Anda di halaman 1dari 12

Tes Gaya Belajar dan Kreativitas

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Apraisal Konseling

Oleh :

Lanang Dwiki M. – 04020321063

M. Badrul Fawaid – 04020321067

Nurizzakiyah Dwi W. – 04020321075

Dosen Pengampu :

Mohammad Thohir, S. PdI., M.Pd.I

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2023

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang
telah memberikan kami hidayah sehingga mendapat kemudahan dalam menyelasaikan tugas
makalah ini, serta kami dapat mengumpulkan tugas ini dengan tepat waktu. Tak lupa
shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan syafaatnya dan membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang-benerang.

Dalam proses penyusunan makalah yang berjudul “Tes Gaya Belajar dan Kreativitas”
tak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak terutama bapak Mohammad
Thohir, S. PdI., M.Pd.I sebagai dosen pengampu mata kuliah Apraisal Konseling di kelas B3
prodi Bimbingan Konseling Islam.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat untuk
semua mahasiswa khususnya untuk penulis sendiri.

Surabaya, 16 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................

B. Rumusan Masalah........................................................................................

C. Tujuan..........................................................................................................

BAB II: PEMBAHASAN.................................................................................

A. Gaya Belajar................................................................................................

B. Kreativitas....................................................................................................

BAB III: PENUTUP.........................................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................................

B. Saran ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

--

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tes gaya belajar?

2. Apa saja macam-macam dari gaya belajar?

3. Bagaimana contoh tes gaya belajar?

4. Apa yang dimaksud dengan tes kreativitas?

5. Apa saja jenis tes kreativitas?

6. Bagaimana contoh tes kreativitas?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud tes gaya belajar

2. Mengetahui macam dari gaya belajar

3. Mengetahui bentuk dari tes gaya belajar

4. Mengetahui apa yang dimaksud tes kreativitas

5. Mengetahui jenis dari tes kreativitas

6. Mengetahui bentuk dari tes kreativitas

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Tes Gaya Belajar

1. Pengertian Gaya Belajar

2. Macam Gaya Belajar

Jadi macamnya gaya belajar itu sangat banyak, ada gaya belajar dari myers-briggs,
pencetus tes kepribadian mbti yang mana tes belajar itu dibedakan menjadi gaya
belajar orang ekstro dan intro. Ada juga dari Hoolland yang dibedakan menjadi 6 gaya
belajar:

1. Realistis
2. Investigatif
3. Artisitik
4. Sosial
5. Wira usaha
6. Konvensioanl

Pendapat dari Deporter & Hernacki serta para ahli seperti Kenn & Rita Dunn dari
Universitas St. John di Jamaica New York dan para pakar Pemrograman Neuro-
Linguistik seperti Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder mengidentifikasi
tiga gaya belajar, yakni; (1) VISUAL, yakni belajar melalui melihat sesuatu; (2)
AUDITORI, yakni belajar melalui mendengar sesuatu, dan (3) KINESTETIK, yakni
belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung.1

1. Visual

1
Junierissa Marpaung, “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa”, Jurnal Kopasta, Vol. 2, No.2,
(2015), hal. 83

2
Gaya belajar visual membantu siswa memusatkan perhatian dan konsentrasi
terhadap materi yang dipelajari melalui melihat, memandangi, atau mengamati materi
pelajaran tersebut. Dengan melihat, mamandangi, dan mengamati objek yang
dipelajari saat membacanya, membantu siswa memusatkan perhatian dan konsentrasi
terhadap materi belajarnya sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi
tersebut2. Menitik beratkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret
harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Gaya belajar seperti ini
mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa
mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagi siswa yang memiliki
gaya belajar visual, yaitu 1) kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara
visual untuk mengetahuinya atau memahaminya; 2) memiliki kepekaan yang kuat
terhadap warna; 3) memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik; 4)
memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung; 5) terlalu reaktif terhadap suara;
6) sulit mengikuti anjuran secara lisan; dan 7) seringkali salah menginterpretasikan
kata atau ucapan.
Ciri-ciri siswa/individu dengan gaya belajar Visual, yaitu:
1. Posisi kepala terangkat ke atas ke arah orang yang sedang berbicara
2. Eye accessing melihat ke atas
3. Nafas pada dada bagian atas, tipis
4. Posisi leher lurus dan tegak
5. Penampilan rapi, warna serasi, teratur
6. Mengingat dengan gambar
7. Lebih suka membaca dari pada dibacakan
8. Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh
9. Menangkap detail
10. Mengingat apa yang dilihat
11. Selalu mengadakan kontak mata
12. Berbicara cepat, hampir tanpa titik koma
13. Menjaga jarak dengan orang lain supaya dapat melihat lebih jelas3

2. Auditorial
2
Arylien Ludji Bire, dkk, “Pengaruh Gaya Belajar Visual, Audiotorial, dan Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar
Siswa”, Jurnal Kependidikan, Vol. 44, No.2, (2014), hal. 171
3
Febi Dwi Widayanti, “Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Di Kelas”,
Jurnal Erudio, Vol. 2, No.1, (2013), hal. 10

3
Siswa dengan gaya belajar auditorial lebih mudah mencerna, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan jalan mendengarkan secara langsung. Mereka
cenderung belajar atau menerima informasi dengan mendengarkan atau secara lisan.
Siswa dengan gaya belajar auditorial memiliki kekuatan pada kemampuannya untuk
mendengar. Bagi siswa yang memiliki gaya belajar auditorial, telinga merupakan
salah satu alat indra yang berperan penting4. Karakteristik gaya belajar seperti ini
benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau
pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan
memahami informasi itu. Ada beberapa karakteristik yang khas bagi siswa yang
memiliki gaya belajar auditorial, yaitu, 1) siswa yang memiliki gaya belajar ini adalah
semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran; 2) memiliki kesulitan untuk
menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung; dan 3) memiliki kesulitan
menulis ataupun membaca. Kata-kata khas yang digunakan oleh orang auditorial
dalam pembicaraan tidak jauh dari ungkapan “aku mendengar apa yang kau katakan”
dan kecepatan bicaranya sedang.
Ciri-ciri siswa/individu dengan gaya belajar Auditorial, yaitu:
1. Posisi kepala menoleh ke arah orang yang sedang berbicara
2. Eye accessing ke arah dan sejajar dengan telinga
3. Nafas merata di seluruh permukaan dada
4. Memandang jauh
5. Menghindari kontak mata
6. Perhatiannya mudah terpecah
7. Berbicara dengan pola berirama
8. Selalu mengulang apa yang baru mereka dengar
9. Belajar dengan cara mendengarkan dan menggerakkan bibir/bersuara saat
membaca
10. Berdialog secara internal dan eksternal
11. Sikap tubuh lemah lembut dan mengalir
12. Berdiri dekat dengan orang lain supaya dapat mendengar jelas
13. Mudah terganggu oleh kebisingan
14. Cara berpikir kronologi5

4
Arylien Ludji Bire, Op.cit, hal. 172
5
Febi Dwi Widayanti, Op.cit, hal. 10-11

4
3. Kinestetik

Gaya belajar kinestteik adalah gaya belajar melalui aktivitas fisik dan
keterlibatan langsung, yang berupa “menangani”, bergerak, menyentuh, dan
merasakan/mengalami sendiri. Siswa yang memiliki kecendrungan dengan ciri gaya
belajar kinestetik lebih menyukai belajar atau menerima informasi melalui gerakan
atau sentuhan. Siswa dimungkinkan untuk mencapai prestasi belajar yang efektif
melalui gerakan atau sentuhan secara langsung berdasarkan ciri gaya belajar
kinestetik6. Karakteristik yang khas bagi siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik,
yaitu menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus
mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, siswa yang memiliki gaya belajar
ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Ciri-ciri siswa/individu dengan gaya belajar Kinestetik, yaitu:
1. Posisi kepala dan dahi agak menunduk
2. Eye accessing menunduk atau menunduk ke arah kanan
3. Nafas dalam, di daerah diafragma
4. Jarang mengadakan kontak mata
5. Suara nada rendah, tempo lambat
6. Sering berjeda ketika berbicara
7. Berdiri berdekatan
8. Banyak bergerak
9. Suka sentuhan, merasakan informasi
10. Belajar dengan melakukan
11. Cenderung asosiasi dengan pengalaman mereka sendiri
12. Menunjuk tulisan saat membaca
13. Menanggapi secara fisik
14. Mudah terganggu oleh emosi sendiri7

Kebanyakan orang menunjukkan kecenderungan pada satu gaya belajar tertentu.


Berdasarkan hasil; 29% visual, 34% auditori dan 37% kinestetik. Informasi tambahan
menyatakan bahwa saat mencapai usia dewasa kecenderungan gaya belajar adalah gaya
visual. Di samping itu, penelitian terhadap model gaya belajar dipengaruhi oleh fungsi dasar
belahan otak, yakni otak belahan kiri dan otak belahan kanan. Dibuktikan tipe orang yang
6
Arylien Ludji Bire, Op.cit, hal. 173
7
Febi Dwi Widayanti, Op.cit, hal 11

5
memproses informasi dengan menggunakan otak kiri lebih menyukai lingkungan belajar yang
sunyi, pencahayaan yang terang, dan dirancang secara formal, mereka tidak memerlukan
makanan camilan, bisa belajar dengan kondisi terbaik saat sendiri atau dengan kehadiran
figur yang berwenang. Sebaliknya, orang yang memperoleh informasi dengan menggunakan
otak kanan lebih menyukai pengalihan kebisingan atau musik, pencahayaan redup, rancangan
informal, makanan camilan, mobilitas dan interaksi dengan orang lain di tempat kerja, selama
belajar atau sedang berkonsentrasi.8

3. Contoh Tes Gaya Belajar

B. Tes Kreativitas

1. Pengertian Kreativitas

2. Jenis Tes Kreativitas

Tes kreativitas pada umumnya cara pengujiannya dilakukan melalui dua cara
yaitu soal tes kreativitas dengan gambar (figural) dan soal tes kreativitas dengan
bahasa (verbal). Namun Supriadi (1994) menjelaskan ada lima pendekatan dalam
menilai kreativitas yaitu:

1. Analisis objektif. Pendekatan analisis objektif adalah menilai secara langsung


kreativitas yang hendak diukur melalui suatu produk/karya berdasarkan wujud
benda secara fisik.
2. Pertimbangan subjektif. Pertimbangan subjektif adalah pertimbangan yang
diarahkan pada orang atau produk kreatif.
3. Inventori kepribadian. Inventori kepribadian adalah penilaian kreativitas yang
diarahkan pada kecenderungan kepribadian kreatif orang yang diuji
4. Inventori biografis. Inventori biografis adalah menilai kreativitas dengan
mengungkapkan aspek kehidupan orang yang dianggap kreati
5. Tes kreativitas. Tes kreativitas adalah untuk melihat atau mengidentifikasi
kemampuan seseorang dalam berpikir kreatif.

Macam-maca tes kreativitas yang ditulis oleh Supriadi (1994) yaitu:


8
Junierissa Marpaung, Op.cit, hal. 83

6
1. Alternate Uses,
2. Tests of Divergent Thingking,
3. Creativity Tests for Children yang dikembangkan oleh Guilford,
4. Torrance Tests of Creative Thingking (TTCT) yang dikembangkan oleh
Torrance,
5. Creativity Assesment Packet yang dikembangkan oleh William,
6. Tes Kreativitas Verbal yang dikembangkan oleh Munandar

Tentang kelayakan tes kreativitas untuk pengukuran kreativitas Supriadi (1994)


menegaskan bahwa TTCT oleh Torrance adalah tes yang paling terkenal dan banyak
digunakan baik tes verbal maupun tes gambar, dan dapat digunakan mulai Taman
Kanak Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi.9

3. Contoh Tes Kreativitas

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
--

B. Saran

--

9
Sugito, “Masalah Kreativitas dan Pengaruhnya” Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, hal. 207

7
DAFTAR PUSTAKA

Arylien Ludji Bire, Uda Geradus, dan J. B. (2014). Pengaruh Gaya Belajar Visual,
Audiotorial, dan Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa”, Jurnal Kependidikan.
Jurnal Kependidikan, 44(2), 168–174.

Marpaung, J. (2016). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. KOPASTA:
Jurnal Program Studi Bimbingan Konseling, 2(2), 13–17.

Widayanti, F. D. (2013). Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa Dalam Kegiatan


Pembelajaran Di Kelas. Erudio Journal of Educational Innovation, 2(1).

Sugito, Masalah Kreativitas dan Pengaruhnya. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri
Medan

8
9

Anda mungkin juga menyukai