teman dan para pembaca dapat memahami materi yang
telah penulis paparkan dalam makalah ini. Penulis juga berharap agar teman-teman dan
para pembaca memberikan masukan berupa saran yang membangun untuk menjadi
evaluasi bagi perubahan yang lebih baik selanjutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Mahadi Faridah,dkk. 2022. Gaya Pembelajaran: Visual, Auditori dan Kinestetik. Journal of
Humanities and Social Sciences,4 (29-36).

Hariyani, S., & Rahaju, R. (2019). Membelajarkan Anak Autis Menggunakan Media Visual
Kinestetik. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 17-27.

Anda mungkin juga menyukai