Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media pembelajaran merupakan perantara dalam proses
pembelajaran

yang

dapat

memberikan

kemudahan

dalam

penyampaian pesan. Dalam hal ini peserta didik akan lebih mudah
menerima dan memahami pembelajaran yang disampaikan.
Dalam proses pendidikan, pendidik diharapkan

dapat

memanfaatkan media pembelajaran dengan metode pembelajaran.


Pemilihan media pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa
hal, yaitu: Tujuan, sasaran, karakteristik media, waktu, biaya,
ketersediaan, konteks penggunaan, dan mutu teknis (Rahadi. 2008.
https://aristorahadi.wordpress.com, diunduh 27 September 2016).
Beberapa contoh media pembelajaran itu seperti radio, televisi,
slide, video, computer dan lain-lain. Dengan adanya media
pembelajaran juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru bagi peserta didik, membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap peserta didik.
Berbagai manfaat adanya media pembelajaran dalam proses
program pendidikan menimbulkan berbagai landasan-landasan yang
mendasari penggunaan media pembelajaran. Landasan-landasan
tersebut terdiri atas: Psikologi, Teknologi, dan Empirik.
Salah satu landasan yang terpenting adalah empirik karena
landasan ini mengacu pada pengalaman. Sehingga landasan ini
memperhatikan penggunaan media pembelajaran dengan karakteristik
belajar peserta didik.
Dalam makalah ini akan membahas lebih lanjut seperti apa yang
dimaksud dengan landasan empirik tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ruang lingkup landasan empirik?
2. Bagaimana hubungan penggunaan media pembelajaran dengan
landasan empirik?
C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah media pembelajaran tentang landasan
empirik.
2. Mengetahui hubungan penggunaan media pembelajaran dengan
landasan empirik.

II
PEMBAHASAN

A. Landasan Empirik
Menurut Kamus Saku Bahasa Indonesia, Empiris adalah teori yang
berpendapat bahwa segala pengalaman manusia didapat dari pengetahuan
dan pengamatan.
Empirik adalah keadaan yang bergantung pada bukti yang telah
diamati oleh seseorang. Empirik ini lebih banyak digunakan untuk
menyatakan suatu hal yang telah diteliti pada kegiatan ilmiah atau
penelitian ilmiah.
Landasan empirik ini lebih mengarah pada pengalaman peserta
didik dalam menerima materi pembelajaran atau lebih tepatnya
kemampuan yang memudahkan mereka dalam memahami pembelajaran.
Sehingga dalam pemilihan media pembelajaran dapat diketahui media
yang efektif dan optimal bagi peserta didik yang menerima materi
pembelajaran.
B. Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran dengan Landasan Empirik
Agar proses belajar dapat efektif penggunaan media pembelajaran
juga perlu disesuaikan dengan tipe atau gaya belajar peserta didik. Gaya
belajar adalah kecenderungan orang untuk menggunakan cara tertentu
dalam belajar dan ketertarikan peserta didik dalam menggunakan media
pembelajaran. Secara umum ada tiga macam gaya belajar, yaitu:
1. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar ini menitikberatkan melalui apa yang dilihat.


Bagi peserta didik yang bergaya belajar visual, yang memegang
peranan penting adalah mata atau penglihatan (visual), dalam hal ini
metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak atau
dititikberatkan pada peragaan atau media, ajak mereka ke objek-objek
yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara
menunjukkan alat peraganya langsung pada peserta didik atau
menggambarkannya di papan tulis. Dengan demikian gaya belajar
visual yang sifatnya eksternal, ia menggunakan materi atau media yang
bisa dilihat atau mengeluarkan tanggapan indera penglihatan. Materi
atau media pembelajaran yang digunakan adalah buku, poster, majalah,
rangka tubuh manusia, alat peta kit. Sedangkan gaya belajar visual
yang bersifat internal adalah menggunakan imajinasi sebagai sumber
informasi. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat
bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi
pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat
dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak
mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilantampilan visual, seperti diagram, buku

pelajaran bergambar, dan

video.
Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detildetilnya untuk mendapatkan informasi. Ciri-ciri gaya visual adalah
teliti terhadap yang detail, mengingat dengan mudah apa yang dilihat,
mempunyai masalah dengan instruksi lisan, tidak mudah terganggu

dengan suara gaduh, pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca
dari pada dibacakan, lebih suka metode demonstrasi dari pada
ceramah, bila menyampaikan gagasan sulit memilih kata, rapih dan
teratur, dan penampilan sangat penting.
2. Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar ini cenderung menggunakan pendengaran atau
audio sebagai sarana dalam melakukan pembelajaran. Gaya belajar
auditori yang bersifat eksternal adalah dengan mengeluarkan suara
atau memerlukan suara. Mereka dapat membaca dengan keras,
mendengarkan rekaman kuliah, diskusi dengan teman, mendengarkan
musik. Gaya belajar auditori yang bersidat internal adalah memerlukan
suasana yang tenang atau hening sebelum mempelajari sesuatu. Setelah
itu diperlukan perenungan beberapa saat terhadap materi apa saj yang
telah dikuasai dan yang belum. Peserta didik yang bertipe auditori
mengandalkan
pendengarannya),

kesuksesan
untuk

belajarnya
itu

maka

melalui
guru

telinga

sebaiknya

(alat
harus

memperhatikan peserta didiknya hingga ke alat pendengarannya.


Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar
lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan
apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang
disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan
berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang
mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya.
Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan

membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset. Ciri-ciri gaya


belajar auditorial adalah bicara pada diri sendiri saat bekerja,
konsentrasi mudah terganggu oleh suara ribut, senang bersuara keras
ketika membaca, sulit menulis tapi mudah bercerita, pembicara yang
fasih, sulit belajar dalam suasana bising, lebih suka musik dari pada
lukisan, bicara dalam irama yang terpola, lebih suka gurauan lisan dari
pada membaca buku humor, dan mudah menirukan nada, irama dan
warna suara.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Orang yang bergaya belajar kinestetik belajar melalui gerakangerakan sebagai sarana memasukkan informasi ke dalam otaknya.
Penyentuhan dengan bidang objek sangat disukai karena mereka dapat
memahami sesuatu dengan sendiri. Gaya belajar jenis ini yang bersifat
eksternal

adalah

melibatkna

kegiatan

fisik,

membuat

model,

memainkan peran, berjalan dan sebaginya. Sedangkan gaya belajar


jenis ini yang bersifat internal lebih menekankan pada kejelasan makna
dan tujuan sebelum mempelajari sesuatu hal. Anak yang mempunyai
gaya belajar kinestetik belajar melalui

bergerak, menyentuh, dan

melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam

berjam-jam

karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah


kuat. Peserta didik yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak
dan sentuhan. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah berbicara dengan
perlahan, menanggapi perhatian fisik, menyentuh orang untuk
mendapat perhatian, banyak bergerak dan selalu berorientasi pada

fisik, menggunakan jari sebagai penunjuk dalam membaca, banyak


menggunakan isyarat tubuh, tidak bisa diam dalam waktu lama,
menyukai permainan yang menyibukkan, selalu ingin melakukan
sesuatu, dan tidak mudah mengingat letak geografis.
Daryanto

(2011:16)

memaparkan

landasan

empiris

dalam

penggunaan media pembelajaran dimana temuan-temuan penelitian


menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar peserta didik dalam menentukan
hasil belajar peserta didik. Artinya, peserta didik akan mendapat
keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media
yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Peserta didik
yang memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila
pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video,
atua film. Sementara peserta didik yang memilih tipe belajar auditif, akan
lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau
ceramah guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan peserta didik dari
kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual.

III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Landasan Empirik adalah salah satu landasan yang dipertimbangkan
dalam memilih media pembelajaran, empirik lebih mengarah pada
pengalaman peserta didik dalam menerima materi pembelajaran atau
lebih tepatnya kemampuan yang memudahkan mereka dalam
memahami

pembelajaran.

Sehingga

dalam

pemilihan

media

pembelajaran dapat diketahui media yang efektif dan optimal bagi


peserta didik yang menerima materi pembelajaran.
2. Peserta didik akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar
dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau
gaya belajarnya. Peserta didik yang memilih tipe belajar visual akan
lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media
visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara peserta
didik yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan
media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan
kebih tepat dan menguntungkan peserta didik dari kedua tipe belajar
tersebut jika menggunakan media audio-visual.

B. Saran

Berdasarkan landasan rasional empiris, maka pemilihan media


pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik belajar, karakteristik
media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Niamw.

2010.

LANDASAN

PENGGUNAAN

MEDIA

PEMBELAJARAN.

https://niamw.files.wordpress.com, diakses 27 September 2016.


Rahadi,

Aristo.

2008.

Bagaimana

Memilih

Media

Pembelajaran.

https://aristorahadi.wordpress.com, diakses 27 September 2016.


Wardiansyah, Bagus. Media Pembelajaran. https://www.academia.edu, diakses 27
September 2016.

10

Anda mungkin juga menyukai