SKOR NILAI:
Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
APRIL 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas “Mini Riset”. Dalam penyelesaian tugas
ini, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak merupakan penunjang yang paling penting, agar
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan sebaik mungkin, sesuai waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang tulus dan sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini, terutama kepada Bapak dosen Drs.
Arifin Siregar M.Pd yang telah memberikan arahan dan dukungan kepada kami.
Kami menyadari bahwa tugas ini tidak begitu sempurna, karna masih banyak kesalahan yang
tidak dapat dihindari. Dengan keterbatasan juga pengetahuan kami yang belum seberapa. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca, yang bersifat
membangun terutama bagi penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................
A. Latar Belakang Penelitian ..................................................................................................................
B. Tujuan dan manfaat penelitian ...........................................................................................................
C. Rumusan masalah .............................................................................................................................
PENDAHULUAN
Mini riset adalah salah satu tugas dalam bentuk penelitian kecil guna mengumpulkan
data empiris agar menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang di teliti dengan
memacu pada data primer yang telah dikumpulkan sehingga di dapat hasil penelitian.
Adapun mini riset ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas Psikologi Pendidikan.
Peserta didik memiliki bermacam cara belajar. Sebagian siswa belajar dengan sangat
baik hanya dengan melihat orang lain melakukannya. Biasanya mereka ini menyukai
penyajian informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru.
Selama pelajaran, mereka biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan. Peserta
didik visual ini berbeda dengan peserta didik auditori, yang biasanya tidak sungkan-
sungkan untuk memperhatikan apa yang dikerjakan oleh guru, dan membuat catatan.
Mereka mengandalkan kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Selama pelajran,
mereka mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya oleh suara atau
kebisingan. Peserta didik kinestik belajar terutama dengan terlibat langsung dalam
kegiatan. Mereka cenderung impulsif, semau gue dan kurang sabaran. Selama pelajaran,
mereka mungkin saja gelisah bila tidak bias leluasa bergerak dan mengerjakan sesuatu
KAJIAN PUSTAKA
Kerangka Teoritis
Pengertian Belajar
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru agar mampu melaksanakan
pembelajaran yang efektif adalah memahami tentang bagaimana siswa belajar. Belajar sering
dikaitkan dengan penambahan pengetahuan. Pengertian belajar yang lain dikemukan oleh
Fontana (1981), belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku
individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti Fontana, Gagne (1985) juga menyatakan
bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan
berasal dari proses pertumbuhan. Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan
suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pebelajar. Umumnya,
dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk susunan
kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural, dan pengalaman pendidikan (Nunan,
1991: 168). Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman
hidup. Yang pasti semua orang belajar melalui alat inderawi, baik penglihatan, pendengaran,
dan kinestetik. Setiap orang memiliki kekuatan belajar atau gaya belajar. Semakin kita
mengenal baik gaya belajar kita maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri di dalam
menguasai suatu keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup.
Menurut Deporter dan Hernacki dalam Purnawati (2014: 63), gaya belajar
merupakan kombinasi menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Mudahnya begini,
anda memiliki lima indra, yaitu melihat, mendengarkan, meraba, mencium, dan merasakan.
Dari lima indra tersebut, hanya tiga yang dipakai belajar, yaitu melihat (visual),
mendengarkan (auditory), dan merasakan (touch).
Selain itu, pola asuh juga memegang peran penting dalam kemunculan gaya belajar
seseorang. Maksudnya, gaya belajar ditentukan oleh sejauh mana orang tua melakukan
stimulasi terhadap masing-masing indra anaknya. Jadi, disimpulkan bahwa gaya belajar
adalah cara yang dipakai seseorang dalam proses belajar meliputi bagaimana menangkap,
mengatur serta mengolah informasi yang diterima sehingga pembelajaran menjadi efektif.
Visual learner adalah gaya belajar di mana gagasan, konsep data dan informasi
lainnya dikemas dalam gambar dan teknik. Siswa yang memiliki gaya belajar visual memiliki
ketertarikan yang tinggi ketika diperlihatkan gambar, grafik, grafis organisatoris, seperti
jaring, peta konsep dan ide peta, plot dan ilustrasi visual lainnya. Beberapa teknik yang
digunakan dalam belajar visual untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan belajar, lebih
mengedepankan peran penting mata penglihatan (visual). Individu yang memiliki gaya
belajar visual sangat tertarik dengan warna-warni menyolok. Mereka cenderung duduk di
pusat perhatian atau paling depan untuk menghindari penghalang visual (dari halangan siswa
lain). Mereka sering tampak melamun, padahal sebenarnya memperhatikan dengan seksama
gerak gerik lawan bicaranya atau orang yang sedang menerangkan kepadanya. Individu yang
bergaya seperti ini membutuhkan instruksi secara tertulis. Biasanya, anak yang memiliki
visual disukai oleh para guru. Anak dengan gaya ini mudah mempelajari materi pelajaran
dalam kelas karena biasanya metode yang disajikan oleh guru adalah metode visual, yaitu
membaca, menulis daan melihat papan tulis. Ciri-ciri dan kelemahan gaya belajar visual
adalah sebagai berikut: Kesulitan memahami pesan yang disampaikan secara lisan, memiliki
kecenderungan memperhatikan sikap dan gerakan bibir guru yang sedang mengajar atau
seseorang yang sedang menerangkan, masuk kategori pendengar yang kurang baik saat
berkomunikasi, cenderung pasif bila dalam kegiatan kelompok atau diskusi, membutuhkan
alat peraga saat penjelasan dilakukan, tidak merasa terganggu dengan segala suara yang
hingar-bingar.
Tipe Belajar Auditif (Auditory Learner)
Auditory learner adalah suatu gaya belajar di mana siswa belajar melalui
mendengarkan, menggunakan indera pendengar untuk menginterprestasikan maksud
informasi yang didapatkan dengan memerhatikan intonasi, nada suara, kecepatan berbicara,
dan nuansa hati pembicara. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori akan mengandalkan
kesuksesan dalam belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), oleh karena itu, guru
sebaiknya memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai
gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan
mendengarkan penjelasan apa yang dikatakan guru. Mereka menyenangi belajar melalui
ceramah, kuliah lisan, diskusi, berbicara berbagai hal melalui tanya jawab, dan
mendengarkan orang tentang suatu hal. Anak dengan belajar tipe ini dapat mencerna makna
yang disampaikan oleh guru melalui verbal simbol atau suara, tinggi rendahnya, kecepatan
berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Anak-anak seperti ini dapat menghafal lebih cepat
melalui membaca teks dengan keras atau mendengarkan media audio.
Tactual learner siswa belajar dengan cara melakukan, menyentuh, merasa, bergerak,
dan mengalami. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik mengandalkan belajar melalui
bergerak, menyentuh dan melakukan tindakan. Misal, bila dalam pelajaran anatomi, maka
dibutuhkan boneka untuk disentuhnya agar mudah mengingat. Anak seperti ini sulit untuk
duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah
kuat. Siswa yang bergaya belajar seperti ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan. Oleh
karena itu pembelajaran yang dibutuhkan adalah pembelajaran yang lebih bersifat kontekstual
dan praktik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b.Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah pengumpulan data melalui angket yang diberikan
kepada siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMP tersebut. Waktu penelitian adalah
pada saat melakukan observasi (magang) di sekolah tersebut. Objek dalam penelitian ini
adalah beberapa siswa SMP tersebut.
Pada angket yang kami jalankan ke 20 siswa berikut hasil yang kami dapatkan
PEMBAHASAN
Dari 40 pertanyaan yang kami sampaikan kepada siswa smp n 2 ronggur nihuta dapat kami
simpulakn beberapa kemampauan yang dimiliki oleh siswa . Karena yang kami teliti sebagian
besar adalah anak olahraga atau anak binaan sepak bola di smp tersebut dapat kita temui di data
tersebut bahwa sebanyak 85% anak menyukai olahraga daripada membaca buku dan pada
pertnyaan ke 13 yaitu sebanyak 75 % menyatakan bahwa mereka menyukai olahraga dan mereka
berpendapat bahwa mereka adalah atlet yang baik
Tetapi disamping mereka adalah anak binaan sepakbola di sekolah tersebut, mereka juga tidak
lupa akan pelajaran biasa yang dilakukan di kelasnya masing masing. Dapat kita lihat bahwa
mereka suka membaca dari Pada menulis yaitu dapat kita temui di pertanyaan ketiga . hal tersebut
menunjukkan bahwa mereka adalah anak literatur yang suka membaca . Tetapi hal lain yang
membuat kami merasa janggal adalah mereka tidak suka menulis , hal tersebut dapat kita umpai
pada pertanyaan ke 28 bahwa mereka merasakan tulisan tangan mereka tidak selalu dibutuhkan.
Dan seperti biasa yang dapat kita jumpai pada siswa umumnya adalah mereka tidak terlalu suka
hitung-hitungan hal terbut dapat kita jumpai pada pertanyaan ke 39 yang menyatakan bahwa
sebanyak 70 % siswa tidak suka pelajaran yang ada hitungan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Guru/ wali kelas dapat mengetahui dan mempelajari gaya belajar siswanya masing-
masing dengan memperhatikan ciri-ciri gaya belajar tersebut. Setelah mengetahui gaya
belajar siswa selanjutnya guru diharapkan dapat memberikan strategi yang tepat dengan gaya
belajar siswa tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian yang masih perlu pengembangan
dan masih memiliki kekurangan yang nantinya dapat dijadikan bahan untuk penelitian yang
relevan. Masih perlunya perbaikan dalam penelitian ini, sehingga diharapkan kritik dan saran
yang lebih baik lagi sehingga dapat memperbaiki penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
B. R. Hergenhahn & Matthew H. Olson. 2008. Theories Of Learning (Teori Belajar) Edisi
Ketujuh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Jihad, M. Pd., Drs. Asep dan Dr. Abdul Haris, M. Sc. 2013. Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta: Multi Presindo.
Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: DIVA Press..