2. Anatomi
Selama kehamilan, testis terbentuk di retroperitoneal pada abdomen dan testis akan
turun ke scrotum melalui canalis inguinalis pada minggu ke-3 gestasi. Turunnya testis
menuju scrotum diikuti oleh terbentuknya lipatan peritoneum yaitu processus vaginalis.
Secara fisiologis, processus vaginalis proksimal akan mengalami obliterasi dan distalnya
akan menjadi tunica vaginalis yang membungkus testis di anterior, lateral, dan medial.
Penutupan ini normalnya terjadi hingga anak berumur 1-2 tahun.
Obliterasi processus vaginalis terjadi dalam 3 tahap pada laki-laki.
1) Penutupan annulus inguinalis profundus proksimal menutup processus vaginalis
dari peritoneum
2) Penutupan processus vaginalis distal, di superior testis
3) Struktur yang terobliterasi di antara peritoneum dan testis mengalami atresia,
bagian distal processus vaginalis membentuk tunica vaginalis.
3. Patofisiologi
Proses obliterasi melibatkan apoptosis otot polos dari processus vaginalis. Apoptosis
terjadi akibat berkurangnya inervasi simpatis dan bertambahnya inervasi parasimpatis
yang terstimulasi oleh kaskade berbagai hormone. Neurotransmitter, kalsitonin, dan
gene-related peptide yang dilepaskan oleh n. genitofemoralis pada canalis inguinalis
diduga sebagai hormone predominan dalam menstimulasi penutupan dan obliterasi dari
processus vaginalis.
Penyebab gagalnya obliterasi processus vaginalis masih belum banyak diketahui, namun
kegagalan apoptosis, innervasi parasimpatis yang inadekuat, dan kurangnya signalling
hormone diduga menjadi penyebabnya. Kondisi-kondisi seperti prematuritas, hip
dysplasia, Ehler-Danlos syndrome, dan cystic fibrosis diketahui berhubungan dengan
kegagalan obliterasi selain akibat idiopatik.
5. Pemeriksaan penunjang
Untuk menyingkirkan DD lainnya
a. Laboratorium
Hernia inguinal inkarserata mirip hidrokel, biasa ada leukositosis,
transiluminasi (-), usus teraba di canalis inguinalis
Tumor testis pemeriksaan serum alfa protein dan HCG teratoma ganas,
germ cell tumor
Epididymitis/orchitis bisa menyebabkan hidrokel sekunder, lakukan
urinalisis, kultur urin
b. Imaging
USG hidrokel ada area anechoic yang mengelilingi testis, lakukan saat
pasien supine dan berdiri
Duplex USG nilai aliran darah testis, kalau berkurang mungkin hidrokelnya
akibat torsio testis. Kalau bertambah, hidrokelnya karena epididymitis
X-foto polos abdomen bisa liat ada gas pada daerah inguinal pada hernia
inguinalis inkarserata
6. Tatalaksana (risiko jika tidak tindakan dan komplikasi tindakan)
Pembedahan hydrocelectomy dibuat insisi di inguinal/scrotal untuk mendrainase
cairan dan PPV akan diligasi. Alternatifnya bisa di aspirasi cairannya menggunakan jarum
saja, tapi lebih sakit dan risiko infeksi lebih tinggi
Komplikasi tindakan
Infeksi yang ditandai dengan kondisi kulit memerah, teraba hangat, nyeri, keluar
nanah, dan bengkak di daerah luka operasi yang juga disertai demam
Perdarahan
Kerusakan testis yang dapat menyebabkan infertilitas
Efek samping obat-obatan anestesi
Rekurensi atau kembalinya hidrokel
7. Komplikasi
- Hernia inguinalis
- Atrofi testis
- Infertilitas
8. Prognosis
Prognosis baik, pembedahan memiliki high success rate. Jika pembedahan dilakukan
oleh dokter yg ahli, risiko kerusakan testis dan hidrokel yang rekuren bisa berkurang.
9. Fimosis
Preputium tidak bisa ditarik (retraksi) dari glans penis, ada nyeri saat BAK
Daftar Pustaka
1. Brainwood M, Beirne G, Fenech M. Persistence of the processus vaginalis and its
related disorders. Australasian Journal of Ultrasound in Medicine. 2020;23(1):22-9.
2. Huzaifa M, Moreno MA. Hydrocele. [Updated 2021 Jul 12]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559125/
3. Kliegman R, et al. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
4. Titi-Lartey OA, Khan YS. Embryology, Testicle. [Updated 2021 Apr 29]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557763/