Anda di halaman 1dari 23

COVER

I
PEDOMAN PELAYANAN
UNIT/INSTALASI …………………………………………

RS ROYAL SURABAYA
Jl. Rungkut Industri I/1 Surabaya
Telp (+6231) 8476111, Emergency Call (+6231) 8484111
Email : info@rsroyalsurabaya.com
Tahun 2022

II
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................1
1.2 TUJUAN..................................................................................................................1
1.2.1 TUJUAN UMUM.................................................................................................1
1.2.2 TUJUAN KHUSUS..............................................................................................1
1.3 RUANG LINGKUP PELAYANAN........................................................................1
1.4 BATASAN OPERASIONAL..................................................................................1
1.5 LANDASAN HUKUM............................................................................................1
BAB II STANDAR KETENAGAAN............................................................................2
2.1 KUALIFIKASI KETENAGAAN............................................................................2
2.2 DISTRIBUSI KETENAGAAN...............................................................................2
2.3 PENGATURAN JAGA............................................................................................2
BAB III STANDAR FASILITAS..................................................................................3
3.1 RUANGAN..............................................................................................................3
3.2 FASILITAS PENUNJANG.....................................................................................3
3.3 PERALATAN..........................................................................................................3
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN.................................................................4
BAB V LOGISTIK........................................................................................................5
5.1 MACAM/JENIS.......................................................................................................5
5.2 PENGADAAN.........................................................................................................5
5.3 PENYIMPANAN.....................................................................................................5
BAB VI MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN......................................................6
6.1 PENGUKURAN MUTU..........................................................................................6
6.2 INDIKATOR MUTU...............................................................................................6
6.3 STANDAR KESELAMATAN PASIEN.................................................................6
6.4 TATA LAKSANA SASARAN KESELAMATAN PASIEN.................................6
6.5 PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN...........................................6
BAB VII KESELAMATAN KERJA.............................................................................7
7.1 PEDOMAN UMUM................................................................................................7
7.2 TATA RUANG DAN FASILITAS.........................................................................7
7.3 PENANGANAN KECELAKAAN KERJA............................................................7
7.4 PENGAMANAN TERHADAP BAHAN KHUSUS...............................................7

I
7.5 INFEKSI KONTROL..............................................................................................7
7.6 PENANGANAN LIMBAH.....................................................................................7
BAB VIII PENUTUP.....................................................................................................8

II
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Paragraf 1: Diisi dengan penjelasan singkat mengenai jenis pelayanan


yang dilakukan di /instalasi
Paragraf 2: Diisi dengan tujuan pelayanan yang dilakukan di /instalasi
Paragraf 3: Gambaran komitemen /instalasi dalam
memberikan pelayanan yang bermutu dan memastikan
terwujudnya keselamatan pasien di Rumah Sakit Royal

1.2 TUJUAN

1.2.1 TUJUAN UMUM

Tujuan Umum diisi dengan:


Sebagai dasar dalam Implementasi kebijakan Rumah Sakit di unit/instalasi
…………………… dalam memberikan pelayanan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi unit/instalasi ……………………… di Rumah Sakit.

1.2.2 TUJUAN KHUSUS

Diisi sesuai dengan tujuan pelaksanaan pelayanan di unit terkait

1.3 RUANG LINGKUP PELAYANAN

Diisi sesuai dengan ketentuan yang ada pada elemen penilaian SNARS edisi 1.1

1.4 BATASAN OPERASIONAL

Diisi dengan definisi dari pelayanan yang dilakukan oleh

1.5 LANDASAN HUKUM

Diisi dengan peraturan-peraturan dan landasan hukum lain yang digunakan

1
BAB II STANDAR KETENAGAAN

2.1 KUALIFIKASI KETENAGAAN

Diisi dengan :

Pola Ketenagaan dan Kualifikasi SDM ………………….. adalah :

Kualifikasi
No Nama Jabatan
Formal Masa Kerja Sertifikat

2.2 DISTRIBUSI KETENAGAAN

Diisi dengan pola distribusi tenaga kerja yang disesuaikan dengan waktu kerja
yang sudha ditentukan (Shif bila ada)

2.3 PENGATURAN JAGA

Diisi dengan penjelasan mengenai pengaturan jaga berdasarkan jabatan yang ada
di tersebut

2
BAB III STANDAR FASILITAS

3.1 RUANGAN
Diisi dengan ;
Ruangan ………….. terletak di bagian………….. yang dapat dijangkau oleh
………………………………………….. yang ada di Rumah Sakit. Denah dan
struktur bangunan Unit sebagai berikut :

Denah Ruangan …………………………..

3.2 FASILITAS PENUNJANG

Diisi dengan fasilitas yang ada di terkait

3.3 PERALATAN

Diisi dengan Peralatan yang ada di terkait

3
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

Diisi dengan penjelasan singkat mengenai tata laksana pelayanan yang ada di
…………………. dan disesuaikan dengan elemen-elemen yang harus ada di pedoman
pelayanan berdasarkan SNARS edisi 1.1

4
BAB V LOGISTIK

5.1 MACAM/JENIS

Pengadaan atau permintaan barang untuk kebutuhan operasional di


……………………. dapat dilayani kebutuhannya oleh Departemen Logistik Rumah
Sakit. Jenis kebutuhan barang barang Unit dapat dikategorikan :
1. Kebutuhan barang barang medis sediaan
2. Kebutuhan barang barang medis non sediaan
3. Kebutuhan barang barang non medis sediaan
4. Kebutuhan barang barang non medis non sediaan

5.2 PENGADAAN

Diisi dengan:

Semua permintaan kebutuhan barang barang di akan didistribusi oleh bagian


gudang sesuai permintaan dan dapat dilakukan pembelian langsung oleh bagian
logistic bila barang barang yang dibutuhkan tidak tersedia di gudang. Permintaan
kebutuhan barang harus melalui prosedur yang sudah ada, permintaan barang melalui
program logistic Rumah Sakit yang sudah ada, pemenuhan kebutuhan logistic Unit di
jadwal secara berkala untuk menghindari overload pengambilan di bagian gudang.
Khusus untuk pemenuhan barang dalam kategori CITO (segera dilakukan
pembelian/pengadaan) pelayanan pembelian harus segera dilakukan mengingat
pentingnya kebutuhan barang tersebut pada terkait.

5.3 PENYIMPANAN

Diisi dengan penjelesan mengenai metode penyimpanan barang di berdasarkan


jenis barang yang disimpan.

5
BAB VI MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

6.1 PENGUKURAN MUTU

Diisi dengan:

Pencatatan dan pengumpulan data mutu dilakukan dengan menggunakan data


yang dikumpulkan secara harian (concurrent), maupun menggunakan data yang
lampau (retrospective), data ini bisa didapatkan dari:
1) Buku sensus (log book);
2) Check list harian;
3) Buku ekspedisi;
4) Buku komplain;
5) Data LIS;
6) Rekam Medis;
7) Kuesioner kepuasan pasien dan keluarga
8) Form kinerja
Petugas PIC mencatat data mutu pada suatu form menggunakan format excel
pada komputer masing-masing yang tersedia di kerja. PIC melakukan input baik
data harian maupun data retrsopective secara rutin setiap harinya. Berikut ini
adalah gambar tampilan laporan sensus harian dengan menggunakan format excel
di Rumah Sakit Royal Surabaya

6
Gambar 3.4 Formulir Sensus Harian Rumah Sakit Royal Surabaya

6.2 INDIKATOR MUTU

Diisi dengan Indikator mutu yang ada di masing-masing , sesuai dengan template
kamus indikator yang telah dimiliki oleh masing-masing

6.3 STANDAR KESELAMATAN PASIEN

Diisi dengan:

1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

7
6.4 TATA LAKSANA SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Diisi dengan:

1. Ketepatan Identifikasi Pasien


Setiap akan dilakukannya tindakan Unit, petugas Unit akan melakukan
prosedur identifikasi pasien, berupa menanyakan nama lengkap, alamat yang
ditinggali sekarang dan tanggal lahir/usia pasien sekarang. Identifikasi
berguna dalam memastikan individu yang akan menerima pelayanan Unit dan
kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut adalah benar
sesuai dengan permintaan
a. Identifikasi Pasien Rawat Jalan
Proses identifikasi dapat dilakukan langsung (menayakan indentifikasi)
kepada pasien apabila pasien dalam keadaan sadar dan dapat menerima
informasi yang kita berikan. Apabila pasien tidak sadar proses identifikasi
dapat melalui keluarga terdekat atau keterangan dari identitas resmi yang
dibawa pasien (KTP/SIM/Paspor).
b. Identifikasi Pasien Rawat Inap
Proses identifikasi dapat dilakukan dengan melihat gelang yang dikenakan
pasien atau dapat melakukan identifikasi langsung dengan cara
menayakan identitas diri ke pasien.

2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif


Peningkatan komunikasi yang efektif sangat terkait dengan pelaksanaan
pelayanan Unit dalam pembacaan hasil radiography (expertise) CITO yang
dilakukan oleh Dokter Spesialis Unit. Pembacaan hasil sementara dilakukan
dokter Unit melalui via telepon kepada petugas Unit yang dinas, hasil
informasi tersebut dapat segera diberikan kepada dokter / perawat ruangan
yang menginginkan segera sebelum dilakukannya tindakan lanjutan kepada
pasien. Sebagai langkah verifikasi dari kevalidan informasi tersebut, maka
ditetapkannya aturan sebagai berikut :
a. Pembacaan hasil sementara dokter Unit yang disampaikan kepada petugas
Unit pada saat dinas wajib dicatat dalam lembar kertas (tertulis) sebagai
bukti informasi yang diterima petugas.

8
b. Setelah menyampaikan hasil sementara (expertise), petugas wajib
mengulang informasi yang telah diberikan agar lebih tepat (cross check)
c. Petugas menyampaikan ke Dokter / perawat bacaan sementara dari hasil
radiography pasien.
d. Setelah bacaan tertulis diterima petugas Unit (selang beberapa jam
kemudian) dari dokter Unit, maka dilakukan crosscheck ulang atas catatan
petugas yang ditullis dalam lembar kertas dengan hasil expertise langsung
dokter Unit dan hasil expertise yang dilakukan dokter Unit diberikan ke
perawat ruangan sebagai dokumen medic pasien dan rumah sakit.
e. Bila dari bacaan sementara dokter (via telp) ada kesesuaian dengan
expertise secara tertulis dokter Unit maka kedua lembar tersebut
ditempelkan dan diarsip sebagai dokumen medis Unit, apabila tidak ada
kesesuaian maka petugas melakukan klarifikasi ke Dokter / Perawat
ruangan tentang hasil expertise sebelumnya.

3. Peningkatan Keamanan Obat Obatan yang Perlu Diwaspadai (High Alert


Medication)
Keamanan penggunaan obat obatan khususnya untuk pemakaian tindakan Unit
dengan menggunakan bahan kontras sangat rentan terhadap keselamatan pada
diri pasien. Obat obatan yang disediakan berupa obat kontras yang berguna
untuk menambah nilai densitas hasil radiography (bersifat non ionic) dan obat
obatan sebagai basic live support (sebagai antisipasi alergi) pada saat tindakan
pemeriksaan kontras dilakukan. System control dan keamanan dari obat
obatan tersebut yang perlu diperhatikan yaitu jenis obat obatan, fungsi dan
penggunaan, expired date obat, semuanya dikontrol oleh 1 (satu) staf yang
berkompeten selain dari control dari Farmasi (Apoteker).

4. Kepastian Tepat Lokasi dan Tepat Prosedur Tindakan Unit


Kepastian tepat lokasi dan prosedur tindakan Unit didapatkan untuk menilai
mutu dari hasi/ radiography maupun imaging yang telah dihasilkan, parameter
tindakan yang harus dilakukan agar kepastian tindakan Unit yang akan
diberikan berupa :
a.Prosedur sebelum pemeriksaan
1) Menanyakan keluhan yang diderita pasien

9
2) Menanyakan jenis tindakan yang akan dilakukan dengan melihat surat
permintaan dari dokter pengirim.
3) Memberikan surat inform concent untuk tindakan yang diperlukan
4) Prosedur saat pemeriksaan
5) Melakukan tindakan pemeriksaan sesuai dengan SPO Pemeriksaan
Unit yang sudah ditetapkan di Rumah Sakit
6) Memberikan label / marker pada obyek yang akan dilakukan
radiophotography dan imaging
7) Prosedur setelah pemeriksaan
8) Memberikan marker pada lembar film (radiography dan imaging)
9) Memberikan keterangan / marker tertulis pada hasil expertise dokter
Unit.
10) Melakukan checklist pada saat memasukkan film, hasil expertise ke
dalam amplop sesuai dengan identitas pasien.

5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Unit


Factor risiko infeksi terkait dengan pelayanan Unit dapat dibedakan antara
infeksi yang berakibat ke pasien dan infeksi yang berakibat pada petugas Unit
yang melakukan tindakan pemeriksaan kepada pasien. Langkah-langkah yang
harus dilakukan meliputi :
a. Risiko Infeksi kepada Pasien
1) Dilakukannya prosedur / tindakan medis sesuai prosedur Unit dengan
menjaga kebersihan dan kesterilan obyek / organ yang akan diperiksa.
2) Menggunakan obat obatan dan peralatan medis yang steril memenuhi
standar baku yang ada.
b. Risiko Infeksi kepada Petugas
1) Menggunakan perlengkapan medis steril sesuai dengan tingkat
kebutuhan layanan.
2) Melakukan prosedur hand hygiene yang telah ditetapkan sebelum dan
sesudah pemeriksaan Unit dan imaging dilakukan.
3) Menjauhkan anggota tubuh petugas yang terluka pada saat
pemeriksaan Unit dilakukan.
4) Melakukan pembersihan & sterilisasi peralatan dan sarana yang
diperlukan selesai tindakan pemeriksaan Unit dan Imaging dilakukan.

10
5) Mensosialisasikan ke seluruh staf Unit standar baku untuk mengurangi
risiko infeksi kepada petugas

Prosedur cuci tangan:


a. Gosokkan kedua telapak tangan.

b. Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan


kanan atau sebaliknya.
c. Dengan menghadapkan telapak tangan kiri dan
telapak tangan kanan dan bersihkan sela – sela jari.

d. Mengepalkan tangan dan gosok pungung jari tangan


kanan dengan tangan kiri atau sebaliknya.

e. Membersihkan ibu jari dengan cara mengosok dan


putar ibu jari tangan kanan dengan tangan kiri atau
sebaliknya.

f. Bersihkan ujung jari dengan cara menggosok ujung


jari tangan kanan di atas telapak tangan kiri atau
sebaliknya

6. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh


a. Identifikasi Pasien Risiko Jatuh
1) Mengidentifikasi pasien yang berisiko jatuh pada saat dilakukan
pemeriksaan Unit melalui observasi langsung kepada pasien perihal
keadaan pasien (pasien dalam keadaan sadar)

11
2) Mengidentifikasi pasien melalui menanyakan langsung kepada perawat
rawat jalan ataupun rawat inap pada saat mengantarkan pasien ke
ruang Unit
3) Melihat berkas rekam medis tentang riwayat pasien dan anemnesa
dokter DPJP pasien tentang kondisi pasien.
4) Memeriksa gelang pasien, apakah ada stiker warna kuning
b. Upaya Mencegah Pasien jatuh
1) Memberikan fixasi pada tubuh pasien sebelum dilakukan tindakan
Unit.
2) Meminta bantuan keluarga, perawat dan radiographer untuk membantu
mencegah pasien jatuh pada saat dilakukannya pemeriksaan Unit.
3) Mengupayakan pemeriksaan Unit cepat dan tepat agar pergerakan
pasien dan kemungkinan factor goyang pada film dapat diminimalisir.

Pelaksanaan dan Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien di Unit, meliputi


1. Bekerja sesuai dengan kode etik profesi dan prosedur pelayanan yang sudah
ditetapkan
2. Pelayanan Unit dilakukan hanya sebatas yang tertera dalam formulir
permintaan pemeriksaan, kecuali dibutuhkan untuk memberikan informasi
yang lebih akurat guna kepentingan diagnosa atau terapi.
3. Memahami dengan teliti dalam mengidentifikasi pasien, kejelasan klinis dan
permintaan yang diinginkan dokter pengirim yang akan dilakukan tindakan
foto.
4. Menekan dosis radiasi serendah mungkin sesuai dengan klinis
5. Membatasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan permintaan.
6. Memberikan proteksi radiasi di daerah yang sensitif yang tidak difoto seperti
proteksi untuk gonad, ovarium shield dan thyroid.
7. Berupaya mencegah meningkatnya paparan radiasi dengan memperhatikan
kondisi lingkungan.
8. Memperhatikan keamanan struktur bangunan Unit terhadap kebocoran radiasi.
9. Memberikan apron bagi keluarga pasien bila diperlukan untuk membantu
petugas Unit selama pemeriksaan.
10. Memberikan tanda atau lampu tentang adanya radiasi pada daerah tersebut.

12
11. Menggunakan peralatan yang steril dalam melakukan tindakan medis Unit
dalam pemeriksaan dengan kontras.
12. Mengurangi terjadinya pengulangan pemeriksaan dan meminimalkan
pemeriksaan yang menggunakan fluoroscopy.
13. Dilakukannya dikalibrasi secara rutin dan quality control peralatan Unit
dilaksanakan secara berkala.
14. Khusus untuk pemeriksaan Ultrasonography (USG) sampai saat ini belum
diketemukan terjadinya KTD pada pasien selama proses pemeriksaan.

6.5 PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

Diisi dengan alur pelaporan insiden keselamatan pasien yani;

1. Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD/KTC/KPC) di rumah sakit, wajib


segera ditindaklanjuti (dicegah / ditangani) untuk mengurangi dampak /
akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera membuat laporan insidennya dengan mengisi
Formulir Laporan Insiden pada akhir jam kerja/shift kepada Atasan
langsung. (Paling lambat 2 x 24 jam ); diharapkan jangan menunda laporan.
3. Setelah selesai mengisi laporan, segera menyerahkan kepada Atasan
langsung pelapor. (Atasan langsung disepakati sesuai keputusan
Manajemen : Supervisor/Kepala Bagian/ Instalasi/ Departemen / ).
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko
terhadap insiden yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan
dilakukan sebagai berikut:
WARNA WAKTU
TINDAKAN
GRADE PENYELESAIAN
Investigasi sederhana oleh waktu maksimal 1
BIRU
Atasan langsung minggu
Investigasi sederhana oleh waktu maksimal 2
HIJAU
Atasan langsung minggu
KUNING Investigasi waktu maksimal 45

13
komprehensif/Analisis akar
masalah/RCA oleh Tim KP hari
di RS
Investigasi
komprehensif/Analisis akar waktu maksimal 45
MERAH
masalah / RCA oleh Tim hari.
KP di RS

6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi


dan laporan insiden dilaporkan ke Tim KP di RS
7. Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil Investigasi dan Laporan
insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan
(RCA) dengan melakukan Regrading.
8. Untuk grade Kuning / Merah, Tim KP di RS akan melakukan Analisis akar
masalah / Root Cause Analysis (RCA)
9. Setelah melakukan RCA, Tim KP di RS akan membuat laporan dan
Rekomendasi untuk perbaikan serta "Pembelajaran" berupa : Petunjuk /
"Safety alert" untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direksi
11. Rekomendasi untuk "Perbaikan dan Pembelajaran" diberikan umpan balik
kepada kerja terkait serta sosialisasi kepada seluruh di Rumah Sakit
12. Kerja membuat analisa kejadian di satuan kerjanya masing - masing
13. Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh Tim KP Di RS

14
BAB VII KESELAMATAN KERJA

7.1 PEDOMAN UMUM

Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat


kesehatan para karyawan rumah sakit dilakukan dengan cara pencegahan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.

7.2 TATA RUANG DAN FASILITAS

Diisi dengan penjelasan singkat mengenai proteksi terhadap ruangan dan fasilitas
yang ada di unit terkait agar menjamin keselamatan kerja karyawan seperti proteksi
kebakaran, proteksi terhadap sinar radiasi dan lain-lain.

7.3 PENANGANAN KECELAKAAN KERJA

Diisi dengan;
1.Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
2.Ergonomi di Tempat Kerja

7.4 PENGAMANAN TERHADAP BAHAN KHUSUS

1. Pengendalian Barang Berbahaya dan Beracun (B-3)


a. Tata Laksana Inventarisasi B-3
1) Melakukan pencatatan penggunaan, penyimpanan bahan dan limbah
berbahaya yang ada di lingkungan Rumah Sakit
2) Pencatatan/inventarisasi berdasarkan unit kerja terkait yang
menggunakan, menyimpan dan mengelola berdasarkan jenis,
spesifikasi dan kategori bahan.
3) Mapping lingkungan tempat kerja (area atau tempat kerja yang
dianggap berisiko dan berbahaya)
4) Melakukan pemantauan secara berkala oleh unit berwenang, akan
pengunaannya

15
5) Menyusun prosedur pencatatan, pelaporan, penanggulangan dan tindak
lanjutnya
b. Tata Laksana Penanganan B-3
Dalam penanganan B-3 (menyimpan, memindahkan, menangani
tumpahan, menggunakan, dsb.) setiap staf wajib mengetahui betul jenis
bahan dan cara penanganannya dengan melihat standar prosedur dan
MSDS (material safety data sheet) yang telah ditetapkan.
1) Penanganan untuk personil
1) Kenali dengan seksama jenis bahan yang akan digunakan atau
disimpan
2) Baca petunjuk yang tertera pada kemasan
3) Letakkan bahan sesuai ketentuan
4) Tempatkan bahan pada ruang penyimpanan yang sesuai dengan
petunjuk
5) Perhatikan batas waktu pemakaian bahan yang disimpan
6) Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi di lokasi yang
sama
7) Jangan menyimpan bahan melebihi pandangan mata
8) Pastikan kerja aman sesuai prosedur dalam pengambilan dan
penempatan bahan, hindari terjadinya tumpahan/kebocoran
9) Laporkan segera bila terjadi kebocoran bahan kimia atau gas.
10) Laporkan setiap kejadian atau kemungkinan kejadian yang
menimbulkan bahaya/kecelakaan atau nyaris celaka (accident atau
near miss) melalui formulir yang telah disediakan dan alur yang
telah ditetapkan.

7.5 INFEKSI KONTROL

7.6 PENANGANAN LIMBAH

Diisi dengan:

16
Limbah Unit terdiri dari limbah umum dan limbah khusus. Limbah umum adalah
limbah yang berasal dari sampah non infeksius terdiri dari :
1. Limbah umum padat yaitu kertas, dsb.
2. Limbah umum cair yaitu sisa minuman, makanan, dsb.
Yang dimaksud dengan limbah khusus terdiri dari :
1. Limbah khusus padat yaitu peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarung
tangan, kapas, botol spesimen, kemasan reagen, sisa spesimen (ekskreta) dan
medium pembiakan.
2. Limbah khusus cair yaitu : pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air
bekas pencucian alat, sisa spesimen (darah dan cairan tubuh).
Penanganan limbah umum :
1. Limbah umum padat ditempatkan dalam sampah plastik (tempat sampah)
khusus bertuliskan non infeksius (warna abu-abu) yang terdapat di beberapa
sudut laboratorium, selanjutnya oleh petugas cleaning service diambil untuk
dibawa pada TPS (Tempat Penampungan Sementara) atau kontainer sampah
rumah sakit, selanjutnya diteruskan ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
2. Limbah umum cair masuk ke saluran menuju septik tank, selanjutnya dengan
melalui saluran khusus masuk dalam SPAL (Saluran Pembuangan Air
Limbah), dan akhirnya diteruskan ke Pembuangan Umum
Penanganan limbah khusus
A. Limbah khusus padat tajam (jarum suntik, lanset).
1. Limbah ini dimasukkan ke dalam tempat sampah khusus (safety box)
yang disediakan oleh rumah sakit yang harus segera dibuang maksimal
2/3 penuh.
2. Petugas sampah RS (cleaning service) yang dilengkapi dengan peralatan
pelindung khusus mengangkut linen infeksius dari tempat linen kotor/
infeksius dengan menggunakan kereta linen tertutup khusus infeksius ke
unit linen dan laundry.
3. Petugas khusus dengan memakai perlindungan lengkap segera membawa
sampah infeksius ke dalam tempat penyimpanan sementara sampah
infeksius untuk kemudian dibawa oleh transporter sampah infeksius yang
sudah bekerjasama dengan rumah sakit royal dalam hal pengolahan
limbah infeksius
B. Limbah Tidak tajam

17
1. Bekas tempat urine atau tempat faeces pemeriksaan dimasukkan ke dalam
sampah infeksius.
2. Material padat seperti sisa feses dimasukkan ke dalam spoelhoek/ toilet.
B. Limbah medis/khusus cair
Sisa darah dibuang di saluran pembuangan limbah. Cairan bekas
pencucian alat dan cairan bekas pemeriksaan dibuang di tempat khusus untuk
pembuangan limbah yang kemudian dialirkan ke tempat pembuangan limbah
akhir (IPAL) untuk diolah.

18
BAB VIII PENUTUP

Demikian Pedoman Pelayanan Unit …………………………… Rumah Sakit ini


dibuat sebagai kerangka acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
khususnya di Unit kerja ……………………………, kami berharap dengan adanya
buku Pedoman Pelayanan …………………………… ini dapat berjalan dengan baik
sesuai yang diharapkan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan yang ada
di Unit …………………………… .
Pada akhirnya Buku Pedoman Pelayanan …………………………… ini dapat
digunakan sebagai dasar acuan dalam penyelenggaraan pelayanan untuk peningkatan
mutu secara berkelanjutan.

Rumah Sakit Royal Surabaya


Direktur

drg. Henny Poeri Margatuti, M.A.R.S.

19

Anda mungkin juga menyukai