Anda di halaman 1dari 4

CONGENITAL HYDROCELE

1. Definisi dan klasifikasi


Hydrocele adalah suatu keadaan dimana cairan peritoneum terkumpul di antara tunica
vaginalis parietal dan visceral, dimana tunica vaginalis ini melapisi testis dan funiculus
spermaticus. Congenital hydrocele terjadi akibat kegagalan penutupan/obliterasi
processus vaginalis.

Hidrokel bisa dibagi menjadi 2 jenis:


a. Hidrokel komunikans
Processus vaginalis yang patent menghubungkan cavum peritoneum dan tunica
vaginalis sehingga cairan peritoneum dapat mengalir bebas antara kedua struktur
tersebut, namun celah ini terlalu kecil untuk menyebabkan herniasi organ-organ
intraabdomen.
b. Hidrokel nonkomunikans
Processus vaginalis mengalami obliterasi namun tunica vaginalis memproduksi cairan
dengan jumlah yang lebih banyak daripada jumlah cairan yang diserap.

2. Anatomi
Selama kehamilan, testis terbentuk di retroperitoneal pada abdomen dan testis akan
turun ke scrotum melalui canalis inguinalis pada minggu ke-3 gestasi. Turunnya testis
menuju scrotum diikuti oleh terbentuknya lipatan peritoneum yaitu processus vaginalis.
Secara fisiologis, processus vaginalis proksimal akan mengalami obliterasi dan distalnya
akan menjadi tunica vaginalis yang membungkus testis di anterior, lateral, dan medial.
Penutupan ini normalnya terjadi hingga anak berumur 1-2 tahun.
Obliterasi processus vaginalis terjadi dalam 3 tahap pada laki-laki.
1) Penutupan annulus inguinalis profundus proksimal  menutup processus vaginalis
dari peritoneum
2) Penutupan processus vaginalis distal, di superior testis
3) Struktur yang terobliterasi di antara peritoneum dan testis mengalami atresia,
bagian distal processus vaginalis membentuk tunica vaginalis.

3. Patofisiologi
Proses obliterasi melibatkan apoptosis otot polos dari processus vaginalis. Apoptosis
terjadi akibat berkurangnya inervasi simpatis dan bertambahnya inervasi parasimpatis
yang terstimulasi oleh kaskade berbagai hormone. Neurotransmitter, kalsitonin, dan
gene-related peptide yang dilepaskan oleh n. genitofemoralis pada canalis inguinalis
diduga sebagai hormone predominan dalam menstimulasi penutupan dan obliterasi dari
processus vaginalis.

Penyebab gagalnya obliterasi processus vaginalis masih belum banyak diketahui, namun
kegagalan apoptosis, innervasi parasimpatis yang inadekuat, dan kurangnya signalling
hormone diduga menjadi penyebabnya. Kondisi-kondisi seperti prematuritas, hip
dysplasia, Ehler-Danlos syndrome, dan cystic fibrosis diketahui berhubungan dengan
kegagalan obliterasi selain akibat idiopatik.

4. Gejala dan tanda, PF


Benjolan di inguinal atau scrotum, tidak nyeri, permukaan rata, fluktuatif
Karena tidak nyeri, biasa pasien datang ketika ukuran hidrokel sudah besar
Transiluminasi skrotum (+)
Periksa benjolan saat posisi supine dan berdiri
Hidrokel bisa menutupi testis dan epididymis  testis tidak teraba
Congenital hydrocele  biasanya intermittent, biasa berkurang ketika posisi tidur
karena drainase cairan ke rongga peritoneum, tapi penekanan pada hidrokel tidak
mengurangi besar benjolan
Silk glove sign
Hernia  benjolan bergerak saat ada peningkatan tekanan intraabdomen,
transiluminasi (-), tidak ada fluktuasi

5. Pemeriksaan penunjang
Untuk menyingkirkan DD lainnya
a. Laboratorium
 Hernia inguinal inkarserata  mirip hidrokel, biasa ada leukositosis,
transiluminasi (-), usus teraba di canalis inguinalis
 Tumor testis  pemeriksaan serum alfa protein dan HCG  teratoma ganas,
germ cell tumor
 Epididymitis/orchitis  bisa menyebabkan hidrokel sekunder, lakukan
urinalisis, kultur urin
b. Imaging
 USG  hidrokel ada area anechoic yang mengelilingi testis, lakukan saat
pasien supine dan berdiri
 Duplex USG  nilai aliran darah testis, kalau berkurang mungkin hidrokelnya
akibat torsio testis. Kalau bertambah, hidrokelnya karena epididymitis
 X-foto polos abdomen  bisa liat ada gas pada daerah inguinal pada hernia
inguinalis inkarserata
6. Tatalaksana (risiko jika tidak tindakan dan komplikasi tindakan)
Pembedahan hydrocelectomy  dibuat insisi di inguinal/scrotal untuk mendrainase
cairan dan PPV akan diligasi. Alternatifnya bisa di aspirasi cairannya menggunakan jarum
saja, tapi lebih sakit dan risiko infeksi lebih tinggi

Risiko jika menolak tindakan


PPV akan tetap terbuka, organ2 intraabdomen bisa mengalami herniasi  hernia
inguinalis, selain itu hidrokel bisa semakin besar ukurannya dan bisa mengkompresi
peredaran darah testis sehingga testis bisa atrofi

Komplikasi tindakan
 Infeksi yang ditandai dengan kondisi kulit memerah, teraba hangat, nyeri, keluar
nanah, dan bengkak di daerah luka operasi yang juga disertai demam
 Perdarahan
 Kerusakan testis yang dapat menyebabkan infertilitas
 Efek samping obat-obatan anestesi
 Rekurensi atau kembalinya hidrokel

7. Komplikasi
- Hernia inguinalis
- Atrofi testis
- Infertilitas

8. Prognosis
Prognosis baik, pembedahan memiliki high success rate. Jika pembedahan dilakukan
oleh dokter yg ahli, risiko kerusakan testis dan hidrokel yang rekuren bisa berkurang.

9. Fimosis
Preputium tidak bisa ditarik (retraksi) dari glans penis, ada nyeri saat BAK

Daftar Pustaka
1. Brainwood M, Beirne G, Fenech M. Persistence of the processus vaginalis and its
related disorders. Australasian Journal of Ultrasound in Medicine. 2020;23(1):22-9.
2. Huzaifa M, Moreno MA. Hydrocele. [Updated 2021 Jul 12]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559125/
3. Kliegman R, et al. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
4. Titi-Lartey OA, Khan YS. Embryology, Testicle. [Updated 2021 Apr 29]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557763/

Anda mungkin juga menyukai